kapasitas umum dari diri seseorang individu yang dapat dilihat dari
kesanggupan
kebutuhan
pikirannya
baru,
dalam
keadaan
mengatasi
ruhaniah
secara
tuntutan
umum
kebutuhanyang
dapat
dengan
strategi
pemecahan
masalah
dengan
multifaktornya,
menentukan
30
faktor
yang
menentukan
(rational
emosi
untuk
menggambarkan
sejumlah
kemampuan
Rusaknya
amigdala
dalam
tubuh
akan
mengakibatkan
kecerdasan
moral.
Coles
secara
tegas
tidak
pernah
sebagai
puncak
dasar
kecerdasan,
setelah
kecerdasan
lebih
merupakan
konsep
yang
berhubungan
dengan
yang memotivasi
dalam
uraian
struktur
kecerdasan.
Penggunaan
daya
qalbiah
disini
Pengertian
tersebut
dapat
dijabarkan
dalam
jenis-jenis
pengembalian
nafsu-nafsu
impulsive
dan
agresif.
untuk
berbuat
lebih
manusawi,
sehingga
dapat
kompetensi
keimanan,
lima
kompetensi
keislaman,
dan
multikompetensi keikhsanan.
Menurut Pasiak (2003), dalam Al-Qur'an, akal (aql) mendapat
kualifikasi religius sebagai keyakinan dan intelektualitas. Akal, menurut
Abi al-Baqa 'Ayyub Ibn Musa al-Kufi memiliki banyak nama. Tercatat
ada 4 (empat) nama yang menonjol yaitu:
1. Al-Lub, karena ia merupakan cerminan kesucian dan kemurnian.
TuhanAktivitasnya adalah berdzikir dan berfikir.
2. Al-Hujah, karena akal ini dapat menunjukkan bukti-bukti yang
kuat dan menguraikan hal-hal yang abstrak.
3. Al-Hijr, karena akal mampu mengikatkan keinginan seseorang
hingga membuatnya dapat menahan diri, dan
4. Al-Nuba, karena akal merupakan puncak kecerdasan,
pengetahuan dan penalaran
C. BENTUK-BENTUK KECERDASAN
Bentuk-bentuk kecerdasan qalbiah seperti kecerdasan intelektual
(intuitif), emosi, moral, spiritual, dan Bergama sulit dipisahkan, sebab
semuanya
merupakan
perilaku
kalbu.
Barangkali
yang
dapat
artinya
berharap
bermalas-malasan
tanpa
disertai
usaha.
Dengan
rasa
mengada-adakan
santun
dan
rahbaniyyah
kasih
[1460]
sayang.
padahal
Dan
kami
mereka
tidak
sindiran[149]
atau
kamu
menyembunyikan
(keinginan
mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepadaNya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun
7. Kecerdasan Ikhlas, artinya ketaatan yang ditujukan kepada Allah
semata, dengan membersihkan perbuatan baik lahir maupun batin
sehingga seseorang tidak terasa bahwa amal perbuatannya telah
disadari rasa ikhlas. Menurut Ibnu Qayyim dalam Mujib (2002),
ikhlas
dibagi
dalam
tiga
tingkatan
yaitu
Pertama,
tidak
tenaga
untuk
memperbaikinya
dan
berharap
agar
"Sesungguhnya
aku
diperintahkan
supaya
menyembah
Allah
akan
turun
kamu
kepada
takut
dan
mereka
janganlah
dengan
merasa
mengatakan:
sedih;
dan
bersandar
dan
percaya
pada
orang
lain
dalam
Dalam
hal
ini,
tawakkal
yang
dimaksudkaan
adalah
tidak
memiliki
lagi
daya
dan
kemampuan
untuk
mencukupkan
(keperluan)nya.
Sesungguhnya
Allah
yang
berkaitan
dengan
ibadah
melainkan
dengan
mungkin,
payahnya,
tetapi
kemudian
ia
belum
ia
menerima
mampu
hasil
dari
menggapai
jerih
puncak
mereka
sungguh-sungguh
ridha
dengan
apa
yang
yang
(dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya
Allah
telah
kehidupan
al-ruh,
agar
ia
dapat
mengaktual
secara
untuk
kelangsungan
kehidupan
al-ruh
dan
bukan
sebaliknya.
Para Nabi dan orang-orang yang salih memiliki kecerdasan qalbiah
melalui cara pensucian jiwa dan latihan-latihan spiritual. Mereka
menempuh cara-cara khusus sesuai dengan pengalaman spiritual
pribadinya, tetapi cara yang pertama dilakukan adalah dengan
melakukan taubat, dalam arti, kembali kepada fitrah al-ruh yang
terhindar dari segala dosa dan maksiat, sehingga memancarkan
cahaya
ilahiah.
Kecerdasan
qalbiah
bukan
hanya
semata-mata
DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul & Mudzakir, Jusuf. (2002). Nuansa-nuansa Psikologi Islam.
PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta
Pasiak, Taufik (2003). Revolusi IQ/EQ/S Antara Neurosains dan AlQuran. Mizan: Jakarta
Syaamil. (2010). Al-Quran & Terjemah dilengkapi dengan kajian Usul
Fiqih. PT Sygma Examedia Arkanleema:Bandung
Wipperman, Jean. (2006). Meningkatkan Kecerdasan Emosional.
Prestasi Pustaka Publisher: Jakarta