PANCASIALIS
Oleh : Kelompok 10 ( II E )
Al Waro’ Ro’ihatul Jannah
Ernawati
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
merupakan tugas kuliah yang berisi tentang penyajian data dalam bentuk diagram
dan table.
Penulis
I
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................... I
DAFTAR ISI .................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4
A. Pengertian Sosialisasi Pancasila .......................................................... 4
B. Pengertian Pancasila ............................................................................ 5
C. Pengertian Manusia Pancasila/Pancasialis ........................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9
A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di satu sisi juga Pancasila merupakan filsafat bangsa dan Negara yang
1
Jurnal “Implementasi Nilai-nilai Pancasila”, Nur Khosiah, Maret 2020
1
sering dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan
idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula
sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara. Artinya pancasila merupakan
satu ideologi yang dianut oleh Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia
secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu
golongan tertentu. Sebagai filsafat atau dasar kerohanian Negara, yang
meruapakn cita-cita bangsa, Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan, yang
mewujudkan kenyataan dalam penyelenggaraan hidup kenegaraan kebangsaan
dan kemasyarakatan kita.Bila terjadi kesenjangan dalam kehidupan kenegaraan
dan kemasyarakatan, kita harus kembali kepada filsafat Negara Republik
Indonesia untuk mencari jalan keluarnya atau untuk meluruskan kembali.2
Dalam hal ini sangat diperlukan pengkajian lebih lanjut mengenai
sosialisasi pentingnya menjadi manusia Indonesia yang pancasialis agar dapat
terwujudnya warga negara yang paham dan mengerti apa itu manusia yang
pancasialis. Oleh karena itu,penyusun mencoba menyajikan permasalahan
tersebut dalam bentuk makalah. Semoga makalah ini dapat membantu pembaca
dalam memahami lebih rinci tentang manusia pancasila
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sosialisasi ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian dari sebuah sosialisasi.
2
Sunarso dan Kusumawardani, Anis.. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hlm 45
2
2. Untuk memahami apa yang di maksud dengan manusia yang pancasialis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
4
Ihromi, Bunga Rampai Sosiologi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004).
5
William J Goode, Sosiologi Keluarga (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).
6
Laksono, Agung. 2013. Menuju Indonesia Emas. Jakarta Pusat: Kementrian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat.
4
memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung maupun
tidak langsung agar sesuai dengan Pancasila. Hal yang paling penting dari
sosialisasi mengenai Pancasila adalah bagaimana sosialisasi yang
dilaksanakan dapat menggugah audience untuk mewujudkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Secara lebih luas sosialisasi mengenai
Pancasila diharapkan dapat memupuk rasa nasionalisme maupun cinta tanah
air serta mendorong masyarakat Indonesia untuk menjadi individu yang lebih
baik.
B. Pengertian Pancasila
Sebelum melakukan sosialisasi mengenai nilai-nilai pancasila,
tentunya kita harus terlebih dahulu memahami pancasila itu sendiri. Hal ini
diperlukan agar dapat menyampaikan nilai-nilai pancasila dengan baik dan
lengkap, sehingga audience dapat memahami nilai-nilai pancasila dengan baik
Secara etimologis, kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yang
terdiri dari dua kata, yaitu panca dan kata sila. Panca artinya lima, sedangkan
sila bermakna dasar. Kata “sila” diartikan sebagai aturan dasar yang
melatarbelakangi perbuatan seseorang maupun bangsa sesuai adab dan moral.7
Sedangkan menurut terminologi, Pancasila adalah dasar Negara
Republik Indonesia. Penggunaan kata Pancasila sebagai suatu istilah pertama
kali dikemukakan oleh Soekarno, saat mengucapkan pidato di hadapan sidang
hari ketiga Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Dalam pidatonya, Soekarno mengusulkan lima hal untuk menjadi
Dasar Negara Indonesia Merdeka dan memberi nama Pancasila.8
Sejarah menyatakan bahwa nilai-nilai dari Pancasila sudah diterapkan
masyarakat Indonesia sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan besar di Indonesia,
7
Subandi Al Marsudi, Pancasila Dan UUD 45 Dalam Paradigma Reformasi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008).
8
Imron Rosyadi, “Pemikiran Munawir Sjadzali Tentang Pancasila Sebagai Dasar Negara RI,”
Ishraqi Vol. IV No (2008).
5
seperti kerajaan Sriwijaya di Sumatra pada abad VII-XII dan kerajaan
Majapahit di Jawa Timur pada abad XII-XVI. Adapun aktualisasi nilai tersebut
antara lain adanya kepercayaan terhadap gaib, pemujaan terhadap roh baik
dengan model dinamisme maupun animisme, masyarakat yang tolong-
menolong, menjaga rasa aman, dan sebagainya.9
Istilah Pancasila sudah dikenal lama sejak zaman kerajaan di
Indonesia pada masa kerajaan Majapahit yang digunakan sebagai pijakan
moral hidup bangsa Indonesia. Tulisan mengenai nilai-nilai tersebut tercantum
dalam kitab Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan dalam kitab
Sutasoma karya dari Empu Tantular. Dalam kitab Sutasoma terdapat Pancasila
Krama (lima dasar tingkah laku atau perintah kesusilaan) yang meliputi:
1. Tidak boleh melakukan kekerasan (Ahimsi).
2. Tidak boleh mencuri (Asteya).
3. Tidak boleh berbuat dengki (Indiya Nugraha).
4. Tidak boleh melakukan kebohongan (Amisawada).
5. Tidak boleh minum-minuman keras (Dama).
Selain lima dasar moral di atas, dalam kitab Sutasoma disebutkan
adanya semboyan Bhineka tunggal Ikatan Hana Dharma Mangruwa yang
mempunyai arti walaupun agama itu mempunyai perbedaan baik bentuk
maupun sifatnya, akan tetapi pada hakikatnya adalah satu juga. Semboyan
inilah yang kemudian menjadi semboyan pada lambang negara Indonesia, yaitu
Bhineka Tunggal Ika.
9
Marsudi, Pancasila Dan UUD 45 Dalam Paradigma Reformasi.
6
didalamnya memiliki landasan hidup berbangsa dan bernegara berdasarkan
Pancasila, atau penulis sebut dengan istilah “Manusia Pancasila”. nilai-nilai
yang terkandung dalam kelima sila Pancasila harus melekat dalam kepribadian
manusia Indonesia, karena hal itu merupakan kesepakatan kita bersama, dasar
dan landasan hidup kita dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Oleh karena itu, sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” harus tercermin
dari keimanan dan ketaqwaan. “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” harus
tercermin dari sifat ruhama kita dan adab-akhlaqul karimah. “Persatuan
Indonesia” harus tercermin dari sifat ukhuwah kita, baik ukhuwah insaniyah,
wathoniyyah, maupun islamiyyah. “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan” harus tercermin dari
sikap tawadhu’, menghargai pendapat orang lain, serta menjauhkan diri dari
sifat ananiyah-ego yang tinggi demi kemaslahatan bersama. Dan “Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” harus-lah tercermin dari sikap adil para
pemimpin, ta’awun antar masyarakat, dan juga sifat shiddiq-amanah dengan
tidak melakukan korupsi.
Dengan pernyataan tersebut bisa kita simpulkan bahwa manusia
Pancasila adalah manusia yang memiliki sifat sifat yang terkandung atau
berkaitan dengan isi dalam pancasila. Pancasila sebagai dasar negara memang
sudah final dan selesai, namun dalam hal sebagai produk. Sementara Pancasila
sebagai proses tidak akan pernah selesai.
Jadi Kita dan semua elemen bangsa masih harus terus mengisi ruang-
ruang kehidupan bernegara dengan hal-hal positif, pemenuhan pendidikan,
keadilan hukum, pemerataan ekonomi, politik yang sehat, kesejahteraan,
7
kemakmuran, kejujuran dan nilai positif lainnya. Nilai-nilai positif itu harus
terus diperjuangkan sampai kapanpun, dimana pun. Tinggal sekarang tanyakan
pada diri kita. Masih maukah kita menerima Pancasila sebagai “simbol-
pajangan” belaka atau sebagai landasan hidup bernegara.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10