Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia mempunyai 3 kecerdasan untuk mencapai kesempurnaan hidup sebagai makhluk
hidup yang diciptakan Tuhan di muka bumi. 3 kecerdasan itu menurut pakar adalah
kecerdasan intelektual emosional dan spiritual yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lain karena saling melengkapi. Tuhan menciptakan
manusia dengan kecerdasan yang mumpuni yang membedakan antara manusia dan hewan
sehingga membuat manusia mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan
menciptakan inovasi-inovasi dari berbagai macam ide. Tentu saja tingkat kecerdasan manusia
berbeda-beda karena setiap manusia memiliki ciri khas masing-masing sehingga dapat diukur
dengan sebuah tolak ukur
Dalam mencapai kesempurnaan hidup manusia haruslah mempunyai tiga kecerdasan utama
karena jika manusia memiliki salah satu dari mereka Maka mereka masih belum dapat
dianggap sebagai manusia seutuhnya. Dalam kehidupan ini manusia sejak dilahirkan sudah
dilatih untuk memiliki ketiga kecerdasan utama ini. Meskipun terkadang ada faktor eksternal
yang membuat beberapa dari mereka tidak dapat memiliki salah satu dari ketiga kecerdasan
ini atau bahkan semuanya (cacat). Sebagai manusia kita harus bersyukur karena telah
mendapatkan ketika kecerdasan utama ini dan harus memanfaatkannya sebaik-baik mungkin
agar dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan sekitarnya sehingga manusia bisa menjadi lebih
berkembang mengikuti perkembangan zaman dan dapat beradaptasi di mana pun mereka
berada.

B. Rumusan Masalah 
Bagaimana pengaruh tiga kecerdasan utama untuk menjadi sosok manusia seutuhnya 
C. Tujuan 
Mengidentifikasi tiga kecerdasan utama untuk menjadi sosok manusia seutuhnya 

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ padahal kedua istilah ini
mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar titik menurut David wechsler intelegensi
adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah berpikir secara rasional dan menghadapi
lingkungannya dengan efektif. Sehingga, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh karena itu inteligensi tidak dapat diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan
dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Sedangkan yang merupakan singkatan dari intelligece quotient adalah skor yang diperoleh
dari sebuah alat tes kecerdasan titik. Dengan demikian hanya memberikan sedikit indikasi
mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara
keseluruhan. 
Ini merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali
diperkenalkan oleh Alfred Binet ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20 titik
kemudian lewis terman dari Universitas Stanford berusaha membakukan tes IQ yang
dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi sehingga selanjutnya tes
IQ tersebut dikenal sebagai tes stanford-binet. Pada masanya kecerdasan intelektual
merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan
dengan aspek kognitif dari setiap individu tersebut titik tes stanford-binet ini banyak
digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak Sampai usia 13 tahun.
Inti kecerdasan intelektual ialah aktivitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita
beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5% dari total berat badan kita. Kendati
demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30% dari seluruh cadangan kalori yang
tersimpan di dalam tubuh di otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing
sel saraf mempunyai ribuan sambungan titik Otak adalah satu-satunya organ yang terus
berkembang sepanjang terus diaktifkan namun dari seluruh Kapasitas memori otak rata-rata
orang hanya menggunakannya sekitar 4 sampai 5% Sedangkan untuk orang jenis memakai
sekitar 5 sampai 6% sampai sekarang para ilmuwan belum memahami penggunaan sisa
memori yang sekitar 94% itu.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metode oleh IQ karena itulah IQ
memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penelitian, IQ atau
daya tangkap anak mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun titik-titik tersebut sangat
2
dipengaruhi oleh garis keturunan yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping
faktor gizi yang cukup
 IQ dianggap tidak akan berubah hingga seseorang dewasa kecuali sebab kemunduran fungsi
otak seperti penuaan atau kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan anak dalam belajar dan
memahami berbagai ilmu. Sebaliknya, IQ yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar
pada anak, di samping faktor lain seperti gangguan fisik demam lemah dan sakit-sakitan
peserta gangguan emosional. Awal mula untuk melihat seorang anak adalah pada saat ia
mulai berkata-kata ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan ig-nya
itik apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, maka penguasaan bahasanya akan
cepat dan banyak.
Menurut para ahli kecerdasan intelektual menentukan kesuksesan seseorang titik yang
merumuskan bahwa dengan IQ yang tinggi maka tingkat kesuksesan akan lebih tinggi titik
sebaliknya, tingkat rendah menandakan tingkat kesuksesan yang rendah pula atau sulit untuk
sukses. Jadi tingkat IQ menjadi tolak ukur kesuksesan hidup seseorang.

2. Kecerdasan Emosional
EQ adalah istilah baru yang populerkan oleh Daniel goleman. berdasarkan hasil
penelitian para neurolog dan psikolog, berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki potensi
sebagai orang, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional pikiran rasional digerakkan oleh
kemampuan intelektual sedangkan pikiran emosional digerakkan oleh emosi.
Golemen,  dalam bukunya emotional intelligence (1994),  menyatakan bahwa kontribusi
kecerdasan intelektual bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% sedangkan sisanya
yang 80% ditentukan oleh Serumpun faktor yang disebut kecerdasan emosional. Ada yang
berpendapat bahwa kecerdasan intelektual mengangkat fungsi pikiran sedangkan kecerdasan
emosional mengangkat fungsi perasaan orang yg ber EQ tinggi akan berupaya menciptakan
keseimbangan dalam dirinya mengusahakan kebahagiaan dalil dalam dirinya sendiri serta
mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Kecerdasan emosional sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menjinakkan emosi
dan mengarahkannya pada hal-hal yang lebih positif orang-orang yang mampu mengerjakan
potensi intelektual dan emosional nya berpeluang menjadi manusia-manusia utama dilihat
dari berbagai segi. Otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat secara fungsional
antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berpikir harus tumbuh dari wilayah otak
emosional. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional hanya bisa
aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual.

3
Menurut Goleman kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenal
emosi diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri serta mengelola dengan baik
emosi pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Emosi adalah perasaan yang
dialami individu sebagai reaksi terhadap rangsangan yang berasal dari dirinya sendiri maupun
orang lain.
Kemampuan mengenal emosi diri adalah kemampuan menyadari perasaan sendiri ketika
perasaan itu muncul dari waktu ke waktu, dengan begitu ia mampu memahami dirinya,
mengendalikan dirinya dan membuat keputusan yang bijaksana sehingga tidak diperbudak
oleh emosinya. Sedangkan kemampuan mengenal emosi orang lain yaitu kemampuan
memahami emosi orang lain empati serta mengomunikasikan pemahaman tersebut kepada
orang lain yang dimaksud.
Kemampuan mengelola Emosi adalah kemampuan menyelaraskan perasaan dengan
lingkungannya sehingga dapat memelihara Harmoni kehidupan individu dengan orang lain
atau lingkungannya. Sementara kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan
mendorong dan mengarahkan segala daya upaya dirinya bagi pencapaian tujuan, keinginan,
dan cita-citanya. Peran memotivasi diri yang terdiri atas antusiasme keyakinan pada diri
seseorang akan sangat produktif dan efektif dalam segala aktivitasnya.  Adapun kemampuan
mengembangkan hubungan adalah kemampuan mengelola emosi orang lain atau emosi diri
yang timbul akibat rangsangan dari luar dirinya. Kemampuan ini akan membantu individu
dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara memuaskan, mampu berpikir secara
rasional serta mampu keluar dari tekanan.
Manusia dengan kecerdasan emosional yang baik mampu menyelesaikan dan bertanggung
jawab penuh pada pekerjaan mudah bersosialisasi dan mampu membuat keputusan yang
manusiawi dan berpegang teguh pada komitmen. Karena itu, orang yang ber EQ baik mampu
mengerjakan segala sesuatunya dengan lebih baik.
  Selain definisi di atas kecerdasan emosional juga diartikan sebagai kemampuan merasakan
memahami dan secara efektif menerapkan daya serta kepekaan emosi sebagai sumber energi
informasi koneksi, dan pengaruh yang manusiawi titik dengan kata lain kecerdasan emosional
adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi titik bagi pemilik yang
baik informasi tidak hanya didapat lewat panca indra semata tetapi juga dari dalam dirinya
sendiri yakni suara hati titik justru suara hati yang akan menyaring dan memilah informasi
yang didapat dari panca indra.
Kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas, kejujuran, komitmen, visi, kreativitas,
ketahanan mental, kebijaksanaan, dan penguasaan diri. Karena itu, kecerdasan emosional 
4
juga mengajarkan kita Bagaimana bersikap terhadap diri sendiri seperti self awareness dan
self motivation serta terhadap orang lain seperti berempati memahami orang lain dan
bersosialisasi yang memungkinkan setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain
secara baik. 
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang antara lain :
• Genetik. Warisan genetik memberi serangkaian muatan emosi tertentu yang menentukan
temperamennya.
• Proses pembelajaran. proses pembelajaran pada setiap individu berlangsung sejak lahir dari
lingkungannya karena itu Lingkungan sangat mempengaruhi segala bentuk perilaku dalam
diri individu proses pembelajaran disini terbagi di tiga tempat yakni keluarga sekolah formal
dan masyarakat.
• Kemampuan atau pemahaman agama. Agama menjadi salah satu landasan pokok bagi
kehidupan manusia pemahaman terhadap agama mempengaruhi tingkat tingkah laku dan pola
pikir seorang individu.
• Penyakit. Kelainan-kelainan tertentu dalam diri individu berpengaruh pada kecerdasan
emosional individu tersebut, Neurotistik yaitu logam berat insektisida atau pengaruh narkoba
pada diri individu.

3. Kecerdasan Spiritual (SQ)


Selain IQ dan EQ, beberapa tahun terakhir juga berkembang kecerdasan spiritual titik dalam
buku mereka yang berjudul spiritual intelligence The Ultimate intelligence (2000) Zohar dan
Marshall mengklaim bawah SQ adalah inti dari segala intelegensia.  kecerdasan ini
digunakan untuk menyelesaikan masalah kaidah dan nilai-nilai spiritual. Dengan adanya
kecerdasan spiritual ini akan membawa seseorang untuk mencapai kebahagiaan Hakiki nya.
Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna
atau value. yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
SQ  adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ  Secara efektif. Bahkan, SQ  merupakan kecerdasan tertinggi
dalam diri kita titik Dengan demikian, jelas SQ saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan
karena diperlukan pula keseimbangan dari kecerdasan emosi dan intelektual nya. jadi, IQ,
SQ, dan EQ  pada diri setiap orang seharusnya mampu secara proporsional bersinergi
menghasilkan kekuatan jiwa raga yang penuh keseimbangan titik dari sini maka dapat di lihat
sebuah model ESQ  yang merupakan keseimbangan antara tubuh pikiran dan jiwa. 
5
Masih menurut Zohar dan marshall, jika IQ bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran) dan
EQ bekerja mengolah yang ada di dalam (telinga perasaan, Maka SQ menunjuk pada kondisi
"pusat diri ". SQ adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal
diri mereka yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di
dalam kenyataan titik kecerdasan ini bukanlah kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi
oleh kepentingan-kepentingan manusia dan sudah menjadi pabrik-pabrik sedemikian rupa
titik kecerdasan spiritual lebih berkaitan dengan pencerahan jiwa orang yang berSQ tinggi
mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif terhadap setiap
peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna positif ia
mampu membangkitkan jiwa Nya serta melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
Pengetahuan dasar yang perlu dipahami dalam kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan
spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama. SQ adalah kecerdasan jiwa yang dapat
membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau
nilai. SQ tidak mengikuti nilai-nilai yang ada tetapi menciptakan kemungkinan untuk
memiliki nilai-nilai itu sendiri.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat nya manusia memiliki ketiga kecerdasan utama ini hanya saja Apakah kita sebagai
manusia sudah  memanfaatkannya semaksimal mungkin sehingga kita dapat disebut sebagai
sosok manusia yang seutuhnya. Diantara ketiga kecerdasan ini tidak ada kecerdasan yang
lebih mendominasi dari yang lainnya semuanya harus saling melengkapi karena jika salah
satu lebih mendominasi Maka akan muncul ketidak serasian. Kita dapat diakui sebagai sosok
manusia seutuhnya jika kita sudah dapat memanfaatkan ketika kecerdasan utama ini agar
dapat bermanfaat pada diri kita dan pada sekitar kita.
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi sosok manusia seutuhnya kita harus memiliki
tiga kecerdasan utama yaitu kecerdasan, intelektual kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual.

B. Saran 
Setelah mengetahui dan mengidentifikasi 3 kecerdasan utama yang dimiliki oleh setiap
manusia maka Seharusnya Kita sebagai orang yang berpendidikan dapat memanfaatkannya
dan mengamalkannya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi diri kita
sendiri dan orang di sekitarnya.
  Jangan lah sekali-sekali menilai seseorang dari salah satu kecerdasan utamanya saja karena
setiap orang memiliki kelebihan masing-masing jadi kita sebagai makhluk sosial seharusnya
saling melengkapi kekurangan saudara kita sendiri. dan mampu membuat rakyat Indonesia
semakin maju dan terkenal di seluruh belahan dunia.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ilmiahku.com/2019/12/makalaah-kecerdasan-intelektual-emosional-
spiritual.html

Anda mungkin juga menyukai