Anda di halaman 1dari 14

Aspek-aspek psikologi perkembangan anak

DISUSUN OLEH Kelompok 3:


Albayanti putriyani_1901414324
Cahyani paulangan_1901414051
Gita angraini A_1901414317
Fikri haikal_1901414332
Hardiansah_1901414203
Nurpida_1901414293
Ika_1901414291
Aspek-aspek Perkembangan

pengertian

Perkembangan merupakan
perubahan yang progresif dan
berkesinambungan dalam diri
individu dimulai sejak lahir sampai
mati
Oleh karena itu ada banyak aspek-aspek perkembangan yang bisa dipelajari
dalam pembahasan ini, diantaranya:

1.    Perkembangan fisik
Perkembangan fisik anak tidak terlepas dari asupan makanan yang
bergizi, sehingga setiap tahapan perkembangan fisik anak tidak
terganggu dan berjalan sesuai dengan umur yang ada.
Berdasarkan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson
mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat
aspek berikut:
Ø Sistem syaraf,
Ø Otot-otot,
Ø Kelenjar Endokrin,.
Ø Struktur fisik/tubuh, Secara struktur otak terdiri dari tiga bagian,
yaitu:
 Brainstem, berfungsi mengontrol keseimbangan dan
koordinasi.
 Midbrain, berfungsi sebagai stasiun pengulang atau
penyambung dan pengontrol pernafasan dan fungsi menelan.
 Cerebrum, bagian otak yang paling tinggi yang meliputi
belahan otak kiri dan kanan dan sebagai pengikat syaraf-
syaraf yang berhubungan dengannya.
Otak memiliki pengaruh yang sangat menetukan bagi
aspek-aspek perkembangan individu yang lainnya.
Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif
bagi aspek perkembangan lainnya. Sedangkan apabila
pertumbuhan otaknya tidak normal (karena pengaruh
penyakit atau kekurangan gizi) cenderung akan
menghambat aspek perkembangan tersebut.
Perkambangan syaraf otak yang mengatur otot
memungkinkan berkembangnya kompetensi atau motorik
anak. Keterampilan motorik ini ada dua jenis, yaitu:
Ø Keterampilan atau gerakan kasar, seperti berjalan, berlari,
melompat, naik dan turun tangga, dan lain sebaginya.
Ø Keterampilan motorik halus, seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola,
serta memainkan benda atau alat permainan
2.    Perkembangan emosi

Emosi adalah suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang


menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya
perilaku. Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah,
dongkol, iri, cemburu, senang, kasih sayang, simpati, dan
sebagainya merupakan beberapa proses manifestasi dari
keadaan emosional dari seseorang.
3.    Perkembangan sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian


kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan
diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi,
meleburkan diri menjadi suatu kesatuan, saling
komunikasi dan bekerja sama
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh
proses perlakuan dan bimbingan orang tua terhadap
anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan
sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat
serta mendorong dan memberikan contoh kepada
anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang
tua ini disebut dengan sosialisasi
Melalui pergaulan atau hubungan sosial dengan yang lainnya,
anak  mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial itu
adalah sebagai berikut:
Ø Pembangkangan (negativisme)
Yaitu bentuk tingkah laku yang menentang atau melawan. Ini terjadi
karena penerapan disiplin dari orang tua atau lingkungan yang tidak
sesuai dengan kehendak anak.
Ø Agresi (agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik maupun kata-kata. Agresi ini
merupakan ungkapan frustasi yang dialaminya. Contoh perilaku agresi
antara lain memukul, mencubit, menendang, menggigit, marah-marah,
dan mencaci maki.
Ø Berselisih/bertengkar (quarreling)
Yaitu seorang anak merasa terganggu atau tersinggung oleh sikap dan
perilaku anak lain.
Ø Menggoda (teasing)
Yaitu serangan mental yang terhadap orang lain dalam bentuk
cemoohan atau ejakan sehingga menimbulkan reaksi marah pada orang
yang diserangnya.
Ø Persaingan (rivarly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu
didorong oleh orang lain.
Ø Kerja sama (cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok.
Ø Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial,
contoh perbuatan ini seperti meminta, menyuruh, dan
mengancam.
Ø Mementingkan diri sendiri (selfishness)
Sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya.
Ø Simpati (sympaty)
Yaitu sikap omosional yang mendorong individu untuk
menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati
atau bekerjasama dengannya.
4.    Perkembangan moral

Secara harfiah istilah moral berarti sama dengan istilah etika,


tetapi dalam praktiknya istilah moral jauh berbeda karena moral
adalah semangat atau dorongan batin diri seseorang untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan dilandasi oleh
nilai-nilai tertentu yang diyakini seseorang sebagai sesuatu  yang
baik atau buruk
Ada enam prinsip moral sebagai berikut:
Ø Keindahan (beauty)
Ø Persamaan (equality)
Ø Kebaikan (goodness)
Ø Keadilan (justice)
Ø Kebebasan (liberty)
Ø Kebenaran (truth)
Perkembangan moral banyak dipengaruhi oleh lingkungannya.
Anak memperoleh nilai moral dari lingkungannya terutama
dari orang tua. Faktor yang memengaruhi moral ialah sebagai
berikut:
Ø Konsisten dalam mendidik anak
Orang tua harus memiliki sikap yang sama dalam melarang
dan membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak.
Ø Sikap orang tua dalam keluarga
Proses peniruan tingkah laku orang tua yang diterapkan dalam
keluarga.
Ø Penghayatan dan pengalaman yang dianut
Orang tua sebagai panutan bagi anak dalam mengamalkan
ajaran agama.
Ø Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma
Orang tua yang tidak menghendaki perilaku tidak terpuji
kepada anak, maka harus bisa menjauhkan diri dari hal-hal
yang tidak terpuji tersebut.
 
5.    Perkembangan agama
Dalam kehalusan perasaan disertai kejernihan akal budi, dan
didorong keikhlasan i’tikad pada saat tertentu seseorang
setidak-tidaknya mengalami, memercayai, bahkan meyakini
dan menerimanya tanpa keraguan bahwa diluar dirinya ada
sesuatu kekuatan yang Maha Agung yang melebihi apapun
termasuk dirinya. Pengahayatan seperti itulah yang disebut
sebagai religi atau keagamaan (the religious experience).
 
6.    Perkembangan intelegensi (kecerdasan)
Intelegensi adalah suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan
perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan
intelektual. Ada beberapa teori dalam perkembangan
intelegensi ini, ialah sebagai berikut:
Ø Teori two factors
Intelegensi ini meliputi kemampuan umum dan kemampuan
khusus dimana keduanya menentukan penampilan atau
perilaku mentalnya.
Ø Teori primary mental abilities
Intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer
(berbahasa, berfikir, tilikan ruang, bilangan, menggunakan
kata-kata, dan mengamati dengan cepat)
Ø Teori multiple intelligence
Intelegensi dapat dilihat dari mental (proses
berpikir), content (ingatan  yang segera), dan product (hasil
berpikir).
Ø Teori triacich of intelligence
Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk
memahami intelegensi. Dengan kata lain, tingkah laku
intelegensi ini merupakan produk (hasil) dari penerapan hasil
berpikir, mengatasi masalah dengan kreatif dan cepat, dan
menyesuaikan terhadap konteks dengan menyeleksi dan
beradaptasi dengan lingkungan.
7.    Perkembangan bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Dalam pengerrtian ini, tercakup semua cara untuk
berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam
bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu
pengertian baik lisan, isyarat, tulisan dan sebagainya.

8.    Perkembangan kepribadian
Kepribadian adalah suatu sandiwara yang melalui kedoknya
diekspresikan dengan memberikan gambaran manusia
tertentu. Misalnya, pemurung, pendiam, periang, peramah,
pemarah, dan sebagainya.
 
Terimah kasih

Anda mungkin juga menyukai