MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
“DASAR, TUJUAN, DAN FUNGSI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL”
Maharani (21.11.2696)
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad, S. Pd.I.,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Aqidah Akhlak yang senantiasa
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul " Dasar, Tujuan, Dan Fungsi Sistem
Pendidikan Nasional " ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah ilmu
pendidikan.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini,
izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini belum
sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca
makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis agar
selanjutnya penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan
makalah.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,
ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik
lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban manusiawi
dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan; anjuran atau arahan untuk
anak duduk lebih baik, tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain,
bersih badan, rapi pakaian, hormat pada orang yang lebih tua dan menyayangi
yang muda, saling peduli dan lain sebagainya merupakan salah satu contoh proses
pendidikan. Beberapa hal yang harus digunakan dalam pendidikan, yakni ngerti-
ngroso-ngelakoni (menyadari, menginsyafi, dan melakukan). Hal tersebut
serupa dengan ungkapan orang sunda di Jawa Barat, bahwa pendidikan harus
merujuk pada adanya keselarasan antara tekad-ucap-lampah (niat, ucapan, dan
perbuatan).
Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah
berakhir (never ending proces)1, sehinngga dapat menghasilkan kualitas yang
berkesinambungan, yang ditujukan pada perwujudan sosok manusia masa depan,
dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa serta Pancasila. Pendidikan harus
menumbuh kembangkan nilai-nilai filosofis dan budaya bangsa secara utuh dan
menyuluruh. Sehingga perlu adanya kajian yang lebih mendalam terhadap
pendidikan, maka dari itu pendidikan mulai dipandang secara filsafat yang
merujuk pada kejelasan atas landasan pendidikan itu sendiri.
Di dalam pelaksanaan pendidikan tentu saja tidak hanya mengedepankan
penanaman semata melainkan penanaman karakter bangsa yang dimaksud juga
telah diatur didalam undang-undang negara Indonesia. Hal ini dilakukan guna
memberikan arah terhadap pelaksaqnaan dan perkemabngan pendidikan di
Indonesia untuk masa yang akan datang. Dengan demikian pendidikan di
Indonesia dapat memberikan kontribusi yang jelas terhadap masyarakat dan
negara Indonesia. Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
1
Atika, Pendidikan Karakter Sebagai Solusi Perbaikan Akhlak, Jurnal Pendidikan Guru,
Vol. 2 No. 2, 2021, hlm. 2.
1
2
sistem pendidikan nasional, telah diatur terkait arah dan cara pelaksanaan
pendidikan nasional yang didalamnya memuat tentang tujuan dan fungsi
pendidikan di Indonesia.2
Dengan tujuan dan fungsi pendidikan yang telah terurai di dalam
undang-undang tersebut arah pendidikan dapat terlihat secara jelas bahwa
pendidikan di Indonesi bertujuan untuk mempersiapkan generasi bangsa yang
lebih baik. Meski telah diatur didalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003,
fungsi dan tujuan pendidikan juga dapat dikembangkan sesuai dengan visi
dan misi institusi penyelengenggara pendidikan, hal inilah yang dimaksud dengan
pelaksanaan pendidikan berbasis otonomi daerah. Sehingga output dari
institusi pendidikan tersebut dapat terserap dan memiliki daya guna yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di lingkungan institusi
pendidikan tersebut. Dengan demikian fungsi dan tujuan pendidikan nasional
dapat dirasakan secara langsung oleh masyarkat dan pemerintah.3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan nasional?
2. Apa yang menjadi dasar dari sistem pendidikan nasional?
3. Apa saja tujuan dari sistem pendidikan nasional
4. Apa saja fungsi dari sistem pendidikan nasional
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan nasional.
2. Mengetahui dasar dari sistem pendidikan nasional.
3. Mengetahui tujuan dari sistem pendidikan nasional.
4. Mengetahui fungsi dari sistem pendidikan nasional.
2
Tajuddin Noor, Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1, 2018,
hlm. 124
3
I Wayan Cong Sujana, Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia, Jurnal Pendidikan
Dasar, Vol. 4 No. 1, 2019, hlm. 29-30.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Nasional
Pendidikan menjadi bagian penting bagi kehidupan dan kelangsungan
hidup manusia. Untuk memahami substansi pendidikan secara baik dan benar,
berikut definisi pendidikan dari beberapa ahli dan yuridis hukum.
1. Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 SM) mengatakan
bahwa: "Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari
jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya
kesempurnaan."
2. Aristoteles (filosof terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan
pada tahun 384 SM-322 SM) mengatakan bahwa: "Pendidikan itu ialah
menyiapkan akal untuk pengajaran."
3. Ibnu Muqaffa (salah seorang toko bangsa Arab yang hidup tahun 106 H-143
H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa: "Pendidikan
itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan
menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang
lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan
santaan akal dan rohani."
4. Rousseau (filosof Prancis, 1712-1778 M) mengatakan bahwa: "Pendidikan
ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu
masa kanak- kanak, akan tetapi kita membutuhkannya diwaktu dewasa".
5. James mill (filosof Inggris, 1773-1836) mengatakan bahwa: "Pendidikan itu
harus menjadikan seseorang cakap, agar dia menjadi orang yang senantiasa
berusaha mencapai kebahagiaan untuk dirinya terutama dan untuk orang lain
selainnya".
6. John dewey (filosof Chicago, 1859 M-1952 M) mengatakan bahwa: "
pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan
fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan-peninggalan budaya lama
masyarakat manusia".
3
4
dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas
daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah
suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan
berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini
mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang
senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar
sekolah).
4. H.H. Home mengemukakan bahwa "Pendidikan adalah proses yang dilakukan
dilakukan secara terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
manusia yang telah berkembang secara fisik dan mentalnya."
5. Stella van Petten Henderson mengatakan bahwa "Pendidikan yaitu suatu
kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan
sosial."
6. Martinus Jan Langeveld, berpendapat bahwa "Pendidikan merupakan upaya
dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan.
Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-
tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila.
Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan
tanggung jawab."
7. Encyclopedia Americana 1978, menyatakan "Pendidikan adalah proses yang
digunakan setiap individu untuk mendapatkan pengetahuan, mengembangkan
sikap dan keterampilan serta wawasan
yakni "paid" yang berarti anak dan "ago" yang berarti membimbing, jadi pedagogi
adalah ilmu dalam membimbing anak."
Dalam pandangan Islam, definisi pendidikan adalah Menurut Zakiah
Daradjat pendidikan agama Islam atau Al-Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut Ahmad D.Marimba
(dalam Umi Uhbiyat) pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan
rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam, menuju terciptanya kepribadian
utama menurut ukuran Islam. Pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan yang
bertujuan menghasilkan orang-orang beragama, dengan demikian pendidikan
agama perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan karakter."
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian pendidikan itu adalah satu upaya yang dilakukan secara sadar,
terencana untuk terwujudnya proses belajar dan pembelajaran untuk
mengembangkan potensi jasmani dan rohani dan potensi lainnya, sehingga dapat
berkembang dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor serta dapat hidup secara
harmonis dalam hidup dan kehidupan.4
4
Hamengkubuwono, Ilmu Pendidikan Dan Teori-Teori Pendidikan, (LP2 STAIN Curup:
CV. Karya Hasri Zitaq, 2016), hlm. 1-5
7
Dasar adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tetap tegaknya suatu
bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung, maka pondasilah yang
menjadi dasarnya.Begitu pula halnya dengan pendidikan, dasar yang dimaksud
adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan
pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-
lembaga pendidikan lainnya. Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara
yuridis formal telah dirumuskan antara lain sebagai berikut:
5
Rahmat Hidayat Dan Abdillah, Ilmu Pendidikan : Konsep, Teori Dan Aplikasinya,
(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2019), hlm. 160.
8
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis atau landasan hukum pendidikan adalah seperangkat asumsi
yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai
titik tolak dalam rangka pengelolaan, penyelenggaraan dan kegiatan
pendidikan dalam suatu sistem pendidikan nasional. Landasan yuridis tentang
pendidikan Indonesia, antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
c. Berbagai Peraturan Pemerintah (PP) yang berkenaan pendidikan yang
menyertainya. Berbagai peraturan pemerintah yang dimaksud antara lain:
1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 tentang "Pendidikan
Prasekolah". Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang
"Pendidikan Dasar".
2) Peraturan Pemerintah No. 29 tentang "Pendidikan Menengah",
3) Peraturan Pemerintah No. 30 dan No. 31 Tahun 1999 tentang
"Pendidikan Tinggi",
4) Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar
Sekolah.
6
Rosmita Sari Siregar dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), hlm. 8-10
11
disusun secara hirarkis dari rumusan yang paling umum dan global menjadi
rumusan yang lebih konkrit dan operasional. Dalam undang-undang Nomor 20
tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, dirumuskan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah : Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
dan bertanggungjawab,"
Gambaran tujuan pendidikan nasional dari rumusan di atas, merupakan gambaran
manusia indonesia seutuhnya yang menjadi cita-cita tertinggi. Ciri-ciri dari
manusia Indonesia seutuhnya adalah:
1. Tujuan Umum
Rumusan tujuan umum pendidikan merupakan rumusan tujuan pendidikan
yang bersifat luas dan mencakup seluruh hakekat kemanusiaan secara
universal. Tujuan umum pendidikan biasanya dirumuskan dengan
memperhatikan aspek-aspek yang bersifat universal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pendidikan merupakan penjabaran yang bersifat detail dari
rumusan tujuan umum pendidikan. Tujuan khusus biasanya ditentukan karena
adanya faktor-faktor lain sehingga tujuan pendidikan yang akan dicapai
12
1. Tujuan Nasional;
Tujuan nasional mencakup rumusan kualifikasi umum yang diharapkan
dimiliki oleh setiap warga negara setelah mengikuti dan menyelesaikan
program pendidikan nasional tertentu. Rumusan tujuan pendidikan nasional
umumnya dirumuskan dan ditetapkan dalam suatu Undang-undang, yang
sekarang dikenal dengan Undang-undang nomor 20 tahun 2003, Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Tujuan Institusional; Tujuan institusional merupakan penjabaran dari tujuan
pendidikan nasional pada tingkat institusi atau lembaga. Oleh karena itu,
rumusan tujuan institusional menyesuaikan dengan karakteristik tujuan
lembaga di mana pendidikan itu berlangsung.
3. Tujuan Kurikuler;
Tujuan kurikuler adalah penjabaran dari tujuan institusional, yang berisi
tentang muatan-muatan tujuan yang akan dicapai setelah suatu program
pengajaran selesai dilaksanakan dalam suatu bidang/mata pelajaran tertentu.
4. Tujuan Instruksional;
Tujuan instruksional, merupakan tujuan yang harus dicapai setiap proses
pembelajaran selesai dilaksanakan. Tren pembelajaran terkini menghendaki
agar setiap siswa setiap suatu sesi pembelajaran selesai, maka mereka
mencapai sutau kompetensi yang bersifat kontekstual. Dengan demikian,
tujuan instruksional, lebih bersifat operasional dapat dapat diukur dan dinilai
secara otentik.7
7
Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo, 2018), hlm. 29-33
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan
spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
2. Dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
3. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
membentuk masyarakat yang religious, menjunjung kebhinnekaan serta
menyejahterakan umat manusia lahir dan batin.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional bab II tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan pasal
2 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diperlukan guna perbaikan di masa yang akan datang.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Atika (2021), Pendidikan Karakter Sebagai Solusi Perbaikan Akhlak, Jurnal
Pendidikan Guru, Vol. 2 No. 2
I Wayan Cong Sujana (2019), Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol. 4 No. 1
Rahmat Hidayat Dan Abdillah (2019), Ilmu Pendidikan : Konsep, Teori Dan
Aplikasinya, Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia
Rosmita Sari Siregar dkk (2021), Dasar-Dasar Pendidikan, Medan: Yayasan Kita
Menulis
LAMPIRAN
17
18
19