DESAIN PENELITIAN
OLEH
EGO RIKADO
F1082181009
ii
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROJECT BASED
LEARNING (PjBL) PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III
SEKOLAH DASAR NEGERI 09 PONTIANAK TENGGARA
Ego Rikado
NIM. F1082181009
Disetujui oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
Learning (PjBL) Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara” dengan
tepat waktu.
melaksanakan seminar pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dalam
dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
1. Dr. Ahmad Yani, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Tanjungpura Pontianak.
Pontianak.
iv
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura
Pontianak.
7. Ibu Hj. Uray Juniati, S.Pd. selaku wali kelas III SDN 09 Pontianak
Tanjungpura Pontianak.
jauh dari kesempurnaan. Akan menjadi suatu kehormatan yang sangat besar bagi
peneliti apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar desain
semestinya serta akan menghasilkan generasi yang lebih baik di masa yang akan
mendatang.
Penulis
v
DAFTAR ISI
C. Manfaat Penelitian............................................................................. 6
vi
c. Manfaat Model Project Based Learning (PjBL) ...................... 19
B. Prosedur Pengembangan.................................................................... 32
2. Design (Desain).......................................................................... 33
LAMPIRAN ................................................................................................ 43
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah-langkah PjBL ............................................................... 23
Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen untuk Ahli Media ......................................... 34
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Kepraktisan Guru ......................................... 35
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kepraktisan Peserta didik ............................. 37
Tabel 3.4. Jenjang Kriteria Kepraktisan ....................................................... 39
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tampilan Kerangka Berpikir .................................................... 30
Gambar 3.1. Tampilan Model ADDIE .......................................................... 32
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Wawancara Guru ............................................................. 43
Lampiran 2. Lembar Wawancara Siswa ........................................................ 44
Lampiran 3. Agket Ahli Media...................................................................... 45
Lampiran 4. Angket kepraktisan Guru........................................................... 47
Lampiran 5. Angket kepraktisan siswa .......................................................... 49
Lampiran 6. Riwayat Hidup .......................................................................... 51
x
BAB I
PENDAHULUAN
karakter manusia, melalui pendidikan kita akan memiliki kecakapan dalam hidup
sumber daya manusia yang berdaya saing dan aktif sehingga dapat menghadapi era
lingkungan keluarganya, hingga kejenjang sekolah, hal ini biasanya diperoleh dari
dan kebuayaan yang dikelola dan diatur dalam undang-undang oleh pemerintah.
pendidikan sendiri harus sesuai dengan aturan dan udang-undang untuk mencapai
pertumbuhan tekonologi juga bisa memberikan dampak positif untuk guru, yaitu
guru bisa menggunakan teknologi dalam berinovasi dan kreasi dalam menciptakan
meningkatkan kualitas belajar. Selain itu dampak negatif dari teknologi akan
sangat dirasakan oleh pada tegana pengajar yang berada di daerah Faktor utama
1
2
membentuk pribadi manusia dari yang buruk menjadi manusia yang bisa
berproses.
melalui belajar dan mengajar. Selain itu dengan pendidikan akan memberikan kita
regenerasi bibit terdidik dalam memperbaiki system pendidikan yang ada. Proses
yang ditempuh merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain
pada kurikulum 2013 dan pemerintan, hal ini mungkin akan menyebabkan
keterbatasan pengetahuan. Dikarekan buku yang dan media cenderung itu-itu saja.
3
Sebagai guru alangkah baiknya menuangkan ide dalam memberikan inovasi pada
perangkat belajar, dan media belajar, baik itu buku ajar, bahan ajar, media, serta
soal-soal yang melatih anak untuk berpikir kritis. Modul ajar sendiri merupakan
poin penting pada saat guru hendak menyampaikan materi. Hal ini diperlukan
kreativitas siswa, guru berperan sebagai fasilitator yang aktif untuk memberikan
wadah bagi peserta didik. Hal ini perlu diterapkan berbagai modelpembelajaran
yang menarik, kreatif, inovatif yang dapat mengaktifkan siswa salah satunya
didik, melalui kegiatan pembuatan proyek yang berujung pada terciptanya sebuah
produk. Proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dapat dikerjakan secara
individu atau berkelompok dan dilaksanakan oleh peserta didik dalam waktu
proyek.
Modul pembelajaran pada sekolah dasar biasa berupa buku ajar, yang
dikembangkan atas dasar kurikulum dengan materi yang dipilih sesuai dengan
silabus atau indikator capaian suatu pembelajaran. Materi yang disajikan biasanya
bia berupa keadaan kejadian atau peristiwa disekitar peserta didik. Terlebih lagi
teruntuk kelas rendah seperti kelas III SD. Hal memberikan inovasi
buku tema, serta LKS, namun belum bisa memberikan materi melalui bahan
materi lain seperti modul berbasis proyek. Selain itu masih terdapat peserta didik
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III Sekolah Dasar Negeri
kurikulum yang digunakan juga masih kurikulum 2013 untuk Kelas II, III, V,
dan VI. Sedangkan Kelas I dan IV masih dalam tahap percobaan penggunaan
kurikulum merdeka. Biasanya guru menggunakan bahan ajar yang telah disediakan
oleh pihak sekolah, media belajar disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,
terdapat peserta didik yang sulit memahami, dan ada pula yang aktif. Penggunaan
5
modul ajar berbasis proyek belum pernah diterapkan, karena biasanya guru
mengajar menggunakan perangkat belajar seperti RPP, dan buku tema. Guru kelas
III juga tertarik untuk menggunakan modul berbasis Project Based Learning
(PjBL).
langsung dan mendapatkan pengelaman langsung. Pada modul ajar yang akan
dikembangkan ini tetap memberikan materi dan proyek yang akan membantu
peserta didik untuk belajar dengan aktif. Oleh sebab itu diperlukanpembelajaran
III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara” sebagai solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
B. Rumusan Masalah
(PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara adalah
sebagai berikut.
Tenggara?
C. Tujuan Penelitian
penelitian pengembangan modul berbasis project base learning kelas III Sekolah
Tenggara.
sebagai bahan ajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak
Tenggara.
D. Manfaat Penelitian
berbasis Project Based Learning (PjBL). Manfaat Praktis, peneliti dapat membuat
dan mengembangkan modul ajar sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran
berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09
1. Bagi Siswa
Pengembangan modul berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III
2. Bagi Guru
Pengembangan modul berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III
3. Bagi Sekolah
Pengembangan modul berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III
positif sebagai sumber belajar bagi siswa dan masyarakat sekolah pada
umumnya.
4. Bagi Pengembang
Pengembangan modul berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III
tentang validitas produk yang dikembangkan menurut penilaian ahli media, ahli
E. Spesifikasi Produk
(PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara Produk yang
Based Learning (PjBL) pada pembelajaran tematik tema 4 subtema 2 kelas III
1. Tujuan pengembangan modul ini adalah agar siswa kelas III lebih
memahami materi yang ada pada tema 4 subtema 3. Modul ajar ini
IPA, IPS dan SBdP. Pengembangan yang akan dibuat dalam bahan ajar
3. Modul ajar berbentuk cetak (Buku) dengan ukuran kertas A4, dan juga
terdapat dalam modul ajar yaitu, ayo mencari tahu, ayo membaca, ayo
F. Pentingnya Pengembangan
Based Learning (PjBL) kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara
antaranya:
2. Modul berbasis Project Based Learning (PjBL) yang peneliti temui belum
3. Menambah referensi bahan ajar yang dapat digunakan disekolah agar bahan
proyek.
kepada siswa.
(PjBL).
1. Asumsi
dikemas dalam cetak dan bentuk PDF, dan mudah bagikan kemana saja
interaktif.
2. Keterbatasan Pengembangan
Learning (PjBL) ini terbatas pada tema 4 subetma 2 di kelas III Sekolah
Project Based Learning (PjBL) adalah siswa kelas III Sekolah Dasar
H. Terminologi Penelitian
Penelitian ini, ada beberapa istilah yang digunakan dan perlu didefinisikan
1. Pengembangan
Produk yang dihasilkan dari proses pengembangan adalah bahan ajar cetak.
Model Project Based Learning (PjBL) adalah salah satu model pembelajaran
dengan ciri khusus adanya kegiatan merancang dan melakukan sebuah proyek
4. Pembejaran Tematik
kurikulum 2013 dan dipadukan dengan model project base learning (PjBL)
12
A. Kajian Teori
1. Pengertian Modul
Salah satu media mengajar yang umum digunakan oleh para pengajar,
khususnya tenaga pendidik dari kalangan guru adalah modul pembelajaran. Adapun
pengertian modul secara sederhana diartikan sebagai salah satu bentuk sumber
sumber yang siap pakai seperti internet, padahal kenyataannya banyak sumber-
sumber pengetahuan dari internet yang sumbernya belum tentu benar keberadaanya.
Menurut Tjiptiany (2016) “Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis
dan menarik yang memuat isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan
secara mandiri” (h.20). Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008) bahwa “Modul
adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga dapat
siswa pada konsep dan materi yang dapat di kontrol langsung oleh guru dan dapat
Modul merupakan bahan ajar yang penting bagi pengajar agar proses
mengemukakan bahwa modul merupakan suatu kesatuan yang utuh yang terdiri atas
serangkaian kegiatan belajar. Modul juga secara nyata telah memberikan kontribusi
13
14
pada hasil belajar yang cukup efektif dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan
secara spesifik dan jelas (h.20). Selain itu Zulhaini (2016) “Modul adalah bahan ajar
yang di tulis sendiri oleh pendidik untuk memudahkan siswa belajar materi secara
mandiri”.(h.6).
modul merupakan salah satu bahan ajar/bahan belajar yang digunakan oleh guru
dan tujuan pembelajaran yang disusun sistematis dan semenarik mungkin untuk
mendapatkan pembelajaran yang tepat sasaran. Hal ini juga mendasari bahwa
seorang guru harus mampu mengembangkan sebuah modul yang akan digunakan
sebagai bahan ajar sehingga menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan efesien.
yang efektif. Pada pengembangan modul berbasis proyek ada beberapa komponen
yang harus dicapai, materi pokok yang sesuai dengan komptensi dasar, latihan-
latihan dan evaluasi. Berdasarkan keempat komponen pokok itu harus terdapat
dalam modul yang disusun kemudian kembangkan berdasarkan proyek yang akan
diadaptasikan dalam pengembangan modul ini (h.104) Selain itu sejalan dengan
Depdiknas (2008,h.8) pada penelitian ini mencakup beberapa komponen dan unsur
dalam menyusun sebuah modul sehingga memiliki kriteria dan ciri. Dalam modul
d. Informasi pendukung
e. Latihan-latihan
g. Evaluasi
Sejalan dengan Prastowo (2015) juga menyatakan ada beberapa unsur modul
a. Petunjuk belajar
c. Informasi pendukung
d. Latihan-latihan
f. Evaluasi (h.28).
produk harus memiliki standar yang harus tertuang didalam sebuah produk bahan ajar,
dengan begitu produk tersebut bisa memberikan inovasi dan capaian sesuai dengan
Menurut Widodo & Jasmadi (Lestari, 2013; Widyastuti dkk, 2021) ada lima
berikut.
karena itu, didalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan
b. Self contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.
c. Stand alone (berdiri sendiri), yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak
tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
d. Adaptive, yaitu bahan ajar yang hendaknya memiliki daya adaptif yang
e. User friendly, yaitu setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil
keinginan.(h.48-49).
merupakan dasar pembuatan sebuah modul dan harus terdapat didalam sebuah
proyek atau kegiatan sebagai tujuannya” (h.76). Menurut Trianto (dalam Lubis
17
& Azizan, 2020) “Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah model atau
proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar
yang lebih menarik dan bermakna untuk perseta didik serta dapat meningkatkan
kinerja ilmiah perseta didik dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan
proyek sangatlah penting bagi pengajar hal ini berkaitan dengan penyusunan dan
para ahli. Menurut Zaenal & Murtadlo (dalam Hidayat, 2021) ada lima
berikut.
6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan.
(h.22)
penerapannya untuk proses belajar mengajar sehingga lebih efektif dan efisien.
pembelajaran berbasis proyek manfaat yang di dapat oleh peserta didik akan lebih
banyak dan menunjang proses belajar serta pola pikir siswa. Menurut
20
dan dalam masyarakat, membantu siswa memenuhi standar dan membantu dalam
perlu dihargai
4) Meningkatkan kolaborasi
keterampilan komunikasi
Nurfitriyani, 2016).
berbasis proyek ini memiliki manfaat dan keunggulan, yang akan memudahkan
belajar siswa.
dalam pembelajaran.
berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna
(PjBL)
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Project Based Learning (PjBL)
No. Tahapan Deskripsi
1. Penentuan Pertanyaan yaitu pertanyaan yang dapat memberi
Mendasar (Start with the penugasan peserta didik dalam
Essential) melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigas mendalam
dan topik yang diangkat relevan untuk
para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Perencanaan dilakukan secara
Proyek (Design a Plain for the kolaboratif antara guru dan peserta
Project) didik. Peserta didik diharapkan akan
memiliki ide dalam merencanakan
produk yang akan dibuat.
3. Menyusun Jadwal (Create a Guru dan peserta didik menyusun
Schedule) jadwal aktivitas dalam penyelesaian
proyek, seperti: membuat time line
penyelesaain proyek, membuat
deadline Penyelesaian proyek,
membimbing peserta didik agar
merencanakan cara yang baru,
membimbing peserta didik ketika
mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
meminta peserta didik untuk
membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
langkah langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu, adapun langkah- langkah
4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the
yang sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu pendidik dalam
pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
dalam bentuk modul agar peserta didik dapat belajar secara mandiri. Selain itu,
modul juga dapat berfungsi sebagai bahan rujukan dan alat evaluasi untuk peserta
didik.
dapat mencapi tingkat kepraktisan yang sesuai dengan harapan yang melatar
kepraktisan tersebut dapat kita ketahui dengan memberikan angket kepraktisan pada
siswa. Sehingga diharapkan sebuah produk modul berbasis proyek yang praktis
Asrizal dan Yurnetti, 2012) mengatakan “Kepraktisan berarti bahwa modul berbasis
proyek tersebut dapat diterapkan oleh guru sesuai dengan rencana yang mudah
dipahami oleh siswa”. (h.22). Sejalan dengan pendapat Fauzan (dalam Alwi, dkk
2020) menyatakan “ dalam menguji tingkat kepraktisan sebuah bahan ajar apakah
produk yang menarik bisa digunakan”. (h.12). Kepraktisan merupakan kata benda
dari praktis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, praktis berarti mudah dan
senang memakainya. Jika dikaitkan dengan modul berbasis proyek, guru dan peserta
didik senang dan mudah menggunakan modul berbasis proyek ini dalam
easy for teachers and students to use the materials in a way that is
menggangap bahan dapat digunakan dan mudah bagi guru dan siswa untuk
menggunakan bahan dengan cara yang sebagian besar cocok dengan niat
pengembang). Produk yang dirancang dalam berupa bahan ajar yang mudah
digunakan oleh guru dan siswa. Fauzan (dalam Yenti, 2014) menyatakan bahwa,
kemudahan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan, struktur setiap icon, dan
lain-lain” (h.24). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepraktisan ini adalah
5. Pembelajaran Tematik
bentuk tema-tema berdasarkan muatan beberapa mata pelajaran yang dipadukan atau
berangkat dari suaru tema atau topik tertentu dan kemudian dielaborasia dari
berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai prespektif mata pelajaran yang biasa
pengalaman bermakna kepada siswa” (h.140). selain itu Majid (2017) menyatakan
siswa baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menentukan
(h.80).
B. Kerangka Berpikir
kelas ataupun untuk siswa belajar secara aktif dan mandiri di rumah. Selain itu
modul berbasis proyek pada pengembangan modul berbasis project based learning
(PjBL) ini menyampaikan materi secara struktural dan terarah yang memudahkan
selama PLP adalah buku kurikulum 2013 dan buku penunjang seperti pada sekolah
pada umumnya. Seperti yang kita ketahui penelitian dan pengembangan merupakan
29
suatu proses untuk mengembangkan suatu produk, baik produk baru maupun produk
yang sudah ada. Bahan ajar ini disusun berdasarkan kurikulum 2013 yang
Materi yang begitu banyak tanpa penunjangnya (bahan ajar, modul, digital
Maka dengan pengembangan ini diperlukan proses dan tahapan yang baik. Pada
pengembangan ini peneliti mengadopsi model ADDIE yang mana terdapat lima
langkah secara tahapan yang akan meguatkan terciptanya produk bahan ajar yang
baik. Penelitian dan pengembangan ini akan menghasilkan produk berupa sebuah
modul berbasis proyek berupa bahan ajar cetak dari pengembangan pada tema 4
kewajiban dan hakku untuk peserta didik kelas III Sekolah Dasar Negeri 09
Pontianak Tenggara.
produk yang memiliki nilai dan kepraktisan pada pembelajaran. Sehingga, modul
disajikan dalam bahan ajar tematik tersebut telah dirangkum sesuai dengan tujuan
proyek pada peduli terhadap mahluk hidup merupakan cara untuk mengetahui
tingkatan produk bahan ajar berdasarkan penilaian dari ahli media/materi dan
peserta didik.
30
memahami materi kewajiban dan hakku di kelas III. Modul berbasis proyek ini
METODE PENELITIAN
(PjBL) pada tema 4 kewajiban dan hakku subtema 2 ini, menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif (mixed method), hal ini dikarena pada
pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif yang berupa sebuah data angka dan
kualitatif yang berupa data hasil dari deskripsi data kuantitatif. Pada penelitian ini
atau dalam bahasa inggris Research and Development adalah metode penelitian
(PjBL) pada tema 4 kewajiban dan hakku subtema 2 kelas III Sekolah Dasar Negeri
dapat menghasilkan suatu produk dengan tingkat validitas yang tinggi. Model
ADDIE terdapat lima tahap yaitu (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design),
31
32
B. Prosedur Pengembangan
1. Analysis
wawancara kepada guru untuk memperoleh berbagai informasi tentang proses dan
33
bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap analisis bertujuan
siswa.
2. Design
bahan ajar tersusun secara sistematis. Dalam tahap ini, penulis membuat
yang berupa angket. Angket yang disusun yaitu angket validasi dan angket
kepraktisan.
dilapangan. Angket yang dibuat berupa angket penilaian ahli materi/media dan
angket kepraktisan bahan ajar untuk guru dan peserta didik. Berikut kisi-kisi
instrumen ahli buku ajar/bahan ajar penilaian ahli dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
34
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media
Sumber : Steffen dan Ballstead (dalam Prastowo, 2011)
No. Aspek Jumlah butir
1. Kemenarikan cover 1
2. Kemenarikan tata letak gambar cover 1
3. Kemenarikan gambar pada cover 1
4. Kemenarikan desain layout pada modul 1
5. Kesesuaian pemilihan ukuran dan jenis huruf 1
6. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 1
7. Kemenarikan tata letak gambar pada cover 1
8. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan materi 1
9. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan 1
evealuasi
10. Materi yang disajikan sesuai dengan 1
lingkup siswa
11. Kesesuaian informasi pendukung 1
12. Kesesuaian lembar kerja dengan muatan 1
pelajaran
13. Ketepatan menentukan ukuran gambar 1
14. Ketepatan penggunaan gambar pada setiap 1
materi
15. Ketepatan penggunaan bahasa 1
16. Penyajian materi yang sistematis 1
17. Kedalaman materi 1
18. Petunjuk modul pjbl mudah dipahami 1
19. Kesesuaian latihan dengan materi 1
20. Kejelasan setiap materi pembelajaran 1
21. Lembar kerja dapat menambah pemahaman 1
siswa
22. Pemberian evaluasi untuk mengukur 1
kemampuan
23. Evaluasi yang berkesinambungan dengan 1
materi yang diberikan
24. Kualitas penyajian materi 1
25. Kualitas evaluasi 1
26. Kualitas evaluasi 1
27. Warna pada buku konsisten 1
b. Merancang angket kepraktisan guru dan peserta didik
Berikut merupakan tabel 3.2 kisi-kisi insturmen kepraktisan buku ajar pada
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kepraktisan untuk Guru dan Peserta didik
No. Aspek Insturmen Jumlah butir
Kemenarikan cover modul pjbl
cetak
Kemenarikan gambar pada
1. Kemenarikan modul pjbl cetak 4
Kemenarikan desain modul
pjbl cetak
Kemenarikan tata letak gambar
pada modul pjbl cetak
Modul pjbl cetak mudah
digunakan
2. Kemudahan Tulisan pada bahan ajar cetak 5
mudah dibaca
Penggunaan contoh gambar
pada modul pjbl
mempermudah pemahaman
materi
Bahasa yang digunakan pada
bahan ajar mudah dipahami
Isi materi bahan ajar
menambah pengetahuan
Sumber : Fauzan (dalam Alwi dkk,2020)
3. Development
a. Bahan Ajar
mengembangkan isi materi yang ada pada tema 4 kewajiban dan hakku
Modul berbasis proyek ini dalam bentuk cetak tersebut divalidasi kepada
validator. Pada penelitian ini terdapat validator media yaitu : ahli media/materi
revisi sesuai dengan komentar dan saran berdasarkan angket yang diberikan
Data yang dianalisis sebagai dasar dari penilaian lembar validasi diubah
yaitu sangat valid (5), valid (4), kurang valid (3), tidak valid (2), dan sangat
tidak valid (1). Menurut Widoyoko (2018, h.114) menyatakan bahwa untuk
berikut:
Π = ∑x ÷ (n × a)
Keterangan :
Π = nilai rata-rata
∑x = jumlah responden
n = jumlah responden
a = jumlah butir instrument
kriteria tersebut berdasarkan pada skala penilaian yang digunakan yaitu skala
37
masing kelas dilakukan dengan selisih skala tertinggi dan terendah kemudian
jenjang kriteria validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini berikut.
Tabel 3.3
Jenjang Kriteria Validitas
4. Implementation
bahan ajar yang telah dikembangkan dan direvisi sesuai dengan validator. buku
ajar akan diterapkan pada tahap implementasi atau ujicoba. Sehingga pada tahap
ini uji coba dilakukan sebanyak dua kali pada tahap pertama yaitu skala kecil
sebanyak 10 orang peserta didik dan skala besar sebanyak 20 orang pesera didik
yang menjadi sampel uji coba. Ujicoba dilakukan secara langsung di Sekolah
Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara pada kelas III. Saran, komentar, dan reaksi
38
yang diperoleh dari peserta didik sehingga dapat produk yang layak digunakan
dalam pembelajaran.
5. Evaluation
Tahap terakhir merupakan evaluasi buku ajar/bahan ajar cetak pada materi
dari menyebarkan angket respon dari peserta didik dan guru. Data dianalisis
berdasarkan skala likert yang terdiri dari lima tingkatan. Skala penilaian tersebut
terdiri dari ; (1) sangat tidak praktis, (2) tidak praktis, (3) cukup praktis, (4) praktis,
berdasarkan skala likert yang terdiri dari 5 skala. Skala penilian tersebut
menghitung (1) sebagai skala terendah dan (5) skala tertinggi dengan
Dari hasil perhitungan interval maka didapat nilai jenjang kriteria, kemudian
nilai tersebut akan dibuat kedalam tabel jejang kriteria kepraktisan dengan jenjang
Tabel 3.4
Jenjang Kriteria Kepraktisan
praktis apabila hasil akhir penilaian ahli media minimal adalah “Baik”.
DAFTAR PUSTAKA
Afriana, J. (2015). Project Based Learning, Makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah pembelajaran IPA Terpadu. Bandung: Pendidikan IPA Sekolah
Pascasarjana UPI. Bandung.
Hidayat, A. S., Dlis, F., & Hanief, S. (2021). Pengembangan Model Pembelajaran
Atletik Nomor Lari Berbasis Permaianan pada Siswa Sekolah Dasar.
Jawa Tengah: Sarnu Untung.
Hosnan, 2014. Pendidikan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran Abad 21.
Ghalia Indonesia.
Kadir, A., & Asrohah, H. (2014). Pembelajaran Tematik. Jakarta: Raja Grafindo.
40
41
Publication.
Kencana.
Tim Dosen FKIP. (2019). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Edisi Revisi. Pontianak:
Edukasi Press FKIP Untan.
Vebrianto, R., Husna, L. A., Nupus, H. N., Aries, D., Fitrika., Anjani, G. (2021).
Bahan Ajar IPA Berbasis Project Based Learning (PjBL) Versi Daring.
Lampiran 1.
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA PESERTA DIDIK
Identitas responden
Nama :
Kelas :
Lampiran 3
LEMBAR VALIDASI AHLI MEDIA
Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning (PjBL) Pembelajaran
Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.
Nama validator :
Pendidikan :
Bidang Keahlian :
1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom nilai sesuai dengan penilaian anda
Keterangan:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
2. Berilah catatan jika diperlukan untuk memperbaiki produk.
Nilai
No Aspek penilian Catatan
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan cover
2. Kemenarikan tata letak gambar cover
Lampiran 4
LEMBAR ANGKET KEPRAKTISAN OLEH GURU
Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning (PjBL) Pembelajaran
Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.
Nama Guru :
Pendidikan :
1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom nilai sesuai dengan penilaian anda
Keterangan:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3= Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
2. Berilah catatan jika diperlukan untuk memperbaiki produk.
No. Aspek Aspek penilian Nilai Catatan
1 2 3 4 5
Kemenarikan cover pada
modul pjbl
Kemenarikan gambar pada
cover modul pjbl
Kemenarikan desain modul
1. Kemenarikan
pjbl
Kemenarikan tata letak
gambar pada modul pjbl
modul pjbl mudah
digunakan
Tulisan pada modul pjbl
mudah dibaca
Penggunaan contoh gambar
pada modul pjbl
2. Kemudahan mempermudah pemahaman
materi
Bahasa yang digunakan
pada bahan ajar mudah
dipahami
Isi materi modul pjbl
menambah pengetahuan
48
Lampiran 5
LEMBAR ANGKET KEPRAKTISAN OLEH SISWA
Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning (PjBL) Pembelajaran
Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.
Nama Siswa :
Kelas :
1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom nilai sesuai dengan penilaian anda
Keterangan:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3= Cukup
1= Kurang
1 = Sangat Kurang
2. Berilah catatan jika diperlukan untuk memperbaiki produk.
No. Aspek Aspek penilian Nilai Catatan
1 2 3 4 5
Kemenarikan modul pjbl
ajar cetak
Kemenarikan gambar pada
cover modul pjbl
Kemenarikan desain modul
1. Kemenarikan
pjbl
Kemenarikan tata letak
gambar pada pjbl
Modul pbjl mudah
digunakan
Tulisan pada modul pjbl
cetak mudah dibaca
Penggunaan contoh gambar
pada modul pjbl
2. Kemudahan mempermudah pemahaman
materi
Bahasa yang digunakan
pada modul pjbl mudah
dipahami
Isi materi modul pjbl
menambah pengetahuan
50
Lampiran 6
RIWAYAT HIDUP