* Kecerdasan Fisik atau Tubuh (Physical Intelligence atau Physical Quotient PQ),
* Kecerdasan Mental atau Intelektual (Inteliligence Quotient IQ),
* Kecerdasan Emosional (Emosional Quotient EQ) , dan
* Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient SQ)
Kecerdasan Fisik (PQ) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh tubuh kita. Kita sering tidak
memperhitungkannya. Coba renungkan : Tanpa adanya perintah dari kita tubuh kita
menjalankan sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem syaraf dan sistem-sistem
vital lainnya.
IQ adalah kemampuan nalar, atau pikiran orang sering menyebutnya dengan kemampuan
Otak Kiri. Yaitu kemampuan kita untuk mengetahui, memahami, menganalisis, menentukan
sebab akibat, berpikir abstrak, berbahasa, memvisualkan sesuatu.
Di zaman dulu IQ dijadikan ukuran utama kecerdasan seseorang. Baru kemudian disadari
bahwa konsep dan batasan-batasan di atas seperti itu terlalu mempersempit kecerdasan
tersebut.
Otak kiri bertanggung jawab untuk “”pekerjaan” verbal, kata-kata, bahasa, angka-angka,
matematika, urut-urutan, logika, analisa dan penilaian dengan cara berpikir linier. Melatih
dan membelajarkan otak kiri akan membangun kecerdasan intelektual (IQ). Otak kanan
bertanggungjawab dan berkaitan dengan gambar, warna, musik, emosi, seni/artistik,
imajinasi, kreativitas, dan intuitif.
Menurut para ahli IQ - Intelligence Quotient, dapat ditingkatkan dengan latihan
sederhanadan mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, caranya sebagai berikut :
Latihan pernapasan dalam
Pernapasan dalam meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak, juga merilekskan kita
sehingga meningkatkan fungsi efektif otak. Cara melakukanya mudah, pejamkan mata dan
tarik nafas lewat hidung, sehingga paru-paru dipenuhkan sampai kapasitasnya, lalu
hembuskan secara perlahan.
Saat melakukan pernapasan dalam hilangkan semua pikiran yang masuk kedalam kepala
anda. Coba jangan pikirkan apapun kecuali efek penenangan dan perileksan dari saraf dan
tubuh. Cara ini sangat berguna dan efektif untuk menyelesaikan masalah secara kreatif.
Ketika anda selesai melakukan latihan yang hanya perlu waktu 2 sampai 4 menit ini,
kemampuan anda untuk menyelesaikan masalah akan meningkat paling sedikit 80%.
Pikiran akan merasa jernih dalam sekejap jika dilakukan hanya 5 kali berturut-berturut,
anda juga akan lebih bisa mengkoordinasikan pemikiran sehingga menjadi lebih jelas.
Postur tubu dapat menentukan seberapa baik anda berfungsi. Berdiri bungkuk dan mulut
terbuka mengurangi kemampuan berpikir jernih.Untuk membuktikan hal ini, coba duduk
membungkuk dengan mulut terbuka sambil menyelesaikan soal matematika didalam
pikiran.Kemungkinan anda akan menemukan, anda tidak bisa menyelesaikan masalah
secara cepat dan tidak bisa berfikir secara jernih.
Lakukan olahraga untuk membantu meningkatkan aliran darah ke otak. Aerobik apa saja
bisa memberikan hasiat ini.
Perhatikan makanan
Jangan makan segala sesuatu yang mengandung gula sederhana secara berlebihan. Semua
karbohidrat sederhana, jika dimakan sejumlah banyak, secara umum membuat lelah yang
bukan hanya akan membuat anda lebih lamban dalam berpikir, tapi juga membuat lamban
secara fisik.
Kesadaran diri meliputi : keadaan emosi diri, penilaian pribadi, percaya diri.
Pengaturan diri meliputi : pengendalian diri, dapat dipercaya, waspada adaptif dan
inovatif.
1. Membuka hati : ini adalah langkah pertama karena hati adalah simbol pusat emosi. Hati
kitalah yang merasa damai saat kita berbahagia, hati kita merasa tidak nyaman ketika sakit,
sedih, marah atau patah hati. Kita mulai dengan membebaskan pusat perasaan kita dari
impuls dan pengaruh yang membatasi kita untuk menunjukkan cinta satu sama lain.
2. Menjelajahi dataran emosi : sekali kita telah membuka hati, kita dapat melihat
kenyataan dan menemukan peran emosi dalam kehidupan. Kita dapat berlatih cara
mengetahui apa yang kita rasakan. Kita mengetahui emosi yang dialami orang lain.
Singkatnya, kita menjadi lebih baik dan bijak menanggapi perasaan kita dan perasaan
orang di sekitar kita.
3. Mengambil tanggung jawab : untuk memperbaiki dan mengubah kerusakan hubungan,
kita harus mengambil tanggung jawab. Kita dapat membuka hati kita dan memahami peta
dataran emosional orang di sekitar kita.
Jika seseorang mempunyai hubungan dengan Tuhannya baik maka bisa dipastikan
hubungan dengan sesama manusiapun akan baik pula.***
Sebagaimana EQ, maka SQ juga merupakan arus utama dalam kajian dan diskusi folosofis
dan psikologis. Kecerdasan spiritual merupakan pusat dan paling mendasar di antara
kecerdasan lainnya, karena dia menjadi sumber bimbingan atau pengarahan bagi tiga
kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan kita akan makna dan
hubungan dengan yang tak terbatas.
Kecerdasan Spiritual juga membantu kita untuk mencerna dan memahami prinsip-prinsip
sejati yang merupakan bagian dari nurani kita, yang dapat dilambangkan sebagai kompas.
Kompas merupakan gambaran fisik yang bagus sekali bagi prinsip, karena dia selalu
menunjuk ke arah utara.
dalam kerendahan hati agar Dia mengubahkan kita. Tak lupa tetap mensyukuri
nikmat danberkat yang sudah kita terima hingga saat ini.Ibarat pesawat yang
sedang take off danmemerlukan power (kekuatan) besar, demikian pula kita akan
memerlukan energi yang besar dandisertai tekad yang bulat untuk mentransformasi
diri untuk peningkatan kecerdasan emosi.Ketika benih kemauan sudah mulai
bertunas, bentangkan jalan-jalan indah yang akan kita laluiuntuk menjadi lebih
baik.BC. Forbes (Founder Forbes) pernah mengemukakan bahwa bekerja
merupakan hidangan utamakehidupan, sedangkan kesenangan merupakan
hidangan penutup. Lebih memuaskan menjadisopir truk no. I, daripada jadi
eksekutif peringkat kesepuluh.Kecerdasan Spiritual.Nilai-nilai SQ juga berperan
penting akan pembentukan prestasi kerja secara umum. Kesalahanselama ini adalah
pendewaan akan IQ walau sebenarnya terdapat kecerdasan lain yang perlu
diseimbangkan untuk sebuah kesuksesan. Sekularisasi pemikiran masyarakat
mengarahkan orang-orang untuk mengejar kesuksesan secara fisikal dan material,
seperti karier, jabatan, kekuasaan, dan uang. Orientasi materi dan pemisahan
seperti ini dapat menjadi sebab tumbuhnyapemikiran pesimisme bagi mereka yang
memiliki kecerdasan rata-rata, lalu melakukan tindakantidak etis untuk meraih
sebuah kesukesan material.Kesombongan dapat terjadi bagi mereka yang
berintelektual tinggi atau mereka yang pintar,tidak menghargai bawahan jika
menjadi pemimpin. Kondisi lain, mereka yang terlibat dalamkehidupan material
baik bagi yang pintar ataupun tidak, adalah kemudahan untuk tidak bisabertahan
akan benturan permasalahan kerja, mudah frustasi, stress akibat tidak
adanyakeseimbangan spiritual di dalam diri manusia-manusia modern. Untuk itu
kecerdasan spiritualperlu ada di dalam diri seseorang dalam meraih kesuksesan.
Danah Zohar dan Ian Marshalmengartikan SQ sebagai pemahaman akan nilai dan
kesadaran, Agustian (2001a)mengkaitkannya dengan masalah ketuhanan. Seorang
karyawan perlu menyadari nilai-nilaikehidupan yang integralistik tidak hanya pada
masalah material tapi juga spiritual. Intinyabekerja adalah penting bagi kehidupan
dan merupakan ibadah bagi yang melakukannya. Seorangkaryawan yang pintar
tetap memerlukan SQ, atau jika kemampuan seseorang kurang dapatditutupi
dengan keyakinan adanya Allah yang menolong yakni pada saat keikhlasan bekerja
adadi dalam diri. Aspek fisiknya, prestasi hanya dapat dicapai hanya dengan bekerja
keras,ketekunan, ketabahan ditambah dengan IQ yang ada pada diri seseorang.
Dalam seminarnasional bertajuk "Spiritual Quotient, Cerdas Akal-Cerdas Hati-
Cerdas Nurani" di UniversitasMuhammadiyah Surakarta (UMS) di Solo, Agustian
(2001b) menjelaskan, ketika memasukirutinitas kerja sehari-hari, manusia sering
lupa menyatukan pikiran dan hati, sehingga mengalamisplit personality
(kepribadian terpecah) dan sulit memaknai hasil kerjanya sendiri. Kitacenderung
mengejar kemewahan, uang, pesta pora, dan kesuksesan dalam berbagai usaha,
tetapilupa memaknai setiap hasil usaha dan perilaku kita. Oleh karena itu, kita
membutuhkanemotional spiritual quotient (ESQ) sebagai bekal untuk menyatukan
intelligent quotient (IQ) danemotional quotient (EQ).PenutupKesimpulannya bahwa
mengabaikan salah satu dari ketiga bentuk kecerdasan berbasisneuroscince di atas
adalah sesuatu kekeliruan, demikian juga jika mengagungkan salah satudiantaranya
merupakan kesalahan. Pentingnya keseimbangan ketiga kecerdasan ini
untukmenjadi seorang yang paripurna, memiliki dorongan yang kuat untuk meraih
prestasi kerjatinggi. Sekolah-sekolah maupun perusahaan-perusahaan perlu
menciptakan kesadaran akankeseimbangan ini kepada pegawai dan karyawan-
karyawannya melalui pelatihan-pelatihan ESQ,untuk menciptakan produktivitas
kerja tinggi, loyalitas tinggi, sehingga produktivitas sekolahatau perusahaan dapat
lebih ditingkatkan dari saat ini
http://keluarga-alhikma.blogspot.co.id/2012/11/pq-iq-eq-sq.html
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
Intelegensi orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya, antara lain adalah (Djali, 2008) :
a. Faktor bawaan dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
b. Faktor minat dan bawaan yang khas, dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan
dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif
yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar sehingga apa yang diminati
manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih baik giat dan lebih baik.
c. Faktor pembentukan dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat dibedakan antara pembentukan dengan sengaja
atau bukan, seperti pembentukan yang tidak disengaja seperti pengaruh lingkungan sekitar.
d. Faktor kematangan, dimana tiap organ tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis dapat dikatakan telah matang jika
ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-
masing.
e. Faktor kebebasan yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
a. Idiot IQ : 0 – 29
Merupakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah. Tidak dapat berbicara ( hanya
dapat mengucapkan kata beberapa saja ). Biasanya tidak dapat mengurus dirinya sendiri seperti :
mandi, berpakaian, makan dan lain sebagainya. Jadi dalam proses pembimbingannya harus di
urus oleh orang lain. Anak seperti ini tinggal di tempat tidur seumur hidupnya. Rata-rata
perkembangan inteligensinya sama dengan anak norma umur 2 tahun. Badannya kurang tahan
terhadap penyakit sehingga biasanya umurnya tidak lama. Baik di sekolah biasa maupun sekolah
luar biasa (SLB) anak ini tidak ditemui.
b. Imbecile, IQ : 30 – 40
Kelompok ini setingkat lebih tinggi dari idiot. Ia dapat belajar berbahasa, dapat mengurus dirinya
sendiri dengan pengawasan yang teliti. Pada kelompok ini dapat diberikan latihan-latihan ringan,
tetapi dalam kehidupannya tetap dalam pengawasan orang lain, tidak dapat mandiri.
Kecerdasannya sama dengan anak normal umur 3 – 7 tahun. Kelompok ini tidak dapat di didik di
sekolah biasa.
c. Debil atau Moron (mentally handicapped/mentally retarted), IQ : 50 – 69
Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajar membaca, menulis dan membuat
perhitungan-perhitungan sederhana, dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang tidak
memerlukan perencanaan dan pemecahan. Banyak anak-anak kelompok ini dibimbing di
sekolah-sekolah luas biasa (SLB)
d. Kelompok bodoh (dull/bordeline), IQ : 70 – 79
Kelompok ini berada di atas kelompok terbelakang dan di bawah kelompok normal. Dalam
pembimbingan anak-anak ini secara bersusah payah dengan beberapa hambatan, dapat
melaksanakan sekolah lanjutan tingkat pertama ( SLTP ) tetapi sukar sekali untuk dapat
menyelesaikan di akhir-akhir kelasnya.
e. Normal rendah (below average), IQ : 80 – 89
Kelompok ini termasuk kelompok normal, rata-rata atau sedang pada tingkat terbawah, mereka
agak lambat dalam belajarnya. Dalam pembimbingannya merteka dapat menyelesaikan
sekolahnya di tingkat SLTP tetapi agak kesulitan untuk menyelesaikan pendidikan ke jenjang
SLTA.
f. Normal sedang, IQ : 90 – 109
Kelompok ini termasuk kelompok normal atau rata-rata. Mereka termasuk kelompok terbesar
populasi penduduknya.
g. Normal tinggi (above average), IQ : 110 – 119
Kelompok ini termasuk kelompok individu yang normal
h. Cerdas (superior), IQ : 120 – 129
Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah / akademik.
i. Sangat cerdas (very superior / gifted), IQ : 130 – 139
Anak-anak pada kelompok ini lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan tentang
bilangan yang sangat baik, perbendaharaan kata yang sangat luas dan cepat memahami
pengertian yang asbtrak. Pada umumnya faktor kesehatan, kekuatan dan ketangkasan lebih
menonjol daripada anak normal.
j. Genius IQ : 140 – ke atas
Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka biasanya memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang baru, walaupun tidak sekolah. Kelompok
ini berada dalam semua ras dan bangsa, dalam semua tingkat ekonomi, baik laki maupun
perempuan.
Terkait dengan kecerdasan intelektual peserta didik tersebut maka dalam pembimbingan
di sekolah tentunya harus diperhatikan / disesuaikan dengan tingkat IQ masing-masing invividu.
Karena dalam hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan dan keberhasilan peserta didik
tersebut dalam melaksanakan tugas perkembangan pribadinya. Pembimbingan tidak hanya
diberikan kepada mereka yang memang mempunyai IQ lemah, tetapi yang cerdas pun perlu
bimbingan. Mereka yang mempunyai IQ tinggi hanya akan berhasil dan sukses dalam hidupnya
(menjalankan tugas perkembangannya) apabila didorong oleh aspek-aspek yang lain. Hal ini
senada dengan apa yang diungkapkan oleh Terman (dalam : Monks, Knoers, 2002 , hal. 247),
bahwa kemampuan intelektual yang tinggi hanya bisa menghasilkan prestasi yang istimewa bila
bekerja sama dengan keteguhan, kepercayaan diri serta lingkungan yang positif. Jadi dalam hal
ini perlu mensinergikan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan-kecerdasan yang lain.
Sudah selayaknya mulai ditinggalkan paradigma lama yang menyatakan bahwa orang yang
mempunyai IQ tinggi ( cerdas ) pasti akan suskses hidupnya, sukses dalam menjalankan tugas-
tugas perkembangan hidupnya.. Apalagi adanya pengaruh budaya yang semakin komplek,
pengaruh kehidupan sosial masyarakat yang semakin beragam. Meskipun tidak bisa dipungkiri
bahwa cerdas merupakan faktor / modal yang sangat penting.
ANALISIS
Kecerdasan adalah sesuatu yang menjadi modal kuat dalam kehidupan seperti dalam
upaya mencapai kesuksesan hidup. Namun, dari uraian di atas disebutkan bahwa kecerdasan
intelektual akan memberikan kontribusi yang maksimal apabila didukung oleh aspek-aspek yang
lain. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniel Goleman. Pada tahun 1995,
Daniel Goleman mempopulerkan suatu konsep baru dalam bidang psikologi yang disebut dengan
Emotional Intelligence. Menurut Goleman (1996) kecerdasan intelektual (IQ) bila tidak disertai
dengan pengolahan emosi yang baik tidak akan menghasilkan seseorang sukses dalam hidupnya.
Peranan IQ hanyalah sekitar 20% untuk menopang kesuksesan hidup seseorang, sedangkan 80%
lainnya ditentukan oleh faktor yang lain. Selanjutnya ia mengatakan bahwa pentingnya
pengelolaan emosi bagi manusia dalam pengambilan keputusan bertindak adalah sama
pentingnya, bahkan seringkali lebih penting daripada nalar, karena menurutnya, kecerdasan
intelektual tidak berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa.
Sementara itu, pada pertengahan tahun 2000, dunia psikologi dikejutkan kembali oleh
adanya penemuan baru yang dikemukakan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall tentang
kecerdasan manusia yang berhubungan dengan spiritual, yang dikenal dengan sebutan
kecerdasan spiritual. Selanjutnya Zohar & Marshal (2000) mengatakan bahwa kecerdasan
spiritual merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai
dalam kehidupan. Penelitian tentang kecerdasan spiritual dilakukan oleh Abror (2004) yang
menemukan adanya hubungan positif antara kecerdasan spiritual dengan kinerja.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual akan memberikan dampak
yang positif bagi pribadi seseorang. Hubungan yang erat dan saling mengisi diantara ketiga
aspek tersebut akan mengarahkan bagaimana tindakan yang harus diambil dalam menangani
suatu persoalan hidup dengan cermat. Sehingga, integrasi diantara ketiganya sangat penting bagi
manusia untuk menjalani kehidupan ini sebaik mungkin.
http://lulluakmalia.blogspot.co.id/2012/10/tugas-praktikum-metodologi.html
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti & menerima makna
pada apa yang dihadapi dalam kehidupan,sehingga seseorang akan memiliki fleksibilitas dalam
menghadapi persoalan di masyarakat.
Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan
orang lain,kemampuan memotivasi diri sendiri,serta kemampuan mengolah emosi dengan baik
pada diri sendiri & orang lain.
KETERKAITAN IQ,SQ,DAN EQ
Seseorang yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi mampu menyandarkan jiwa
sepenuhnya berdasarkan makna yang diperoleh sehingga ketenangan hati akan muncul.
Jika hati telah tenang (EQ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi
parasimpatis.
Jika seseorang sudah tenang karena aliran darah sudah teratur,maka seseorang akan dapat
berfikir secara optimal (IQ] sehingga lebih tepat mengambil keputusan.
Manajemen diri untuk mengolah hati tidak cukup dengan IQ dan EQ saja , tetapi SQ juga
sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain.
Orang sukses tidak hanya cukup dengan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu kecerdasan
emosional agar merasa gembira,dapat bekerja dengan orang lain,punya motivasi kerja,dan
bertanggung jawab.
Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa bertakwa,berbakti,dan mengabdi
secara tulus,luhur,dan tanpa pamrih.
1.Makan secara teratur,dan makan makanan yang banyak mengandung nutrisi untuk kesehatan
Otak.
5.Kembangkan keterampilan Otak dengan kegiatan puzzle,tebak kata , tts , dan lain-lain.
B.Tips Meningkatkan SQ
1.Seringlah melakukan mawas diri dan renungkan mengenai diri sendiri,kaitan hubungan dengan
orang lain,serta peristiwa yang dihadapi.
4. Ambil hikmah dari segala perubahan di dalam kehidupan sebagai jalan untuk meningkatkan
mutu kehidupan.
5. Kembangkan tim kerja dan kemitraan yang saling asah-asih-asuh / jangan egois.
6. Belajar mempunyai rasa rendah hati di hadapan Allah dan sesama manusia.
C.Tips Meningkatkan EQ
5.Tumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan.
6.Tanamjan rasa hormat pada orang lain,kerja sama, dan semangat kerja tim.
7.Jangan menilai atau mengubah perasaan terlalu cepat / plin-plan / tidak punya pendirian.
http://setiyo11.heck.in/kecerdasan-intelektual-spiritualdan-emos.xhtml