Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“Mini Riset E-Book”


Dosen Pengampu : Drs. Waspada Santing

OLEH :
KELOMPOK 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
1. Frida Syahruninnisa 4518091096
2. Shafira Nurulita Yusuf 4518091041
3. Putu Yoga Santika 4518091032
4. Larasati Auralia Mokoginta 4518091083
5. Nadya Aulia Bahar 4518091029
6. Maria Gorety Ngadha 4518091175
7. Dymas Wirasakti Adisatria 4518091105
8. Haerul Syafiq 4518091170
KELAS : A Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami mengangkat e-book
yang berjudul “Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas 3”

Makalah ini telah dibuat dengan cara, masing-masing anggota kelompok 1


mencari E-book lalu kami kelompok 1 mendiskusikan e-book apa yang akan kita ambil.
Dari diskusi, kami mengambil e-book yang berjudul “ Pendidikan Kewarganegaraan
untuk SMA kelas 3”. Kami memilih e-book ini karena menurut kami e-book yang kami
dapat ini ialah e-book yang paling sempurna materinya dibandingkan e-book yang kita
dapat sebelumnya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Tidak lupa Kami Ucapkan Terima Kasih kepada Drs. Waspada Santing selaku
Dosen Pengampu Kewarganegaraan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah ini.

E-Book yang kita ambil memiliki jumlah halaman sebanyak IX + 218 halaman,
dengan nama penulis Atik Hartati – Sarwono, penerbit Pusat Perbukuan Kementerian
Pendidikan Nasional, dan diterbitkan pada tahun 2011.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat di dalam makalah kami.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, 14 Mei 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. Keterkaitan Ideologi dengan Sila KeTuhanan Yang Maha Esa.......................................3
B. Keterkaitan Sistem Pemerintahan dengan Sila KeTuhanan Yang Maha Esa .................5
C. Keterkaitan Pers dengan Sila KeTuhanan Yang Maha Esa ............................................9
D. Keterkaitan Dampak Globalisasi dengan Sila KeTuhanan Yang Maha Esa.................12
E. Kelebihan Buku.............................................................................................................14
F. Kelemahan Buku............................................................................................................14
BAB 3.......................................................................................................................................15
PENUTUP.................................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
B. Rekomendasi..................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari
suatumasyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjaminkelangsungan
hidup dan kehidupan generasi penerusnya. Pelaku warga masyarakat, warga
bangsa dan negara,secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi
hari depan mereka yang
selalu berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika
budaya,bangsa,negara dan hubungan internasioal, maka
pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan
yang menglobal yang digambarkan sebagai perubahan
kehidupan yang penuh dengan paradoksal dan ketidakketerdugaan. 
Jadi Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar yang
ditempuh secara sistematis untuk mengenalkan, menanamkan wawasan
kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan
perilaku sebagai pola tindak yang cintatanah air berdasarkan Pancasila demi
tetap utuh dan tegaknya NKRI.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang berkaitan
dengan ke Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian
indonesia. Tujuan disampaikan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yaitu
agar masyarakat dapat menumbuhkan sikap mental peserta didik yang
bertanggung jawab di sertai dengan perilaku bertakwa, berbudi pekerti luhur,
disiplin dalam masyarakat, rasional, dan aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk kepentingan bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keterkaitan antara Ideologi dengan Sila Ketuhanan yang
Maha Esa ?

1
2. Bagaimana Keterkaitan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan Sila
Ketuhanan yang Maha Esa ?
3. Bagaimana Keterkaitan Pers dalam Masyarakat Demokrasi dengan Sila
Ketuhanan yang Maha Esa ?
4. Bagaimana Keterkaitan antara Dampak globalisasi dengan Sila
Ketuhanan yang Maha Esa ?
5. Apa sajakah Kelebihan buku yang kita angkat ?
6. Apa sajakah kelemahan buku yang kita angkat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Keterkaitan antara Ideologi dengan Sila
Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Keterkaitan Sistem Pemerintahan di
Indonesia dengan Sila Ketuhanan yang Maha Esa.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Keterkaitan Pers dalam Masyarakat
Demokrasi dengan Sila Ketuhanan yang Maha Esa.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Keterkaitan antara Dampak globalisasi
dengan Sila Ketuhanan yang Maha Esa.
5. Untuk Mengetahui Apa sajakah Kelebihan buku yang kita angkat.
6. Untuk Mengetahui Apa sajakah kelemahan buku yang kita angkat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterkaitan Ideologi dengan Sila KeTuhanan Yang Maha Esa

Pada umumnya, Setiap Bangsa memiliki sesuatu yang dihayati yang


menjadi suatu keyakinan, itulah yang disebut dengan Ideologi. Pancasila
merupakan ideologi bangsa Indonesia sekaligus fondasi utama berdirinya
Negara Indonesia yang digali dari bumi indonesia. Artinya, nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila digali dari kehidupan bangsa indonesia sendiri dan
bukan dari bangsa lain.

Ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu idein yang memiliki arti
melihat. Selanjtnya istilah ideologi ini dalam bahasa inggris menjadi idea yang
memiliki arti gagasan, cita-cita, konsep, serta kata logia yang berarti ajaran.
Istilah ideologi pertama kali diciptakan oleh Destuct de Tracy, seorang filsuf
Prancis. Menurutnya ideologi adalah gagasan-gagasan yang menunjukkan jalan
yang benar menuju masa depan. Ideologi mempunyai derajat yang tinggi sebagai
nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.

Ada beberapa jenis jenis ideologi yang di anut beberapa negara antara
lain sebagai berikut :

3
a. Liberalisme yaitu ideologi yang memiliki konsep kebebasan individual,
artinya adanya kesataran bagi semua anggota masyarakat. Ideologi
liberalisme menginginkan semua orang diberikan kesempatan yang sama
untuk mengembangkan bakat-bakat yang dimilikinya seperti halnya yang
dimiliki orang lain.
b. Komunisme yaitu paham ini mengutamakan kebersamaan manusia
(individu) daripada kebebasan individu dengan demikian, hak pribadi
perseorangan tidak diakui. Prinsip dari komunisme ialah materialisme
yang menyangkal adanya jiwa rohani dan tuhan sehingga menindas
kebebasan pribadi dan agama.
c. Sosialisme yaitu dasarnya manusia adalah makhluk kreatif, sehingga
untuk mendapatkan kebahagian harus melalui kerja sama.
d. Nasionalisme yaitu ideologi yang mempunyai suatu kekuatan untuk
mempengaruhi dan menggerakkan rakyat dengan dilandasi rasa kecintaan
dan rasa bela negara terhadap tanah air dan bangsanya. Ideologi
nasionalisme ini akan muncul apabila suatu bangsa terusik
kemerdekaannya atau terhina harga dirinya oleh bangsa lain.
e. Fundamentalisme merupakan ideologi untuk menetapkan agama
sebagai sistem politik dalam dunia modern. Dalam hal ini agama menjadi
sistem organik total yang bersaing di dalam kekomprehensifan serta
jangkauan ideologi dan sistem negara.

Pancasila menjadi pedoman bagi Bangsa dan Negara Indonesia dalam


menjalankan aktivitas sehari-hari di segala aspek kehidupan. Pancasila memiliki
sifat terbuka, fleksibel, dan tidak kaku (luwes) sehingga dapat diterapkan di
sepanjang zaman. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung tiga hal
fleksibilitas, yaitu nilai dasar, nilai instrumen, dan nilai praktis. Dalam hal ini
nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermanfaat dan menyadarkan manusia
terhadap harkat dan martabatnya.

Pada hakekatnya, pancasila diangkat dari sistem nilai, kebudayaan, dan


kepercayaan yang terdapat pada kehidupan masyarakat indonesia. Pancasila
sebagai ideologi terbuka telah memenuhi persyaratan kualitas 3 dimensi.

4
Karena pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia. Maka sila
keTuhanan Yang Maha Esa yang merupakan salah satu dari sila pancasila juga
merupakan bagian dari ideologi bangsa Indonesia. Di dalam sila ketuhanan
Yang Maha Esa mengandung arti dua hal yaitu :

Pertama, Bangsa Indonesia harus menerima dan mengakui


kemahakuasaan Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya pihak yang memiliki daya
kuasa mutlak jauh melebihi diatas ciptaanNya. Kuasa Illahi diterima bangsa
Indonesia dalam seluruh sendi kehidupannya; sebuah sikap yang telah terbentuk
sejak zaman kerajaan dahulu.

Kedua, di dalam kondisi yang diwarnai dengan unsur religiusitas ini,


setiapa warga negara indonesia memiliki kebebasan beriman, memeluk ajaran
dan menjalankan praktik keagaman yang dianutnya. Tidak hanya negara
memberikan jaminan dan perlindungan terhadap kebebasan beragama warganya,
tetapi sesama warga negara kita wajib memegang prinsip hormat terhadap
kemerdekaan agama setiap rekan-rekan sesama warga negara indonesia
meskipun kita memiliki keyakinan yang berbeda.

B. Keterkaitan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan Sila KeTuhanan


yang Maha Esa.

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Sistem Pemerintahan


yang dianut di Indonesia, alangkah lebih baiknya kita mengerti dulu apa itu
Pemerintahan.

5
Pengertian pemerintahan mencakup 2 artian yaitu dalam arti luas dan arti
sempit. Pemerintahan dalam arti luas yaitu segala aktivitas yang dilakukan
negara guna menyelenggarakan kesejahteraan rakyat serta kepentingan negara
yang meliputi eksekutif, legislatif, dan yudikatif dari pemerintah pusat sampai
pemerintahan daerah. Sedangkan Pemerintahan dalam arti sempit, yaitu segala
aktivitas yang diselenggarakan oleh eksekutif saja, dalam hal ini presiden, raja,
ataupun perdana mentri.
Sistem pemerintahan adalah mekanisme dan cara kerja sekelompok
orang yang mempunyai kekuasaan dalam rangka menjalankan kepentingan
rakyat. Setiap negara di seluruh dunia yang Merdeka, Berdiri dan Berdaulat,
tentu memiliki sistem tersendiri dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Sistem pemerintahan di bagi menjadi dua yaitu sistem pemerintahan
presidensial dan sistem pemerintahan parlementer.
Sistem pemerintahan yang dianut oleh Negara Indonesia ialah sistem
pemerintahan presidensial.

Adapun ciri-ciri pemerintahan presidensial adalah :


1. Presiden sebagai bandan penyelenggara negara.
2. Presiden tidak dipilih parlemen tapi dipilih secara langsung oleh rakyat.
3. Hubungan antara presiden dan parlemen tidak dapat saling menjatuhkan,
karena presiden dan parlemen dipilih oleh rakyat melalui pemilihan
umum, sehingga keduanya bertanggung jawab kepada rakyat.
4. Presiden dibantu oleh seorang wakil presiden dan para menteri yang
terdapat dalam suatu kabinet oleh presiden.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen, karena presiden
tidak dipilih oleh parlemen.
6. Presiden tidak dapat diberhentikan oleh parlemen sebelum masa
jabatannya berakhir.
7. Masa jabatan presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.

Kelebihan sistem pemerintahan presidensial ialah :

6
1. Kedudukan presiden cukup kuat dan stabil karena tidak dapat dijatuhkan
oleh parlemen.
2. Penyusunan program kerja dapat disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
3. Masa jabatan presiden lebih jelas sehingga memiliki waktu yang cukup
unutk melaksanakan program kerjanya.

Kelemahan sistem pemerintahan presidensial ialah :


1. Presiden berapa pada posisi diluar pengawasan langsung legislatif serta
pengawasan rakyat yang kurang memiliki pengaruh terhadap pemerintah,
sehingga menimbulkan kekuasaan yang mutlak.
2. Hasil dari keputusan yang kurang tegas, karena keputusan yang diambil
merupakan hasil tawar menawar (lobying) antara kekuasaan eksekutif
dan legislatif.
3. Sistem pertanggungjawaban presiden kurang jelas.

Bentuk –bentuk pemerintahan terbagi menjadi 5 menurut jumlah orang


yang memegang kekuasaan yaitu :
1. Monarki, yaitu dulunya merupakan bentuk pemerintahan yang mengatas
namakan rakyat namun, dalam perjalanannya sang penguasa tidak
menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum justru menindas
rakyat.
2. Tirani, yaitu pemerintahan di ambil ahli oleh kaum bangsawan yang
awalnya juga memerhatikan kepentingan umum.
3. Aristokrasi, yaitu pemerintahan yang awalnya memperhatikan
kepentingan rakyat namun lama kelamaan tidak lagi menjalankan
keadilan dan hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya.
4. Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya secara
efektif dipegang oleh sejumlah elit kecil dari masyarakat, baik menurut
kekayaan, keluarga, atau militer. Karena sistem pemerintahannya tidak
memiliki keadilan maka rakyat mengambil alih kekuasaan demi
memperbaiki nasibnya.

7
5. Demokrasi, yaitu rakyat memegang kekuasaan negara tertinggi dengan
cara suatu pemilihan umum. Tujuan pemilu ialah rakyat memilih anggota
perlemen maupun kepala negara atau kepala pemerintahan dengan cara
memilih secara langsung.

Demokrasi sebenarnya merupakan pemenuhan hak asasi manusia karena


setiap manusia itu memiliki hak dalam menyampaikan pendapat, berkumpul,
berserikat dan bermasyarakat.

Jadi, dari lima bentuk pemerintahan yang dikemukakan diatas, Negara


Indonesia menganut bentuk pemerintahan demokrasi (dari rakyat, untuk rakyat).
Maksud “dari rakyat” itu ialah rakyat memilih pemimpin melalui pemilihan
umum dan maksud “untuk rakyat” yaitu melalui pemilihannya itu rakyat ingin
mencapai tujuannya yaitu untuk mensejahterakan kehidupan rakyat itu sendiri.

Di setiap negara memiliki sistem demokrasi berdasarkan ideologi yang


dianut negara tersebut. Di antaranya ialah demokrasi liberal, konstitusional,
komunis, pancasila, dan sebagainya. Negara Amerika merupakan yang
menganut sistem demokrasi liberal yaitu dimana peran pemerintah terbatas
dalam ikut campur kehidupan masyarakatnya. Sedangkan di indonesia sendiri
menganut sistem demokrasi pancasila yaitu, demokrasi yang berdasarkan asas-
asas pancasila.

Contohnya di Amerika, mereka membuat UU mengenai LGBT, hal


tersebut sah-sah saja karena pemerintahnya itu tidak berhak ikut campur dalam
kehidupan masyarakatnya. Tetapi jika di Indonesia, membuat UU pengesahan
LGBT maka hal tersebut akan menimbulkan kontroversial karena hal tersebut
melanggar sila pertama dari pancasila yaitu keTuhanan Yang Maha Esa.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi


pancasila karena asas-asas pancasila sangat berperan penting dalam aspek
kehidupan masyarakat negara Indonesia. Yang mana menjunjung tinggi nilai-
nilai agama, rasa kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan. Hal
tersebut dapat diyakini menjadi pondasi untuk mencapai kemakmuran suatu
negara.

8
C. Keterkaitan Pers dalam Masyarakat Demokrasi dengan sila KeTuhanan
yang Maha Esa

Dalam Kehidupan Masyarakat yang Demokratis, keberadaan pers


mempunyai peran yang amat penting. Salah satu ciri negara demokrasi adalah
memiliki kebebasan pers. Masyarakat mampu menggunakan haknya untuk
memperoleh informasi, berbicara, dan mengemukakan pendapat sbeagai
perwujudan keikutsertaan setiap warga negara dalam kehidupan berbangsan dan
bernegara melalui pers.
Pers berasal dari bahasa inggris yaitu press, sedangkan menurut bahasa
perancis yaitu presse yang berarti tekan atau cetak. Menurut UU Pers Nomor 40
tahun 1999, Pers adalah lembaga sosial serta wahana komunikasi massa yang
melakukan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi.
Perkembangan pers di indonesia terbagi atas 3 masa yaitu, masa
kolonialisme belanda, masa pergerakan, dan masa kemerdekaan.
Masa kolonialisme belanda (pers kolonial), pada masa ini pers
diterbitkan oleh orang-orang belanda di indonesia sekitar tahun 1942. Saat itu,
pers berwujud surat kabar, majalah, dan koran yang menggunakan bahasa
belanda atau bahasa daerah yang ada di indonesia. Adapun fungsi pers pada
masa kolonialisme belanda ini ialah untuk membela kepentingan penjajah
belanda dan membantu usah-usaha propaganda pemerintah penjajah belanda.
Masa pergerakan, pada masa pergerakan ini, pemerintah kolonial
belanda bertindak sangat keras terhadap pers sehingga mematikan dunia pers.

9
Banyak surat kabar yang muncul, tetapi dalam perjalanan selanjutnya dibredel
karena di anggap membahayakan kondisi pemerintahan kolonial. Dengan adanya
pengawasan dan pemberlakuan sensor yang ketat ini justu makin
membangkitkan semangat perjuangan kaum jurnalis pribumi untuk turut
menggerakan roda pers sebagai alat perjuangan. Setelah munculnya pergerakan
modern Budi Utomo pada tanggal 20 mei 1908 surat kabar yang dikeluarkan
orang-orang pribumi ini lebih banyak berfungsi sebagai alat perjuangan.
Contohnya seperti pers selalu menyuarakan kepedihan, penederitaan, serta
pencerminan isi hati bangsa yang terjajah dan pers juga menjadi roket pendorong
bangsa indonesia dalam perjuangan memperbaiki nasib dan kedudukan bangsau
untuk mencapai kemerdekaan bangsa indonesia. Jadi pers semakin jelas bahwa
pers anti penjajahan.
Masa kemerdekaan, setelah proklamasi 17 agustus 1945 pers indonesia
berperan sebagai corong pemerintah republik yaitu pers yang mendukung
perjuangan dan melawan strategi pecah-belah belanda. Pada masa kemerdekaan
pers terbagi menjadi dua golongan yaitu pertama pers yang dimunculkan dan di
biayai oleh tentara pendudukan sekutu dan belanda yang selanjutnya dinamakan
Pers Nica dan pers yang dimunculkan dan dibiayai oleh orang-orang indonesia
yang disebut dengan pers republik. Pada masa orde baru yang dibawah
kepemimpinan presiden soeharto dimana masa orde baru ini berawal dari
keberhasilannya menggagalkan G-30S/PKI yang mana bertujuan membentuk
negara indonesia sebagai negara yang komunis atau tidak percaya pada Tuhan.
Sejak saat itu, orde baru bertekad kembali kepada pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Dengan keluarnya UU No. 11/1966 telah
meletakkan kembali sendi-sendi kelembagaan pers nasional sebagai pranata
sosial yang melembaga dibawah ideologi Pancasila dan Undang-Undang dasar
1945. Dan juga dalam pemerintahan orde baru sangat mengharapkan pers
nasional sebagai mitra dalam rangka menggalakan pembangunan sebgai jalan
memperbaiki taraf hidup rakyat. Tetapi dengan seiringnya waktu masa
pemerintahan orde baru mulai menekan kebebasan pers contoh pers yang tidak
sejalan dengan kepentingan pemerintah atau terlalu berani mengkritik

10
pemerintah maka akan dicabut atau bredel surat izin usaha penerbitan pers
(SIUUP).

Adapun Fungsi Pers dalam masyarkat demokratis yaitu :


1. Pers sebagai Media Informasi, Masyarakat menikmati pers sebab
mereka membutuhkan informasi mengenai berbagai hal yang diperlukan
dalam hidupnya, baik informasi politik, ekonomi (bisnis), hobby,
lifeskill, atau bidang-bidang lainnya yang bermanfaat bagi kebutuhan
hidupnya.
2. Pers sebagai Media Pendidikan, Dengan adanya pers masyarakat
menjadi semakin cerdas karena bertambah wawasan dan pengetahuannya
disebabkan pers memuat informasi-informasi yang berguna dalam
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan hidup manusia.
3. Pers sebagai Media Hiburan, Kebutuhan hiburan merupakan kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi seringkali informasi yang disajikan
pers bersifat hiburan, baik melalui media cetak maupun media
elektronika.
4. Pers sebagai Media Kontrol Sosial, Fungsi kontrol sosial pers dapat
dinyatakan sebagai sikap pers dalam melaksanakan fungsinya yang
diarahkan terhadap perorangan atau kelompok. Pers melakukan kontrol
sosial untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, baik
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) maupun penyelewengan maupun
penyimpangan lainnya dalam kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan
bernegara.
5. Pers sebagai Media Komunikasi, Pers menjadi sarana bagi antar pihak
untuk melakukan hubungan, menjalin komunikasi, mendapatkan
kebutuhan informasi, dan media untuk mengekspresikan diri, baik secara
lisan, tertulis, maupun secara visual.

Adapun Peran dari Pers dalam kehidupan negara yang berdemokrasi yaitu :

a. Saluran informasi pada masyarakat, pers berperan untuk mencari dan


menyebarkan berita secara cepat dan luar kepada masyarakat. Dalam hal

11
ini, pers sebagai sarana komunikasi dari pers itu sendiri kepada
masyarakat dan pertukaran informasi antarmasyarkat.
b. Saluran bagi debat publik dan opini publik, pers berperan sebagai sarana
komunikasi dari bawah ke atas atau dari masyarakat ke negara.
Masyarakat luas dapat menyampaikan beragam aspirasi, pendapat, kritik,
usul, dan saran melalui pers. Pers menjadi sarana efektif dalam
menampung berbagai aspirasi rakyat.

Keterkaitan pers dengan sila keTuhanan maha esa yaitu pers tidak boleh
menyampaikan atau menyiarkan berita yang mengandung SARA karena balik
lagi kita merupakan negara yang memiliki keberagaman dalam hal suku, agama,
ras dan kebudayaan yang mana kita merupakan suatu kesatuan yaitu warga
negara indonesia yang memiliki tujuan yang sama untuk memajukan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

D. Keterkaitan antara Dampak Globalisasi dengan Sila KeTuhanan yang


Maha Esa.

Saat ini sedang marak penggunaan jejaring sosial atau biasa kita kenal
dengan facebook, instagram, twitter, youtube dan lain-lain. Situs sosial tersebut
merupakan salah satu media social network yang sangat terkenal. Dengan situs
sosial tersebut memudahkan kita untuk berinteraksi dengan berbagai macam
orang di seluruh dunia. Dan juga dengan fasilitas internet jarak yang tadinya
sangat jauh menjadi sangat dekat serta dapat digunakan berkomunikasi
antarwarga suatu negara dengan warga negara lain yang saling berjauhan. Selain
perkembangan di bidang teknologi, saat ini juga terjadi perubahan gaya hidup di
sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa makanan restoran di McDonalds

12
atau di KFC lebih enak dan bergengsi dari pada makan di restoran padang atau
di warteg yang merupakan bukti dari proses lokalisasi dari kebiasaan yang
datang dari Amerika Serikat
Kedua contoh tersebut muncul akibat adanya pengaruh asing yang masuk
dan mempengaruhi pola atau gaya hidup masyarakat indonesia. Adanya
pengaruh asing yang masuk dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat kita ini
biasa kita kenal dengan isilah Globalisasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia globalisasi berasal dari kata
globe/global yaitu dunia atau bola dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai hal-
hal atau kejadian secara umum dan keseluruhan, yang terkait dengan dunia.
Didalamnya mencakup kebijakan nasioanl yang memperlakukan seluruh dunia
sebagai lingkungan yang layak diperhitungkan.
Globalisasi ialah suatu perkembangan yang tidak bisa dielakkan ataupun
dicegah. Bagi kehidupan Bangsa Indonesia, masukinya pengaruh asing dalam
era globalisasi ini sudah tidak dapat dibendung lagi. Komunikasi antar bangsa di
dunia menjadi semakin intenss. Kemajuan teknologi dan sistem informasi
bangsa-bangsa lain pun cenderung semakin meningkat, yang semua hal tersebut
akan membawa konsekuensi pengaruh yang luas, seperi Bangsa Indonesia tidak
dapat menutup diri atau menerapkan politik pintu tertutup dala era globalisasi.
Jika politik pintu tertutup dilaksanakan maka akan merugikan bangsa indonesia
itu sendiri. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus melakukan politik pintu
terbuka dengan melakukan seleksi yang benar sehingga dapat menguntungkan
bangsa Indonesia
Dampak pengaruh era keterbukaan dan globalisasi bagi bangsa Indonesia
cukup luas dan dapat bersifat positif dan negatif, contohnya di bidang sosial dan
budaya, globalisasi memiliki dampak positif berupa pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi tetapi dampak negatifnya berupa kesulitan kita sebagai
warga Indonesia untuk mengendalikan dan menyeleksi budaya asing yang
masuk yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Arus globalisasi sangat cepat masuk kedalam masyarakat terutama
dikalangan muda. Globalisasi juga membuat banyak anak muda indonesia
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa indonesia. Globalisasi juga sangat

13
mempengaruhi nilai pancasila di kalangan anak muda. Salah satu nilai yang
hilang karena adanya globalisasi yaitu hilangnya manusia yang berkeTuhanan
Yang Maha Esa. Anak muda yang sudah terkena dampak negatif dari globalisasi
membuatnya seakan-akan tidak berTuhan padahal indonesia adalah negara yang
berKetuhan atau negara yang percaya akan Tuhan. Anak muda tersebut sering
kali melakukan pergaulan bebas, seks bebas, bergaya seperti selebritas yang
cenderung kebudaya barat. Mereka menggunakan pakaian minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak diperlihatkan dan jelas-
jelas dilarang oleh agama manapun.
Itulah pentingnya Pancasila kita sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia yang merupakan penuntun dan sikap perilaku bangsa Indonesia baik
dalam hubungannya secara vertikal dengan Tuhan Yang Mahsa Esa maupun
secara horizontal dengan sesama manusia dan negaranya, Pancasila memberi
petunjuk kepada bangsa Indonesia tentang yang benar dan yang tidak benar,
yang adil dan tidak adil, dan seterusnya.

E. Kelebihan Buku
Kelebihan buku ini yaitu diantaranya dalam bab buku ini kita mudah
kaitkan dengan materi kelompok kami yaitu Sila Pertama Pancasila yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, selain itu buku ini mudah dipahami karena
penjelasannya yang tidak terlalu bertele – tele. Dan juga struktur buku ini dari
sampul sampai daftar pustaka itu lengkap.

F. Kelemahan Buku
Kelemahan buku ini ialah susah ditemukan di Google dan ada beberapa
hal di dalam buku yang seharusnya tidak dimasukkan karena kita susah untuk
mengaitkannya dengan materi kelompok kami yaitu Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ideologi bangsa indonesia merupakan pancasila termasuk di dalamnya
sila keTuhanan Yang Maha Esa dimana negara memberikan hak kepada warga
negaranya untuk memeluk dan menjalankan agama yang dipercayainya atau
yang dianutnya.
Indonesia menganut sistem pemerintahan demokrasi yaitu dari rakyat
untuk rakyat dan demokrasi tersebut merupakan demokrasi pancasila. Maksud
“dari rakyat” itu ialah rakyat memilih pemimpin melalui pemilihan umum dan
maksud “untuk rakyat” yaitu melalui pemilihannya itu rakyat ingin mencapai
tujuannya yaitu untuk mensejahterakan kehidupan rakyat itu sendiri.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman baik dalam hal
agama, ras, suku dan kebudayaan. Sehingga, jika pers menyiarkan atau
menyampaikan berita, isi berita tersebut tidak boleh mengandung SARA karena
tidak sesuai dengan sila keTuhanan Yang Maha Esa.
Salah satu dampak globalisasi mengakibatkan adanya pergaulan bebas,
sex bebas, mengenakan pakaian yang minim bahan dimana hal tersebut
merupakan hal yang tidak dianjurkan dalam sila keTuhanan Yang Maha Esa.

B. Rekomendasi
Walaupun kita sudah di perguruan tinggi tetapi kita harus belajar
mengenai Ideologi Kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, Sistem Pemerintahan
Indonesia, Pengertian pers, Peran dan Fungsi Pers, dan Dampak dari adanya
globalisasi. Kenapa kita masih harus belajar meskipun kita sudah
mendapatkannya di bangku SD, SMP dan SMA ? Karena kita sebagai

15
mahasiswa khususnya generasi muda agar kita tahu segala yang berhubungan
dengan Negara kita agar bisa memajukan Negara kita, negara Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai