Anda di halaman 1dari 39

INTELEGENSI,

KOGNITIF
DAN
METAKOGNITIF
INTELEGENSI
INTELEGENSI
ATAU KECERDASAN MANUSIA
Manusia diciptakan dan dilengkapi dengan
kecerdasan (intelegensi) yang memiliki
kemampuan luar biasa, yang tidak dimiliki
oleh makhluk lain dan kecerdasan ini sebagai
suatu kemampuan pulalah yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya dimuka bumi
ini, dengan kecerdasan ini pula manusia
dapat menjalani kehidupan yang dinamis dan
beradab.
Intelegensi (Kecerdasan-Akal) Dalam Al’Quran
di Surah Al-Baqarah):269 - Allah menganugerahkan
al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran
dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-
benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan
hanya orang-orang yang ber-akal-lah yang dapat
mengambil pelajaran (dari firman Allah).
INTELIGENSI & KEMAMPUAN

Adapun kecerdasan atau inteligensi manusia mempunyai


implikasi sebagai suatu kemampuan adalah sbb :

1. Kemampuan mengklasifikasi pola – pola objek


2. Kemampuan beradaptasi (kemampuan belajar)
3. Kemampuan menalar secara deduktif
4. Kemampuan menalar secara induktif
5. Kemampuan mengembangkan konsep
6. Kemampuan memahami
I. PENGERTIAN INTELEGENSI

 Intelegensi Secara Etimologis


Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence”
yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan
Intelligentia atau Intellegere”. Teori tentang intelegensi
pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol
pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan
adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang
dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan
sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan
“Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.
Intelegensi,yang berarti
memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang
merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami
sesuatu.
Intelegensi Secara Etimologis

 Intelegensi Secara Etimologis


Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence”
yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan
Intelligentia atau Intellegere”.
 Teori tentang intelegensi pertama kali oleh Spearman dan
Wynn Jones Pol pada tahun 1951; mengemukakan adanya
konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat
melengkapi akal pikiran manusia tunggal, pengetahuan sejati.
 Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan
“Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.

 Intelegensi,yang berarti memahami.


 Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan
perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.
Teori Howard Gardner (1983)

 Menurutnya bahwa Inteligensi tidak hanya di tentukan oleh satu


faktor (g) saja akan tetapi bisa terdiri dari banyak faktor. Sehingga
muncul teorinya mengenai Multiple Intelligence.
 Teori yg dikembangkannya lebih cenderung kepada basis

kemampuan (life skill). Beliau membagi kecerdasan menjadi 8


bagian :
1. Kecerdasan Visual-Spasial 5. Kecerdasan Musikal
2. Kecerdasan Verbal linguistik 6. Kecerdasan Intrapersonal
3. Kecerdasan koordinasi 7. Kecerdasan Interpersonal
gerak tubuh (kinestetik) 8. Kecerdasan Naturalistik
4. Kecerdasan Matematika-
Logis
Teori Inteligensi Stenberg (1985)

“Individu yang sedang melakukan kegiatan dalam pemecahan masalah


memerlukan informasi yg telah di perolehnya untuk memecahkan
masalah yg sedang di hadapinya”

Triarchic Theory
(Teori bercabang tiga)

Componential Sub Experiental Sub Contextual Sub


Theory Theory Theory
(Kemampuan (Kemampuan (Kemampuan
menganalisa pemecahan masalah adaptasi thdp
masalah) dgn kreatif) setiap masalah )
Teori J.P Guilford (1887-1955)
2. Isi Inteligensi
 Figural 3. Produk Inteligensi
 Simbol  Unit
1. Operasi Inteligensi  Semantik  Kelas
 Kognitif  Perilaku  Relasi
 Memori  Sistem
 Berfikir divergen  Transformasi
 Berfikir konvergen  Implikasi
 Evaluasi

Multiple
Cognitive
Abilities
• William Stern mengemukakan :
• intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan
diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat
berfikir yang sesuai dengan tujuannya. Intelegensi
sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan,‘
• a. Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya
jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi,
penasaran, perhatian, minat dan sebagainya juga
mempengaruhi intelegensi seseorang).
• b. Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah
laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya
dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui
“kelakuan intelegensinya”.
• William Stern lanjutan…
• c. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya
kemapuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting
faktor-faktor lingkungan dan di dunia pendidikan pun
memegang peranan.
• d. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa
dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat
memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan
dan mencapai tujuan itu.
CIRI-CIRI INTELEGENSI

• 1. Intelegensi merupakan suatu


kemampuan mental yang melibatkan
proses berfikir secara rasional
(intelegensi dapat diamati secara
langsung).
• 2. Intelegensi tercermin dari tindakan
yang terarah pada penyesuaian diri
terhadap lingkungan dan pemecahan
masalah yang timbul daripadanya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
perkembangan Intelegensi
• Menurut Andi Mappiare (1982: 80) hal-hal yang mempengaruhi
perkembangan intelek itu antara lain:
1) Bertabahnya informasi yang disimpan(dalam otak)seseorang
sehingga ia mampu berpikr reflektif.
2) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan
masalah sehingga seseorang bisa berpikir proporsional.
3) Adanya kebebasan berpikir,menimbulkan keberanian
seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal,
kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan
menunjang keberanian anak memecahkan masalahdan menarik
kesimpulan yang baru dan benar.
INTELIGENSI DAN IQ
• Orang seringkali menyamakan inteligensi dengan IQ,
padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang
sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di
depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence
Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat
tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya
memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan
seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan
seseorang secara keseluruhan.
• Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan
umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik
(Chronological Age).
INTELIGENSI DAN IQ…….

• Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-


persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur
mental) tersebut sama dengan kemampuan yang
seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu
(umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1.
Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar
perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena
setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi
perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi
penurunan kemampuan.
INTELIGENSI DAN BAKAT

 Inteligensi suatu konsep mengenai kemampuan umum individu


dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam
kemampuan ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat
spesifik.
 Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan
pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya: pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan
tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut
Bakat atau Aptitude.
 Tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap
kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak
dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
INTELIGENSI DAN BAKAT
 Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus
ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang
dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang
tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test
Di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan
Interest Inventory.
Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi
Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination
(GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau
Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT)
dan Kuder Occupational Interest Survey.
INTELIGENSI DAN KREATIVITAS
• Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang
inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi
dari suatu proses kognitif.
Meskipun demikian, hubungan antara
kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti
yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas
mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear
denganinteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari
berbagai penelitian tidak mendukung hal itu.
Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas
yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak
selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada
skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti.
Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya
hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
INTELIGENSI DAN KREATIVITAS
 Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi.
J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu
proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan
untuk memberikan berbagai alternatif jawaban
berdasarkan informasi yang diberikan.
 Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur
proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan
untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang
logis berdasarkan informasi yang diberikan.
 Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang
memang kurang memperhatikan pengembangan proses
berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat
berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu
pengetahuan.
Emotioal Intelligence
Kecerdasan Emosi-EQ
 Diteliti oleh Howard Gardner (dosen Harvard), Peter Salover (dosen Yale), dan
John Mayer (dosen New Hampshire) pada tahun 1970 - 1980
 Pada tahun 1995, Daniel Goleman mempopulerkan teori ini lewat bukunya yg

fenomenal “Emotional Intelligence: Why it can matter more than IQ”


 Menurut Goleman (1996) kecerdasan intelektual (IQ) bila tidak disertai dengan

pengolahan emosi (EQ) yang baik tidak akan menghasilkan seseorang sukses
dalam hidupnya.
 Peranan IQ hanyalah sekitar 20% untuk menopang kesuksesan hidup

seseorang, sedangkan 80% lainnya ditentukan oleh faktor lain.


 Pentingnya pengelolaan emosi (EQ) bagi manusia dalam pengambilan

keputusan bertindak, bahkan seringkali lebih penting daripada nalar, karena


menurutnya, kecerdasan intelektual tidak berarti apa-apa bila emosi (EQ) yang
berkuasa.
Spiritual Intelligence
Kecerdasan Spiritual (Agama)
 Dipopulerkan oleh pasangan suami-istri, Danah Zohar dan Ian
Marsal pada tahun 1997, di Amerika Serikat.
 Menurut pendapat mereka, “kecerdasan spiritual merupakan

kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna


dan nilai dalam kehidupan”.
 Kecerdasan ini terletak dalam suatu titik yang disebut dengan God

Spot (titik tuhan)


 Sedangkan menurut Ary Ginanjar (dalam ESQ), bahwa SQ adalah

kemampuan untuk mendengar suara hati kita.


Adversity Quotient -AQ

• Memberi tahu anda seberapa


jauh anda mampu bertahan
menghadapi kesulitan
• Mengingatkan siapa yang
mampu mengatasi kesulitan
dan siapa yang akan hancur
• Mengingatkan siapa yang akan
menyerah dan siapa yang akan
bertahan
 Kecerdasan spiritual merupakan penyeimbang dari
2 kecerdasan sebelumnya yaitu IQ dan EQ.
 Orang yang memiliki IQ tinggi tetapi tidak dibarengi

dengan EQ, AQ, jauh dari berhasil. IQ


AQ
 Tetapi bila IQ dan EQ tanpa disertai SQ, maka ia
EQ
akan menjadi perusak bangsa. Contohnya : Hitler
 Bila SQ tanpa IQ dan EQ, maka ia bagaikan SQ
“Pertapa”
 AQ menyelasikan beragam tantangan dan

kesulitan, untuk sukses Kesempurnaan Hidup


KNOWLADGE(KECERDASAN)
LOGIKA RASA

OLAH PIKIR OLAH HATI


FATHONAH SIDDIQ
INTRA- THINKER BELIEVER
PERSONAL IQ SQ
(Bervisi, Cerdas, (Jujur, Ikhlas, Religius,
Kreatif, Terbuka) Adil)

OLAH RASA/KARSA
OLAH RAGA
TABLIGH
AMANAH
INTER- NETWORKER
DOER
PERSONAL EQ
AQ
(Peduli, Demokratis,
(Gigih, Kerja Keras,
Gotongroyong, Suka
Disiplin, Bersih,
membatu)
Bertanggungjawab)

LOGIKA RASA
KOGNITIF
DAN
METAKOGNITIF
I.PENGENALAN

Keberhasilan seorang anak di masa depan ditentukan oleh


bagaimana perkembangan seluruh aspek individu anak, yaitu
perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan spiritual yang
berkembang secara optimal
Perkembangan kognitif dianggap sebagai penentu kecerdasan
intelektual anak, yakni bagaimana mengelola atau mengatur
kemampuan kognitif tersebut dalam merespon situasi atau
permasalahan
Aspek kognitif tidak dapat berjalan sendiri secara terpisah tetapi
perlu dikendalikan atau diatur. Oleh karena itu, seseorang
harus memiliki kesadaran tentang kemampuan berpikirnya
sendiri serta mampu untuk mengaturnya. Para ahli
mengatakan kemampuan ini disebut dengan metakognitif.
II.PENDEKATAN KOGNISI
Darlene V. Howard mengemukakan pendekatan kognisi.
 Pendekatan kognisi lebih menekankan cara mengetahui.
Pendekatan ini menemukan cara ilmiah yang ditempuh proses
mental seorang individu untuk memperoleh penguasaan dan
pengaplikasian. Pendekatan kognitif lebih banyak
mempergunakan pikiran dan bukan tindakan/perbuatan.
 Pendekatan kognisi lebih menekankan struktur mental atau
pengaturan. Jean piaget menyatakan bahwa semua makhluk
hidup dilahirkan dengan keahlian yang benrbeda-beda.
 Pendekatan kognisi mempersepsikan individu sebagai
makhluk yang aktif, konstruktif, dan berencana. Manusia
harus melakukan analisis tentang strategi yang digunakan
dalam berpikir,mengingat, memahami dan juga menghasilkan
bahasa.
Teori Pemrosesan Informasi, Terdiri dari 3 subsistem, yaitu :
1. Fungsi register sensorik / sensory registers
Berfungsi untuk menyimpan informasi yang berbentuk
stimulus, baik yang bersifat visual, auditori, maupun tactile
berdasarkan kejadian yang dialami. Ini biasanya memiliki waktu
penyimpanan yang singkat. Karena singkatnya waktu penyimpanan
informasim maka jelas perlu adanya subsistem yang kedua, yaitu
2. Fungsi memori yang sedang bekerja / working memory
Berfungsi untuk mempertahankan informasi. Karakteristik
terpentingnya adalah terbatasnya kapasitas. Maka apabila
kapasitas telah tercapai, penambahan memori baru mengakibatkan
terjadinya peristiwa yang disebut Lupa. Stimulus berbentuk visual
seperti gambar maka memori memberikan penyandian atau
pengkodean dengan memberi nama pada gambar tersebut.
3. Fungsi Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory)
Memori jangka panjang berfungsi menyimpan secara
permanen keseluruhan pengetahuan individu. Berarti
memori tidak akan pernah terhapus.
Fungsi paling penting dari memori jangka panjang yaitu
semantic,menyimpan makna dari suatu kata dan
pengalaman. Memori jangka panjang juga melakukan
coding atau pengkodean.
Memori jangka panjang memiliki kemampuan mengolah
data. Fungsi pengolahan data ini disebut prosedur. Dengan
begitu,seseorang dapat memecahkan persoalan.
III.PENGERTIAN METAKOGNITIF
Flavell & Brown (1985)
Metakognisi adalah pengetahuan (knowledge) dan
regulasi (regulation) pada suatu aktivitas kognitif
seseorang dalam proses belajarnya.

Moore (2004) menyatakan bahwa: Metakognisi


mengacu pada pemahaman seseorang
tentang pengetahuannya, sehingga
pemahaman yang mendalam tentang
pengetahuannya akan mencerminkan
penggunaannya yang efektif atau uraian yang
jelas tentang pengetahuan yang
dipermasalahkan
Metakognitif adalah suatu kesadaran tentang
kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita
bekerja serta bagaimana mengaturnya.
Kemampuan ini sangat penting terutama untuk
keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita
dalam menyelesaikan masalah.
Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan
sebagai “thinking about thingking”.
IV.PERKEMBANGAN METAKOGNITIF ANAK
Secara umum, kemampuan metakognitif mulai
berkembang pada usia sekitar 5 hingga 7 tahun
(Woolfolk, 2004).
Perkembangan intelektual dibangun dalam suatu
kurun waktu dalam rangkaian yang tersusun
dari tahapan-tahapan yang saling terkait atau
berhubungan
Perkembangan ini merupakan proses
fundamental dimana elemen pembelajaran
sebagai fungsi dari perkembangan secara
keseluruhan. Sehingga, perkembangan
intelektual seseorang menentukan apa yang bisa
dipelajarinya
V.PERAN METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN

1. Keberhasilan Belajar: (Taccasu Project, 2008).


Seharusnya belajar dilakukan aktivitas-aktivitas
 Mengembangkan suatu rencana kegiatan belajar.
 Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya
berkenaan dengan kegiatan belajar.
 Menyusun suatu program belajar untuk konsep,
keterampilan, dan ide-ide yang baru.
 Mengidentifkasi dan menggunakan
pengalamannya sehari-hari sebagai sumber
belajar.
2.Pendukung keberhasilan
 Memanfaatkan teknologi modern sebagai sumber
belajar.
 Memimpin dan berperan serta dalam diskusi
dan pemecahan masalah kelompok.
 Belajar dari dan mengambil manfaat pengalaman
orang-orang tertentu yang telah berhasil dalam
bidang tertentu.
 Memahami faktor-faktor pendukung
keberhasilan belajarnya.
VI.METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN

Strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan


metakognisi melalui kegiatan belajar dan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik dalam
mengembangkan strategi belajar.
2. Membimbing pembelajar dalam mengembangkan
kebiasaan peserta didik yang baik. (Taccasu
Project, 2008).
Pengetahuan Metakognisi
Komponen Metakognisi
1. Pengetahuan Metakognitif

Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan


prosedural kondisional
deklaratif
mengacu kepada
mengacu kepada mengacu kepada kesadaran seseorang
pengetahuan kesadaran akan kondisi yang
seseorang tentang mempengaruhi
tentang fakta belajarnya, yaitu:
dan konsep- bagaimana cara
kapan suatu strategi
konsep menggunakan seharusnya
matematika suatu strategi, diterapkan, mengapa
yang dimiliki yaitu: strategi menerapkan suatu
kognitif atau strategi (strategi
seseorang atau kognitif atau strategi
strategi
faktor-faktor metakognitif), dan
metakognitif kapan strategi
yang dalam (strategi kognitif atau
mempengaruhi pembelajaran strategi metakognitif)
pemikirannya yang diterapkan itu
dan tepat digunakan.
perhatiannya
RANGKUMAN

Perkembangan kognitif anak salah satu


fokus penting selain perkembangan fisik,
mereka perlu ditingkatkan kemampuan
kognitifnya ketaraf yang lebih tinggi yakni
kemampuan metakognitif.
Strategi metakognitif dalam pembelajaran
meliputi tiga tahap yaitu : merancang apa
yang dipelajari; memantau perkembangan
diri dalam belajar; dan menilai apa yang
dipelajari.
Keterampilan Metakognisi

Keterampilan Metakognitif
adalah pengontrolan
seseorang terhadap
keterampilan kognitifnya
sendiri. Terdapat empat
jenis keterampilan
metakognitif yaitu: orientasi
atau prediksi, perencanaan,
monitoring dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai