Disusun oleh :
MI ISLAMIYAH
Jln. Mbah Fattah Iman Dsn. Dadirejo Ds. Ngrimbi Kec. Bareng Kab. Jombang
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI IHTILAM MELALUI
METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV
MI ISLAMIYAH DADIREJO NGRIMBI BARENG JOMBANG
Disusun oleh :
MI ISLAMIYAH
Jln. Mbah Fattah Iman Dsn. Dadirejo Ds. Ngrimbi Kec. Bareng Kab. Jombang
i
PERNYATAAN KEASLIAN
iii
PERSETUJUAN
MUTTAQIN. M.Pd.I
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Judul :
Muttaqin, M.Pd.I
v
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................................... 33
B. Saran .......................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 34
Lampiran-Lampiran
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang sangat fundamental yang
harus diberikan kepada anak sejak usia dini, hal itu wajib diberikan bagi seorang muslim.
Pendidikan Agama islam dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan
membentuk anak atau peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah serta berakhlak mulia. Hal itu sesuai dengan yang tercantum dalam
Permendiknas No. 22 Tahun 2006, yang berisi bahwa pendidikan Nasional yang
berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, bera1khlak mulia, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru
dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Mata pelajaran fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang bersifat
problematis karena menyangkut kehidupan sehari-hari. Dimana dalam kehidupan
sehari-hari banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi seperti materi ihtilam.
Penanaman pemahaman materi ihtilam kepada anak-anak usia sekolah dasar sangatlah
diperlukan. Karena menurut ajaran Islam, umumnya laki-laki akan mengalami masa
ihtilam pertama kali ketika ia berusia 9 (sembilan) tahun. Oleh karena itu, proses
pemahaman secara mendalam tentang materi ihtilam pada usia-usia sekolah dasar
sangat diperlukan sebagai bentuk upaya membangun pemahaman tentang
permasalahan ihtilam. Sehingga harapan yang muncul dari upaya ini adalah para laki-
laki telah siap dan faham tentang ihtilam.
Memberikan pelajaran tentang ihtilam terhadap anak usia dini tidaklah mudah,
karena pada umumnya seorang anak itu mudah merasa bosan dan jenuh. Kadang-
kadang anak akan patuh dan menurut dengan apa yang di ajarkan guru di sekolahnya,
tetapi kadang pula melawan dan menjadi marah jika ditegur gurunya, sehingga seorang
guru harus pandai menarik perhatian peserta didiknya dengan sabar, ikhlas dalam
tugas, serta bisa mengelola kelas dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat
sesuai dengan materi. dengan demikian seorang guru harus mampu menyampaikan
informasi atau pelajaran dengan berbagi strategi pembelajaran, tidak hanya dengan
satu strategi saja (metode ceramah), sebab dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat peserta didik akan dapat dengan mudah menyerap dan
memahami apa yang disampaikan guru. Dengan kata lain guru harus memiliki
kemampuan untuk mengajar secara bervariasi, sehingga anak tidak cenderung bersifat
pasif dan tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran pada materi ihtilam.
Selama ini pembelajaran fiqih di MI Islamiyah Dadirejo Ngrimbi Bareng
Jombang selama ini proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
metode ceramah, mendikte dan tanya jawab sehingga menjadikan siswa hanya
menerima materi secara pasif, dan gurulah yang lebih aktif, padahal tuntutan
pembelajaran fiqih sekarang siswa harus lebih banyak diberi ruang dan aktif untuk
1
Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (Jakarta: Dinas Pendidikan, 2007) Hlm. 1
1
mengembangkan kemampuannya untuk memahami materi.
Penyebab pemasalahan-permasalahan di atas dan juga penyebab rendahnya
tingkat pemahaman siswa mata pelajaran fikih adalah guru menggunakan strategi
pembelajaran yang membosankan, pembelajaran masih menggunakan teacher center
tidak menggunakan student center, dalam proses pembelajaran tidak menggunakan
media pembelajaran, guru kurang bersemangat dalam mengajar, demikian juga siswa
kurang bermangat dalam belajar, kurangnya minat belajar siswa, kurangnya
pemahaman siswa tentang pentingnya materi pelajaran yang akan mereka pelajari.
Dalam mengajarkan materi ihtilam, diperlukan pemilihan strategi pembelajaran
yang tepat untuk diterapkan, diantaranya yaitu dengan strategi pembelajaran index
card match. Strategi ini adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan
untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi
barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, siswa diberi tugas
mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu sehingga ketika masuk kelas
mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.22 Index card match memiliki kelebihan
yaitu materi pelajaran yang disampaikan akan menjadi menarik dan menumbuhkan
rasa kegembiraan dalam proses pembelajaran. Selain itu dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka dalam penelitian ini, penulis
bermaksud melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengambil judul
“PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI IHTILAM MELALUI METODE INDEX
CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH DADIREJO NGRIMBI
BARENG JOMBANG”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan strategi pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman
materi ihtilam melalui metode Index Card Match kelas IV MI Islamiyah Dadirejo
Jombang
2. Adakah peningkatan hasil belajar materi tentang ihtilam di kelas IV MI Islamiyah
Dadirejo Jombang setelah menggunakan metode Index Card Match?
2. Karakteristik siswa
Karakteristik siswa kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah yang rata-rata berusia 10 - 11 tahun
2
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran aktif, (Yogyakarta : CTSD (Center for Teaching Staff Development), 2004) Hal.
69
2
masuk ke dalam tahap operasional konkret tingkat akhir. Kemampuan berpikirnya
sudah logis dan sistematis, mampu memecahkan masalah, mampu menyusun
strategi dan mampu menghubungkan. Kemampuan komunikasinya sudah
berkembang seiring perkembangan kemampuan berpikirnya sehingga sudah
mampu mengungkapkan pemikiran dalam bentuk ungkapan kata yang logis dan
sistematis. Berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa kelas 4 yang sudah
dipengaruhi oleh teman sebayanya sehingga terbentuklah kelompok- kelompok yang
didasari oleh kesamaan-kesamaan tertentu. Begitu pula dalam hal pendidikan dan
pengajaran agama, pada masa ini adalah masa yang paling tepat untuk mulai
mengenalkan dan mengajarkan anak tentang pendidikan agama Islam terutama
masalah ihtilam
3. Karakteristik Materi
Materi Ihtilam pada mata pelajaran fiqih kelas 4 memiliki beberapa sub-materi
diantaranya : waktu terjadinya ihtilam, hal – hal yang dilarang saat ihtilam, hadats,
dan macam-macam mandi. Melihat banyaknya sub materi yang dipelajari, peneliti
menerapkan metode Index Card Match dengan harapan menggunakan metode ini
memungkinkan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi.
4. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui pelaksanaan strategi pembelajaran dalam meningkatkan
pemahaman materi ihtilam melalui metode Index Card Match pada siswa kelas IV
MI Islamiyah Dadirejo Jombang
2) Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih
materi pokok ihtilam di kelas IV MI Islamiyah Dadirejo Jombang setelah
menerapkan metode Index Card Match
5. Lingkup Penelitian
Agar penelitian dapat terfokuskan pada tujuan yang akan dicapai, maka penulis
memberikan batas pengkajian sebagai berikut :
1. Subyek penelitian
Dalam penelitian ini subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas 4 MI Islamiyah
Jombang dengan jumlah siswa 15 anak, laki-laki 6 anak, dan perempuan 9 anak
2. Fokus penelitian
Penelitian ini difokuskan hanya pada mata pelajaran fikih materi ihtilam.
3. Implementasi penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode Index Card Match untuk meningkatkan
pemahaman materi ihtilam pada siswa kelas 4 MI Islamiyah Jombang.
6. Signifikansi Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang
pendidikan mengenai strategi dalam menyampaikan mata pelajaran fikih, juga untuk
mengetahui efektifitas penggunaan metode Index Card Match terhadap peningkatan
pemahaman materi ihtilam
2. Manfaat praktis
a) Bagi lembaga
Meningkatkan mutu Madrasah Ibtidaiyah melalui peningkatan pemahaman materi
ihtilam pada siswa kelas 4 MI Islamiyah Jombang.
b) Bagi guru
Memberikan wawancara dan pengalaman baru untuk menggunakan beberapa
3
strategi pembelajaran dalam melakukan proses belajar mengajar salah satunya
mengenai penerapan metode Index Card Match.
c) Bagi siswa
Memberikan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga
lebih mudah dalam memahami materi ihtilam yang dijelaskan oleh guru dan
menambah minat siswa dalam mengikuti rangkaian proses pembelajaran.
d) Bagi peneliti
Sebagai bahan pelajaran mengenai keterampilan mengajar di kelas yang efektif
dan efisien, khususnya mata pelajaran fikih materi ihtilam menggunakan metode
Index Card Match yang dapat meningkatkan pemahaman materi ihtilam pada
peserta didik
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pemahaman
Menurut Ahmad Susanto, istilah pemahaman berasal dari akar kata paham,
yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak,
pendapat, aliran, mengerti benar. Adapun istilah pemahaman ini sendiri diartikan
dengan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Dalam
pembelajaran, pemahaman dimaksudkan sebagai kemampuan siswa untuk
mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain, pemahaman
merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dengan demikian, pemahaman adalah
suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan.
Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta
didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya
atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.3
Menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa
besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan
oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti
atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hafal
secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan,
maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,
mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh,
memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.
Pembelajaran yang mengarah pada upaya pemberian pemahaman pada siswa
adalah pembelajaran yang mengarahkan agar siswa memehami apa yang mereka
pelajari, tahu kapan, dimana, dan bagaimana menggunakannya. Pemahaman berbeda
dengan hafalan, yakni proses pembelajaran yang hanya memberikan pengetahuan
berupa teori-teori kemudian menyimpannya bertumpuk-tumpuk pada memorinya.
Model pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang tidak efektif. Hal ini
karena dalam proses pembelajaran tidak memberikan makna bagi siswa. Keefektifan
pembelajaran sangat ditentukan oleh ada tidaknya proses pemahaman atau
memahami pengetahuan. Dan proses mental yang dominan dalam proses memahami
adalah dengan memikirkan (thinking).
Selain itu, pemerolehan pengetahuan atau proses memahami akan sangat
terbantu, apabila siswa dapat sekaligus melakukan sesuatu yang terkait dengan
keduanya, yaitu dengan mengerjakannya maka siswa akan menjadi lebih tahu dan
lebih paham. Untuk memahami sesuatu menurut Bloom siswa harus melakukan lima
tahapan berikut, yaitu; 1) receiving (menerima); 2) responding (membanding-
bandingkan); 3) valuing (menilai); 4) organizing (diatur); 5) characterization (penataan
nilai).4
3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), Hal. 24
4
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Prenamedia Group, 2013) Hal. 209
5
B. Materi Ihtilam (Mimpi Basah)
1. Terjadinya Mimpi Basah
Mimpi basah terjadi ketika seorang laki-laki tidur kemudian saat bangun sudah
mengeluarkan mani (sperma). Mimpi basah ini merupakan tanda-tanda balig bagi
laki-laki. Jadi laki-laki yang sudah mengalami mimpi basah sudah mulai dibebani
kewajiban agama jika ia berakal sehat dan telah sampai dakwah Islam padanya.
Mimpi basah merupakan sebuah hadas besar. Orang yang masih mempunyai hadas
besar disebabkan mimpi basah disebut sebagai junub.
2. Hal-hal yang dilarang bagi orang yang sedang junub (mengalami mimpi basah)
Hal-hal yang dilarang bagi seorang yang sedang junub hampir sama dengan hal-
hal yang dilarang bagi wanita yang sedang haid. Namun berbeda dengan perempuan
haid yang dilarang untuk berpuasa, seorang yang sedang dalam kondisi junub tetap
boleh melaksanakan ibadah puasa. Jadi, apabila ada seseorang tidur dalam
kondisi junub dan bangun setelah shubuh maka puasanya tetap sah meskipun ia
belum bersuci.
Adapun hal-hal yang dilarang bagi orang yang sedang junub antara lain:
a. Shalat
b. Thawaf (mengelilingi Ka’bah)
c. Menyentuh mushaf dan membaca al-Qur‟an
d. I’tikaf berdiam diri di masjid dengan tujuan niat untuk melakukan ibadah). Bila
sekadar melintas, masih diperbolehkan.
Hadas adalah keadaan tidak suci pada pada diri seorang muslim yang
menyebabkan ia tidak boleh shalat, tawaf dan lain sebagainya. Hadas dibagi menjadi dua
yaitu hadas besar dan hadas kecil. Hadas besar adalah hadas yang dapat disucikan
dengan mandi wajib sementara hadas kecil adalah hadas yang dapat disucikan dengan
berwudu. Yang termasuk hadas besar contohnya yaitu:
1. Haid
2. Ihtilam(mimpi basah)
3. Melahirkan (wiladah)
4. Nifas (keluar darah sesudah melahirkan)
Nah, sebagaimana keterangan di atas, hadas besar dapat disucikan dengan mandi
wajib. Lalu apa itu mandi wajib? Simaklah keterangan berikut!
Mandi ada tiga macam yaitu mandi wajib, mandi sunnah dan mandi biasa. Mandi
wajib adalah mandiyang wajib dilaksanakan ketika seseorang hendak menunaikan
shalat, tawaf, menyentuh mushaf al-Qur‟an, dan lainnya disebabkan orang tersebut
sedang dalam kondisi berhadas besar. Jika seseorang yang berhadas besar belum
mandi wajib, maka ia dikatakan masih berhadas besar.
Tujuan mandi wajib berbeda dengan mandi mubah (mandi biasa) dan mandi
sunnah. Mandi wajib dilakukan untuk menghilangkan hadas besar sementara mandi
biasa dilakukan untuk membersihkan dan menyegarkan tubuh. Adapun mandi sunnah
dilaksanakan untuk mengikuti sunnah Rasulullah seperti mandi ketika hendak berangkat
shalat Jumat, shalat Idul Fitri, shalat Idul Adha, memasuki kota Makkah, atau setelah
sadar dari pingsan.
6
wajib menjadi sah. Apa saja hal-hal yang harus kita perhatikan saat mandi wajib? Hal-
hal yang harus kita perhatikan saat mandi wajib antara lain:
1. Rukun Mandi Wajib
Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan rukun? Rukun adalah sesuatu
yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Rukun mandi wajib artinya,
sesuatu yang harus dipenuhi agar mandi wajibnya sah. Jadi apabila mandi wajib
tidak memenuhi salah satu rukunnya maka mandi wajibnya menjadi tidak sah. Nah
apa saja rukun mandi wajib? Berikut akan kita bahas.
Rukun mandi wajib ada 2 yakni:
a. Niat
Niat mandi wajib tidak harus diucapkan. Niat boleh dilakukan di dalam
hati, namun mengucapkan niat hukumnya sunnah. Oleh karena itu, akan
lebih baik jika niat mandi kita lafalkan. Niat mandi wajib dilaksanakan pada
saat awal mengguyurkan air ke badan. Jadi dalam mandi wajib, kita dihitung
mulai mandi wajib saat melaksanakan niat. Adapun anggota badan yang
sudah kita basahi sebelum niat, maka anggota badan tersebut belum
dianggap disucikan dengan mandi wajib.
Mengingat niat merupakan rukun mandi wajib, artinya jika kita mandi
wajib namun lupa tidakberniat maka mandi wajib kita tidak sah sehingga
kita masih dalam kondisi berhadas besar. Jika kita masih berhadas
besar, tentunya kita belum bisa melaksanakan shalat, membaca dan
menyentuh al- Qur‟an, dan sebagainya. Nah oleh karena itu, jangan sampai
kita lupa berniat saat mandi wajib.
Bagaimana lafal niat mandi wajib itu? Marilah kita menghafalkan niat
mandi wajib berikut!
7
tubuh kita telah terkena air secara merata.
Daerah yang perlu kita perhatikan lagi adalah daerah lubang
hidung, belakang telinga, lipatan-lipatan pada tubuh, sela-sela jari dan kaki,
dan lain- lain.
2. Sunnah Mandi Wajib
Nah, setelah kita mempelajari rukun mandi wajib, kali ini kita akan
mempelajari sunnah mandi wajib. Apa itu sunnah mandi wajib? Sunnah mandi
wajib adalah sesuatu yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala namun
bila tidak dikerjakan tidak berpengaruh pada keabsahan mandi wajib. Artinya
mandi wajib kita sudah sah apabila memenuhi rukun-rukun mandi wajib
meskipun tidak melaksanakan sunnah-sunnahnya. Meskipun demikian,
alangkah baiknya jika kita dapat melaksanakan mandi wajib dengan sempurna
sunnah-sunnahnya karena hal tersebut lebih disukai oleh Allah Swt. dan
Rasul-Nya.
Adapun sunnah mandi wajib antara lain:
a. Membaca basmalah bersamaan dengan niat mandi
b. Membersihkan kedua telapak tangan sebelum memasukan ketempat air
c. Menghilangkan kotoran yang ada pada badan
d. Membersihkan kemaluan atau beristinja‟
e. Berwudu dengan sempurna sebelum mandi
f. Mencelupkan kedua tangan ke dalam air dan siramkan air ke akar - akar
rambut kepala
g. Menyiram air ke kepala sebanyak tiga kali dan mengguyurkannya
keseluruh tubuh
h. Mendahulukan anggota badan sebelah kanan
i. Tidak meminta tolong kepada orang lain kecuali ada uzur
j. Tidak berbicara kecuali ada kebutuhan
3. Bersegera Mandi Wajib
Sebagai seorang Muslim yang sudah balig, kita mempunyai kewajiban
shalat tepat pada waktunya. Apabila kita tidak shalat tepat waktu, maka
kita akan berdosa. Oleh sebab itu, hendaknya kita senantiasa berhati-hati
agar waktu shalat tidak terlewat.
Bagaimana cara untuk menjaga agar shalat tidak terlewat? Salah satu
cara untuk menjaga agar shalat tidak terlewat adalah dengan bersegera
mandi wajib setelah ihtilamataupun setelah darah haid berhenti keluar. Jika
kita menunda-nunda mandi wajib sehingga ada shalat yang terlewat, maka
kita berdosa. Jika kita sudah terlanjur menunda-nunda waktu bersuci
sehingga waktu shalat terlewat, maka kita harus mengqadha shalat yang
sudah terlewat tadi dan banyak-banyak meminta ampun kepada Allah Swt.
8
3. Mandi Biasa
Mandi biasa adalah mandi yang biasa kita laksanakan sehari dua kali.
Tabel 3.3 Perbedaan Mandi wajib, mandi sunnah dan mandi biasa
9
dapat mencocokkan kartunya lebih cepat akan diberi poin. 5
Dengan menggunakan Metode pembelajaran index card match proses penerimaan
siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan selama pelajaran berlangsung.
Dengan demikian, metode pembelajaran index card match baik digunakan
untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya
sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang
membentuk sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan cara lain, dan untuk
mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
Suprijono menerangkan langkahlangkah dalam proses pembelajaran dengan
strategi Index Card Match, yaitu:
a. buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam
kelas,
b. bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama
c. tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah
bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan,
b. pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang
dibuat tadi,
c. kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban,
d. beri setiap peserta didik satu kertas.
e. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh
peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan
jawaban,
f. minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah
menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan, terangkan juga
agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain,
g. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh
dengan keras kepada teman-teman yang lain
h. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan yang lain,
i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan6
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa metode pembelajaran index card
match dalam proses pembelajaran banyak bermanfaat, antara lain :
1. Dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik
karena terdapat unsur permainan, sehinggal lebih menarik dan menyenangkan
2. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
3. Siswa lebih cermat dalam pembelajaran.
4. Siswa tidak merasakan kejenuhan dalam pembelajaran dan lebih semangat dalam
menerima pelajaran
5
Anjar, “Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Ciri-Ciri serta Langkah-Langkah Model Pembelajaran Index Card Match” artikel
diakses pada 17 Desember 2015 dari https://www.wawasanpendidikan.com/2015/12/Pengertian-Tujuan-Fungsi-dan-Ciri-Ciri-
serta-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Index-Card-Match.html
6
Riris Nur Kholidah Rambe, Penerapan Strategi Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia, Jurnal Tarbiyah, Vol. 25, No. 1, (2018) Hal 102
10
BAB III
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka melakukan perbaikan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam hal ini peneliti terjun kelapangan secara
langsung pada saat melakukan proses pembelajaran.
Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan
kelas (PTK), yakni :
1. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara
sistematis, empiris dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang
runtut sesuai dengan aturan tertentu
2. Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti
yakni guru.
3. Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung.7
Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tindak di setting untuk
kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan
situasi dan kondisi yang real tanpa rekayasa.
Dari penjelasan diatas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut
Peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran secara khusus dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran fikih
materi ihtilam pada siswa kelas 4 MI Islamiyah Jombang.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini termasuk penelitian kuantitatif meskipun data
yang bisa dikumpulkan bisa dari data kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dimana
uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata kalimat, peneliti merupakan
instrumen utama pengumpulan data dan hasil PTK ini dapat digunakan untuk
memperbaiki mutu proses pembelajaran 8
Penelitian ini menggunakan strategi Index Card Match guna meningkatkan
pemahaman materi ihtilam. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian
Kurt Lewin. Adapun alasan peneliti memilih teori Kurt Lewin, yakni karena menurut Kurt
Lewin, terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Digambarkan dalam sebuah bagan, model ini tampak sebagai berikut :
7
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2011), 25.
8
Kunandar, Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011), Hal. 46.
11
Gambar : Siklus Teori Kurt Lewin
9
Sudikin dan Basrowi, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Insan Cendekia, 2002), 5.
12
dan 9 siswi perempuan. Mereka berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.
Pada umumnya mereka termasuk siswa-siswi yang ceria dan bersemangat dalam
belajar, apalagi pembelajaran yang disertai dengan strategi yang tepat.
D. Rencana Tindakan
Berdasarkan model penelitian tindakan kelas yang dipilih dalam penelitian ini yaitu model
Kurt Lewin, maka rencana tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dengan tiga
siklus. Setiap siklus membutuhkan waktu 2x35 menit dalam pelaksanaannya. Adapun
rencana tindakan akan diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
Perencanaan (planning)
Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini yaitu
merefleksikan dan menganalisis masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran
serta mencari alternatif pemecahan masalahnya. Sehingga dari hasil tersebut
peneliti akan dapat melakukan kegiatan selanjutnya seperti berikut :
1) Menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui kompetensi inti dan
kompetensi dasar serta materi pokok yang akan disampaikan menggunakan
metode Index Card Match
2) Menyusun RPP siklus III yang difokuskan pada perencanaan langkah-
langkah tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman di kelas 4
pada mata pelajaran Fikih materi “Ihtilam” dengan menggunakan metode Index
Card Match.
3) Menyiapkan bahan ajar, membuat lembar materi dan lembar kerja siswa serta
menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung dalam pembelajaran.
4) Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian tindakan kelas, sebagai berikut:
a. Lembar observasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran
menggunakan metode Index Card Match.
b. Pedoman wawancara untuk peserta didik
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berpatokan pada RPP dan skenario pembelajaran secara
runtut yakni kegiatan awal, pada kegiatan awal guru melaksanakan pengkondisian
kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Pada kegiatan
inti guru melaksanakan pembelajaran dengan berdiskusi dan menggunakan metode
Index Card Match dan kegiatan penutup sebagai kegiatan refleksi, tindak lanjut dan
evaluasi
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
3. Siswa melihat dan mendengarkan penjelasan guru melalui PPT interaktif
4. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok untuk berdiskusi
5. Siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi
6. Guru membagi kartu kepada semua siswa.
7. Kartu tersebut berjumlah 16 kartu sesuai dengan jumlah siswa dan 8 kartu
13
berisi soal-soal kemudian 8 kartu berisi jawaban dari soal tadi.
8. Masing-masing siswa menerima kartu dari guru.
9. Kemudian jika siswa menerima kartu berisi soal maka harus mencari pasanagn
siswa lain yang mendapatkan jawaban dari soal yang dibawanya.
10. Jika siswa menerima kartu berisi jawaban maka harus mencari pasangan dari
siswa yang mendapatkan kartu berisi soal dari jawaban tersebut
11. Masing-masing siswa mempresentasikan soal beserta jawabannya secara
berpasang-pasangan.
12. Guru membagikan reward kepada setiap siswa karena sudah mau untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran.
13. Guru menyimpulkan isi materi tersebut
14. Guru dan siswa berdoa bersama sebelum mengakhiri pelajaran
Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilaksanakan oleh guru dengan mencatat kejadian-kejadian yang
ditimbulkan dalam pembelajaran baik positip maupun negatif., terutama pada
pemahan siswa terhadap materi ajar, apakah mengalami perkembangan atau tetap,
atau bahkan menurun.
Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini observer mengevaluasi seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan
hasil observasi. Hasil observasi dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan mencari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan
selama pembelajaran berlangsung. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum
berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya
2. Siklus 2
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan sebelumnya bila
ditujukan untuk mengulangi keberhasilan, meyakinkan, atau menguatkan hasil. Tetapi
pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai
tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukkan untuk mengatasi
berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.
3. Siklus 3
Kegiatan pada siklus ketiga dapat berupa kegiatan yang sama dengan sebelumnya bila
ditujukan untuk mengulangi keberhasilan, meyakinkan, atau menguatkan hasil.
Bedanya pada tahap refleksi, dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan yaitu berdiskusi
dengan guru kelas untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan atas pelaksanaan
pembelajaran.
14
d) Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa nilai hasil belajar siswa pada siklus I, II dan III untuk
mengetahui adanya peningkatan dari hasil peningkatan pemahaman Fikih materi
“Ihtilam”.
15
4. Tehnik Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengelolaan data yang
dimiliki korelasi dengan rumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan
adalah jenis data kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif yaitu data yang
digunakan untuk mengolah dan mendeskripsikan data dalam bentuk tampilan data
yang bermakna dan mudah dipahami serta mudah dimengerti oleh orang lain.
Menurut Misri Singarimbun dan Sofyan Efendi, analisis data adalah proses
penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti, yaitu:
1) Data kuantitatif (nilai hasil tes belajar siswa) dapat dianalisa secara deskriptif,
seperti mencari nilai rata-rata dan prosentase keberhasilan belajar dan lain-lain.
2) Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang ekspresi siswa dengan tingkat pemahaman terhadap suatu
mata pelajaran (kognitif), afektif, aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran,
perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, dapat dianalisis secara
kualitatif. Digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
Teknik menganalisis data yaitu dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa ada
maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis
datanya dihitung menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:
a) Penilaian Tes
Penilaian tes ini peneliti peroleh dari hasil tes peningkatan pemahaman materi
ihtilam berbentuk tes tulis soal berupa isian. Data dari hasil tes yang diperoleh,
untuk menghitung rata-rata nilai yang diperoleh siswa, maka peneliti
menggunakan mean. Mean dinyatakan dengan menggunakan rumus :
Rumus 3.1
Menghitung nilai perolehan akhir
Nilai perolehan akhir = Skor diperoleh x 100
Skor maximal
16
Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar
P = F x 100
N
Keterangan:
P = Prosentase yang akan diberi
F = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah seluruh siswa
Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke
dalam lima kategori keseluruhan sebagai berikut:
F. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki proses belajar
mengajar di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara
pengukurannya)
17
Adapun indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut :
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas dan kurt
lewin ini dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 langkah utama,
yaitu: Planning (perencanaan), Acting (tindakan), Observing (observasi), dan Reflecting
(Refleksi). Dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dikarenakan pada siklus I peneliti melihat
belum ada peningkatan yang sesuai dengan indikator kinerja yang akan dicapai, siklus II
sudah ada peningkatan tapi belum sesuai dengan indicator kinerja yang akan dicapai.
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada Rabu 27 Oktober 2019, siklus II
dilaksanakan pada Rabu, 3 November 2019, dan siklus III dilaksanakan pada Rabu, 10
November 2019.
Subyek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas 4 MI Islamiyah Jombang
tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah 15 siswa, yang terdiri dari 6 siswa laki-laki
dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
pembelajaran Index Card Match guna untuk meningkatkan pemahaman siswa pada
materi ihtilam mata pelajaran Fikih kelas 4 MI Islamiyah Jombang.
Perolehan data pemahaman siswa didapatkan dari nilai kognitif pada siswa yang
dilaksanakan dalam tiga siklus. Sedangkan pemerolehan data tentang berlangsungnya
penerapan penggunaan strategi pembelajaran Index Card Match pada proses
pembelajaran didapatkan dari hasil observasi pada siswa.
Berikut adalah data dari hasil setiap tahap yang dilakukan oleh peneliti :
1. Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20
Oktober 2019 pukul 09.00 – 10.10 WIB di kelas 4 MI Islamiyah Jombang pada mata
pelajaran Fikih materi ihtilam, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 65,13 dari 15
siswa, 4 siswa yang mencapai KKM dengan prosentase 26,67% sedangkan 11 siswa
yang belum mencapai nilai KKM dengan prosentase 73,33%. Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Fikih yaitu 75.
Mata pelajaran Fikih kelas 4 materi Ihtilam terjadwal pada hari Rabu pukul
09.00 – 10.10 WIB. Proses pembelajaran yang disampaikan guru disisipi dengan
penjelasan tentang materi pembelajaran. Serta disampaikan dengan metode
ceramah, tanya jawab dan penugasan.
Hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada saat pembelajaran
berlangsung, pembelajaran dapat dikatakan membosankan dan kurang efektif karena
banyak siswa yang berbicara dengan temannya yang lain dan mengantuk. Hal
tersebut terjadi dikarenakan guru yang kurang mengemas pembelajaran dengan
menarik. Terbukti saat awal pembelajaran siswa diminta untuk membaca buku LKS
secara bergantian dalam waktu yang lama. Sehingga siswa yang tidak membaca
menjadi ngantuk. Guru lebih banyak duduk di kursi saat menjelaskan materi dan
sangat kurang adanya interaksi antara guru dan murid.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa kelas 4
di MI Islamiyah Jombang, mereka mengatakan bahwa mata pelajaran Fikih terbilang
sulit, apalagi pembelajarannya yang membosankan sehingga mereka tidak faham.
Mereka hanya mengetahui bahwa laki-laki itu mengalami ihtilam (mimpi basah),
mereka tidak mengetahui ketentuan-ketentuan ihtilam, selain itu mereka tidak faham
dengan apa yang sudah dijelaksan guru. Mereka menginginkan pembelajaran
disisipi dengan cerita, game-game, dan dikemas semenarik mungkin sehingga
pembelajaran tidak membosankan dan mereka lebih bisa menyerap pembelajaran
dengan mudah.
19
Selain hasil wawancara dan observasi kelas, peneliti juga mendapatkan hasil
tugas harian yang telah dilaksanakan sebagai data awal hasil belajar siswa materi
Ihtilam. Dari hasil tugas harian menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM yang ditentukan, yaitu 75. Hal ini dirincikan pada
tabel berikut ini :
Keterangan :
TT : Tidak Tuntas (Nilai di bawah KKM)
T : Tuntas (Nilai diatas KKM)
Dari tabel di atas terlihat dari 15 siswa hanya 4 siswa yang dapat mencapai KKM dan
sisanya yakni 11 siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM. Nilai rata-rata
kelasnya adalah 68,33 yang dihitung menggunakan rumus 3.2 untuk mencapai rata-
rata nilai dari jumlah seluruh nilai siswa. Adapun perhitungannya sebagai berikut:
∑𝑥
M=
∑n
= 977
15
= 65,13
Sedangkan ketuntasan siswa pada pra siklus ini adalah 26,67% yang dihitung
menggunakan rumus 3.3 untuk mengetahui berapa prosentase ketuntasan siswa
dalam kelas tersebut. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :
20
P = F x 100%
N
= 4 x 100%
15
= 26,67 %
Dari data hasil pra siklus tersebut, diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,13
dengan ketuntasan siswa hanya 26,67% yang berarti masuk dalam perbaikan
pemahaman siswa kelas 4 mata pelajaran Fikih materi Ihtilam, sehingga diharapkan
adanya peningkatan pemahaman belajar siswa.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan oleh peneliti dalam satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan (plan)
Pada tahap perencanaan ini peneliti menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan siklus I pada materi Ihtilam dengan menerapkan metode Index Card
Match. selain itu peneliti juga menyusun RPP beserta lembar kerja siswa dan
menyiapkan lembar pengamatan observasi siswa. Peneliti juga mempersiapkan
langkah-langkah untuk strategi yang akan diterapkan pada siklus I.
b. Pelaksanaan (act)
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada Rabu, tanggal 27 Oktober 2019
selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) di kelas 4 MI Islamiyah Jombang dengan
15 siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan mengacu pada RPP yang
telah disusun oleh peneliti, dengan menggunakan strategi Index Card Match.
Saat pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru mata pelajaran Fikih.
Pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP yang telah disusun oleh peneliti
dengan melalui 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan persiapan siswa secara fisik dan
pengkondisian kelas. Ketika siswa sudah mulai kondusif dan siap untuk
menerima pembelajaran, guru mengucapkan salam kemudian menanyakan
kabar siswa, “Bagaimana kabarnya hari ini anak-anak” serentak siswa
menjawab dengan semangat “Alhamdulillah... Luar Biasa... Allahhuakbar…
Yes yes yes...”
Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengecek kehadiran siswa dengan
mengabsen satu persatu siswa yang ada di kelas. Setelah itu berdoa dan
membaca pancasila yang dipimpin oleh perwakilan siswa. Kemudian
dilanjutkan dengan ice breaking berupa tepuk semangat, dengan
menggunakan gerakan tangan. Guru membimbing siswa untuk mengingat
pembelajaran yang sudah pernah dijelaskan dan diulas sedikit.
2. Kegiatan Inti
Guru menyuruh siswa untuk mendengarkan dan melihat penjelasan
tentang materi ihtilam d PPT interaktif dan siswa bertanya tentang apa yang
belum mereka pahami.
21
Guru melanjutkan kegiatan dengan membagi siswa menjadi 3 kelompok
untuk berdiskusi dan presentasi setelah diskusi
Guru melanjutkan kegiatan pembelajran dengan membagi kartu kepada
semua siswa yakni kartu tersebut berjumlah 16 kartu sesuai dengan jumlah
siswa dan 8 kartu berisi soal-soal kemudian 8 kartu berisi jawaban dari soal
tadi.
Guru menjelaskan bahwa bagi siswa menerima kartu berisi soal maka
harus mencari pasangan siswa lain yang mendapatkan jawaban dari soal
yang dibawanya. Guru menjelaskan bahwa jika siswa menerima kartu berisi
jawaban maka harus mencari pasangan dari siswa yang mendapatkan kartu
berisi soal dari jawaban tersebut. Guru menyuruh siswa untuk
mempresentasikan soal beserta jawabannya secara berpasang-pasangan.
Guru membagikan reward kepada setiap kelompok karena sudah
berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru memberikan penguatan
kepada siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan tentang Ihtilam
dan menjelaskan kembali beberapa poin penting dari ihtilam.
Setelah proses metode pembelajaran Index Card Match selesai, siswa
diberikan LK terkait materi Ihtilam. Hal ini bertujuan untuk mengukur
seberapa faham siswa terhadap materi yang telah diterapkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran Index Card Match.
Nilai dari lembar kerja inilah yang nantinya akan diolah dan digunakan
untuk mengetahui bagaimana peningkatan pemahaman siswa setelah
melakukan pembelajaran Fikih materi Ihtilam menggunakan strategi Index
Card Match. Saat mengerjakan lembar kerja, masih terdapat siswa yang
kurang faham intrusksi yang terdapat pada lembar kerja, sehingga tetap dan
terus mendampingi siswa saat pengerjaan soal pada lembar kerja yang telah
dibagikan. Namun masih banyak siswa yang mampu memahami instruksi
yang tertulis di lembar kerja.
3. Kegiatan Penutup
Selesai mengerjakan soal pada lembar kerja, siswa mengumpulkan LK
yang sudah dikerjakan dengan arahan dan bimbingan guru. Kemudian guru
dan siswa merefleksikan materi Ihtilam secara runtut. Untuk memastikan
siswa paham atau tidak materi yang sudah disampaikan guru kembali
mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dikuasai siswa.
Jika sudah tidak ada yang ditanyakan, guru menyampaikan materi
pertemuan selanjutnya dan dilanjutkan berdoa bersama.
c. Pengamatan (observe)
Tahap pengamatan ini dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Yang bertindak sebagai pengamat adalah Observer yang
bertugas mengamati siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar
observasi siswa yang telah disusun merupakan panduan yang digunakan untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa selam proses belajar mengajar. Berikut
merupakan hasil pengamatan yang telah dilakukan observer :
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Pada pelaksanaan siklus I hasil lembar observasi aktivitas siswa terlihat
pada 3 kegiatan yang telah tersusun di RPP. Yaitu kegiatan Pendahuluan,
kegiatan Inti, kegiatan Penutup. Pada lembar aktivitas Siswa terdapat 17 aspek
yang diamati, dengan rincian sebanyak 8 aspek mendapatkan skor 4, 7 aspek
22
mendapatkan skor 3, dan 2 aspek mendapatkan skor 2. Jumlah skor maksimal
68 Berdasarkan hasil skor yang diperoleh, nilai perolehan aktivitas siswa dapat
dihitung menggunakan rumus 3.1 sebagai berikut:
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maximal
= 4 9 x 100
68
= 72, 06
Keterangan:
TT : Tidak Tuntas (Nilai di bawah KKM)
T : Tuntas (Nilai diatas KKM)
Berdasarkan tabel dari hasil nilai siswa mata pelajaran Fikih materi
23
Ihtilam, terdapat siswa yang sudah tuntas yaitu sebanyak 6 siswa mendapat
nilai diatas KKM, dan 9 siswa yang masih belum tuntas dan mendapat nilai
dibawah KKM. Berikut ini merupakan perhitungan rata- rata dan persentase
ketuntasan belajar
a) Keterangan rata-rata hasil belajar
∑𝑥
M=
∑n
= 1087
15
= 72,47
d. Refleksi (reflect)
1. Kekurangan dan Penyebab
Pelaksanaan siklus I telah dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 27
Oktober 2019 pukul 09.00 – 10.10 WIB terhadap siswa kelas 4MI Islamiyah
Jombang. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai indikator
kinerja. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 72,47. Adapun indikator
kinerja yang menjadi patokan adalah >80 dan persentase ketuntasan belajar
adalah 80%.
Secara umum, kekurangan yang harus diperbaiki dikarenakan
beberapa hal, yaitu :
a) Keterbatasan waktu penelitian, serta ingatan siswa terkait materi ihtilam
yang sudah mulai lupa.
b) Dikarenakan waktu penelitian yang dilaksanakan mendekati jam
istirahat, sehingga terdapat siswa yang kurang fokus ingin cepat istirahat.
c) Penjelasan guru terkait pengerjaan lembar kerja kurang maksimal,
sehingga terdapat beberapa siswa yang kurang faham.
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata belum memenuhi indikator
kinerja, peneliti merasa perlu untuk melaksanakan perbaikan dengan
melanjutkan ke siklus II. Pada siklus II nanti diharapkan hasil yang akan
diperoleh dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan.
2. Rencana Perbaikan
Dengan adanya penyebab kekurangan yang telah dijelaskan. Maka perlu
adanya rencana perbaikan untuk memperbaiki kekurangan- kekurangan
tersebut. Diantaranya :
a) Memaksimalkan waktu yang ada dengan menjelaskan materi dengan lebih
24
singkat dan berisi dengan membuat konsep yang sederhana, agar siswa
lebih mengingat isi materi yang dijelaskan.
b) Saat penerapan strategi Index Card Match, pada proses presentasi, bagi
siswa yang menyimak presentasi diharuskan untuk menulis di buku masing-
masing apa yang telah dipresentasikan oleh temannya di depan.
c) Lebih memperjelas cara pengerjaan lembar kerja, agar siswa tidak keliru
saat menjawab.
3. Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya dengan
menggunakan strategi yang sama, yaitu strategi pembelajaran Index Card Match.
Namun dalam pelaksanaannya terdapat perbaikan dalam proses pembelajaran,
hal tersebut diketahui dari hasil refleksi pada siklus I. Tahapan yang akan
diterapkan pada siklus II sama dengan yang dilakukan peneliti pada siklus I, yaitu
ada 4 tahapan, yaitu planning (perencanaan), acting (tindakan), observing
(observasi), dan reflecting (refleksi)
a) Perencanaan (plan)
Pada tahap ini, susunan rencana tindakan hampir sama dengan yang telah
tersusun pada siklus I, yaitu pada tahap perencanaan ini peneliti menentukan
waktu yang tepat untuk melakukan siklus II pada materi Ihtilam dengan
menerapkan strategi pembelajaran Index Card Match. Selain itu peneliti juga
menyusun RPP beserta lembar kerja siswa. Peneliti juga menyiapkan lembar
pengamatan observasi siswa, serta peneliti juga mempersiapkan langkah-langkah
untuk strategi yang akan diterapkan pada siklus II.
b) Tindakan (act)
Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan pada Rabu, tanggal 3 November 2019
selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) di kelas 4 MI Islamiyah Jombang dengan 15
siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun oleh peneliti, dengan menggunakan strategi Index Card Match. Saat
pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru mata pelajaran Fikih. Pembelajaran
dilaksanakan sesuai RPP yang telah disusun oleh peneliti dengan melalui 3
kegiatan, yaitu kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan persiapan siswa secara fisik dan
pengkondisian kelas. Ketika siswa sudah mulai kondusif dan siap untuk
menerima pembelajaran, guru mengucapkan salam kemudian menanyakan
kabar siswa.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengecek kehadiran siswa dengan
mengabsen satu persatu siswa yang ada di kelas. Setelah itu berdoa dan
membaca pancasila yang dipimpin oleh perwakilan siswa. Kemudian
dilanjutkan dengan ice breaking berupa tepuk semangat, dengan
menggunakan gerakan tangan. Guru membimbing siswa untuk mengingat
pembelajaran yang sudah pernah dijelaskan dan diulas sedikit.
2. Kegiatan Inti
Guru menyuruh siswa untuk mendengarkan dan melihat penjelasan
tentang materi ihtilam d PPT interaktif dan siswa bertanya tentang apa yang
belum mereka pahami.
25
Guru melanjutkan kegiatan dengan membagi siswa menjadi 3 kelompok
untuk berdiskusi dan presentasi setelah diskusi
Guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan hafalan niat mandi
wajib. Siswa secara bergantian 1 bangku maju ke depan untuk hafalan.
Guru membagikan reward kepada setiap kelompok karena sudah
berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru memberikan penguatan
kepada siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan tentang Ihtilam
dan menjelaskan kembali beberapa poin penting dari ihtilam.
Setelah bertanya jawab dengan siswa guru membagi kartu kepada
semua siswa yakni kartu tersebut berjumlah 16 kartu sesuai dengan jumlah
siswa dan 8 kartu berisi soal-soal kemudian 8 kartu berisi jawaban dari soal
tadi. Guru menjelaskan bahwa bagi siswa menerima kartu berisi soal maka
harus mencari pasangan siswa lain yang mendapatkan jawaban dari soal
yang dibawanya. Guru menjelaskan bahwa jika siswa menerima kartu berisi
jawaban maka harus mencari pasangan dari siswa yang mendapatkan kartu
berisi soal dari jawaban tersebut. Guru mengkondisikan siswa yang sedang
mencari pasangan dari kartu yang ia dapat.
Guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan soal beserta jawabannya
secara berpasangan. Guru memberikan penguatan kepada siswa dari
pembelajaran yang telah dilakukan tentang ihtilam dan menjelaskan kembali
beberapa poin penting dari ihtilam.
3. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru dan siswa secara bersama sama
menyimpilkan hasil belajar yang telah diterima, kemudian guru memberikan
penguatan. Setelah itu guru memberikan tugas tambahan yang harus di
kerjakan di rumah dengan memberi kertas LKPD yang berisi soal-soal isian.
Setelah penjelasan penugasan, siswa melakukan refleksi dan
menganalisi kekurangan dan kelebihan kegiatan pembelajaran yang sudah
dilakukan. Guru mengingatkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan,
kemudian doa dan salam.
e. Pengamatan (observe)
Tahap pengamatan ini dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi siswa yang telah disusun merupakan panduan
yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.
Berikut merupakan hasil pengamatan:
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Pada pelaksanaan siklus II hasil lembar observasi aktivitas siswa terlihat
pada 3 kegiatan yang telah tersusun di RPP. Yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, kegiatan penutup. Pada lembar aktivitas Siswa terdapat 17 aspek
yang diamati, dengan rincian sebanyak 7 aspek mendapatkan skor 4, 7 aspek
mendapatkan skor 3, dan 2 aspek mendapatkan skor 2. Jumlah skor maksimal
68 Berdasarkan hasil skor yang diperoleh, nilai perolehan aktivitas siswa dapat
dihitung menggunakan rumus 3.1 sebagai berikut:
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maximal
= 5 3 x 100
68
= 77,94
26
Berdasarkan perhitungan diatas, sebanyak 53 yang didapatkan,
kemudian dibagi dengan skor maksimal 68. Setelah itu hasil yang telah
didapatkan dikali 100. Maka hasil akhir observasi aktivitas siswa adalah 77,94
dan mendapatkan kriteria sedang, serta belum mencapai indikator kinerja.
Indikator kinerja yang menjadi acuan ialah skor yang mencapai 80.
Keterangan:
TT : Tidak Tuntas (Nilai di bawah KKM)
T : Tuntas (Nilai diatas KKM)
Berdasarkan tabel dari hasil nilai siswa mata pelajaran Fikih materi
Ihtilam, terdapat siswa yang sudah tuntas yaitu sebanyak 11 siswa mendapat
nilai diatas KKM, dan 4 siswa yang masih belum tuntas dan mendapat nilai
dibawah KKM. Berikut ini merupakan perhitungan rata- rata dan persentase
ketuntasan belajar
a) Keterangan rata-rata hasil belajar
∑𝑥
M=
∑n
= 1117
15
= 76,47
27
b) Keterangan persentase belajar
P = F x 100%
N
= 11 x 100%
15
= 73,33 %
Berdasarkan paparan hasil siklus II disimpulkan bahwa hasil nilai siswa
pada mata pelajaran Fikih materi Ihtilam belum mencapai indikator kinerja,
dikarenakan pada siklus II prosentase keberhasilan yang dicapai masih
dibawah 80%, begitu juga dengan rata-rata nilai kelas masih dibawah 80. Oleh
karena itu masih perlu dilaksanakan siklus III untuk meningkatkan hasil
pemahaman, sehingga dapat mencapai kriteria yang telah ditentukan.
f. Refleksi (reflect)
1) Kekurangan dan Penyebab
Pelaksanaan siklus II telah dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 3
November 2019 pukul 09.00 – 10.10 WIB terhadap siswa kelas 4 MI Islamiyah
Jombang. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai indikator
kinerja. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 76,47. Adapun indikator
kinerja yang menjadi patokan adalah >80 dan persentase ketuntasan belajar
adalah 80%..
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata belum memenuhi indikator
kinerja, peneliti merasa perlu untuk melaksanakan perbaikan dengan
melanjutkan ke siklus III. Pada siklus III nanti diharapkan hasil yang akan
diperoleh dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan.
2) Rencana Perbaikan
Dengan adanya penyebab kekurangan yang telah dijelaskan. Maka perlu
adanya rencana perbaikan untuk memperbaiki kekurangan- kekurangan
tersebut. Diantaranya :
d) Memaksimalkan waktu yang ada dengan menjelaskan materi dengan lebih
singkat dan berisi dengan membuat konsep yang sederhana, agar siswa
lebih mengingat isi materi yang dijelaskan.
e) Saat penerapan strategi Index Card Match, pada proses presentasi, bagi
siswa yang menyimak presentasi diharuskan untuk menulis di buku masing-
masing apa yang telah dipresentasikan oleh temannya di depan.
f) Lebih memperjelas cara pengerjaan lembar kerja, agar siswa tidak keliru
saat menjawab.
4. Siklus III
28
a) Perencanaan (plan)
Pada tahap ini, susunan rencana tindakan hampir sama dengan yang telah
tersusun pada siklus II, yaitu pada tahap perencanaan ini peneliti menentukan
waktu yang tepat untuk melakukan siklus II pada materi Ihtilam dengan
menerapkan strategi pembelajaran Index Card Match. Selain itu peneliti juga
menyusun RPP beserta lembar kerja siswa. Peneliti juga menyiapkan lembar
pengamatan observasi siswa, serta peneliti juga mempersiapkan langkah-langkah
untuk strategi yang akan diterapkan pada siklus II.
b) Tindakan (act)
Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada Rabu, tanggal 10 November 2019
selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) di kelas 4 MI Islamiyah Jombang dengan 15
siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun oleh peneliti, dengan menggunakan strategi Index Card Match. Saat
pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru mata pelajaran Fikih. Pembelajaran
dilaksanakan sesuai RPP yang telah disusun oleh peneliti dengan melalui 3
kegiatan, yaitu kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan persiapan siswa secara fisik dan
pengkondisian kelas. Ketika siswa sudah mulai kondusif dan siap untuk
menerima pembelajaran, guru mengucapkan salam kemudian menanyakan
kabar siswa.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengecek kehadiran siswa dengan
mengabsen satu persatu siswa yang ada di kelas. Setelah itu berdoa dan
membaca pancasila yang dipimpin oleh perwakilan siswa. Kemudian
dilanjutkan dengan ice breaking berupa tepuk semangat, dengan
menggunakan gerakan tangan. Guru membimbing siswa untuk mengingat
pembelajaran yang sudah pernah dijelaskan dan diulas sedikit.
2. Kegiatan Inti
Guru menyuruh siswa untuk mendengarkan dan melihat penjelasan
tentang materi ihtilam d PPT interaktif dan siswa bertanya tentang apa yang
belum mereka pahami.
Guru melanjutkan kegiatan dengan membagi siswa menjadi 3 kelompok
untuk berdiskusi dan presentasi setelah diskusi
Guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan meminta beberapa
siswa mensimulasikan tata cara mandi wajib setelah ihtilam.
Guru membagikan reward kepada setiap kelompok karena sudah
berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru memberikan penguatan
kepada siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan tentang Ihtilam
dan menjelaskan kembali beberapa poin penting dari ihtilam.
Setelah mensimulasikan tata cara mandi wajib setelah ihtilam, guru
membagi kartu kepada semua siswa yakni kartu tersebut berjumlah 16 kartu
sesuai dengan jumlah siswa dan 8 kartu berisi soal-soal kemudian 8 kartu
berisi jawaban dari soal tadi. Guru menjelaskan bahwa bagi siswa
menerima kartu berisi soal maka harus mencari pasangan siswa lain yang
mendapatkan jawaban dari soal yang dibawanya. Guru menjelaskan bahwa
jika siswa menerima kartu berisi jawaban maka harus mencari pasangan
dari siswa yang mendapatkan kartu berisi soal dari jawaban tersebut. Guru
mengkondisikan siswa yang sedang mencari pasangan dari kartu yang ia
dapat.
29
Guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan soal beserta jawabannya
secara berpasangan. Guru memberikan penguatan kepada siswa dari
pembelajaran yang telah dilakukan tentang ihtilam dan menjelaskan kembali
beberapa poin penting dari ihtilam.
3. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru dan siswa secara bersama sama
menyimpilkan hasil belajar yang telah diterima, kemudian guru memberikan
penguatan. Setelah itu guru memberikan tugas tambahan yang harus di
kerjakan di rumah dengan mengerjakan soal di buku LKS.
Setelah penjelasan penugasan, siswa melakukan refleksi dan
menganalisis kekurangan dan kelebihan kegiatan pembelajaran yang sudah
dilakukan. Guru mengingatkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan,
kemudian doa dan salam.
c) Pengamatan (observe)
Tahap pengamatan ini dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi siswa yang telah disusun merupakan panduan
yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.
Berikut merupakan hasil pengamatan:
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Pada pelaksanaan siklus III hasil lembar observasi aktivitas siswa terlihat
pada 3 kegiatan yang telah tersusun di RPP. Yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, kegiatan penutup. Pada lembar aktivitas Siswa terdapat 17 aspek
yang diamati, dengan rincian sebanyak 9 aspek mendapatkan skor 4, 7 aspek
mendapatkan skor 3, dan 1 aspek mendapatkan skor 2. Jumlah skor maksimal
68 Berdasarkan hasil skor yang diperoleh, nilai perolehan aktivitas siswa dapat
dihitung menggunakan rumus 3.1 sebagai berikut:
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maximal
= 5 9 x 100
68
= 86,76
30
6 Ozi 75 80 T
7 Fiola 75 80 T
8 Friska 75 95 T
9 Nayla 75 70 TT
10 Arka 75 85 T
11 Aini 75 92 T
12 Nabila 75 95 T
13 Anggi 75 85 T
14 Raisha 75 65 TT
15 Azka 75 95 T
Jumlah Siswa 15
Jumlah Nilai Akhir 1277
Keterangan:
TT : Tidak Tuntas (Nilai di bawah KKM)
T : Tuntas (Nilai diatas KKM)
Berdasarkan tabel dari hasil nilai siswa mata pelajaran Fikih materi
Ihtilam, terdapat siswa yang sudah tuntas yaitu sebanyak 13 siswa mendapat
nilai diatas KKM, dan 2 siswa yang masih belum tuntas dan mendapat nilai
dibawah KKM. Berikut ini merupakan perhitungan rata- rata dan persentase
ketuntasan belajar
a) Keterangan rata-rata hasil belajar
∑𝑥
M=
∑n
= 1277
15
= 85,13
d) Refleksi (reflect)
Pada siklus III, peneliti membandingkan dan menganalisa hasil yang
diperoleh pada siklus I, II dan siklus III. Terlihat adanya peningkatan dari siklus I,
II ke siklus III, baik dari perolehan hasil observasi siswa, perolehan rata-rata hasil
31
tes, dan persentase ketuntasan belajar. Hasil observasi aktifitas siswa mencapai
86,76 dengan kriteria tinggi.
Hasil perolehan rata-rata hasil tes mencapai 85,13 dengan kriteria tinggi,
dan prosentase ketuntasan belajar mencapai 86,67% dengan kriteria tinggi.
Artinya seluruh hasil perolehan telah mencapai indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti menyepakati untuk tidak melanjutkan
penelitian ke siklus selanjutnya, dikarenakan pencapaian hasil belajar siswa
terlihat mengalami peningkatan di setiap siklusnya.
Untuk mengetahui ringkasan hasil belajar siklus I, II dan siklus III, dapat
dilihat dari tabel berikut :
Hasil Nilai Siklus I, II dan Siklus III
B. Pembahasan
Aktivitas dan hasil pemahaman siswa pada mata pelajaran Fikih materi
Ihtilam mengalami peningkatan pada tiap siklus. Peneliti mengatakan bahwa
strategi Index Card Match sangat baik untuk diterapkan pada materi Ihtilam.
Langkah-langkahnya dapat menghidupkan kelas, serta kegiatannya
menyenangkan dan tidak jenuh. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa penerapan Index Card Match pada mata pelajaran Fikih pada siswa
kelas 4 MI Islamiyah Jombang dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa
materi Ihtilam. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantabnya pemahaman siswa
menngenai materi yang disampaikan serta meningkatnya keaktifan siswa dari
siklus I sebanyak 40 % meningkat pada siklus II menjadi 73,33 % dan pada
siklus III makin naik menjadi 86,67 %.
32
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peningkatan pemahaman
siswa, mata pelajaran Fikih materi Ihtilam kelas 4 MI Islamiyah Jombang menggunakan
strategi pembelajaran Index Card Match, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan strategi Index Card Match pada materi Ihtilam berjalan dengan baik.
Pemaparan tersebut dapat dibuktikan dengan hasil tiap siklus yang mengalami
kenaikan pada aktivitas siswa. Hasil nilai aktivitas siswa pada siklus I yaitu, 72,06
(Sedang), siklus II menjadi 77,94 (sedang) dan mengalami peningkatan pada
siklus III menjadi 86,76 (Tinggi).
2. Pemahaman siswa mengalami peningkatan setelah melakukan
pembelajaran menggunakan strategi Index Card Match, terbukti pada siklus I
72,47 dengan prosentase sebesar 40%, siklus II sudah ada peningkatan tapi blm
mencapai indicator kinerja yaitu 76,47 dengan prosentase sebesar 73,33 dan
kemudian dilakukan siklus III sehingga mengalami peningkatan, yakni diperoleh
rata-rata nilai sebesar 85,13 dengan prosentase keberhasilan sebesar
86,67% dan sudah termasuk dalam kategori tinggi.
B. Saran
33
Datar Pustaka
Anjar, 2015. Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Ciri-Ciri serta Langkah-Langkah Model
Pembelajaran Index Card Match (on line)
https://www.wawasanpendidikan.com/2015/12/Pengertian-Tujuan-Fungsi-dan-Ciri-Ciri-
serta-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Index-Card-Match.html., diakses pada
17 Desember 2015.
Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar IsI. .2007. Jakarta: Dinas
Pendidikan.
Muniroh, Siti Nurul Anjumil. 2019, Fiqih MI kelas 4, Jakarta : KSKK Madrasah.
Roestiyah;2019
Rambe, Riris Nur Kholidah. 2018. Penerapan Strategi Index Card Match Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Jurnal
Tarbiyah, Vol. 25, No. 1.
Sudikin dan Basrowi. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Insan Cendekia
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenamedia Group
Zaini, Hisyam dkk. 2004. Strategi Pembelajaran aktif, Yogyakarta : CTSD (Center for
Teaching Staff Development)
34
CURRICULUM VITAE
35
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1
1. RPP Siklus I
2. RPP Siklus II
3. RPP Siklus III
A. Kompetensi Inti / KI
Dst…
36
C. Tujuan Pembelajaran
1) Setelah melihat PPT interaktif, siswa mampu menunjukkan terjadinya ihtilam dengan
teliti
2) Setelah melihat PPT interaktif, siswa mampu menentukan pengertian hadats dan
macam-macamnya dengan tepat
3) Setelah melihat PPT interaktif, siswa mampu menguraikan macam-macam mandi dan
tujuannya dengan teliti
4) Setelah menggali informasi dari PPT interaktif, siswa mampu menunjukkan perbedaan
mandi wajib, mandi sunnah dan mandi mubah dengan berbagai kasus dalam
kehidupan sehari-hari dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok : Mandi Wajib setelah Ihtilam
a. Faktual : Waktu terjadinya ihtilam dan macam-macam hadats
b. Konseptual : waktu terjadinya ihtilam, macam-macam hadats dan mandi
c. Prosedural : Cara mengimplementasikan ketika laki-laki yang sedang ihtilam
dalam kehidupan sehari-hari
F. Media/Alat/Bahan Pembelajaran
Media : Laptop,LCD Proyektor, speaker, Ppt Interaktif, kartu
G. Sumber Belajar :
1. Buku Fiqih kelas 4 Kurikulum 2013
2. LKPD
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
37
4. Apersepsi : Peserta didik menyimak apersepsi dari guru
dan bertanya jawab terkait pembelajaran sebelumnya
yang berkaitan dengan pembelajaran hari ini.
5. Guru menyampaikan skenario, tahapan dan tujuan
pembelajaran (Present goals and set)
Kegiatan Inti 1. Mengamati 50 menit
Peserta didik diminta untuk mengamati PPT interaktif
materi tentang ihtilam
2. Menanya
Guru menjelaskan materi pembelajaran lewat power point
tentang ihtilam (Present information )
Guru memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya
Guru memberi kesempatan pada peserta didik yng lain
untuk menjawab
Guru melengkapi jawaban peserta didik
Guru membentuk kelompok diskusi yang efisien dan
memberi nama kelompok (Organize students into learning
teams )
Guru memberi lembar tugas lembar LKPD kepada setiap
kelompok terkait ihtilam
3. Mengeksplorasi
Peserta didik mengidentifikasi dan menganalis ragam
informasi yang diperolehnya kemudian dijadikan bahan
untuk mengambil keputusan / kesimpulan.
Guru Membantu kelompok belajar selama diskusi (Assist
team work and study)
4. Mengasosiasikan
Setiap kelompok menuliskan hasil identifikasi tentang
ihtilam pada lembar kerja.
5. Mengomunikasikan
Secara perwakilan, peserta didik mempresentasikan hasil
kerjanya di depan kelas. (Test on the materials )
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain
untuk memberikan tanggapan.
Guru memberi penegasan atau meluruskan hasil persentasi
peserta didik secara benar berdasarkan beberapa sumber.
Peserta didik menerima 1 kartu dari guru yang berisi soal
atau jawaban
Peserta didik mencari kecocokan antara soal dengan
jawaban dari peserta didik lain
Peserta didik secara bergantian maju ke depan untuk
mempresentasikan kecocokan soal dan jawaban, Jika benar
anak-anak bisa langsung duduk di bangkunya masing-
masing, jika belum peserta didik mencari jawaban sampai
benar-benar betul.
38
melakukan refleksi simpulan pembelajaran seperti :
a) Apa yang telah kamu pelajari hari ini?
b)Apakah menyenangkan menggunakan media
pembelajaran PPT Interaktif ?
c) Ajakan untuk selalu selalu taat pada perintah Allah dan
menjaga kebersihan
4. Peserta didik melakukan analisis kelebihan dan kekurangan
pembelajaran hari ini.
5. Menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya tentang tata cara bersuci dari hadats besar
6. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa bersama dan
salam.
2. Bentuk Penilaian :
a. Sikap : Observasi lampiran 1
b. Pengetahuan : Soal uraian lampiran 2
c. Ketrampilan : Unjuk Kerja lampiran 3
3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD-nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial klasikal, atau
tutor sebaya, atau tugas dengan diakhiri dengan tes
4. Pengayaan
a. Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan dengan ketentuan sebagai berikut:
b. Siswa yang mencapai nilai KKM ≤ x ≤ Nilai Maksimum diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan
c. Siswa yang mencapai nilai x > Nilai maksimum diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
Mengetahui Jombang,
Guru Mata Pelajaran Fikih
39
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama Mahasiswa : Imroatul Khoiroh, S.Pd.I
Sekolah : MI Islamiyah
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi Pokok : Mandi Wajib setelah Ihtilam
Kelas / Semester : IV / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti / KI
3.4 Menerapkan mandi wajib setelah ihtilaam 3.4.4 Menentukan syarat mandi wajib
(mimpi basah) bagi laki-laki sesuai setelah ihtilam
syarat dan rukun 3.4.5 Menguraikan rukun mandi wajib
setelah ihtilam
3.4.6 Menguraikan sunnah-sunnah mandi
wajib setelah ihtilam
4.4. Mempraktikkan mandi wajib setelah 4.4.2 Mendemonstrasikan tata cara mandi
ihtilaam (mimpi basah) sesuai syarat wajib yang sah
dan rukun
C. Tujuan Pembelajaran
3.4.4.4 Setelah melihat PPT interaktif, siswa mampu menentukan syarat mandi wajib
setelah ihtilam dengan benar
3.4.5.5 Setelah melihat PPT interaktif, siswa mampu menguraikan rukun mandi wajib
setelah ihtilam dengan benar
3.4.6.6 Setelah melihat PPT interaktif, siswa mampu menguraikan sunnah-sunnah
mandi wajib setelah ihtilam dengan tepat
40
4.4.2.2 Setelah melihat PPT interaktif, siswa mampu mendemonstrasikan tata cara
mandi wajib setelah ihtilam dengan benar
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok : Mandi Wajib setelah Ihtilam
a. Faktual : Mandi wajib setelah Ihtilam
b. Konseptual : Syarat, rukun mandi wajib, sunnah-sunnah mandi wajib setelah
ihtilam
c. Prosedural : Cara mempraktekkan mandi wajib bagi laki-laki yang sedang
ihtilam dalam kehidupan sehari-hari
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
41
Kegiatan Inti 6. Mengamati 50 menit
Peserta didik diminta untuk mengamati PPT interaktif
materi tentang mandi wajib setelah ihtilam
7. Menanya
Guru menjelaskan materi pembelajaran lewat power point
tentang ihtilam (Present information )
Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya
Peserta didik yang lain diberi kesempatan untuk menjawab
dan guru melengkapi jawaban peserta didik
Guru membentuk kelompok diskusi yang efisien dan
memberi nama kelompok (Organize students into
learning teams )
Guru memberi lembar tugas lembar LKPD kepada setiap
kelompok terkait ihtilam
8. Mencoba
Peserta didik mengidentifikasi dan menganalis ragam
informasi yang diperolehnya kemudian dijadikan bahan
untuk mengambil keputusan / kesimpulan.
Guru Membantu kelompok belajar selama diskusi (Assist
team work and study)
9. Menalar
Setiap kelompok menuliskan hasil identifikasi tentang mandi
wajib setelah haid pada lembar kerja.
10. Mengomunikasikan
Secara perwakilan, peserta didik mempresentasikan hasil
kerjanya di depan kelas. (Test on the materials )
Peserta didik lain bisa memberikan tanggapan.
Guru memberi penegasan atau meluruskan hasil persentasi
peserta didik secara benar berdasarkan beberapa sumber.
Peserta didik secara bergantian perbangku menghafal doa
mandi wajib setelah ihtilam
Peserta didik menerima 1 kartu dari guru yang berisi soal
atau jawaban
Peserta didik mencari kecocokan antara soal dengan
jawaban dari peserta didik lain
Peserta didik secara bergantian maju ke depan untuk
mempresentasikan kecocokan soal dan jawaban, Jika benar
anak-anak bisa langsung duduk di bangkunya masing-
masing, jika belum peserta didik mencari jawaban sampai
benar-benar betul.
1. Guru memberi penghargaan atas usaha dan prestasi 10 menit
Kegiatan individu maupun kelompok (Provide recognition )
Penutup 2. Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
3. Sebelum pembelajaran ditutup guru dan peserta didik
melakukan refleksi simpulan pembelajaran seperti :
a. Apa yang telah kamu pelajari hari ini?
b. Ajakan untuk selalu selalu taat pada perintah Allah dan
menjaga kebersihan
4. Melakukan kegiatan tindak lanjut dengan memberi PR
mengerjakan soal yang sudah disediakan di LKPD
5. Menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya (tentang tata cara mandi wajib setelah
42
ihtilam/mimpi basah)
6. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa bersama dan
salam.
2. Bentuk Penilaian :
a. Sikap : Observasi lampiran 1
b. Pengetahuan : Soal pilihan ganda dan soal diskusi lampiran 2
c. Ketrampilan : Unjuk Kerja lampiran 3
3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD-nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial klasikal, atau tutor
sebaya, atau tugas dengan diakhiri dengan tes
Mengetahui Jombang,
Guru Mata Pelajaran Fikih
43
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 3
Nama Mahasiswa : Imroatul Khoiroh, S.Pd.I
Sekolah : MI Islamiyah
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi Pokok : Mandi Wajib setelah ihtilam
Kelas / Semester : IV / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti / KI
C. Tujuan Pembelajaran
3.4.7.7. Setelah melihat PPT interaktif dan video, siswa mampu menguraikan perbedaan
mandi wajib, mandi biasa dan mandi sunnah dengan benar
3.4.8.8. Setelah melihat PPT interaktif dan video, siswa mampu menganalisis hikmah
mandi wajib setelah ihtilam dengan tepat
4.4.3.3 Setelah melihat PPT interaktif dan video, siswa mampu mensimulasikan tata
cara mandi wajib setelah ihtilam dengan semangat dan benar
D. Materi Pembelajaran
44
Materi Pokok : Mandi Wajib setelah Ihtilam
a. Faktual : Mandi wajib setelah ihtilam
b. Konseptual : Perbedaan mandi wajib, mandi sunnah dan mandi biasa, hikmah
mandi wajib
c. Prosedural : Cara mensimulasi mandi wajib bagi laki-laki setelah mimpi basah
dalam kehidupan sehari-hari
F. Media/Alat/Bahan Pembelajaran
Media : Laptop,LCD Proyektor, speaker, Ppt Interaktif
G. Sumber Belajar :
1. Buku pedoman Fiqih kelas 4 Kurikulum 2013
2. LKPD
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
45
Kegiatan Inti 1. Mengamati 50
Peserta didik diminta untuk mengamati PPT interaktif menit
materi tentang mandi wajib setelah ihtilam
2. Menanya
Guru menjelaskan materi pembelajaran lewat power point
tentang ihtilam (Present information )
Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya
Peserta didik yang lain diberi kesempatan untuk menjawab
dan guru melengkapi jawaban peserta didik
Guru membentuk kelompok diskusi yang efisien dan
memberi nama kelompok (Organize students into
learning teams )
Guru memberi lembar tugas lembar LKPD kepada setiap
kelompok terkait ihtilam
3. Mencoba
Peserta didik mengidentifikasi dan menganalis ragam
informasi yang diperolehnya kemudian dijadikan bahan
untuk mengambil keputusan / kesimpulan.
Guru membantu kelompok belajar selama diskusi (Assist
team work and study)
4. Menalar
Setiap kelompok menuliskan hasil identifikasi tentang mandi
wajib setelah ihtilam pada lembar kerja.
5. Mengomunikasikan
Secara perwakilan, peserta didik mempresentasikan hasil
kerjanya di depan kelas. (Test on the materials )
Peserta didik lain bisa memberikan tanggapan.
Guru memberi penegasan atau meluruskan hasil persentasi
peserta didik secara benar berdasarkan beberapa sumber..
Peserta didik mensimulasikan tata cara mandi wajib setelah
ihtilam secara bergantian.
Peserta didik menerima 1 kartu dari guru yang berisi soal
atau jawaban
Peserta didik mencari kecocokan antara soal dengan
jawaban dari peserta didik lain
Peserta didik secara bergantian maju ke depan untuk
mempresentasikan kecocokan soal dan jawaban, Jika benar
anak-anak bisa langsung duduk di bangkunya masing-
masing, jika belum peserta didik mencari jawaban sampai
benar-benar betul
1. Guru memberi penghargaan atas usaha dan prestasi individu 10
Kegiatan maupun kelompok (Provide recognition )
menit
Penutup 2. Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
3. Sebelum pembelajaran ditutup guru dan peserta didik
melakukan refleksi simpulan pembelajaran
4. Melakukan kegiatan tindak lanjut dengan memberi tugas
mengerjakan soal yang ada dibuku dan dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya
5. Menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya
6. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa bersama dan
46
salam.
Mengetahui Jombang,
Kepala MI Islamiyah Guru Mata Pelajaran Fikih
47
Lampiran 2
49
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS 2
51
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS 3
52
mempelajari materi 3. Mempelajari bahan ajar tetapi tidak berdiskusi dengan kelompoknya
4. Mempelajari bahan ajar dan bertanya dengan kelompoknya jika
mengalami kesulitan
5. Mempelajari bahan ajar dan berdiskusi dengan kelompoknya
9 Aktif melaksanakan 1. Tidak mengerjakan perintah kelompok maupun guru
terhadap suatu 2. Hanya menuruti perintah guru
perubahan 3. Melaksanakan perintah tetapi kurang serius
4. Melaksanakan perintah sesuai intruksi
5. Melaksanakan perintah dan ingin tahu pembaharuan yang lebih baik
10 Keaktifan 1. Tidak mengerjakan LKPD
mengerjakan LKPD 2. Mengerjakan LKPD tetapi menyalin temannya
3. Mengerjakan LKPD tetapi tidak lengkap
4. Mengerjakan LKPD sendiri secara lengkap
5. Mengerjakan LKPD secara lengkap dengan bekerja sama dengan
orang tua
11 Keaktifan 1. Tidak pernah berpendapat
mengemukakan 2. Pernah mengemukakan pendapat 1x tidak sesuai tema
pendapat 3. Pernah mengemukakan pendapat 1x sesuai tema
4. Pernah mengemukakan pendapat 2x sesuai tema
5. Pernah mengemukakan pendapat > 2x sesuai tema
12 Keaktifan 1. Tidak pernah bertanya
mengajukan 2. Pernah bertanya 1x tidak sesuai tema
pertanyaan dalam 3. Pernah bertanya 1x sesuai tema
diskusi kelompok 4. Pernah bertanya 2x sesuai tema
5. Pernah bertanya > 2x sesuai tema
13 Perhatian pada saat 1. Acuh/ tidak ada perhatian
penjelasan dari 2. Memperhatikan jika ditegur guru
kelompok lain 3. Sesekali memperhatikan tetapi tidak memberi respon
4. Memperhatikan dengan sikap santai
5. Memperhatikan dengan sikap serius
14 Membuat catatan 1. Tidak membuat catatan
saat guru resume 2. Membuat catatan tetapi sedikit
hasil diskusi 3. Membuat catatan agak lengkap
4. Membuat catatan lengkap tetapi tidak rapi
5. Membuat catatan lengkap dan rapi
15 Kesiapan 1. Acuh/ tidak peduli
mengerjakan 2. Biasa-biasa saja/ agak peduli
evaluasi 3. Tegang/ gugup
4. Tenang
5. Siap mengerjakan soal
16 Kemampuan 1. Siswa mendapat nilai 0-20
menyelesaian soal 2. Siswa mendapat nilai 21-40
evaluasi 3. Siswa mendapat nilai 41-60
4. Siswa mendapat nilai 61-80
5. Siswa mendapat nilai 81-100
17 Keaktifan pada saat 1. Tidak menjawab sama sekali
refleksi 2. Menjawab 1 pertanyaan
3. Menjawab 2 pertanyaan
4. Menjawab 3 pertanyaan
5. Menjawab 4 pertanyaan
53
54