Anda di halaman 1dari 22

i

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN
“DASAR, TUJUAN, DAN FUNGSI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL”

Dosen Pengampu : Muhammad, S. Pd.I.,M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok 7

Maharani (21.11.2696)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

TAHUN AKADEMIK

2021/2022
ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad, S. Pd.I.,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Aqidah Akhlak yang senantiasa
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul " Dasar, Tujuan, Dan Fungsi Sistem
Pendidikan Nasional " ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah ilmu
pendidikan.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini,
izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini belum
sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca
makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis agar
selanjutnya penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan
makalah.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,
ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Kuala Tungkal, November 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Pendidikan Nasional .................................................................. 3

B. Dasar-Dasar Pendidikan Nasional................................................................ 6

C. Tujuan Sistem Pendidikan Nasional .......................................................... 10

D. Fungsi Sistem Pendidikan Nasional ........................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

A. Kesimpulan ................................................................................................ 14

B. Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik
lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban manusiawi
dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan; anjuran atau arahan untuk
anak duduk lebih baik, tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain,
bersih badan, rapi pakaian, hormat pada orang yang lebih tua dan menyayangi
yang muda, saling peduli dan lain sebagainya merupakan salah satu contoh proses
pendidikan. Beberapa hal yang harus digunakan dalam pendidikan, yakni ngerti-
ngroso-ngelakoni (menyadari, menginsyafi, dan melakukan). Hal tersebut
serupa dengan ungkapan orang sunda di Jawa Barat, bahwa pendidikan harus
merujuk pada adanya keselarasan antara tekad-ucap-lampah (niat, ucapan, dan
perbuatan).
Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah
berakhir (never ending proces)1, sehinngga dapat menghasilkan kualitas yang
berkesinambungan, yang ditujukan pada perwujudan sosok manusia masa depan,
dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa serta Pancasila. Pendidikan harus
menumbuh kembangkan nilai-nilai filosofis dan budaya bangsa secara utuh dan
menyuluruh. Sehingga perlu adanya kajian yang lebih mendalam terhadap
pendidikan, maka dari itu pendidikan mulai dipandang secara filsafat yang
merujuk pada kejelasan atas landasan pendidikan itu sendiri.
Di dalam pelaksanaan pendidikan tentu saja tidak hanya mengedepankan
penanaman semata melainkan penanaman karakter bangsa yang dimaksud juga
telah diatur didalam undang-undang negara Indonesia. Hal ini dilakukan guna
memberikan arah terhadap pelaksaqnaan dan perkemabngan pendidikan di
Indonesia untuk masa yang akan datang. Dengan demikian pendidikan di
Indonesia dapat memberikan kontribusi yang jelas terhadap masyarakat dan
negara Indonesia. Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
1
Atika, Pendidikan Karakter Sebagai Solusi Perbaikan Akhlak, Jurnal Pendidikan Guru,
Vol. 2 No. 2, 2021, hlm. 2.

1
2

sistem pendidikan nasional, telah diatur terkait arah dan cara pelaksanaan
pendidikan nasional yang didalamnya memuat tentang tujuan dan fungsi
pendidikan di Indonesia.2
Dengan tujuan dan fungsi pendidikan yang telah terurai di dalam
undang-undang tersebut arah pendidikan dapat terlihat secara jelas bahwa
pendidikan di Indonesi bertujuan untuk mempersiapkan generasi bangsa yang
lebih baik. Meski telah diatur didalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003,
fungsi dan tujuan pendidikan juga dapat dikembangkan sesuai dengan visi
dan misi institusi penyelengenggara pendidikan, hal inilah yang dimaksud dengan
pelaksanaan pendidikan berbasis otonomi daerah. Sehingga output dari
institusi pendidikan tersebut dapat terserap dan memiliki daya guna yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di lingkungan institusi
pendidikan tersebut. Dengan demikian fungsi dan tujuan pendidikan nasional
dapat dirasakan secara langsung oleh masyarkat dan pemerintah.3

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan nasional?
2. Apa yang menjadi dasar dari sistem pendidikan nasional?
3. Apa saja tujuan dari sistem pendidikan nasional
4. Apa saja fungsi dari sistem pendidikan nasional

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan nasional.
2. Mengetahui dasar dari sistem pendidikan nasional.
3. Mengetahui tujuan dari sistem pendidikan nasional.
4. Mengetahui fungsi dari sistem pendidikan nasional.

2
Tajuddin Noor, Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1, 2018,
hlm. 124
3
I Wayan Cong Sujana, Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia, Jurnal Pendidikan
Dasar, Vol. 4 No. 1, 2019, hlm. 29-30.
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Nasional
Pendidikan menjadi bagian penting bagi kehidupan dan kelangsungan
hidup manusia. Untuk memahami substansi pendidikan secara baik dan benar,
berikut definisi pendidikan dari beberapa ahli dan yuridis hukum.

1. Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 SM) mengatakan
bahwa: "Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari
jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya
kesempurnaan."
2. Aristoteles (filosof terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan
pada tahun 384 SM-322 SM) mengatakan bahwa: "Pendidikan itu ialah
menyiapkan akal untuk pengajaran."
3. Ibnu Muqaffa (salah seorang toko bangsa Arab yang hidup tahun 106 H-143
H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa: "Pendidikan
itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan
menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang
lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan
santaan akal dan rohani."
4. Rousseau (filosof Prancis, 1712-1778 M) mengatakan bahwa: "Pendidikan
ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu
masa kanak- kanak, akan tetapi kita membutuhkannya diwaktu dewasa".
5. James mill (filosof Inggris, 1773-1836) mengatakan bahwa: "Pendidikan itu
harus menjadikan seseorang cakap, agar dia menjadi orang yang senantiasa
berusaha mencapai kebahagiaan untuk dirinya terutama dan untuk orang lain
selainnya".
6. John dewey (filosof Chicago, 1859 M-1952 M) mengatakan bahwa: "
pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan
fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan-peninggalan budaya lama
masyarakat manusia".

3
4

7. Jean-Jacques (filosof) menurutnya: "pendidikan adalah memberi kita


perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, tetapi kita
membutuhkannya diwaktu dewasa."
8. Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda ahli ini
merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut: "pendidikan adalah
bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dangan bantuan
orang lain".
9. Ki Hajar Dewantara (bapak pendidikan nasional indonesia, 1889-1959)
merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut: "pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan badi pekerti (karakter, kekuatan batin),
pikiran dan jasmani anak-anak selaras dangan alam dan masyarakatnya".
10. Darnelawati (1994) berpendapat bahwa pendidikan formal adalah pendidikan
disekolah yang berlangsung secara teratur dan bertingkat mengikuti syarat-
syarat yang jelas dan ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi
pekerti, pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan
terampil dalam suatu bidang pekerjaan tertentu.

Sementara itu beberapa ahli pendidikan lain mengatakan:

1. Gunning dan Kohnstamm berpendapat "Pendidikan adalah proses


pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri secara etis
dengan hati nurani yang sesuai”.
2. Carter V.Good, mengemukakan bahwa proses perkembangan kecakapan
individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana
seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah
atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan
sosial.
3. Thedore Brameld menyatakan istilah pendidikan mengandung fungsi yang
luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama
membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di
5

dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas
daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah
suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan
berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini
mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang
senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar
sekolah).
4. H.H. Home mengemukakan bahwa "Pendidikan adalah proses yang dilakukan
dilakukan secara terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
manusia yang telah berkembang secara fisik dan mentalnya."
5. Stella van Petten Henderson mengatakan bahwa "Pendidikan yaitu suatu
kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan
sosial."
6. Martinus Jan Langeveld, berpendapat bahwa "Pendidikan merupakan upaya
dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan.
Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-
tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila.
Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan
tanggung jawab."
7. Encyclopedia Americana 1978, menyatakan "Pendidikan adalah proses yang
digunakan setiap individu untuk mendapatkan pengetahuan, mengembangkan
sikap dan keterampilan serta wawasan

Pengertian pendidikan menurut Undang-undang SISDIKNAS No.20


Tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik
dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian
diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia." Kamus Besar Bahasa Indonesia
menjelaskan bahwa Pendidikan. secara bahasa berasal dari kata "didik" dengan
mendapatkan imbuhan "pe" dan akhiran "an", yang berarti cara, proses atau
perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata "pedagog"
6

yakni "paid" yang berarti anak dan "ago" yang berarti membimbing, jadi pedagogi
adalah ilmu dalam membimbing anak."
Dalam pandangan Islam, definisi pendidikan adalah Menurut Zakiah
Daradjat pendidikan agama Islam atau Al-Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut Ahmad D.Marimba
(dalam Umi Uhbiyat) pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan
rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam, menuju terciptanya kepribadian
utama menurut ukuran Islam. Pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan yang
bertujuan menghasilkan orang-orang beragama, dengan demikian pendidikan
agama perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan karakter."
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian pendidikan itu adalah satu upaya yang dilakukan secara sadar,
terencana untuk terwujudnya proses belajar dan pembelajaran untuk
mengembangkan potensi jasmani dan rohani dan potensi lainnya, sehingga dapat
berkembang dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor serta dapat hidup secara
harmonis dalam hidup dan kehidupan.4

B. Dasar-Dasar Pendidikan Nasional


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Sedangkan Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.

4
Hamengkubuwono, Ilmu Pendidikan Dan Teori-Teori Pendidikan, (LP2 STAIN Curup:
CV. Karya Hasri Zitaq, 2016), hlm. 1-5
7

Dasar adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tetap tegaknya suatu
bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung, maka pondasilah yang
menjadi dasarnya.Begitu pula halnya dengan pendidikan, dasar yang dimaksud
adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan
pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-
lembaga pendidikan lainnya. Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara
yuridis formal telah dirumuskan antara lain sebagai berikut:

1. Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950,


Nomor 2 tahun 1945, Bab III Pasal 4 yang Berbunyi: Pendidikan dan
pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila,
Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi:
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila. c. Dalam GBHN tahun
1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab IV bagian pendidikan
berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila.
3. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian
Pendidikan yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
4. Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
5. Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah


Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun
1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.5

Landasan pendidikan di Indonesia, terdiri dari pijakan-pijakan yang


meliputi bermacam bidang, di antaranya adalah sebagai berikut ini.

5
Rahmat Hidayat Dan Abdillah, Ilmu Pendidikan : Konsep, Teori Dan Aplikasinya,
(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2019), hlm. 160.
8

1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis atau landasan hukum pendidikan adalah seperangkat asumsi
yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai
titik tolak dalam rangka pengelolaan, penyelenggaraan dan kegiatan
pendidikan dalam suatu sistem pendidikan nasional. Landasan yuridis tentang
pendidikan Indonesia, antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
c. Berbagai Peraturan Pemerintah (PP) yang berkenaan pendidikan yang
menyertainya. Berbagai peraturan pemerintah yang dimaksud antara lain:
1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 tentang "Pendidikan
Prasekolah". Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang
"Pendidikan Dasar".
2) Peraturan Pemerintah No. 29 tentang "Pendidikan Menengah",
3) Peraturan Pemerintah No. 30 dan No. 31 Tahun 1999 tentang
"Pendidikan Tinggi",
4) Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar
Sekolah.

Dengan diundangkannya UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional sebagai pengganti UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, kedepannya sangat memungkinkan untuk
diterbitkan berbagai peraturan pemerintah pengganti berbagai PP tersebut di
atas. Jika kita membaca pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945, di
dalamnya akan ditemukan secara tersirat cita-cita pendidikan nasional, yakni
"untuk mencerdaskan kehidupan bangsa". Selanjutnya Pasal 31 UUD Negara
RI Tahun 1945 secara tersurat menyatakan bahwa:

a. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan.


b. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
9

c. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan


nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang.
d. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%
dan anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis/ filsafat pendidikan merupakan landasan yang
berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah
masalah- masalah pokok dalam pendidikan, seperti apakah pendidikan itu,
mengapa pendidikan diperlukan, dan apa yang seharusnya menjadi tujuan
pendidikan. Berbicara tentang landasan filosofis pendidikan juga berarti
berkenaan dengan tujuan filosofis suatu praktik pendidikan sebagai sebuah
ilmu. Oleh karena itu, kajian yang dapat dilakukan untuk memahami landasan
filosofis pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan filsafat ilmu
yang meliputi tiga bidang kajian yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi.
3. Landasan Religius Pendidikan
Pembangunan ilmu pengetahuan yang menguatkan keberagamaan,
keyakinan, atau keimanan peserta didik sehingga tujuan pendidikan untuk
membangun manusia yang beriman dan bertakwa serta berkepribadian luhur
dapat dicapai secara optimal. Dalam konteks religius, pendidikan adalah hal
yang sangat bergantung pada keimanan dan keyakinan peserta didik masing-
masing. Pendidikan adalah hal yang harus berdasarkan keinginan peserta
didiknya sendiri, bukan paksaan atau dorongan dari orang atau bahkan
instansi dan lembaga lain.
4. Landasan Ilmiah Pendidikan
Landasan ilmiah atau landasan teori pendidikan merupakan landasan
teori yang digunakan untuk mengkaji dan mempelajari berbagai ilmu yang
berhubungan langsung dengan pendidikan dari segala bidang yang
menyelimutinya. Untuk lebih jelasnya akan langsung disampaikan melalui
10

contohnya di bawah ini. Landasan ilmiah pendidikan dapat meliputi landasan


ilmiah pendidikan, yaitu landasan psikologis pendidikan, landasan sosiologis
pendidikan, landasan antropologis pendidikan, landasan historis pendidikan,
dan landasan ekonomi pendidikan.6

C. Tujuan Sistem Pendidikan Nasional


Sebagaimana lazimnya suatu usaha atau kegiatan, maka pendidikan
sebagai suatu usaha tentu memiliki tujuan sebagai target yang akan dicapai.
Merumuskan tujuan pendidikan berarti merencanakan suatu target atau sasaran
yang akan dicapai setelah kegiatan pendidikan itu berlangsung. Dengan demikian,
rujuan pendidikan merupakan visi pendidikan yang ditetapkan sebelumnya.
Rumusan tujuan pendidikan biasanya dipengaruhi oleh latar belakang tertentu,
baik dalam kaitannya dengan negara, ideologi, agama, maupun latar belakang
kehidupan sosial masyarakat.
Merumuskan tujuan pendidikan harus dinyatakan secara jelas dan tegas
sehingga setiap orang yang terlibat dalam usaha- usaha pendidikan memahami
dengan baik arah pendidikan yang akan dituju. Oleh karena itu, rumusan tujuan
pendidikan biasanya ditetapkan secara tertulis, walaupun substansi dan isinya
seringkali lebih bersifat abstrak.
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari tujuan
pendidikan yang hendak dicapai. Dalam mukaddimah Undang- undang Dasar
1945, jelas termaktub, satu tujuan yaitu:"Mencerdaskan kehidupan bangsa...".
"Mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan suatu ungkapan yang padat dengan
makna filosofis. Suatu rumusan tujuan yang tidak hanya menjangkau aspek-aspek
lahiriah, tetapi juga meliputi seluruh aspek batiniah dan ranah-ranah lain yang
terkait dengan seluruh kehidupan manusia. Nilai-nilai tujuan pendidikan biasanya
bersumber dan dirumuskan dari unsur-unsur yang hidup dan berkembang di dalam
masyarakat.
Untuk memudahkan penjabaran tujuan pendidikan sehingga dapat tercapai
secara konkrit dalam praktik-praktik pendidikan, maka rumusan tujuan pendidikan

6
Rosmita Sari Siregar dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), hlm. 8-10
11

disusun secara hirarkis dari rumusan yang paling umum dan global menjadi
rumusan yang lebih konkrit dan operasional. Dalam undang-undang Nomor 20
tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, dirumuskan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah : Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
dan bertanggungjawab,"
Gambaran tujuan pendidikan nasional dari rumusan di atas, merupakan gambaran
manusia indonesia seutuhnya yang menjadi cita-cita tertinggi. Ciri-ciri dari
manusia Indonesia seutuhnya adalah:

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Berbudi pekerti luhur
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Kepribadian yang mantap dan mandiri
6. Bertanggungjawab terhadap masyarakat dan bangsa

Tujuan pendidikan sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-undang


Sistem Pendidikan Nasional, kemudian menjadi acuan bagi penjabaran tujuan
pendidikan yang ada pada tingkat di bawahnya, hingga mencapai level tujuan
paling rendah. Macam-macam Tujuan Pendidikan Berikut akan dikemukakan
pembagian dan hirarki tujuan pendidikan:

1. Tujuan Umum
Rumusan tujuan umum pendidikan merupakan rumusan tujuan pendidikan
yang bersifat luas dan mencakup seluruh hakekat kemanusiaan secara
universal. Tujuan umum pendidikan biasanya dirumuskan dengan
memperhatikan aspek-aspek yang bersifat universal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pendidikan merupakan penjabaran yang bersifat detail dari
rumusan tujuan umum pendidikan. Tujuan khusus biasanya ditentukan karena
adanya faktor-faktor lain sehingga tujuan pendidikan yang akan dicapai
12

menjadi bersifat khusus pula. Misalnya perbedaan lingkungan sosial


masyarakat, perbedaan institusi lembaga pendidikan, atau bahkan perbedaan
adat istiadat yang bersifat lokal.

Dalam hubungannya dengan hirarki tujuan pendidikan nasional di


Indonesia, maka tujuan pendidikan dapat diurutkan sebagai berikut secara
hirarkis:

1. Tujuan Nasional;
Tujuan nasional mencakup rumusan kualifikasi umum yang diharapkan
dimiliki oleh setiap warga negara setelah mengikuti dan menyelesaikan
program pendidikan nasional tertentu. Rumusan tujuan pendidikan nasional
umumnya dirumuskan dan ditetapkan dalam suatu Undang-undang, yang
sekarang dikenal dengan Undang-undang nomor 20 tahun 2003, Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Tujuan Institusional; Tujuan institusional merupakan penjabaran dari tujuan
pendidikan nasional pada tingkat institusi atau lembaga. Oleh karena itu,
rumusan tujuan institusional menyesuaikan dengan karakteristik tujuan
lembaga di mana pendidikan itu berlangsung.
3. Tujuan Kurikuler;
Tujuan kurikuler adalah penjabaran dari tujuan institusional, yang berisi
tentang muatan-muatan tujuan yang akan dicapai setelah suatu program
pengajaran selesai dilaksanakan dalam suatu bidang/mata pelajaran tertentu.
4. Tujuan Instruksional;
Tujuan instruksional, merupakan tujuan yang harus dicapai setiap proses
pembelajaran selesai dilaksanakan. Tren pembelajaran terkini menghendaki
agar setiap siswa setiap suatu sesi pembelajaran selesai, maka mereka
mencapai sutau kompetensi yang bersifat kontekstual. Dengan demikian,
tujuan instruksional, lebih bersifat operasional dapat dapat diukur dan dinilai
secara otentik.7

7
Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo, 2018), hlm. 29-33
13

D. Fungsi Sistem Pendidikan Nasional


Fungsi pendidikan nasional adalah memberikan suatu pengajaran dengan
ilmu pengetahuan untuk membentuk karakter bangsa yang takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta mencetak karakter, kreativitas dan kecerdasan anak sejak
dini. Dasar dan fungsi tujuan pendidikan sesuai dengan pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional bab II tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan
pasal 2 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan
spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
2. Dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
3. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
membentuk masyarakat yang religious, menjunjung kebhinnekaan serta
menyejahterakan umat manusia lahir dan batin.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional bab II tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan pasal
2 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diperlukan guna perbaikan di masa yang akan datang.

14
15

DAFTAR PUSTAKA
Atika (2021), Pendidikan Karakter Sebagai Solusi Perbaikan Akhlak, Jurnal
Pendidikan Guru, Vol. 2 No. 2

Hamengkubuwono (2016), Ilmu Pendidikan Dan Teori-Teori Pendidikan, LP2


STAIN Curup: CV. Karya Hasri Zitaq

I Wayan Cong Sujana (2019), Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol. 4 No. 1

Munir Yusuf (2018), Pengantar Ilmu Pendidikan, Palopo: Lembaga Penerbit


Kampus IAIN Palopo

Rahmat Hidayat Dan Abdillah (2019), Ilmu Pendidikan : Konsep, Teori Dan
Aplikasinya, Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia

Rosmita Sari Siregar dkk (2021), Dasar-Dasar Pendidikan, Medan: Yayasan Kita
Menulis

Tajuddin Noor (2018), Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-


Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, Wahana Karya
Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1
16

LAMPIRAN
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai