PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik, artinya tidak ada satu individu pun yang
persis sama dengan individu yang lain. Salah satu perbedaan yang sering kita
jumpai adalah dalam hal kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan
suatu masalah atau persoalan yang dihadapi. Untuk memecahkan masalah atau
persoalan yang sama, ada individu yang mampu dengan cepat memecahkannya,
namun di lain pihak ada pula individu yang lambat bahkan mungkin tidaka
mampu memecahkannya.
Hal itulah yang memperkuat pendapat bahwa taraf kecerdasan atau inteligensi
itu memang ada, dan berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lain.
Individu yang memiliki inteligensi tinggi akan mudah memecahkan suatu
persoalan, dan sebaliknya individu yang inteligensinya rendah hanya mampu
memecahkan maslah yang mudah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inteligensi dan kreativitas ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menentukan inteligensi ?
3. Apa saja unsure-unsur dari kreativitas ?
4. Apakah hubungan dari inteligensi dan kreativitas ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari inteligensi dan kreativitas
2. Mengetahui faktor-faktor dari inteligensi
3. Menjelaskan hubungan inteligensi dan kreativitas
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inteligensi
Istilah inteligensi atau dalam bahasa inggris “intelligence” berasal dari kata
“inteliligere” yang artinya menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.
Beberapa pengertian tentang inteligensi, sebagaimana dikemukakan oleh para ahli
sebagai berikut.
2
b. Kematangan, menyangkut pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikologis yang dipengaruhi faktor internal.
Contoh :
Anak usia 6 tahun apabila diberi soal penjumlahan dan pengurangan
sampai dengan 100 mungkin masih mampu karena faktor kematangan
untuk itu sudah dimiliki. Namun, apabila ia dihadapkan pada soal
matematika untuk anak SLTP, seperti 2x+10=2, berapa x ? jelas anak
tersebut akan kesulitan karena belum matang untuk berpikir abstrak.
C. Teori Inteligensi
Terdapat beberapa teori inteligensi, antara lain:
a. Teori Daya (Faculty theories)
Teori ini dipengaruhi oleh psikologi daya yang dikemukakan oleh
Thorndike. Menurut Thorndike bahwa dalam otak manusia terdapat
daya-daya jiwa khusus. Teori ini menyebutkan bahwa “Inteligensi
adalah integrasi daya-daya jiwa yang khusus”. Oleh karena itu,
pengukuran inteligensi dilakukan dengan cara mengukur daya-daya
jiwa khusus, misalnya: daya mengamati, daya mereproduksi, daya
berpikir, daya ingatan, daya fantasi dan daya penalaran.
b. Teori Pragmatis
Dikemukakan oleh Boring, yang mengatakan bahwa “Inteligensi
adalah hal yang diuji oleh tes inteligensi”.
c. Teori Faktor
1. Two Faktor Theories – dikembangkan oleh Spearman, dengan
menyelidiki dan mencari sifat hakekat inteligensi mempergunakan
3
teknik analisis faktor, yang mengatakan bahwa kecakapan
intelektual manusia dimungkinkan karena adanya 2 faktor, yaitu:
Faktor Umum/ kecakapan umum (general factor/ general
ability, dilambangkan dengan faktor “g”).
Faktor khusus/ kecakapan khusus (special factor/ special
ability, dilambangkan dengan faktor “s”).
Faktor “g” dan “s” tersebut, bekerjasama menjadi satu kesatuan. Kemampun
seseorang bertindak dalam setiap situasi sangat bergantung pada kemampuan
umum (faktor “g”) maupun kemampuan khusus (faktor”s”), yang memberi
sumbangan pada setiap tingkah laku yang inteligen. Pada tingkah laku yang
berbeda, berfungsi faktor “g” yang ditambah faktor “s” yang khusus untuk tingkah
laku yang bersangkutan.
Tenyata, faktor “g” berkaitan dengan herediter, sedangkan faktor “s” dipengaruhi
oleh lingkungan (pengalaman dan pendidikan).
4
f. Teori Hierarkis
Teori ini dikembangkang oleh Vernon, yang memadukan faktor
umum(“g”) dan faktor spesifik (“s’) dan faktor “(c)” yang terletak
antara faktor “g” dan “s”. Vernon berusaha menggambarkan skema
organisasi faktor-faktor kecakapan intelek dan member gambaran
secara hierarkis hubungan antar faktor intelek yang bersifat umum
sampai yang bersifat khusus.
D. Pengukuran Inteligensi
Prinsip pengkuran inteligensi adalah membandingkan individu
yang di tes dengan norma tertentu. Inteligensi dapat diukur, dan ukuran
kapasitasnya disebut IQ (Inteligensi Quatent), biasanya berbentuk angka-
angka dan penjabaran secara relative hasil pelaksanaan satu tes. IQ
membandingkan prestasi seseorang dengan orang lain yang umurnya
sama.
Bahasa IQ dikenalkan oleh Binet tahun 1857- 1911. Skala Binet
yang rumusnya:
MA DIKALI 100
CA
Ket: M.A = Usia Mental
C.A =Usia kronologi
5
Spatial Relation / S
Perceptual speed / P
Verbal Comphrehencial / V
Word Fluency / W
Number Facility / N
Associative memory / M
Induktion / I
Inteligensi seseorang juga sangat dipengaruhi oleh cara berpikir, ingatan atau
nuraninya dan juga dipengaruhi oleh pengalaman, sikap dan kepribadiannya.
Kreativitas
A. Pengertian
Kreativitas adalah suatu kemampuan memecahkan persoalan yang
memberikan orang tersebut menciptakan ide-ide asli/murni/adaptif fungsi
kegunaannya secara penuh berkembang.
Kretivitas berhubungan erat dengan motivasi dan pengalaman.
Kreativitas ini dipengaruhi oleh inteligensia seseorang, cara berpikir dan
ingatannya. Kreativitas itu dicirikan dengan adanya sesuatu hasil yang
baru.
Kreativitas dapat mati bersamaan dengan matinya alam pikir
seseorang, lingkungan banyak menentukan pola krativitas tersebut.
Kreativitas akan mati atau tidak berkreatif lagi bila seseorang itu di drill,
di dikte tidak diberi kesempatan menyumbangkan akan pikirnya.
Kreativitas ini banyak dipengaruhi oleh minat dan emosi seseorang. Bila
6
dalam kondisi Dis Stress tentu kreativitas seseorang akan susah untuk
muncul. Kerja dari STM ke LTM untuk dimunculkan kembali dalam
bentuk kreativitas melakukan(baik Rehensal / Retrieval) harus baik.
Kreativitas dapat dilihat pula lewat hasil atau output/ keluaran yang
sudah diwujudkan. Kreativitas juga dapat terjadi karena syarat ide dan
penuh kendala, sehingga seseorang dipacu untuk segera berkreativitas.
B. Unsur-unsur Kreativitas
Unsure-unsur yang terkandung dalam kreativitas adalah pengetahuan,
imajinasi dan evaluasi
7
i. Humor – individu kreatif memiliki kemampuan untuk bereaksi secara
spontan terhadap kejanggalan makna atau pelaksanaan.
j. Nonkonformitas – individu yang kratif memiliki dorongan yang
berbeda, berani mengambil resiko atas kegagalan, dibanding individu
yang konformitas.
k. Toleran terhadap ambiguitas - Individu yang kreatif secara aktif
mengusahakan ketidakpastian kompleksitas dan ketidak aturan, baik
untuk tantangan yang hadir maupun demi kepuasan yang akan
dihasilkan, bilamana situasi ini dpat dipecahkan.
l. Kepercayaan diri – Individu yang kreatif memiliki kepercayaan diri
dari dalam dirinya yang berharga terhadap karya mereka dan sebuah
pengertian tentang misi atau keharusan.
m. Skeptisime – Individu yang kreatif, skeptic terhadap ide-ide yang
diterima dan sering memainkan devils advokat (pembelaan yang
menentang apa yang dianggap baik) serta mempersoalkan fakta-fakta
dan dugaan-dugaan.
n. Inteligensi – Individu yang kreatif memiliki IQ diatas rata-rata.
8
F. Ukuran-ukuran IQ (Intelegency Quantent)
Tokoh lain yang juga mengukur inteligensi adalah Wechsler (WAIS)
Wachsler Adult Intelegency Scale.
Ukuran inteligensi adalah sebagai berikut :
0 – 25 idiot
25 – 50 debil
50 – 75 embisil
75 – 90 boderlin.
90 – 100 rata-rata.
100 – 115 rata normal
115 – 129 diatas rata-rata
129 – 140 superior / genius
140 keatas sangat jenius
9
Kurang tantangan
Terlalu bermotivasi untuk berhasil dengan cepat.
Kurangnya control imajinatif.
Ketidakmampuan membedakan realitas dan fantasi
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12