Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BERBANTUKAN MEDIA VIDEO ANIMASI TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
TEMATIK DI KELAS III SDN 432 WALENNA

SARTIKA
1901414284

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2

2023
PROPOSAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


BERBANTUKAN MEDIA VIDEO ANIMASI TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
TEMATIK DI KELAS III SDN 432 WALENNA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo

SARTIKA
1901414284

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2

2023
PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning


Berbantukan Video Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Tematik Dikelas III Sdn 432 Walenna
Nama : Sartika
NIM : 1901414284
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Telah diseminarkan pada:


Hari/Tanggal :
Tempat :

Disetujui untuk melakukan penelitian.

Menyetujui,

Pembimbing II Pembimbing I

Jusrianto, S. Pd., M.Pd. Sunardin., S.Pd., M.Pd.


Tanggal: tanggal:

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Iin Dwi Aristy Putri, S.K.M., M.Kes.


NIDN. 0927019601
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalah sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantukan Video Animasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Dikelas III Sdn 432
Walenna”.
Penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
tulus kepada kedua orang tua atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang
serta doa restunya yang luar biasa buat keberhasilan penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Cokroaminoto Palopo.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan hingga saat ini akan sangat sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan proposal ini karena banyaknya tantangan baik dari segi
kemampuan penulis, bahasa, literatur maupun waktu yang tersedia. Akan tetapi,
berkat petunjuk dan arahan dari pembimbing serta pihak-pihak yang mendukung
penulis, maka proposal ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rahman Hairuddin, S. P., M. Si., Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo.
2. Dr. Sehe, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Cokroaminoto Palopo.
3. Iin Dwi Aristy Putri, S. K.M., M. Kes., Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Sunardin., S.Pd., M.Pd., Pembimbing I atas segala saran dan kritikan guna
pengembangan isi proposal ini.
5. Jusrianto, S. Pd., M. Pd., Pembimbing II yang selalu memberikan kritik dan
saran dalam penulisan proposal ini.
6. Semua dosen dan staf Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Cokroaminoto Palopo yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan proposal.

iii
8. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebut namanya satu per satu,
terima kasih atas bantuan kalian.
Semoga arahan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal
ibadah bagi keluarga, bapak dan rekan-rekan sehingga memperoleh balasan yang
lebih baik dari Tuhan. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan proposal atau tulisan penulis berikutnya.
Semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai
sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan, khususnya Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD).

Palopo, Juni 2023

Sartika

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PENGESAHAN PROPOSAL.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori.................................................................................... 5
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan........................................................ 22
2.3 Kerangka Pikir................................................................................ 25
2.4 Hipotesis ........................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian............................................................................... 27
3.2 Desain Penelitian............................................................................ 27
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 27
3.4 Satuan Eksperimen dan Perlakuan.................................................. 27
3.5 Variabel Penelitian.......................................................................... 28
3.6 Definisi Operasional Vatiabel......................................................... 28
3.7 Prosedur Penelitian......................................................................... 29
3.8 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 30
3.9 Teknik Analisis Data...................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 34
LAMPIRAN..................................................................................................... 35

v
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Desain penelitian one group pretest-posttest ............................................... 27
2. Tingkat penguasaan materi dan kategori...................................................... 31
3. Interpretasi gain ternomalisasi...................................................................... 31
4. Kriteria ketuntasan minimum (KKM).......................................................... 32

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka pikir.............................................................................................. 25

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara(Undamg-Undang nomor 20 tahun 2003).

Kurikulum 2013 bersifat tematik integratif yang mengambil pokok bahasa


pelajaran berdasarkan tema dengan menggabungggkan beberapa pelajaran
menjadi satu tanpa memberi tahu siswa. Tentunya pada kurikulum ini
pembelajaran disekolah dasar tidak berdiri sendiri lagi melainkan menjadi
pembelajaran tematik yang memuat semua mata pelajaran. Pembelajaran tematik
adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu dan
kemudian dielaborasikan dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai mata
pelajaran yang biasa diajarkan disekolah. (Pembelajaran tematik Dr. H. Abd.
Kadir 2015)

Pembelajaran terpadu /tematik menawarkan model-model pembelajaran


yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa,
baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiry secara
aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan
memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya
mengerti dan memahami dunia kehidupannya.

Kurangnya media pembelajaran yang menarik untuk menunjang


pembelajaran secara mandiri menjadi dasar rendahnya hasil belajar siswa. Dalam
penggunaan media cenderung menyebabkan siswa cepat merasa bosan. Salah satu
karakteristik siswa sekolah dasar adalah ingin tahu, ingin belajar, realistis, dan
menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan permainan maupun video
animasi, sehingga dalam hal ini guru harus memberikan suatu nuansa baru
didalam teknik pembelajaran tematik.
2

Dalam pendidikan, animasi digunakan sebagai media pmbelajaran modern,


terutama untuk menggambarkan sesuatu materi yang tidak muda dijelaskan secara
verbal. Dalam hiburan, animasi digunakan sebagai media hiburan dalam proses
pembelajaran agar tidak jenuh saat melihat materi pelajaran yang diberikan oleh
pendidik, terlebih lagi media pembelajaran berbasis animasi ditambah suara narasi
yang memberikan materi membuat ketertarikan dalam proses pembelajaran
(Sumarni, 2018).

Video animasi merupakan salah satu media audio visual yang mengajikan
dalam bentuk gambar dan suara. dengan menggunakan media video animasi siswa
dapat memahami dan menngingat pembelajaran yang disajikan khususnya pada
pembelajaran tematik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di sekolah SDN 432 Walenna,


dimana kondisi di dalam kelas begitu pasif,kebanyakan dari siswa hanya
mengobrol atau memilih bermain dengan teman sebangkunya dibandingkan
memperhatikan materi yang diajarkan . Selain siswa,peneliti melihat guru sekedar
mengajar terfokus pada buku paket yang ada,dengan metode ceramah dan tanya
jawab yang digunakan tidak adanya variasi dalam cara mengajarnya,tanpa tahu
apakah cara yang diajarkan sudah sesuai dan dipahami oleh siswanya atau
sebaliknya. Keadaan tersebut membuat proses pembelajaran menjadi tidak efektif,
metode yang diterapkan guru tidak sesuai dengan pembelajaran tematik yang
berakibat pada hasil belajar siswa menjadi rendah.

Hasil wawancara kepada walikelas III yang dilakukan oleh peneliti


diperoleh, bahwa hasil tes siswa rata-rata dibawah dari KKM (70). Rendahnya
hasil belajar diakibatkan kurangnya variasi dalam mengajar,ceramah dan Tanya
jawab menjadi makanan sehari-hari yang diberikan oleh guru pada siswanya. Jika
hasil belajar yang diperoleh memenuhi standar, hasil tersebut menunjukkan
berhasilnya seorang guru dalam penyampaian materi dalam proses pembelajaran.
Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika guru menggunakan media pembelajaran
yang menarik perhatian siswa, sehingga mereka lebih termotivasi dan semangat
dalam memperoleh pelajaran.
3

Peneliti ingin menggunakan media video animasi untuk pembelajaran


tematik pada penelitian ini. Media video animasi merupakan solusi bagi guru
dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar, siswa yang
semula rendah dapat berubah menjadi tinggi. Hal ini dapat terjadi karena siswa
dapat melihat, dan mendengarkan meteri pembelajaran dengan jelas. Manfaat dari
penggunaan media video animasi dalam pembelajaran tematik tidak hanya
dirasakan siswa tetapi juga dapat dirasakan oleh guru yaitu tidak perlu
menghabiskan waktu lama untuk menjelaskan materi pembelajaran.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka muncul
problema dengan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pengaruh model pembelajaran discovery learning


berbantukan media video animasi terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik dikelas III sdn 432 walenna?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran discovery learning berbantukan
media video animasi terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik
dikelas III sdn 432 walenna?

1.3 Tujuan penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagiamana gambaran pengaruh model pembelajaran
discovery learning dengan berbantukan media video animasi terhadap hasil
belajar pada pembelajaran tematik kelas III sdn 432 walenna.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning
berbantukan media video animasi terhadap hasil belajar pada pembelajaran
tematik kelas III sdn 432 walenna.

1.4 Manfaat penelitian


Diharapkan penelitian ini dapat nantinya bermanfaat dari beberapa pihak
yang akan menggunakan yakni :
4

1. Bagi Peneliti
Sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama duduk di bangku
perkuliahan dan sebagai pengalaman untuk bekal terjun dalam dunia
pendidikan dan pengembangan pengetahuan perihal pendidikan.

2. Bagi Akademik
Bagi dunia akademik adalah sebagai bahan referensi yang berguna dalam
penelitian-penelitian di masa yang akan datang.

3. Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru diharapkan dapat memberikan informasi
terkait tentang penerapan media video animasi yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik.

4. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan kualitas dalam pembelajaran.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Hasil belajar
a. Pengertian belajar
Belajar adalah kegiatan peserta didik melalui pengalaman yang dialami
sehingga diharapkan dapat merubah tingkah lakunya.kegiatan tersebut dialami
adalah oleh peserta didik tersebut, sehingga yang sangat menentukan hasil atau
tidaknya belajar tergantung pada peserta didik itu sendiri. Peserta didik dalam
peroses belajarnya berinteraksi degan lingkugan sebagai sumber belajarnya,
misalnya tumbuhan hewan dan benda-benda mati lainya (memel 2019).
Belajar suatu kata yang sudah cukup akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata-kata
yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keiginan. Muhamad
Afandi (2013)
Menurut Spears (dalam Hamdani, 2011:20) belajar adalah mengamati,
membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti
petunjuk.
Dalam hal ini peneliti dapat menyimpulkan belajar merupakan kegiatan
yang dapat dilakukan oleh setiap individu dalam proses belajar dapat diterima
dimana saja dan kapan saja sebagai bentuk perubahan pada tingkah laku yang
terdiri aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
b. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah
menyelesaikan latihan-latihan dalam pembelajaran. Perubahan yang terjadi dari
diri siswa baik menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor. Perubahan
perilaku yang dapat diukur digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi siswa dan
guru untuk melihat apakah siswa telah lulus atau tidak (Nugraha et al.,2020).
Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari hasil pengukuran
aspek kognitif, efektik dan psikomotor. Pengukuran hasil belajar aspek kognitif
6

diukur melalui teknik tes, sedangkan pengukuran proses belajar dapat diukur
melalui aspek afektif, dan psikomotor. (Sri Setianingrum 2018).
Standar proses pendidikan disekolah dasar berdasarkan permendikbut
nomor 22 tahun 2016, proses pembelajaran yang dilakukan sepenuhnya diarahkan
pada pengembangan ranah sikap, ranah pengetahuan, ranah keterampilan secara
utuh. Usia sekolah dasar umumnya 7 sampai 12 tahun masuk pada tahap
operasional kongret dimana siswa belum bisa memahami abstrak, segala sesuatu
akan bermakna jika dikaitkan dengan benda nyata yang mereka jumpai dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Untuk itu pembelajaran yang cocok disekolah
dasar menggunakan pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu
merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagi kompetensi
dari berbagai muatan pembelajaran ke dalam satu tema. Selain itu siswa juga
disiapkan dengan kemampuan untuk menerapkan sebagai suatu keterampilan
dalam hidup sehari-hari sebagai aplikasi dari kemampuan baca tulis, berhitung
dan literasi.
Menurut Robert Gagne (dalam Irwandi 2020) hasil belajar digolongkan atas
lima ranah yaitu:
1) Informasi verbal
2) Keterampilan intelektual.
3) Strategi kognitif.
4) Sikap
5) Keterampilan motorik.
Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi semakin pesat dan
sangat membantu masyarakat, terutama di pendidikan. Kehadiran teknologi,
informasi, dan komunikasi membantu para masyarakat di berbagai aspek
kehidupan seperti politik, budaya, social, ekonomi, dan pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi, dan komunikasi selalu menuntut dunia
pendidikan agar bisa memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi.
Teknologi digunakan untuk memecahkan dan meyelesaikan masalah yang
muncul dalam dunia pendidikan (Angga et al.,2020). Pembelajaran tematik
merupakan pendekatan pembelajaran yang di bagi beberapa kompetensi dasar dan
indicator serta disatukan dengan satu tema (Siddiq et al.,2020). (Siddiq et
7

al.,2020) berpendapat bahwa siswa harus terlibat aktif dan berpotensi


memecahkan masalah, sehingga menimbulkan krativitas dan berpartisipasi dalam
pemecahan masalah. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan saat pembelajaran
tematik yaitu, menyusun penerapan pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian
pembelajaran (Antika et al., 2019), (Siddiq et al.2020)
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jarak dari kata medium. Medium dapat
didefenisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima Batasan mengenai pengertian media yakni media yang
digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2016).
Menurut Arsyad (2017) “Media pembelajaran merupakan komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Kehadiran media
mempunyai arti yang sangat penting di dalam kegiatan mengajar karena
ketidakjelasan bahan yang disampaikan guru dapat dibantu dengan menggunakan
media, kerumitan materi pelajaran yang akan disampaikan guru kepada anak didik
dapat disederhanakan dengan bantuan media. Dengan memanfaatkan media akan
memberikan gambaran pada siswa dengan jelas dan menyerupai dengan aslinya.
salah satunya yaitu dengan penerapan media video animasi.

Media menurut Sadirman (2014) adalah segala sesuatu yang disampaikan


untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
Secara umum, media pembelajaran merupakan alat bantu yang di gunakan
untuk mendukung dan mempermudah dalam pemahaman dalam menyampaikan
materi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pendidik harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media
pengajaran, antara lain:
1) Media sebagai alat komunikasi berguna untuk mengefektifkan proses
pembelajaran.
2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
8

3) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.


4) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
5) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
6) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.
7) Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Jadi, menurut peneliti media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai
seperangkat alat yang digunakan guru untuk memudahkan dalam penyampaian
materi, meningkatkan gairah belajar siswa sehingga tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Media pembelajaran dalam penelitian ini
digunakan untuk membantu pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswa
agar siswa lebih mudah tertarik dan memahami materi.
Pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis terhadap
peserta didik. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara pendidik dengan peserta didik sehingga
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Menurut Sudjana dan Rivai yang dikutip dari buku Syafruddin Nurdin dan
Adriantoni, mengemukakan manfaat media pembelajaran antara lain :
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya dan memungkinkan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi.
4) Peserta didik menjadi lebih aktif, dengan mengamati, melakukan,
memerankan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Menurut Irwandi dan Siti Juriah, manfaat media pembelajaran sebagai
berikut:
1) Membangkitkan semangat belajar peserta didik.
2) Membantu keefektifan proses pembelajaran.
3) Meningkatkan mutu pendidikan.
4) Meminimalisir sifat pendidik yang masih tradisional atau kaku.
9

5) Pembelajaran yang lebih logis dan sistematis.


6) Pembelajaran lebih konkrit.
7) Memperjelas pesan yang disampaikan.
8) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan minat dan bakat.
9) Terjadinya interaksi yang lebih antara guru dengan peserta didik.
10) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga.
b. Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Rohman (2013) jenis terdapat macam-macam media pembelajaran,
yaitu;
1) Media visual
2) Media audio
3) Media proyeksi diam
4) Media audio visual
5) Media cetak.
Menurut Ibrahim (dalam Daryanto, 2013), media pembelajaran
dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan
perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi,
media tanpa proyeksi tiga dimensi, media audio, media proyeksi, televisi, video,
dan komputer.
Menurut Sanjaya (2015) mengklasifikasikan media pembelajaran ke dalam
beberapa klasifikasi.
Dilihat dari sifatnya, media pembelajaran dibagi ke dalam :
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti : radio dan rekaman suara.
2) Media visual, media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara. Misalnya foto, lukisan, gambar, dan media grafis.
3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya: rekaman video,
film, slide suara. Kemampuan media ini dianggap lebih menarik sebab
mengandung unsur suara dan unsur gambar.
Dari beberapa uraian pengelompokkan media pembelajaran diatas, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran itu secara umum dibagi atas media cetak,
10

media audio, media visual, dan media audio-visual. Media pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kategori audio visual yaitu berupa video
pembelajaran.
c. Kelebihan Media Pembelajaran
Kustandi (2013) mengungkapkan beberapa keuntungan apabila
menggunakan media video dalam pembelajaran, yaitu:
1) Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika
siswa berdiskusi, membaca, dan praktik.
2) Video dapat menunjukan objek secara normal yang tidak dapat
dilihat,seperti kerja jantung ketika berdenyut.
3) Mendorong dan meningkatkan motivasi siswa serta menanamkan sikap dan
segi afektif lainnya.
4) Video mengandung nilai-nilai positif yang dapat mengundang pemikiran
dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5) Video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok
kecil dan kelompok yang heterogen atau perorangan.
Daryanto (2013) mengungkapkan beberapa keuntungan bila menggunakan
media video dalam pembelajaran, yaitu ukuran tampilan video sangat fleksibel
dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, video bahan ajar non cetak yg kaya
informasi dan lugas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung, video
menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Ada tiga alasan mengapa
perlu menggunakan media video dalam pembelajaran, yaitu:
1) Pesan yang disampaikan lebih menarik perhatian, perhatian inilah yang penting
dalam proses belajar, karena adanya perhatian akan timbul
rangsangan/motivasi belajar
2) Pesan yang disampaikan lebih efisien. Gambaran visual dapat
mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan nyata, oleh karena itu dapat
mempercepat pemahaman pesan secara lebih komprehensif
3) Pesan visual lebih efektif dalam arti penyajian visual dapat membuat siswa
lebih berkonsentrasi.
Dari beberapa pendapat diatas,maka dapat disimpulkan bahwa media video
pembelajaran memiliki beberapa kelebihan bila digunakan.
11

d. Kelemahan Media Pembelajaran


Kustandi (2013) mengungkapkan beberapa keterbatasan dalam
menggunakan media video pembelajaran yaitu: pengadaan video umumnya
memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang banyak, pada saat diputarkan
video gambar dan suara akan berjalan terus sehingga tidak semua siswa mampu
mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut, video yang
tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan
kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Daryanto (2013) mengungkapkan beberapa kelemahan media videp
pembelajaran, yaitu:
1) Fine details, tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil kecilnya.
2) Size information, tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang
sebenarnya.
3) Third dimention, gambar yang ditampilkan dengan video umumnya
berbentuk dua dimensi.
4) Opposition, artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan
timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihat.
5) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk
menampilkannya.
6) Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Dari beberapa pendapat diatas selain memiliki banyak kelebihan, media
video juga memiliki kelemahan atau keterbatasan. Dalam penelitian video tidak
dapat menampilkan ukuran objek yang sebenarnya, material pendukung video
juga membutuhkan alat proyeksi seperti LCD proyektor, komputer/laptop,
speaker, roll kabel, dan memerlukan biaya yang tidak sedikit bila membuat media
ini atau mengadakan media video pembelajaran ini.
3. Media Video Animasi
Media video animasi merupakan jenis media visual audio karna terdapat
gerakan gambar dan suara. Pembelajaran audio visual didefinisikan sebagai
produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui
penglihatan dan pendengaran secara ekslusif tidak selalu harus bergantung kepada
pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenisnya.
12

Menurut Irwandi (2020) menyatakan bahwa media yang baik digunakan


adalah media yang memberikan penggalaman langsung dalam proses pembelajara.
Media merupakan saluran atau perantaran untuk disampaikan informasi atau
pesan.informasi atau pesan bisa disampaikan kepada audirnnya bila ada pengantar
atau penyalurnya. Media adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Jenis media pembelajaran ke dalam empat bagian, yakni: (1) media visual,
(2) media audio, (3) media video-visual, (4) dan multimedia (Asyhar, 2011).
Video animasi termasuk kedalam jenis multimedia karena menyajikan unsur
lengkap media seperti suara, gratis, dan teks. Media video mampu mengambarkan
suatu objek yang dapat bergerak bersamaan suara alami maupun buatan, dapat
menyajikan informasi tanpa batas apapun, dapat memaparkan suatu konsep secara
sederhana, mengajarkan suatu keterampilan, menjelaskan terjadinya suatu proses,
memperpanjang ataupun menyingkat waktu, serta mampu mempengaruhi sikap
(Arshad,2014)
Media video animasi pembelajaran dipilih karena berdasarkan temuan dan
penelitian yang digunakan oleh Hsin dan Cigas (2015) telah menunjukkan bahwa
video dapat menjadi media pembelajaran yang sangat efektif. Pemilihan media ini
dilakukan kerena video secara ekonomis lebih murah daripada bahan bahan cetak
harga maupun operasinya (Putri, 2012) serta media video memiliki nila-nilai
tertentu dan sebagian siswa beranggapan bahwa media video itu menarik
(Stockwell, 2015).
Selain dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa dikelas, media video
juga dapat mengklarifikasi ide dan mengilustrasikan konsep sehigga siswa dapat
memperoleh memori jangka panjang dari materi (Cardoso, 2009).Media
pembelajaran yang bersifat inovatif dan menumbuhkan keingintahuan siswa
adalah video animasi yang membantu dan mengembangkan inovasi,
meningkatkan keingintahuan, dan memotivasi siswa. Alasan memilih video
animasi karena video animasi memiliki beragam kombinasi dan berpaduan dengan
konten materi, sehingga siswa bias memahami materi yang disampaikan. Di
samping itu, video animasi dapat mempermudah guru melaksankan pembelajaran.
13

Menurut Pradilasari, (2019) menyatakan bahwa penggunaan media animasi


dalam proses pembelajaran, memiliki keunggulan dan kelemahan diantarnya:
a. Kelebihan
1) Video menambah suatu dimensi baru didalam pembelajaran, video
menyajikan gambar bergerak kepada peserta didik selain suara yang
menyertai.
2) Video dapat menampilakn suatu fenomena yang sulit untuk dilihat secara
nyata.
b. Kelemahan
1) Opposition, Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya
keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.
2) Material pendukung, video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat
menampilkan gambar yang ada di dalamnya. Alat proyeksi yang dimaksud
adalah infocus dan layar.
3) Budger, untuk membuat video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Terkait dengan media pembelajaran, ada beberapa jenis media yang biasa
digunakan dalam proses pengajaran, yaitu;
1) Media grafis meliputi; Gambar, foto, grafik, bagan, poster, kartun,komik,
dan lain-lain;
2) Media tiga dimensi dalam bentuk model meliputi; Model padat, model
penampang, model susun, model kerja dan lain-lain;
3) Media proyeksi meliputi; slide, film stips, fil, penggunaan Over Head
Projector dan lain-lain, serta
4) Media lingkungan (Nana sudjana & Ahmad Rivai, 2002) dengan demikian
metode penggajaran menggunakan media animasi termasuk dalam media
proyeksi.
Selain itu, Lee & Owens (2004) menyebutkan ada empat kelompok media
untuk pembelajaran, yaitu:
1) Visual
2) Auditory
3) Komputer
4) Tactile Or kinaesthetic.
14

Sementara Branch (2009) menyebutkan tiga, yakni auditory, visual, dan


kinaesthetic. Penyampaian materi pelajaran melalui media visual, peserta didik
dapat menggunakan indera penglihatan, meliputi video, grafi, dan teks tertulis
(pada layar computer, papan tulis, wallchart, transpransi, buku, poster). (Johani
et., 2014) kelebihan dan kekurangan dari media video animasi yaitu:
a. Kelebihan media video animasi
1) Video dapat dipakai dalam jangka waktu yang panjang dan kapan pun jika
materi yang terdapat dalam video ini masih relevan dengan materi yang ada
2) Membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan membantu guru
dalam proses pemebelajaran
3) Video pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, dengan cara
mengaksesnya di media omput youtube
4) Media pembelajaran yang omput dan menyenangkan
b. Kekurangan media video animasi
1) Memerlukan biaya yang cukup besar untuk keperluan pembuatan video
pembelajaran
2) Hanya dapat dipergunakan dengan bantuan media computer dan
memerlukan bantuan proyektor dan speaker saat digunakan pada proses
pembelajaran di kelas
3) Memerlukan waktu yang cukup panjang pada proses pembuatan sampai
terciptanya video pembelajaran
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran
lebih menarik, lebih efektif, jumlah waktu mengajar lebih efektif, kualitas belajar
siswa dapat ditingkatkan, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Pembelajaran berbasis multimedia memiliki kelebihan dan kekurangan,
berikut uraian tentang kelebihan dan kekurangannya (Tika Yuliani 2019) dalam
(Rakim, 2008)
a. Kelebihan
1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif
2) Mampu menimbulkan rasa senang selama pembelajaran berlangsung, sehingga
akan menambah motivasi belajarn siswa.
15

3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, ompu, animasi, gambar


atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung sehingga tercapai
tujuan pembelajaran
4) Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak
5) Media penyimpanan yang computer gampang dan fleksibel
b. Kekurangan
1) Biaya computer mahal untuk tahap awal
2) Kemampuan SDM dalam penggunaan multimedia masih perlu ditingkatkan
3) Belum memadainya perhatian dari pemerintah dan
4) Belum memadainya infrastruktur untuk daerah tertentu.
Menurut Asnawir (dalam Switri, 2019) kelemahan media gambar yang
digunakan guru adalah sebagai berikut:
1) Gambar hanya menekankan persepsi indra mata
2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran
3) Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
Hal ini meyebabkan peserta didik jenuh dan malas untuk mengikuti
pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Susanti (2018) jika guru tidak
menggunakan variasi dalam proses pembelajaran, peserta didik akan cepat bosan
dan jenuh terhadap materi pembelajaran. Maka dari itu guru harus benar-benar
menguasai semua katerampilan yang dibutuhkan dalam pelajaran antara lain
menguasai materi memiliki media pembelajaran yang menarik dan bervariasi.
Variasi dalam penggunaan media pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh
guru sala satunya adalah media pembelajaran berupa video berbasis animasi.
Dengan variasi media animasi, peserta didik suka dan tertarik pada media yang
penuh warna. Menurut Martianingsih (dalam Purba, 2020) animasi (kartun)
adalah sala satu bentuk komunikasi grafis, yang menggunakan omput-simbol atau
sikap seseorang terhadap sesuatu kejadian untuk menyampaikan pesan secara
cepat.
Hal ini sejalan dengan pendapat Utami (dalam Ahmadi, Rafid & ibda, 2018)
yang mengatakan bahwa kelebihan media animasi dalam pemeblajaran antara
lain:
16

1) Mampu menyampaikan suatu konsep yang kompleks secara visual dan


dinamik.
2) Mampu menarik perhatian peserta didik dengan mudah.
3) Digunakan untuk membantu menyediakan pembelajaran secara maya.
4) Menjadikan pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan motivasi
serta merangsang pemikiran peserta didik agar lebih berkesan.
5) Memudahkan dalam penerapan konsep ataupun demostrasi. Dengan kata
lain media animasi dapat menampilkan produk dalam desain yang
bervariasi, sehingga membuat peserta didik tidak bosan untuk melihat satu
gambar yang hanya diam. Animasi ini sering digunakan untuk
menyampaikan pesan yang sulit.
Video animasi merupakan sebuah program computer yang digunakan dalam
penyampain materi dengan kombinasi berupa teks, gambar, warna, animasi, dan
audio dengan memiliki kesatuan yang utuh (Antika et al., 2019; Awalia et al.,
2019; Sukarini & Manuaba, 2021). Kelebihan video animasi adalah perpaduan
unsur-unsur seperti, audio, video, teks, animasi, gerak yang menjadi satu sehingga
menjadi media yang sangat menarik (Maulida, Lubis, & Solin, 2019; Dewi &
Negara 2021; Sumarni et al.,2020).
Video animasi dikatakan menarik karena memiliki manfaat video yaitu:
1) Menarik perhatian
2) Memperindah tampilan dan membuat unik pembelajaran
3) Mempermudah sistematis pembelajaran
4) Memahami pembelajaran siswa
5) Mampu memperjelas materi yang sulit
(Ayuningsih, 2017; Candra Dewi & Negara, 2021; Kasih,2017
4. Discovery learning
Discovery learning adalah pembelajaran, menekankan pada siswa untuk
menemukan dan membangun sendiri konsep atau pengetahuannya melalui
pengamatan dan percobaan sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran menjadi aktif dan kreatif (Budiningsih, 2014)
Pembelajaran discovery learning adalah satu model untuk mengembangkan
belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, melyelidiki sendiri, maka hasil
17

ayang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan
siswa.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dismpulkan bahwa discovery learning
adalah suatu pembelajaran yang proses pembelajaran yang penyampaian
materinya disajikan secara tidak lengkap dan mendorong siswa untuk terlibat aktif
menemukan informasi, konsep-konsep, prinsip-prinsip, melalu percobaan dan
pembelajaran langsung (Hosnan, 2014)
Discovery learning merupakan proses pembelajaran yang tidak diberikan
keseluruhan melainkan melibatkan siswa untuk mengerorganisasi,
mengembangkan pengetahuan dan pemecahan masalah. Sehingga dengan
penerapan model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan penemuan
individu selain itu agar kondisi belajar yang awalnya pasif menjadi lebih aktif dan
kreatif. Sehingga guru dapat mengubah pembelajaran yang awalnya teacher
oriented menjadi student oriented. Nabila Yuliana (2018)
Pemecahan masalah adalah metode yang mengharuskan pelajar untuk
menemukan jawabannya (discovery) tanpa bantuan khusus. Dengan pemecahan
masalah pelajar menemukan aturan baru yang lebih tinggi tarafnya sekalipun ia
mungkin tidak dapat merumuskan secara verbal. Sala satu metode belajar yang
akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah
discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini:
1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif
2) Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka
hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah
dilupakan siswa
3) Pengertian yang diemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain
4) Dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai sala satu
metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri
5) Siswa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang
dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
18

Dengan menggunakan metode discovery learning pembelajaran akan lebih


bermakna kepada siswa. Sebab siswa disini tidak hanya sebagai pendengar setia,
namun dalam metode pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam pembelajaran.
Menurut sinambela (2017) langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
Discovery learning yaitu:
1) Stimulation (pemberian rangsangan). Siswa diberikan permasalahan diawal
sehingga bingung yang kemudian menimbulkan keinginan untuk menyelidiki
hal tersebut. Pada saat itu guru sebagai fasilitator dengan memberikan
pertanyaan, arahan membaca teks dan kemudian belajar terkait discovery.
2) Tahap kedua dari pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidenfikasi sebanyk mungkin kejdian-kejadian dari masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah).
3) Data collection (pengumpulan data), berfungsi untuk membuktikan terkait
pernyataan yang ada sehingga siswa berkesempatan mengumpulkan berbagai
informasi yang sesuai, membaca sumber belajarn yang sesuai, mengamati
objek terkait masalah, wawancara dengan narasumber terkait masalah,
melakukan uji coba mandiri.
4) Data processing (Pengelolahan data), merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang sebelumnya telah didapat oleh siswa. Semua informasi yang
didapatkan semuanya diolah pada tingkat kepercayaan tertentu.
5) Vertification(pembuktian) yaitu kegiatan untuk membuktikan benar atau
tidaknya pernyataan yang sudah ada sebelumnya. Yang sudah diketahui, dan
dihubungkan dengan hasil data yang sudah ada.
6) Generalization(menarik kesimpulan/generalisasi).
Pernyataan syah yang dikutip dalam Hosnan (2014). Adapun langkah-
langkah pembelajaran dengan model discovery learning yang yakni;
1) Memberikan stimulasi kepada siswa
2) Mengidenfikasi permasalahan yang relevan dengan bahasa pelajaran,
merumuskan masalah kemudian menentukan jawaban sementara (hipotesis)
3) Membagi siswa untuk kegiatan berdiskusi
19

4) Memfasilitasi siswa dalam kegiatan pengumpulan dat dan mengolah data


5) Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan
5. Pembelajaran tematik
Pendidikan memiliki kedudukan sebagai media yang berpengaruh untuk
kemajuan suatu bangsa terhadap apa yang di peroleh melalui pengembangan
sumber daya manusia di setiap aspeknya. Pembelajaran tematik atau pembelajaran
terpadu adalah suatu konsep pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak. Dalam
model ini, pendidik pun harus mampu membangun bagian keterpaduan melalui
satu tema. Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam memilih
dan mengembangkan tema pembelajaran. Tema yang di pilih hendaknya diangkut
dari lingkungan kehidupan peserta didik agar pembelajaran menjadi hidup dan
tidak kaku.
Menurut depdiknas yang dimaksud dengan pembelajaran tematik pada
dasarnya adalah merupakan model pembelajaran terpadu dengan menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman belajar yang bermakna pada peserta didik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang utuh dan menyeluruh
sehingga dapat mengembangkan aspek pengetahuan, sikap serta keterampilan oleh
peserta didik. Pembelajaran ini menggunakan tema-tema yang dekat dengan
kehidupan siswa, sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan peserta
didik mencari sendiri dan menemukan apa yang akan mereka pelajari.
Pembelajaran tematik termasuk ke dalam kurikulum 2013 dimana pendidik
sebagai motivator dan fasilitator. Dalam kurikulum 2013 ini pendidik di berikan
keleluasaan dalam menilai dengan objektif. Penilaian tidak berpatokan pada aspek
kognitif peserta didik saja, melainkan di nilai dari semua aspek. Kelebihan dar
kurikulum bagi peserta didik yaitu peserta didik di berikan kebebasan untuk
berkembang dan menunjukan minat dan bakatnya.
Menurut Mamat; ada beberapa karakteristik pembelajaran tematik yang
perlu di ketahui yaitu, Adanya efisiensi dan Pendekatan pembelajarannya
kontekstual bertumpu pada masalah-masalah nyata.
20

Secara lebih rinci Khaeruddin mencerati bahwa pembelajaran tematik untuk


sekolah dasar memiliki enam ciri, sebagai berikut: pertama berpusat kepada
peserta didik, kedua memberikan pengalaman langsung pada peserta didik, ketiga
pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, keempat menyajikan konsep
dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, kelima bersifat
fleksibel, dan keenam hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat
dan kebutuhan peserta didik.
Menurut Depdiknas, karakteristik yang dimiliki oleh pembelajaran tematik
meliputi enam macam, yaitu pertama pengalaman dan kegiatan belajar sangat
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar,
kedua kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran bertolak dari minat
dan kebutuhan siswa; ketiga, kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama, keempat, membantu
mengembangkan keterampilan berfikir siswa, kelima,menyajikan kegiatan belajar
yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa
dalam lingkungannya, dan keenam mengembangkan keterampilan social siswa
seperti kerjasama,toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Pembelajaran tematik juga mengadopsi prinsip pembelajaran PAKEM, yaitu
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.dan karakteristik yang di
miliki oleh pembelajaran terpadu. Dari berbagai pendapat tentang pembelajaran
tematik maka dapat di simpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki banyak
karakteristik.
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi
empat yaitu:
a. Prinsip penggalian tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (focus) dalam pembelajaran
tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan adanya keterkaitan
menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian, dalam penggalian
tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa syarat-syarat, diantaranya:
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan
untuk memadukan banyak mata pelajaran.
21

2) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji
harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4) Tema yang dikembangkan harus mewadai sebagian besar minat anak.
5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa peristiwa
autentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
serta harapan masyarakat (asas relevansi).
7) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber
belajar
b. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan
dirinya dalam keseluruhan proses pembelajaran. Dalam pengelolaan pembelajaran
hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
1) Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan
dalam proses belajar mengajar.
2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terfikirkan dalam perencanaan.
c. Prinsip evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi focus dalam setiap kegiatan. Dalam hal ini,
perlu diadakan evaluasi dalam pembelajaran tematik, maka diperlukan langkah-
langkah positif antara lain:

1) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self


evaluation/self assessment) disamping bentuk evaluasi lainnya.
2) Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d. Prinsip reaksi
Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak
mengarahkan aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan
bermakna. Menurut Poerwadarminta, manfaat pembelajaran tematik diantaranya:
22

1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.


2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas.

2.2 Penelitian Relevan


Berikut merupakan penelitian yang relevandengan penelitian yang dilkukan
oleh peneliti:
1. Pakemun S.I (2022).” Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share menggunakan media video untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa
kelas 5A sd negeri 62 lare-lare kabupaten luwu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
menggunakan media video dan peningkatan hasil belajar siswa kelas 5A SD
Negeri 62 Lare-Lare Kabupaten Luwu pada setiap siklus. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas 5A SD Negeri Lare-Lare Kabupaten Luwu tahun ajaran 2021/2022 yang
berjumlah 20 orang siswa, yaitu tendiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 8
orang siswa perempuan. Teknik pengumpulan data melalui tes, observasi dan
dokumentasi, dengan menggunakan instrument berupa soal tes, lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan lembar observasi aktivitas
siswa. Teknik analisis data yaitu kuantitaf deskriptif. Keberhasilan penelitian
ini adalah menimal 70% dari siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) ≥ 70. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share menggunakn media video untuk
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 5A Lare-Lare Kabupaten Luwu
pada siklus 1, siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 2 orang siswa atau
10%. Adapun pada siklus II, siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 16
orang siswa atau 80%. Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari
nilai rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar
23

siswa hany mencapai 35,75 % dengan kriteria tidak tuntas. Sedangkan pada
siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,75% dengan
kriteria tuntas.
2. Setiadi, Ni Putu Diah Pradnyanita (2023) Pengembangan Media Video
Pembelajaran Berbasis Discovery Learning Muatan Ips Materi Jenis-Jenis
Usaha Dan Kegiatan Ekonomi Siswa Kelas V Sd Negeri 22 Dauh Puri
Denpasar. Undergraduate thesis, Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian
pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui rancang bangun, kualitas isi,
desain, media, uji perorangan, dan uji kelompok kecil serta efektivitas media
video pembelajaran berbasis discovery learning muatan IPS materi jenis-jenis
usaha dan kegiatan ekonomi siswa kelas V SD Negeri 22 Dauh Puri Denpasar.
Subjek uji coba penelitian ini yakni ahli materi/isi, ahli desain, dan ahli media
pembelajaran serta 28 orang siswa kelas 5 SD Negeri 22 Dauh Puri Denpasar
Penelitian pengembangan ini menggunakan model ADDIE (Analyze, Design,
Development, Implementation, Evaluation). Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode kuesioner dan tes. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial uji t. Hasil
penelitian pengembangan ini menyimpulkan bahwa: (1) kualitas hasil uji
rancang bangun diperoleh skor 90,90% dengan kualifikasi sangat baik, (2) hasil
uji ahli dan uji pengguna dieroleh sebagai berikut. (a) hasil uji ahli isi media
diperoleh skor 91,60% dengan kualifikasi sangat baik, (b) hasil uji ahli desain
pembelajaran diperoleh skor 90,00% dengan kualifikasi sangat baik, (c) hasil
uji ahli media pembelajaran diperoleh skor 90,00% dengan kualifikasi sangat
baik, (d) hasil uji coba perseorangan diperoleh skor 90, 26% dengan kualifikasi
sangat baik, dan (e) hasil uji coba kelompok kecil diperoleh skor 91,64%
dengan kualifikasi sangat baik; (3) hasil uji efektivitas produk diperoleh dari
uji statistik uji-t yakni t-hitung = 8,25 untuk db = 27 dan taraf signifikansi 5%
sehingga t-tabel = 1,70. Maka thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1
diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah
menggunakan media video pembelajaran berbasis discovery learning. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa produk media video pembelajaran berbasis
discovery learning efektif digunakan dalam proses pembelajaran materi jenis-
24

jenis usaha dan kegiatan ekonomi pada muatan IPS kelas V SD Negeri 22
Dauh Puri Denpasar.
3. Marsanda (2023) pengaruh model pembelajaran Inquiry dan Discovery
Learning terhadap hasil belajar kelas 5 SD. Masalah dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa kelas 5 disekolah dasar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh positif pada model pembelajaran inquiry dan
discovery learning terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas 5 SDNegeri 1
Harapa jaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
exsperiment design dengan bentuk non-equivalent control group design.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling non probability sampling dengan
teknik purposive sampling polupasi ini menggunakan tes dan non tes. Analisis
data yang digunakan adalah uji reklesi linear sederhana dan uji T. hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif pada model
pembealajran inquiry dan discovery learning terhadap hasil belajar IPA peserta
didik kelas 5 SD Negeri Harapa Jaya tahun pembelajaran 2022/2023. Namun,
model pembelajaran inquiry memiliki tingkat pengaruh positif yang lebih
tinggi dibandingkan model pembelajaran discovery learning sehingga setelah
dianalisis terdapat perbedaan antara hasil belajar inquiry dan discovery
learning.
4. Violetta Orchida Wardatul Hasanah (2023) Pengaruh Model Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Tema 9 Subtema 3. Penelitian ini
mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh model problem basid
learning terhadap hasi belajar pada tema 9 subtema 3 meggunakan media
gambar berseri dan media video animasi. Metode penelitian yang digunakan ini
merupakan penelitan exsperiment quasi. Penelitian dilakukan sebanyak tiga
kali di setiap kelompok kelasnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan tes
kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (postest). Penelitian ini
dilakukan disekolah dasar negeri cibening 01kecamatan pamijahan, kabupaten
bogor. Populasinya terdiri dari kelas V-A dan V-B yang terdiri dari 77 orang.
Analisis data yang dilakukan dengan uji n-gain, uji normalitas dan uji
homogenitas sebagai uji prasyaratsebelum melakukan uji hipotesis (Uji T).
25

hasil analisis data diperoleh T-hitung (2, 155) > t-tabel (1, 992) untuk
siknifikansi 5 %. Berdasarkan kriteria pengujian, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model Problem basid learning terrhadap hasil belajar.

2.3 Kerangka Pikir


Berdasarkan kajian teori tersebut, peneliti berupaya untuk mendeskripsikan
pengaruh model pembelajaran discovery learning berbantukan video animasi
terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dikelas iii sdn 432
walenna. Dengan itu kerangka piker dalam penelitian ini adalah:

Pembelajaran Tematik K13

Tema 2 Subtema 2
Menyayangi tumbuhan

Pemb. Matematika Pemb.PPKn Pemb.Bahasa Indonesia

prestest

Penerapan Media Video Data


Animasi

Postest Analisis

Temuan

Berpengaruh Tidak Berpengaruh


26

2.4 Hipotesis
Dari rumusan maslah yang telah diuraikan diatas, hipotesis penelitiannya
ialah:
H1 : Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantukan
Video Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Dikelas
III Sdn 432 Walenna.
27

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah eksprimen. Menurut (prasetyo,B & Lina,
M.J.,2006) Penelitian eksprimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif
yang sangat kuat mengukur hubungan sebab akibat.penelitian ini melibatkan satu
kelas yaitu kelas II SDN 432 Walenna.

3.2 Desain Penelitian


Adapun bentuk penelitian ini adalah pre-Eksprimen Design dan jenis
rancangan yang digunakan adala One-group pre-tes-post-test design, yaitu satu
kelompok eksprimen di ukur variable dependennya (prtes-tes), kemudian diberika
stimulasi, dan ukur kembali variable depenndennya (post-test) tanpa ada
kelompok pendamping. Adapun desain penelitian yang digunakan sebagai berikut
Tabel 1. Desain peneliian one group pretest-posttest
Prestes perlakuan posttes
O1 X O2
Sumber, sugiono (Cici Agustina,2019)
Keterangan:
O1 : Nilai pretest sebelum diberikan perlakuan
O2 : Nilai posstest setelah diberikan perlakuan
X : Nilai perlakuan (Model pembelajaran Discovery Learning)

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN 432 Walenna, Dusun Walenna, Desa
Senga Selatan, Kecematan Luwu, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.
Waktu penelitian yaitu pada semester genap tahun ajar 2022-2023.

3.4 Satuan Eksperimen dan Perlakuan


1. Satuan Ekspriment

Satuan eksprimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas
III di SDN 432 Walenna tahun ajaran 2022/2023. Adapun populasi di kelas III
berjumlah 20 siswa. Bentuk teknik pengambilan data yang digunakan yaitu simple
28

random sampling (teknik acak sederhana), artinya teknik cara pengambilan


sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
tingkatan dalam anggota populasi.

2. Perlakuan
Peneliti melakukan proses pembelajaran dalam kelas yang diawali dengan
memberikan pretest kepada siswa sebelum memperlakukan media video animasi
kemudian peneliti memberikan penjelasan tentang tematik dengan menyesuaikan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning oleh peneliti. Setlah diberikan materi dengan
memperlakukan media video animasi dalam pembelajaran tematik siswa diberikan
tes akhir posstest agar mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan
perlakuan.

3.5 Variabel penelitian


Variable yang digunakan adalah variable bebas dan variabel terikat variabel
bebas (X) pada penelitian ini penerapan media video animasi dan variabel terikat
(Y) pada penelitian ini yaitu pembelajaran tematik
3.6 Definisi Operasional Variabel
Adapun variabel yang akan dibahas pada proposal ini dapat didefinisikan
sebagai berikut :
1. Belajar adalah kegiatan peserta didik melalui pengalaman yang dialami
sehingga diharapkan dapat merubah tingkah lakunya
2. Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah menyelesaikan
latihan-latihan dalam pembelajaran.
3. Media pembelajaran merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
4. Media video animasi merupakan jenis media visual audio karna terdapat
gerakan gambar dan suara.
5. Pembelajaran discovery learning adalah satu model untuk mengembangkan
belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, melyelidiki sendiri, maka hasil
29

ayang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah
dilupakan siswa.
6. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang utuh dan menyeluruh
sehingga dapat mengembangkan aspek pengetahuan, sikap serta keterampilan
oleh peserta didik. Pembelajaran ini menggunakan tema-tema yang dekat
dengan kehidupan siswa, sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan
peserta didik mencari sendiri dan menemukan apa yang akan mereka pelajari.

3.7 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian disusun secara runtun untuk memudahkan dalam
penelitian, tahap yang digunakan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap ini untuk mempersiapkan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti,
diantaranya sebagai berikut;
a. Menyususn rencana pembelajaran (RPP) setiap proses belajar mengajar
dengan perlakuan media video animasi dalam langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
b. Memberikan pretest pilihan ganda dalam pembelajaran tematiksebelum
diberikan perlakuan media video animasi dan posttest setelah di berikan
perlakuan.
c. Membuat lembar observasi aktivitas siswa setiap proses pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dalam tahapan yang telah dirancang oleh peneliti
pada pertemuan pertama diberikan pretest (test awal) pilihan ganda dalam
pembelajaran tematik, untuk mengetahui hasil belajar siswa. Setelah itu siswa
diberikan materi dengan perlakuan media video animasi kemudian diberikan
posttest (test akhir).
3. Tahap Akhir
Kegiatan pada tahapan akhir yang dilakukan oleh penelitian ini setelah
dikumpulkan data pretest dan posttest maka data akan di analisis kemudian hasil
yang akan ditemukan adalah Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
Berbantukan Video Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Tematik Dikelas III Sdn 432 Walenna.
30

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pegumpulan data adalah suatu cara untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan, adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:
1. Data test hasil belajar
a. Memberikan test awal (pretest) dalam pembelajaran tematik sebelum
memperlakukan media video animasi.
b. Memberikan test akhir (posttest) dalam pembelajaran tematik setelah
memperlakukan media video animasi.
2. Data lembar observasi siswa
Data siswa diperoleh melalui pengamatan menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Lembar observasi
diberikan kepada observer untuk diisi dengan cara memberik tanda (√) sesuai
dengan hasil pengamatannya terhadap aktivitas siswa pada ssat pembelajaran
dengan menerapkan media video animasi setiap pembelajaran tematik. Data
observasi akan berguna untuk pengumpulan data penelitian ini.

3.9 Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan cara menyajikan dalam bentuk yang mudah
dibaca dan menarik misalnya, dalam bentuk grafik dan tabel. Penyajian data
dilakukan dengan analisis data kuantitatif. Data yang berbentuk angka dianalisis
dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah kegiatan statistik
yang dimulai dari menghimpun, menyusun, mengolah, menyajikan dan
menganalisis data angka, yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
gejala tertentu. Analisis deskriptif ini bertujuan untuk memperlihatkan tingkat
penguasaan dan ketuntasan belajar siswa pada setiap indikator secara individual.

1. Analisis Statistika Deskriptif


Statistika deskriptif digunakan untuk menganalisis data hasil belajar sisiwa,
aktivitas siswa selama pembelajaran, dan respon siswa. Analisis deskriptif
bertujuan untuk melihat gambaran suatu data secara umum.
a. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa adalah prestasi belajar untuk mengukur pencapaian
siswa yang di peroleh dalam proses belajar mengajar pada pembelajaran tematik.
31

Hasil belajar juga berfungsi untuk mengevaaluasi siswa agar mendapatkan


pembuktian yang akan ditunjukkan pada tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran Tematik.
Untuk menghitung rata-rata hasil belajar dapat menggunakan rumus sebagai

berikut: M = x 100%

Keterangan :
M= Nilai rata-rata
X= Jumlah nilai seluruh siswa
N= Jumlah siswa
Agar dapat mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik
terdapat tabel kategori berikut:
Tabel 2. Tingkat Penguasaan Materi dan Kategori
No Kategori Interval nilai Presentase (%)
1 Sangat tinggi 90-100 90-100
2 Tinggi 70-89 80-89
3 Sedang 50-69 65-79
4 Rendah 30-49 55-64
5 Sangat rendah 0-29 0-54
Sumber, Nurkancana dalam Islah Wahyu (2018)
Pada hasil pembelajaran di atas peneliti akan menggunakan rumus gain
Termonalisasi.

keterangan:
g : Gain termonalisasi

: Skor posttest

: Skor Pretest

: Skor maksimal ideal

Tabel 3. Interpretasi Gain Ternomalisasi


Skor gain Interpetasi
g ˂ 0,3 Rendah
0,3 ≤ g ˂ 0,7 Sedang
g ≥ 0,7 Tinggi
32

Sumber, Azhari, dalam Agustina cici (2019)

Tabel 4. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)


No Perolehan nilai frekuensi Presentasi (%)
1 Nilai 75 ke atas Tuntas ……………..
2 Nilai 75 ke bawah Tidak tuntas ……………..
Sumber, tata Usaha SDN 432 Walenna (2023)
2. Statistika Inferensial
Statistika inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu
dengan uji-t (distribusi student t). sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih
dahuli dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas dan paired simple t-test dari
data hasil belajar siswa.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah yang diteliti berasal dari
populasi berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal jika nilai pada
Shapiro-Wilk lebih besardari taraf signifikan. Adapun pedoman untuk mengambil
keputusan dalam uji normalitas, yaitu:
1) Nilai probalitas < 0,05, distribusi adalah tidak normal (tidak simetris).
2) Nilai probabilitas ≥ 0,05 distribusi adalah normal (simeti).
b. Uji Hipotesis

Hipotesis statistika dari penelitian ini yaitu hipotesis nol ) dan hipotesis

alternatif dengan keterangan sebagai berikut:

: Model video animasi efektif digunakan dalam pembelajaran tematik.

: Model video animasi tidak efektif digunakan dalam pembelajaran tematik.

Menguji hipotesis penelitian digunakan uji-t kriteria pengambilan simpulan


adalah:

1) diterima jika p ≥ 0.05

2) ditolak jika p < 0,05


33

3. Kriteria Keefektifan
Pencapaian keefektifan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada
aktivitas siswa, respon siswa terhadap pembelajaran dan ketuntasan hasil belajar
secara klasikal. Model video animasi efektif dalam penelitian dengan kriteria
sebagai berikut:

a. Secara Deskriptif
Kriteria keefektifan secara deskriptif adalah sebagai berikut:
1) Tingkat penguasaan materi siswa minimal kategori sedang.
2) Rata-rata gain termonalisasi minimal berada pada kategori sedang.
3) Skor rata-rata hasil belajar siswa untuk posttest mencapai KKM (75) dengan
ketuntasan klasikal 85%
4) Aktivitas siswa minimal berada pada kategori aktif.
b. Secara Inferensial
Kriteria keefektifan secara interensial adalah sebagai berikut:
1) Rata-rata hasil belajar meningkat setelah diterapkan model video animasi
secara signifikan lebih dari 75.
2) Rata-rata gain tinggi setelah diterapkan pembelajaran tematik dengan
menggunakan model video animasi secara signifikan lebih besar dari 0,29.
3) Ketentuan klasikal siswa tuntas setelah diterapkan pembelajaran tematik
dengan menggunakan model video animasi secara signifikan lebih besar dari
0,849.

4) Pengujian hipotesis menerima dan menolak .


34
35

DAFTAR PUSTAKA

Angga, B. (2020). “Ekonomi Digital dan Ketimpangan Literasi Teknologi”.


Dikutip dari https://news.detik.com/d-4859789/ekonomi-digital-dan-
ketimpangan-literasi-teknologi. Diakses pada tanggal 01 februari 2020

Asnawir dan M. Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat


Pers.

Antika, H., Priyanto, W., & Purnamasari, I. (2019). Pengaruh Penggunaan Media
Animasi Sandisko Dengan Model Somatic Auditory Visualization
Intellectually Terhadap Hasil Belajar Tema Kebersamaan Kelas 2.

Arsyad, azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo.

A. M., Sardiman. (2014). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar.

Abd.Kasir, & Asrohah, H.(2015). Pembelajaran Tematik. In A. Kadir, & H.


Asrohah, Konsep Dasar Pembelajaran Tematik (p. 1).

Bambang Prasetyo. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi.


Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Kustandi dan Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran; Manual dan Digital. Bogor;
Ghalia Indonesia.

Maulida , H., Lubis, R. A., & Solin, M. 2019. Pengembangan Media Berbasis
Animasi untuk Pembelajaran Teks Negosiasi Pada Siswa Kelas XI MA.

Pradilasari, dkk. (2019). “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif dengan


Menggunakan Adobe Captivate pada Materi Gerak Harmoni Sederhana”.

Sanjaya. 2015. Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka


Setia.

Siddiq, Y. I., Sudirma, I. K., & Simamora, A. H. (2020). Pengembangan Animasi


Dua Dimensi Pada Pembelajaran Tematik Untuk Siswa Kelas III Sekolah
Dasar.

Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.


Bandung: ALFABETA.

Yuliana, Nabila. 2018. Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning


dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai