Anda di halaman 1dari 60

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROJECT BASED

LEARNING (PjBL) PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III


SEKOLAH DASAR NEGERI 09 PONTIANAK TENGGARA

DESAIN PENELITIAN

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Jurusan Pendidikan Dasar
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH
EGO RIKADO
F1082181009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023

ii
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROJECT BASED
LEARNING (PjBL) PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III
SEKOLAH DASAR NEGERI 09 PONTIANAK TENGGARA

Ego Rikado
NIM. F1082181009

Disetujui oleh

Pembimbing I

Rio Pranata, S.Pd., M.Pd Tanggal:


NIP 198810052019031010

Pembimbing II

Dr. Bistari, M.Pd Tanggal:


NIP 196603131991021001
Mengetahui

Sekretaris Jurusan Pendidikan Dasar

Suparjan, M.pd Tanggal:


NIP 197801162005011002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,

rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

desain penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Berbasis Project Based

Learning (PjBL) Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara” dengan

tepat waktu.

Desain penelitian ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dasar

melaksanakan seminar pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dalam

penyusunan desain penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran,

dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ahmad Yani, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

PendidikanUniversitas Tanjungpura Pontianak.

2. Drs. Kartono, M.Pd, Selaku Kepala Prodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tanjungpura Pontianak.

3. Suparjan, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura

Pontianak.

4. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak.

5. Kepala Tata Usaha Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

iv
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura

Pontianak.

6. Dra. Kartinah S. selaku Kepala Sekolah SDN 09 Pontianak

Tenggara yang telah bersedia memberikan banyak informasi dan

bantuan pada saat penelitian ini.

7. Ibu Hj. Uray Juniati, S.Pd. selaku wali kelas III SDN 09 Pontianak

Tenggara yang telah bersedia memberikan informasi yang

diperlukan dalam penelitian ini.

8. Teman-teman seangkatan S1 Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tanjungpura Pontianak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa desain proposal penelitian ini

jauh dari kesempurnaan. Akan menjadi suatu kehormatan yang sangat besar bagi

peneliti apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar desain

proposal ini menjadi lebih baik.

Demikianlah dari penulis, semoga desain penelitian ini bermanfaat,

menambah wawasan bagi semua pihak, dan dapat digunakan sebagaimana

semestinya serta akan menghasilkan generasi yang lebih baik di masa yang akan

mendatang.

Pontianak, 24 Februari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

A. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

C. Manfaat Penelitian............................................................................. 6

D. Spesifikasi Produk ............................................................................. 6

E. Pentingnya Pengembangan ................................................................ 7

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .......................................... 9

G. Terminologi (Peristilahan) ................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR ....................... 13

A. Kajian Teori ...................................................................................... 13

1. Pengertian Modul ........................................................................ 13

2. Komponen Penyusunan Modul .................................................... 14

3. Model Project Based Learning (PjBL) ......................................... 16

a. Pengertian Model Project Based Learning (PjBL) .................. 16

b. Karakteristik Model Project Based Learning (PjBL) ............... 18

vi
c. Manfaat Model Project Based Learning (PjBL) ...................... 19

d. Kriteria Model Project Based Learning (PjBL) ....................... 21

e. Langkah-langkah Model Project Based Learning (PjBL) ........ 22

4. Kepraktisan Modul Berbasis Proyek ........................................... 26

5. Pembelajaran Tematik ................................................................ 27

B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 31

A. Pendekatan dan Metode Pengembangan ............................................ 31

B. Prosedur Pengembangan.................................................................... 32

1. Analysis (Analisis) ..................................................................... 32

2. Design (Desain).......................................................................... 33

3. Devolopment (Pengembangan) ................................................... 35

4. Implementation (Implimentasi) .................................................. 37

5. Evaluation (Evaluasi) ................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 40

LAMPIRAN ................................................................................................ 43

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah-langkah PjBL ............................................................... 23
Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen untuk Ahli Media ......................................... 34
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Kepraktisan Guru ......................................... 35
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kepraktisan Peserta didik ............................. 37
Tabel 3.4. Jenjang Kriteria Kepraktisan ....................................................... 39

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tampilan Kerangka Berpikir .................................................... 30
Gambar 3.1. Tampilan Model ADDIE .......................................................... 32

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Wawancara Guru ............................................................. 43
Lampiran 2. Lembar Wawancara Siswa ........................................................ 44
Lampiran 3. Agket Ahli Media...................................................................... 45
Lampiran 4. Angket kepraktisan Guru........................................................... 47
Lampiran 5. Angket kepraktisan siswa .......................................................... 49
Lampiran 6. Riwayat Hidup .......................................................................... 51

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan

karakter manusia, melalui pendidikan kita akan memiliki kecakapan dalam hidup

untuk bersaing menghadapi kehidupan yang terus bergerak maju diberbagai

bidang. Di Indonesia sendiri peran pendidikan sangat diperlukan membentuk

sumber daya manusia yang berdaya saing dan aktif sehingga dapat menghadapi era

globalisasi. Proses pendidikan sendiri telah diperoleh seseorang mulai dari

lingkungan keluarganya, hingga kejenjang sekolah, hal ini biasanya diperoleh dari

sekolah-sekolah formal dimana indonesia sendiri mempunyai lembaga pendidikan

dan kebuayaan yang dikelola dan diatur dalam undang-undang oleh pemerintah.

Pendidikan dan pemerintah akan selalu berkaitan dikarenakan proses

pendidikan sendiri harus sesuai dengan aturan dan udang-undang untuk mencapai

sebuah sistem pendidikan yang dapat memberikan pengetahuanpengajaran dan

pengelaman kerja kepada peserta didik. Sistem pendidikan di indonesia sendiri

terbilang masih berkembang sehingga diperlukan para tenaga pendidik yang

mampu berkompetensi dan mengikuti perkembangan zaman. Lajunya

pertumbuhan tekonologi juga bisa memberikan dampak positif untuk guru, yaitu

guru bisa menggunakan teknologi dalam berinovasi dan kreasi dalam menciptakan

suasana belajar, model belajar, dan perangkat belajar yang membantu

meningkatkan kualitas belajar. Selain itu dampak negatif dari teknologi akan

sangat dirasakan oleh pada tegana pengajar yang berada di daerah Faktor utama

1
2

membentuk pribadi manusia dari yang buruk menjadi manusia yang bisa

berproses.

Proses pendidikan sendiri telah diperoleh seseorang mulai dari lingkungan

keluarganya, hingga kejenjang sekolah. Hal ini didapatkan dari pendidikan

melalui belajar dan mengajar. Selain itu dengan pendidikan akan memberikan kita

regenerasi bibit terdidik dalam memperbaiki system pendidikan yang ada. Proses

yang ditempuh merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain

yaitu belajar dan mengajar di dunia pendidikan. Pendidikan Kurikulum 2013

sendiri memberikan pembelajaran secara terpadu dengan pemerintah sendiri

yang menunjukan keseriusan dalammengembangkan kurikulum 2013. Menurut

Sanjaya (2008) “kurikulum adalahseluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik

didalam maupun diluar sekolahasal kegiatan tersebut berada dibawah tanggung

jawab guru” (h.6). Kurikulumadalah pedoman seorang guru dalam menerapkan

proses belajar pembelajaran, untuk mencapai suatu tujuan pendidikan serta

menjadi pedoman disemua jenjang satuan pendidikan. Sebelum penggunaan dan

penerapan kurikulum2013, perubahan kurikulum sudah pernah terjadi dari masa

ke masa sebelumK13 indonesia menggunakan kurikulum KTSP yang mendasari

pengembangankurikulum 2013 adalah kurikulum KTSP itu sendiri. Kurikulum

sekarang adalah tindak lanjut pengembangan dari kurikulum sebelumnya.

Sehingga perangkat pembelajaranpun berdasarkan pada kurikulum 2013.

Selain perangkat pembelajaran dan buku-buku pembelajaran berdasarkan

pada kurikulum 2013 dan pemerintan, hal ini mungkin akan menyebabkan

keterbatasan pengetahuan. Dikarekan buku yang dan media cenderung itu-itu saja.
3

Sebagai guru alangkah baiknya menuangkan ide dalam memberikan inovasi pada

perangkat belajar, dan media belajar, baik itu buku ajar, bahan ajar, media, serta

soal-soal yang melatih anak untuk berpikir kritis. Modul ajar sendiri merupakan

poin penting pada saat guru hendak menyampaikan materi. Hal ini diperlukan

untuk memberikan pembelajaran secara konteks dan kognitif secara konkret.

Pembelajaran tematik menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam

proses pembelajaran seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

menyimpulkan dan mengkomunikasikan sehingga secara utuh memerlukan

kreativitas siswa, guru berperan sebagai fasilitator yang aktif untuk memberikan

wadah bagi peserta didik. Hal ini perlu diterapkan berbagai modelpembelajaran

yang menarik, kreatif, inovatif yang dapat mengaktifkan siswa salah satunya

adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) atau model

pembelajaran berbasis proyek.

Model Project Based Learning (PjBL) adalah salah satu model

pembelajaran dengan ciri khusus adanya kegiatan merancang dan melakukan

sebuah proyek didalamnya untuk menghasilkan sebuah produk. Model

pembelajaran ini memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta

didik, melalui kegiatan pembuatan proyek yang berujung pada terciptanya sebuah

produk. Proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dapat dikerjakan secara

individu atau berkelompok dan dilaksanakan oleh peserta didik dalam waktu

tertentu secara berkolaboratif, menghasilkan sebuah modul ajar yang berbasis

proyek kemudian hasilnya akan ditampilkan ataudipresentasikan. Implementasi

model pembelajaran berbasis proyek dalam kegiatan belajar mengajar harus


4

disesuaikan dengan materi pembelajaran yangdapat di terapkan dalam pembuatan

proyek.

Modul pembelajaran pada sekolah dasar biasa berupa buku ajar, yang

dikembangkan atas dasar kurikulum dengan materi yang dipilih sesuai dengan

silabus atau indikator capaian suatu pembelajaran. Materi yang disajikan biasanya

bia berupa keadaan kejadian atau peristiwa disekitar peserta didik. Terlebih lagi

teruntuk kelas rendah seperti kelas III SD. Hal memberikan inovasi

pengembangan pentingnya penggunaan modul ajar berbasis proyek dengan materi

pembelajaran tematik terpadu yang terdapat 6 pembelajaran.

Berdasarkan hasil obserbvasi selama PLP II di Sekolah Dasar Negeri 09

Pontianak Tenggara, guru belum memanfaatkan buku ajar hanya menggunakan

buku tema, serta LKS, namun belum bisa memberikan materi melalui bahan

materi lain seperti modul berbasis proyek. Selain itu masih terdapat peserta didik

yang masih kurang bersemangat dalam belajar, mungkin karena kurangnya

penerapan model-model belajar lain, akan tetapi menggunakan model belajar

kolaboratif yang belum maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III Sekolah Dasar Negeri

09 Pontianak Tenggara. Pembelajaran sudah mulai dilakukan dengan tatap muka,

kurikulum yang digunakan juga masih kurikulum 2013 untuk Kelas II, III, V,

dan VI. Sedangkan Kelas I dan IV masih dalam tahap percobaan penggunaan

kurikulum merdeka. Biasanya guru menggunakan bahan ajar yang telah disediakan

oleh pihak sekolah, media belajar disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,

terdapat peserta didik yang sulit memahami, dan ada pula yang aktif. Penggunaan
5

modul ajar berbasis proyek belum pernah diterapkan, karena biasanya guru

mengajar menggunakan perangkat belajar seperti RPP, dan buku tema. Guru kelas

III juga tertarik untuk menggunakan modul berbasis Project Based Learning

(PjBL).

Modul ajar berbasis proyek ini diperlukan untuk memberikan

pembelajaran yang menitikberatkan peserta didik untuk memahami secara

langsung dan mendapatkan pengelaman langsung. Pada modul ajar yang akan

dikembangkan ini tetap memberikan materi dan proyek yang akan membantu

peserta didik untuk belajar dengan aktif. Oleh sebab itu diperlukanpembelajaran

berbasis proyek untuk memecahkan permasalahan yang ada di kelas tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti melakukan penelitian yang

berjudul “Pengembangan Modul Berbasis Project Based Learning (PjBL) Kelas

III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara” sebagai solusi untuk mengatasi

permasalahan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka rumusan

masalah dalam penelitian pengembangan modul berbasis project base learning

(PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana prosedur pengembangan produk modul berbasis project base

learning (PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak

Tenggara?

2. Bagaimana tingkat validitas produk modul berbasis project base learning


6

(PjBL) kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara?

3. Bagaimana kepraktisan produk modul berbasis project base learning

(PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka adapun, tujuan penelitian dalam

penelitian pengembangan modul berbasis project base learning kelas III Sekolah

Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan tahapan pengembangan modul berbasis project based

learning (PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak

Tenggara.

2. Mengetahui tingkat valditas produk modul berbasis project base learning

sebagai bahan ajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak

Tenggara.

3. Mengetahui tingkat kepraktisan modul berbasis project base learning

(PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan baik yang baik. Manfaat

Teoritis dapat memperoleh pengetahuan untuk mengembangkan modul ajar,

berbasis Project Based Learning (PjBL). Manfaat Praktis, peneliti dapat membuat

dan mengembangkan modul ajar sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Manfaat yang diharapkan dari pengembangan modul

berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09

Pontianak Tenggara. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik


7

secara teoritis maupun praktis sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Pengembangan modul berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III

Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara ini memudahkan siswa untuk

belajar secara mandiri.

2. Bagi Guru

Pengembangan modul berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III

Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara ini mempermudah guru dalam

mewujudkan pembelajaran yang inovatif dan praktis.

3. Bagi Sekolah

Pengembangan modul berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III

Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara ini memberikan sumbangan

positif sebagai sumber belajar bagi siswa dan masyarakat sekolah pada

umumnya.

4. Bagi Pengembang

Pengembangan modul berbasis project base learning (PjBL) siswa kelas III

Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara ini memberikan informasi

tentang validitas produk yang dikembangkan menurut penilaian ahli media, ahli

materi, dan siswa.

E. Spesifikasi Produk

Spesifik produk pengembangan modul berbasis project base learning

(PjBL) siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara Produk yang

dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah modul ajar berbasisProject


8

Based Learning (PjBL) pada pembelajaran tematik tema 4 subtema 2 kelas III

yang mempunyai spesifikasi:

1. Tujuan pengembangan modul ini adalah agar siswa kelas III lebih

memahami materi yang ada pada tema 4 subtema 3. Modul ajar ini

mencakup kompetensi dasar mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,

IPA, IPS dan SBdP. Pengembangan yang akan dibuat dalam bahan ajar

ini berbasis model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Mata

pelajaran yang diproyekkan yaitu PPKn, IPA, IPS dan SBdP.

2. Modul ajar berbasis Project Based Learning (PjBL) pada pembelajaran

tematik ini dapat digunakan siswa belajar secara mandiri maupun

terbimbing bersama guru, dalam modul ajar dikemas secara menarik

berdasarkan Kurikulum 2013.

3. Modul ajar berbentuk cetak (Buku) dengan ukuran kertas A4, dan juga

tersedia dalam bentuk file PDF.

4. Buku ajar ini mencakup 1 subtema di tema 4 pada semester 1 yakni

subtema yang terdiri dari 6 pembelajaran. Ada beberapa kegiatan yang

terdapat dalam modul ajar yaitu, ayo mencari tahu, ayo membaca, ayo

mengamati, ayo berdiskusi, contoh, sekilas info, rangkuman. Bagian

evaluasi meliputi aspek kognitif (pengetahuan) pada bagian ayo berlatih

dan aspekpsikomotorik (keterampilan) pada bagian keterampilan kinerja

praktik, ayo mendesain proyek. Modul ini berbasis model pembelajaran

Project Based Learning (PjBL) dengan rangkaian kegiatan yang terdapat

yaitu, ayo mendesain proyek, mari menyusun jadwal, saatnya memonitor,


9

waktunya menguji hasil, ayo berbagi pengalaman.

F. Pentingnya Pengembangan

Beberapa alasan peneliti melakukan pengembangan modul berbasis Project

Based Learning (PjBL) kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara

antaranya:

1. Pengembangan modul modul berbasis Project Based Learning (PjBL)

tematik ini adalah untuk membantu pelaksanaan pembelajaran tematik

yang menggunakan kurikulum 2013.

2. Modul berbasis Project Based Learning (PjBL) yang peneliti temui belum

menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

3. Menambah referensi bahan ajar yang dapat digunakan disekolah agar bahan

ajar yang dapat digunakan disekolah lebih banyak.

4. Membantu siswa mengembangkan kreativitas dalam mendesian sebuah

proyek.

5. Menambah referensi tambahan bagi guru untuk menyampaikan materi

kepada siswa.

6. Memungkinkan dilakukan penelitian dan pengembagan terhadap hasil

produk modul berbasis model pembelajaran Project Based Learning

(PjBL).

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi

a. Kemajuan teknologi membawa pengaruh dalam dunia pendidikan,

sehingga mengharuskan sekolah untuk bisa memanfaatkan komputer


10

dan perangkat lainnya dalam menunjang proses pembelajaran yang baik

sesuai dengan sistem pendidikan sekarang.

b. Proses pembelajaran membutuhkan inovasi dalam pembelajaran untuk

bisa mencapai tujuan pendidikan.

c. Modul berbasis model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

saat ini memanfaatkan teknologi komputer yang memiliki banyak

kelebihan seperti mudah diperbanyak, mudah dibawa, tahan lama, ini

dikemas dalam cetak dan bentuk PDF, dan mudah bagikan kemana saja

khususnya pada perangkat software dan android.

d. Modul Project Based Learning (PjBL) pada tema 4 subtema 2 dapat

membantu siswa belajar di sekolah bersama guru dan di rumah secara

mandiri karena materi yang disajikan lebih lengkap, menarik, dan

interaktif.

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Pengembangan modul berbasis model pembelajaran Project Based

Learning (PjBL) ini terbatas pada tema 4 subetma 2 di kelas III Sekolah

Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.

b. Subjek penelitian pengembangan modul berbasis model pembelajaran

Project Based Learning (PjBL) adalah siswa kelas III Sekolah Dasar

Negeri 09 Pontianak Tenggara.

c. Kepraktisan pengembangan modul berbasis model pembelajaran

Project Based Learning (PjBL) ini didapatkan berdasarkan angket

kepraktisan yang dinilai oleh pesera didik dan guru.


11

H. Terminologi Penelitian

Penelitian ini, ada beberapa istilah yang digunakan dan perlu didefinisikan

serta dibatasi dalam pengertian sebagai berikut.

1. Pengembangan

Proses membuat dan mengembangkan suatu produk secara sistematis.

Pengembangan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan guru.

Produk yang dihasilkan dari proses pengembangan adalah bahan ajar cetak.

2. Modul Berbasis Project

Modul dalam pengembangan ini adalah sebuah perangkat belajar berupa

bahan ajar berbasis pada project yang dikembangkan berdasarkan pada

kurikulum 2013. Pada modul terdapat materi yang dikembangkan berdasarkan

indikator bahan ajar.

3. Model Project Based Learning (PjBL)

Model Project Based Learning (PjBL) adalah salah satu model pembelajaran

dengan ciri khusus adanya kegiatan merancang dan melakukan sebuah proyek

didalamnya untuk menghasilkan sebuah produk. Model pembelajaran ini

memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik, melalui

kegiatan pembuatan proyek yang berujung pada terciptanya sebuah produk.

4. Pembejaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah sebuah pembelajaran terpadu, dalam

penelitian pengembangan modul ini yang dikembangkan berdasarkan pada

kurikulum 2013 dan dipadukan dengan model project base learning (PjBL)
12

yang diharapkan dapat memudahkan guru memberikan pembelajaran yang

bervariasi dengan proyek.


BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Pengertian Modul

Salah satu media mengajar yang umum digunakan oleh para pengajar,

khususnya tenaga pendidik dari kalangan guru adalah modul pembelajaran. Adapun

pengertian modul secara sederhana diartikan sebagai salah satu bentuk sumber

mengajar. Modul merupakan satu kesatuan bahan ajar yang pembelajarannya

seharusnya dapat memandirikan siswa saat ini peranannya tergantikan dengan

sumber yang siap pakai seperti internet, padahal kenyataannya banyak sumber-

sumber pengetahuan dari internet yang sumbernya belum tentu benar keberadaanya.

Menurut Tjiptiany (2016) “Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis

dan menarik yang memuat isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan

secara mandiri” (h.20). Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008) bahwa “Modul

adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga dapat

digunakan tanpa pendampingan seorang guru atau fasilitator’’(h,20). Maka peran

modul dalam pembelajaran sangat membantu mengarahkan dan memandirikan

siswa pada konsep dan materi yang dapat di kontrol langsung oleh guru dan dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Modul merupakan bahan ajar yang penting bagi pengajar agar proses

pembelajaran menjadi terstruktur dan terencana dengan baik. Kurniati (2016)

mengemukakan bahwa modul merupakan suatu kesatuan yang utuh yang terdiri atas

serangkaian kegiatan belajar. Modul juga secara nyata telah memberikan kontribusi

13
14

pada hasil belajar yang cukup efektif dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan

secara spesifik dan jelas (h.20). Selain itu Zulhaini (2016) “Modul adalah bahan ajar

yang di tulis sendiri oleh pendidik untuk memudahkan siswa belajar materi secara

mandiri”.(h.6).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

modul merupakan salah satu bahan ajar/bahan belajar yang digunakan oleh guru

pada saat menyampaikan materi pembelajaran yang disesuaikan kepada kurikulum

dan tujuan pembelajaran yang disusun sistematis dan semenarik mungkin untuk

mendapatkan pembelajaran yang tepat sasaran. Hal ini juga mendasari bahwa

seorang guru harus mampu mengembangkan sebuah modul yang akan digunakan

sebagai bahan ajar sehingga menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan efesien.

2. Komponen Penyusanan Modul

Modul adalah salah satu bagian penting dalam menciptakan pembelajaran

yang efektif. Pada pengembangan modul berbasis proyek ada beberapa komponen

yang harus sesuai berdasarkan pendapat Depdiknas (Prastowo,2013) yaitu ; tujuan

yang harus dicapai, materi pokok yang sesuai dengan komptensi dasar, latihan-

latihan dan evaluasi. Berdasarkan keempat komponen pokok itu harus terdapat

dalam modul yang disusun kemudian kembangkan berdasarkan proyek yang akan

diadaptasikan dalam pengembangan modul ini (h.104) Selain itu sejalan dengan

Depdiknas (2008,h.8) pada penelitian ini mencakup beberapa komponen dan unsur

dalam menyusun sebuah modul sehingga memiliki kriteria dan ciri. Dalam modul

setidaknya harus mencakup diantara lain :

a. Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)


15

b. Kompetensi yang akan dicapai

c. Konten atau isi materi pembelajaran

d. Informasi pendukung

e. Latihan-latihan

f. Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK)

g. Evaluasi

h. Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi

Sejalan dengan Prastowo (2015) juga menyatakan ada beberapa unsur modul

berbasis proyek yang harus dipahami sebagai berikut.

a. Petunjuk belajar

b. Komptensi yang akan dicapai

c. Informasi pendukung

d. Latihan-latihan

e. Petunjuk kerja atau lembar kerja

f. Evaluasi (h.28).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengembangkan sebuah

produk harus memiliki standar yang harus tertuang didalam sebuah produk bahan ajar,

dengan begitu produk tersebut bisa memberikan inovasi dan capaian sesuai dengan

kurikulum pembelajaran tematik pada produk yang dikembangkan.

Menurut Widodo & Jasmadi (Lestari, 2013; Widyastuti dkk, 2021) ada lima

karakteristik yang perlu diperhatikan dalam penyusunan modul yaitu, sebagai

berikut.

a. Self instructional, yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu

membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Oleh


16

karena itu, didalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan

dengan jelas danmemberikan materi pelajaran yang dikemas ke dalam unit-

unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

b. Self contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau

subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.

c. Stand alone (berdiri sendiri), yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak

tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama

dengan bahan ajar lain.

d. Adaptive, yaitu bahan ajar yang hendaknya memiliki daya adaptif yang

tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

e. User friendly, yaitu setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil

bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk

kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan

keinginan.(h.48-49).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komponen

merupakan dasar pembuatan sebuah modul dan harus terdapat didalam sebuah

produk tersebut sehingga bisa dikatakan sesuai dengan tujuan efektivitas

pembuatan modul standar.

3. Model Project Based Learning (PjBL)

a. Pengertian Model Project Based Learning (PjBL)

Kokasih (dalam Nurfitriyani, 2016; Lubis & Azizan, 2020) menyatakan,

“Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan

proyek atau kegiatan sebagai tujuannya” (h.76). Menurut Trianto (dalam Lubis
17

& Azizan, 2020) “Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah model atau

pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual

melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks” (h.76). Selain itu Sitaresmi dkk

(dalam Vebrianto dkk, 2021) menyebutkan, “Pembelajaran berbasis proyek ini

merupakan model yang dilakukan untuk melatih siswa menyelesaikan berbagai

masalah yang mereka hadapi secara mandiri maupun berkelompok” (h.10).

Pembelajaran Berbasis Project Based Learning (PjBL) adalah metode

pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta

didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Kerja proyek merupakan suatu

bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan

dan permasalahan yang sangat menantang. Pembelajaran ini juga menuntun

peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan,

melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik

untuk bekerja secara mandiri.

Grant & Tamim (2013) menyatakan “(PjBL) dapat mendukung,

memfasilitasi, dan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran, dan sekaligus

juga dapat memperkaya kreativitas belajar siswa”. (h.5). Pembelajaran berbasis

proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar

yang lebih menarik dan bermakna untuk perseta didik serta dapat meningkatkan

kinerja ilmiah perseta didik dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan

sebagai fasilitator dan mediator.


18

b. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

Karakteristik pembelajaran berbasis proyek berbeda dengan pembelajaran

berbasis masalah, untuk itu mengenal karakteristik dari pembelajaran berbasis

proyek sangatlah penting bagi pengajar hal ini berkaitan dengan penyusunan dan

perencanaan pembelajaran sehingga terlihat perbedaan sesuai dengan ciri cici

atau karakteristik dari pembelajaran tersebut. Model pembelajaran Project Based

Learning (PjBL) memiliki karakteristik yang berbeda-beda menurut pendapat

para ahli. Menurut Zaenal & Murtadlo (dalam Hidayat, 2021) ada lima

karakteristik model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang

merupakan ciri pembeda dengan model pembelajaran lainnya yaitu, sebagai

berikut.

1) Centrality. dalam hal ini, proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.

2) Driving question. proyek difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang

mengarahkan peserta didik untuk mencari solusi dengan konsep atau

prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.

3) Constructive investigation. pada metode proyek ini, peserta didik

membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara

mandiri (pendidik sebagai fasilitator).

4) Autonomy. project based learning menuntut student centered, peserta

didik sebagai problem solver dari masalah yang dibahas.

5) Realism. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa

dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas

autentik dan menghasilkan tugas profesional. (h.21)


19

Murfiah (dalam Hidayat, 2021) menyatakan bahwa, karakteristik model

pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yaitu, sebagai berikut.

1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.

2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.

3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan.

4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan

mengelola informasi untuk menyelesaikan permasalahan.

5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinu.

6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah

dijalankan.

7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif dan,

8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

(h.22)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik model

Project Based Learning (PjBL) mencakup beberapa aspek yang memberikan

kemudahan bagi penggunaan model ini yang menguntungkan dalam proses

penerapannya untuk proses belajar mengajar sehingga lebih efektif dan efisien.

c. Manfaat model Project Based Learning (PjBL)

Pembelajaran Berbasis Proyek maupun menggunakan model lain tentunya

memiliki manfaat dan keunggulan masing-masing, akan tetapi dalam model

pembelajaran berbasis proyek manfaat yang di dapat oleh peserta didik akan lebih

banyak dan menunjang proses belajar serta pola pikir siswa. Menurut
20

penyampaian dari beberapa referensi mengenai pembelajaran berbasis proyek

tentunya memiliki manfaat dalam menunjang pembelajaran diantaranya yaitu

memotivasi siswa, mempersiapkan siswa untuk berkarir dan masuk universitas

dan dalam masyarakat, membantu siswa memenuhi standar dan membantu dalam

mengerjakan tes dengan baik, memberikan kepuasan kepada pengajar (Larmer

2015). Pemilihan model pembelajaran berbasi proyek tentunya memiliki

beberapa keunggulan diantaranya yaitu:

1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar mendorong

kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka

perlu dihargai

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan

problem-problem yang kompleks

4) Meningkatkan kolaborasi

5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan

keterampilan komunikasi

6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik

dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-

sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara

kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata.

9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan


21

menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan

dengan dunia nyata.

10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik

maupun pendidik menikmati proses pembelajaran”. (Kurniasih dalam

Nurfitriyani, 2016).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan

berbasis proyek ini memiliki manfaat dan keunggulan, yang akan memudahkan

penggunaannya. Selain itu akan memberikan manfaat untuk meningkatkan cara

belajar siswa.

d. Kriteria Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

Pembelajaran berbasis proyek dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya,

pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan melalui pembuatan produk. Produk yang dibuat

dengan serangkaian kegiatan perencanaan, pencarian, kolaborasi. Ada lima ciri-

ciri dari pembelajaran berbasis proyek, yakni : driving question, investigation,

artifacts, collaboration dan technological tools. Kriteria- kriteria ini dapat

dijadikan sebagai prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek.

1) Centrality pada pembelajaran berbasis proyek, proyek menjadi pusat

dalam pembelajaran.

2) Driving question pembelajaran berbasis proyek difokuskan pada

pertanyaan atau masalah yang mengarahkan perseta didik untuk mencari

solusi dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.

3) Constructive Investigation pada pembelajaran berbasis proyek, perseta


22

didik membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara

mandiri (pengajar sebagai fasilitator).

4) Autonomy Project Based Learning menuntut student centered, perseta

didik sebagai problem solver dari masalah yang dibahas.

5) Realisme kegiatan perseta didik difokuskan pada pekerjaan yangserupa

dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas

otentik dan menghasilkan sikap professional.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna

bagipeserta didik. Pengalaman belajar peserta didik maupun konsep dibangun

berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek

(Afriana 2015, h.20).

e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based Learning

(PjBL)

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model

Project Based Learning (PjBL) agar pembelajaran dapat berjalan dengan

maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan, guru hendaknya memperhatikan

langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Project

Based Learning (PjBL). Ada beberapa para ahli mengemukakan langkah-

langkah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), yaitu menurut

Lubis & Azizan (2020) langkah-langkah model pembelajaran Project Based

Learning (PjBL), sebagai berikut.


23

Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Project Based Learning (PjBL)
No. Tahapan Deskripsi
1. Penentuan Pertanyaan yaitu pertanyaan yang dapat memberi
Mendasar (Start with the penugasan peserta didik dalam
Essential) melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigas mendalam
dan topik yang diangkat relevan untuk
para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Perencanaan dilakukan secara
Proyek (Design a Plain for the kolaboratif antara guru dan peserta
Project) didik. Peserta didik diharapkan akan
memiliki ide dalam merencanakan
produk yang akan dibuat.
3. Menyusun Jadwal (Create a Guru dan peserta didik menyusun
Schedule) jadwal aktivitas dalam penyelesaian
proyek, seperti: membuat time line
penyelesaain proyek, membuat
deadline Penyelesaian proyek,
membimbing peserta didik agar
merencanakan cara yang baru,
membimbing peserta didik ketika
mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
meminta peserta didik untuk
membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.

4. Memonitor Peserta Didik dan Guru bertanggung jawab untuk


Kemajuan Proyek (Monitor the memonitor aktivitas peserta didik
Students and the progress of the selama menyelesaikan proyek,
Project) menggunakan rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang
penting.

5. Menguji Hasil Penilaian dilakukan untuk mengukur


(Assess ketercapaian kompetensi,
the mengevaluasi kemajuan masing-
Outcome) masing peserta didik, memberi umpan
balik terhadap pemahaman yang
sudah dicapai peserta didik dan
24

membantu guru dalam menyusun


strategi pembelajaran berikutnya.

6. Mengevaluasi Pengalaman Diakhir proses pembelajaran, guru


(Evalute the Experience) dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek
yang sudah dijalankan pada tahap ini.
Peserta didik diminta untuk
mengungkapkan pengalamannya
selama menyelesaikan proyek. Guru
dan peserta didik mengembangkan
diskusi untuk memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran.
Sehingga nantinya ditemukan suatu
temuan baru (new inquiry. (h.77)

Pelaksanaan penerapan pemebelajaran berbasi proyek tentunya memiliki

langkah langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu, adapun langkah- langkah

penerapannya menurut Hosnan (2014) diantaranya, penetapan proyek,

perumusan, mengatur agenda pelaksanaan proyek, monitor atau guru mengawasi

jalannya pelaksanaan proyek siswa, penilaian terhadap hasil proyek siswa,

Evaluasi (guru mengevaluasi seluruh pelaksanaan proyek).

Menurut Bistari, dkk (2021) menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran

berbasi proyek memiliki beberapa alur diantaranya:

1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the

big question). Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving

question yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk

melakukan suatu aktivitas.

2) Merencanakan proyek (design a plan for the project) Perencanaan

dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik.


25

Dengan demikian peserta didik diharapakan akan merasa memiliki atas

proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturanmain, pemilihan

aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial

dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung.

3) Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule) Pendidik dan peserta didik

secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan

proyek. Waktu penyelesaian proyek harusjelas, dan peserta didik diberi

arahan untuk mengelola waktu yang ada.

4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the

project). Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap

aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring

dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome).

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing

masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman

yang sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu pendidik dalam

menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6) Evaluasi (evaluate the experience). Pada akhir proses pembelajaran,

pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil

proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara

individu maupun kelompok.

Berdasarkan langkah-langlah dan pelaksanaan model project base


26

learning tersebut maka pembelajaran berbasis proyek perlu untuk diterapkan

dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran diperlukan bahan ajar

dalam bentuk modul agar peserta didik dapat belajar secara mandiri. Selain itu,

modul juga dapat berfungsi sebagai bahan rujukan dan alat evaluasi untuk peserta

didik.

4. Kepraktisan Modul Berbasis Proyek

Salah satu tujuan dari pengembangan adalah produk yang dikembangkan

dapat mencapi tingkat kepraktisan yang sesuai dengan harapan yang melatar

belakangi pengembangan produk modul berbasis proyek. Untuk mengetahu tingkat

kepraktisan tersebut dapat kita ketahui dengan memberikan angket kepraktisan pada

siswa. Sehingga diharapkan sebuah produk modul berbasis proyek yang praktis

dapat memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran. Menurut Tati (dalam

Asrizal dan Yurnetti, 2012) mengatakan “Kepraktisan berarti bahwa modul berbasis

proyek tersebut dapat diterapkan oleh guru sesuai dengan rencana yang mudah

dipahami oleh siswa”. (h.22). Sejalan dengan pendapat Fauzan (dalam Alwi, dkk

2020) menyatakan “ dalam menguji tingkat kepraktisan sebuah bahan ajar apakah

produk yang menarik bisa digunakan”. (h.12). Kepraktisan merupakan kata benda

dari praktis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, praktis berarti mudah dan

senang memakainya. Jika dikaitkan dengan modul berbasis proyek, guru dan peserta

didik senang dan mudah menggunakan modul berbasis proyek ini dalam

pembelajaran. Kepraktisan merupakan salah satu quality criteria dari pengembangan

suatu produk. Nieveen (1999) menyatakan bahwa,

A second characteristic of high-quality materials is that teachers


27

(and other experts) consider the materials to be usable and that it is

easy for teachers and students to use the materials in a way that is

largely compatible with the developers' intentions. (h.127)

(Karakteristik kedua bahan berkualitas tinggi guru (dan ahli lainya)

menggangap bahan dapat digunakan dan mudah bagi guru dan siswa untuk

menggunakan bahan dengan cara yang sebagian besar cocok dengan niat

pengembang). Produk yang dirancang dalam berupa bahan ajar yang mudah

digunakan oleh guru dan siswa. Fauzan (dalam Yenti, 2014) menyatakan bahwa,

“Hal-hal yang dapat diselidiki pada kepraktisan produk yaitu keterbacaan,

kemudahan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan, struktur setiap icon, dan

lain-lain” (h.24). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepraktisan ini adalah

petunjuk, isi, dan kemudahan penggunaan bahan ajar cetak.

5. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang dikemas dalam

bentuk tema-tema berdasarkan muatan beberapa mata pelajaran yang dipadukan atau

diintegrasikan. Pada kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran disekolah dasar kelas I

sampai VI dilakukan dengan menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Menurut

Asrohah (2014) “pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang

berangkat dari suaru tema atau topik tertentu dan kemudian dielaborasia dari

berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai prespektif mata pelajaran yang biasa

diajarkan disekolah.” (h.1). Sedangkan Menurut Rusman (2015) “Pembelajaran

tematik terpadu adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan

tematik yang melibatkan beberapa muatan mata pelajaran untuk memberikan


28

pengalaman bermakna kepada siswa” (h.140). selain itu Majid (2017) menyatakan

bahwa “Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu

(intergrated instruction) yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan

siswa baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menentukan

konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistic, bermakna, dan otentik.”

(h.80).

Bedasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik

adalah sebuah konsep pembelajaran terpadu yang mengabungkan beberapa muatan

mata pelajaran dalam sebuah pembelajaran. Model pembelajaran tematik terpadu

adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang

melibatkan beberapa muatan mata pelajaran untuk memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa.

B. Kerangka Berpikir

Modul adalah merupakan bagian dari sebuah bahan ajar/perangkat belajar.

Modul memberikan pengetahuan dan informasi yang dikembangkan, disusun secara

runtun dan sistematis untuk membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran di

kelas ataupun untuk siswa belajar secara aktif dan mandiri di rumah. Selain itu

modul berbasis proyek pada pengembangan modul berbasis project based learning

(PjBL) ini menyampaikan materi secara struktural dan terarah yang memudahkan

siswa untuk mudah memahami maksud tujuan pembelajaran tersebut. Modul

berbasis projek yang disediakan di sekolah berdasarkan observasi dan wawancara

selama PLP adalah buku kurikulum 2013 dan buku penunjang seperti pada sekolah

pada umumnya. Seperti yang kita ketahui penelitian dan pengembangan merupakan
29

suatu proses untuk mengembangkan suatu produk, baik produk baru maupun produk

yang sudah ada. Bahan ajar ini disusun berdasarkan kurikulum 2013 yang

merupakan komponen penting dalam pembelajaran tentunya diharapkan akan

menunjang/mengoptimalkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Materi yang begitu banyak tanpa penunjangnya (bahan ajar, modul, digital

serta media pembelajaran), akan cukup mempersulit proses pembelajaran tersebut.

Maka dengan pengembangan ini diperlukan proses dan tahapan yang baik. Pada

pengembangan ini peneliti mengadopsi model ADDIE yang mana terdapat lima

langkah secara tahapan yang akan meguatkan terciptanya produk bahan ajar yang

baik. Penelitian dan pengembangan ini akan menghasilkan produk berupa sebuah

modul berbasis proyek berupa bahan ajar cetak dari pengembangan pada tema 4

kewajiban dan hakku untuk peserta didik kelas III Sekolah Dasar Negeri 09

Pontianak Tenggara.

Modul berbasis proyek ini disusun berdasarkan studi pendahuluan untuk

mengetahui potensi masalah dan memberikan solusi untuk menyelesaikan

masalah tersebut. dengan mengetahui masalah akan kembangkanlah sebuah

produk yang memiliki nilai dan kepraktisan pada pembelajaran. Sehingga, modul

yang dikembangkan mudah untuk diperbanyak dan disebarluaskan. Materi yang

disajikan dalam bahan ajar tematik tersebut telah dirangkum sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan disusun semenarik mungkin. Pengembangan modul berbasis

proyek pada peduli terhadap mahluk hidup merupakan cara untuk mengetahui

tingkatan produk bahan ajar berdasarkan penilaian dari ahli media/materi dan

peserta didik.
30

Diharapkan Penggunaan bahan ajar dapat membantu peserta didik dalam

memahami materi kewajiban dan hakku di kelas III. Modul berbasis proyek ini

juga membebaskan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Kerangka berpikir dalam penelitian pengembangan ini dapat terlihat pada

Gambar 2.1 berikut.

Permasalahan yang ditemukan

1. Kurangnya bahan ajar/buku ajar yang memberikan pengetahuan praktik.


2. Buku ajar yang digunakan terbilang umum seperti buku guru, siswa dan LKS.
3. Kurangnya kepraktisan dalam menyajikan materi.

Perlunya pengembangan Modul Berbasis Projek Based Learning (PjBL) pada


Pembelajaran Tematik Kelas III SDN 09 Pontianak Tenggara.

Menggunakan aplikasi Microsoft Word dan Adobe cs6 Potoshop

Menggembangkan Materi Kewajiban dan Hakku

Membuat Desain Modul Berbasis Proyek

Pengembangan Modul Berbasis Projek Based Learning (PjBL) pada Pembelajaran


Tematik Kelas III SDN 09 Pontianak Tenggara.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Pengembangan

Penelitian dan pengembangan modul berbasis project based learning

(PjBL) pada tema 4 kewajiban dan hakku subtema 2 ini, menggunakan pendekatan

deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif (mixed method), hal ini dikarena pada

pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif yang berupa sebuah data angka dan

kualitatif yang berupa data hasil dari deskripsi data kuantitatif. Pada penelitian ini

menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Menurut Sugiyono (2017) “Metode penelitian dan pengembangan

atau dalam bahasa inggris Research and Development adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut” (h.407). Menurut Sugiyono (2015) “Metode penelitian dan

pengembangan atau Research And Development adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut” (h.297). Selain itu menurut Sugiyono (2017) menyatakan “Metode

penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan salah satu

jenis metode penelitian” (h.2).

Pada penelitian pengembangan modul berbasis project based learning

(PjBL) pada tema 4 kewajiban dan hakku subtema 2 kelas III Sekolah Dasar Negeri

09 Pontianak Tenggara, menggunakan model ADDIE, model ini dipilih karena

dapat menghasilkan suatu produk dengan tingkat validitas yang tinggi. Model

ADDIE terdapat lima tahap yaitu (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design),

31
32

(3) pengembangan (development), (4) implementasi (implementation), dan (5)

evaluasi (evaluation). Berikut ini merupakan langkah-langkah prosedur gambar

model ADDIE. (Sugiyono, 2019, h.39).

Gambar 3.1 model ADDIE

B. Prosedur Pengembangan

Pada pengembangan modul berbasis project based learning (PjBL)

sebagai bahan ajar terdapat langkah-langkah dari tahapan sebagai berikut.

1. Analysis

Langkah pertama pada tahap analisis yang dilakukan peneliti adalah

melakukan studi pendahuluan ke sekolah untuk menentukan apakah sekolah

tersebut dapat mendukung penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti melakukan

wawancara kepada guru untuk memperoleh berbagai informasi tentang proses dan
33

bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap analisis bertujuan

untuk memperoleh informasi faktual yang dapat menjadi masukan dalam

mengembangkan bahan ajar yang dapat mengakomodasi seluruh karakteristik

siswa.

2. Design

Pada tahap kedua yang dilakukan yaitu desain atau perancangan.

Perancangan tersebut bertujuan agar perencanaan pengembangan dan penelitian

bahan ajar tersusun secara sistematis. Dalam tahap ini, penulis membuat

rancangan mulai dari merancang konsep tampilan desain produk awal,

merumuskan materi, menentukan KI, KD, Indikator dan tujuan pembelajaran.

Setelah mendesain produk awal penulis menyusun instrumen penilaian modul

yang berupa angket. Angket yang disusun yaitu angket validasi dan angket

kepraktisan.

a. Merancang Angket Ahli Media

Pada tahap design ini peneliti juga melakukan perancangan angket

sesuai yang dibutuhkan pengembangan. Angket yang telah dirancang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data saat melakukan penelitian

dilapangan. Angket yang dibuat berupa angket penilaian ahli materi/media dan

angket kepraktisan bahan ajar untuk guru dan peserta didik. Berikut kisi-kisi

instrumen ahli buku ajar/bahan ajar penilaian ahli dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :
34

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media
Sumber : Steffen dan Ballstead (dalam Prastowo, 2011)
No. Aspek Jumlah butir
1. Kemenarikan cover 1
2. Kemenarikan tata letak gambar cover 1
3. Kemenarikan gambar pada cover 1
4. Kemenarikan desain layout pada modul 1
5. Kesesuaian pemilihan ukuran dan jenis huruf 1
6. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 1
7. Kemenarikan tata letak gambar pada cover 1
8. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan materi 1
9. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan 1
evealuasi
10. Materi yang disajikan sesuai dengan 1
lingkup siswa
11. Kesesuaian informasi pendukung 1
12. Kesesuaian lembar kerja dengan muatan 1
pelajaran
13. Ketepatan menentukan ukuran gambar 1
14. Ketepatan penggunaan gambar pada setiap 1
materi
15. Ketepatan penggunaan bahasa 1
16. Penyajian materi yang sistematis 1
17. Kedalaman materi 1
18. Petunjuk modul pjbl mudah dipahami 1
19. Kesesuaian latihan dengan materi 1
20. Kejelasan setiap materi pembelajaran 1
21. Lembar kerja dapat menambah pemahaman 1
siswa
22. Pemberian evaluasi untuk mengukur 1
kemampuan
23. Evaluasi yang berkesinambungan dengan 1
materi yang diberikan
24. Kualitas penyajian materi 1
25. Kualitas evaluasi 1
26. Kualitas evaluasi 1
27. Warna pada buku konsisten 1
b. Merancang angket kepraktisan guru dan peserta didik

Berikut merupakan tabel 3.2 kisi-kisi insturmen kepraktisan buku ajar pada

materi peduli terhadap mahluk hidup:


35

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kepraktisan untuk Guru dan Peserta didik
No. Aspek Insturmen Jumlah butir
Kemenarikan cover modul pjbl
cetak
Kemenarikan gambar pada
1. Kemenarikan modul pjbl cetak 4
Kemenarikan desain modul
pjbl cetak
Kemenarikan tata letak gambar
pada modul pjbl cetak
Modul pjbl cetak mudah
digunakan
2. Kemudahan Tulisan pada bahan ajar cetak 5
mudah dibaca
Penggunaan contoh gambar
pada modul pjbl
mempermudah pemahaman
materi
Bahasa yang digunakan pada
bahan ajar mudah dipahami
Isi materi bahan ajar
menambah pengetahuan
Sumber : Fauzan (dalam Alwi dkk,2020)
3. Development

Pada tahap pengembangan modul berbasis project based learning (PjBL)

ini perencanaan tersebut akan direalisasikan dengan membuat produk penelitian

dan pengembangan. Sebagaimana meliputi kegiatan penyusunan modul ajar cetak.

Kegiatan pengumpulan bahan/materi bahan ajar, pembuatan gambar-gambar

ilustrasi, pengetikan, dan lain sebagainya.

a. Bahan Ajar

Setelah merancang dan menyusun bahan dan refrensi dalam membuat


36

modul berbasis proyek ini menggunakan Microsoft Word. Dimulai dengan

mengembangkan isi materi yang ada pada tema 4 kewajiban dan hakku

subtema 2 kelas III Sekolah Dasar.

b. Validasi dan Revisi

Modul berbasis proyek ini dalam bentuk cetak tersebut divalidasi kepada

validator. Pada penelitian ini terdapat validator media yaitu : ahli media/materi

I dan ahli materi/media II. Setelah melakukan validasi selanjutnya dilakukan

revisi sesuai dengan komentar dan saran berdasarkan angket yang diberikan

oleh validator untuk memperbaiki produk sebelum diuji cobakan.

Data yang dianalisis sebagai dasar dari penilaian lembar validasi diubah

menjadi interval. Skala penilaian terhadap bahan ajar yang dikembangkan

yaitu sangat valid (5), valid (4), kurang valid (3), tidak valid (2), dan sangat

tidak valid (1). Menurut Widoyoko (2018, h.114) menyatakan bahwa untuk

mengetahui peringkat terakhir untuk butir yang bersangkutan dapat dilakukan

dengan menggunakan pendekatan rata-rata skor, yaitu jumlah skor jawaban

seluruh responden dibagi dengan jumlah butir instrument.

Berdasarkan hal tersebut dirumuskan perhitungan nilai rata-rata sebagai

berikut:

Π = ∑x ÷ (n × a)
Keterangan :
Π = nilai rata-rata
∑x = jumlah responden
n = jumlah responden
a = jumlah butir instrument

Analisis nilai rata-rata menggunakan jenjang kriteria validitas. Jenjang

kriteria tersebut berdasarkan pada skala penilaian yang digunakan yaitu skala
37

terendah 1 sampai skala tertinggi 5. Selanjutnya skala tersebut dikelompokan

ke dalam 5 kelas dengan rentangan yang sama. Penentuan rentangan masing-

masing kelas dilakukan dengan selisih skala tertinggi dan terendah kemudian

dibagi dengan skala tertinggi. (Widoyoko,2018, h.111).

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎ℎ


Jarak interval (i) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Hasil perhitungan interval tersebut kemudian dapat dibuat tabel

jenjang kriteria validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini berikut.

Tabel 3.3
Jenjang Kriteria Validitas

Nilai Jenjang Kriteria Validasi


4,2 < x ≤ 5,0 Sangat Valid
3,4 < x ≤ 4,2 Valid
2,6 < x ≤ 3,4 Kurang Valid (revisi)
1,8 < x ≤ 2,6 Tidak Valid (revisi total)
1,00 ≤ x ≤ 1,8 Sangat Tidak Valid (revisi total)

4. Implementation

Pada tahap implementasi modul berbasis project based learning (PjBL)

bahan ajar yang telah dikembangkan dan direvisi sesuai dengan validator. buku

ajar akan diterapkan pada tahap implementasi atau ujicoba. Sehingga pada tahap

ini uji coba dilakukan sebanyak dua kali pada tahap pertama yaitu skala kecil

sebanyak 10 orang peserta didik dan skala besar sebanyak 20 orang pesera didik

yang menjadi sampel uji coba. Ujicoba dilakukan secara langsung di Sekolah

Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara pada kelas III. Saran, komentar, dan reaksi
38

yang diperoleh dari peserta didik sehingga dapat produk yang layak digunakan

dalam pembelajaran.

5. Evaluation

Tahap terakhir merupakan evaluasi buku ajar/bahan ajar cetak pada materi

peduli terhadap lingkungan. Pada tahap evaluasi peneliti dapat memperoleh

informasi kepraktisan buku ajar dalam pembelajaran. Data tersebut didapatkan

dari menyebarkan angket respon dari peserta didik dan guru. Data dianalisis

berdasarkan hasil penyebaran angket, kemudia data tersebut dikonversi

berdasarkan skala likert yang terdiri dari lima tingkatan. Skala penilaian tersebut

terdiri dari ; (1) sangat tidak praktis, (2) tidak praktis, (3) cukup praktis, (4) praktis,

(5) sangat praktis.

Analisis data nilai rata-rata tersebut digunakan jenjang kriteria validitas

berdasarkan skala likert yang terdiri dari 5 skala. Skala penilian tersebut

menghitung (1) sebagai skala terendah dan (5) skala tertinggi dengan

menggunakan perhitungan jenjang yang sama.

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎ℎ


Rumus : Jarak interval (i) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Dari hasil perhitungan interval maka didapat nilai jenjang kriteria, kemudian

nilai tersebut akan dibuat kedalam tabel jejang kriteria kepraktisan dengan jenjang

rentang 0,8 berikut.


39

Tabel 3.4
Jenjang Kriteria Kepraktisan

Nilai Jenjang Kriteria Kepraktisan


4,2 < x ≤ 5,0 Sangat praktis
3,4 < x ≤ 4,2 Praktis
2,6 < x ≤ 3,4 Kurang praktis (revisi)
1,8 < x ≤ 2,6 Tidak praktis (revisi total)
1,00 ≤ x ≤ 1,8 Sangat tidak praktis (revisi total)
Maka diperoleh tingkat kepraktisan bahan ajar berdasarkan kriteria penilaian

pada tabel 6 sebagai berikut.

a. Produk modul pjbl yang dikembangkan dinyatakan sangat praktis apabila

diperoleh skor rata-rata diatas 4,2.

b. Produk modul pjbl yang dikembangkan dinyatakan praktis apabila

diperoleh skor rata-rata 3,4 sampai 4,2.

c. Produk modul pjbl yang dikembangkan dinyatakan kurang praktis apabila

diperoleh rata-rata skor diatas 2,6 sampai 3,4.

d. Produk modul pjbl yang dikembangkan dinyatakan tidak praktis apabila

diperoleh rata-rata skor diatas 1,8 sampai 2,6.

e. Produk modul pjbl yang dikembangkan dinyatakan sangat tidak praktis

apabila diperoleh rata-rata skor diatas 1,8 ke bawah.

Penelitian pengembangan modul pjbl ini ditetapkan untuk nilai kepraktisan

produk minimal kriteria “Baik”. Sehingga produk yang dikembangkandinyatakan

praktis apabila hasil akhir penilaian ahli media minimal adalah “Baik”.
DAFTAR PUSTAKA

Afriana, J. (2015). Project Based Learning, Makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah pembelajaran IPA Terpadu. Bandung: Pendidikan IPA Sekolah
Pascasarjana UPI. Bandung.

Alwi, Z. Ernalida, & Lidya, Y. (2020). Kepraktisan Bahan Ajar Perencanaan


Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter dan Saintifik. Jurnal
Pendidikan dan Bahasa Sastra Indonesia. 16(1), 10-12. Diunduh di
https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/article/view/2312/1804

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat


Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menegah, Direktorat
JenderalPendidikan Menegah Atas Diunduh dari
https://erickbio.files.wordpress.com/2012/09/09/panduan-
pengembangan-bahan-pelajaran1.doc
Fauzan, A., Plomp, T., & Gravemeijer, K. P. E. (2013). The Development of an
Grant., MM. & Tamim. R. Suha. (2016). Definisi kegunaan studi kasus
guru yang melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Jurnal
interdispliner pembelajaran berbasis masalah. Vol.7. 2013.
Diunduh dihttps://doc.lib.purdue/ijpbl/vol/iss2/3.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hidayat, A. S., Dlis, F., & Hanief, S. (2021). Pengembangan Model Pembelajaran
Atletik Nomor Lari Berbasis Permaianan pada Siswa Sekolah Dasar.
Jawa Tengah: Sarnu Untung.

Hosnan, 2014. Pendidikan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran Abad 21.
Ghalia Indonesia.

Juhaini. (2016). Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Hukum Newton untuk


Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di MAN Model Banda
Aceh. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol-04, No. 02. Hlm 180-190.
http://jurnal.unsyiah.ac.id

Kadir, A., & Asrohah, H. (2014). Pembelajaran Tematik. Jakarta: Raja Grafindo.

Kurniati, E. (2016). Permainan Tradisional dan Perannya dalam


MengembangkanKeterampilan Sosial Anak. Jakarta: Kencana.

Kurniawan, C., & Kuswandi, D. (2021). Pengembangan E-Modul Sebagai Media


Literasi Digital pada Pembelajaran Abad 21. Jawa Timur: Academia

40
41

Publication.

Lubis, M. A., & Azizan, N. (2020). Pembelajaran Tematik SD/MI. Jakarta:


Kencana.

Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Sipetu, P.B. (2015). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Majid, A. (2017). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Mujiarti, L. (2020). Pengembangan Buku Ajar Penelitian Pembelajaran


Bahasadan Sastra Indonesia Berbasis Penguatan Konseptual. Vol. 3
No. 2.Diunduh
https://jurnal.pbsi.unibabpn.ac.id/index.php/BASATAKA/article/view/8
8

Nieveen, N (1999). Desain Apporaches and Tool in Education and Training.


Jerman: Springer Sciene Busniess Media.

Nurfitriyani, M. (2016). Model Pembelajaran project based learning terhadap


kemampuan pemecahan masalah matematika. Formatif: jurnal ilmiha
pendidikan MIPA. Vol.6, No. 2. Diunduh di
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/formatif/article/view/950.

Penggabean, N. H., & Danis, A. (2020). Desain Pengembangan Bahan Ajar


Berbasis Sains. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Prastowo, A. (2018). Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar. Depok:


Prenadamedia Group. Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat
Bahan Ajar Inovatif. Jakarta: Kencana.

Prastowo, A. (2018). Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar. Depok:


Prenadamedia Group. Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat
Bahan Ajar Inovatif. Jakarta: Kencana

Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT Raja Gravindo


persada.

Sanjaya, W. (2008). Perencaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


42

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian & Pengembangan Research and


Development. Bandung: Alfabeta

Tim Dosen FKIP. (2019). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Edisi Revisi. Pontianak:
Edukasi Press FKIP Untan.

Tjiptiany, N, E., dkk. (2018). Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika


dengan Pendekatan Inkuiri untuk Membantu Siswa SMA Kelas X dalam
Memahami Materi Peluang. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan. Vol-1, No. 10. Diunduh
di http://journal.um.ac.id/index.php./jptpp/article/view/6973.

Vebrianto, R., Husna, L. A., Nupus, H. N., Aries, D., Fitrika., Anjani, G. (2021).
Bahan Ajar IPA Berbasis Project Based Learning (PjBL) Versi Daring.

Widoyoko. (2018). Teknik Penyusunan Instrument Penelitian. Yogyakarta:


pustakabelajar.

Yoga. A, (2019). Desain System Pendidikan Abad 21. Bogor: CV


RAGAMULYA INSTITUTE.
43

Lampiran 1.

Pedoman Wawancara Guru kelas III SDN 09 Pontianak Tenggara

No. Pertanyaan Jawaban


1. Kurikulum apa yang digunakan Kurikulum 2013 untuk kelas 2,3,5
di SDN 09 Pontianak Tenggara? dan 6 kurkulum merdeka untuk
kelas 1, dan 4.
2. Berapa KKM di SDN 09 Beberapa Mata Pelajaran ada 75,
Pontianak Tenggara? dan ada juga 80.
3. Permasalahan apa yang biasa ibu Kesulitan dalam menyampaikan
hadapi di kelas? materi karena waktu yang terbatas
4. Bagaimana cara ibu mengatasi Dengan memanfaatkan waktu
permasalahan tersebut? sebaik mungkin agar lebih efesian
5. Bahan ajar/sumber belajar apa Buku tematik dan LKS,
yang biasa ibu gunakan untuk
menyampaikan materi?
6. Apakah Modul PJBL tersebut Belum karena mungkin masih
sudah efektif untuk terbatas
menyampaikan materi?
7. Pada saat menggunakan bahan Iya, terdapat karena waktu belajar
ajar apakah terdapat kendala? mungkin masih belum maksimal
8. Bagaimana respon peserta didik Ada yang mersepon dengan baik
pada saat ibu menggunakan buku dan ada juga yang masih kurang
ajar tersebut? mengerti
9. Apakah ibu pernah Belum pernah
menggunakan sumber belajar
selain buku, seperti Modul
PJBL?
10. Apakah dengan inovasi Insya Allah saya tertarik
penggunaan Modul PJBL ibu
tertarik untuk menggunakannya?

Pontianak, 04 juni 2022

Hj. Uray juniarti, S.Pd.


44

Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA PESERTA DIDIK

Identitas responden
Nama :
Kelas :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah pembelajaran tematik yang


kamu terima menyenangkan?
2. Apakah kamu mendengarkan ketika
guru menjelaskan?

3. Apakah kamu bertanya jika terdapat


materi yang belum kamu pahami?

4. Apakah dalam pembelajaran guru


pernah menggunakan media berupa
aplikasi pembelajaran?

5. Bagaimana pendapatmu jika guru


menggunakan aplikasi
pembelajaran saat mengajar?
45

Lampiran 3
LEMBAR VALIDASI AHLI MEDIA
Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning (PjBL) Pembelajaran
Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.
Nama validator :
Pendidikan :
Bidang Keahlian :
1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom nilai sesuai dengan penilaian anda
Keterangan:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
2. Berilah catatan jika diperlukan untuk memperbaiki produk.
Nilai
No Aspek penilian Catatan
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan cover
2. Kemenarikan tata letak gambar cover

3. Kemenarikan gambar pada cover


4. Kemenarikan desain layout pada
modul pjbl
5. Kesesuaian pemilihan ukuran dan
jenis huruf
6. Kesesuaian materi dengan
kompetensi dasar
7. Kemenarikan tata letak gambar pada
cover
8. Kesesuaian tujuan pembelajaran
dengan materi
9. Kesesuaian tujuan pembelajaran
dengan evealuasi
10. Materi yang disajikan sesuai dengan
lingkup siswa
46

11. Kesesuaian informasi pendukung


12. Kesesuaian lembar kerja dengan
muatan pelajaran
13. Ketepatan menentukan ukuran
gambar
14. Ketepatan penggunaan gambar pada
setiap materi
15. Ketepatan penggunaan bahasa
16. Penyajian materi yang sistematis
17. Kedalaman materi
18. Petunjuk modul pjbl mudah
dipahami
19. Kesesuaian latihan dengan materi
20. Kejelasan setiap materi
pembelajaran
21. Lembar kerja dapat menambah
pemahaman siswa
22. Pemberian evaluasi untuk
mengukur kemampuan
23. Evaluasi yang berkesinambungan
dengan materi yang diberikan
24. Kualitas penyajian materi
25. Kualitas evaluasi

3. Kesimpulan Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning (PjBL)


Pembelajaran Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara:
1. Tidak layak
2. Layak untuk diujicobakan dilapangan tanpa revisi
3. Layak untuk diujicobakan dilapangan dengan revisi
(Mohon di lingkari pada poin yang sesuai dengan kesimpulan)
47

Lampiran 4
LEMBAR ANGKET KEPRAKTISAN OLEH GURU
Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning (PjBL) Pembelajaran
Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.
Nama Guru :
Pendidikan :
1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom nilai sesuai dengan penilaian anda
Keterangan:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3= Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
2. Berilah catatan jika diperlukan untuk memperbaiki produk.
No. Aspek Aspek penilian Nilai Catatan
1 2 3 4 5
Kemenarikan cover pada
modul pjbl
Kemenarikan gambar pada
cover modul pjbl
Kemenarikan desain modul
1. Kemenarikan
pjbl
Kemenarikan tata letak
gambar pada modul pjbl
modul pjbl mudah
digunakan
Tulisan pada modul pjbl
mudah dibaca
Penggunaan contoh gambar
pada modul pjbl
2. Kemudahan mempermudah pemahaman
materi
Bahasa yang digunakan
pada bahan ajar mudah
dipahami
Isi materi modul pjbl
menambah pengetahuan
48

3. Kesimpulan Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning (PjBL)


Pembelajaran Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara:
a. Tidak layak
b. Layak untuk diujicobakan dilapangan tanpa revisi
c. Layak untuk diujicobakan dilapangan dengan revisi (Mohon di lingkari
pada poin yang sesuai dengan kesimpulan)
49

Lampiran 5
LEMBAR ANGKET KEPRAKTISAN OLEH SISWA
Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning (PjBL) Pembelajaran
Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.
Nama Siswa :
Kelas :
1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom nilai sesuai dengan penilaian anda
Keterangan:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3= Cukup
1= Kurang
1 = Sangat Kurang
2. Berilah catatan jika diperlukan untuk memperbaiki produk.
No. Aspek Aspek penilian Nilai Catatan
1 2 3 4 5
Kemenarikan modul pjbl
ajar cetak
Kemenarikan gambar pada
cover modul pjbl
Kemenarikan desain modul
1. Kemenarikan
pjbl
Kemenarikan tata letak
gambar pada pjbl
Modul pbjl mudah
digunakan
Tulisan pada modul pjbl
cetak mudah dibaca
Penggunaan contoh gambar
pada modul pjbl
2. Kemudahan mempermudah pemahaman
materi
Bahasa yang digunakan
pada modul pjbl mudah
dipahami
Isi materi modul pjbl
menambah pengetahuan
50

3. Kesimpulan Pengembangan Modul Berbasis Project Based Leaning


(PjBL)Pembelajaran Tematik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak
Tenggara:
a. Tidak layak
b. Layak untuk diujicobakan dilapangan tanpa revisi
c. Layak untuk diujicobakan dilapangan dengan revisi (Mohon di lingkari
pada poin yang sesuai dengan kesimpulan)
51

Lampiran 6

RIWAYAT HIDUP

Ego Rikado, lahir pada 11 Desember


2000 di Desa Nanga Semangut,
Kecamatan Bunut hulu, Kabupaten
Kapuas Hulu, berjenis kelamin laki-laki.
Biasanya dipanggil Ego. Merupakan
putra kedua dari bapak Raji’i dan ibu
Nurhasanah. Penulis beragama Islam dan
bertempat tinggal saat ini di Jalan
Mohammad Yamin,
Gang Kencana, No 27. Pendidikan yang ditempuh oleh penulis
adalah SDN 01 Nanga Semangut, SMPN 02 Bunut hulu, dan SMAN
1 Bunut Hulu kelulusan tahun 2018. Saat ini penulis tercatat sebagai
salah satu mahasiswa progam studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tanjungpura.

Anda mungkin juga menyukai