Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Bahasa Indonesia

Dosen pengampu

Dr. Antonius Totok Priyadi, M.Pd.

Disusun oleh :

Marheta Agma Dayanti

F1081231020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT., atas rahmat-Nya alhamdulillah saya


dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini sengaja disusun demi memenuhi tugas ujian akhir semester mata
kuliah “Bahasa Indonesia” dengan makalah saya yang berjudul “Sistem
Pendidikan Di Indonesia”.

Judul tersebut cukup bermanfaat karena mengandung banyak informasi


tentang sistem pendidikan di Indonesia yang dapat kita pahami. Tujuannya ialah
untuk memperluas ilmu dan menambah wawasan sehingga kita lebih mengetahui
bagaimana sistem pendidikan di Indonesia.

Saya ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen Pengampu


mata kuliah “Bahasa Indonesia” ini, yaitu kepada Bapak Dr. Antonius Totok
Priyadi, M.Pd., atas tugas yang diberikan. Sehingga saya bisa lebih dalam
memahami pembahasan ini. Tidak lupa pula ucapan terima kasih saya kepada
keluarga yang sudah mendukung dan memotvasi saya sehingga pembuatan
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Saya meminta maaf jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, untuk menyempurnakan dan memperbaiki jika ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini, saran dan kritik dari pembaca sangatlah diharapkan.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan bagi setiap pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pontianak, November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan ............................................................................................ 3
B. Jenjang dan Jenis-Jenis Pendidikan di Indonesia .................................................... 4
1. Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia .......................................................... 5
2. Jenis Pendidikan di Indonesia ............................................................................. 6
C. Kurikulum Pendidikan di Indonesia ........................................................................ 7
1. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Orde Lama ................................................... 8
2. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Orde Baru .................................................... 9
3. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Reformasi .................................................. 11
D. Permasalahan Pendidikan di Indonesia .................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................................ 16
PENUTUP ........................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 16
B. Saran ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem merupakan suatu istilah yang diartikan sebagai susunan yang saling
berkaitan secara teratur satu sama lain, sehingga terbentuk suatu unsur kesatuan,
yang biasanya disebut sebagai sebuah metode. Suatu sistem terdiri dari beberapa
unsur dengan fungsi yang berbeda-beda sesuai tujuan dari setiap unsurnya. Begitu
pun dengan bidang pendidikan yang ada di Indonesia yang juga memiliki sistem
pendidikan yang telah ditentukan dan diberlakukan secara nasional atau seluruh
wilayah negara.

Sistem pendidikan di Indonesia mencakup tingkat pendidikan dasar,


menengah, dan tinggi. Terdiri dari pendidikan formal dan informal. Pendidikan
selalu mengalami perubahan, perkembangan, dan perbaikan sesuai dengan
perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam
bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya, salah
satunya yaitu perubahan kurikulum dari masa ke masa. Upaya perubahan tersebut
tentunya bertujuan membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.

Namun, terkadang sistem ini memiliki tantangan yang bisa menjadi


permasalahan pendidikan di Indonesia seperti kesenjangan akses, kualitas
pendidikan yang bervariasi, serta kurangnya fasilitas dan tenaga pengajar di
beberapa daerah. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas dan
aksebilitas pendidikan di seluruh negeri dengan melakukan berbagai perubahan
dan pembaharuan di dalam sistem pendidikan di Indonesia, agar pendidikan
mengarah ke kemajuan dan mampu menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dengan segala kreativitasnya

1
Oleh karena itu, penulis dapat membuat rumusan masalah dari hasil analisis
yang berkaitan dengan jenjang, kurikulum, hingga permasalahan pendidkan di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan?
2. Bagaimana jenjang pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana kurikulum pendidikan di Indonesia?
4. Bagaimana permasalahan pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian pendidikan
2. Menjelaskan jenjang dan jenis pendidikan di Indonesia
3. Menjelaskan kurikulum pendidikan di Indonesia
4. Memaparkan permasalahan pendidikan di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Secara etimologi, pendidikan berasal dari kata “paedagogie” dari bahasa
Yunani, terdiri dari kata “paes” artinya anak dan “agogos” artinya
membimbing. Jadi paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
Dalam bahasa Romawi pendidikan berasal dari kata “educate” yang berarti
mengeluarkan sesuatu yang berada dari dalam. Sedangkan dalam bahasa
Inggris pendidikan diistilahkan dengan kata “to educate” yang berarti
memperbaiki moral dan melatih intelektual. Bangsa Jerman melihat
pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni:
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi
anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan),
mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan
watak, mengubah kepribadian sang anak.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa pendidikan


berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu: memelihara dan memberi
latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian: proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.
(Depdiknas, 2013: 326).

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha


sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

3
Abdurrahman Saleh Abdullah (2007: 15) menjelaskan pendidikan sebagai
proses yang dibangun masyarakat untuk membawa generasi-generasi baru
kearah kemajuan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan kemampuan yang
berguna untuk mencapai tingkat kemajuan paling tinggi. Hamalik Oemar
(2001: 79) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya
yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan
masyarakat”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah


pemberian ajaran mengenai akhlak dan kecerdasan dengan usaha yang sadar
dan terencana untuk membawa generasi-generasi baru kearah kemajuan
dengan cara-cara tertentu untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B. Jenjang dan Jenis-Jenis Pendidikan di Indonesia


Jenjang pendidikan adalah tingkatan pendidikan yang telah ditentukan dan
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan pada peserta didik dengan
memfokuskan tujuan-tujuan yang akan digapai, dan kemampuan-kemampuan
yang akan dikembangkan. Mengenai jenis pendidikan Jenis pendidikan
merupakan kelompok pendidikan suatu satuan pendidikan yang berdasarkan pada
kekhususan dari tujuan pelaksanaan pendidikan. Jenis pendidikan yang ada di
Indonesia telah diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003.
Jenis pendidikanBerdasarkan isi dari undang-undang tersebut, jenis pendidikan
terbagi menjadi 7.

4
1. Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia

a. Pendidikan Dasar
Pendidikan ini merupakan jenjang pendidikan yang dijadikan patokan peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan tingkat menengah. Pendidikan
dasar di Indonesia terdiri dari sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI),
atau pendidikan dasar lainnya yang sederajat, yakni program Paket A. Selain itu,
pendidikan dasar juga terdapat dalam bentuk sekolah menengah pertama (SMP)
dan madrasah tsanawiyahh (MTs) atau bentuk pendidikan dasar lainnya
yanggsederajat, seperti program Paket B.

b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah adalah pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar yang
terbagi menjadi pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
Di Indonesia membagi pendidikan menengah menjadi beberapa bentuk, yang
terdiri atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk
pendidikan menengah lainnya yang sederajat, seperti program Paket C.

c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan di Indonesia yang ditempuh
setelah menyelesaikan pendidikan menengah. Pendidikan yang diselenggarakan
oleh pendidikan tinggi terdiri dari beberapa program yang mencakup pendidikaN
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan program pendidikan doktor. Jenjang
perguruan tinggi pada pendidikan tinggi dapat berbentuk pendidikan akademi,
sekolah tinggi, politeknik, institute, ataupun berbentuk universitas, yang mana
pendidikan tinggi ini tidak hanya memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan
pendidikan, tetapi juga berkewajiban untuk menyelenggarakan penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, perguruan tinggi juga memiliki hak
untuk menyelenggarakan beberapa program pendidikan, seperti program akademi,
profesi, dan program vokasi. Perguruan tinggi yang menyelenggarakan program

5
tersebut dapat memberikan gelar yang sesuai dengan program pendidikan yang
ditempuh oleh para mahasiswanya.

2. Jenis Pendidikan di Indonesia


Berdasarkan isi dari undang-undang tersebut, jenis pendidikan terbagi
menjadi 7, yaitu:

a. Pendidikan umum
Pendidikan umum adalah jenis pendidikan yang terbagi menjadi
pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang dalam pelaksanaannya
memiliki fokus utama pada perluasan ilmu pengetahuan yang diperlukan
oleh peserta didik sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan
pendidikan,ke jenjang yang lebih tinggi, yakni perguruan tinggi.

b. Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan adalah jenis pendidikan tingkat menengah
yang pelaksanaan memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta didik
sebelum terjun ke dunia kerja setelah menempuh pendidikan tersebut.

c. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik adalah jenis pendidikan tingkat tinggi pada
program sarjana dan program pascasarjana yang pelaksanaan
mengutamakan penguasaan pada disiplin ilmu tertentu.

d. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi adalah jenis pendidikan tinggi yang ada di
Indonesia. Pendidikan profesi ini akan ditempuh oleh seseorang setelah ia
menyelesaikan program sarjananya. Tujuan dari pelaksanaan pendidikan
profesi ini ialah untuk,mempersiapkan peserta didik agar mendapatkan dan
memiliki pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan keahlian khusus.

e. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi adalah jenis pendidikan tinggi yang bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik agar mendapatkan dan memiliki

6
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian terapan tertentu, yang ditargetkan
agar setara dengan program sarjana.

f. Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan jenis pendidikan yang terbagi
menjadi beberapa tingkatan, yakni pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Diselenggarakannya pendidikan
keagamaan ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam
menjalankan semua peranannya yang dituntut pada penguasaan
pengetahuannya tentang ilmu agama, bahkan bisa menjadi sosok yang ahli
dalam ilmu agama atau seorang ustadz.

g. Pendidikan khusus
Pendidikan khusus adalah jenis pendidikan di Indonesia yang
diselenggarakan untuk anak-anak yang memiliki kelainan atau anak-anak
yang berbutuhan khusus dan anak-anak yang memiliki kecerdasan luar
biasa. Pendidikan khusus ini diselenggarakan secara inklusif, yang mana
satuan pendidikannya dipisah secara khusus pada tingkat pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.

C. Kurikulum Pendidikan di Indonesia


Setelah kemerdekaan terjadi perkembangan pendidikan di Indonesia dimulai
pada masa orde lama dengan tiga kurikulum pendidikan yang terus berkembang
pada masa itu. Secara keseluruhan, pendidikan kuno sebagai salah satu bentuk
penafsiran pasca kemerdekaan di bawah kendali Soekarno memberikan ruang
yang cukup leluasa bagi pendidikan. Pemerintahan yang berlandaskan sosialisme
merupakan tolak ukur dasar bagaimana pendidikan akan disusun dan dilaksanakan
demi pembangunan dan kemajuan Indonesia di masa depan.

Pada prinsipnya konsep sosialisme dalam pendidikan didasarkan pada kenyataan


bahwa pendidikan merupakan hak semua kelompok masyarakat tanpa
memandang kelas sosial. Saat itu Indonesia sudah bisa mengekspor guru ke

7
negara tetangga dan banyak generasi muda yang dikirim belajar ke luar negeri
dengan tujuan nantinya bisa pulang kampung untuk mengaplikasikan ilmu yang
didapat. hal ini menghalangi seseorang untuk bersekolah karena segregasi
dianggap sebagai tindakan kolonialisme.

1. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Orde Lama


Di bawah Menteri Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan
dikembangkan dengan sistem “diantara” berdasarkan asas- asas
kemerdekaan kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan
yang dikenal sebagai “Panca Dharma Taman Siswa” dan semboyan “Ing
Ngarso Sungtulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.

a. Rencana Pembelajaran Tahun 1947-1968


Program yang pertama kali diluncurkan pada masa kemerdekaan
menggunakan terminologi Belanda "leer plan” yaitu rencana pelajaran.
Perubahan fokus pendidikan lebih bersifat politis, beralih dari fokus
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Pada masa ini, prinsip-
prinsip pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum yang berlaku saat itu
disebut “Kurikulum 1947” ini tidak terwujud sampai tahun 1950. Fokus
RPP tahun 1947 tidak menekankan pada pendidikan intelektual.
Prioritasnya adalah pendidikan kepribadian, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat. Pada masa ini, siswa lebih berorientasi pada bagaimana
berintegrasi ke dalam masyarakat. Proses pendidikan sangat erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. Aspek emosional dan psikomotorik lebih
ditekankan dengan pemberian kelas seni dan kebugaran. Oleh karena itu,
lebih penting mengetahui cara meningkatkan kesadaran tentang pertahanan
negara.

b. Rencana pelajaran terurai pada tahun 1952


Program ini memberikan rincian lebih lanjut untuk setiap mata
pelajaran siswa diterbitkan dengan judul “Rencana Pelajaran terurai 1952”.

8
Kurikulum mata pelajaran sangat jelas dan hanya ada satu guru yang
mengajar setiap mata pelajaran. Saat ini, kebutuhan pengetahuan siswa
lebih diperhatikan dan satuan mata pelajaran lebih rinci. Namun dalam
program ini siswa tetap dianggap sebagai subjek karena guru merupakan
subjek sentral transmisi ilmu pengetahuan. Guru menentukan apa yang
akan dicapai siswa di kelas dan juga menentukan standar keberhasilan
siswa dalam proses pendidikan.

c. Kurikulum 1964
Kurikulum 1964 menitikberatkan pada pengembangan kreativitas,
minat, karsa, kerja, dan etika (Panca Wardana). Topik diklasifikasikan
menjadi lima kelompok bidang penelitian: moral, intelektual,
emosional/artistik, terampil dan fisik. Pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. Pada Kurikulum 1964,
fokus pendidikan mulai diperluas ke ranah praktik. Dalam arti setiap
pelajaran yang diajarkan di sekolah dapat mempunyai korelasi positif
dengan praktik fungsional siswa di masyarakat.

2. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Orde Baru


Dilanjutkan dengan masa orde baru. Perkembangan pendidikan terus
terjadi sampai pada masa orde baru. Orde baru berlangsung dari tahun 1968
hingga 1998 dan dapat dianggap sebagai masa pembangunan negara. Dalam
bidang pembangunan pendidikan khususnya pendidikan dasar telah terjadi
lompatan yang sangat signifikan dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres)
tentang pendidikan dasar. Namun sayang, penerapan arahan Presiden tersebut
hanya dilakukan secara kuantitatif dan tidak diimbangi dengan perkembangan
kualitatif. Yang terpenting saat ini adalah menghasilkan lulusan terdidik
sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kualitas pengajaran dan hasil
pendidikan. Kurikulum-kurikulum yang digunakan pada masa Orde Baru
adalah:

9
a. Kurikulum tahun 1968
Program tahun 1968 menekankan pendekatan organisasi terhadap
subjek tim pengembang Pancasila, pengetahuan dasar dan keterampilan
khusus. Saat ini siswa hanya berperan sebagai individu besar, hanya
menghafal teori-teori yang ada tanpa menerapkan teori-teori tersebut.
Aspek emosional dan psikomotorik tidak ditonjolkan dalam program ini.
Faktanya, program ini berfokus pada pelatihan siswa dari sudut pandang
intelektual saja.

b. Kurikulum 1975
Program tahun 1975 menekankan tujuan menjadikan pendidikan
lebih efektif berdasarkan MBO (Management By Objective). Metode,
materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam ProsedurPengembangan
Sistem Instruksional (PPSI) yang didalamnya disebut "satuan
pembelajaran", yaitu rencana pembelajaran untuk setiap unit diskusi.
Setiap unit kursus dibagi menjadi tujuaninstruksional umum (TIU), tujuan
instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi. Dalam program ini peran guru menjadi
lebih penting karena setiap guru harus menetapkan secara rinci tujuan
yang ingin dicapai. Selama proses pembelajaran, pengajaran berlangsung.
Setiap guru perlu membuat rencana rinci dalam melaksanakan program
belajar mengajar. Setiap pertemuan tatap muka diatur dan dijadwalkan
sejak awal. Dengan program ini, seluruh proses belajar mengajar menjadi
sistematis dan progresif.

c. Kurikulum 1984
Termasuk program tahun 1984 “Pendekatan keterampilan proses”.
Proses ini menjadi lebih penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Peran
siswa dalam program ini adalah mengamati sesuatu, mengelompokkannya,
berdiskusi dan melaporkannya. . Model ini disebut Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). CBSA menempatkan
guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk kegiatan mengajar seperti itu

10
tidak lagi ditemukan dalam program ini. Dalam program ini, siswa
diidentifikasi sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Siswa juga
berperan dalam membentuk pengetahuan dengan memberikan kesempatan
mengemukakan pendapat, bertanya, dan berdiskusi.

d. Kurikulum 1994
Program tahun 1994 merupakan hasil upaya penggabungan
program program sebelumnya khususnya program tahun 1975 dan tahun
1984. Pada program ini mulai terlihat bentuk-bentuk beban terhadap
pelajar dengan beban belajar yang berat bagi siswa, mulai dari muatan
nasional hingga muatan lokal. Muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing daerah, seperti bahasa, kesenian, ketrampilan daerah, dan
lain-lain. Berbagai keprihatinan kelompok masyarakat juga mendorong
dimasukkannya isu-isu tertentu dalam kurikulum sekolah. Pada akhirnya,
jadwal tahun 1994 diubah menjadi jadwal yang sangat padat. Mahasiswa
dihadapkan pada beban akademik berat yang harus diselesaikannya, dan
mereka tidak mempunyai pilihan apakah akan menerima beban akademik
berat yang dihadapinya atau tidak.

3. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Reformasi


Setelah selesai masa orde baru, selanjutnya adalah masa reformasi atau era
reformasi. Era reformasi memberikan ruang yang cukup besar bagi
berkembangnya kebijakan-kebijakan pendidikan baru yang revolusioner dan
reformis. Format programnya berdasarkan kompetensi. Demikian pula bentuk
penyelenggaraan pendidikan juga berubah dari sentralisasi (orde lama) menjadi
desentralisasi. Kurikulum yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Kurikulum berbasis kompetensi


Dengan dilaksanakannya program ini, siswa kembali ditempatkan sebagai
subjek dalam proses pendidikan dengan membuka ruang diskusi untuk menimba

11
ilmu. Siswa memang harus proaktif dalam menerima informasi. Sekali lagi, peran
guru dipandang sebagai fasilitator dalam mengumpulkan informasi.

Kegiatan pembelajaran banyak menggunakan pendekatan dan metode yang


berbeda-beda. Sumber belajar tidak hanya mencakup guru tetapi juga sumber
belajar lain yang memenuhi unsur pengajaran. Hal ini mutlak diperlukan karena
KBK juga mempunyai visi untuk memusatkan perhatian pada aspek emosional
dan psikomotorik peserta didik sebagai objek pendidikan. Di bawah ini adalah
fitur-fitur utama KBK yaitu:

1. Tekankan perolehan keterampilan siswa, bukan penyelesaian materi.

2. Program dapat diperluas, diperdalam dan disesuaikan dengan potensi


siswa (normal, sedang dan tinggi).

3. Berpusat pada siswa.

4. Berorientasi pada proses dan hasil.

5. Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan sesuai dengan


konteks.

6. Guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

7. Buku teks bukan satu-satunya sumber belajar.

8. Pembelajaran seumur hidup

9. Belajar untuk mengetahui

10. Belajar untuk menjadi diri sendiri

11. Belajar untuk hidup dalam keberagaman

12
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pengajar (KTSP) 2006

Secara umum KTSP tidak jauh berbeda dengan KBK, namun


perbedaan utamanya terletak pada kewenangan penyusunannya, khususnya
penyebutan desentralisasi dalam sistem pendidikan. Pemerintah pusat
menetapkan standar kompetensi dan keterampilan dasar, sedangkan
sekolah dalam hal ini guru dituntut mampu mengembangkan kurikulum
dan penilaian berbasis kondisi sekolah dan daerah.

Oleh karena itu, dalam program ini sekolah sebagai satuan pendidikan
berhak mengembangkan dan menciptakan program pendidikan yang sesuai
dengan minat siswa dan lingkungan. KTSP memajukan pendidikan lokal.
Karena KTSP didasarkan pada pelaksanaan KBK, maka siswa juga
mempunyai kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara
terbuka berdasarkan sistem atau program yang ditentukan oleh sekolah
masing-masing. Dalam program ini unsur pendidikan dikembalikan pada
kedudukannya semula, yaitu unsur teoritis dan unsur praktis. Namun
dalam program ini, unsur praktiknya lebih ditekankan dibandingkan unsur
teorinya. Setiap kebijakan yang diambil oleh satuan pendidikan terkecil
untuk menentukan metode pembelajaran dan jenis mata pelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan lingkungan.

c. Kurikulum K13

Kurikulum 2013 dilaksanakan sejak tahun 2013 dengan acuan pada


kemampuan akademik siswa secara umum dan lebih terstruktur serta
memiliki ppedoman yang jelas. Implementasi kurikulum 2013 meliputi
empat kegiatan utama, yaitu :
a. Penyediaan buku siswa dan buku guru
b. Pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan
c. Pendampingan implementasi kurikulum
d. Monitoring dan evaluasi

13
d. Kurikulum merdeka

Pada tahun 2023/2024 mulai diterapkannya kurikulum merdeka.


Karakteristik kurikulum merdeka yaitu pada pengembangan softskill dan
karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila. Lalu, fokus
pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehinga ada waktu cukup
untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta ddik dalam mencapai
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, dan juga sistem
pembelajaran yang fleksibel, memberi keleluasaan bagi guru untuk
melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan
perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian
dengan konteks dan muatan lokal.

D. Permasalahan Pendidikan di Indonesia


Permasalahan demi permasalahan pendidikan di Indonesia dituai tiap
tahunnya. Permasalahan pun muncul mulai dari aras input, proses, sampai
output. Ketiga aras ini sejatinya saling terkait satu sama lain. Input
mempengaruhi keberlanjutan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
pun turut mempengaruhi hasil output. Seterusnya, output akan kembali
berlanjut ke input dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi atau masuk
ke dalam dunia kerja, dimana teori mulai dipraktekkan. (Megawanti, 2012).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan


Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-
program pendidikan di negara Indonesia. Adapun masalah yang rumit dalam
dunia pendidikan seperti; pemerataan, mutu dan relevansi, dan efisiensi dan
efektifitas. Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor
pendukungnya, adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya
masalah tersebut adalah IPTEK, laju pertumbuhan penduduk, kelemahan
tenaga pengajar dalam menangani tugas yang dihadapinya, serta
ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran.

14
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya
koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga
daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi
antara pemerintah pusat dengan daerah. Pada sisi ini, sepintas dapat dipahami
bahwa selama ini belum semua masyarakat bangsa Indonesia dapat merasakan
manisnya pendidikan. Jika hendak dicermati, maka persoalan pemerataan
pendidikan setidaknya disebabkan oleh (1) Perbedaan tingkat sosial ekonomi
masyarakat; (2) Perbedaan fasilitas pendidikan; (3) Sebaran sekolah tidak
merata; (4) Nilai masuk sebuah sekolah dengan standart tinggi; (5)
Rayonisasi. (Idrus, 2016). Yang paling utama permasalahannya di Indonesia
adalah tingkat ekonomi. Semakin rendah tingkat ekonomi masyarakat, maka
peluang untuk mendapatkan pendidikan yang tenaga pengajarnya berkualitas
semakin kecil. Serta fasilitas dalam pendidikan juga dapat diukur dengan
uang. Semakin mahal sekolah, biasanya akan semakin memadai fasilitas yang
ada.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa pendidikan adalah pemberian ajaran mengenai akhlak dan
kecerdasan dengan usaha yang sadar dan terencana untuk membawa
generasi-generasi baru kearah kemajuan dengan cara-cara tertentu untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Indonesia memiliki jenjang pendidikan yaitu pendidikan dasar,


pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Adapun jenis-jenis
pendidikan di Indonesia yaitu terdiri dari pendidikan umum, pendidikan
kejuruan, pendidikan akademik, pendidikan profesi, pendidikan vokasi,
pendidikan keagaaman, dan pendidikan khusus yang bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia tentunya menggunakan


sebuah kurikulum pendidikan guna mengatur dan mengarahkan jalannya
pendidikan di Indonesia. Kurikulum tersebut sudah mulai di gunakan dari
zaman sesduah kemerdekaan sampai sekarang dan berubah-ubah
mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan pendidikan di Indonesia
dan sampai pada kurikulum sekarang yaitu kurikulum merdeka belajar.

Dalam pelaksanaan pendidikan sudah pasti memiliki hambatan serta


tantangan, namun hal tersebutlah yang akan mendombrak kependidikan di
Indonesia ke arah yang berkemajuan.

B. Saran
Dalam pelaksanaan pendidikan diperlukan kurikulum yang matang dan
fasilitas yang memadai guna memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Untuk melakukan peningkatan kualitas pendidikan di negara, perlu disertai

16
dengan kerja sama seluruh warga negara dan pemerintah agar tujuan
pendidikan tercapai, yakni mencerdaskan seluruh bangsa.

17
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2007. Teori-Teori Pendidikan
Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta; Rineka Cipta.

Depdiknas. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Cet.


Kelima. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Idrus, M. (2016). Mutu Pendidikan Dan Pemerataan Pendidikan Di


Daerah. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan Dan Konseling,
1(2). https://doi.org/10.12928/psikopedagogia.v1i2.4603

Megawanti, P. (2012). Permasalahan Pendidikan Dasar Di Indonesia.


Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(3), 227–234.
https://doi.org/10.30998/formatif.v2i3.105

18

Anda mungkin juga menyukai