Anda di halaman 1dari 18

TEST MINAT HOLLAND

Kelompok : ( 2 )
Di Susun Oleh :
1. Aryani Fadillah Rizki 1186000028
2. Cindy Giovani 1186000220
3. Hanifah Azzahra Aulia 1186000092
4. Hasna Sakinah 1186000094
5. Muhamad Faris Almuzaki Susanto 1186000131
6. Syafira Syauqi 1186000197
7. Syahrul Muhammad Ramdhan 1186000199
Mata kuliah : PD 6 Minat & Bakat
Fakultas : Psikologi

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Semesta Jagat Raya yang atas kehendaknya
telah memberikan berbagai macam nikmat, beserta sistematikanya sehingga
aktifitas hidup yang kita jalani ini menjadi dimudahkan dan membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
diarahkan olehnya ke arah yang terbaik juga menghendaki nafsu baik
keduniawiaan maupun alam kekal.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen
pengampu serta Dosen-dosen sebelumnya dan media pengajar lain sekalian yang
telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah
ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tanpa adanya kesempatan
untuk mendapati halangan dan cobaan yang berarti.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
baik terlebih sempurna serta banyak kekurangan-kekurang , baik dari segi materi
yang tersajikan, pembahasan yang klise, tata bahasa yang kurang baik maupun
dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika
ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-
makalah kami pada waktu yang lain.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah ini sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.

Bandung, 10 Maret 2021


Perwakilan Penyusun

( Muhamad faris almuzaki susanto )


2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
B. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
C. Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah alat tes Holland. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
B. Pengertian dan aspek-aspek yang digali. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
C. Spesifikasi alat tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
D. Administrasi alat tes. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
E. Kelebihan dan kekurangan alat tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..14
B. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .15
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai seorang mahasiswa yang dikehendaki untuk mempelajari ilmu


ke-Psikologi-an secara formal, maka sekurang-kurangnya atau bahkan wajib
untuk mengetahui jenis-jenis alat ukur yang biasanya merupakan sebuah test
dan bagaimana pengaplikasiannya serta pengimplementasiannya juga. Test
psikologi sendiri merupakan sebuah instrumen untuk mengukur kemampuan
variabel “psikologis” suatu subyek yang sudah distandarisasi atau dibaku-kan.

Jenis tes psikologi sangat beragam dengan fungsi dan kegunaan yang
berbeda. Berdasarkan aspek yang diukur tes psikologi terbagi atas tes
inteligensi, tes bakat, tes kepribadian, tes prestasi, dan tes minat. Dalam hal
ini tes minat sangat penting karena berhubungan dengan minat-minat
pekerjaan khususnya bagi usia sekolah. Studi tentang minat mendapatkan
dorongan terkuat dari penaksiran pendidikan dan karir. Salah satu alat ukur
minat dalam pengembangan karir adalah dari Holland yang mengembangkan
alat ukur minat dengan dasar teori Heksagonal yang dapat membantu
psikolog ataupun praktisi pendidikan dalam membantu untuk menemukan
karir yang sesuai. Sejumlah inventori memberikan analisis minat dalam
kurikulum pendidikan atau bidang studi, yang pada gilirannya terkait dengan
keputusan karir yang akan dipilihnya. Salah satu inventori minat yang tersedia
dewasa ini adalah SDS (Self-Directed Search).

Tes-tes psikologi harus digunakan dengan tepat dan efektif. Salah satunya
oleh penguji yang memenuhi syarat agar tidak berdampak buruk.
Pengendalian harus dilakukan dalam penggunaan tes-tes psikologi untuk
memastikan bahwa tes diberikan oleh penguji yang memenuhi syarat dan
mencegah kedekatan orang dengan isi tes yang dapat membuat tes tersebut
tidak valid. Oleh karenanya disajikanlah mata kuliah Psikodiagnostika ini
dengan maksud dalam konteks ini mengajarkan, mengukur serta memastikan

4
kemampuan para calon-calon praktikan yang saat ini masih menjadi
mahasiswa semester 6 sebelum terjun ke dunia professional.

B. Tujuan

Pembahasan makalah ini bertujuan diantaranya untuk :

 Mendeskripsikan apa itu tes holland dengan segala aspek di dalamnya


dengan bahasa mahasiswa yang semestinya lebih mudah dimengerti,
dengan asumsi tidak ada frasa asing yang jarang terdengar oleh
pembaca awam.

 Menyelesaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa dalam tugas


pembuatan makalah terkait.

 Berbagi ilmu kepada pembaca makalah terkait.

C. Manfaat

Makalah ini bermanfaat diantaranya dalam hal :

 Membantu kami dalam hal pembahasan materi.

 Menjadi salah satu media penilaian dosen terhadap mahasiswa.

 Memenuhi slot penilaian mahasiswa.

 Mengasah kemampuan mahasiswa dalam penulisan laporan


khususnya makalah.

 Membantu meningkatkan pemahaman mahasiswa penulis maupun


pembaca berkaitan dengan apa yang dibahas di dalam makalah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Alat Tes Holland

Test minat holland sering di sebut juga dengan test RIASEC yang
memiliki kepanjangan dari Realistic, Investigative, Artistic, Social,
Enterprising, dan Conventional. Enam hal ini merupakan tipe kepribadian
yang dicetuskan oleh John Holland.

John Lewis Holland merupakan salah satu psikolog yang paling


berpengaruh didunia pada abad ke-20. John Lewis Holland lahir di
Omaha, Nebraska pada 21 oktober 1919. Dia lulus dari University of
Omaha di 1942 dan melanjutkan untuk mendapatkan gelar doktor dari
University of Minnesota. Dia dikhususkan 40 tahun ke depan untuk
mengajar universitas dan penelitian. John Holland adalah seorang
ikonklas muda yang dididik dalam tradisi Minnesota Empiris (Jika sebuah
benda bergerak maka ukurlah. Jika dua benda bergerak maka
hubungkanlah) yang melanggar pendekatan dominan terhadap
kepentingan pengukuran. Beliau dijuluki "dustbowl empiricism" untuk asal
usul Midwestern-nya. Tradisi Minnesota menghindari teori yang
mendukung metode pengukuran atheoritical atau empiris. Kreasi Holland
bersifat teoritis namun sangat praktis dalam penggunaannya, self-scoring
measure pada minat pekerjaan seperti Vocational Preference Inventory
diikuti oleh Self-Directed Search. Dikatalisis dalam pergeseran profesi
konseling dari perumusan teori pemilihan pekerjaan kembali pada
pengoptimalan evaluasi intervensi dan asesmen karir. Pada tahun 1990-
an pergeseran ini berawal dari persaingan pengembangan teori ke desain
dan evaluasi pada intervensi karir yang lebih efektif dari siklus pekerjaan
teoritis dan kembali ke praktis.

Awal mula terbentuknya alat test minat Holland terjadi pada tahun
1965, yaitu Holland menerbitkan artikel yang berjudul  "A Theory of
Vocational Choice". Artikel ini menjadi artikel pertama yang membahas

6
teori kepribadian kejuruan dan lingkungan kerja yang ditemukan oleh
Holland.

Pada tahun 1966, Holland berpendapat bahwa lingkungan-


lingkungan okupasional itu adalah realistik, intelektual, artistik, sosial,
pengusaha dan konvensional demikian juga tipe kepribadian yang diberi
nama yang sama. Tingkatan orientasi kepribadian individu menetukan
lingkungan yang dipilihnya, semakin jelas tingkatan orientasi model pribadi
(suatu proses perkembangan yang ditentukan melalui pembawaan dan
riwayat hidup yang bereaksi dengan tuntutan lingkungan) individu
menetukan lingkungan maka semakin efektif pencarian lingkungan yang
sesuai. Pengetahuan individu tentang diri dan lingkungan diperlukan untuk
menetapkan pilihan yang sesuai.
Pada tahun 1973 teori Holland direvisi bahwa tipe-tipe kepribadian
dan okupasi lingkungan itu realistik, investigatif, artistik, sosial,
pengusaha, dan konvensional. Dan Holland juga mengakui bahwa
pandangannya berakar dalam psikologi diferensial, terutama penelitian
dan pengukuran terhadap minat, dan tradisi psikologi kepribadian yang
mempelajari tipe-tipe kepribadian. Dari dua sumber tersebut Holland
mengasumsikan bahwa orang yang memiliki minat yang berbeda-beda
dan bekerja dalam lingkungan yang berlainan sebenarnya adalah orang
yang berkepribadian lain-lain dan mempunyai sejarah hidup yang
berbeda.
Menurut Holland, setiap manusia itu memiliki paling tidak satu dari
enam tipe kepribadian yang dicetuskannya dan tipe kepribadian ini akan
memengaruhi pemilihan karier dan lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan dirinya.

Kecenderungan seseorang terhadap salah satu tipe kepribadian ini,


menurut Holland, berasal dari kehidupan masa lalu, sejarah, dan
pengalaman yang dilalui hingga akhirnya membentuk sebuah kepribadian
dalam diri seseorang. Di mana kepribadian ini kemudian dimunculkan
melalui ekspresi diri dalam pekerjaan. Jadi, semakin mengenali diri sendiri
melalui Tes Holland ini, akan membantu kita untuk menemukan pekerjaan
apa yang paling sesuai dengan kepribadian kita. Punya pekerjaan yang

7
sesuai dengan kepribadian, tentu akan meningkatkan kesejahteraan atau
well-being. Pekerjaan bukan jadi beban lagi untuk kita, karena kita
menikmati dan merasa nyaman dengan berbagai proses yang ada di
pekerjaan ini.

B. Pengertian Dan Aspek Yang Digali

Teori Holland adalah Teori yang dikembangkan oleh psikolog John


Holland yang menekankan pada karakteristik perilaku atau jenis kepribadian
sebagai hal utama dalam perkembangan dan pilihan karier individu. Holland
berkeyakinan bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi
adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan
kepribadiannya sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian
yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi akademik, hobi,
dan berbagai kegiatan rekreatif serta kesukaan yang lain.
Tes minat Holland, terdiri dari empat bagian yang keseluruhannya
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai bidang minat seseorang
berdasarkan tipologi Guilford. Guilford membagi manusia dalam 6 bidang minat
dan sifat kepribadian, yaitu: Mechanical, scientific, social welfare, clerical,
business dan esthetic. Berdasarkan keenam bidang interest tersebut, Holland
membuat analoginya menjadi enam tipe kepribadian dan enam tipe lingkungan
yang dapat mempengaruhi bidang minat seseorang (Sumintardja, 2000) yaitu:
tipe realistic, tipe investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional
(dikodekan dengan huruf RIASEC). Kode-kode ini (RIASEC) mewakili
seperangkat tipe kepribadian yang dijelaskan dalam teori karir dan pilihan
pekerjaan.

8
Gambar 1.1

Diagram Hexagonal RIASEC ramah untuk dihafal

Gambar 1.2

Diagram Hexagonal RIASEC yang lebih terperinci

9
Dalam menyajikan teorinya, Holland merangkum keenam tipe tersebut
dalam bentuk gambar hexagon. Teori hexagonal yaitu teori yang menunjukkan
pentingnya lingkungan pekerjaan dan interaksi antara pekerjaan dengan
kepribadian. Penelitian Holland menunjukkan bahwa kepribadian akan
berkembang di dalam lingkungan pekerjaan yang cocok dengan kepribadian
yang dimiliki individu. (American Psychologist,2008).
Dibawah ini adalah deskripsi teori hexagonal Holland:
1. Tipe Realistik yang preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang
memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-
obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai
aktivitas-aktivitas sosial atau pendidikan. Menganggap diri baik dalam
kemampuan mekanikal dan atletik dan tidak cakap dalam keterampilan-
keterampilan sosial hubungan-hubungan insani. Menilai tinggi benda-
benda nyata, seperti : uang dan kekuasaan. Ciri-ciri khususnya adalah
praktikalitas, stabilitas, konformitas
2. Tipe Investigatif memiliki preferensi untuk aktivitas-aktivitas yang
memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan kreatif
terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan
mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas
persuasif, sosial, dan repetitif. Contoh-contoh dari okupasi-okupasi yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tipe-tipe investigatif adalah ahli kimia
dan ahli fisika.
3. Tipe Artistik lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambiguous, bebas,
dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistik,
seperti lukisan, drama, karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang
sistematik, teratur, dan rutin. Memandang diri sebagai ekspresif, murni,
independen, dan memiliki kemampuan-kemampuan artistik. Beberapa ciri
khususnya adalah emosional, imaginatif, impulsif, dan murni. Okupasi-
okupasi artistik biasanya adalah lukisan, karangan, akting, dan seni pahat.
4. Tipe Sosial, lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang-
orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau
menyediakan bantuan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan
sistematik yang melibatkan obyekobyek dan materi-materi.
Kompetensikompetensi sosial cenderung dikembangkan, dan hal-hal yang
10
bersifat manual & teknik diabaikan. Menganggap diri kompeten dalam
mcmbantu dan mengajar orang lain serta menilai tinggi aktivitas-attivitas
hubungan-hubungan sosial. Beberapa ciri khususnya adalah kerja sama,
bersahabat, persuasif, dan bijaksana. Okupasi-okupasi sosial mencakup
pekerjaan-pekerjaan seperti mengajar, konseling, dan pekerjaan
kesejahteraan sosial.
5. Tipe Enterprising, lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan
manipulasi terhadap orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau
tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang
sistematik, abstrak, dan ilmiah. Kompetensi-kompetensi kepemimpinan,
persuasif dan yang bersifat supervisi. Memandang diri sebagai agresif,
populer, percaya diri, dan memiliki kemampuan memimpin. Keberhasilan
politik dan ekonomik dinilai tinggi. Ciri-ciri khasnya adalah ambisi,
dominasi, optimisme, dan sosiabilitas.
6. Tipe Konvensional lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan
manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik guna memberikan
kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-
aktivitas yang tidak pasti, bebas dan tidak sistematik. Kompetensi-
kompetensi dikembangkan dalam bidang-bidang klerikal, komputasional,
dan sistem usaha. Memandang diri sebagai teratur, mudah menyesuaikan
diri, dan memiliki keterampilan-keterampilan klerikal dan numerikal.
Beberapa ciri khasnya adalah efisiensi, keteraturan, praktikalitas, dan
kontrol diri. Okupasiokupasi yang sesuai adalah bankir,
penaksir harga, ahli pajak, dan pemegang buku.

11
Gambar 1.3

Diagram Hexagonal RIASEC dengan aksen Clip art

C. Spesifikasi Alat Tes

Djamal & Yulianti (2013) dikatakan bahwa tes ini terdiri dari 216
pertanyaan. Sedangakan dalam Jennyfer, Suryadi & Virginia (2017)
dikatakan bahwa alat ukur ini memiliki 214 item. Tes ini terbagi menjadi
empat bagian yang digunakan untuk memperoleh gambaran minat
seseorang berdasarkan tipologi Guilford.
Menurut Holland, tipologi Guilford merupakan tipologi yang paling
bermanfaat dibading tipoligi lain. Guilford membagi manusia kedalam 6
bidang minat dan sifat kepribadian, yaitu Mechanical, scientific, social
welfare, clerical, business dan esthetic.
Berdasarkan tipologi Guilford tersebut, Holland membuat enam tipe
kepribadian dan enam tipe lingkungan yang memengaruhi minat individu,
yaitu tipe realistic, tipe investigative, Artistic, Social, Enterprising dan
Conventional (dikodekan dengan huruf RIASEC).
Dalam openpsychometric.org dikatakan bahwa tes ini terdiri dari 48
item yang cara pengerjaanya dengan memberikan nilai pada masing
masing item berdasarkan skala (1) dislike (2) slighty dislike (3) neither like
not dislike (4) slighty enjoy (5) enjoy.

12
Gambar 1.4

Terlampir contoh gambaran tes holland yang tersedia di media internet

D. Administrasi Alat Tes

Vocational Personality Assessment (Holland Test) terdiri atas buku soal


dan lembar jawaban terpisah. Tes terdiri atas tiga bagian, dimana terdiri dari 216
pertanyaan yang menggambarkan jenis-jenis tugas/pekerjaan yang umum
ditemui dalam dunia kerja. Keseluruhan pertanyaan tersebut memiliki dua pilihan
jawaban yang harus dijawab oleh testee yaitu berupa YA/TIDAK ataupun Tidak
suka, Suka,Netral,dsb yang biasanya disesuaikan berskala 1-5.
Tujuan dari tes ini sendiri adalah untuk mengungkap minat pekerjaan
serta karakteristik pribadi dan lingkungan. Aspek yang diukurnya adalah
karakteristik pribadi dan lingkungan meliputi: realistic, investigative, artistic,
social, enterprising, dan conventional. Penyajian tes ini dapat dilakukan secara
individual maupun kelompok. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tes
ini berkisar antara ±12-30 menit.
Instruksi tes-nya kurang lebih seperti ini <lingkarilah ya atau tidak pada
lembar jawaban sesuai dengan penilaian anda pada setiap pernyataan-
pernyataan berikut ini. Instruksi untuk subtes penilaian diri adalah sebagai

13
berikut: “nilailah diri Anda sendiri atas kemampuan-kemampuan yang ditanyakan
di bawah ini. Berikanlah jawaban yang tepat dengan cara membandingkan
kemampuan Anda pada orang lain yang seusia dengan Anda. Nilai bergerak dari
angka 7 (tinggi) sampai dengan angka 1 (rendah)”.

Cara Pemberian Skor / Penilaian adalah sebagai berikut


 Pada setiap item skornya berkisar dari 1 sampai dengan 5
 Pada tiap halaman skor-skor item tersebut dirata-rata hingga akan didapat
skor antara 1 sampai dengan 5
 Untuk mendapatkan skor dari masing-masing kepribadian, hitung rata-rata
skor dari 3 sub bagian misalnya: (R1+R2+R3)/3
 Akhirnya akan diperoleh 6 skor yang terdiri dari skor R(realistic).
I(investigatif), A(artistic), S(sosial), E(enterprising), dan C(conventional)

E. Kelebihan dan Kekurangan Tes Holland

Kelebihan
Menurut Winkel & Hastuti (2005) kelebihan test karir Holland (SDS)
sebagai berikut :
1.    Sudah terfokus dalam mengukur minat.
2.    Dapat mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh individu. 
3.    Menunjuk taraf inteligensi pada tingkat tertentu..
4.    Relevan dengan bidang karier dan pendidikan.

Kekurangan
Menurut Winkel & Hastuti (2005) kelemahan test karir Holland (SDS)
sebagai berikut :
1. Dalam mengerjakan alat tes Holland, testee menjawabnya dengan
faking.
2. Bisa terjadi bias ketika menjawab.
3. Adanya batasan usia.
4. Banyaknya soal membuat motivasi testee menurun bahkan malas
mengerjakan.

14
5. Dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang
melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase
tertentu dalam proses perkembangan itu serta akumulasi rentang umur.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tes Holland merupakan suatu instrumen alat ukur dari hasil pemikiran dan
perwujudan teori John Holland yang menekankan pada karakteristik perilaku atau
jenis kepribadian sebagai hal utama dalam perkembangan dan pilihan karier
individu. Tes minat Holland, terdiri dari empat bagian yang keseluruhannya
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai bidang minat seseorang
berdasarkan tipologi Guilford. Guilford membagi manusia dalam 6 bidang minat
dan sifat kepribadian, yaitu: Mechanical, scientific, social welfare, clerical,
business dan esthetic. Berdasarkan keenam bidang interest tersebut, Holland
membuat analoginya menjadi enam tipe kepribadian dan enam tipe lingkungan
yang dapat mempengaruhi bidang minat seseorang (Sumintardja, 2000) yaitu:
tipe realistic, tipe investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional
(dikodekan dengan huruf RIASEC). Oleh karenya tes ini juga biasa disebut
dengan tes RIASEC yang tidak lain tidak bukan merupakan akronim dari hasil
tipe-tipe bidang minat tes holland itu sendiri yaitu Realistic, Investigate, Artistic,
Social, Enterprising dan Conventional.

Menurut Holland setiap orang setidaknya memiliki salah satu dari 6


kategori yang ada dalam RIASEC tersebut yang setidaknya kesalah satunya
lebih dominan, sehingga dengan-nya tes ini sangat berguna dalam hal
mengarahkan karir ataupun jurusan ilmu yang harus ditempuh agar sesuai
dengan minat dari subjeknya.

B. Saran

15
Saran disini terbagi tiga yang pertama dalam hal pemraktekan tes holland
dan saran untuk praktisi selaku yang menggunakan tes ini, juga saran dalam
menyikapi tulisan yang terlampir dalam makalah ini selaku pembaca. Yang
pertama Tes holland sejauh ini sudah terstandarisasi dalam mengukur minat dan
relevan setidaknya menurut Winkel dan Hastuti, karena dalam praktiknya subjek
sendiri-lah yang menilai menurut kemauannya sehingga sangat sesuai dengan
konsep minat itu sendiri, atau bukan dari pihak kedua atau ketiga yang
merekomendasikan kepada si subjek terkait melainkan dirinya sendiri,
sedangkan tugas praktik-kan hanyalah menyimpulkan hasilnya. Akan tetapi
terdapat bias umur dan waktu dimana berdasar usia dan semakin
berkembangnya seorang manusia, bukan tidak mungkin minatnya berubah. Oleh
karena hal itu mungkin akan baik adanya apabila diperlukan tes ini digunakan
atau diteskan secara berkelanjutan mengikuti perkembangan si subjek, ataupun
dengan bantuan tes-tes lain yang ruang lingkupnya masih senada mengenai ke-
minatan seseorang.

Kedua dalam hal ini selaku praktisi diharuskan sangat memahami dan
betul-betul jeli dalam memeriksa perihal hasil dan peng-intruksiannya sebagai
upaya untuk mengurangi kemungkinan kesalahan yang bersifat teknis. Selain itu
juga diharuskan dalam hal ini yang melaksanakan praktiknya adalah seseorang
yang memang berkompeten dalam hal tersebut, sehingga segala macam hal-nya
dapat dipertanggung jawabkan.

Ketiga, sebelumnya penulis katakan mohon maaf yang sebesar-besarya


pada para pembaca sekalian, karena dalam penulisan ini masih banyak sekali
kekurangan. Mulai dari tata bahasa yang rancu dan kaku, sumber yang sangat
terbatas, dan lain sebagainya. Kami mohon untuk saran dan kritiknya yang
membangun sehingga kedepannya kami selaku penulis dapat menjadi lebih baik
dalam hal yang berkaitan.

DAFTAR PUSTAKA

16
Djamal, N. N. (2013). Gambaran Minat dan Pilihan Karir Orang Sunda.
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2013, Vol. V, No.1 Hal: 907-920

Hansen, J. C (2011). Remembering John L. H, PhD. The Counseling


Psychologist. 39(8) : 1212-1217.

Holland, J. L. (1959). A theory of vocational choice. Journal of counseling


psychology. 6(1) : 35-45.

Jennyfer, Suryadi, D & Virginia, I. (2017). Penerapan Group Reality Therapy Bagi
Warga Binaan Untuk Memilih Kegiatan Setelah Keluar Dari Ruang Pamsus
Lapas X. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni. Vol. 1, No. 2, Oktober
2017: hlm 229-238

Winkel & Hastuti, Sri. (2006). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogjakarta: Media Abadi

https://arga58.blogspot.com/2013/05/holland-test.html

https://openpsychometrics.org/tests/RIASEC

17

Anda mungkin juga menyukai