Anda di halaman 1dari 46

IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM MEMBENTUK

KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SDI BARANG

PROPOSAL

Dibuat dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:
SISILIA BANUR
NPM. 19103104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2023

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM MEMBENTUK


KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SDI BARANG

PROPOSAL

OLEH

SISILIA BANUR
NPM. 19103104

Telah Disetujui Pada Tanggal,…………2023

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Fransiskus Sawan, S.S.,M.Pd Marselinus Robe, M.Pd


NIDN:08-0803-7101 NIDN: 08-0403-8703

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mikael Nardi, M.PD


NIDN : 08-0810-8301

ii
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan tulisan ini
dengan judul “Implementasi Tata Tertib Sekolah Dalam Membentuk
Kedisiplinan Belajar Siswa Di SDI Barang” dengan baik. keberhasilan
dalam penulisan tulisan ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A., selaku Rektor
Unversitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang telah
memberikan tempat bagi kami guna untuk menuntut ilmu.
2. Dr. Maksimus Regus, S.Fil.,M.Si selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Indonesia
Santu Paulus Ruteng yang telah mengizinkan penulis untuk
menimba ilmu pendidikan di lembaga tercinta Universitas
Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
3. Mikael Nardi M.PD selaku ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan untuk
menulis proposal ini.
4. Fransiskus Sawan, S.S.,M.Pd., selaku dosen pembimbing I
yang telah rela meluangkan waktunya untuk merevisi dan
memberi masukan yang baik sehingga penulis dapat
menyelesaikan tulisan ini pada waktunya.
5. Marselinus Robe, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang rela
meluangkan waktunya untuk merevisi dan memberi masukan
yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini
pada waktunya.

iii
6. Untuk ayah Martinus Janu dan ibu Yovita Eni yang telah
membiayai, mendukung, membimbing, dan mendoakan penulis
untuk menyelesaikan tulisan ini serta saudara saya yang dengan
setia dan penuh semangat telah memberikan dukungan kepada
penulis.
7. Untuk teman-teman seperjuangan yang dengan caranya

masing-masing sudah meluangkan waktu untuk membantu saya

dalam menyelesaikan tulisan ini.

Semoga Tuhan melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sebagai

imbalan untuk membalas budi baik dari semua pihak yang telah turut

membantu dalam penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak

kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

kritikan yang membangun dari pembaca sebagai bahan perbaikan

demi penyempurnaan tulisan ini.

Ruteng, ….,…. 2023


Penulis

Sisilia Banur
Npm. 19103104

iv
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ ii
PRAKATA............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................. 1
B. Identifikasi masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan masalah ................................................................... 4
D. Rumusan masalah ....................................................................... 5
E. Tujuan penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................... 7
A. Tata tertib sekolah ...................................................................... 7
1. Pengertian Tata Tertib Sekolah............................................. 7
2. Tujuan tata tertib sekolah ..................................................... 8
3. Fungsi tata tertib sekolah ...................................................... 10
4. Macam-macam tata tertib sekolah ........................................ 11
5. Pelanggaran tata tertib sekolah ............................................. 12
B. Disiplin belajar ........................................................................... 12
1. Pengertian disiplin belajar .................................................... 12
2. Tujuan disiplin belajar........................................................... 16
3. Fungsi disiplin belajar........................................................... 17
C. Implementasi Tata Tertib dalam Membentuk Kedisiplinan
Belajar......................................................................................... 19
1. Sosialisasi.............................................................................. 21
2. Pembiasaaan.......................................................................... 21
3. Keteladanan........................................................................... 22
4. Pemberian riward/hukuman.................................................. 23
5. Ekstrakurikuler...................................................................... 24
6. Optimalkan peran guru BK .................................................. 25

v
D. Penelitian relevan........................................................................ 26
E. Kerangka berpikir ....................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 30
A. Jenis penelitian............................................................................ 30
B. Waktu dan tempat penelitian....................................................... 30
C. Subjek penelitian ........................................................................ 31
D. Teknik pengumpulan data .......................................................... 32
E. Instrumen penelitian.................................................................... 33
F. Teknik analisis data..................................................................... 35
G. Keabashan data ........................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 37

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut A. P. Sugiarto (Rohmah et al., 2021: 3) Pendidikan

merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Negara dengan tujuan untuk perkembangan peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Dalam dunia pendidikan, terjadi proses belajar mengajar antara

guru dan peserta didik. Belajar diartikan sebagai proses interaksi antara

individu dengan lingkungannya, dimana melalui interaksi tersebut

individu akan dapat memperoleh pengalaman serta pengetahuan yang

baru yang mampu menarik perhatian individu sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi (Pane & Dasopang, 2017: 5).

Sekolah merupakan lembaga resmi dalam mendidik dan

membentuk individu menjadi lebih baik di masa sekarang maupun

dimasa yang akan datang. Banyak hal yang bisa di pelajari di sekolah.

Di lingkungan sekolah sendiri terdapat aturan-aturan yang di tetapkan

dan harus di patuhi oleh setiap warga sekolahnya. Aturan-aturan

1
tersebut di terapkan guna mengajarkan siswa untuk terbiasa disiplin.

Penerapan disiplin kepada siswa di sekolah merupakan cara sekolah

dalam menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan kepatuhan siswa

dalam melaksanakan peraturan yang ada di sekolah. Banyak sekali

Aturan-aturan yang di terapkan di masing-masing sekolah, peraturan

itu biasanya di sebut dengan nama tata tertib sekolah.

Menurut, (Solihuddin, 2013: 10). Sekolah adalah lembaga

pendidikan untuk membantu watak, kepribadian dan menimba ilmu.

Sehinga terbentuklah siswa yang berbudaya luhur. Sekolah berperan

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam arti menumbuhkan,

memotivasi dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang pada

akhirnya menumbuhkan budaya sekolah yang tidak hanya berpengaruh

pada kegiatan warga sekolah, tetapi juga motivasi dan semangatnya.

Dalam konsep sekolah, budaya sekolah sering disebut sebagai

suasana sekolah, dimaknai sebagai bagaimana warga sekolah berpikir

dan bertindak, salah satu bentuk budaya sekolah yaitu terdapat aturan-

aturan yang harus dipatuhi oleh warga sekolah untuk membentuk

kedisiplinan siswa yang biasa disebut dengan tata tertib sekolah(Azis

et al., 2020 : 8).

Tata tertib merupakan salah satu pedoman untuk warga sekolah

dalam menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan tertib. Tata

tertib sekolah tersebut merupakan hal penting dalam memajukan

sekolah. Penerapan tata tertib disekolah berguna untuk mencegah

2
perilaku negatif yang tidak sesuai dengan norma yang di lingkungan

sekolah . Dengan adanya tata tertib di sekolah membiasakan diri siswa

bersikap baik dan taat pada aturan yang berlaku sehingga tidak banyak

lagi terjadi pelangaran-pelanggaran di sekolah. Maka dari itu, sekolah

harus menjalankan tata tertib dengan konsisten baik dari guru maupun

siswa sehingga mampu meningkatkan kualitas tingkah laku siswa yang

baik (Ilmiah et al., 2018 : 9).

Karakter disiplin adalah salah satu nilai karakter yang perlu

dikembangkan. Nilai karakter disiplin sangat penting dimiliki manusia

agar kemudian muncul nilai-nilai karakter yang baik lainnya. Perilaku

menyimpang yang bertentangan dengan norma kedisiplinan yang

sekarang masih banyak terjadi menjadi alasan bahwa penguatan nilai

karakter kedisiplinan sangat penting . Sekolah menjadi lembaga resmi

dalam mendidik dan membentuk individu menjadi lebih baik di masa

sekarang maupun di masa yang akan datang. Banyak hal yang bisa

dipelajari di sekolah, termasuk pendidikan berkarakter. Salah satu

nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah yaitu :

“Disiplin”(Kedisiplinan et al., 2020 : 15).

Disiplin merupakan hal yang paling penting dalam menunjang

keberlangsungan hidup seseorang di lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Penerapan disiplin dapat

membantu sesorang menyelesaikan sesuatu tanpa hambatan.

3
SDI Barang merupakan salah satu sekolah Negeri yang ada di Desa

Pinggang, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai. Berdasarkan hasil

observasi awal di SDI Barang, Besar menunjukkan bahwa kedisiplinan

siswa perlu adanya peningkatan dikarenakan ada beberapa siswa yang

masih melanggar tata tertib sekolah. Adapun pelanggaran-pelanggaran

yang sering dilakukan oleh siswa diantaranya; terlambat masuk

sekolah, sering tidak memakai atribut sekolah dengan lengkap, terlihat

beberapa siswa yang sering keluar masuk pada saat jam pelajaran

berlangsung, sering bolos sekolah sebelum jam pulang.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Implementasi Tata Tertib Sekolah Dalam

Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa Di SDI Barang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi

masalahnya yaitu:

1. Kurangnya kesadaran siswa untuk datang sekolah lebih tepat

waktu.

2. Kurangnya kesadaran siswa untuk memakai atribut sekolah

dengan lengkap.

3. Kurangnya disiplin belajar siswa di lingkungan sekolah.

4. Kurangnya implementasi tata tertib di lingkungan sekolah.

4
C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi

masalahnya yaitu: kurangnya implementasi tata tertib di lingkungan

sekolah yang berdampak pada rendahnya kedisiplinan belajar warga

sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian

ini rumusan masalah adalah : Bagaimanakah implementasi tata tertib

sekolah dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa di SDI Barang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui implementasi tata

tertib sekolah dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa di SDI

Barang.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini baik secara

teoritis maupun secara praktis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis

a. Kiranya penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti-

peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian serupa.

b. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki

peneliti serta sebagai wahana untuk menerapkan ilmu yang

telah didapatkan peneliti.

5
2. Manfaat secara praktis

a. Bagi Guru

Sebagai masukkan kepada guru bahwa perannya sangat

penting dalam membimbing dan mengawasi siswa untuk

melaksanakan tata tertib.

b. Bagi siswa

Sebagai masukan kepada siswa tentang pentingnya mematuhi

tata tertib sekolah dalam membentuk kedisiplinan belajar.

c. Bagi sekolah

Sebagai masukan kepada pihak sekolah tentang pentingnya

menerapkan tata tertib sekolah dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan.

d. Bagi peneliti

Dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman peneliti, serta

dijadikan pertimbangan untuk mendapatkan program sarjana

pendidikan.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tata Tertib Sekolah

1. Pengertian Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah adalah sekumpulan peraturan sekolah

yang harus dipatuhi oleh seluruh siswa demi kelancaran proses

belajar mengajar. Dengan adanya tata tertib diharapkan seluruh

siswa dapat hidup disiplin di sekolah. Tata tertib juga dapat

digunakan sebagai petunjuk agar warga sekolah dapat

melaksanakan suatu pekerjaan dengn baik, bekerja secara tertib,

tidak mengganggu kepentingan orang lain, dan berlaku santun.

Menurut Hasbullah (2003: 151), Tata tertib adalah

peraturan-peraturan yang mengikat seseorang atau kelompok guna

menciptakan keamanan, ketentraman, dan kedamaian orang

tersebut atau kelompok orang tersebut. sedangkan Meichati (2012:

151),memaknai tata tertib sebagai sebuah peraturan yang bersifat

mengikat seseorang atau kelompok, bertujuan untuk menciptakan

keamanan, ketentraman, orang tersebut atau sekelompok orang

tersebut. dalam pendapat ini disebutkan pula tujuan dari tata tertib

itu sendiri yaitu untuk menjaga keamanan di dalam masyarakat.

7
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

Definisi tata tertib adalah peraturan-peraturan yang telah disepakati

oleh suatu lembaga yang harus ditaati oleh masyarakat, apabila

dilanggar akan diberikan sanksi. Tata tertib memiliki sifat

memaksa, sehingga wajib bagi masyarakat untuk menjalankan tata

tertib yang telah disepakati bersama. Sama halnya dengan hukum,

tata tertib juga memiliki sanksi bagi siapa saja yang

melanggar(Mabuka, 2021).

2. Tujuan Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah bertujuan membantu program sekolah,

untuk menunjang kesadaran dan ketaatan terhadap tanggung jawab

dan disiplin. Sedangkan Tujuan secara umum yaitu agar semua

warga sekolah mengetahui apa tugas, hak, dan kewajiban serta

melaksanakan dengan baik, sehingga kegiatan sekolah dapat

berjalan dengan lancar. Melalui disiplin dan rasa tanggung jawab

inilah yang merupakan inti dari kepribadian yang sangat perlu

dikembangkan dalam diri anak, mengingat sekolah adalah salah

satu pendidikan yang bertugas untuk mengembangkan potensi

manusia yang dimiliki oleh anak agar mampu menjalankan tugas-

tugas kehidupan manusia, baik secara individu maupun sebagai

anggota masyarakat.

Tata tertib sekolah dibentuk untuk mengatur kegiatan

sekolah. Jadi tercipta suasana tata kehidupan sekolah yang santun

8
dan sehat yang nantinya bakal menjamin kelancaran proses

belajar mengajar. Adapun tujuan tata tertib sekolah diantaranya

adalah:

1. untuk menciptakan suasana yang aman dan tentram

bagi semua warga sekolah.

2. Menciptakan suasana yang bersih dan sehat bagi semua

warga sekolah.

3. Menciptakan sebuah kondisi yang teratur yang

mencerminkan keserasian, keselarasan, serta

keseimbangan bagus pada tata ruang, tata kerja, tata

pergaulan, dan lain sebagainnya di lingkungan sekolah.

4. Menciptakan lingkungan yang bagus jadi tercipta

keindahan yang bisa dirasakan oleh semua warga

sekolah.

5. Untuk membina tata hubungan yang bagus diantara

para siswa, guru, dan warga sekolah lainnya yang

mencerminkan sikap dan rasa gotong-royong,

keterbukaan, saling menolong, saling menghormati, dan

saling tenggang rasa.

Menurut Hurlock (1990 : 85) “peraturan bertujuan untuk

membekali anak dengan pedoman berprilaku yang disetujui dalam

situasi tertentu.” Misalnya dalam peraturan sekolah, peraturan ini

9
memuat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh siswa, sewaktu berada di lingkungan sekolah.

Tujuan tata tertib adalah untuk menciptakan suatu kondisi

yang menunjang terhadap kelancaran, ketertiban dan suasana yang

damai dalam pembelajaran.

3. Fungsi Tata Tertib Sekolah

Adapun fungsi dari tata tertib sekolah bagi sekolah yaitu :

1. Tata tertib sebagai alat untuk mengatur perilaku dan sikap

siswa selagi di sekolah.

Keberdaan tata tertib sekolah bakal sanggup menjamin

kehidupan yang tertib dan tenang di sekolah, jadi proses

membimbing bisa berjalan dengan bagus.

2. Tata tertib sebagai sarana pendidikan

Dengan kehadiran tata tertib sekolah, maka bakal menawarkan

siswa pada perilaku yang disetujui oleh sebuah lingkungan.

3. Tata tertib sebagai pedoman bagi perilaku siswa

Tata tertib sekolah bisa menjadi sebuah pedoman bagi perilaku

para siswa dan bisa memotivasi siswa untuk bisa berprilaku

ataupun bertindak sesuai dengan andalan social. Tata tertib

sekolah juga menjadi salah satu unsur kedisiplinan perilaku

siswa.

4. Tata tertib sebagai pengendali perilaku siswa.

10
Tata tertib sekolah juga bertindak sebagai pengendali perilaku

siswa, sebab tata tertib sekolah berisi larangan-larangan bagi

siswa mengenai apa yang yang mereka lakukan.

4. Macam-Macam Tata Tertib Sekolah

Macam-macam tata tertib sekolah adalah sebagai berikut :

1. Tata tertib umum untuk keseluruhan personil lembaga pendidikan.

Tujuan berlakunya tata tertib ini adalah agar kegiatan

sekolah berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tentram

dan setiap personil dalam organisasi sekolah dapat merasakan puas

karena terpenuhi kebutuhannya. Tata tertib umum untuk personil

sekolah dapat berbunyi sebagai berikut:

a. Hormatilah dan bersikap sopan santun terhadap sesama.

b. Hormatilah hak milik sesama warga sekolah

c. Patuhilah semua peraturan sekolah

2. Tata Tertib Untuk Siswa

Peraturan umum untuk siswa ini bertujuan untuk menjaga

keseimbangan pergaulan mereka dalam kehidupan sekolah.

Berikut merupakan peraturan umum untuk siswa

diantaranya adalah :

a. Membawa semua peralatan sekolah yang diperlukan.

b. Kenakan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan

3. Tata Tertib Khusus Untuk Kegiatan Belajar Mengajar

11
Tata tertib ini berisi tentang peraturan-peraturan yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

mengajar dapat dibedakan menjadi :

a. Persiapan

b. Kegiatan inti, dan

c. Kegiatan penutup

5. Pelanggaran Tata Tertib Sekolah

Pelanggaran adalah perilaku yang menyimpang untuk

melakukan tindakan menurut kehendak sendiri tanpa

memperhatikan peraturan yang telah dibuat. Sedangkan

pelanggaran tata tertib sekolah adalah perbuatan yang dilakukan

oleh siswa yang bertentangan dengan peraturan-peraturan tata

tertib sekolah yang bisa mengakibatkan kerugian pada semua pihak

yaitu pada diri siswa, orang tua dan guru (sekolah) dan masyarakat

lingkungan sekitar. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Tata Tertib

Sekolah yaitu:

a. Terlamabat datang sekolah

b. Sering bolos dari sekolah

c. Berpakaian tidak teratur

d. Membuat coretan di dinding dan di meja

12
B. Disiplin Belajar

1. Pengertian Disiplin Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku

setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang

dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang Rifa’i (2011: 82).

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something

themselves, to listen and to follow direction (Harold Spears dalam

Sudirman, 2011:20). Artinya belajar adalah mengamati, membaca,

meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengar dan mengikuti

petunjuk.

Slameto (2013: 2) mengungkapkan bahwa “belajar

merupakan suatu proses perubahan yang diperoleh dari usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri.

Kata disiplin berasal dari bahasa latin disibel yang berarti

pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut

mengalami perubahan menjadi discipline yang artinya kepatuhan

atau yang menyangkut tata tertib. Sejalan dengan hal tersebut

Rahman (2011: 64) memngungkapkan bahwa “disiplin berasal dari

bahasa inggris discipline yang mengandung beberapa arti.

Diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang

13
bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa

tata tertib untuk mengatur tingkah laku.”

Kedisiplinan belajar menurut Wahyono (dalam Faiqotul

Isnaini, dkk, 2015) adalah suatu kondisi belajar yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian sikap dan perilaku

pribadi atau kelompok yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Bentukbentuk

kedisiplinan belajar adalah disiplin peserta didik dalam

menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar, disiplin

terhadap pemanfaatan waktu, disiplin terhadap tata tertib (Yasin :

2010).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai

pengertian disiplin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin

belajar adalah serangkaian perilaku seseorang yang menunjukkan

ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan, tata tertib norma

kehidupan yang berlaku karena didorong adanya kesadaran dari

dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan belajar yang diinginkan.

Disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang sangat

penting dan menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses

belajarnya. Disiplin merupakan titik pusat dalam pendidikan, tanpa

disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan siswa yang

mengakibatkan prestasi yang dicapai kurang optimal terutama

dalam belajar(Simbolon, 2020)

14
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-

nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-

hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang

boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan

hal-hal yang dilarang).

Menurut Baumrind (2001:167), disiplin belajar sangat

penting bagi siswa untuk mewujudkan prestasi belajar. Siswa yang

mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi pada umumnya

mempunyai prestasi belajar yang tinggi, sedangkan siswa yang

mempunyai kedisiplinan rendah pada umumnya kurang

mempunyai prestasi belajar. Keadaan tiap-tiap keluarga ditinjau

dari pola asuh orang tua dan disiplin belajar berbeda-beda sehingga

prestasi antara anak yang satu dengan anak yang lain

beragam(Saya, 2020).

Menurut Ametembun (Darmadi, 2017:321) menjelaskan

bahwa disiplin dapat diartikan secara etimologis dan terminologi.

Secara etimologis, istilah disiplin berasal dari bahasa inggris

“discipline” yang artinya pengikut atau penganut. Sedangkan

secara terminologis, disiplin mengandung arti sebagai keadaan

tertib dimana para pengikut itu tunduk dengan senang hati pada

ajaran-ajaran para pemimpinya.

15
Menurut Hidayatullah dalam Sobri (2020:17) disiplin

adalah suatu ketaatan yang didukung oleh kesadaran yang

sungguh-sungguh untuk melaksanakan tugas dan kewajiban serta

bertindak sesuai dengan aturanaturan yang berlaku dalam

lingkungan tertentu. Adapun menurut Dakhi (2020:2) disiplin

merupakan kesadaran dan proses membiasakan diri untuk

mengikuti dan melaksanakan aturan atau norma dalam masyarakat.

2. Tujuan Disiplin Belajar

Disiplin sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran,

salah satu tujuan utamanya adalah menciptakan suasana belajar

yang kondusif. Dengan situasi belajar yang baik maka guru akan

merasa mudah mengkondisikan siswa dalam belajar, sehingga apa

yang guru sampaikan bisa dengan mudah dipahami oleh siswa.

Kedisiplinan belajar dalam kegiatan pembelajaran sangatlah

penting karena untuk mengatur siswa siswa dengan baik.

Dalam lingkungan sekolah siswa tidak semata-mata untuk

mematuhi tata tertib yang berlaku di sekolah baik itu tata tertib

umum yang berlaku untuk seluruh siswa maupun tata tertib umum

siswa dan juga tata tertib khusus dalam kegiatan pembelajaran,

melainkan siswa berdisiplin dalam belajar mengembangkan

kemampuanya dalam bertindak dan berpikir tanpa dikontrol

ataupun dipengaruhi oleh orang lain.

16
Menurut Suciati (2016:75) tujuan disiplin belajar adalah

agar setiap individu memiliki disiplin jangka panjang, yaitu

disiplin yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap

aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan

kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu

ciri mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir

dan bertindak serta tidak merasa tergantung pada orang lain secara

emosional.

Lebih lanjut Yuliyantika (2017:36) menyatakan bahwa

disiplin belajar perlu diterapkan pada setiap siswa karena disiplin

belajar bertujuan untuk menciptakan keteraturan dalam kegiatan

belajar dan bermasyarakat. Dengan keteraturan dalam belajar siswa

akan menampilkan kesiapannya dalam belajar, baik di lingkungan

rumah maupun di lingkungan sekolah, sehingga pada akhirnya

siswa akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

disiplin belajar adalah sebuah keteraturan dalam belajar baik itu di

lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Dengan

keteraturan dalam belajar tentunya siswa mempunyai kesiapan,

sehingga siswa akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

Selain itu dengan disiplin belajar, siswa memiliki disiplin yang

jangka panjang. Artinya siswa tidak hanya mengacu pada aturan-

17
aturan yang dibuat oleh sebuah lembaga, melainkan siswa mampu

mengembangkan kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri.

3. Fungsi Disiplin Belajar

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa.

disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan

tata kehidupan berdisiplin yang akan mengantar seorang siswa

sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja Budaya & Siswa,

(2020 : 187). Berikut merupakan beberapa fungsi disiplin

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Menata kehidupan bersama

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu terkait dan

berhubungan dengan manusia lain. Sikap disiplin berguna

untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai

orang lain dengan cara mentaati dan mematuhi peraturan yang

ada. Dengan begitu, hubungan antar individu menjadi baik dan

lancar sehingga menciptakan lingkungan kehidupan yang

kondusif.

b. Membangun kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh

faktor lingkungan keluarga, pergaulan, masyarakat dan

sekolah. sehingga lingkungan yang berdisiplin sangat

berpengaruh terhadap kepribadian. Apabila siswa yang sedang

tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang teratur,

18
tertib, tenang, tentram sangat berperan penting dalam

membangun kepribadian yang baik.

c. Melatih kepribadian

Sikap berperilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin

tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun

terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu

panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian

tersebut adalah melalui latihan.

d. Pemaksaan

Disiplin berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk

mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku. Diawali dengan

pemaksaan, kemudian akan berubah menjadi kesadaran diri,

menyentuh kalbunya, merasakan sebagai kebutuhan dan

kebiasaan.

e. Hukuman

Disiplin diwujudkan berupa tata tertib yang mengikat bagi

seseorang dengan dibarengi adanya hukuman.

Menurut Irene Marx hukuman mengandung empat fungsi

yaitu pertama, sebagai pembalasan atas perbuatan salah yang

telah dilakukan. Kedua, sebagai pen cegah orang melakukan

pelanggaran. Ketiga, sebagai koreksi terhadap perbuatan yang

salah. Keempat, sebagai pendidikan yakni menyadarkan orang

untuk meninggalkan perbuatan tidak baik.

19
C. Strategi Implementasi Tata Tertib dalam Membentuk

Kedisiplinan Belajar

Dalam implementasi tata tertib sekolah terhadap siswa, peran

sekolah lebih memberikan wewenangnya kepada pihak BK

(Bimbingan dan Konseling) Karena yang lebih berkuasa menangani

pelanggaran adalah dari pihak BK yang mendapat persetujuan dari

pihak sekolah yaitu kepala sekolah.

Peran guru di sekolah yakni mendidik dan mengajar serta

memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa

dari keluarganya. Sehingga pada saat siswa melakukan perbuatan

menyimpang dari tata tertib akan diserahkan pada petugas BK tempat

yang menangani anak-anak yang melakukan penyimpangan dari tata

tertib.

Dalam pengimplimentasian tata tertib di sekolah tentunya ada

peraturan yang di langgar oleh sebagian siswa atau warga sekolah.

Dimana dalam pengimplementasian itu terdapat hukuman atau sanksi

yang ditetapkan dalam tata tertib itu. Sehingga semua siswa yang

melanggar akan merasakan jera dan tidak mengulangi perbuatan

melanggar tata tertib itu lagi yang nantinya akan dikenakan sanksi.

Menurut Indra kusuma (1973:14) ”, hukuman adalah tindakan

yang dijatuhkan kapada anak secara sadar dan sengaja sehingga

menimbulkan nestapa, dan dengan adanya nestapa itu anak akan

menjadi sadar akan perbuatanya dan berjanji didalam hatinya untuk

20
tidak mengulanginya lagi. Sedangkan Suwarno (1981:115) ”,

menghukum adalah memberikan atau mengadakan nestapa atau

penderitaan dengan sengaja kepada anak yang menjadi asuhan kita

dengan maksud supaya penderitaan itu betul-betul dirasainya untuk

menuju ke arah perbaikan”.

Pratama & Suwanda, (2013), mengatakan bahwa ada beberapa

strategi implementasi tata tertib sekolah dalam membentuk

kedisiplinan belajar siswa yaitu:

1. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan upaya mengenalkan kepada siswa

tentang tata tertib sekolah. Sosialisasi dapat dilakukan pada

saat Masa Orientasi Siswa (MOS), saat pergantian tahun ajaran

baru yang disampaikan oleh masing-masing wali kelas, saat

upacara bendera setiap hari senin di sekolah, dan pada saat di

kelas sebelum pembelajaran dimulai. Sosialisasi tersebut

bertujuan untuk mengenalkan sekaligus menunjukkan hal-hal

yang tidak boleh dilakukan oleh siswa di sekolah(Budaya &

Siswa, 2020:186).

Murdiyatmoko (2007:99) menyatakan bahwa sosialisasi

adalah proses yang membantu individu untuk belajar dan

menyesuaikan diri tentang bagaimana cara hidup dan cara

berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam

kelompoknya. Proses ini dapat berjalan serasi dan dapat pula

21
terjadi pertentangan. Akan tetapi, selama individu merasa

memerlukan kelompoknya, ia bersedia untuk mengadakan

beberapa kompromi terhadap tuntutan kelompok(Publika et al.,

2020).

2. Pembiasaan

Pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka

membentuk disiplin siswa melalui pelaksanaan tata tertib

yaitu menerapkan budaya 5S: menebar senyum,

mengucapkan salam, bertegur sapa, berperilaku sopan, dan

bertindak santun. Selain itu juga dilakukan pembiasaan

untuk selalu taat dan patuh terhadap tata tertib yang

berlaku bagi siswa yaitu membiasakan siswa agar selalu

melaksanakan kewajibannya seperti yang sudah tertulis

dalam tata tertib siswa Misalnya:

1. melengkapi diri dengan seragam dan atribut yang


benar sesuai dengan ketentuan tata tertib sekolah
2. membiasakan siswa untuk selalu menghormati guru
dan menghargai teman
3. membiasakan siswa untuk bersikap sopan santun,
dan membayar iuran komite sekolah tepat waktu
sesuai dengan ketentuan tata tertib yang berlaku.
3. Memberikan keteladanan

Untuk menumbuhkan sikap disiplin para peserta didk

salah satu yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan

memberikan contoh keteladanan, karena keteladanan adalah

22
perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dalam

memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik,

sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk

mencontohnya. kepala sekolah dan guru seharusnya bisa

memberikan contoh sikap yang baik kepada peserta didiknya.

Beberapa pedoman yang dilakukan oleh guru dan kepala

sekolah dalam menerapkan keteladanan bagi peserta didik

yaitu: datang ke sekolah lebih awal, masuk ke kelas tepat

waktu, memakai pakaian seragam dengan sopan dan rapi .

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan

panutan kepada pesrta didik akan pentingnya menaati tata

tertib sekolah.

4. Pemberian hukuman/punishment

Sanksi atau hukuman merupakan alat pendidikan yang

dapat di berikan terhadap siswa yang melanggar tata tertib

sekolah, dengan tujuan untuk menyadarkan anak kembali

kepada hal-hal yang benar dan atau yang tertib. Dan ini

diberlakukan jika terjadi suatu perbuatan yang dianggap

bertentangan dengan peraturan-peraturan atau suatu perbuatan

yang di anggap melanggar peraturan(Irawan & Suyanto, 2014).

Bentuk pemberian reward/hadiah dalam rangka

membentuk sikap disiplin siswa melalui pelaksanaan tata

tertib dilakukan secara individu maupun kelompok. Secara

23
individu Misalnya guru memberikan hadiah kepada siswa yang

mengumpulkan tugas tepat waktu. Pemberian reward/hadiah

yang diberikan secara kelompok yaitu bagi kelas yang

menang berturut-turut dalam penilaian 7K diberi hadiah

berupa uang sebesar 70 ribu dan piala bergilir.

Sedangkan pemberian punishment/hukuman juga dilakukan

secara individu maupun kelompok. Secara individu, dalam

pembelajaran tertentu apabila ada siswa yang tida

mengumpulkan tugas maka nilainya nol sehingga nilai tugas

siswa tersebut kosong tetapi akan tetap diberikan remedial

untuk memperbaiki nilainya. Penanganan siswa yang

melanggar tata tertib dilakukan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang ada dalam tata tertib siswa point VII tentang

klasifikasi pelanggaran dan sanksi yang masing-masing

dibedakan dalam kelompok A, B, dan C.

5. Ekstrakurikuler

Dalam upaya membentuk disiplin siswa melalui

pelaksanaan tata tertib salah satu yang dilakukan adalah

melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Pramuka

merupakan salah satu ekstrakurikuler yang tidak asing dalam

dunia pendidikan karena bisa ditemukan di setiap jenjang

pendidikan. Melalui pramuka, siswa bisa mendapakan

pembinaan ketaqwaan, kehidupan dalam berbangsa dan

24
bernegara berdasarkan ideologi Pancasila, melatih kepribadian,

kemampuan berorganisasi, melatih kesehatan jasmani,

meningkakan kratifitas, tenggang rasa, tanggung jawab dan

kerjasama(Syafiudin, 2021).

Tujuan utama penerapan kegitan ekstrakurikuler pramuka

adalah untuk membentuk karakteristik kedisiplinan belajar

peserta didik.

6. Optimalkan peran guru BK

Guru bimbingan dan konseling merupakan petugas

profesional, yang artinya secara formal mereka telah disiapkan

oleh lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang,

mereka dididik secara khusus untuk menguasai seperangkat

kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan

konseling(Evi Aeni Rufaedah & Maesaroh, 2021).

Bimbingan dan konseling merupakan suatu pekerjaan yang

menuntut keahlian dari petugasnya juga tidak bisa dilakukan

oleh orang lain yang tidak terlatih, tidak terdidik dan juga tidak

disiapkan secara khusus terdahulu untuk melakukan pekerjaan

tersebut. Seperti yang dikemukan Winkel bahwa “konselor

sekolah merupakan seorang tenaga profesional yang

memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan

mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan dan

konseling”. Oleh karena itu, peran guru BK di sekolah dasar

25
sangatlah penting dalam membentuk karakter serta kedisiplinan

peserta didik.

Berdasarkan uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa

strategi implementasi tata tertib dalam membentuk kedisiplinan

belajar siswa guna untuk Mengatur sikap dan perilaku siswa

agar sesuai dengan ketentuan, maka harus memperhatikan

beberapa strategi yang cocok dan sesuai untuk dapat

meningkatkan tata tertib sekolah. Diantaranya adalah sebagai

berikut: pertama, sosialisasi, kedua,pembiasaan, ketiga

keteladanan, keempat pemberian hadiah/hukuman, kelima,

Ekstrakurikuler, keenam, optimalkan peran guru BK.

D. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian

yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Putera, dkk (2019), yang

berjudul “ Peranan Tata Tertib Sekolah Dalam Membentuk

Perilaku Kedisiplinan Siswa Di Sekolah Dasar Negeri 2

Sendangsari Kecamantan Batuwarno Kabupaten Wonogiri

Tahun Pelajaran 2019/2020”. Penelitian ini di lakukan pada

tahun 2019, dengan lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri 2

Sendangsari Kecamantan Batuwarno Kabupaten Wonogiri.

Dalam penelitian tersebut sampel yang digunakan adalah siswa

sekolah dasar sendangsari. Teknik pengumpulan datanya

26
adalah wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Hasil

penelitian ini adalah Peranan tata tertib sekolah dalam

membentuk perilaku kedisiplinan siswa di Sekolah Dasar

Negeri 2 Sendangsari sudah cukup baik. Penelitian yang

dilakukan Putera, dkk sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti yaitu penelitian dengan metode kualitatif

deskriptif. Perbedaanya di teknik pengumpulan data. Penelitian

yang dilakukan oleh Putera, dkk menggunakan empat teknik

yaitu wawancara, observasi, angket dan dokumentasi.

sedangkan yang dilakukan peneliti menggunakan tiga teknik

pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitaningrum dan

Suyanto(2014), yang berjudul “ Implementasi Tata Tertib

Sekolah Dalam Membentuk Disiplin Siswa Di SMP Negeri 28

Surabaya”. Penelitian ini di lakukan pada tahun 2014, dengan

lokasi penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 28

Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya

pembentukan disiplin siswa melalui implementasi tata tertib

sekolah pembiasaan tata tertib sekolah kepada siswa yang

berkaitan dengan hal masuk sekolah, kewajiban siswa, larangan

siswa, hal pakaian dan sanksi, guru menjadi model sehingga

siswa meniru apa yang dilakukan guru, dan mengkondisikan

27
siswa untuk mematuhi tata tertib sekolah serta memberikan

teguran dan sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib

sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitaningrum dan

Suyanto sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yaitu penelitian dengan metode kualitatif deskriptif.

E. Kerangka Berpikir

Tata tertib sekolah merupakan suatu produk yang dibuat oleh

sekolah yang berisi tentang aturan-aturan yang wajib dipatuhi oleh

warga sekolah dalam melaksanakan kegiatan yang ada dalam

lingkungan sekolah. Tujuan dari tata tertib sekolah adalah membantu

sekolah dalam membentuk perilaku siswa. Tata tertib juga memiliki

peran penting dalam membentuk kedisiplinan siswa. Setiap sekolah

memiliki tata tertib yang mengatur segala kegiatan yang dilakukan di

sekolah.

Dalam tata tertib memiliki aturan-aturan yang berisi larangan yang

tidak boleh dilakukan oleh warga sekolah. Untuk mendukung

pelaksanaan dari aturan-aturan tersebut maka dalam tata tertib sekolah

juga memiliki hukuman bagi pelanggaran. Hukuman sangat penting

dilakukan untuk memberi dorongan supaya siswa mematuhi aturan

yang telah dibuat. Selain hukuman, tata tertib juga memiliki

penghargaan bagi siswa yang tidak melakukan pelanggaran. Akan teta

pi keberadaan tata tertib sekolah tidak menjamin untuk membentuk

28
kedisiplinan siswa. Salah satu faktornya adalah sekolah hanya

membuat tata tertib tetapi tidak diterapkan dalam lingkungan sekolah.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk membentuk kedisiplinan

siswa adalah dengan mengimplementasikan tata tertib sekolah. Melalui

implementasi tata tertib sekolah, siswa akan terbiasa melakukan

sesuatu sesuai dengan peraturan yang ada. Ketika siswa melakukan

sesuatu sesuai dengan tata tertib yang berlaku, maka siswa tersebut

termasuk dalam kategori siswa yang disiplin.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat kerangka berpikirnya

adalah sebagai berikut:

Tata Tertib

Strategi Pengimplementasian Tata Tertib Sekolah

Kedisisplinan

Memakai
Siswa datang Siswa menaati
seragam sesuai
sekolah tepat peraturan yang
ketentuan
waktu berlaku di sekolah

Bagan 1.1 kerangka berpikir

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun yang bersifat

rekayasa manusia. Menurut Arikunto (2010:13) “penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang menyelidikan masalah

disekitar kemudian memaparkan hasil penelitiannya sesuai keadaan

sebenarnya(Ilmiah et al., 2018 : 120).

30
Menurut Sugiyono (Siyoto & Sodik, 2015 : 157) penelitian

kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi yang

bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan

untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut partisipan.

Dengan demikian arti atau pengertian dari penelitian kualitatif

tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.

B. Waktu dan Tempat Penelitian.

1. Waktu Penelitian Dalam melakukan penelitian pasti membutuhkan

waktu pelaksanaanya. (akan disesuaikan)

2. Tempat Penelitin.

Dalam penelitian ini lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah

di SDI Barang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah dasar

yang berada di Desa Pinggang, Kecamatan Cibal, Kabupaten

Manggarai.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan salah satu aspek yang paling

penting dalam penelitian, karena dari subjek penelitian, peneliti

dapat memperoleh sebuah data ataupun informasi. Dalam

menentukan subjek penelitian. peneliti menggunakan teknik

purposive sampling. Raihan (2017:100) menjelaskan purposive

sampling artinya memilih sampel dari suatu populasi didasarkan

pada informasi yang tersedia, dan penentuan sampelnya ditentukan

31
oleh peneliti berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu yang

dianggap memenuhi kriteria yang ditetapkan, sehingga

perwakilanya terhadap populasinya dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam penelitian ini yang menjadikan subjek penelitianya

adalah 2 orang siswa kelas IV. A dan B, 2 orang siswa kelas V. A ,

dan 2 orang siswa kelas VI. A dan, 4 orang guru wali kelas yaitu

guru wali kelas IV.A dan B, guru wali kelas V.A dan, guru wali

kelas VI. A, kepala sekolah, 2 orang perwakilan orang tua murid

dan ketua komite.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada tiga metode pengumpulan data yang

digunakan sebagai berikut: Observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

1. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak

pada objek penelitian. Menurut Raihan (2017:107)

Observasi yang dimaksud adalah pengamatan langsung,

cara ini menuntut peneliti mengamati secara langsung

terhadap objek penelitiannya, sehingga instrumen yang

32
dapat dipakai dapat berupa lembaran pengamatan (catatan

berkala, daftar ceklist), panduan pengamatan dan lainya.

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati bentuk-bentuk

penerapan tata tertib dan aktivitas-aktivitas siswa terkait

dengan disiplin belajar. Jenis observasi yang digunakan

adalah observasi deskriptif secara umum situasi dari objek

yang diteliti. Hasil dari observasi dicatat dalam catatan

berkala.

2. Wawancara ( interview)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data

dilakukan komunikasi langsung atau tidak langsung oleh

peneliti kepada responden/informan dengan memberikan

daftar pertanyaan untuk dijawab langsung atau atau pada

kesempatan waktu lainya (Raihan, 2017 :106).

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

metode wawancara yaitu menyiapkan instrumen berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis sebagai panduan dalam

melakukan wawancara guna memperoleh data. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara

terstruktur dan semi terstruktur. Adapun respondennya

adalah beberapa orang siswa kelas IV, V dan kelas VI,

kepala sekolah, wali kelas dan ketua komite. Tujuan dari

wawancara ini adalah untuk mencari data tentang

33
implementasi tata tertib sekolah dalam membentuk

kedisiplinan belajar siswa di SDI Barang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk

menelusuri data historis. Teknik analisis data digunakan

untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kedisiplinan

siswa seperti daftar hadir, buku cacatan guru BK, hasil

rapat tentang tata tertib dan bentuk-bentuk pelanggaran

lainnya.

E. Instrumen Penelitian

Salah satu hal yang paling penting sebelum melakukan penelitian

adalah, peneliti terlebih dahulu menyusun instrumen penelitiannya.

Menurut Black, (Siyoto & Sodik, 2015:65) instrumen merupakan alat

bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data,

misalnya metode wawancara instrumennya pedoman wawancara,

metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau

kuesioner. Metode tes, instrumennya adalah soal tes, tetapi metode

observasi instrumennya check-list. Dalam penelitian ini, instrumen

yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembaran pengamatan

(catatan berkala) dan kamera HP.

Pedoman wawancara biasanya berupa daftar pertanyaan-

pertanyaan wawancara yang sudah disiapkan secara sistematis dan

34
teratur sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Demikian dalam

penelitian ini, pedoman wawancara dibuat untuk memberi bimbingan

terhadap segala tingkah laku dan pertanyaanpertanyaan yang diajukan

saat wawancara. Selain itu penggunaan kamera dalam wawancara juga

merupakan salah satu hal yang penting. Tujuanya adalah sebagai bukti

ketika melakukan wawancara.

Lembaran pengamatan (catatan berkala) digunakan pada saat

peneliti melakukan observasi. Dalam konteks ini peneliti (observer)

hanya mencatat kejadian-kejadian pada waktu tertentu. Catatan berkala

digunakan pada saat peristiwa yang dianggap penting yang sesuai

dengan tema.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data model

Miles dan Huberman (Harahap, 2020). Teknik analisis data kualitatif

menurut Miles dan Huberman, sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Setelah data terkumpul dilakukan dengan memilah data,

membuat tema-tema mengkategorikan, memfokuskan data sesuai

bidangnya, membuang, menyusun data dalam satu cara dan

membuat rangkuman-rangkuman dalam satuan analisis, setelah itu

baru pemeriksaan data kembali dan mengelompokan sesuai dengan

35
masalah yang diteliti, kemudian dideskripsikan dalam bentuk

kalimat sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah

penelitian.

2. Penyajian Data (display data)

Dalam tahap ini, dilakukan penyajian data dalam bentuk

narasi dimana peneliti menggambarkan hasil temuan data dalam

bentuk uraian kalimat, bagan, hubungan antara kategori yang sudah

berurutan dan sistematis.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah melakukan reduksi data dan penyajian data langkah

terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan

ditarik sesuai dengan bukti-bukti data yang diperoleh di lapangan

secara akurat dan faktual.

G. Keabashan Data

Setelah melakukan analisis data langkah yang tidak kalah

penting juga adalah uji keabsahan data. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teknik triangulasi. Menurut Wiersma

(sugiyono, 2015:372) triangulasi diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

a. Pertama, triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

dari berbagai sumber (informan).

36
b. Kedua, triangulasi teknik untuk menguji kepastian data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Azis, F. R. N., Pamujo, & Yuwono, P. H. (2020). Analisis Pelanggaran Tata

Tertib Sekolah Oleh Siswa dan Peran Guru Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia, 6(1),

26–31. https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR

Budaya, P., & Siswa, D. (2020). IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH

DALAM PENANAMAN BUDAYA DISIPLIN SISWA Received : Apr17.

Jurnal Studi Pendidkn Islam, 3(2), 183–194.

37
Evi Aeni Rufaedah, & Maesaroh. (2021). Peran Guru Bk Dalam Meningkatkan

Kedisiplinan Siswa Kelas Viii Di Smp Negeri 2 Balongan. Counselia; Jurnal

Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, 2(1), 8–15.

https://doi.org/10.31943/counselia.v2i2.10

Ilmiah, J., Guru, P., & Dasar, S. (2018). No Title. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, 3(April), 76–81.

Irawan, M. H. C., & Suyanto, T. (2014). Strategi Sekolah Dalam Menangani

Pelanggaran Tata Tertib Di Smp Dorowati Manukan Surabaya. Jurnal

Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 2(2), 484–498.

Kedisiplinan, P., Di, S., Dasar, S., & Ppkn, D. (2020). CIVICS EDUCATION

AND SOCIAL SCIENSE JOURNAL(CESSJ) Volume 1, Nomor 1, Juni 2019

106. 1, 106–127.

Mabuka, O. (2021). Tata Tertib Sekolah Berperan Sebagai Pengendali Perilaku

Siswa di SD Inpres Raja Kecamatan Morotai Selatan Barat. Jurnal Ilmiah

Wahana Pendidikan, 7(2), 360–372. https://doi.org/10.5281/zenodo.4724351

Pratama, A. H., & Suwanda, I. M. (2013). Strategi Pembentukan Disiplin Siswa

Melalui Pelaksanaan Tata Tertib di SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo. Jurnal

Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 1(1), 85–100.

file:///C:/Users/7/Downloads/1466-2890-1-SM.pdf

Publika, J., Cirebon, U., Widiyana, D., Siswoyo, M., Nurfalah, F., Negara, I. A.,

Swadaya, U., & Jati, G. (2020). Pengaruh Sosialisasi Program Wajib Belajar.

Jurnal Publika Unswagati Cirebon, 8(1), 42–52.

Rohmah, N., Hidayat, S., & Nulhakim, L. (2021). Implementasi Pendidikan

38
Karakter Disiplin dalam Mendukung Layanan Kualitas Belajar Siswa. Jurnal

Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 5, 150–159.

Saya, S. (2020). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Disiplin Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 1(1),

1–6. http://ejurnal.unima.ac.id/index.php/educouns/article/view/98

Simbolon, J. (2020). Penerapan Metode Layanan Bimbingan Kelompok Untuk

Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa. Jurnal Teknologi Pendidikan (JTP),

13(1), 77. https://doi.org/10.24114/jtp.v13i1.18002

Syafiudin, M. (2021). Peran Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Membentuk

Karakter Disiplin Siswa. Aulada : Jurnal Pendidikan Dan Perkembangan

Anak, 3(1), 71–82. https://doi.org/10.31538/aulada.v3i1.863

39

Anda mungkin juga menyukai