SKRIPSI
Oleh
Afnidar Ndraha
0142S1D019485
i
i
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Negeri 2 Gido lulus pada tahun 1998,kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di
Madrasah Aliyah Negeri Gunungsitoli dan lulus pada tahun 2001,setelah lulus sekolah
menengah atas peneliti meneruskan kuliah PGTK terpadu di tarbiyatunnisa dan lulus
pada tahun 2007, peneliti meneruskan kuliah kembali dan akhirnya memutuskan untuk
mengambil program studi pendidikan Guru Anak Usia Dini semoga segera
iii
PENERAPAN PAPAN TITIAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI
Afnidar Ndraha
0142.S1.D.019485
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
STKIP Muhammadiyah
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kemampuan fisik motorik
kasar anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI. Terdapat rumusan masalah dalam
penelitian ini : “Bagaimana penerapan permainan papan titian dapat meningkatkan
kemampuan fisik motorik kasar anak ? dan Apakah dengan papan titian dapat
menstimulus motorik kasar anak usia dini ?”, Tujuan secara umum penelitian ini
adalah “Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan motorik kasar anak di
TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif, yaitu dengan penelitian tidakan kelas dengan teknik Observasi dan
dokumentasi yang menjadi subyek penelitian ini kelas B di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal VII Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas (PTK) da analisis data yang dilakukan secara kaloboratif antara guru
dan peneliti, dapat ditarik kesimpulan bahwa bermain dengan papan titian dapat
meningkatkan motorik kasar anak usia dini Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan presentase motorik kasar anak setelah dilakukan tindakan siklus I dan
siklus II. Keberhasilan ini dapat dilihat pada Peningkatan motorik kasar anak pada
setiap siklusnya. Pada siklus pertama terdapat berkembang sesuai harapan (BSB) 0%
anak. Dan pada siklus II berkembang sesuai harapan (BSB) 85%.
Kata Kunci : Permaian Papan Titian, Fisik Motorik Kasar Anak Usia Dini
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt., karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan
Papan Titian Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini”.
skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi sidang skripsi guna
memperoleh gelar sarjana.
Selama proses penulisan, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Edi Sukardi, M.Pd. Ketua STKIP Muhammadiyah Bogor
2. Bapak Rudi Haryono, S.S, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing 1
3. Ibu Amelia Uswatun, M.Pd, selaku Kaprodi dan Dosen Pembimbing 2
4. Bapak Yusuf Haryanto, M.Pd Selaku Dosen Penguji 1
5. Ibu Nurdini Ferianti, S.Pd., M.Pd Selaku Dosen Penguji 2
6. Kepala Sekolah dan dewan Guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV
7. Keluarga.
Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
dan selalu diberikan kebahagiaan oleh-Nya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Maka penulis begitu mengharapkan kritilk dan saran
yang memberikan perbaikan ke depannya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, umumnya bagi semua pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
D. Tehnik Penelitian ................................................................................ 18
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 21
F. Prosedur Penelitian.............................................................................. 22
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 26
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 26
B. Pembahasan ............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Fisik Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun ................. 27
Tabel 3.3 Instrumen penelitian Penerapan Papan Titian Untuk
Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Pada
Anak Usia Dini ............................................................................................. 28
Tabel 4.1 Hasil data Prasiklus meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak ........... 34
Tabel 4.2 Hasil data Pertemuan ke-1 meningkatkan Fisik Motorik Kasar
Anak ............................................................................................................ 37
Tabel 4.3 Hasil data Pertemuan ke-2 meningkatkan Fisik Motorik Kasar
Anak ............................................................................................................ 41
Tabel 4.4 Hasil data Pertemuan ke-3 Meningkat Fisik Motorik Anak .................. 44
Tabel 4.5 Hasil data Pertemuan ke-1 meningkatkan Fisik Motorik Kasar
Anak ............................................................................................................ 47
Tabel 4.6 Hasil data Pertemuan ke-2 meningkatkan Fisik Motorik Kasar
Anak ............................................................................................................ 50
Tabel 4.7 Hasil data Pertemuan ke-3 meningkatkan Fisik Motorik Kasar
Anak ............................................................................................................ 52
Tabel 4.9 Hasil Kemampuan Fisik Motorik Kasar Pada Prasiklus, Siklus I
dan Siklus 2 ................................................................................................. 55
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3. Surat Keterangan dari Tempst Penelitian
Lampiran 4. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Lampiran 5. Surat Keterangan & Sertifikat
Lampiran 6. Data Mentah Penelitian
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan nasional.
Melalui pendidikan bisa mempersiapkan sumber daya manusia yang bermutu
baik. Sesuai dengan visi pembangunan nasional, pada dasarnya berdasarkan
paradigma pembangunan manusia seutuhnya yang meletakkan manusia sebagai
subjek yang memiliki potensi untuk mengaktualisasikan potensi dirinya secara
optimal. Berkaitan dengan itu, pendidikan diarahkan untuk mengembangkan
kecerdasan secara menyeluruh, yang meliputi kemampuan kognitif, sosial,
emosional, estetis dan kinestetis, afektif dan psikomotorik.
Samsudin (2008) menjelaskan Pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah
lembaga pendidikan prasekolah sebelum memasuki lembaga pendidikan Sekolah
Dasar (SD) yang melibatkan anak didiknya berkisar pada usia 4 s.d 6 tahun,
dengan lama pendidikan berkisar antara 1 s.d 2 tahun. Pendidikan ini bertujuan
membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik
yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.1
Pendidikan anak usia dini itu dunia bermain sambil belajar dan taman
kanak-kanak yang membantu anak untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangannya. Semakin kuat dan terampilnya gerak seorang anak, membuat
anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan seluruh anggota
tubuhnya disaat bermain.
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik adalah proses seorang anak
belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari
guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan untuk melatih
1
Dr. Anton Komaini,2018, Kemampuan Motorik Anak Usia Dini.PT RajaGrafindo Persada. H.1
1
ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi dengan
mata. Mengembangkan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,menggolongkan tiga
kemampuan motorik anak, salah satunya adalah kemampuan lokomotor, yang
diimplementasikan dengan berjalan di atas papan titian.
“Physical growth and development is related to the physical motor development
of children. Through the unique characteristics of children, namely great
curiosity and a desire to try, children can do physical motoric exercises through
coordinated movements that are facilitated by an environment that supports the
provision of stimulation”2
( Pertumbuhan dan perkembangan jasmani berkaitan dengan perkembangan fisik
motorik anak. Melalui karakteristik unik anak yaitu keingintahuan yang besar
dan keinginan untuk mencoba, anak dapat melakukan latihan-latihan fisik
motorik melalui gerakan-gerakan terkoordinasi yang difasilitasi dengan
lingkungan yang mendukung atas pemberian stimulasi tersebut )
Perkembangan motorik kasar yang melibatkan gerakan seluruh tubuh,
kaki, dan lengan yaitu merupakan salah satu aspek pertumbuhan anak- anak
yang begitu jelas dan terlihat, kadang-kadang kita atau pendidik kurang
mengamati aktifitas yang berkaitan tentang motorik kasar anak.
Perkembangan fisik-motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui
kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak tersebut
berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang telah ada sejak lahir.
Dengan demikian, sebelum perkembangan gerak motorik ini mulai berproses,
maka anak akan tetap tak berdaya.3
Seperti penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Nurul Mukhlisa
dengan judul “penerapan permainan papan titian dalam mengembangkan
motorik kasar pada anak usia dini” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
2
Jurnal Golden Age Hamzanwadi University. Early children's physical motoric development.
Vol. 3 No. 1, Juni 2018, Hal. 25-34 E-ISSN : 2549-7367
3
Suyadi, Psikologi Perkembangan Anak. 179
2
rendahnya kemampuan motorik kasar anak di Taman Kanak-kanak Nurul Yaqin,
pembelajaran disekolah terfokus pada kegiatan menulis dan membaca sehingga
stimulasi kemampuan motorik kasar anak tidak diperhatikan. menggunakan jenis
penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan paedagogik dan pendekatan
sosiologis.. Untuk memperoleh data yang diinginkan menggunakan data primer
dan data sekunder, selanjutnya dianalisis dengan cara mereduksi data,
mendeskripsikan data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan motorik kasar anak di Taman
Kanak-kanak Nurul Yaqin melalui permainan papan titian sangatlah efektif. Hal
ini dilihat dari sebelum guru menerapkan permainan papan titian kemampuan
motorik kasar anak belum berkembang dengan baik, namun setelah menerapkan
permainan papan titian kemampuan motorik kasar anak berkembang dengan
baik.4
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Putri Puswandri dengan Judul
upaya meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui permainan
tradisional lompat tali di TK pkk mulyojati metro barat”. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas, model yang digunakan yaitu terdiri dari 2
siklus dan di fokuskan pada kegiatan pengembangan kemampuan motorik kasar
anak dengan jumlah 15 peserta didik. Dalam mengumpulkan data yang
diperlukan penulis, dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi,
Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dan siklus II maka dapat peneliti
simpulkan bahwa permainan lompat tali dapat meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak. Peserta didik yang mampu melompat dengan baik pada
siklus I pertemuan ke-1 mencapai 13%, pada pertemuan ke-2 mencapai 20%,
pada pertemuan ke-3 mencapai 20%. Kemudian pada siklus II pertemuan ke-1
mencapai 33%, selanjutnya pada pertemuan ke-2 mencapai 67%, pada
4
Selia Dwi Kurnia,2020. Penerapan permainan papan titian dalam mengembangkan motorik kasar pada
anak usia dini.
3
pertemuan ke-3 mencapai 80%.5
Peneliti membandingkan dari penelitian terdahulu memiliki kesamaan
dalam tujuan untuk menstimulus fisik motorik kasar , Menurut STPPA
Permendikbud 137 tahun 2004 kemampuan motorik kasar anak sebagai berikut :
1. Menirukan gerakan binatang
2. pohon tertiup angin
3. pesawat terbang
4. Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)
5. Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
melempar sesuatu secara terarah, menangkap sesuatu secara tepat
6. Melakukan gerakan antisipasi, menendang sesuatu secara terarah
memanfaatkan alat permainan di luar kelas.6
Hasil observasi pada bulan februari di TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI
kabupaten Bogor khususnya anak kelompok B motorik kasar anak belum
mampu menggerakan anggota tubuhnya, tidak mau menirukan gerakan yang
dilihat dari gurunya, gerakan gerakan yang belum dikuasai anak dalam
melangkahkan kaki setengah meloncat, kurangnya perkembangan anak dalam
mengayunkan tangan berlawanan dengan gerak kaki, kurangnya kemampuan
anak berdiri dengan satu kaki, kurangnya perkembangan anak dalam melakukan
gerakan seimbang dan kurangnya perkembangan anak dalam melakukan gerakan
berjalan di atas papan titian.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah, antara lain
1. Kegiatan pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan pada anak untuk
mengembangkan kemampuan fisik motorik kasar
2. Kurangnya pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran
5
Putri Puswandari, 2019. Judul Upaya Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar Anak Melalui
Permainan Tradisional Lompat Tali Di Tk Pkk Mulyojati Metro Barat.
6
Peraturan Mentri Pendiidkan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
4
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka peneliti memilih media papan
titian untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar pada anak usia dini
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah di atas maka rumusan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana penerapan permainan papan titian dapat meningkatkan
kemampuan fisik motorik kasar anak ?
2. Bagaimana papan titian dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
usia dini ?
E. Tujuan Pengembangan
1. Untuk melihat atau mengetahui penggunaan papan titian di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal VI
2. Untuk melihat atau mengetahui peningkatan motorik kasar anak dengan
permainan papan titian di TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi anak didik, diharapkan anak bisa menirukan dan tidak hanya diam, dapat
berjalan di papan titia dengan benar.
b. Bagi pendidik, dapat menambah pengetahuan dan pemikiran mengenai
pembelajaran secara efektif, kreatif, bervariasi dan menyenangkan dalam
meningkatkan motorik kasar melalui papan titian.
c. Bagi sekolah tempat anak belajar, dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran dalam menyusun program pembelajaran serta menemukan
metode pembelajaran yang tepat, untuk meningkatkan motorik kasar melalui
bermaian papan titian
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Fisik Motorik Kasar
1) Definisi Fisik Motorik Kasar
Depdiknas menjelaskan motorik merupakan terjemahan dari kata
”motor” yang artinya, dasar mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu
gerak. Gerak (movement) adalah suatu aktivitas yang didasari oleh proses
motorik. Proses motorik ini melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang
terkoordinasi (otak, syaraf, otot, dan rangka) dengan proses mental yang
sangat kompleks, disebut sebagai proses cipta gerak. Keempat unsur tersebut
tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri, melainkan selalu terkoordinasi.
Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, maka gerak yang dilakukan
dapat mengalami gangguan. Dengan kata lain, gerakan yang dilakukan oleh
anak secara sadar dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungannya (informasi
verbal atau lisan, gambar, dan alat lainnya) yang dapat direspons oleh
anak(Depdiknas, 2008)7
Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-
otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan anak itu sendiri. Dorong anak berlari, melompat, berdiri di
atas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga.
Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkoordinasi.keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan yang
meliputi aktivitas otot yang besar, seperti menggerakkan lengan dan
berjalan.8
7
Ibid.
8
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini, (Lampung:
Darussalam Press, 2016), 10.
6
Hurlock menjelaskan kemampuan motorik kasar sebagai
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord, yaitu kemampuan yang diperlukan
sejak usia balita sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hampir semua anak pada usia 2 tahun dapat berdiri, berjalan, duduk,
menendang, naik turun tangga berlari dan melompat. Keterampilan motorik
kasar dibangun dari semua usia balita dan akan semakin baik dengan
bertambahnya usia sampai dewasa.9
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa motorik
kasar dapat mengikutkan anak pada kelompok olahraga untuk
mengembangkan kesehatan fisik, psikologis serta psikososialnya. Anak
menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik untuk
perkembangannya. Pendapat di atas jelas bahwa motorik kasar anak
berkaitan dengan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan
koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar,
sebagiam atau seluruh anggota tubuh. Perkembangan motorik kasar anak
pada permulaannya tergantung dari belajar dan pengetahuan serta
pengalaman. Pengalaman masa kanak-kanak akan sangat bermanfaat pada
masa dewasa, di antaranya kemampuan dalam memecahkan suatu masalah,
baik dalam bentuk keseharian maupun dalam bentuk kemampuan latihan dan
peningkatan keterampilan anak dalam melakukan aktivitas anak.
Perkembangan motorik kasar pada dasarnya merupakan gerakan fisik yang
membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan
menggunkakan oto-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh yang
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan
sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
2) Perkembangan Keterampilan Fisik Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar pada dasarnya merupakan gerakan fisik yang
9
Nurul Mukhlisa, Penerapan Permainan Papan Titian Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Pada Anak
Usia Dini.
7
membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh dengan
menggunakan otot-otot besar. Perkembangan keterampilan motorik kasar
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Keterampilan motorik kasar melibatkan otot-otot besar tubuh.
b. Keterampilan motorik kasar bergantung pada kekerasan dan kekuatan
otot.
c. Pola perkembangan keterampilan motorik yang khas ini mendorong para
teoritis terdahulu untuk berpendapat bahwa ini merepresentasi rentangan
urutan peristiwa-peristiwa yang terprogram secara gentik dimana syaraf-
syaraf dan otot-otot matang dalam arah ke bawah dan keluar.
d. Variasi individu adalah hal umum dan masa perkembangan keterampilan
motorik dapat bervariasi sebanyak dua hingga empat bulan tanpa ada
indikasi terjadi perkembangan yang tidak normal.
e. Proses-proses pematangan diyakini memberikan batas-batas umur bagi
bayi untuk mampu duduk tegak, merangkak atau berjalan.10
Berdasarkan uraian di atas bahwa perkembangan keterampilan
motorik kasar mencakup fungsi-fungai lokomotor seperti duduk tegak,
berjalan, menendang, dan melempar bola. Perkembangan motorik ini
berlanjut dari kepala ke bawah dan dari tengah kearah luar. Keterampilan
motorik berkembang dalam urutan pasti, dan norma-norma umur kerap
digunakan untuk mengukur kemajuan perkembangan bayi. Namun
pengalaman-pengalaman dan kesempatan-kesempatan untuk berlatih
yang dimiliki setiap anak sangat penting dalam mempengaruhi umur
aktual ketika tonggak-tonggak perkembangan ini tercapai.
10
Penney Upton, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2012), 57.
8
berikut:11
a. Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)
b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan
atau merugikan kematangan fungsi-fungsi
c. Organis dan psikis
d. Aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, kemampuan,
punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.
Di samping beberapa uraian di atas, ada beberapa faktor lainnya
yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, antara lain:
a. Faktor kematangan
Kematangan adalah kesiapan fungsi baik fisik maupun psikis
untuk melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulasi dari luar.
Misalnya proses anak belajar duduk, merangkak, berjalan atau bercakap-
cakap. Proses-proses itu memerlukan periode belajar dan berlatih, proses
di atas tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal bila anak belum
mencapai kematangan.
b. Faktor keturunan
1) Tinggi badan
Orang tua yang mempunyai postur tubuh tinggi cenderung
mempunyai keturunan yang tinggi. Demikian, orang tua yang
pendek akan memiliki keturunan yang pendek. Namun tinggi tubuh
seseorang tidak dapat diramalkan secara tepat, krena faktor
lingkungan, gizi, dan kesehatan mempunyai peran penting terhadap
perkembangan motoriknya.
2) Kecepatan pertumbuhan
Kecepatan pertumbuhan ternyata juga merupakan sifat yang
diturunkan. Penelitian pada anak kembar identic memperlihatkan
bahwa, haid pertama yang di alami kembar identic perempuan
11
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini, (Lampung:
Darussalam Press, 2016), 23.
9
terjadi pada usia yang sama. Demikian juga pada perempuan ,
kakak-beradik, haid mereka pada usia yang tidak begitu berbeda.12
4) Prinsip Perkembangan Fisik Motorik Kasar Anak Usia Dini
Prinsip utama perkembangan motorik anak uisa dini adalah koordinasi gerakan
motorik baik motorik halus maupun motorik kasar. Ada beberap prinsip utama
perekembangan motorik menurut Malina & Bouchard, yaitu:13
a. Kematangan Saraf
b. Urutan
c. Motivasi
d. Pengalaman
e. Praktik
2. Bermain
1. Pengertian Bermain
Dunia anak adalah bermain, dunia di mana anak-anak mengisi
aktivitasnya dengan bermain karena pada dasarnya anak-anak kecil tidak
mampu membedakan antara bermain, belajar, dan bekerja. Mereka sangat
menikmati bermain dan akan melakukannya kapan pun mereka bisa.
Bermain merupakan proses alamiah dan naluriah yang berfungsi sebagai
media atau sarana untuk menstimulasi perkembangan fisik dan psikis anak.
Dalam kegiatan bermain, segala aktivitas yang dilakukan anak merupakan
proses belajar yang efektif, karena dengan bermain anak dapat
mengorganisasikan berbagai pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam
upaya menyusun kembali gagasan yang cemerlang.
Mayesky berpendapat bermain pada anak merupakan cara alami dan
terbaik bagi anak untuk belajar karena dalam kegiatan bermain mereka
menyelidiki dan mengamati diri mereka sendiri dan orang lain yang bermain
12
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini, (Lampung:
Darussalam Pres Lampung, 2016), 23.
13
Fitri Ayu Fatmawati,2020 Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. PT. Caramedia
Comunication
10
dan bekerja.14
Hurlock memberikan pengertian bermain adalah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.14Bermain dilakukan secara sukarela dan
tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajibannya. Bermain
dianggap lawan daripada bekerja, karena bekerja merupakan kegiatan
menuju suatu akhir sedangkan dalam bermain, hasil akhir kegiatan tidak
penting.15
2. Tahapan Perkembangan Bermain
Sangat jelas bermain merupakan kebutuhan bagi anak. Hubungan
keduanya sangat sulit untuk dilepaskan dan dipisahkan, jika keduanya
dipisahkan maka sama artinya dengan memisahkan anak-anak dari dunianya
sendiri. Anak-anak akan menjadi terasing dalam lingkungan sosialnya. Dari
berbagai bahasan mengenai kegiatan bermain, pada umumnya para pakar
hanya membedakan atau mengkategorikan kegiatan bermain tanpa secara
gamblang mengemukakan bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi
tingkatan perkembangannya dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya.
Usia seorang anak juga mempengaruhi kegiatan bermain, ini dapat
dibuktikan dengan adanya tahapan bermain anak berdasarkan usia dan jenis
kegiatan bermain.16
Piaget membagi tiga tahapan dalam bermain, yaitu :
1) Sensory Motor Play ( ¾ bulan – ½ tahun) Pada tahap ini gerakan atau
kegiatan anak belum dapat dikategorikan Sebagai kegiatan bermain.
Kegiatan ini hanya merupakan kelanjutan kenikmatan yang diperoleh
seperti kegiatan makan atau mengganti sesuatu. Jadi merupakan
pengulangan dari hal-hal sebelumnya dan disebut reproductive
assimilation. Kegiatan anak lebih terkoordinasi dan dari pengalamannya
14
ibid
15
Prof. Dr. Mantasiah R., M.Hum. 2018. Permainan Tradisional Dalam Era Globalisasi: Dalam
Menumbuhkembangkan Kemampuan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Makassar. H.25
16
ibid
11
anak belajar bahwa dengan menarik mainan yang tergantung diatas
tempat tidurnya maka mainan tersebut akan bergerak dan berbunyi.
2) Make Believe Play ( ± 2-7 Tahun) Merupakan ciri periode praoperasional
yang ditemukan pada usia 2-7 tahun ditandai dengan bermain khayal dan
bermain pura-pura. Pada masa ini anak lebih banyak bertanya dan
menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep
angka, ruang, kuantitas, dan sebagainya. Seringkali anak hanya sekadar
bertanya, tidak terlalu mempedulikan jawaban yang diberikan dan
walaupun sudah dijawab anak akan bertanya terus. Anak sudah
menggunakan berbagai simbol atau representasi benda lain. Misalnya
sapu sebagai kuda-kudaan, sobekan kertas sebagai uang, dan lain-lain.
Bermain simbolik juga berfungsi untuk mengasimilasikan dan
mengkonsolidasikan pengalaman emosional anak. Setiap hal yang
berkesan bagi anak akan dilakukan kembali dalam kegiatan bermainnya.
3) Social Play Games With Rules (± 8 Tahun – 11 Tahun). Dalam tahap ini,
penggunaan simbol lebih banyak diwarnai oleh nalar, logika yang
bersifat obyektif. Sejak usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam
kegiatan games with rulers. Kegiatan anak lebih banyak dikendalikan
oleh aturan permainan.
4) Games With Rules and Sport ( 11 Tahun Keatas). Kegiatan bermain yang
lain yang memiliki aturan adalah olah raga. Kegiatan bermain ini masih
menyenangkan dan dinikmati anak-anak, meskipun aturannya jauh lebih
ketat dan diberlakukan secara kaku dibandingan dengan permainan yang
tergolong games seperti kartu atau kasti.17
17
ibid
12
3. Pengertian Papan Titian
13
1) Melatih kekuatan otot kaki.
2) Melatih keseimbangan tubuh.
3) Melatih menggerakkan badan dan kaki untuk kekuatan otot dan
koordinasi.
4) Melatih keberanian dan percaya diri.
5. Mengembangkan Gerak Keberanian, Keseimbangan dan Partisipasi
Anak dengan Bermain Papan Titian
Mengembangkan gerak keberanian, keseimbangan dan partisipasi
anak dengan papan titian (Mohammad Muhyi Faruq, 2007: 72-76), antara
lain:
a) Melangkah di atas papan titian dengan langkah pendek
Menyediakan sebuah papan titian yang aman untuk anak. Panjang titian
tidak lebih dari 10 meter. Anak diminta untuk berjalan di atas papan
titian dengan perlahan dan langkah-langkah kecil/pendek. Sewaktu-
waktu anak boleh turun dan naik kembali untuk melanjutkan langkahnya
sampai diujung papan titian. Setiap anak dapat mencoba beberapa kali
dengan harapan anak menemukan titik keseimbangan yang sebenarnya,
bersepatu atau tidak bersepatu. Anak-anak harus berjalan di atas papan
titian satu persatu, tidak bersamaan dengan anak lain
b) Melangkah di atas papan titian dengan langkah panjang,
Pada tahap ini saat melangkah di atas papan titian, anak-anak tidak
boleh jatuh atau turun. Langkah kaki harus normal, agak panjang, dan
kedua tangan bisa digunakan sebagai penyeimbang dengan cara
merentangkannya. Jika anak jatuh atau turun sebelum sampai diujung
papan titian, anak harus mengulanginya kembali. Anak-anak tidak hanya
menggunakan aktivitas ini untuk bermainmain saja, anak juga harus
merasakan bagaimana agar bisa menemukan keseimbagan badannya
yang sebenarnya
c) Melangkah di atas papan titian dengan langkah menyamping.
Anak melangkah di atas papan titian dengan berjalan menyamping. Hal
14
ini dapat dilakukan secara perorangan atau berpasangan. Jika
berpasangan, mereka harus saling berpegangan tangan, berjalan
menyamping bersama, dan tidak ada yang boleh jatuh. Anak-anak harus
berjalan menyamping secara perlahanlahan.
18
Nurul Mukhlisa, Penerapan Permainan Papan Titian Dalam Mengembangkan Motorik Kasar
Pada Anak Usia Dini
15
untuk membangkitkan semangat anak sebelum belajar, sehingga pengembangan
tersebut mampu menguatkan otot-otot besar anak.19
C. Kerangka Berpikir
Motorik kasar sangat berpengaruh untuk bekal kehidupan anak dimasa yang
akan datang, yang mana saat ini banyak terjadi anak belum mengerti dan terkadang
hanya diam. Hal ini terlihat ketika anak diminta melakukan gerakan yang
mengkoordinasikan antara mata dan kaki secara bersamaan. Masih banyak anak
yang hanya diam saja, tidak mengikuti perintah dari guru. Ada anak yang hanya
menggerakkan tangan saja, sedangkan kakinya diam. Atau sebaliknya, ada anak
yang menggerakkan kakinya baik, tetapi tangannya hanya diam saja.
19
Arni Kurniati, Stimulasi Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan
Papan Titian. ISSN 2797-5630 (Print) Volume 1 Nomor 1 2021
16
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subyek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan di TK TK Aisyiyah Bustanul Athfal
VI, Kecamatan Rancabungur ,Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sebagai
objek penelitian adalah siswa kelompok B yang berjumlah 20 siswa.
17
17
C. Sumber Data
Sumber data dalam PTK adalah :
1. Siswa
Untuk mendapatkan data peningkatan kemampuan fisik motorik kasar anak
kelompok B
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan kemampuan fisik motorik kasar anak melalui
media papan titian
3. Teman Sejawat
Teman sejawat yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang
terdiri dari guru TK Aisyiyah Bustnul Athfal VI dan 20 siswa siswi usia 5-6
tahun TK Aisyiyah Bustnul Athfal VI yang bertujuan untuk mengumpulkan
data dan memperoleh data melalui proses pengamatan dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpul data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan
kelas adalah catatan lapangan (observasi) dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan pengambilan data untuk menilai sejauh mana efek tindakan
mencapai sasaran. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati semua yang
terjadi dalam kelas saat terjadi tindakan dengan mencatat hal-hal yang terjadi
secara detail mulai dari yang terkecil. Mengobservasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecap
Berikut kisi-kisi observasi fisik motorik kasar anak usia 5-6 tahun.
18
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Observasi Fisik Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun
Variabel Sub Variabel Indikator
Fisik Motorik Keseimbangan Anak dapat mengkoordinasikan
anggota tubuh dengan baik
Kasar
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.20 Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
biografi, atau kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, atau sketsa. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni
yang dapat berbentuk gambar, patung, atau film. Dalam penelitian ini dokumen
yang digunakan berupa foto saat guru dan anak melakukan kegiatan
pembelajaran peningkatan keterampilan bicara menggunakan metode bercerita
dengan media boneka tangan itu berlangsung
20
Sugiyono. (2011). Merode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta. Hal. 245
19
E. Instrumen Penelitian
Tabel 3.3
Instrumen penelitian Penerapan Papan Titian Untuk Meningkatkan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kemampuan Fisik Motorik Kasar Pada Anak Usia Dini
F. Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Data yang akan dianalisis berupa data dari lembar observasi pada saat
20
kegiatan. Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan statistik
deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendiskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya.
Penganalisisan data pengukuran menghasilkan skor yang akan diubah
menjadi nilai melalui proses penilaian. Proses penilaian melibatkan proses
statistika dalam menganalisis data skor. Statistik deskriptif sifatnya sangat
sederhana dalam arti tidak menghitung dan tidak pula menggeneralisasikan hasil
penelitian. Penganalisisan data pengukuran menghasilkan skor yang akan diubah
menjadi nilai melalui proses penilaian. Proses penilaian melibatkan proses
statistika dalam menganalisis data skor. Hal tersebut dapat diketahui melalui
rumus :
Keterangan :
P : Presentase tingkat perubahan
N: Nilai yang diperoleh
A: Jumlah Anak
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam peneltian ini
adalah model spiral dari Kemmis & Mc Taggart terdiri dari tiga siklus yang pada
setiap siklusnya terdiri dari beberapa tindakan. PTK dilaksanakan melalui proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection),
yang dilaksananakan dalam bentuk siklus berulang dan setiap siklus harus terdapat
keempat tahapan tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis pahami bahwa dalam penelitian
tindakan kelas dilakukan dengan tahapan-tahapan yang dimulai dari tahap
21
perencanaan sampai refleksi yang dilaksanakan secara sistematis agar materi
pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik.
Menurut Suharsimi & Arikunto,dkk model penelitian tindakan kelas atau desain
penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model
menggunakan model spiral atau siklus dari Kemmis dan Taggart digambarkan
sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Berdasarkan alur penelitian tindakan kelas tersebut diatas, dapat dijelaskan hal-
hal sebagai berikut :
1. Rencana Tindakan
22
a. Menentukan tema dan sub tema (tema dan sub tema apa yang akan digunakan
dalam melakukan penelitian dengan media papan titian untuk meningkatkan
kemampua fisik motorik kasar
b. Membuat jadwal ( jadwal yang dibuat berdasarkan RPPH)
c. Menyiapkan media pembelajaran media papan titian
d. Menyiapkan lembar observasi atau pengamatan yang memuat indikator/aspek
kemampuan fisik motorik kasar.
2. Pelaksanakan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan dilakukan,
skenario kerja tindakan perbaikan akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan
di terapkan.
3. Observasi ( Observation )
Observasi adalah suatu proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan.
Peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap aktivitas kelas, yaitu suatu
pengamatan langsung terhadap anak dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam
proses pembelajaran yang sesuai dengan RPPH yang telah dibuat oleh peneliti.
4. Refleksi ( Reflection )
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis
data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan
hasil yang ingin dicapai. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa
yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal itu terjadi dan apa
yang perlu dilakukan selanjutnya. hasil refleksi yang digunakan untuk menetapkan
langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
Penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus tiap siklus dilaksanakan tiga
kali pertemuan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, hasil observasi dan
penilaian dalam setiap siklus sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang tepat
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
24
24
bunda susi murniati pindah ,di gantikan oleh ibu Afnidar Ndraha sampai
sekarang, dengan keberadaan TK Aisyiyah Bustanul athfal VI diharapkan dapat
turut menyiapkan generasi emas Indonesia yang berkarakter,mandiri ,
bertanggung jawab dan berakhlaq mulia.
b. Visi dan Misi
a) Visi
Membentuk anak yang cerdas ,baik dan trampil dan berakhlak mulia
Sholeh/Sholehah sehingga terwujud anak yang kreatif dan mandiri
b) Misi
1. Melaksanakan pembelajaran aktif dan kreatif,efektif dan inovatif
2. Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak
3. Menyiapkan anak didik kejenjang pendidikan dasar dengan
ketercapaian kompetensi dasar sesuai tahapan perkembangan anak
4. Meningkatkan propesonalisme tenaga pendidik dalam mengelola
pendidikan yang menyenangkan dan berpotensi serta berkualitas
5. Mengembangkan kreatifitas keterampilan anak didik untuk
mengekpresikan diri dari dalam berkarya seni
6. Menciptakan suasana sekolah yang bernuansa agamis dan disiplin.
c. Data Tenaga Pendidik
NO NAMA JABATAN
1 Afnidar Ndraha Kepala Sekolah
2 Aini Instiyah Guru
3 Farah Dibiya Amalia Guru
4 Siti Nryanah Guru
5 SITI ROFIKOH Guru
25
gerakan-gerakna anggota tubuhnya, hal ini disebabkan metode yang ditanamkan
belum maksimal. Guru hanya memberikan tepukan dengan gerakan yang itu-itu
saja dan menyebabkan anak mudah jenuh dan bosan. Pada pelaksanaan guru
memberikan tepukan dengan lagu sesuai tema, sehingga anak tidak banyak
gerak didalam kelas, bertepuk dengan keadaan anak duduk di kursi masing-
masing. Perkembangan fisik motorik kasar pada pra siklus dapat dilihat dari
tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Hasil data Prasiklus meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak
1 1 1 1 2 √
AA
2 1 1 1 1 √
MA
1 1 1 1 2 √
AM
1 1 2 1 1 √
AD
26
2 2 2 1 2 √
FS
2 2 2 2 2 √
KA
1 1 1 2 1 √
SAS
2 2 2 2 2 √
AG
2 1 1 1 1 √
AP
1 1 2 1 1 √
AS
1 1 1 1 1 √
AO
1 1 1 1 1 √
APE
1 1 1 1 1 √
AA
1 2 1 1 1 √
AS
27
1 1 2 1 1 √
AS
1 1 1 1 1 √
DA
1 1 1 1 2 √
EA
2 1 1 1 1 √
PE
1 1 1 1 4 √
MA
2 1 1 1 1 √
MB
Jumlah 17 3
Keterangan : BB : Skor 1
MB : Skor 2
BSH : Skor 3
BSB : Skor 4
28
PRASIKLUS
85%
15%
0% 0%
BB MB BSH BSB
3. Pelaksanaan Siklus 1
a. Pertemuan ke-1
a) Perencanaan
29
b) Tahap Pelaksanaan
1. Kegiatan Pelaksanaan
Sebelum masuk ke dalam kelas, semua anak dikumpulkan di halaman sekolah
dan memberikan aba-aba untuk berbaris sesuai kelasnya masing-masing.
Peneliti mengajak anak-anak untuk ucapka salam masuk kelas. Setelah itu
peneliti memberikan aba-aba kepada anak-anak untuk memasuki kelas
masing-masing dengan terti. Peneliti Menyapa anak-anak dan menanyakan
kabarnya.Kegiatan inti dimulai dengan terlebih dahulu menginformasikan
kegiatan yang akan dilakukan hari ini yaitu mengenalkan alam semesta
hujan.Pada saat proses kegiatan berlangsung peneliti memulai dengan
dimulainya bercerita tentang gambar yang sudah disediakan tentang hujan.
Setelah itu peniliti mengajak anak bermain dengan papan titian untuk melihat
indikator pertama.
c) Observasi
30
Tabel 4.2
Hasil data Pertemuan ke-1 meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak
menirukan
nasikan dengan lurus dan jinjat
anggota seimban tegak di atas dengan gerakan
tubuh g di atas papan titian seimban
yang
dengan baik papan g
titian dicontohkan
guru
4 3 2 4 4 √
AA
1 1 1 2 2 √
MA
4 4 4 4 4 √
AM
1 1 2 1 1 √
AD
2 2 2 1 2 √
FS
2 3 3 3 3 √
KA
4 3 3 4 4 √
SAS
31
2 2 1 2 2 √
AG
1 1 1 1 2 √
AP
3 1 2 1 1 √
AS
3 1 1 1 1 √
AO
1 1 1 1 1 √
APE
4 1 1 1 1 √
AA
1 1 1 1 1 √
AS
2 2 1 1 1 √
AS
1 2 2 2 2 √
DA
1 1 1 1 2 √
EA
32
2 1 1 1 2 √
PE
1 1 1 2 2 √
MA
1 1 1 1 1 √
MB
Jumlah 16 3 1
Keterangan : BB : Skor 1
MB : Skor 2
BSH : Skor 3
BSB : Skor 4
d) Refleksi
Dari hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti. Pada saat
kendala dalam proses kegiatan. Dari permasalahan itulah peneliti menemukan hal-hal
yang menjadi hambatan atau kendala pada tindakan pertemuan ke 1 , yang muncul
pada pelaksanaan pertemuan ke-1 siklus 1. Berikut hambatan dan kendala yang
33
b. Pertemuan Ke-2 Siklus Ke-1
a) Perencanaan
b) Tahap Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal
a. Sebelum masuk ke dalam kelas, semua anak dikumpulkan di halaman
sekolah dan memberikan aba-aba untuk berbaris sesuai kelasnya
masing-masing. Setelah itu peneliti memberikan aba-aba kepada anak-
anak untuk memasuki kelas masing-masing dengan tertib
b. Setelah memasuki kelas penelit memilih salah satu anak buat
memimpin duduk yang rapi, berdoa lalu mengucapkan salam.
34
c. Peneliti Menyapa anak-anak dan menanyakan kabarnya Kemudian
membaca surat-surat pendek ataupun doa-doa yang diikuti oleh anak-
anak.
d. Peneliti bercerita pengalaman anak, dan lanjut absensi dan
menanyakan kepada anak-anak tersebut siapa temannya yang tidak
berangkat hari ini
2. Kegiatan Inti
a. Kegiatan inti dimulai dengan terlebih dahulu menginformasikan
kegiatan yang akan dilakukan hari ini yaitu Alam Semesta Pelangi
b. Menulis kata Pelangi
c. Menggambar Pelangi
d. Mengajak anak bermian dengan papan titian dan melakukan gerakan
yang di contohkan ibu guru
c) Observasi
Tabel 4.3
Hasil data Pertemuan ke-2 meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak
Kemampuan Fisik Motorik Kasar Keterangan
Anak Dapat Dapat Dapat Dapat BB MB BSH BSB
Responden
35
4 3 2 4 4 √
AA
3 3 3 3 2 √
MA
2 1 1 1 2 √
AM
4 4 4 4 4 √
AD
2 2 2 1 2 √
FS
2 1 1 1 1 √
KA
4 3 3 4 4 √
SAS
2 2 1 2 2 √
AG
2 1 1 1 1 √
AP
3 1 2 1 1 √
AS
36
3 3 4 4 3 √
AO
1 1 1 1 2 √
APE
2 1 1 1 2 √
AA
1 2 1 1 2 √
AS
1 1 1 1 2 √
AS
1 2 2 2 2 √
DA
1 1 1 2 3 √
EA
2 1 1 1 2 √
PE
1 1 1 1 4 √
MA
2 1 1 1 1 √
MB
37
15 3 2 0
d) Refleksi
Dari hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti. Pada
saat kegiatan motorik kasar peneliti menemukan masalah yang menyebabkan
adanya kendala dalam proses kegiatan. Dari permasalahan itulah peneliti
menemukan hal-hal yang menjadi hambatan atau kendala pada tindakan
pertemuan ke 2 , yang muncul pada pelaksanaan pertemuan ke-2 siklus 1.
Berikut hambatan dan kendala yang ditemukan pada pertemuan ke-2 siklus I:
berikut:
38
1) Melakukan koordinasi dengan guru kelas sebagai kolaborator penelitian yaitu
4) Peneliti mempersiapkan lagu dan gerakan yang akan digunakan selama proses
kegiatan berlangsung.
b) Tahap Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal
a. Sebelum masuk ke dalam kelas, semua anak dikumpulkan di halaman
sekolah dan memberikan aba-aba untuk berbaris sesuai kelasnya masing-
masing. Peneliti mengajak anak-anak untuk ucapka salam masuk kelas.
Setelah itu peneliti memberikan aba-aba kepada anak-anak untuk
memasuki kelas masing-masing dengan tertib
b. Setelah memasuki kelas peneliti memilih salah satu anak buat memimpin
duduk yang rapi, berdoa lalu mengucapkan salam.
c. Peneliti Menyapa anak-anak dan menanyakan kabarnya Kemudian
membaca surat-surat pendek ataupun doa-doa yang diikuti oleh anak-anak.
d. Peneliti bercerita pengalaman anak, dan lanjut absensi dan menanyakan
kepada anak-anak tersebut siapa temannya yang tidak berangkat hari ini
2. Kegiatan Inti
39
a. Kegiatan inti dimulai dengan terlebih dahulu menginformasikan kegiatan
yang akan dilakukan hari ini yaitu mengenalkan Matahari
b. Pada saat proses kegiatan berlangsung peneliti memulai dengan
dimulainya bercerita tentang gambar yang sudah disediakan tentang
matahari
c. Menulis kata Matahari
d. Mewarnai gambar matahari
e. Setelah itu peniliti mengajak anak bermain papan titian dimana anak
berjalan diatas papan titian dengan keseimbangan badan.
c) Observasi
Selama proses pembelajaran peneliti melakukan pengamatan terhadap
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dari 20 anak 0
anak Berkembang sangat baik, 2 anak Berkembang sesuai harapan, 4 anak Mulai
Berkembang dan 14 anak Belum berkembang.Adapun hasil observasi keaktifan
belajar anak pada pertemuan ke-3 siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil data Pertemuan ke-3 Meningkat Fisik Motorik Anak
40
3 3 3 3 3 √
MA
2 1 1 1 2 √
AM
4 4 4 4 4 √
ADE
2 3 3 3 3 √
FS
2 3 3 3 3 √
KA
4 3 3 4 4 √
SASS
1 1 1 1 1 √
AGN
1 1 1 1 1 √
AP
3 1 2 1 1 √
AS
3 3 4 3 4 √
AO
41
2 2 2 2 1 √
APE
4 2 2 2 2 √
AA
2 2 1 1 1 √
AS
2 1 1 1 1 √
AS
1 2 1 1 1 √
DA
1 1 1 1 1 √
EA
2 2 2 1 2 √
PE
1 1 1 1 1 √
MAK
2 2 1 1 1 √
MBS
14 4 2 0
Jumlah Anak x 100 % 70 20% 10% 0%
Jumlah Anak Keseluruhan
%
42
Hasil data Pertemuan ke-3 meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak
Keterangan : BB : Skor 1
MB : Skor 2
BSH : Skor 3
BSB : Skor 4
SIKLUS 1
70%
20%
10%
4. Pelaksanaan
0%
Siklus 2
1. Pertemuan ke-1 Siklus 2
BB MB BSH BSB
a. Perencanaan
Pada Siklus II perbaikan perlu dilakukan karena pelaksanaan tindakan
pada siklus I dirasa masih banyak kekurangan. Dengan adanya refleksi pada
siklus I, diharapkan dapat memberikan perubahan pada proses kegiatan dan hasil
siklus II menjadi lebih baik. Pada siklus II, kegiatan yang dilakukan tetap sama
yaitu menggunakan papan titian.
b. Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal
1. Sebelum masuk ke dalam kelas, semua anak dikumpulkan di halaman
sekolah dan memberikan aba-aba untuk berbaris sesuai kelasnya masing-
masing. Peneliti mengajak anak-anak untuk baris. Setelah itu peneliti
43
memberikan aba-aba kepada anak-anak untuk memasuki kelas masing-
masing dengan tertib
2. Setelah memasuki kelas peneliti memilih salah satu anak buat memimpin
duduk yang rapi, berdoa lalu mengucapkan salam.
3. Peneliti Menyapa anak-anak dan menanyakan kabarnya Kemudian
membaca surat-surat pendek ataupun doa-doa yang diikuti oleh anak-anak.
4. Peneliti bercerita pengalaman anak, dan lanjut absensi dan menanyakan
kepada anak-anak tersebut siapa temannya yang tidak berangkat hari ini.
b) Kegiatan Inti
1. Kegiatan inti dimulai dengan terlebih dahulu menginformasikan kegiatan
yang akan dilakukan oleh anak hari ini. Hal itu dilakukan untuk
mengoptimalkan kegiatan yang sudah direncanakan pada refleksi siklus
2. Selanjutnya peneliti memberikan tantangan kepada anak yang untuk
mencotohkan gerakan seperti tadi yang diajarkan oleh peneliti. Hal itu
dilakukan untuk melihat sejauh mana keberanian anak untuk menunujukan
hasil kegiatan yang dia pahami. Anak yang berani maju ke depan untuk
berjlan di atas papan titian dengan membuka kedua tangan dan berjalan
lurus.
c) Observasi
Selama proses pembelajaran peneliti melakukan pengamatan terhadap
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dari 20
anak 2 anak Berkembang sangat baik, 4 anak Berkembang sesuai harapan, 4
anak Mulai Berkembang dan 12 anak Belum berkembang.Adapun hasil
observasi keaktifan belajar anak pada pertemuan ke-1 siklus 2 adalah sebagai
berikut :
44
Tabel 4.5
Hasil data Pertemuan ke-1 meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak
4 3 2 4 4 √
AA
2 3 3 3 3 √
MA
2 2 2 1 2 √
AM
4 4 4 4 4 √
ADE
3 3 3 3 2 √
FS
2 3 1 1 1 √
KA
4 3 3 4 4 √
SASS
45
4 4 4 4 3 √
AGN
1 1 1 1 2 √
AP
3 1 2 1 1 √
AS
4 4 4 3 3 √
AO
3 3 3 3 3 √
APE
4 3 3 3 3 √
AA
2 2 1 1 1 √
AS
1 1 2 1 1 √
AS
1 2 2 2 2 √
DA
1 1 1 1 1 √
EA
46
2 2 2 1 2 √
PE
1 1 1 1 1 √
MAK
2 1 1 1 1 √
MBS
10 4 4 4
Jumlah Anak x 100 % 50 20% 20% 10%
Jumlah Anak Keseluruhan
%
Keterangan : BB : Skor 1
MB : Skor 2
BSH : Skor 3
BSB : Skor 4
d) Refleksi
Dari hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti. Pada saat
kegiatan motorik kasar pertemuan ke-1 pada siklus 2 peneliti menemukan
berbagai peningkatan terhadap perkembangan fisik motorik kasar anak, akan
tetapi belum keseluruhan anak yang berkembang dengan baik. Maka dari itu
peneliti akan melakukan penelitian pertemuan ke 2.
47
yang dilakukan diluar kelas. Adapun kegiatan dalam proses pembelajaran
sebagai berikut:
b. Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal
1. Peneliti mengucapkan salam dan mengkondisikan anak sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Peneliti mengjak anak baris berbaris dengan lagu ( lonceng berbunyi )
anak-anak ikuti gerakan sesuai lagu
3. Peneliti memimpin doa sebelum kegiatan
4. Peneliti menyiapkan apresiasi penyampaian sarana belajar
b) Kegiatan Inti
1. Selanjutnya peneliti memberikan tantangan kepada anak yang untuk
mencotohkan gerakan seperti tadi yang diajarkan oleh peneliti.Hal itu
dilakukan untuk melihat sejauh mana keberanian anak untuk
menunujukan hasil kegiatan yang dia pahami. Anak yang berani maju ke
depan kelas terlihat senang dan puas. Sudah mulai banyak anak yang
menirukan dan berani berjlan dengan seimbang dengan papan titian
sehingga fisik motorik anak ada perkembangan.
c. Observasi
48
Tabel 4.6
Hasil data Pertemuan ke-2 meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak
4 3 2 4 4 √
AA
2 3 3 3 3 √
MA
2 2 2 1 2 √
AM
4 4 4 4 4 √
ADE
3 3 3 3 2 √
FS
2 3 1 1 1 √
KA
4 4 3 4 4 √
SASS
49
4 4 4 4 3 √
AGN
1 1 1 1 2 √
AP
3 1 2 1 1 √
AS
4 4 4 3 3 √
AO
3 3 3 3 3 √
APE
4 3 3 3 3 √
AA
2 2 1 1 1 √
AS
1 1 2 1 1 √
AS
1 2 2 2 2 √
DA
1 1 1 1 1 √
EA
50
2 2 2 2 2 √
PE
4 4 4 4 4 √
MAK
4 4 4 4 4 √
MBS
10 4 4 7
Jumlah Anak x 100 % 50 20% 20% 10%
Jumlah Anak Keseluruhan
%
Keterangan : BB : Skor 1
MB : Skor 2
BSH : Skor 3
BSB : Skor 4
b. Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal
51
1. Sebelum masuk ke dalam kelas, semua anak dikumpulkan di halaman
sekolah dan memberikan aba-aba untuk berbaris sesuai kelasnya masing-
masing. Peneliti mengajak anak-anak untuk mengucapkan salam sebelum
masuk kelas. Setelah itu peneliti memberikan aba-aba kepada anak-anak
untuk memasuki kelas masing-masing dengan tertib
2. Setelah memasuki kelas penelit memilih salah satu anak buat memimpin
duduk yang rapi, berdoa lalu mengucapkan salam.
3. Peneliti Menyapa anak-anak dan menanyakan kabarnya Kemudian
membaca surat-surat pendek ataupun doa-doa yang diikuti oleh anak-anak
4. Melakukan senam pagi
b) Kegiatan Inti
1. Kegiatan inti dimulai dengan terlebih dahulu menginformasikan kegiatan
yang akan dilakukan oleh anak hari ini. Hal itu dilakukan
2. Selanjutnya peneliti memberikan tantangan kepada anak yang untuk
mencotohkan gerakan dengan satu kaki. Hal itu dilakukan untuk melihat
sejauh mana keberanian anak untuk menunujukan hasil kegiatan yang dia
pahami. Anak satu persatu berjalan di atas papan titian setelah itu anak
melakukan gerakan koordinasi tangan dan kaki.
c. Observasi
52
Tabel 4.7
Hasil data Pertemuan ke-3 meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak
3 4 4 4 4 √
MA
4 4 4 4 4 √
AM
4 4 4 4 3 √
ADE
4 4 4 4 3 √
FS
2 3 3 3 3 √
KA
4 4 4 4 4 √
SASS
53
3 3 3 3 3 √
AGN
4 4 4 4 3 √
AP
3 4 4 4 4 √
AS
4 4 4 4 3 √
AO
4 4 3 4 4 √
APE
4 4 4 4 3 √
AA
4 4 4 4 4 √
AS
4 3 3 3 3 √
AS
4 4 4 4 4 √
DA
4 4 4 4 4 √
EA
54
4 4 4 4 4 √
PE
4 4 4 4 4 √
MAK
3 3 3 3 3 √
MBS
0 0 3 17
Jumlah Anak x 100 % 0% 0% 15% 85%
Jumlah Anak Keseluruhan
Keterangan : BB : Skor 1
MB : Skor 2
BSH : Skor 3
SIKLUS 2
BSB : Skor 4
85%
15%
0% 0%
BB MB BSH BSB
d. Refleksi
Refleksi pada Siklus II dilakukan pada akhir siklus oleh peneliti. Hambatan-
hambatan yang diperoleh pada tindakan Siklus I sudah diatasi pada Siklus II.
Kegiatan berjalan dengan lancar dan anak-anak terlihat antusias dalam
mengikuti kegiatan yang diberikan, karena dapat terlibat secara langsung dalam
pembelajaran sehingga tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Adapun
55
masih ditemukan satu atau dua anak yang masih belum memenuhi kriteria dan
aspek pemecahan masalah belum memenuhi indikator keberhasilan, tetapi hal
tersebut tidak menjadi masalah disebabkan secara keseluruhan peningkatan
motorik kasar anak melalui kegiatan bermian papan titian pada anak Kelompok
B TK Aisyiyah Bustanul Athfal telah mengalami peningkatan yang signifikan.
Motorik kasar anak melalui bermian papan titian telah memenuhi indikator yang
ditetapkan, yaitu sebanyak 17 anak dari 20 anak yang masuk dalam kriteria baik
dan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pengamatan yang dicapai oleh
anak. Oleh karena itu penelitian dirasa cukup dan dihentikan sampai Siklus II.
Tabel 4.9
Hasil Kemampuan Fisik Motorik Kasar
Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus 2
No 1 2 3 4
Prasiklus 92% 8% 0% 0%
Siklus 1 70% 20% 10% 0%
Siklus 2 0% 0% 15% 85%
70%
20%
15%
10%
8%
6%
0% 0% 0% 0%
BSB BSH MB BB
56
B. Pembahsan
Melakukan kegiatan bermaian papan titian dapat meningkatkan aktifitas
dalam meningkatkan motorik kasar anak lebih halus, lebih sempurna, dan
terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan
badan anak. Anak-anak terlihat sudah mampu mengontrol dan
mengoordinasikan gerakan anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki dengan
baik.
sebagian besar tubuh anak.Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena
menerimanya begitu saja. Tentu saja anak–anak memang akan tumbuh lebih
besar, kuat dan mampu melakukan tugas-tugas motorik yang lebh rumit saat usia
mereka bertambah. Tentu saja mereka akan belajar berlari dan melompat
sendri.21
21
Janije J. Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana 2013), 200
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) da analisis data yang
dilakukan secara kaloboratif antara guru dan peneliti, dapat ditarik kesimpulan
bermaian dengan papan titian dapat meningkatkan motorik kasar anak pada TK
dilakukan tindakan siklus I dan siklus II. Keberhasilan ini dapat dilihat pada
Peningkatan motorik kasar anak pada setiap siklusnya. Pada siklus pertama terdapat
berkembang sesuai harapan (BSB) 0% anak. Dan pada siklus II berkembang sesuai
harapan (BSB) 85%. Dengan demikian penelitian tindakan kelas yang telah peneliti
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan, maka peneliti
1. Orang Tua
Peneliti berharap orang tua dapat memberikan dukungan dan semangat kepada
2. Guru
58
Membuat perencanaan dan strategi pebelajaran yang menarik bagi peserta didik,
3. Kepala Sekolah
Diharapkan sekolah menyediakan fasilitas dan tempat yang nyaman bagi anak,
belajar
59
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini,
(Lampung: Darussalam Press, 2016), 10.
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini,
(Lampung: Darussalam Press, 2016), 23.
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini,
(Lampung: Darussalam Pres Lampung, 2016), 23.
Arni Kurniati, Stimulasi Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui
Permainan Papan Titian. ISSN 2797-5630 (Print) Volume 1 Nomor 1 202
Dr. Anton Komaini,2018, Kemampuan Motorik Anak Usia Dini.PT RajaGrafindo
Persada. H.1
Fitri Ayu Fatmawati,2020 Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. PT.
Caramedia Comunicatio
Janije J. Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana 2013), 200
Jurnal Golden Age Hamzanwadi University. Early children's physical motoric
development. Vol. 3 No. 1, Juni 2018, Hal. 25-34 E-ISSN : 2549-7367
Nurul Mukhlisa, Penerapan Permainan Papan Titian Dalam Mengembangkan Motorik
Kasar Pada Anak Usia Dini.
Nurul Mukhlisa, Penerapan Permainan Papan Titian Dalam Mengembangkan Motorik
Kasar Pada Anak Usia Dini
Penney Upton, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2012), 57.
Peraturan Mentri Pendiidkan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun
2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Prof. Dr. Mantasiah R., M.Hum. 2018. Permainan Tradisional Dalam Era Globalisasi:
Dalam Menumbuhkembangkan Kemampuan Anak Usia Dini, Universitas Negeri
Makassar. H.25
Putri Puswandari, 2019. Judul Upaya Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar
Anak Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Di Tk Pkk Mulyojati Metro
Barat.
60
Selia Dwi Kurnia,2020. Penerapan permainan papan titian dalam mengembangkan
motorik kasar pada anak usia dini.
Sugiyono. (2011). Merode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta. Hal. 245
Suyadi, Psikologi Perkembangan Anak. 179
61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI
SURAT KETERANGAN
Nomor:271/269/VI/2022
Yang bertandatangan dibawah ini Kepala Sekolah TK Bustanul Athfal VI Kecamatan Ciampea
Kabupaten Bogor menerangkan bahwa :
NIM : 0142S1D019485
67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL VI
Semester : I
Kelompok usia : A
Tema/sub tema : Pekerjaan / Bidang Kesehatan (Dokter)
KD : 1. 1 – 1.2 – 2.2 – 2.6 – 2.13 –3 .1 – 4 .1 – 3.9 – 4 .9 – 3 .14 – 4 .14 –
3 .15 – 4 .15
Materi : - Memanfaatkan ciptaan Tuhan
- Menghargai hasil karya orang lain
- Mengetahui sebab akibat
- Tenaga medis
- Simpati terhadap orang sakit
- Alat – alat untuk bekerja
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2 Berdiskusi tentang macam – macam pekerjaan
3. Berdiskusi tentang tugas dokter
4. Pantomim pergi ke dokter
1. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Bermain Peran Dokter dokteran
2. Mengambar Kotak p3k
3. Mewarnai
4. Mengajak anak bernyanyi macam-macam profesi dengan gerak dan irama
C. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL VI
Semester : I
Kelompok usia : B
Tema/sub tema : Pekerjaan / Bidang Keamanan( Polisi )
KD : 1. 2 – 2.2 – 2.6 – 2.7 – 2 .13 – 3 .1 – 4. 1 – 3 .2 – 4 .2 – 3 .9 – 4 .9 –
3 .15 – 4 .15
Materi : - Menghargai hasil karya orang lain
- Mengetahui sebab akibat
- Mentaati tata tertib dalam bekerja
- Alat – alat untuk bekerja
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2 Berdiskusi tentang macam – macam pekerjaan
3. Berdiskusi tentang tugas Polisi
4. Senam fantasi ( Polisi )
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Menyanyi lagu Pak polisi
2. Menulis Kata POLISI
3. Membuat Topi Polisi
4. Mengajak anak membuat lingkaran dan melakukan gerakan dengan lagu
C. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL VI
Semester : I
Kelompok usia : B
Tema/sub tema : Pekerjaan / Bidang Pertanian ( Petani )
KD : 1. 1 – 1. 2– 2 .2 – 2. 9 – 3 .1 – 4 .1 – 3 .3 – 4 .3 – 3 .6 – 4 .9 – 3 .9 –
4 .9 – 3 .11 – 4 .11
Materi : - Memanfatkan ciptaan Tuhan
- Menghargai hasil karya orang lain
- Mengetahui sebab akibat
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2 Berdiskusi tentang tugas petani
3. Berdiskusi tentang peralatan petani
4. Senam fantasi ( Pantomim ) menanam jagung
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Menulis kata Petani
2. Membuat gambar petani
3. Mewarnai
4. Menyanyikan lagu Cangkul-Cangkul dengan gerakan
C. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok
70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL VI
Semester : I
Kelompok usia : B
Tema/sub tema : Air / Guna air ( mandi )
KD : 1. 1 – 1. 2– 2 .1 – 2 .6 – 2 .13 – 3 .4 – 4.4 – 3.5 – 4 .5 – 3 .10 – 4 .10
Materi : - Air ciptaan Tuhan
- Bersyukur atas nikmat Tuhan
- Menjaga kebersihan air
- Perilaku baik / buruk
- Cuci tangan , mandi , menggosok gigi
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2 Berdiskusi tentang air ciptaan Tuhan
3. Berdiskusi tentang guna air
4. Menyanyi lagu mandi
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Menceritakan urutan cara mandi
2. Mengisi wadah dengan air
3.. Mengajak anak untuk mengikuti gerakan sesuai irama
C. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL VI
Semester : I
Kelompok usia : B
Tema/sub tema : Api / Guna api
KD : 1. 1 – 1. 2– 2 .1 – 2 .2 – 2.6 – 2.12 – 3 .2 – 4.2 – 3.4 – 4 .4 – 3 .12 –
4 .12
Materi : - Api ciptaan Tuhan
- Bersyukur atas nikmat Tuhan
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Mengetahui sebab akibat
- Menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2 Berdiskusi tentang api
3. Berdiskusi tentang guna api
B. INTI
1. Menulis kata API
2. Menggambar Lilin
3. Mewarnai
4. Menggerakan badan dengan lagu jangan main api
C. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL VI
Semester : I
Kelompok usia : B
Tema/sub tema : Udara / Manfaat udara ( balon / roda )
KD : 1. 1 – 1. 2– 2 .1 – 2 .2 – 2.6 – 3 .4 – 4.4 – 3.5 – 4 .5 – 3 .10 – 4 .10
Materi : - Udara ciptaan Tuhan
- Bersyukur atas nikmat Tuhan
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Mengetahui sebab akibat
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2 Berdiskusi tentang udara
3. Berdiskusi tentang manfaat udara
4. Bermain balon
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Meniup balon
2. Menggambar Balon
3. Mewarnai
4. Meniru gerakan syair lagu balonku
C. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok
73
a
74
75
76
77
78
79
80
DATA MENTAH PENELITIAN
Instrumen Lembar Ovservasi Peningkatan Motorik Kasar dengan papan titian
Siklus 1 Pertemuan ke-1
Responden Aspek Penilaian JML Skor
Anak dapat Dapat berjalan Dapat berjalan lurus Dapat berjalan jinjat Dapat menirukan
mengkoordinasikan dengan seimbang di dan tegak di atas dengan seimbang gerakan yang
anggota tubuh atas papan titian papan titian dicontohkan guru
dengan baik
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
AA 4 3 2 4 4 17 75%
MA 1 1 1 2 2 7 35%
AM 4 4 4 4 4 20 100%
ADE 1 1 2 1 1 6 30%
FS 2 2 2 1 2 9 45%
KA 2 3 3 3 3 14 70%
SASS 4 3 3 4 4 18 90%
AGN 2 2 1 2 2 9 45%
AP 1 1 1 1 2 6 30%
AS 3 1 2 1 1 8 40%
AO 3 1 1 1 1 7 35%
APE 1 1 1 1 1 5 25%
AA 4 1 1 1 1 8 40%
AS 1 1 1 1 1 5 25%
AS 2 2 1 1 1 7 35%
DA 1 2 2 2 2 9 45%
EA 1 1 1 1 2 6 30%
PE 2 1 1 1 2 7 35%
MAK 1 1 1 2 2 7 35%
MBS 1 1 1 1 1 5 25%
Anak dapat Dapat berjalan Dapat berjalan lurus Dapat berjalan jinjat Dapat menirukan
mengkoordinasikan dengan seimbang di dan tegak di atas dengan seimbang gerakan yang
anggota tubuh dengan atas papan titian papan titian dicontohkan guru
baik
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
AA 4 3 2 4 4 17 75%
MA 3 3 4 3 3 17 75%
AM 4 4 4 4 4 20 100%
ADE 4 3 3 3 4 17 75%
FS 2 2 2 1 2 9 45%
KA 2 1 1 1 1 6 30%
SASS 4 3 3 4 4 18 90%
AGN 2 2 1 2 2 9 45%
AP 2 1 1 1 1 6 30%
AS 3 1 2 1 1 8 40%
AO 3 3 4 4 3 17 75%
APE 1 1 1 1 2 6 30%
AA 2 1 1 1 2 7 35%
AS 1 2 1 1 2 6 30%
AS 1 1 1 1 2 6 30%
DA 1 2 2 2 2 2 9 45%
EA 1 1 1 2 3 8 40%
PE 2 1 1 1 2 7 35%
MAK 1 1 1 1 4 8 40%
MBS 2 1 1 1 1 6 30%
Anak dapat Dapat berjalan Dapat berjalan lurus Dapat berjalan jinjat Dapat menirukan
mengkoordinasikan dengan seimbang di dan tegak di atas dengan seimbang gerakan yang
anggota tubuh dengan atas papan titian papan titian dicontohkan guru
baik
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
AA 4 3 2 4 4 17 75%
MA 4 3 4 3 3 17 75%
AM 4 4 4 4 4 20 100%
ADE 4 3 3 3 4 17 75%
FS 2 3 3 3 3 14 70%
KA 2 3 3 3 3 14 70%
SASS 4 3 3 4 4 18 90%
AGN 1 1 1 1 1 5 25%
AP 1 1 1 1 1 5 25%
AS 3 1 2 1 1 8 40%
AO 3 3 4 4 3 17 75%
APE 4 3 4 2 4 17 75%
AA 4 2 2 2 2 6 30%
AS 2 2 1 1 1 7 35%
AS 2 1 1 1 1 6 30%
DA 1 2 1 1 1 6 30%
EA 4 4 3 4 4 19 95%
PE 2 2 2 1 2 9 45%
MAK 1 1 1 1 1 5 25%
MBS 2 2 1 1 1 7 35%
Anak dapat Dapat berjalan Dapat berjalan lurus Dapat berjalan Dapat menirukan
mengkoordinasikan dengan seimbang di dan tegak di atas jinjat dengan gerakan yang
anggota tubuh dengan atas papan titian papan titian seimbang dicontohkan guru
baik
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
AA 4 3 2 4 4 17 75%
MA 2 3 3 3 3 14 70%
AM 4 4 4 4 4 20 100%
ADE 4 3 3 3 4 17 75%
FS 3 3 3 3 2 14 70%
KA 2 3 1 1 1 8 40%
SASS 4 3 3 4 4 18 90%
AGN 4 4 4 4 3 19 95%
AP 1 1 1 1 2 6 30%
AS 3 1 2 1 1 8 40%
AO 4 4 4 3 3 18 90%
APE 3 3 3 3 3 15 75%
AA 4 3 3 3 3 16 80%
AS 2 2 1 1 1 7 35%
AS 4 4 4 4 4 20 100%
DA 2 2 2 2 2 10 50%
EA 3 3 4 3 3 17 75%
PE 4 4 4 3 4 19 95%
MAK 4 4 4 4 4 20 100%
MBS 4 4 4 4 20 100%
Anak dapat Dapat berjalan Dapat berjalan lurus Dapat berjalan Dapat menirukan
mengkoordinasikan dengan seimbang di dan tegak di atas jinjat dengan gerakan yang
anggota tubuh dengan atas papan titian papan titian seimbang dicontohkan guru
baik
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
AA 4 3 4 4 4 19 95%
MA 4 4 4 3 4 19 95%
AM 4 4 4 4 4 20 100%
ADE 1 2 2 2 1 8 40%
FS 3 3 3 3 2 14 70%
KA 4 4 4 4 4 20 100%
SASS 3 4 4 4 4 19 95%
AGN 4 4 4 4 3 19 95%
AP 1 1 1 1 2 6 30%
AS 3 1 2 1 1 8 40%
AO 4 4 4 3 3 18 90%
APE 3 3 3 3 3 15 75%
AA 4 3 3 3 3 16 80%
AS 2 2 1 1 1 7 35%
AS 4 4 4 4 4 20 100%
DA 4 4 4 4 4 20 100%
EA 3 3 4 4 3 17 75%
PE 2 2 2 1 2 9 45%
MAK 4 4 4 4 4 20 100%
MBS 4 4 4 4 4 20 100%
Anak dapat Dapat berjalan Dapat berjalan lurus Dapat berjalan Dapat menirukan
mengkoordinasikan dengan seimbang di dan tegak di atas jinjat dengan gerakan yang
anggota tubuh dengan atas papan titian papan titian seimbang dicontohkan guru
baik
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
AA 4 4 4 4 4 20 100%
MA 3 4 4 4 4 19 95%
AM 4 4 4 4 4 20 100%
ADE 4 4 4 4 3 19 95%
FS 4 4 4 4 3 19 95%
KA 2 3 3 3 3 18 80%
SASS 4 4 4 4 4 20 100%
AGN 3 3 3 3 3 15 75%
AP 4 4 4 4 3 19 95%
AS 3 4 4 4 4 19 95%
AO 4 4 4 4 3 19 95%
APE 4 4 3 4 4 19 95%
AA 4 4 4 4 3 19 95%
AS 4 4 4 4 4 20 100%
AS 4 3 3 3 3 16 80%
DA 4 4 4 4 4 20 100%
EA 4 4 4 4 4 20 100%
PE 4 4 4 4 4 20 100%
MAK 4 4 4 4 4 20 100%
MBS 3 3 3 3 3 20 75%