Anda di halaman 1dari 3

- Dsar Teori Kraeplin

Tes Kraepelin pertama kali dimodifikasi oleh Fakultas Psikologi Universitas Gajahmada (UGM) dan
Fakutas Psikologi Universitas Indonesia. Tes Kraepelinmerupakan tes yang dibuat/dirancang
pada akhir abad ke-19 di Jerman. Pada awalnya TesKraepelin dibuat untuk membedakan
antara orang normal dan abnormal. Namun dalam perkembangannya, tes ini telah beralih
fungsi menjadi tes bakat. Setelah lebih dari 50 tahun tes Kraepelin digunakan tanpa ada
pengujian ulang terhadap karakteristik psikometrisnya, fungsi tes Kraepelin untuk mengukur
bakat sangat mungkin berubah.

- Bentuk Tes
Tes ini dipergunakan untuk mengungkap beberapa faktor bakat diantaranya: kecepatan, ketelitian,
keajegan dan ketahanan dalam tekanan. Tes Kraepelin merupakan tes yang sering digunakan sebagai
salah satu bagian dari psikotes untuk dapat mengenali potensi dan kepribadian seseorang. Tes ini
biasanya dikerjakan paper and pencil, dan dikoreksi secara manual oleh Tester. Jadi pada tes ini,
peserta memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya setiap jalur, tapi
penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan kerja, ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan
ketahanan yang dimiliki peserta dalam kerja. Selain kecepatan kerja, faktor-faktor lain yang
diungkapkan adalah ketelitian, konsentrasi, dan stabilitas dalam bekerja. Kerumitan dan waktu yang
lama dalam melakukan penilaian secara manual serta ketidakpatuhan testee untuk pindah lajur
sesuai instruksi dapat mengakibatkan hasil Tes Kraepelin ini tidak valid.

- Administrasi tes
1.Alat yang dibutuhkan :
- Lembar soal tes kraeplin. Terdiri dari 50 jalur angka.
- Stopwatch
- Pensil (disarankan ada cadangan)
- Meja yang cukup luas agar testee dimungkinkan membuka lebar-lebar lipatan lembar soal
tes kraepelin dan kursi
- Papan tulis dan kapur tulis atau flipchart untuk menjelaskan cara pengerjaan tes

2.Mekanisme tes

 Testee diarahkan bahwa pada tes ini testee akan menghadapi angka-angka. Testee bertugas
menjumlahkan angka dengan satu angka di atasnya dari bawah ke atas dengan jawaban yang
ada ditulis diantara kedua angka yang dijumlahkan, di kolom kosong sebelah kanan kolom
angka yang dijumlahkan. Apabila testee melakukan kesalahan, jawaban tidak usah dihapus,
namun perbaiki jawaban dengan mencoret dan menulis yang benar di sebelahnya. Setiap
mendengar kata “pindah”, testee harus pindah ke kolom angka berikutnya.
 Tester membagikan lembar tes kraepelin dan menginstrusikan testee untuk tidak
mengerjakan terlebih dahulu, dan memastikan testee mengisi kolom identitas.
 Kemudian testee disilahkan untuk membuka lembar kraeplin dan tester menjelaskan instruksi
sebelumnya dengan memperlihatkan secara langsung kolom angka dimaksud dan
mencontohkan proses pengerjaannya melalui media yang tersedia.
 Informasikan kepada testee bahwa angka ditulis hanya satu digit terakhir apabila jawaban
terdiri atas lebih dari satu digit angka.
 Tester menginstrusikan pada testee untuk melakukan percobaan pada kolom contoh setelah
memastikan tidak ada pertanyaan dari testee terkait kejelasan instruksi tes.
 Pastikan testee mengisi dengan bolpoin, bukan pensil untuk menghindari patah pensil dan
kebutuhan untuk meraut pensil karena akan membuang waktu teste.
 Setelah semua testee paham dengan mekanisme tes, tes kraepelin dapat dimulai dan pastikan
stopwatch dalam keadaan netral, kata “pindah” diucapkan setiap 15 detik, dan pastikan tidak
ada testee yang mendahului mengerjakan.

- Skoring
1. Pertama hubungkan puncak tertinggi masing-masing jawaban testee disetiap kolom hingga
membentuk grafik, dan catat berapa penjumlahan masing-masing kolom yang telah dikerjakan
testee letakkan pada bagian bawah kolom kosong (kolom jawaban) kemudian hitung jumlah
keseluruhan prestasi.
2. Catat jumlah kesalahan yang dilakukan testee pada masing-masing kolom jawaban, dan
jumlahkan total jumlah kesalahan.
3. Cari nilai tertinggi dan nilai terendah (pada puncak grafik)
4. Hitung kecepatan kerja yaitu dengan menghitung mean dari keseluruhan prestasi, hitung
ketelitian kerja yaitu jumlah kesulurahan kesalahan ditambah kesuluruhan yang tidak
dikerjakan testee, hitung keajegan kerja yaitu dengan menghitung selisih puncak tertinggi dan
puncak terendah prestasi testee dan hitung scale score kecepatan kerja dan scale score
keajegan kerja kemudian dibagia dua.

- Validitas dan Reliabilitas


Validitas dan reliabilitas pada Kraepelin sangat rentan berubah ketika sebuah tes digunakan pada
waktu dan konteks yang berbeda. Tes Kraepelin pada awalnya dibuat untuk membedakan antara
orang normal dan abnormal. Dalam perkembangannya, tes ini telah beralih fungsi menjadi tes bakat.
Setelah lebih dari 50 tahun tes Kraepelin digunakan tanpa ada pengujian ulang terhadap
karakteristik psikometrisnya, karena fungsi tes Kraepelin ini untuk mengukur bakat sangat mungkin
berubah.

MMPI
- Dasar Teori
Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah tes psikometri yang digunakan
untuk mengukur psikopatologi orang dewasa di dunia . Tes MMPI adalah sebuah kuesioner
terstandar untuk mendapatkan deskripsi diri yang kemudian di skor untuk memberikan pengukuran
kuantitatif dari tingkat penyesuaian emosional seseorang dan test taking attitude (sikap terhadap
pengerjaan tes).

- Bentuk Tes
MMPI adalah sebuah alat tes inventori yang berisi banyak pertanyaan dengan pilihan ya dan tidak,
Tes MMPI terdiri dari 567 pernyataan yang perlu dijawab. MMPI memiliki 2 skala utama yaitu skala
validitas dan skala klinis, yang terdiri dari 3 skala validitas dan 10 standar skala klinis. Skala validitas
digunakan untuk membantu mengetahui pengerjaan tes, apakah peserta kooperatif (serius),
berbohong (ingin terlihat baik atau terlihat buruk) atau pun peserta mengalami kesulitan untuk
memahami dan membaca soal. Skala klinis digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi tipe
dan tingkat keparahan kondisi abnormal peserta. Terdapat 10 skala klinis yaitu dalam MMPI yaitu
Hypochondriasis, Depresi, Hysteria, Psikopat, Masculinity/Feminity, Paranoid, Psichasthenia,
Schizophrenia, Hipomania dan Introversi Sosial.
- Administrasi Tes
Masing-masing item diberikan pada sebuah kartu, yang subyek diperintahkan untuk
menempatkannya ke dalam salah satu di antara tiga bagian yang berbeda untuk menunjukkan
respon “benar”, ”salah”, dan “cannot say”. Bentuk rekaman suara digunakan bagi individu yang
mengalami kesulitan membaca akibat faktor-faktor seperti buta huruf, kebutaan atau afasia. Jadi,
administrasi apapun seharusnya mengikuti prosedur administrasi yang digunakan untuk sampel
normatif. Hal ini berarti memberikan instruksi yang jelas dan konsisten, memastikan bahwa
pengarahannya dipahami, memberikan pengawasan yang adekuat, dan memastikan bahwa
settingnya akan meningkatkan konsentrasi dengan membatasi suara yang menggangu dan
kemungkinan interupsi.

- Skoring
Scoring dilakukan dengan menggunakan kunci atau dengan computer. Skor mentah lalu diubah
dalam bentuk skor T (M=50, SD=10) dengan konversi K. Mean-nya adalah rata-rata skor untuk orang
normal setelah itu skor akhir dicocokkan dengan skala MMPI.

- Validitas dan Reabilitas


Skala validitas dijalankan dari versi asli. Ada juga bentuk profil terpisah untuk 15 skala isi, 27 skala
kompone isi, 21 skala suplementer, dan 18 subskala Harris Ligoes. Sejumlah skala dan subskala ini
baru dan sejumlah diantaranya dipertahankan dari yang asli, akan tetapi semuanya diskor dengan
menggunakan sampel normative MMPI-2 yang terdiri dari 2.600 orang dewasa, berumur 16-84.
Sampel ini jauh lebih menggambarkan penduduk Amerika Serikat dewasa ini daripada kelompok
normative Minnesota yang asli, yang dikumpulkan dalam tujuh Negara bagian yang berada dalam
upaya mencerminkan penduduk AS dalam kaitan variabel demografis yang signifikan termasuk, jenis
kelamin, usia.
Reabilitas MMPI orsinil menunjukkan bahwa MMPI mempunyai tingkat stabilitas temporal dan
konsistensi internal yang sedang-sedang saja. Sebagai contoh: Hunsley, Hanson, dan Parker (1988)
melaksanakan sebuah meta-analisis terhadap studi-studi yang dilakukan terhadap MMPI antara
tahun 1970 dan 1981 dan menyimpulkan, ”Semua skala MMPI cukup reliabel, yang nilai-nilainya
berkisar mulai serendah 0,71 (Skala Ma) sampai setinggi 0,84 (Skala Pt)”. Analisis mereka didapatkan
dari studi-studi yang memasukkan berbagai macam populasi, intervalnya berkisar mulai satu hari
sampai dua tahun, dan ukuran sampel gabungannya lebih dari 5.000. Sedangkan reabilitas MMPI-2
dilaporkan menunjukkan realibilitas tes-retes yang sedang saja. Reabilitas tes-retes dihitung untuk
populasi yang sempit selama interval. Reliabilitas untuk laki-laki normal selama interval pengetesan
ulang rata-rata selama 8,58 hari (Mdn = 57 hari) berkisar antara serendah 0,67 untuk skala 6 sampai
setinggi 0,92 untuk skala 0 (Butcher et al., 1989). Sampel perempuan yang paralel selama interval
pengetesan ulang yang sama menghasilkan reliabilitas yang serupa, yang berkisar mulai dari 0,58
(Skala 6) sampai 0,91 (Skala 0). Stadar error of measurement untuk skala-skala yang berbeda
berkisar mulai dari 2 sampai 3 poin skor kasar (Butcher et al., 1989, 2001; Munley, 1991).

Anda mungkin juga menyukai