Anda di halaman 1dari 30

PERSONALITY DEVELOPMENT

CHAPTER I
PERKEMBANGAN KONSEP KECERDASAN ATAU INTELIGENSI

Intelegent Quotient ( IQ )
• Inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara
rasional.
• Kecerdasan intelektual adalah bentuk kemampuan individu untuk berfikir,mengolah dan
berrusaha untuk menguasai untuk lingkungannya secara maksimal secara terarah
• Sir Francis Galton ilmuwan yang memelopori studi IQ dengan mengembangkan tes sensori
(1883
• Galton berpendapat bahwa makin bagus sensori seseorang makin cerdas dia
• IQ (intelligence quotient) sempat dimitoskan sebagai satu-satunya kriteria kecerdasan
manusia
• Heredity Genius (1869) yang kemudian disempurnakan oleh Alfred Binet dan Simon.
Dengan kecerdasan intelektual atau rasional orang mampu memahami, menganalisa,
membandingkan, dan mengambil hikmah dari setiap masalah, peristiwa, dan kejadian yang
terjadi pada masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang
• Bahkan konon, perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat sebagian besar terjadi
karena berfungsinya secara optimal cara berpikir rasional.
• IQ pada umumnya mengukur kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan praktis, daya
ingat (memory), daya nalar (reasoning), perbendaharaan kata, dan pemecahan masalah
• Unsur-unsur yang terdapat di dalam IQ adalah: kecerdasan numeris, pemahaman verbal,
kecepatan perseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang, ingatan
(Robin, 1996).
• Sudah bertahun-tahun dunia akademik, dunia militer (sistem rekrutmen dan promosi
personel militer) dan dunia kerja, menggunakan IQ sebagai standar mengukur kecerdasan
seseorang

Kelemahan IQ
a. Pemahaman absolut terhadap skor IQ
Steve Hallam “ pendapat yang menyatakan kecerdasan manusia itu sudah seperti angka mati
dan tidak bisa diubah, adalah tidak tepat. Penemuan modern menunjuk pada fakta bahwa
kecerdasan manusia itu hanya 42% yang dibawa dari lahir, sementara sisanya, 58%
merupakan hasil dari proses belajar.
b. Cakupan kecerdasan manusia : kecerdasan nalar, matematika dan logika
Steve Hallam sekali lagi mengatakan bahwa pandangan tersebut tidaklah tepat, sebab
dewasa ini makin banyak pembuktian yang mengarah pada fakta bahwa kecerdasan
manusia itu bermacam-macam. Buktinya,
Michael Jordan dikatakan cerdas selama berhubungan dengan bola basket.
Mozart dikatakan cerdas selama berurusan dengan musik.
Mike Tyson dikatakan cerdas selama berhubungan dengan ring tinju
Rudi Hartono cerdas bermain bulu tangkis
Rudi Hadi Suwarno cerdas menata rambut (hair stylist)
“Rudy” BJ Habibie cerdas

C. Munculnya Quotient selain IQ


• Mitos ini dipatahkan oleh Daniel Goleman yang memperkenalkan kecerdasan emosional
atau EQ (emotional quotient) dalam buku Working with Emotional Intelligence (1990)

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 1


dengan menunjukkan bukti empirik bahwa orang-orang yang IQnya tinggi tidak terjamin
hidupnya akan sukses.
• Sebaliknya orang yang memiliki EQ tinggi, banyak yang menempati posisi kunci di dunia
eksekutif.
• Asumsi ini diperkuat oleh Danah Zohar, sarjana fisika dan filsafat di MIT (Massachussetts
Institute of Technology) yang memelopori munculnya kecerdasan spiritual atau SQ
(spiritual quotient) dalam bukunya Spiritual Intelligence – The Ultimate Intelligence (2000).

Emosi Quottient ( EQ )
• Kecerdasan emosi semula diperkenalkan oleh Peter Salovey dari Universitas Harvard dan
John Mayer dari Universitas New Hampshire.
• Peter Salovey dan John Mayer menggunakan istilah Emotional Intellegence untuk
mengambarkan kemampuan untuk memahami perasaan sendiri, merasakan perasaan orang
lain secara empatik dan kemampuan mengatur emosi sedemikian rupa sehingga dapat
berjalan secara selaras dengan tuntutan hidup sehari-hari.
• Istilah itu kemudian dipopulerkan oleh Daniel Goleman dalam karya monumentalnya
Emotional Intellegence; Why it Can Matter More Than IQ tahun 1995.
• Tahun 1995an, berdasar berbagai hasil penelitian para pakar Psikologi dan Neurologi,
Daniel Goleman mempopulerkan konsep Kecerdasan Emosional atau populer dengan
singkatan EQ.
• Konsep ini menyatakan bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya dengan kecerdasan
rasional atau intelektual; bahkan dalam kehidupan sosial EQ bisa lebih berperan dibanding
IQ.
• Untuk menjadi manusia yang berhasil (masih menurut Daniel Goleman) bukan terlalu
ditentukan oleh IQ (Kecerdasan Intelektual) seseorang, tetapi lebih ditentukan oleh EQ
(Kecerdasan Emosional) yang muatan-muatan aspeknya sebagai berikut :
1. Kecakapan pribadi yaitu kecakapan dalam mengelola diri sendiri.
2. Kesadaran diri yaitu bentuk kecakapan utuk mengetahui kondisi diri sendiri dan rasa
percaya diri yang tinggi.
3. Pengaturan diri : yaitu bentuk kecakapan dalam mengendalikaan diri dan mengembangkan
sifat dapat dipercaya , kewaspadaan , adaptabilitas, dan inovasi.
4. Motivasi : yaitu bentuk kecakapan untuk meraih prestasi , berkomitmen, berinisiatif, dan
optimis.
5. Kecakapan sosial yaitu bentuk kecakapan dalam menentukan seseorang harus menangani
suatu hubungan.
6. Empati : yaitu bentuk kecakapan untuk memahami orang lain, berorientasi pelayanan
dengan mengambangakan orang lain. Mengatasi keragmana orang lain dan kesadaran
politis.
7. Ketrampilan sosial: Yaitu bentuk kecakapan dalam menggugah tenggapan yangd ikehendaki
pada orang lain . kecakapan ni meliputi pengaruh , komunikasi, kepemimpinan, katalisator
perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan kooperasi serta
kemampuan tim.

Emosi Quottient ( EQ ) atau kecerdasan emosi


• Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali ,mengendalikan, dan menata
perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan
dan didambakan oleh arang lain
• Kecerdasan emosional pada dasarnya merupakan kesadaran atas perasaan diri sendiri dan
perasaan orang lain.
• Orang-orang yang cerdas secara emosional memiliki ciri: mampu mengendalikan diri,
mampu memotivasi diri, mampu bertahan menghadapi frustrasi, tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mampu menjaga diri agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, mampu berempati, dan selalu berdoa.
PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 2
IQ vs EQ
• IQ sering dijadikan patokan standar kualitas manusia
• Skor IQ yang tinggi berarti memiliki kecerdasan yang baik dan dapat meraih kesuksesan
dengan baik pula
• IQ sering dikaitkan dengan nilai akademik seperti ranking prestasi siswa, indek prestasi
kumulatif (IPK) mahasiswa atau skor tes potensi akademik (TPA).
• jika IQ menjadi tolak ukur satu-satunya, maka akan melahirkan generasi yang cerdas secara
intelektual tetapi tidak punya nurani
• IQ yang diberi sentuhan EQ, meliputi sikap empati, mengungkapkan dan memahami
perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai
kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan
dan sikap hormat, akan menjadi kekuatan seseorang dalam menyelesaikan masalah dengan
pertimbangan aspek emosional.

Spiritual Quotient(SQ)/kecerdasan spiritual


• Pada awal tahun 2000, muncul konsep kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) atau yang
lebih dikenal dengan SQ.
• Tokoh yang mengenalkan konsep kecerdasan ini adalah Danah Zahar dan Ian Marshall
dalam buku Spiritual Intelligence, the Ultimate Intelligence (dikutip Bastaman, 2002).
• Kecerdasan spiritual adalah suatu ragam konsep kecerdasan yang menyadarkan orang akan
makna hidup, yang memungkinkan orang berpikir secara kontekstual dan transformatif
sehingga seseorang merasa sebagai satu pribadi yang utuh secara intelektual, emosional,
dan spiritual.
• Kecerdasan ini merupakan sumber dari kebijaksanaan dan kesadaran akan nilai dan makna
hidup, serta memungkinkan secara kreatif menemukan dan mengembangkan nilai-nilai dan
makna baru dalam kehidupan seseorang.
• Kecerdasan spiritual juga mampu menumbuhkan kesadaran bahwa manusia memiliki
kebebasan untuk mengembangkan diri secara bertanggungjawab dan mampu memiliki
wawasan mengenai kehidupan serta memungkinkan menciptakan secara kreatif karya-karya
baru.
• Konsep kecerdasan spiritual ini mengatakan bahwa ada God Spot pada otak manusia yang
menunjukkan aktivitas yang intensif bila berbicara dan memikirkan hal-hal spiritual.
• Hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kecerdasan spiritual tidak sama dengan
beragama dan tidak perlu berkaitan dengan agama formal.
• Mungkin bagi sementara orang SQ terungkap melalui agama formal yang dianutnya, tetapi
beragama tidak selalu menjamin adanya SQ yang tinggi.
• Dalam kenyataannya, banyak kaum humanis atau atheis yang memiliki SQ tinggi,
sementara sebaliknya tidak jarang orang yang aktif atau taat beragam SQ-nya rendah.
• Spiritual Quotient ( SQ ) atau kecerdasan spiritual Adalah sumber yang mengilhami dan
melambungkan semangat seseorang dengan mengikatkan diri pada nilai-nilai kebenaran
tanpa batas waktu( Agus Nggermanto,Quantum Quotient,2001)
• Ciri-ciri seseorang yang memiliki SQ tinggi adalah:
• a). Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
• b). Mampu melihat kesatuan dalam keaneka ragaman.
• c). Mampu memaknai setiap sisi kehidupan .
• d). Mampu mengelola dan bertahan dalam kessulitan dan penderitaan.

EQ vs SQ

• Pencapaian kesuksesan dengan mengandalkan IQ dan EQ ternyata belum menyentuh


kebermaknaan dalam kehidupan

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 3


• Para manajer yang sukses seringkali bermasalah dengan makna hidup, masih ada ruang
yang hampa dalam diri
• Mereka mendambakan kesunyian dalam hidup setelah bergelut dengan aktivitas yang padat
• Kesadaran dan kemampuan yang tumbuh dari dalam (internal) untuk menemukan makna
hidup disebut Spiritual Quotient (SQ).
• Orientasi kebendaan beralih menjadi orientasi ruhani

ESQ ala Ary Ginanjar


• Dari pemikiran Ary Ginanjar Agustian melahirkan satu model pelatihan ESQ ala Ary
Ginanjar Agustian menekankan tentang :
1. Zero Mind Process; yakni suatu usaha untuk menjernihkan kembali pemikiran menuju God
Spot (fitrah), kembali kepada hati dan fikiran yang bersifat merdeka dan bebas dari
belenggu;
2. Mental Building; yaitu usaha untuk menciptakan format berfikir dan emosi
berdasarkankesadaran diri (self awareness), serta sesuai dengan hati nurani dengan merujuk
pada Rukun Iman;
3. Mission Statement, Character Building, dan Self Controlling; yaitu usaha untuk
menghasilkan ketangguhan pribadi (personal strength) dengan merujuk pada Rukun Islam;
4. Strategic Collaboration; usaha untuk melakukan aliansi atau sinergi dengan orang lain atau
dengan lingkungan sosialnya untuk mewujudkan tanggung jawab sosial individu; dan
5. Total Action; yaitu suatu usaha untuk membangun ketangguhan sosial (Ari Ginanjar, 2001).
 Kecerdasan spiritual dalam Islam sesungguhnya bukan pembahasan yang baru.
 Bahkan masalah ini sudah lama diwacanakan oleh para sufi.
 Kecerdasan spiritual (SQ) berkaitan langsung dengan unsur ketiga manusia.
 Kehadiran roh atau unsur ketiga pada diri seseorang memungkinkannya untuk
mengakses kecerdasan spiritual. Namun, upaya untuk mencapai kecerdasan itu tidak
sama bagi setiap orang

ADVERSITY QUOTIENT ( AQ)


• Ketika akhirnya Thomas Alva Edison (1847 - 1931) berhasil menemukan baterai yang
ringan dan tahan lama, dia telah melewati 50.000 percobaan dan bekerja selama 20 tahun.
Tak heran kalau ada yang bertanya, “Mr. Edison, Anda telah gagal 50.000 kali, lalu apa
yang membuat Anda yakin bahwa akhirnya Anda akan berhasil?” Secara spontan Edison
langsung menjawab, “Berhasil? Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak hasil
• Adversity quotient ( AQ) Atau kecerdasan dalam menghdapi kesulitan Adalah bentuk
kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan – kesulitan dan
mampu mengatasi tantangan hidup.
• Adversity inteligence memiliki tiga bentuk, yaitu: suatu kerangka kerja konseptual yang
baru untuk memahami dan meningkatkan semua aspek kesuksesan, suatu ukuran untuk
mengetahui respon anda terhadap kesulitan, dan serangkaian peralatan yang memiliki dasar
ilmiah untuk memperbaiki respon terhadap kesulitan.

Paul G Stoltz membedakan tiga tingkatan AQ dalam masyarakat:


1. Tingkat quitrers ( orang yang berhenti).
– Quiters adalah orang yang paling lemah AQ nya. Ketika ia menghadapi berbagai
kesulitan hidup ,ia berhenti dan langsung menyerah.
2. Tingkat Campers ( Orang yang berkemah ).
– Campers adalah orang yang memiliki AQ sedang.Ia puas dan cukup atas apa yang
telah dicapai dan enggan untuk maju lagi.
3. Tingkat Climbers ( orang yang mendaki ).

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 4


– Climbers adalah orang yang memilikiAQ tinggi dengan kemampuan dan kecerdasan
yang tinggi untuk dapat bertahan menghadpi kesulitan-kesulitan dan mapu
mengatasi tantangan hidup.

• AQ adalah kemampuan menghadapi tantangan, hambatan dan kesulitan hidup.


Indikasi dari orang-orang yang memiliki kecerdasan adversiti adalah:
1. Sabar,
2. Tabah,
3. Optimis,
4. Pantang menyerah,
5. Berjiwa besar,
6. Bersungguh-sungguh,
7. Rela berjuang dan berkorban (jihad).

MULTIPLE INTELEGENSI (MI)


• Konsep Multiple Intelegensi (MI), menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame of Mind:
The Theory of Multiple intelegences, ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap
individu yaitu linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal,
interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
• Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk
ke dalam dirinya

PROPHETIC INTELLIGENCE
• Melengkapi model–model kecerdasan di atas, KH.Hamdani BDz, seorang praktisi
pendidikan, pelatihan, dan konseling spiritual di Jogjakarta, memperkenalkan kecerdasan
kenabian atau kecerdasan profetik (prophetic intelligence).
• Jauh sebelum Rene Descartes mencetuskan jargon cogito ergosum (‘aku berpikir maka aku
ada), Rasulullah Muhammad SAW telah menyatakan bahwa pusat eksistensi manusia yang
menentukan kualitas kediriannya adalah qalb
• Definisi ‘cerdas’ dan ‘berpikir’ pada manusia hanya dibatasi oleh bekerjanya simpul-simpul
syaraf di otak berdasar premis-premis logika yang dipostulatkan sebagai kebenaran.
Sementara, sebenarnya manusia memiliki potensi qalb untuk merenung, menyadari,
menghayati, memilih mana yang baik dan mana yang buruk, bahkan menembus hijab
kediriannya sendiri.
• Kecerdasan profetik bertumpu pada nurani yang bersih dari penyakit-penyakit ruhaniah,
seperti syirik, kufur, nifaq, dan fasik. Dalam kondisi nurani yang sehat itulah Allah SWT
menurunkan rasa percaya, yakin, dan takut kepada-Nya.
• Dari rasa takut itulah lahir kekuatan dankeinginan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
dan perubahan-perubahan yang positif, lebih baik, dan lebih benar. Pribadi yang sehat
ruhani adalah pribadi yang ruhaninya telah berfungsi secara baik di dalam diri hingga dapat
memberikan pengaruh positif terhadap seluruh aktivitas mental, spiritual, dan fisik.
• Kecerdasan kenabian dapat dipahami sebagai potensi atau kemampuan berinteraksi,
menyesuaikan diri, memahami, dan mengambil manfaat serta hikmah dari kehidupan langit
dan bumi, ruhani dan jasmani, lahir dan batin, dunia dan akhirat, dengan senantiasa
mengharap bimbingan Allah SWT, melalui nurani.

KECERDASAN FINANSIAL (FINANSIAL QUOTIENT)


• Kecerdasan finansial (Finansial Quotient / Financial Literacy) adalah kemampuan seseorang
untuk mengelola sumber daya baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya untuk
memaksimalkan potensi dalam mengelola kekayaannya

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 5


• Dlm hal keuangan kecerdasan finansial ini meliputi 4 aspek yaitu 1)bagaimana
mendapatkan uang, 2) bagaimana mengelola uang, 3) bagaimana menyimpan uang dan 4)
bagaimana menggunakan uang
Penggunaan uang
• Tingkatan pertama, atau yang terendah adalah untuk konsumsi, belanja, membeli, atau
membayar sesuatu
• Tingkatan kedua, atau yang lebih baik adalah untuk menabung
• Tingkatan ketiga adalah untuk investasi
• Tingkatan keempat, adalah untuk bersedekah, berinfak, berzakat, berderma, berdonasi, atau
hal-hal yang bersifat sosial lainnya

CHAPTER II
PENGETAHUAN EMOSI DAN DASAR KECERDASAN EMOSI

1.1 Apakah Emosi itu?

 Emosi menggambarkam perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang


berbeda (Atkinson)
 Marah, sedih, takut, gembira, senang, cinta, terkejut, jengkel, gagal, malu
merupakan bentuk emosi dalam kehidupan sehari-hari

 Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu Misalnya jika sedih
biasanya seseorang menangis, jika lucu tertawa.
 Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktifitas kognitif (berpikir)
manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Misalnya jika seseorang
mempersepsikan jalanan macet akibat sopir bis kota yang ugal-ugalan, seseorang
menjadi marah.
 Emosi adalah hasil reaksi koginif terhadap situasi spesifik. Misalnya jika ujian
semakin dekat seseorang takut gagal, lalu cemas dan belajar dengan tekun.
 Emosi manusia terkait dengan tiga aspek penting yakni; persepsi, pengalaman dan
proses berpikir, (Martin , 2008).

Emosi & kombinasi


• Marah: marah, kejam, sakit hati, jengkel, hostility.
• Cinta: menerima, ramah tamah, percaya, baik, tergila-gila.
• Malu: bersalah, menyesal, terhina.
• Takut: cemas, tertahan, terror.
• Enjoyment: bahagia, girang, relief, kepuasan, gembira.
• Sedih: berduka, kehilangan, kesedihan, murung.
• Terkejut: Shock, heran

1. EMOSI POSITIF & NEGATIF


 Semua emosi itu penting
 Emosi adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai
 Psikologi: emosi menyenangkan dan tidak menyenangkan
 Emosi itu netral

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 6


 Akibat dari emosi dapat membangun dan destruktif
2. EMOSI Tidak sama dengan MARAH
 Marah adalah salah satu dari ribuan jenis emosi
 Emosional berarti penuh pera

3. EMOSI & FAKTOR KETURUNAN


• Emosi mirip dengan inteligensi
• Emosi tidak sepenuhnya merupakan bawaan lahir
• Budaya, pola pendidikan, dan pengalaman hidup mempengaruhi cara mengelola dan
menyatakan emosi

Bagaimana Menerapkan Emosi ?


Beberapa hal penting dalam memahami emosi diri dan orang lain adalah:
1. Semua orang memiliki kebutuhan dasar emosi (seperti dicintai, disukai, merasa
bebas, damai)
Karena setiap orang membutuhkan perasaan menyenangkan, perlu
menciptakan perasaan yang menyenangkan pada setiap orang yang dijumpai,
misalnya memberikan penghargaan, pujian, rasa cinta, kepercayaan, rasa suka cita,
rasa humor.

2. Setiap orang memiliki kebutuhan emosi namun pada tingkatan yang berbeda-beda.
Sebuah lelucon dapat membuat seseorang terbahak-bahak, namun senyum sinis pada
orang lain
Karena setiap orang memiliki kebutuhan emosi berbeda-beda, perlu berhati-hati
dengan humor, lelucon, kata-kata, nasehat serta sikap pada siapapun untuk
menghindari salah tanggap.

3. Kebutuhan emosi manusia berbeda pada level kebutuhannya, bukan pada jenisnya
Suatu peristiwa yang memicu stres pada seseorang ternyata tidak berpengaruh pada
orang lain. Dalam menghadapi orang lain harus disesuaikan dengan tingkat dan
kondisi yang tidak terlalu jauh dengan ambang batas kemampuan mereka. Orang
yang ambang batasnya rendah lebih mudah terkena stress, lebih sensitif, lebih mudah
marah, lebih gampangkecewa dan lain-lain

4. Perasaan adalah nyata dan tidak bisa diperdebatkan


Ada orang yang menangis saat menyaksikan sebuah sinetron sedih . Mereka
merespon dari pengalaman maupun nalar kognitif mereka . Aplikasinya: Anda tidak
perlu memperdebatkan perasaan orang lain.

5. Variasi kebutuhan emosi lebih beragam daripada kebutuhan dasar.


Perlu memahami kebutuhan emosi setiap orang yang beraneka ragam. Belajar
untuk menjadi manusia yang mampu memberi perasaan menyenangkan kepada
orang lain. Berikan perasaan senang, gembira atau suka cita.

6. Emosi, kekuatan dashyat yang tertidur


Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif
(psikomotorik), emosi atau yang sering disebut afektif, merupakan penentu sikap,
salah satu predisposisi perilaku manusia
Pengaruh emosi terhadap sikap maupun tindakan manusia sangat besar.

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 7


Misalnya, kenapa seseorang sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Konsep emosi menjelaskan bahwa kesulitan tidak disebabkan oleh factor
ketidaktahuan melainkan kemauan. Tidak maunya ini dipengaruhi perasan nikmat,
nyaman, tenang, enak sehabis merokok
• Untuk bisa mengubah kebiasaan , maka anda perlu mencari kebiasaan baru yang
memiliki nilai emosional yang sepadan atau lebih memicu alasan emosi yang lebih
mendalam.
Perbesar rasa senang terhadap kebiasaan baru dan pikirkan manfaat dan kegunaan
dari kebiasaan baru anda.

1.Dasar-dasar kecerdasan emosi


2.Sukses dan emosi
 Jika ingin mendapatkan kekuatan yang berlipat ganda dari apa yang anda
lakukan, padukanlah dengan emosi anda.
 Masukkanlah unsur-unsur senang, gembira dan bahagia dalam tujuan dan
cita-cita anda ataupun apa yang ingin anda lakukan.
 Saat anda ingin mencapai target kesembuhan, buatlah dengan kegembiraan
jika kesembuhan itu tercapai, bayangkan kebahagiaan yang anda rasakan.

20% IQ

80% EQ

Sukses = 20% IQ + 80%EQ

 Bagaimana prosentase antara IQ dan EQ anda sekarang? Langkah apa yang


bisa anda lakukan untuk meningkatkan EQ anda?
Law of Atraction
• Semua yang anda sukai pasti akan anda lakukan dengan mudah tanpa kesulitan
• Sebaliknya ,jika seseorang memfokuskan perhatiannya pada kesulitan-kesulitan,
kegagalan dan ketakutan yang dialaminya, dia akan mendapatkan lebih banyak dari
hal tersebut.

3.Emosi & Pola Pikir Negatif


Pola pikir seseorang berpengaruh terhadap emosi-emosinya. Kalau anda
berpikir positif, emosi yang menyertai akan positif, kalau pikiran anda negatif
emosi yang menyertainya negatif. Pilih alternatif pola pikir yang berbeda dalam
melihat sesuatu/seseorang/penyakit menjadi lebih positif
Pola pikir negatif atau kepercayaan yang membatasi sering dijumpai
pada banyak orang, seperti kanker payudara merupakan kutukan sehingga sulit
disembuhkan, karena saya dari suku anu maka saya terkena penyakit kanker
payudara.

Lantas bagaimana cara mengatasinya?

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 8


1. Menyadari bahwa pola pikir yang membatasi tidak bermanfaat, bahkan
menciptakan ketakutan, kekhawatiran dan berbagai emosi negative, dan mencari-
cari alasan untuk tidak melakukan sesuatu apapun.
2. Buatlah daftar beberapa kepercayaan atau keyakinan yang membatasi serta
lakukan cek dan cek ulang terhadap hal tersebut? Apa benar penyakit anda
merupakan kutukan, mana buktinya .
3. Lawan keyakinan yang negatif tersebut dengan berani terjun dan mencoba.

4.Emosi dan pengalaman


 Pengalaman dan memori mempengaruhi emosi yang dirasakan
 Pengalaman positif memicu emosi yang menyenangkan dan pengalaman
buruk memicu emosi tidak menyenangkan.
 Apakah anda lebih mudah dipicu pengalaman negatif dari pada yang positif.

5.Bukan emosi yang mengendalikan saya, tapi sayalah yang mengendalikan


emosi.
 Setiap kali anda terprofokasi untuk menjadi emosional,
o Ingatlah untuk tekan tombol hapus (berhenti).
o Ambilah waktu untuk memikirkan situasi yang anda hadapi,
o Pikirkan akibat jangka panjangnya.
 Setiap orang punya pola emosional berbeda.
 Cobalah peka dengan pola ketika emosi yang merusak atau merugikan
muncul. Kapankah itu terjadi?
 Umumnya kepada siapa dan apakah pemicunya?

6.Saya bisa merubah kebiasaan saya, jika secara emosional kebiasaan baru yang
lebih menyenangkan daripada kebiasaan lama
 Untuk bisa mengubah kebiasaan , maka anda perlu mencari kebiasaan baru yang
memiliki nilai emosional yang sepadan atau lebih memicu alasan emosi yang lebih
mendalam.
 Perbesar rasa senang terhadap kebiasaan baru dan pikirkan manfaat dan keguanaan
dari kebiasaan baru anda.

7.Emosi adalah energi dahsyat yang kekuatannya melampaui batas kesadaran


dan fisik.
 Emosi anda adalah energi yang luar biasa, yang bisa membuat anda sukses dan
termotivasi, juga bisa membuat diri anda tidak berdaya.
 Pernahkah anda dihina sehingga membuat anda tertantang untuk menunjukkan diri
anda mampu? Itulah salah satu bentuk energi emosi.
 Jika ada orang yang menghina dan menantang anda, jadikanlah itu sebagai lecutan
emosi untuk membuat diri anda lebih termotivasi untuk berhasil.
 Manfaatkan kekuatan emosi dalam diri anda justru untuk membantu orang
disekeliling anda

Anatomi Emosi
PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 9
Anatomi dan fungsi Sistem Limbik
• Struktur limbic, meliputi amigdala, hippocampus, kortek olfaktorius yang saling berhubungan
satu sama lain dan dengan hypothalamus.
• Area limbic mempunyai peran primer dalam pengaturan memori, emosi, motivasi,
keseimbangan hormon dan fungsi otonom.
• Sistem limbic dibagi menjadi dua sirkuit yang saling berhubungan yaitu sirkuit limbic anterior
yang berpusat di amygdala dan terlibat primer dalam dorongan emosi dan perilaku dan sirkuit
posterior yang berpusat di hippocampus yang penting untuk memori.

Sistem Koneksi Amygdala dengan otak


1. Proyeksi dari area asosiasi kortikal yang memberikan dan menerima informasi yang
mengijinkan amygdala menelusuri input sensori dengan nilai emosi dan memodulasi
premrosesan sensori.
2. Proyeksi system efferent ke hypothalamus dan batang otak yang mengijinkan modulasi emosi
terhadap fungsi endokrin dan autonom.
3. System kasar (robust system) pada koneksi resiprokal dengan ventromedial prefrontal, rostral
insular dan rostral temporal cortex; medial thalamus dan ventromedial basal ganglia, yang
memodulasi emosi, pengambilan keputusan dan dorongan perilaku ( Benaroh, 2006).

BNST : Bad Nucleus of the Stria Terminalis


DMV : Dorsal Motor nucleus of Vagus

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 10


RVL : Rotral ventrolateral nuclei of the medulla
RPC : Reticularis Pontis of Caudalis
• Pola umum koneksitas amygdale dimulai input dari cortek serebral dan thalamus mencapai
subdivisi cortico-basolateral, diteruskan ke extended amygdala yang memproyeksikan secara
primer ke hypothalamus dan batang otak untuk memediasi perilaku emosi.
• Basolateral complek memproyeksikan kembali ke kortek serebri, thalamus dan striatum untuk
memodulasi pemrosesan sensori, memori pengambilan keputusan dan mendorong perilaku
(Benaroh, 2006).

System Limbic dan Emosi

Sistem Limbik : amigdala, hippocampus, neokortek


1. Amigdala :
1. Pusat pengendali emosi,
2. pemicu reaksi/ perilaku
2. Hipokampus:
1. Proses pembelajaran,
2. Disimpannya emosi (membentuk ingatan)
3. Neokorteks :
1. Menelusuri dan memodulasi input sensori,
2. Modulasi emosi terhadap, fungsi endokrin dan autonom, perilaku
3. Memberi makna apa yg kita serap
4. Mengatur fungsi penglihatan,memori jangka panjang
5. Bagian ini membuat kita memiliki perasaan akan perasaan kita
sendiri,memahami,menganalisis mengapa punya perasaan tertentu.

CHAPTER III
PENGETAHUAN EMOSI, PENYADARAN DAN PENERIMAAN EMOSI DIRI

Model Emotional Quality Management (EQM)


Martin(2008) membagi EQM Model menjadi dua bagian :
• komponen – komponen yang berpengaruh terhadap kemajuan perkembangan emosi manusia
(driver)
• tahapan yang mendorong kematangan emosi manusia (enabler)
Driver adalah pengendali kematangan emosi (enabler) sehingga dapat berfungsi dengan baik.

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 11


Ada 4 driver bagi kematangan emosi :
1. emotional knowledge,
2. emotional spirituality,
3. emotional authenticity dan
4. emotional reconciliation.
Keempat driver tersebut bukan merupakan suatu urutan ataupun merupakan prioritas.
Untuk mencapai kematangan emosi seseorang ada 4 faktor pendorong (Enabler) yakni;
1. penyadaran emosi diri
2. Penerimaan emosi diri
3. persaudaraan
4. Penguatan diri

Tangga Kematangan Emosi

3.1Pengetahuan Emosi

• Emosi manusia memiliki beberapa fungsi antara lain;


1. untuk bertahan hidup (survival),
2. sebagai pembangkit energi (energizer) yang memberikan kegairahan kehidupan
manusia,
3. pembawa pesan (messenger),
4. memperkuat pesan atau informasi yang disampaikan (reinforcer),
5. penyeimbang kehidupan manusia (balancer).

PERSPEKTIF PERUBAHAN MAKNA KATA “EMOSI”

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 12


Perbedaan Gender terhadap Emosi
 Females are more expressive & more sensitive to other people, emotions than men (Bukatko
& Daehler 2001).
 Girls tend to show more positive emotions than boys.
 Socially girls are encouraged to smile more than boys.
 Females tend to internalise emotions while males externalise.

Emotional Autenticity

 Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan beragam topeng yang dipakai untuk
menutupi berbagai kekurangan dan ketidakberdayaan, bahkan untuk menutupi identitas
yang gelap.
 Pemakaian topeng merupakan hal yang wajar dan lumrah, sepanjang dalam batas-batas
normal. Topeng emosi jika dipakai terus menerus dalam setiap kesempatan dalam jangka
panjang akan merusak mental dan keotentikan hubungannya dengan orang lain.

Beberapa topeng yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. TOPENG KEPEMILIKAN
 Penyebab: takut tidak diterima, khawatir ditolak, takut dihina, cemas dengan
apa yang mungkin akan dikatakan orang
 Wujud perilaku: berusaha menggunakan barang mewah, tidak pada tempatnya
 Refleksi : menyadari bahwa harta bukanlah segalanya.

2. TOPENG INTELEKTUALITAS
 Takut kelihatan bodoh, merasa tidak aman dengan pengetahuan yang dianggapnya
kurang, khawatir dihina orang karena pengetahuannya yang dianggap kurang
 Wujud perilaku: berusaha menunjukkan kepandaian yang dimiliki, titel yang dipunyai,
penghargaan, serta sertifikat dari berbagai kursus atau lembaga pendidikan lainnya
 Refleksi : penghargaan bukanlah segalanya

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 13


3. TOPENG SOSIAL
 Takut status sosialnya terlihat rendah, khawatir tidak diterima kelompok tertentu,
khawatir diabaikan, tidak percaya diri dengan identitas sosial yang dimilikinya
 Wujud perilaku: bergaul dengan orang-orang yang dari tingkat sosial tinggi, selalu
membangga-banggakan kenalannya yang seorang juara, artis, selebriti, dll.
 Refleksi : memperhatikan diri pribadi adalah jauh lebih penting

4. TOPENG MORAL
 Cemas karena telah berdosa dan berupaya menutupinya, takut tidak diterima di
kelompok yang mementingkan nilai religius, rasa tidak aman dengan keburukan diri
 Wujud perilaku: berbicara meluap-luap tentang moralitas, nilai-nilai keagamaan,
memberi nasihat-nasihat moral, dll. namun pada kenyataannya tidak demikian
 Refleksi : Mendekatkan diri yang sesungguhnya lebih berharga dan mulia

5. TOPENG JABATAN
 Merasa minder, merasa diri tidak berharga tanpa embel-embel jabatan atau pangkat
 Bangga dengan pangkat/ kedudukan, selalu ingin mendapat perlakuan khusus karena
jabatan yang dimilikinya
 Wujud perilaku: menyepelekan orang-orang yang berkedudukan rendah, bersikap
dominan dan menunjukkan superioritasnya dengan berbagai cara
 Refleksi : Jabatan bukan segalanya, kesehatan diri yang lebih utama .
6. TOPENG SEKSUALITAS
 Merasa tidak aman dengan kondisi diri yang sesungguhnya, minder atas kondisi non-
fisiknya, kesulitan untuk mencintai tanpa syarat karena terbiasa dicintai secara bersyarat
 Pandai menggunakan daya tarik seksualnya sebagai alat untuk memanipulasi orang lain
 Wujud perilaku: suka memanfaatkan orang lain dengan menggunakan daya tarik
seksualnya
 Refleksi : Kecantikan bathiniah lebih penting daripada kecantikan lahiriah.

Refleksi :

1 Jangan bangga dengan rumah mewah, karena rumah terakhir kita adalah kuburan
2 Jangan bangga dengan mobil mewah, karena mobil terakhir kita adalah keranda /mobil jenazah
3 Jangan bangga dengan gelar karena gelar kita yang terakhir adalah almarhumah
4 Jangan bangga dengan kecantikan karena akhir badan kita akan menjadi tulang yang
berserakan
5 Jangan bangga dengan baju yang indah-indah, karena baju kita terakhir adalah kain kafan.

Emotional Spirituality
• Emotional spirituality adalah dasar emosi-emosi ilahi yang berkembang pada diri manusia
karena keyakinan bahwa manusia adalah citra Allah sendiri.
• Pada prinsipnya ada tiga dasar penting emotional spirituality. yakni cinta kasih, kemurahan
hati/kepedulian (wujud dari perasaan empati) serta syukur (wujud perasaan bahagia).
• Ketiga dasar emosi ini merangkum tiga emosi universal yang banyak diwarnai semangat
keimanan sejati
• Masing-masing memiliki kutubnya sendiri yang sangat berlawanan, yaitu egoisme,
keserakahan (wujud dari perasaan khawatir) dan ketakutan.

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 14


• Sumber masalah spiritualitas emosi yang tidak sehat adalah egoisme. Dari egoisme muncul
keserakahan.
• Keserakahan akan mengembangkan sikap ketakutan dan kecemasan pada pemiliknya, yang
akhirnya membuat orang menjadi semakin egois. Hal ini menjadi siklus yang berputar

Komponen Kecerdasan Emosi

3.2 Penyadaran Emosi

Kesadaran emosional diri didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengenal dan
memilah-milah perasaan, memahami hal yang dirasakan dan mengapa hal tersebut dapat terjadi
(Stein dan Book, 2000).
Beberapa hal yang terkait penyadaran emosi meliputi :

2.1 Menyadari Emosi diri


 Mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional.
Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu penting bagi pemahaman
diri.
 Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya berakibat seseorang
dikuasai oleh perasaan.

2.2 Menyadari HALT


 Dalam meningkatkan hubungan interpersonal perlu diwaspadai 4 reaksi perasaan tubuh
yang sering kali memicu reaksi-reaksi emosi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau
merusak.
 Keempat reaksi tubuh itu disingkat HALT, yakni Hungry (lapar), Anger (marah), Lonely (
kesepian) dan tired (keletihan).

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 15


 Apabila merasakan perasaan-perasaan tersebut sebaiknya berhati-hati, dan bila
memungkinkan dipenuhi dahulu berbagai kebutuhan ini.
 Misalnya jika lapar dan letih, sebaiknya kebutuhan makan dan istirahat dipenuhi terlebih
dahulu.

2.3 Termometer Emosi


Termometer emosi menggambarkan sebuah metode untuk mendeteksi adanya peningkatan
reaksi emosi, karena adanya sesuatu yang tidak menyenangkan, yang terjadi pada diri
seseorang.

Tinggi
Menyerang secara fisik
Melampiaskan secara fisik ke benda
Memaki
Marah-marah
Berbicara keras
Jengkel menaikkan suara
Mengomel
Rasa jengkel meningkat, terkendali
Mulai timbul rasa kesal
Mulai merasa terganggu
Tidak merasakan apapun
Rendah

 Berapa rata-rata termometer anda setiap hari? Apakah sering marah-marah, atau tenang
menghadapi kanker payudara anda?
 Bagaimana langkah anda jika berada dalam kondisi suhu termometer yang
membahayakan?

2.4 Emosi terselubung


 Ada emosi terselubung dibalik kata-kata-sikap dan perilaku seseorang yang tampaknya
logis dan rasional.
 Belajarlah peka dan berusaha membaca emosi terselubung orang lain setiap hari.
 Penuhi kebutuhan emosi terselubung untuk menciptakan sahabat

2.5 Tombol panas dan dingin


 Setiap orang memiliki tombol panas dan dingin.
 Buatlah orang nyaman dengan menekan tombol dingin
 Menekan tombol panas hanya akan membuat orang lain jengkel
 Sadari pentingnya tombol panas dan dingin orang-orang disekitar anda
 Belajarlah peka dan berusaha menekan emosi tombol dingin dalam berhubungan dengan
orang lain

Menyadari Emosi Merupakan hal sulit hal ini dapat terjadi :


• Pengalaman traumatis
• Takut dinilai rapuh atau cengeng
• Tidak terbiasa untuk mengekspresikan emosi
• Sistem pendidikan yang lebih mengutamakan rasio
Menyadari adanya Emosi terselubung:

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 16


• Ada emosi terselubung dibalik kata-kata-sikap dan perilaku seseorang
• Belajarlah peka dan berusaha membaca emosi terselubung orang lain setiap hari
• Penuhi kebutuhan emosi terselubung untuk menciptakan sahabat

Gaya Khas dalam Menangani & Mengatasi Emosi (Mayer)


 Sadar diri; peka akan suasana hati yang dialami, mandiri & memahami kelebihan &
kekurangan diri sendiri, memiliki kesehatan jiwa yang bagus, & cenderung berpendapat
positif akan kehidupan.
 Tenggelam dalam permasalahan sering kali merasa dikuasai oleh emosi & tidak berdaya
untuk melepaskan diri, mudah marah & amat tidak peka akan perasaannya, sehingga merasa
tidak mempunyai kendali atas kehidupan emosional.
 Pasrah adalah peka akan perasaannya, namun cenderung menerima begitu saja & tidak
berusaha untuk mengubahnya.

3.3 Penerimaan Emosi

3.1 Percaya diri dan harga diri


 Orang yang memiliki harga diri yang tinggi biasanya mudah untuk tampil percaya diri.
Harga diri merupakan suatu bentuk penerimaan diri dan tanpa syarat.
 Penerimaan diri akan terlihat dari caranya berbicara dan bersikap.
 Melihat dan menerima diri secara utuh, tulus dan ikhlas merupakan proses penerimaan
diri yang harus dijalani untuk menuju kematangan emosi.

3.2 Membangun penerimaan diri


Untuk membangun penerimaan diri diperlukan latihan latihan antara lain :
1. Penerimaan pribadi yang positif dibangun dari bicara pada diri sendiri yang positif
sepanjang hari
2. Membangun rasa kagum pada diri sebanyak-banyaknya terhadap apa yang dimiliki
3. Meningkatkan rasa bersyukur, semakin mudah bagi anda untuk menerima diri kita apa
adanya
4. Bangun harga diri anda dengan memberikan DOrongan, meREspek diri dan menghargai
MIlik diri sendiri yang berharga, bangga dan lebih bersyukur
5. Belajar menerima dan memberi pujian
6. Belajar menerima dan mengendalikan kemarahan.

 Jika anda renungkan, hal apakah yang anda syukuri pada kehidupan anda saat ini
 Kita jadi kurang bersyukur karena selalu melihat ke atas, bukan ke bawah terhadap
kehidupan orang lain disekitar anda

3.3 Rekening emosi pribadi

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 17


• Tiap orang memiliki gelas rekening emosi yang menunjukkan level penghargaan positif
• Jika isi ember emosi positif kosong, seseorang akan merasa diri tidak berharga, kehilangan
harapan atau menjadi pribadi yang merusak.
• Dengan memiliki ember yang penuh, seseorang akan memberikan pengaruh emosi yang
positif bagi orang disekelilingnya.

Bagaimana mengisi gelas emosi saya


• Ubahlah kata-kata negatif orang lain dimasa lalu menjadi hal yang positif
• Ubahlah kata-kata tuntutan (kamu mestinya, kamu seharusnya) menjadi penguatan yang
positif
• Dengan mengisi gelas orang lain sebenarnya anda juga mengisi gelas rekening anda

Penerimaan Diri bersyarat Contoh:


• Saya akan lebih dicintai jika wajah saya cantik
• Saya merasa buruk dalam segala hal, saya seharusnya ….
• Saya akan lebih cantik jika payudara saya montok
• Saya malu jika payudara saya dioperasi

Chapter IV
Penerimaan orang lain Dan Membina Hubungan Dengan Orang Lain

 Orang yang dewasa secara emosional, merasa oke dengan dirinya dan orang lain tanpa
bersyarat
 Penerimaan orang lain dibangun berdasarkan kesadaran dan penerimaan diri
 Bila seseorang semakin terbuka pada emosi sendiri, maka ia akan semakin terampil
dalam membaca perasaan orang lain.
 Sebaliknya, orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri
tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.
 Mengenali emosi orang lain (empati) merupakan tahap awal menerima orang lain.
Penerimaan orang lain bersyarat
• Kalau kamu tidak juara kelas, kamu bukan anak yang baik
• Wajahmu jerawatan, kamu tak akan diperhitungkan dalam pesta
• Kalau tubuhmu gembrot, suami anda akan kurang memperdulikanmu.
• Kalau kamu tidak jadi orang kaya, orang lain tidak memperdulikanmu
• Mengharap orang lain mengikuti standar dan kualitas yang ditetapkan
• Mengharap orang lain menghargai atas perhatian kita
• Mengharapkan balas budi atas perbuatan sendiri dari orang lain
• Menarik bantuan, penghargaan jika orang lain tidak memenuhi harapan atau keinginan kita.

Mengenali Emosi Orang Lain (Empati)


 Empati adalah kemampuan untuk mengetahui & memahami perasaan terdalam orang
lain, sehingga mampu bertenggang rasa & mampu membaca, memahami perasaan &
pikiran orang lain hanya dari bahasa nonverbal, ekspresi wajah, atau intonasi suara
orang lain.
 Memvalidasi emosi, merupakan wujud konkrit dari upaya untuk mengerti,
memahami sekaligus menerima orang lain.

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 18


 WAKAT merupakan teknih sederhana yeng berguna melatih memvalidasi emosi,
efektif menurunkan suhu emosi tinggi orang lain. WAKAT merupakan akronim WA
( Wajar jika anda merasa ...”), KA ( “Karena ....”), T (“Tetapi ....”)

Membina Hubungan
Beberapa prinsip emosi afeksi adalah
1. Menyadari adanya perbedaan individu dan perbedaan perlakuan
2. Menyadari bahwa persepsi seseorang menentukan emosi.
1. Meskipun realitanya sama (peta), persepsi setiap orang bisa berbeda (teritori).
2. Sebaiknya anda pahami peta orang sebelum memberikan penilaian
3. Memulai hubungan dari diri sendiri
4. Kalau tidak ingin dicubit, anda tidak boleh mencubit.

Untuk membina hubungan yang sehat, diperlukan 3 kemampuan :


1. Belajar menerima dan memberi pujian
2. Belajar menerima dan mengendalikan kemarahan
3. Belajar menyatakan emosi

GOLDEN RULE
 Lakukan pada orang lain, apa yang ingin orang lain lakukan padamu
 Jangan lakukan pada orang lain, apa yang kamu tak ingin orang lain lakukan padamu
 Lakukan pada orang lain, apa yang mereka ingin kamu lakukan, meskipun mereka tidak
melakukan apa yang kamu inginkan
 Jangan lakukan pada orang lain,apa yang mereka tak ingin kamu lakukan, meskipun mereka
melakukan apa yang tidak kamu inginkan padamu

Chapter V
STRESS DAN KEPERAWATAN

Pengetahuan tentang stres penting, perawat perlu mengenali stres pada klien dan
keluarganya mampu memberikan intervensi secara efektif. Perawat sebagai tenaga profesional
harus mengenal tanda dan gejala stres serta memiliki pengetahuan tentang teknik pengelolaan stres
sebagai alat coping personal juga untuk mendesain intervensi pengelolaan stres pada klien dan
keluarganya.
Keperawatan mrp suatu pekerjaan yg stressful. (Sullivan 1993; Decker 1997). Keperawatan
terpapar luas situasi dan kondisi yang potensial membuat stres : Beban kerja tinggi , Jam kerja
yang tidak teratur dan melelahkan , Kebutuhan penyesuaian emosi dengan pasien dan klg dan
Pasien yang mengalami kesulitan perilaku.
Pasien-pasien yang sulit sebagai sumber stres dalam keperawatan meliputi : patients who
are emotionally unstable, highly anxious, depressed, hostile, challenging, overly dependent or
independent, aggressive, impatient, dan unappreciative and nonconforming.

1.2 Apa Stres itu?


a. Stres
 Stres adalah suatu emosi negatif yang terjadi dalam merespon kejadian yang dirasakan
sebagai beban atau yang melampaui sumber atau kemampuan untuk mengatasi
 Stres : semua fenomena fisik, psikologi atau sosial yang membebani suatu organisme dalam
setiap cara yang menghasilkan perubahan fisik, psikologi atau sosial (Pollock, 1988,
Aneshensel, 1996)

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 19


 Respon fisik, emosi dan psikologi seseorang atau keluarga terhadap suatu kejadian atau
kebutuhan
 Stres adalah respons terhadap stresor (Fauzi, 1995).
 Stres terdiri dari stress perception dan stress responsse (Dhabbar-Mc Ewen, 2001).
 Stresor merupakan penyebab terjadinya stress perception dan stress responsse (Dhabbar &
Mc Ewen 2001).
 Stresor psikologis dapat berupa ketakutan dan kecemasan.
 Stresor fisik dapat berupa infeksi atau luka.
 Respons stres yang negatif disebut distres, dan respons stres yang positif atau potensial
menimbulkan keadaan adaptasi untuk mencapai perubahan biologis yang seimbang atau
homeostasis disebut eustres (Szabo, 1998, Putra, 2000).

Responses to Stress
1. Respons emosional terhadap beban stress meliputi: Irritability., Hostility (Tdk ramah.),
Anxiety/increase worrying. Loss of self-esteem. Feelings of helplessness. Withdrawal
from friends and relatives., Inability to enjoy life. Loss of concentration/focus.
Alcohol/substance abuse.
2. Responses Cognitive Meliputi Obsession/ excessive worrying. Poor
concentration/attention. Poor judgement. Suicidal ideation.
3. Respons fisik terhadap stress meliputi : Tension headaches., Upset stomach -
heartburn/indigestion, Sleep problems., Backaches, High blood pressure, Muscle
tension, Fatigue, Shortness of breath/nervousness, Sweaty palms.
4. Respons perilaku terhadap stress meliputi : terlambat kerja, penurunan motivasi,
penyalahgunaan alkohol, isolasi sosial, percobaan bunuh diri, Explosiveness/”acting
out.”

b. Pengaruh stres individu


Pengaruh positifnya: Stres dapat mendorong seseorang melakukan tindakan
tertentu; melahirkan kesadaran dan menikmati pandangan baru.
Pengaruh negatifnya: Stres dapat melahirkan perasaan tidak percaya,
penolakan, marah, tertekan, dan pada gilirannya dapat menyebabkan beberapa
penyakit spt sakit kepala, sakit perut, susah tidur, tekanan darah tinggi, serangan
jantung dan stroke.
• Stres melemahkan kesehatan fisik dalam dua cara :
a. Tidak langsung
Stres dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dengan perilaku tidak
sehat yang membahayakan kesehatan fisik seperti merokok, minum
alcohol, kurang makan atau kurang tidur.
b. Langsung
Stres mempengaruhi kesehatan fisik dengan merubah fungsi tubuh,
menyebabkan gejala sakit atau penyakit(penyakit jantung, hipertensi,
penurunan kekebalan tubuh dan lainnya.)

Stress and Endocrine System


 Dalam merespon stresor, hipotalamus memerintahkan kelenjar pituitary untuk mensekresi
hormon adrenocorticotrophic hormones (ACTH)
 ACTH menstimulasi cortex adrenal melepaskan hormon yang berkaitan stres yang disebut
corticosteroids
 Ada keterkaitan antara sistem imun, endokrin dan sistem saraf termasuk otak.

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 20


 Sistem saraf pusat dan sistem imun berhubungan langsung melalui serat sistem sarap
simpatis, mempengaruhi produksi dan fungsi limfosit.
 Permukaan limfosit terdapat reseptor untuk neurotransmiter dan hormon.
 Psychoneuroimmunologists menemukan limpfosit menghasilkan neurotransmiter
dan hormon yang mempengaruhi sistem sayaf dan hormon.

 Perubahan cara berfikir dapat merubah cara kita merespon dan berperilaku, dapat merubah
the biochemical reaction yang akan meminimalisasi bahkan mencegah kecemasan.

Coping dan Stres


 Coping adalah proses atau usaha seseorang untuk menyelesaikan masalah intrapersonal dan
interpersonal, dan mencari penyelesaian, memperkecil mengurangi atau mentoleransi stres
atau konflik
 Coping adalah upaya kognitif maupun perubahan sikap untuk mengatasi dan mengendalikan
kondisi yang dinilai stres ( Fauzy, 1995, Clothier, 1997)
 Pada situasi stres orang cenderung menggunakan satu atau kombinasi strategi :
1. Appraisal focused coping,
2. Problem-focusing coping
3. Emotion-focusing coping.

1. Appraisal focused coping, (memodifikasi cara berfikir )contohnya : menolak atau


menjauhkan diri dari masalah , merubah tujuan dan nilainya misalnya dengan melihat
situasi humor.
2. Problem-focusing coping mencoba menangani penyebab masalahnya, contohnya mencari
informasi tentang penyakit, belajar ketrampilan baru untuk mengelola penyakitnya serta
menyusun kembali kehidupan seputar penyakitnya
3. Strategi emotion focused
 melibatkan pelepasan pengendalian emosi,
 distraksi dirinya,
 mengelola perasaan bermusuhan,
 meditasi,
 penggunaan prosedur relaksasi yang sistematik dan sebagainya (Weiten, Lloyd,
2006).
 Orang laki-laki sering menggunakan problem focused coping,

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 21


 Orang perempuan cenderung menuju respons emotion focused.

 Rencana pengendalian stres meliputi :


 Step 1 – mengidentifikasi stresor.
 Step 2 – menentukan penyebab dan konsekuensinya.
 Step 3 – Perencanaan untuk mengeliminasi atau menurunkan stres.
PHYSICAL STRESS REDUCES:
 Get enough sleep and rest
 Exercise regularly – relaxed muscles make relaxed nerves
 Listen to your body. Headaches, upset stomach, excessive worrying, and an inability to
concentrate, are symptoms that you need some help.
 Eat balanced meals
 Take breaks often. Stand up and walk around, do light exercises, etc.
 Dress comfortably
 Look your best
 Take a hot bath or shower to relax nerves
 Physically remove yourself from stressful situations

LIFESTYLE CHANGES TO REDUCE STRESS:


• Learn to accept what you cannot change
• Take one thing at a time
• Compromise
• Program fun and humor into life
• Learn relaxation techniques
• Try new things
• Become more flexible – some things are not worth doing perfectly
• Have personal time EVERY day
• Find a positive addiction – peaceful and playful. Do it regularly.
• Change our daily routine

REDUCE STRESS
1. Avoid stressors.
1. Most powerful technique. Involves avoiding stress or reducing exposure.
2. Examples include good time management, training, good problem solving skills,
and good nutrition.
2. Change your thinking.
1. Focus on the here and now. (It’s not the end of the world)
2. Recognize the choices you make. Increase your sense of personal control.
3. Avoid absolutes and perfectionism. (I don’t have to be perfect)
4. Practice positive self-talk. (Life’s like that)
5. Review the Serenity Prayer as an example of positive self-talk that minimizes
perfectionism and maximizes personal control.
3. Learn to relax.
1. The opposite of stress is relaxation. You can’t be stressed and relaxed at the same
time, so learn how to relax.
2. Breathing, progessive muscle relaxation and other exercises.
3. Pleasurable hobbies.
Elements of Physical Relaxation
o Breathing (Take a few deep breaths, Focus on your breathing)
o Tensing and Relaxing Muscles
o Visual Imagery (Imagine your favorite place :Beach, Mountains, Lake, Desert)

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 22


o Positive Suggestions
o Music(Use a beat slower than your heart rate)

CHAPTER VI
PENGUATAN DIRI (EMOTIONAL AFFIRMATION)

Tahapan ini merupakan tahapan tertinggi dan terpenting dari proses kematangan
emosi. Tahapan ini merupakan tahapan bergerak dan bertindak yang membutuhkan
keberanian dan kesanggupan untuk mengambil resiko-resiko emosi.

5.1 Sukses = visi + imajinasi + emosi + aksi

Kesuksesan merupakan gabungan atau penjumlahan dari :


1. Visi
Visi : tujuan akhir yang anda arahkan dalam hidup anda atau kesembuhan anda
2. Imajinasi
• Energi anda akan mengikuti apapun imajinasi anda
• Jika imajinasi positif, energipun menjadi positif
• Kalau boleh jujur , apakah anda lebih sering membayangkan hal-hal yang
positif dalam hidup anda, atau lebih banyak takut, khaeawatir dan
membayangkan hal yang negatif
• Apa saja yang menghambat anda dalam membayangkan hal-hal yang positif
3. Aksi
Tanpa tindakan, tidak ada satupun yang dapat diraih dalam kehidupan ini
4. Emosi dibalik visi
• Semakin banyak emosi yang menyenangkan dibalik visi anda, semakin anda
tergerak untuk meraihnya. Emosi adalah roket pendorong yang luar biasa bagi
tindakan dan kegiatan anda

5.2 Latihan Penguatan Emosi


Langkah penguatan emosi meliputi penjernihan masalah serta penguatan diri.
1. Pastikan anda mampu melihat kenyataan bukan opini (misalnya, ibu yang baru
saja didiagnosis kanker payudara mengatakan , ” hidup saya berakhir atau tidak
lama lagi” )
2. Periksalah self talk anda mengenai masalah diri yang terjadi (misalnya, ternyata
dia sering mengatakan pada diri sendiri, ” saya tidak mungkin sembuh, ”saya
cacad” dll.)
3. Menguji apa yang dialami emosi sehubungan dengan self talk ( ternyata kata-kata negatif pada
diri sendiri justru memunculkan takut, sedih, cemas, minder dll)
4. Menguji kakuratan dan kebenaran self talk yang telah dikenali (dengan bertanya pada diri
sendiri ”apa benar saya tidak bisa sembuh...?
5. Merencanakan tindakan untuk penguatan emosi (apakah penyakit saya benar-benar tidak bisa
diobati lagi, seberapapun besarnya usaha yang saya lakukan? Masih adakah yang bisa saya
lakukan untuk membuat diri saya lebihbaik?”}
6. Penguatan pada diri sendiri. Ucapkanlah kata-kata positif pada diri anda sesering mungkin.
(Misalnya, ”sesuatu akan saya balik jadi berhasil; Saya pasti memperoleh kesehatan yang

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 23


optimal; Saya mampu melakukan cara2 untuk meningkatkan kesehatan saya setiap hari” Saya
akan selalu berfikir positif dan selalu mengambil hikmah terhadap kejadian pada diri saya.dll).

5.3 Tiga Jenis Manusia

Hidup seperti memanjat gunung (Paul Stolzt)


1. 60% orang adalah tipe penyerah (Quiter/tidak mau ambil resiko)
2. 30% tipe puas hati (Camper/sudah di atas daerah aman)
3. 10% tipe pendaki (Climber/yang mau terus berusaha dan belajar)
• Termasuk golongan manakah anda? Hal apa saja yang membuat anda menjadi penyerah dan
puas hati dalam menghadapi kehidupan anda? Apa yang bisa anda pikirkan dan kobarkan
dalam hati agar bisa menjadi seorang tipe pendaki?
• Akhirnya, Jadi Wortel, Telur atau Kopi?
Percobaan wortel, telur dan kopi setelah dipanaskan
• Wortel: orang yang hatinya keras dan yakin, namun setelah menghadapi berbagai kesulitan
menjadi lembek dan patah, khawatir, takut, frustasi (Avoider)
• Telur : orang yang mulanya kurang berani, khawatir, kurang yakin bahkan merasa tidak
mampu; namun kesulitan-kesulitan akhirnya mendidiknya semakin tegar dan kuat, ia
berubah menjadi percaya diri, lebih optimis dan berani (Tougher)
• Biji Kopi: lambang orang yang memiliki kemantapan diri, dalam situasi sulit dan tertekan ia
justru semakin menunjukkan kualitas dirinya, bahkan memberi pengaruh yang besar
disekelilingnya(Influencer).
• Salah satu dari berbagai hal yang menghalangi seseorang dari terjadinya tingkat kemajuan
dalam hidup ini adalah sering menganggap bahwa pikiran seseorang sangat terbatas. Orang
yang berpikiran negatif selalu menerapkan suasana dan kondisi yang negatif pula, sehingga
mereka mudah sekali mengalami kesulitan demi kesulitan.
• Orang yang berpikir positif menarik hal-hal yang positif, sehingga mereka dapat meraih
keberhasilan demi keberhasilan.
• Seseorang dapat mengendalikan pikiran dengan cara menjaganya agar tidak dimasuki oleh
pikiran negatif.
• Setiap hari anda dapat mempraktekannya dengan mengatakan bahwa tidak ada pikiran yang
terbatas yang dapat memasuki otak.

MORTIR EMOSI
 Orang lain tak akan melukai kita tanpa persetujuan kita (Elanor Rosevelt)
 Kata-kata atau kalimat maupun ucapan orang lain adalah suatu stimulus, jika kita sendiri
tidak memaknai, maka kita tidak pernah mengalami luka batin dengan kata-kata itu.
 If it’s out mind, if it’s out my mouth, if it’s out my attitude, if it’s out my behavior– it’s not
me

Faktor Sukses
 Memiliki sasaran yang jelas (visi, tujuan, objektif, cita-cita, obsesi, atau whatever). Yakni
bayangan batin tentang sosok yang inginkan dari diri seseorang sejelas mungkin.
 Komitmen yang kuat, kemauan yang keras, dorongan yang kuat, kesungguhan. Punya bakat
atau kecerdasan apapun,, tapi kalau komitmen hilang, hilang juga bakat dan kecerdasan itu.
 Kelayakan untuk dipercaya oleh orang lain
 Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Ini mencakup antara lain: kemampuan
membuka hubungan baru, kemampuan mempertahankan hubungan yang sudah ada, dan
kemampuan mengatasi konflik atau persoalan secara positif
 kemampuan untuk terus belajar (learning ability). Belajar adalah mengubah prilaku ke arah
yang lebih baik berdasarkan praktek sehari-hari

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 24


CHAPTER VII
SOFT SKILL IN NURSING

 Antara Soft skill dan Hard Skill


 Mengembangkan soft skill

Pengertian Soft skill

 Soft skill adalah kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan
baik pada lingkungan dimana dia berada.
 Soft skill adalah kemampuan tak terlihat yang diperlukan untuk sukses (Ditdik ITB, 2005).
 Soft skill diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih
mengutamakan kemampuan intrapersonal dan interpersonal.
 Intra-personal skill: ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk
pengembangan kerja secara optimal.
 Inter-personal skill: ketrampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain untuk
pengembangan kerja secara optimal (UBB, 2008).
 Soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep kecerdasan emosional
(emotional quotient).
 Soft skill adalah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Quotient) seseorang, yang
dikategorikan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasan, keramahan,
optimasi.
 Soft skills ‘berbeda’ dengan hard skills yang menekankan kepada IQ, artinya penguasaan
ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang
ilmunya. (Karmilasari, 2008).

 HARDSKILL (Kemampuan TEKNIS) kemampuan yang dipelajari baik di kelas maupun di


laboratorium, mereka yang belajar dengan rajin, giat, dan tekun akan memperoleh
kemampuan teknis yang baik, dicerminkan salah satunya dengan nilai atau IP (indeks
prestasi) yang tinggi. Sifatnya visible karena ada benda yang dapat membuktikannya seperti
ijazah,sertifikat, dsb.
 SOFTSKILL (Kemampuan NON-TEKNIS) kemampuan seseorang untuk bisa
bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia berada. Sifatnya
invisible.
 Atribut dari softskill ini seperti, sikap baik seperti integritas, inisiatif, motivasi, etika, kerja
sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh,
fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, kemampuan beradaptasi, pemecahan
masalah dan lainnya. (Wartawarga, 2009)
Contoh Softskills
 Kejujuran
 Tanggung Jawab
 Berlaku adil
 Kemampuan bekerja sama
 Kemampuan beradaptasi
 Toleran

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 25


 Hormat terhadap sesama
 Kemampuan Mengambil keputusan
 Kemampuan Memecahkan masalah, dsb

Interpersonal Skills Yang diperlukan Untuk Menjadi Perawat


1. Verbal communication
 Strong verbal communication skills are a must in nursing.
 Kemampuan Anda untuk mendengarkan sesama karyawan atau pasien yang
memberitahu Anda dan meneruskan informasi tersebut ke pihak yang memerlukan
adalah yang terpenting
 your verbal skills may come into play during a high-stress situation where
communication is the key to saving a life.
 You need to able to tell the doctor about what ails your patient and relate any care
information to the patient and his or her family.
2. Computer and technical literacy- Almost all jobs nowadays require basic competency in
computer software, but many job seekers fail to provide this section because they think it's
implied
3. Interpersonal skills- The ability to work in teams, relate to people and manage conflict is a
valuable asset in the workplace
Contoh Inter-Personal Skills
 Kemampuan memotivasi
 Kemampuan memimpin
 Kemampuan negosiasi
 Kemampuan presentasi
 Kemampuan komunikasi
 Kemapuan membuat relasi
 Kemampuan bicara di muka umum, dsb

4. Adaptability- Don't underestimate the ability to adapt to changes and manage multiple
tasks
5. Research skills- With Google at the tip of your fingers, it's easy to find answers to common
issues.
6. Project management skills- Organization, planning and effectively implementing projects
and tasks for yourself and others is a highly effective skill to have
7. Problem-solving skills- The ability to use creativity, reasoning, past experience,
information and available resources to resolve issues is attractive because it saves everyone
at the organization valuable time.
8. Process improvement expertise- The number one goal every company has in common is
to save money.
9. Strong work ethic, Employers are looking for employees that take initiative, are reliable
and can do the job right the first time
10. Emotional Intelligence- Although you will most likely never see this in a job description,
EI is a highly sought after skill that relates to your social skills, social awareness and self-
management abilities

CHAPTER VIII
KEPRIBADIAN DAN PROFESI PERAWAT

Pengertian Kepribadian
1. Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut Personality.

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 26


2. Personality is the dynamic organization with in individual of those psycho-physical
systems, which determine his unique adjustment to his environment
3. Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain.[1]\
4. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang
ditunjukkan oleh seseorang.[1]
Kepribadian adalah jumlah total dari kebiasaan, sifat, karakteristik individu. Hal ini sebenarnya
kekuatan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Beberapa orang memiliki kekuatan lebih dan
beberapa memiliki lebih sedikit misalnya seorang perwira tentara memiliki kekuatan dan
pengetahuan tentang isu-isu keamanan sedangkan profesor mungkin memiliki pengetahuan dan
kekuasaan pada isu-isu pendidikan.

Tipe Kepribadian dan Penyesuaiannya

Ada 4 tipe kepribadian menurut Hipocrates yaitu tipe gaul, tipe kuasa, tipe harmoni tipe
pemikir
1. Kepribadian tipe Gaul (terbuka, membicara, optimis)
1. Ciri orang tipe Gaul adalah menyenangkan, suka bicara dan bercerita, menghidupkan
suasana pesta, ingatan akan warna, ceria dan selalu gembira, disukai teman anak, cepat
minta maaf, berhati tulus, sikapnya mudah berubah,, terdorong oleh pujian
2. Kelemahan tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit
berkonsentrasi; kurang disiplin, tidak pernah dewasa, tidak mengikuti sampai tuntas, mudah
teralihkan perhatiannya, suka menjadi pusat perhatian
3. Cara menyesuaikan diri dengan tipe Gaul :
• Jangan mengharapkan mereka mengingat janji pertemuan/tepat pada waktunya,
• sadarilah mereka bicara tanpa berpikir lebih dulu,
• Pujilah mereka untuk segala sesuatu yang mereka capai
• Bawakan mereka hadiah karena mereka menyukai mainan baru

2. Kepribadian Tipe Kuasa (terbuka, pelaku, optimis)


1. Ciri orang tipe kuasa: cepat mengambil keputusan, berkemauan keras dan pasti, tidak
mudah patah semangat, menekankan pada hasil, mencari pemecahan praktis, terdorong oleh
penentangan.
2. Kelemahannya adalah sulit mengakui kesalahan, kurang sabar, suka memerintah, cepat
marah, kaku, menuntut dan mendominasi orang lain.
3. Cara menyesuaikan diri dengan tipe Kuasa :
• Akuilah bahwa mereka berbakat memimpin
• Ketahuilah bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti.
• Sadarilah bahwa mereka tidak penuh belas kasihan
• Berusahalah membagi-bagi bidang tanggung jawab
• Ketahuilah bahwa mereka selalu benar

3. Kepribadian Tipe Damai (tertutup, pengamat, pesimis)


1. Ciri orang tipe harmoni : menyukai rutinitas, kepribadian profil rendah, mudah bergaul dan
santai, sabar, senang menyesuaikan diri dengan kehidupan, menghindari pertikaian, tidak
suka menyinggung perasaan, berbelas kasihan dan peduli.
2. Kelemahan tipe ini adalah tidak berpendirian; sering mengalami perasaan sangat takut dan
khawatir, pemalu dan pendiam, terlalu suka kompromi, menolak perubahan, kurang
motivasi diri, tidak senang didesak-desak.

3. Cara menyesuaikan diri dengan tipe Damai :


• Sadarilah mereka memerlukan motivasi langsung,
• Bantulah mereka menetapkan tujuan,

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 27


• Jangan mengharapkan antusiasme,
• Doronglah mereka untuk menerima tanggungjawab
• Paksalah mereka membuat keputusan

4. Kepribadian Tipe Pemikir (tertutup, pemikir, pesimis)


1. Ciri orang tipe pemikir: sensitif kepada orang lain, mendalam dan penuh pikiran, ingin
segalanya dilakukan dengan benar, berorientasi jadwal, serba tertib dan teratur, puas ada di
belakang layar, setia dan mengabdi; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit bagi orang
lain.
2. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda - nunda suatu pekerjaan; mempunyai
citra diri yang rendah; menuntut yang tidak realistis pada orang lain, mengingat yang negatif,
murung dan tertekan, menikmati sakit hati, mementingkan diri sendiri, mencurigai orang lain
3. Cara menyesuaikan diri dengan tipe pemikir :
• Ketahuilah bahwa mereka sangat perasa dan mudah sakit hati
• Sadarilah bahwa mereka diprogram dengan sikap pesimistis
• Pujilah mereka dengan tulus dan penuh kasih sayang
• Terimalah kenyataan bahwa kadang-kadang mereka menyukai kesunyian.
• Sadarilah bahwa kerapian itu perlu

• Dengan mengetahui tipe kepribadian anda dan orang lain, anda akan berkomunikasi lebih
baik dengan mereka. Ada tipe gaul, kuasa, harmoni dan pemikir.
• Tipe apakah yang dominan serta subdominan pada diri anda.
• Apa yang seharusnya anda lakukan saat bertemu dengan orang yang sama atau berbeda tipe
kepribadian dengan anda?

ESSENTIAL PERSONALITY SKILLS A NURSE SHOULD HAVE


1. Compassion
2. Patience
3. Dedication
4. Responsibility
5. Honesty
6. Loyalty
7. mental strength or inner strength, and calmness or level-headed nature

Compassion.
Tanpa kasih sayang, bagaimana Anda dapat berempati dengan pasien Anda?
Sebagai seorang perawat, Anda harus memiliki dorongan dan motivasi ditambah dengan kasih
sayang untuk membantu orang lain dan juga tekad untuk membuat dampak dalam kehidupan
orang lain sedemikian rupa bahwa ia akan menjadi sembuh. Contoh. Ketika melihat/merawat
luka, Anda harus menunjukkan tidak terkejut dan menunjukkan terbiasa bekerja dengan orang
sakit, yang mungkin pasien menjadi frustasi atau gelisah dengan gejalanya. Anda harus mampu
berempati dengan pasien Anda. Hal ini meyakinkan pasien bahwa Anda peduli memperlakukan
mereka kembali ke kesehatan penuh dan membantu memperkuat bahwa Anda berada di sana
untuk membantu.
Patience /Kesabaran, tidak muncul secara alami. Anda dapat belajar untuk meningkatkan
dari waktu ke waktu. Kesabaran tidak hanya dengan pasien, tetapi juga dengan rekan kerja,
dokter dan anggota keluarga. Misalnya, sering kali pasien dapat frustrasi mengapa mereka
tidak segera membaik atau mengapa dokter tidak dapat mendiagnosa gejala. Pasien dapat marah
ketika dokter memerintahkan tes lagi untuk mendiagnosa kondisi medis. Di sinilah kesabaran
yang benar-benar berguna, terutama bagi perawat
Honest (jujur). Ketika merawat pasien, perawat harus cukup jujur untuk melakukan apa
yang diketahui dan menerima ketidakmampuan atau kurangnya pengetahuan ketika ditanya

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 28


oleh pasien tentang keadaan kesehatan. Memberikan janji-janji palsu atau menyesatkan pasien
tidak harus dilakukan oleh perawat.
Mental Kuat .Tidak semua hari di tempat kerja selalu baik atau memuaskan. Sebagai
seorang perawat, Anda mungkin harus melihat beberapa momen buruk seperti kematian pasien
meskipun upaya terbaik untuk menyelamatkan kehidupan dilakukan, kematian prematur atau
peristiwa musibah lain.
Sebagai perawat, Anda harus, memiliki kekuatan mental dan kemampuan untuk menahan
kemunduran tersebut dan mengambil dalam langkah. Anda harus bertindak dengan keyakinan
dan pada saat yang sama dengan relatif ketenangan dan kemudahan sehingga tidak ada tanda-
tanda kepanikan atau kekhawatiran di wajah Anda yang mungkin mengganggu pasien dan
anggota keluarga lain dari pasien.
Calmness /Ketenangan: Suatu bagian besar dari perawat adalah cool dan tenang. Sebagai
seorang perawat, Anda mungkin melihat hal yang mengganggu dan berpotensi menghadapi
situasi yang mengancam nyawa dan bahkan kematian. Ketika seorang pasien panik atau
tegang, Anda bertindak tenang dan percaya diri, kemungkinan orang di sekitar Anda akan
mengikutinya. Jika orang melihat bahwa Anda memiliki situasi di bawah kontrol, ada
kesempatan yang lebih baik sukses di secara keseluruhan.

EQM & Nursing


Pelayanan pasien tidak hanya pelayanan medis berkualitas, tetapi juga pelayanan yang
menekankan :
Respek terhadap tujuan, pilihan dan kesenangan pasien
Pemenuhan emosi , social dan spiritual pasien
“Interaksi perawat-pasien” merupakan nadi praktek keperawatan.
Interaksi ini tidak hanya percakapan tetapi merupakan proses komplek yang melibatkan
persepsi perawat, pemahaman emosi pasien dan penggunaan persepsi untuk mengelola
situasi pasien menuju tujuan pelayanan pasien yang efektif.
Kecerdasan emosi bagi perawat :
1. Meminimalkan stres
2. Menuju sikap keperawatan yang positif
3. Adaptasi yang lebih besar
4. Kepuasan hubungan sosial
5. Sedikit laporan interaksi negatif dengan orang lain (Lopez, 2003)
6. meningkatkan kinerja dan mengurangi burn-out perawat (vitello, 2002)
7. berpengaruh terhadap perilaku melayani konsumen dan perilaku melayani berpengaruh
terhadap kinerja perawat (Lutfiani, 2008)

Effect EQM On Personality


Kesadaran emosi yg membuat seseorang mampu mengendalikan emosi, meliputi ketrampilan
untuk menahan atau membatasi reaksi emosional terhadap suatu situas, baik reaksi positif
maupun negatif (Mayer, 2000), shg membuat seseorang merasa aman
Seseorang yg peka dengan suasana hati adalah mereka yang tergolong memiliki kecerdasan
emosi.
Kejernihan pikiran tentang emosi melandasi kepribadian seseorang, seperti mandiri dan yakin
akan batas yang mereka bangun, kesehatan jiwanya bagus dan cenderung berpendapat positif
dalam kehidupan .
Bila suasana hati sedang tidak baik, mereka tidak risau dan larut kedalamnya sebab mereka
mampu melepaskan diri dari suasana yang tidak menyenangkan dengan cepat.

 Personal development includes activities that improve awareness and identity, develop
talents and potential, build human capital and facilitates employability, enhance quality of
life and contribute to the realization of dreams and aspirations

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 29


 Finally, as personal development takes place in the context of institutions, it refers to the
methods, programs, tools, techniques, and assessment systems that support human
development at the individual level in organizations.[1]

PENGEMBANGAN DIRI - DIMULAI DARI MANA?


 pengembangan diri dimulai dari pengetahuan tentang:
1. Siapa diri kita
2. Apa yang kita mau dan tujuan kita
3. Apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu
 Untuk mencapai apa yang kita mau kita harus tahu siapa diri kita dan apa yang kita punya
untuk mencapai tujuan itu. Dari sana kita bisa menyiapkan diri dengan belajar, berusaha,
dan bekerja.
 Pengembangan diri mrp topik yang luas karena didalamnya ada manajemen waktu, personal
goal setting, creative thinking, self healing, motivation, problem solving dsb.
 Tetapi akanselalu kembali ke 3 hal diatas karena pengembangan diri merupakan proses yang
harus terjadi di dalam DIRI SENDIRI, bukan orang lain.
 Artinya kita menciptakan kondisi baru di luar dengan melakukan perubahan di dalam diri
sendiri.

8 Langkah Memaksimalkan Potensi Diri


1. Gambarkanlah Impian atau cita cita anda secara Mendetail
2. Perluaslah wawasan anda
3. Lakukanlah tindakan nyata yang mendekatkan anda pada impian
4. Kembangkanlah pikiran positif dalam diri anda secara terus menerus
5. Bayangkanlah apa yang anda lakukan ketika anda berhasil meraih impian
6. Bertemanlah dengan orang orang positif
7. Teruslah bangkit ketika anda mengalami kegagalan ataupun rintangan
8. Lakukan semua hal dengan iklas, sungguh sungguh dan penuh suka cita

Daftar Pustaka
1. Benaroh Eduardo E, 2006, Basic Neuroscience with Clinical Application, Elsivier, USA
page 867-910
2. Goleman, Daniel, 2008, Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional,
mengapa EI lebih penting dari IQ, PT Gramedia Pustaka Utama
3. Martin, 2008, Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup
Melelui Kekuatan Emosi, HR Excellency, Jakarta
4. Martin, Anhtony. 2006, Strategi Jitu Mengelola Emosi: Smart Emotion,
Volume 2, Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
5. Adiwiyoto, 1996. Personality Plus, Binarupa Aksara

PADOLI, PERSONALITY DEVELOPMENT 30

Anda mungkin juga menyukai