Anda di halaman 1dari 81

ANALISIS KEDISIPLINAN TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 03 JATISOBO


KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :
SARI KURNIAWAN
NIM 1452000083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO

Allah senantiasa akan menolong hambanya, selama hamba tersebut


senantiasa menolong saudaranya (HR. Muslim)

Jika kamu takut membuat kesalahan maka kamu tidak akan melakukan
apapun
(Penulis)

vi
PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahan kepada :

1. Kedua Orang Tua Tercinta Bapak

Suharso dan Ibu Sarmini atas segala doa

dan dorongan.

2. Sahabat – sahabat kelas B PGSD

angkatan 2014.

3. Bapak, Ibu Dosen dan Staf Universitas

Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

4. Almamater yang kubanggakan.

5. Guru dan Karyawan SDN 03 Jatisobo

Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar yang telah membantu.

6. Pembaca yang Budiman.

vii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam selalu terucap kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan bagi kita.

Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan Akademik

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo untuk memenuhi sebagian

persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Melalui kegiatan ini

mahasiswa dapat melihat langsung, mengimplementasikan hal-hal yang sudah

didapat dalam perkuliahan kedalam sebuah penelitian dan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, ada banyak

bantuan, bimbingan dan dukungan yang penulis dapatkan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Drs Toni Harsan, M.H., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo yang telah memberikan surat ijin

penelitian.

2. Tri Sutrisno, S.Pd, M.Or., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang telah memberikan kesempatan untuk penulisan skripsi ini.

3. Drs. Bambang Susanto, M.Pd., Dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan lancar.

viii
4. Moefty Mahendra, M.Pd., Dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

lancar.

5. Kepala Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar, yang telah memberikan izin dan fasilitas bagi ketersediaan

sumber informasi dalam penelitian

6. Sahabat-sahabatku yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima

kasih atas semangat, dukungan dan motivasinya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

7. Siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar, yang telah menjadi subjek penelitian.

Semoga Alloh SWT membalas kebaikan seluruh pihak yang terlibat dalam

penyusunan skripsi ini dengan limpahan rohmat dan kasih sayangnya. Peneliti

menyadari bahwa terdapat cacat dan cela dalam karya ini, untuk itu peneliti mohon

maaf atas segala kekurangan di dalamnya dan senantiasa berharap karya ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Karanganyar, September 2019

Penulis

ix
ABSTRAK

Sari Kurniawan, NIM 1452000083, Analisis Kedisiplinan Terhadap Hasil


Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2019/2020. Dosen Pembimbing I: Drs.
Bambang Susanto, M.Pd., Dan Dosen Pembimbing II: Moefty Mahendra, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Kedisiplinan Terhadap


Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2019/2020.

Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, subjek


penelitian ini adalah Guru kelas IV dan Siswa kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo
Tahun Pelajaran 2019/2020. Teknik pengumpulan data sebagai sumber penelitian
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan
menggunakan triangulasi data dan membandingkan hasil observasi dan hasil
wawancara. Teknik analisis data ini meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan
verification.

Hasil penelitian ini menunjukkan kedisiplinan siswa berada pada kategori


baik dengan presentase 79,7% adapun hasil belajar juga pada kategori baik dengan
nila rata-rata 79.

Simpulan dari penelitian ini adalah ada analisis kedisiplinan belajar


terhadap hasil belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2019/2020. Saran bagi Siswa diharapkan
dapat memiliki sikap kedisiplinan dari kesadarannya sendiri agar lebih memacu
dalam kegiatan belajar serta memiliki jadwal belajar sendiri dan dapat
memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar. Saran bagi guru sebaiknya dapat
menumbuhkan dan meningkatkan kedisiplinan siswa dengan cara memberikan
pemahaman tentang pengaruh kedisiplinan terhadap hasil belajar. Saran bagi
sekolah diharapkan dapat lebih meningkatkan kedisiplinan, mengawasi dan
mempertahankan kedisiplinan siswa melalui tata tertib sekolah, dan bagi orang tua
atau wali murid diharapkan dapat lebih mengawasi putra-putrinya ketika
melakukan kegiatan belajar di rumah.

Kata kunci: analisis kedisiplinan, hasil belajar.

x
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ....................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... ii
PERSETUJUAN ........................................................................................ iii
PENGESAHAN ......................................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS ........................ v
MOTTO ..................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 6
D. Rumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 8
A. Kajian Teori Kedisiplinan ..................................................... 8
B. Hasil Belajar ......................................................................... 13
C. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................. 13
D. Kerangka Berfikir ................................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 16
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 17

xi
C. Subjek dan Objek Peneliti ..................................................... 19
D. Sumber Data ......................................................................... 19
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 20
F. Teknik Keabsahan Data ........................................................ 22
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 26
A. Gambaran Umum Sekolah .................................................... 26
B. Hasil Penelitian .................................................................... 27
C. Pembahasan .......................................................................... 36
BAB V PENUTUP .................................................................................... 46
A. Kesimpulan ........................................................................... 46
B. Implikasi Hasil Penelitian .................................................... 46
C. Saran ..................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 48
LAMPIRAN ............................................................................................... 50

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ....................................................................... 18

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berfikir ...................................................... 15


Gambar 3.1. Interaksi model analisis dari Miles dan Huberman ............... 24

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Siswa ................................................................. 50


Lampiran 2 Lembar Wawancara dengan Siswa Kelas IV ......................... 51
Lampiran 3 Lembar Wawancara dengan Kepala Sekolah ......................... 53
Lampiran 4 Lembar Wawancara dengan Guru Kelas IV ........................... 55
Lampiran 5 Lembar Observasi ................................................................... 57
Lampiran 6 Dokumentasi ........................................................................... 59
Lampiran 7 Surat Tugas 1 .......................................................................... 63
Lampiran 8 Surat Tugas 2 .......................................................................... 64
Lampiran 9 Surat Keterangan penelitian dari SD ...................................... 65
Lampiran 10 Biodata Penulis ..................................................................... 66

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan

sejak manusia berada di muka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua

dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo dkk, 2008: 15).

Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, berkembang pula isi dan

bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan pendidikan. Ini sejalan

dengan kemajuan manusia dalam pemikiran dan ide-ide tentang pendidikan.

Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin berkembang

pula pemahaman mengenai pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah

proses komunikasi yang di dalamnya mengandung transformasi pengetahuan,

nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang

berlangsung sepanjang hayat (life long procces), dari generasi ke generasi (Dwi

Siswoyo dkk, 2008: 25). Oleh karena itu pendidikan sangat bermakna bagi

kehidupan individu, masyarakat, dan suatu bangsa.

Belajar merupakan kegiatan inti dalam seluruh proses pendidikan.

Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui

kegiatan belajar. Secara psikologis, belajar dapat diartikan sebagai proses

memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam kognitif, afektif, maupun

psikomotor) untuk memperoleh respon yang diperlukan dalam interaksi

dengan lingkungan secara efisien (Slameto, 2003: 2). Belajar pada hakikatnya

1
2

merupakan suatu proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,

keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk masa depannya. Belajar sudah

dimulai sejak manusia lahir dan akan berlangsung secara terus-menerus hingga

akhir hayat. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu itu sendiri

maupun bagi masyarakat.

Dimyati Mahmud (1990: 58) mengatakan bahwa belajar adalah

pengalaman yang universal. Setiap orang harus selalu belajar sepanjang

hidupnya. Orok harus belajar berbicara, berpakaian, dan makan sendiri. Para

remaja harus belajar kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat diterima oleh

masyarakat. Orang dewasa harus belajar bagaimana melakukan pekerjaan dan

memenuhi tanggung jawab kehidupan rumah tangga. Kehidupan sehari-hari

penuh dengan problem-problem yang harus dipecahkan dengan belajar.

Sekolah pada dasarnya adalah rumah kedua untuk menimba ilmu. Pada

umumnya sekolah termasuk dalam kategori yang memiliki kedisiplinan yang

tinggi. Tujuan kedisiplinan itu sendiri adalah membentuk perilaku sedemikian

rupa sehingga perilaku tersebut sesuai dengan peran-peran yang telah ditetapkan

oleh kelompok budaya dimana tempat individu itu tinggal (Hurlock, 1999: 82).

Selain itu, kedisiplinan merupakan suatu cara untuk membantu anak

membangun pengendalian diri mereka, dan bukan membuat anak mengikuti dan

mematuhi perintah orang dewasa. Anak yang mau mengikuti pendidikan tertentu

pada suatu sekolah tentunya harus mengikuti aturan yang berlaku di sekolah

khususnya aturan yang berlaku di dalam kelas. Mengikuti aturan yang berlaku

erat kaitannya dengan kedisiplinan.


3

Kedisiplinan belajar adalah salah satu cara untuk membantu anak agar

dapat mengembangkan pengendalian diri mereka selama proses belajar

mengajar (Maria J. Wantah, 2005: 140). Anak dapat memperolah suatu batasan

untuk memperbaiki tingkah lakunya yang salah dengan disiplin. Kedisiplinan

juga membantu anak memperoleh perasaan puas karena kesetiaan dan

kepatuhannya dan juga mengajarkan kepada anak bagaimana berpikir secara

teratur. Kedisiplinan dalam nilai karakter bangsa adalah tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Kedisiplinan belajar itu sangat penting bagi siswa untuk meningkatkan

prestasi belajar mereka (Ali Imron, 2011: 172). Kedisiplinan belajar bisa

diartikan suatu sikap yang taat dan patuh terhadap suatu peraturan yang berlaku

selama mengikuti proses belajar mengajar. Tanpa adanya peraturan maka tidak

akan tercapailah suatu kedisiplinan, dengan adanya suatu peraturan akan melatih

seseorang untuk disiplin dalam segala hal, dan dengan sikap yang selalu disiplin

membuat seseorang berhasil dengan apa yang seseorang tersebut impikan. Itulah

sebabnya kedisiplinan adalah modal utama suatu keberhasilan.

Bentuk kedisiplinan belajar di sekolah antara lain: disiplin berpakaian,

disiplin waktu, disiplin belajar, dan disiplin mentaati peraturan sekolah (Buchari

Alma dkk, 2010: 131). Sekolah mempunyai aturan-aturan dan tata tertib yang

wajib untuk dilaksanakan anak, misalnya peraturan mengenai pengunaan

seragam, jadwal, jam belajar, dan jam istirahat. Selain itu, juga peraturan

mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan sewaktu anak berada di

dalam kelas atau di luar kelas.


4

SD Negeri 03 JATISOBO mempunyai beberapa aturan yang harus ditaati

oleh seluruh siswa. Aturan tersebut antara lain; (1) membiasakan kebersihan

toilet dan halaman sekolah, (2) menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, (3) ikut menjaga ketenangan belajar baik di

kelas, perpustakaan, maupun di lingkungan sekolah, (4) membiasakan

membuang sampah pada tempatnya (Sumber Tata Tertib Kelas SD N 03

Jatisobo).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada siswa

kelas IV di SD Negeri 03 Jatisobo terdapat beberapa permasalahan mengenai

kedisiplinan. Permasalahan tersebut antara lain: (1) siswa datang terlambat, (2)

tidak membawa pulang buku pelajaran dan alat sekolah, (3) tidak menyelesaikan

tugas tepat waktu, (4) tidak memperhatikan pelajaran, (5) membuang sampah

tidak pada tempatnya, (6) berpakaian tidak rapi.

Siswa datang terlambat. Hal itu terlihat dari masih ada siswa yang

terlambat masuk baik saat pelajaran jam pertama maupun seusai istirahat.

Meskipun dalam peraturan tidak disebutkan batas waktu siswa hadir di sekolah,

namun sudah menjadi peraturan umum jika siswa wajib datang ke sekolah

sebelum pukul 7. Selain itu, ada beberapa siswa yang masih jajan, padahal bel

masuk sudah berbunyi.

Tidak membawa pulang buku pelajaran dan alat sekolah. Terlihat dari

banyak ditemukan buku paket yang sengaja ditinggal di dalam laci meja. Selain

buku paket yang ditinggal, juga terdapat buku tulis yang berisi beberapa materi

pelajaran yang diajarkan. Ada pula alat tulis seperti pensil, pulpen, dan
5

penghapus juga tertinggal dan tertata rapi. Hal ini membuat siswa hanya belajar

pada saat di sekolah saja dan kurang mempersiapkan untuk pelajaran esok hari.

Tidak menyelesaikan tugas tepat waktu. Peraturan mengharuskan siswa

untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan ketentuan. Namun ada

beberapa siswa yang tidak menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan yang

diberikan. Hal ini berakibat pada waktu yang seharusnya digunakan untuk

belajar materi yang lain digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini terlihat dari beberapa siswa

sibuk berbicara dengan teman sebangku, mencoret-coret kertas, melihat buku

pelajaran yang tidak bersangkutan. Akibatnya, ketika diminta mengerjakan soal,

ada beberapa siswa yang tidak paham, melihat pekerjaan teman, dan

mengerjakan soal hanya setengah saja.

Membuang sampah tidak pada tempatnya. Peraturan menyebutkan

bahwa setiap siswa harus membuang sampah pada tempatnya. Hal ini diketahui

dari banyaknya sampah yang terdapat di laci meja para siswa baik sampah

bungkus makanan, botol minuman yang masih berisi, dan sampah kertas.

Sampah kertas juga terlihat di lantai kelas.

Berpakaian tidak rapi. Terdapat beberapa siswa yang bajunya tidak

dimasukkan atau jika dimasukkan biasanya dimasukkan secara asal-asalan. Hal

ini biasa dilakukan setelah jam istirahat. Siswa juga tidak memakai ikat

pinggang. Melihat pelanggaran yang terjadi di sekolah yang bersangkutan,

penulis tertarik untuk mengetahui labih jauh bagaimana kedisiplinan belajar

siswa di SD tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai seorang


6

akademisi yang peduli terhadap perkembangan pendidikian anak-anak, penulis

mencoba membahas penelitian ini dalam judul “Pengaruh Kedisiplinan

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SD Negeri 03 Jatisobo”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,

maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang terjadi di kelas IV SD

Negeri 03 Jatisobo sebagai berikut :

1. Terjadi beberapa pelanggaran yang dilakukan siswa terkait dengan

kedisiplinan.

2. Kedisiplinan siswa dalam belajar belum terlaksana dengan baik.

3. Siswa tidak menyelesaikan tugas tepat waktu.

4. Siswa tidak memperhatikan pelajaran.

5. Siswa belum memiliki rasa tanggung jawab dan kesadaran dalam menjaga

kebersihan.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD

Negeri 03 Jatisobo.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah kedisiplinan berpengaruh terhadap hasil belajar ?

2. Bagaimana solusi mengatasi kedisiplinan siswa ?.


7

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kedisiplinan terhadap hasil belajar.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara menumbuhkan sikap disiplin.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kedisiplinan

belajar kepada guru, sehingga apabila terjadi pelanggaran, guru dapat

segera mencari solusi yang tepat.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti sebagai calon guru

mengenai kedisiplinan belajar.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Menurut Suharsimi Arikunto (1980: 114), Disiplin adalah

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena

didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya

paksaan dari pihak luar. Menurut Thomas Gordon (1996: 3), Disiplin adalah

perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau

perilaku yang diperoleh dari pelatihan yang dilakukan secara terus menerus.

Menurut Rasdiyanah (1995:28), Disiplin adalah kepatuhan untuk

menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang

untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.

2. Tujuan Kedisiplinan

Sebuah aktivitas yang selalu dilakukan pastilah mempunyai suatu

tujuan. Sama halnya dengan sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang.

Orang melakukan sikap disiplin karena ia mempunyai suatu tujuan yang

hendak dicapai setelah ia melakukan sikap tersebut. Bertujuan agar siswa

belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi

dirinya dan lingkungannya.

Menurut Bistak Sirait (2008: 11) menyatakan bahwa tujuan utama

dari sebuah sikap kedisiplinan adalah untuk mengarahkan anak supaya ia

8
9

mampu untuk mengontrol dirinya sendiri. selain itu juga supaya anak dapat

melakukan aktivitas dengan terarah, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dari pendapat tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa tujuan kewibawaan

adalah untuk mengarahkan anak supaya ia mampu untuk mengontrol dirinya

sendiri, dapat melakukan aktivitas dengan terarah belajar hidup dengan

pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan

lingkungannya. Sehingga jika pada suatu saat tidak ada pengawasan dari

orang luar, maka ia akan dengan sadar akan selalu berbuat sesuai dengan

norma dan aturan yang berlaku baik tertulis (seperti: Undang-undang, tata

tertib sekolah dan lain-lain) maupun yang tidak tertulis (seperti: norma adat,

norma kesusilaan, norma kesopanan dan lain-lain) yang ada di dalam

masyarakat.

3. Macam-Macam Disiplin

Disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya dapat dibagi

menjadi 2 yaitu:

a. Disiplin Positif

Disiplin positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi yang

setiap anggotanya mematuhi peraturan-peraturan organisasi atas

kemauannya sendiri. Mereka patuh pada tata tertib tersebut karena

mereka memahami, meyakini dan mendukungnya. Selain itu mereka

berbuat begitu karena mereka benar-benar menghendakinya bukan

karena takut akan akibat dari ketidakpatuhannya. Dalam suatu organisasi

yang telah menerapkan disiplin positif, beberapa siswa kadang-kadang


10

melakukan suatu kesalahan yang melanggar tata tertib. Maka akibat yang

ditimbulkan adalah kewajiban dalam menetapkan suatu hukuman. Akan

tetapi hukuman yang diberikan ini bukanlah bermaksud untuk melukai,

akan tetapi yang sesuai dengan prinsip disiplin positif, hukuman tersebut

diberikan untuk memperbaiki dan membetulkan.

Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi pendidikan modern

bahwa agar anak-anak lambat laun dapat mengatur diri dan belajar

bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam mengerjakan

sesuatu. Atau dengan kata lain disiplin positif ini memberikan suatu

pandangan bahwa kebebasan yang mengandung konsekuensi yaitu

kebebasan harus sejalan dengan tanggung jawab.

b. Disiplin Negatif

Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan

disiplin yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat

orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman.

Pendekatan pada disiplin negatif ini adalah menggunakan hukuman pada

pelanggaran peraturan untuk menggerakkan dan menakutkan orang-

orang atau siswa lain sehingga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang

sama.

Disiplin negatif ini cenderung kepada konsepsi pendidikan lama,

yaitu sumber disiplin adalah otoritas dan kekuasaan guru. Gurulah yang

menentukan dan menilai kelakuan siswa, gurulah yang menentukan

peraturan tentang apa boleh atau tidak boleh dilakukan oleh siswa, tidak
11

ada pilihan lain selain tunduk pada kemauan guru. Dengan demikian

hukuman merupakan ancaman bagi siswa. Disiplin yang ditegakkan

dengan cara seperti ini ternyata tidak membawa hasil yang memuaskan,

karena seorang siswa hanya berada di sekolah selama 7 jam saja,

selebihnya dikembalikan kepada masing-masing orang tua, selain itu

prestasi kerja yang dicapai / diperoleh dikarenakan hanya karena untuk

menghindari hukuman saja bukan karena perasaan yang tulus ikhlas.

Meskipun disiplin negatif ini mempunyai banyak kekurangan akan tetapi

pada waktu-waktu tertentu tetap diperlukan pula sikap kekuatan dan

kekuasaan apabila memang hanya inilah cara satu-satunya jawaban yang

perlu dilakukan agar tujuan dapat tercapai serta berjalan dengan lancar.

Sedangkan menurut Ali Imron berdasarkan cara membangun

sebuah kedisiplinan maka kedisiplinan dapat dibagi menjadi 3 macam

yaitu :

1) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian.

Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang anak

dikatakan mempunyai tingkat disiplin yang tinggi manakala seorang

anak tersebut mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran seorang

guru tanpa harus menyumbangkan pikiran-pikirannya atau ide-idenya.

Seorang anak diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang

dikehendaki seorang guru dan tidak boleh membantah.

Dengan demikian maka seorang guru dalam membangun sikap

disiplin seorang anak bebas memberikan tekanan kepada seorang anak.


12

Dengan demikian anak takut dan terpaksa mengikuti apa yang diinginkan

oleh seorang guru di sekolah agar kedisiplinan itu dapat terwujud.

2) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive.

Pandangan dalam konsep yang kedua ini merupakan

pertentangan atau antitesa dari konsep ototarian, akan tetapi kedua

konsep ini sama-sama berada pada sisi yang ekstrim. Menurut konsep ini

seorang anak haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas

dan sekolah. Dengan demikian maka aturan-aturan di sekolah

dilonggarkan dan tidak perlu mengikat pada anak. Dengan kata lain

seorang anak dibiarkan berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik.

3) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali

atau kebebasan yang bertanggung jawab.

Konsep yang ketiga ini merupakan konvergensi dari konsep

otoritarian dan konsep permissive. Pandangan dalam konsep ini

menyatakan bahwa seorang siswa memang diberi kebebasan yang seluas-

luasnya untuk berbuat apa saja. Akan tetapi seorang anak yang

bersangkutan tidak boleh menyalahgunakan kebebasan yang diberikan,

karena di dunia ini tidak ada kebebasan yang mutlak. Sebab dalam

melaksanakan kebebasan tersebut ada batas-batas yang harus diikuti.

Kebebasan yang terkendali ini sering juga dikenal dengan

kebebasan yang terbimbing. Hal ini dikarenakan semua yang dilakukan

maka konsekuensinya haruslah ia tanggung. Terbimbing dalam arti ini

adalah diaksentualisasikan terutama dalam hal yang konstruktif.


13

Sehingga apabila arah perilaku tersebut berbelok ke hal-hal yang

desdruktif, maka dibimbing kembali ke arah yang konstruktif.

B. Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses

kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan

pembentukan tingkah laku seseorang. Hasil belajar sebagai pengukuran dari

penilaian kegiatan belajar atau proses belajar dinyatakan symbol, huruf

maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

pada periode tertentu.

C. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Umawaroh dengan judul penelitian “Analisis Kedisiplinan

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Dayamurni” dengan hasil

penelitian “ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dan prestasi

belajar siswa kelas IV semester genap SD Negeri 1 Dayamurni tahun

pelajaran 2014/2015.”

2. Penelitian Mentari Intan Rifani dengan judul penelitian “Analisis

Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya”

dengan hasil penelitian “ada hubungan yang positif antara disiplin belajar

dengan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Kecamatan

Raja Basa Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.”


14

3. Penelitian Yuliana Sari dengan judul penelitian “Analisis Kedisiplinan

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Segalamider” dengan hasil

penelitian “ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan prestasi

belajar siswa kelas IV SDN 1 Segalamider Kecamatan Tanjung Karang

Barat Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.”

Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, yaitu menghubungkan disiplin belajar dengan prestasi belajar,

kemudian pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 03

Jatisobo Tahun Ajaran 2019/2020.

D. Kerangka Berfikir

Kedisiplinan adalah suatu kondisi atau keadaan tertib yang terjadi

karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya sehingga

menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan dan ketertiban terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada yang

berisi tentang hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan,

yang boleh dilakukan, serta yang patut dilakukan dengan rasa senang hati, di

mana dengan sikap tersebut maka diharapkan terjadi suasana yang harmonis

dalam menjalankan suatu kegiatan/aktifitas.

Hasil Belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses

kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan

pembentukan tingkah laku seseorang. Hasil belajar sebagai pengukuran dari


15

penilaian kegiatan belajar atau proses belajar dinyatakan symbol, huruf

maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

pada periode tertentu.

Apabila digambarkan dalam suatu skema maka hubungan antara Kedisiplinan

terhadap Hasil Belajar siswa adalah sebagai berikut :

Analisis Faktor-faktor
Kedisiplinan Terhadap Hasil yang
Siswa Belajar Siswa Mempengaruhi

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode

ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya:

disebut sebagai metode kuajitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya

lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2013: 8).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Sementara menurut Moleong (2017: 31) pendekatan kualitatif adalah

mekanisme kerja penelitian yang berasumsi bahwa subject matter suatu ilmu

sosial adalah amat berbeda dengan subject matter dari ilmu fisik/alamiah dan

mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan seperangkat metode

penyelidikan yang berbeda pula. Cara kerjanya bersifat induktif, yang berisi

nilai-nilai subjektif, holistik dan berorientasi pada proses. Karena itu

menurutnya, pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial

16
17

melalui gambaran yang holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam

tentang suatu objek yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena

menginginkan informasi lebih mendalam tentang Pengaruh Kedisiplinan

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo Tahun Pelajaran

2019/2020.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 03 Jatisobo

Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2019/2020.

Pemilihan tempat didasarkan pada pertimbangan kepraktisan dari segi

waktu, biaya, dan jarak yang memungkinkan untuk mempermudah peneliti

dalam mengumpulkan data.

2. Waktu penelitian selama 4 (empat) bulan dari tahap persiapan sampai

dengan tahap pelaporan penelitian.

Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut antara lain: persiapan

penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan penelitian

(perencanaan, observasi, tindakan, dan evaluasi), penyusunan laporan

penelitian.
18
19

C. Subjek dan Objek Peneliti

1. Subjek peneliti

Subjek peneliti adalah Analisis Kedisiplinan terhadap hasil belajar siswa

Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Kelas IV SD Negeri 03

Jatisobo.

2. Obyek peneliti

Obyek dalam peneliti ini adalah menumbuhkan sikap kedisiplinan siswa

Kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar.

D. Sumber Data

1. Sumber data primer

Yaitu data yang didapat dari sumber informan pertama yaitu

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti (Moloeng, 2017:22). Data ini akan diperoleh melalui wawancara

dengan Guru dan siswa kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo Kecamatan

Jatipuro Kabupaten Karanganyar yang menjadi subyek dalam penelitian

ini.

Data primer yang dikumpulkan dari SD Negeri 03 Jatisobo

Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2019/2020,

berupa :

a. Hasil observasi peranan guru dalam menumbuhkan sikap kedisiplinan

siswanya.
20

b. Hasil wawancara dengan pihak yang bersangkutan.

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah

(1) Guru SD Negeri 03 Jatisobo. (2) Siswa Kelas IV SD Negeri 03

Jatisobo. (3) kondisi dan situasi saat pembelajaran maupun diluar

pembelajaran.

2. Data Sekunder

Yaitu data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh

pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-

tabel atau diagram-diagram (Moloeng, 2017:23) Data ini digunakan untuk

mendukung infomasi primer yang diperoleh baik dari dokumen, maupun

dari observasi langsung ke lapangan. Data yang diperoleh dari data yang

sudah ada dan mempunyai hubungan masalah yang diteliti yaitu meliputi

dokumentasi foto.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan pada penelitian ini meliputi:

1. Observasi

Sutrisno Hadi (2015), mengemukakan bahwa observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis (Sugiyono, 2013: 145).

Observasi yang digunakan peneliti adalah Observasi Berperan Serta

(Participant Observation) agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi

jenis ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
21

diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh

sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya (Sugiyono, 2013: 145).

Observasi dilakukan untuk memantau dan mengamati peranan

pembina kepanduan dalam menumbuhkan sikap kedisiplinan siswa.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari respondeh yang lebih mendalam dan jurnlah respondenya

sedikit/kecil (Sugiyono, 2013: 137).

Penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara tidak

terstruktur. Yang dimaksud dengan wawancara tidak terstruktur yaitu

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Proses wawancara

dilakukan dengan Guru di SD Negeri 03 Jatisobo, untuk mendapat

informasi yang berkaitan dengan Pengaruh kedisiplinan terhadap hasil

belajar siswa.
22

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang (Sugiyono, 2013: 240).

Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi berupa gambar

dalam bentuk foto. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara. akan

lebih dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis

akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono, 2013:240).

Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

foto ketika wawancara dengan Guru dan proses pembelajaran yang

berlangsung di SD Negeri 03 Jatisobo.

F. Teknik Keabsahan Data

Menurut Lexy J. Moleong (2017: 324) ada empat kriteria yang

digunakan dalam menguji keabsahan data suatu penelitian, yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability). Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan uji kredibilitas dalam uji keabsahan data. Sugiyono, (2013: 368)

menyatakan bahwa uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Pada penelitian ini,

pengujian kredibilitasnya menggunakan triangulasi. Moleong (2017: 330)


23

menjelaskan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Sugiyono, (2013: 372)

menambahkan bahwa terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu. Triangulasi yang digunakan peneliti adalah

triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Adapun penjelasan dari triangulasi

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah suatu teknik pengecekan kredibilitas data

yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa

sumber (Andi Prastowo, 2012: 269). Peneliti menggali informasi dari siswa

lalu dilakukan triangulasi ke guru serta melebar ke orang tua. Data dari

sumber tersebut kemudian dideskripsikan dan dikategorikan antara yang

memiliki pandangan berbeda dan pandangan yang sama serta mana

pandangan yang lebih rinci.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda

(Sugiyono, 2013: 373). Panton juga mengungkapkan bahwa untuk teknik ini

ada dua strategi. Pertama, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan teknik yang sama (Andi

Prastowo, 2012: 270). Pada penelitian ini, peneliti mengungkapkan data


24

tentang Upaya Guru meningkatkan minat baca pada siswa denagan teknik

wawancara, observasi, kemudian diperkuat dengan dokumentasi.

Selanjutnya, menjabarkan indikator-indikator minat membaca tersebut ke

dalam butir-butir pertanyaan (untuk observasi) dan pertanyaan (untuk

wawancara).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini yang digunakan selama di lapangan

menggunakan model Miles and Huberman meliputi tahap reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (conclusion drawing)

(Sugiyono, 2013:337).

Adapun visualisasi dari keterangan tersebut adalah terdapat pada

gambar berikut.

Pengumpulan
Data Reduksi
Data

Penyajian
Data Kesimpulan
Data

Gambar 3.1 Interaksi model analisis dari Miles dan Huberman


1. Reduksi data (data reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak sehingga

harus dicatat dan dirinci secara teliti. Reduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan
25

polanya serta membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Mereduksi data peneliti mendasarkan pada tujuan yang akan dicapai.

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu menyajikan data.

Menyajikan data dapat berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan tindak lanjut berdasarkan apa

yang dipahami tersebut. Selain dengan teks naratif, penyajian data juga

dapat ditampilkan dalam bentuk grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan

chart.

3. Verifikasi (conclusion)

Setelah penyajian data langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel. Sehingga, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di

lapangan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah

Profil Sekolah Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo terletak di Dusun Ngelo RT 16

RW 08 Desa Jatisobo Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Lokasi

Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo berbatasan dengan wilayah Kabupaten

Wonogiri. Sekolah ini didirikan pada tahun 1972.

Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo didirikan dengan tujuan guna

memenuhi pelayanan dasar masyarakat untuk memperoleh kesempatan belajar,

khususunya bagi anak-anak warga masyarakat didaerah Jatisobo dan

sekitarnya yang ining belajar dan mengembangkan kemampuannya. Sekolah

Dasar Negeri 03 Jatisobo sudah terekraditasi B.

Secara geografis Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo terletak didaerah

pedesaan dan dilingkungan pemukiman penduduk. Sekolah ini terletak diutara

jalan raya dan disebelah selatan kelurahan Jatisobo kurang lebih 1km.

Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar memiliki 10 guru, 1 penjaga sekolah. Di Sekolah Dasar Negeri

03 Jatisobo memiliki halaman yang luas, perpustakaan, kantor guru, dan kantor

kepala sekolah, ruang uks, tempat parkir, halaman olahraga, kantin, dan

terdapat 4 kamar mandi/WC.

26
27

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan analisis dokumen yang

telah dilakukan penulis pada siswa kelas IV di SD N 03 JATISOBO,

KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR ditemukan

hasil penelitian yakni peranan yang dapat dilakukan guru kelas untuk

menumbuhkan sikap kedisiplinan siswa kelas IV SD NEGERI 03 JATISOBO

KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR.

Hasil observasi dan wawancara serta didukung dengan dokumentasi

yang berkaitan menunjukan adanya beberapa temuan tentang peranan guru

dalam menumbuhkan sikap kedisiplinan.

1. Kebutuhan terhadap bacaan.

Hasil Observasi menunjukan bahwa guru menyuruh siswa untuk

meluangkan waktu membaca ketika jam pelajaran belum dimulai ataupun

ketika jeda pelajaran atau jam istirahat di sekolah. Ketika jam istirahat

banyak siswa yang pergi ke perpustakaan dan ada pula yang membaca

buku didepan kelas sambil bercerita dengan temannya. Siswa memang

sudah dibiasakan dengan kegiatan literasi di sekolah ini dengan tujuan

untuk menumbuhkan sikap kedisiplinan mereka. Berdasarkan wawancara

dengan beberapa siswa, ketika dirumah mereka juga diharuskan

meluangkan waktu untuk membaca, kegiatan itu mereka lakukan ketika

pulang sekolah dan ketika malam. Berdasarkan kejadian tersebut

menunjukan bahwa kebutuhan siswa terhadap bacaan telah ditekankan

terhadap diri siswa untuk menumbuhkan sikap kedisiplinan.


28

Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan oleh

guru kelas IV yang berkaitan dengan kebutuhan terhadap bacaan, berikut

pernyataan yang diungkapkan oleh guru kelas IV:

“…….Kalau ada literasi pagi 15 menit sebelum masuk memulai

mata pelajaran anak-anak sudah mulai membaca, ini program sekolah

yang mulai sekarang diadakan literasi supaya anak-anak suka membaca

terus kalau saya memberikan tugas contohnya anak-anak saya suruh ke

perpustakaan untuk membaca dan saya mengharuskan siswa ketika di

rumah harus meluangkan waktu untuk membaca. Dengan begini sikap

kedisiplinan mereka akan terus tumbuh dan pengaruh terhadap hasil

belajar pun akan baik.

2. Upaya Guru Dalam Menanamkan Sikap Kedisiplinan.

Upaya penanaman kedisiplinan belajar ini dengan memberikan

keteladanan kepada siswa oleh guru dengan selalu hadir 5 menit sebelum

mengajar. Guru juga mempersiapkan alat dan bahan pelajaran secara

teratur sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar. Sebelum

melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk jam pertama, guru selalu

menanyakan apakah sudah berdoa atau belum, sebagai bentuk pengajaran

akhlak kepada siswa. Guru juga menanyakan tentang kesiapan siswa

dalam memulai aktivitas belajar. Selain itu guru juga memberikan contoh

membuang sampah, dan membersihkan papan tulis.


29

Adanya peraturan kelas menjadi usaha untuk menciptakan

kedisiplinan belajar siswa di kelas IV. Peraturan tersebut berisi tata tertib

yang wajib ditaati siswa selama berada di dalam kelas. Tata tertib tersebut

yaitu:

Tata tertib Umum:

a. Siswa datang di sekolah 10 menit lebih awal.

b. Siswa berpakaian bersih,rapi,sopan sesuai jadwal.

c. Siswa mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.

d. Siswa selalu berbicara yang sopan.

e. Siswa selalu menjalin kerukunan dengan siapapun,

f. Siswa wajib mengerjakan tugas yang diberikan.

Tata Tertib Khusus:

a. Duduk di kursi yang ditentukan.

b. Tidak diperkenankan berjalan-jalan

c. Tidak ramai (berbicara diluar hal sekolah)

d. Tidak mengganggu teman.

e. Tidak membawa mainan (bermain)

f. Tidak membuat kotor kelas.

g. Siswa yang melanggar tata tertib selama pelajaran berlangsung,

belajar sendiri di luar ruang kelas IV.

h. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.


30

SD Negeri 03 Jatisobo, selain memiliki tata tertib kelas juga

memiliki beberapa aturan tata tertib yang wajib dilaksanakan oleh seluruh

siswa. Tata tertib SD Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar sebagai berikut.

a. Masuk Sekolah

1. Siswa harus datang selambat-lambatnya 10 menit sebelum jam

pelajaran dimulai

2. Menaruh tas dan alat tulis lainnya di laci masing-masing

3. Siswa yang mendapat tugas piket harus datang lebih awal

4. Siswa yang terlambat harus di beri teguran

5. Siswa yang tidak masuk karena absen tertentu harus

memberitahukan sebelum atau sesudahnya, secara lisan atau

tertulis

6. Guru tidak boleh terlambat atau absen tanpa ijin

b. Kewajiban Murid

1. Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah

2. Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban

kelas/sekolah pada umumnya.

3. Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, dan

inventaris kelas/sekolah

4. Membantu kelancaran pelajaran, baik di kelas maupun diluar

kelas
31

5. Ikut menjaga nama baik sekolah pada umumnya baik di dalam

maupun diluar sekolah

6. Menghormati guru dan saling menghargai antar sesama teman

7. Wajib membaca perlengkapan sekolah pada umumnya

8. Wajib menjalankan tata tertib sekolah yang telah ditentukan

c. Larangan Murid

1. Meninggalkan kelas/sekolah selama pelajaran berlangsung,

kecuali seijin guru piket/kepala sekolah.

2. Memakai perhiasan yang berlebihan

3. Tidak berdandan sesuai dengan kepribadian pelajar

4. Merokok di dalam maupun di luar sekolah

5. Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun

kelas lain.

6. Mencontek pada saat test pelajaran berlangsung

7. Berada dalam kelas waktu jam istirahat, kecuali ada kepentingan

yang harus dikerjakan

8. Berkelahi dan main hakim sendiri, jika ada persoalan antar teman

9. Memelihara kuku panjang dan memakai alat kosmetik

10. Menjadi perkumpulan anak-anak nakal

d. Hal Pakaian

1. Setiap murid wajib menggunakan seragam sekolah lengkap

sesuai dengan ketentuan sekolah

2. Pakaian olah raga sesuai dengan ketentuan


32

3. Panjang rok arus dibawah lutut

e. Hak-Hak Murid

1. Murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar

ketentuan sekolah

2. Murid berhak meminjam buku di perpustakaan sekolah dengan

mentaati peraturan yang berlaku

3. Murid berhak mendapat perlakuan yang sama antara murid yang

satu dengan yang lainnya

f. Hal Les Privat

1. Murid yang kesulitan dalam suatu pelajaran dapat mengajukan

permintaan les tambahan dengan surat orang tua kepada Kepala

Sekolah

2. Dilarang mengadakan les privat di luar sekolah tanpa

sepengetahuan Kepala Sekolah

3. Les privat dapat diberikan sampa murid yang bersangkutan dapat

mengerjakan pelajaran yang ketinggalan

4. Les privat dilakukan di luar jam pelajaran

Selain tata tertib yang dibuat untuk siswa, guru juga memiliki tata

tertib yang perlu diperhatikan selama mengajar. Tata tertib tersebut

diuraikan sebagai berikut.

1. Berpakaian seragam/rapi sesuai ketentuan yang diterapkan

2. Bersikap dan berperilaku sebagai pendidik


33

3. Diwajibkan hadir di sekolah sepuluh menit sebelum mengajar

4. Diwajibkan mengikuti upacara bendera(setiap hari Senin) bagi guru

yang mengajar jam pertama, guru tetap dan pegawai

5. Wajib mengikuti rapat-rapat yang diselenggarakan sekolah

6. Wajib lapor pada guru piket bila terlambat

7. Memberitahukan kepada kepala sekolah atau guru piket bila

berhalangan hadir dan memberikan tugas atau bahan pelajaran untuk

siswa

8. Diwajibkan menandatangani daftar hadir dan mengisi agenda kelas

9. Diwajibkan melapor kepada kepala sekolah/guru piket jika akan

melaksanakan kegiatan di luar sekolah

10. Tidak diperbolehkan menyuruh siswa menulis daftar nilai

11. Tidak diperbolehkan mengurangi jam pelajaran sehingga siswa

istirahat, ganti pelajaran atau pulang sebelum waktunya

12. Tidak boleh memulangkan siswa tanpa seijin guru piket atau kepala

sekolah

13. Tidak diperbolehkan menggunakan waktu istirahat untuk ulangan atau

kegiatan lain di dalam kelas

14. Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib yang

bersifat mendidik dan hindari hukuman secara fisik yang berlebihan

15. Tidak diperbolehkan merokok di dalam kelas/tatap muka

16. Guru agar menggunakan waktu tatap muka (minimal 5 menit) untuk

melakukan pembinaan akhlak terhadap para siswa


34

17. Menjaga kerahasiaan jabatan

18. Wajib menjaga citra guru, sekolah dan citra pendidik pada umumnya

Namun, meskipun sudah ada peraturan kelas, kedisiplinan siswa

dirasa masih kurang dikarenakan pemikiran siswa yang belum terpusat.

Anak masih membicarakan hal lain yang tidak berkaitan dengan materi

pelajaran ketika pelajaran sedang berlangsung misalnya rencana untuk

memancing,bermain bola, dan lain sebagainya.

Selain menerapkan tata tertib tersebut di atas, guru juga

memberikan tugas dan memberikan PR. Dengan demikian, anak bisa

mengerjakan tugas yang diberikan, karena apabila anak tidak bisa

mengerjakan siswa akan di beri sanksi. Guru juga mewajibkan siswa untuk

belajar kelompok, Selama proses belajar mengajar, guru memberikan

pujian seperti”Bagus”,Ya, mas X benar”,”Mbak Y masih kurang tepat, ada

yang ingin menambahkan?” kepada siswa yang mengikuti pelajaran

dengan baik.

Upaya dalam menanamkan kedisiplinan belajar ini juga dilakukan

oleh siswa sendiri. Usaha dilakukan dengan memberi peringatan kepada

siswa yang melanggar, memberi nasehat siswa yang melanggar, dan

melaporkan kepada guru apabila dinilai sudah keterlaluan.

Berdasarkan data yang diperoleh, guru terkadang memberikan

sanksi kepada siswa yang melanggar peraturan yang dibuat. Sanksi

tersebut adalah dengan meminta siswa untuk belajar sendiri di luar kelas
35

atau membuang sampah. Dapat pula dengan membersihkan halaman

belakang sekolah. Menurut guru, pemberian hukuman atau sanksi tersebut

dapat membuat anak menyadari kesalahan yang diperbuat. Hal yang

terpenting menurut guru adalah sanksi yang diberikan adalah sanksi yang

bisa mendidik siswa. Bukan sanksi yang merugikan siswa, misalnya

dibiarkan saja atau dijemur di lapangan upacara. Anak bisa menyadari

kesalahannya.

3. Kendala Dalam Penanaman Kedisiplinan Belajar

Kendala yang dihadapi guru dalam penanaman kedisiplinan belajar

adalah :

Siswa cenderung mengikuti aturan yang berlaku apabila ditegur. Namun

selang beberapa waktu, siswa mengulanginya kembali. Contohnya, siswa

yang sudah ditegur karena ramai di kelas, kembali melakukan pelanggaran

yang sama. Pemberian sanksi kepada siswa, tidak luput dari upaya guru

dalam menanamkan kedisiplinan kepada siswa. Namun, siswa tidak

mengindahkan sanksi atau hukuman yang mereka terima.

Berdasarkan data yang diperoleh, anak tidak menyadari tentang

pentingnya belajar, sehingga siswa perlu diingatkan untuk terus belajar

agar dapat menggapai cita-citanya. Selain itu, perkembangan anak yang

masih dalam tahap bermain, membuat anak belum bisa membedakan kalau

belajar itu lebih penting. Terlihst dari beberapa siswa yang membicarakan

tempat-tempat yang akan dijadikan sebagai tujuan mereka bermain


36

bersama pada saat pelajaran masih berlangsung. Juga bentuk permainan

apa yang akan dimainkan.

Kendala lainnya yaitu siswa belum bisa terfokus. Dalam hal ini

fokus yang dimaksud adalah fokus dalam mengerjakan tugas yang

diberikan. Anak yang harusnya mengerjakan tugas malah membicarakan

hal yang tidak menyangkut pelajaran.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa di kelas IV terjadi

beberapa pelanggaran yang berkaitan dengan kedisiplinan belajar. Pelanggaran

yang terjadi sebagai berikut; (a) tidak memperhatikan saat pelajaran

berlangsung, (b) membuat suara gaduh, (c) mengganggu siswa lain, (d)

berjalan-jalan saat pelajaran berlangsung, (e) membaca materi lain saat

pelajaran, (f) menggunakan sepatu selain warna hitam, dan (g) melepas sepatu

saat pelajaran berlangsung. Temuan ini sesuai dengan pendapat Zainal Aqib

(2011: 117) yang menyebutkan beberapa masalah kedisiplinan di kelas atau

sekolah antara lain: (a) membuat suara gaduh, (b) mengganggu siswa, (c) tidak

rapi, (d) tidak memperhatikan, (e) membaca materi lain, dan (f) melakukan hal

lain.

Pelanggaran tersebut terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah

(a) guru lebih banyak membicarakan hal di luar materi pelajaran,(b) siswa lebih

senang menceritakan pengalaman mereka, membuat rencana bermain bersama

teman yang lain, membicarakan mainan baru, (c) guru fokus dalam menulis di
37

papan tulis sambil menjelaskan materi pelajaran, (d) siswa yang tidak

membawa perlengkapan sekolah meminjam milik siswa lain, (e) guru sibuk

mengoreksi pekerjaan siswa, (f) siswa yang melanggar namun tidak ditegur

atau diberi sanksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hoover Hollingsworth

(Maman Rachman, 1997:191) yang menyebutkan beberapa faktor yang dapat

menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat menggangu aktifitas

belajar siswa yang dibagi menjadi tiga kategori umum yaitu masalah yang

ditimbulkan oleh guru, masalah yang ditimbulkan oleh siswa, dan lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian, guru melakukan beberapa hal dalam upaya

menanamkan kedisiplinan belajar kepada siswa. Hal-hal yang dilakukan yaitu;

(1) melaksanakan peraturan kelas, (2) memberi hukuman, (3) memberi

penghargaan, (4) konsisten. Hasil penelitian akan dibahas sebagai berikut.

Pertama, melaksanakan peraturan kelas. Langkah tersebut adalahsalah

satu usaha yang dilakukan oleh guru untuk menegakkan kedisiplinan belajar

selama pelajaran berlangsung. Peraturan kelas tersebut sebagai bentuk

sederhana dari peraturan yang dibuat oleh sekolah. Peraturan yang diterapkan

dibagi menjadi dua yaitu peratuan umum dan peraturan khusus.

Adanya peraturan tersebut membuat anak menjadi tahu apa yang boleh

dan apa yang tidak boleh dilakukan selama berada di dalam kelas. Seperti yang

diungkapkan Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualififatu Khorida (2013: 192)

bahwa kedisiplinan dapat dilakukan dan diajarkan pada siswa dengan cara

membuat beberapa peraturan yang harus ditaati. Peraturan yang diterapkan


38

juga sesuai dengan fungsi peraturan menurut Elizabeth B. Hurlock (2005: 87)

yaitu peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan

pada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok tersebut. Peraturan juga

membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.

Kedua, pemberian hukuman atau sanksi juga menjadi upaya gurudalam

menanamkan kedisiplinan belajar siswa di dalam kelas. Hukuman tersebut

adalah dengan meminta siswa untuk belajar sendiri di luar kelas atau

membuang sampah. Dapat pula dengan membersihkan halaman belakang

sekolah. Dengan demikian, anak dapat menyadari kesalahan yang diperbuat.

Hukuman atau sanksi yang diberikan adalah sanksi yang bisa mendidik siswa.

Bukan sanksi yang merugikan siswa, misalnya dibiarkan saja atau dijemur di

lapangan upacara. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Elizabeth B. Hurlock

(2005: 87) yang menyatakan fungsi hukuman yaitu: hukuman dapat mendidik

siswa dan dapat memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak

diterima oleh masyarakat. Masyarakat yang dimaksud disini adalah warga di

kelas IV SD N 03 Jatisobo. Pemberian hukuman yang mendidik siswa juga

tercantum dalam tata tertib SD N 03 Jatisobo untuk guru selama mengajar.

Peraturan tersebut menyatakan bahwa guru memberikan sanksi kepada siswa

yang melanggar tata tertib yang bersifat mendidik dan menghindari hukuman

secara fisik yang berlebihan.

Ketiga, pemberian penghargaan. Guru juga memberikan pujianseperti

“Bagus”, “Ya, mas X”, “Mbak Y masih kurang tepat, ada yang ingin

menambahkan?” kepada siswa yang bisa mengikuti pelajaran dengan baik.


39

Hal- hal kecil tersebut dapat mendorong siswa untuk lebih memperhatikan dan

mendorong siswa untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Maslow (Maria J. Wantah, 2005: 164) penghargaan adalah

salah satu dari kebutuhan pokok yang mendorong seseorang untuk

mengaktualisasikan dirinya.

Keempat, konsisten. Guru sering memberikan hukuman kepadasiswa.

Hukuman yang paling banyak diberikan adalah siswa diminta untuk

membuang sampah. Meski demikian, ada pula siswa yang diberi hukuman

untuk belajar sendiri di luar kelas. Hukuman akan tetap diberikan kepada siswa

apabila siswa tersebut tetap mengulanginya kembali. Temuan ini sesuai dengan

pendapat Hurlock (2005: 91) bahwa harus ada konsistensi dalam peraturan

yang digunakan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam cara peraturan

ini diajarkan dan dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka

yang tidak menyesuaikan pada standar, dan dalam penghargaan bagi

merekayang menyesuaikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dijabarkan, sekolah terutama guru

kelas sudah melakukan beberapa upaya dalam menanamkan kedisiplinan

belajar. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dalam

menanamkan kedisiplinan belajar kepada siswa. Pertama, siswa yang apabila

ditegur akan mengikuti aturan yang berlaku. Namun selang beberapa waktu

siswa akan mengulanginya kembali. Contohnya, siswa yang sudah ditegur

karena ramai di kelas, kembali melakukan pelanggaran yang sama. Menurut

Kohlberg (Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 110), siswa berada pada tingkatan
40

konvensional dimana seseorang menaati standar-standar (internal) tertentu,

tetapi mereka tidak menaati standar-standar orang lain (eksternal), sehingga

siswa tidak peduli pada apapun terhadap akibat-akibat yang akan langsung

terjadi.

Kedua, anak tidak menyadari tentang pentingnya belajar, sehinggasiswa

perlu diingatkan untuk terus belajar agar dapat menggapai cita-citanya. Selain

itu, perkembangan anak yang masih dalam tahap bermain membuat siswa lebih

senang bermain dari pada belajar. Hal tersebut juga membuat siswa belum bisa

membedakan kalau belajar itu lebih penting daripada bermain ataupun

melakukan aktivitas lainnya. Terlihat dari beberapa siswa yang membicarakan

tempat-tempat yang akan dijadikan sebagai tujuan mereka bermain bersama.

Juga bentuk permainan apa yang akan dimainkan. Temuan tersebut sesuai

dengan pendapat Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 114) dimana pada usia sekolah,

permainan yang disukai cenderung kegiatan yang dilakukan secara

berkelompok dan permainan yang bersifat menjelajah, ke tempat-tempat yang

belum pernah dikunjungi yang menurut siswa sangat menyenangkan.

Ketiga, siswa belum bisa terfokus dalam mengerjakan tugas

yangdiberikan. Anak yang harusnya mengerjakan tugas malah membicarakan

hal yang tidak menyangkut pelajaran. Hal ini merujuk pada pendapat Maman

Rachman (1997: 198) bahwa kebosanan di dalam kelas menjadi salah satu

sumber pelanggaran kedisiplinan. Siswa tidak tahu lagi apa yang harus

dikerjakan karena yang dikerjakan dari itu ke itu saja.


41

Dari hasil penelitian dengan metode triangulasi sumber dan teknik maka

diperoleh data dan kesimpulan, data indeks prestasi hasil belajar dan

kedisiplinan di tampilkan pada tabel berikut:

1. Kedisiplinan

Instrumen Observasi: Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo

No Indikator Item Ya Tidak


1. Siswa Siswa harus datang selambat-
mentaati lambatnya 10 menit sebelum √

tata tertib pelajaran dimulai


sekolah Menaruh tas dan alat tulis lainnya

di laci masing-masing
Siswa yang mendapat tugas piket

harus datang lebih awal
Siswa tidak boleh terlambat atau

absen tanpa ijin
Siswa yang terlambat harus di

beri teguran
Siswa yang tidak masuk karena
absen tertentu harus
memberitahukan sebelum atau

sesudahnya, secara lisan atau
tertulis

2. Kewajiban Taat kepada guru-guru dan



Murid kepala sekolah
Membantu kelancaran pelajaran,

baik di kelas maupun diluar kelas
42

Ikut bertanggung jawab atas


kebersihan, keamanan, ketertiban √
kelas/sekolah pada umumnya
Ikut bertanggung jawab atas
pemilharaan gedung, halaman, √
dan inventaris kelas/sekolah
Ikut menjaga nama baik sekolah
pada umumnya baik di dalam √
maupun di luar sekolah
Menghormati guru dan saling

menghargai antar sesama teman
Wajib membaca perlengkapan

sekolah pada umumnya
Wajib menjalankan tata tertib

sekolah yang telah ditentukan
Berpakaian seragam/rapi sesuai

ketentuan yang di terapkan
Siswa mengikuti semua kegiatan

yang dilaksanakan di sekolah
3. Larangan Meninggalkan kelas/sekolah
Murid selama pelajaran berlangsung,

kecuali seijin guru piket/kepala
sekolah
Memakai perhiasan yang

berlebihan
Tidak berdandan sesuai dengan

kepribadian pelajar
Merokok di dalam maupun di

luar sekolah
43

Mengganggu jalannya pelajaran


baik terhadap kelasnya maupun √
kelas lain
Mencontek pada saat test

pelajaran berlangsung
Berada dalam kelas waktu jam
istirahat, kecuali ada kepentingan √
yang harus dikerjakan
Berkelahi dan main hakim
sendiri, jika ada persoalan antar √

teman
Memelihara kuku panjang dan

memakai alat kosmetik
Menjadi perkumpulan anak-anak

nakal
44

Tabel Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo

Kedisiplinan
NO Nama
Skor Keterangan
1 Afriza Nurul Safiri 21 Sangat Baik
2 Ardiansyah Molana 19 Baik
3 Aura Eka Azzahra 20 Baik
4 Azzam Isnan Messy Al Maliq 19 Baik
5 Gilang Khoirul Huda 17 Cukup
6 Kevin Akmal Syauqi 22 Sangat Baik
7 Khoirunnisa Nurjanah 22 Sangat Baik
8 Moh. Fattan Rizha Murtadho 19 Baik
9 Nabiul Dwi Harizky 18 Baik
10 Neva Ardinasari 17 Cukup
11 Priambodo Sukma Mukti Wibowo 18 Baik
12 Rizky Puji Astuti 17 Cukup
13 Safira Nurul Choiriyah 20 Baik
14 Sulistrias Rasmi 18 Baik
15 Yuanita Tirta Sari 20 Baik
16 Jumlah 287
17 Rata-rata 19,13 BAIK
18 Presentase 79,7%
Sumber: Hasil Penelitian di Kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo (olah data)

Cara menghitung kedisiplinan:

P= Jumlah skor yang di peroleh X 100


Jumlah skor ideal
Jumlah skor ideal= 24
Presentase Kedisiplinan:
Sangat Baik 86% - 100%
Baik 75% - 85%
Cukup 65% - 74%
45

2. Hasil Belajar

Tabel Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo

Hasil Belajar
NO NAMA SISWA
Indeks Prestasi Keterangan
1 Afriza Nurul Safiri 90 Sangat Baik
2 Ardiansyah Molana 80 Baik
3 Aura Eka Azzahra 83 Baik
4 Azzam Isnan Messy Al Maliq 75 Baik
5 Gilang Khoirul Huda 70 Cukup
6 Kevin Akmal Syauqi 88 Sangat Baik
7 Khoirunnisa Nurjanah 90 Sangat Baik
8 Moh. Fattan Rizha Murtadho 80 Baik
9 Nabiul Dwi Harizky 75 Baik
10 Neva Ardinasari 70 Cukup
11 Priambodo Sukma Mukti Wibowo 75 Baik
12 Rizky Puji Astuti 70 Cukup
13 Safira Nurul Choiriyah 85 Baik
14 Sulistrias Rasmi 75 Baik
15 Yuanita Tirta Sari 80 Baik
16 Jumlah 1186
BAIK
17 Rata-rata 79
Sumber: Hasil Penelitian di Kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo (olah data)

Hasil Belajar di ukur dengan = Indeks Prestasi

Sangat Baik 86 – 100


Baik 75 – 85
Cukup 65 – 74
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa kedisiplinan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil penelitian

menunjukan ada kecenderungan Tingkat Kedisiplinan siswa kelas IV di SD

Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar adalah Baik

dan Hasil Belajar pun juga Baik.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang menunjukan ada pengaruh kedisiplinan siswa

terhadap hasil belajar. Begitu juga dengan peranan guru dalam menumbuhkan

sikap kedisiplinan kepada siswa maka seyogyanya guru di sekolah dasar

manapun harus memaksimalkan sikap kedisiplinan terhadap diri siswa.

Apabila penumbuhan sikap kedisiplinan anak di SD Negeri 03 Jatisobo

Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar dapat menyeluruh, tentunya

siswa yang berprestasi akan semakin banyak.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan oleh

penulis sebagai berikut:

1. Kepada Guru

Guru senantiasa memberikan dorongan serta motivasi-motivasi

sehubungan dengan sikap kedisiplinan. Seperti kegiatan literasi membaca

46
47

siswa agar minat membaca siswa dapat tumbuh atau selalu menekankan

agar senantiasa datang tepat waktu sehingga nantinya akan menjadi

kebiasaan dan hasil belajar akan bagus.

2. Kepada Siswa

Siswa harus selalu mentaati tata tertib sekolah sehingga kedisiplinan yang

diharapkan sekolah dapat terwujud.

3. Orangtua Siswa

Orang tua senantiasa memberikan dorongan kepada anak agar selalu

menanamkan sikap kedisiplinan yang dilakukan dirumah bukan hanya di

sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Dolet Unaradjan. (2003). Manajemen Disiplin. Jakarta: PT. Grasindo

Dalyono. (2005). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ika Agustina. 2017. Peran Guru dan Orang Tua Dalam Menanamkan Nilai –niali
Moral Pancasila. Sukoharjo : Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo.
SKRIPSI.

Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Zainal Aqib. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak


Bangsa. Bandung: Yrama Widya.

Moleong, Lexy J. 2014 Metode Penelitian Kualtatif. ed. Rev.PT Remaja


Rosdakarya: Bandung.

Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mulyasa, 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2003). Landasan psikologi proses pendidikan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nashar. (2004). Peranan motivasi dan kemampuan awal dalam kegiatan


pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Ngalim Purwanto. (2003). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Oemar Hamalik, 1983. Mengajar Azaz, Metode Teknik, I – II. Bandung Pustaka.
Martiana.

Oemar Hamalik. (2003). Prosedur belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahim, Arhjayati.2013. Peranan Orang Tua Terhadap Pendidikan Karaktr Remaja


Putri Menurut Islam. Jurnal Al – Ulum. Vol.13, No.1, Juni 2013.
Http://jurnal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/92

Sardiman AM, “Profesi dan Peranan Guru di Sekolah dengan Sedikit Tinjauan
Kultural”. Cakrawala Pendidikan . no.3 Vol. 1. IKIP Yogyakarta.
Agustus. 1981.
Imam Musbikin. (2007). Mendidik Anak Nakal. Yogyakarta: Mitrapustaka.

48
Slameto. (2013). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. PT


Rineka Cipta: Jakarta.

Sumadi Suryabrata. (2005). Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Supriadi, Dedi. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusantara.

Wirawan. S. (1996). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zaenal Arifin (1990). Evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Maria J. Wantah. (2005). Pengembangan Disiplin Dan Pembentukan Moral Pada


Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

49
50

LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa

No Nama Jenis Kelamin

1 Afriza Nurul Safitri P

2 Ardiansyah Molana L

3 Aura Eka Azzahra P

4 Azzam Isnan Messy Al Maliq L

5 Gilang Khoirul Huda L

6 Kevin Akmal Syauqi L

7 Khoirunnisa Nurjanah P

8 Moh. Fattan Rizha Murtadho L

9 Nabiul Dwi Harizky L

10 Neva Ardinasari P

11 Priambodo Sukma Mukti Wibowo L

12 Risky Puji Astuti P

13 Safira Nurul Choiriyyah P

14 Sulistrias Rasmi P

15 Yuanita Tirta Sari P

Laki-laki 7

Perempuan 8

Jumlah Siswa 15
51

Lampiran 2. Lembar Wawancara dengan Siswa Kelas IV


Lembar Wawancara dengan Siswa tentang Analisis Kedisiplinan Terhadap
Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar
No Pertanyaan Jawaban
1. Pukul berapa kamu sampai di Aura: “Jam 06.45 kadang jam
sekolah ? 07.00”(Senin 22 Juli 2019)
Neva: “ Jam 06.45” (Senin 22 Juli
2019)
2. Pernahkah kamu terlambat masuk Aura: “Pernah mas”(Senin 22 Juli
kelas ? 2019)
Neva: “Tidak Pernah”(Senin 22
Juli 2019)
3. Apakah kamu tahu isi dari tata tertib Aura: “Tahu mas, tidak boleh
sekolah ? mencoreti tembok dan tidak boleh
rame”(Senin 22 juli 2019)
Neva: “Tahu mas, harus datang 10
menit lebih awal”(Senin 22 Juli
2019)
4. Bagaimana cara kamu mentaati Aura:”Senantiasa mentaati tata
peraturan ? tertib sekolah”(Senin 22 Juli
2019)
Neva:”Dengan tidak melanggar
peraturan”(Senin 22 Juli 2019)
5. Saat akan ujian apakah kamu belajar Aura: “Saya selalu belajar setiap
atau membaca buku ? mau ujian”(Senin 22 Juli 2019)
Neva: “Iya, saya belajar setiap
malam dengan orang tua
saya”(Senin 22 Juli 2019)
6. Bagaimana cara kamu mengerjakan Aura: “Mengerjakan dengan
tugas yang diberikan oleh guru pada tenang, kalau tidak bisa saya akan
saat pembelajaran? bertanya kepada guru”(Senin 22
Juli 2019)
Neva: Saya coba kerjakan sendiri,
kalau tidak bisa saya akan
bertanya kepada teman atau
guru”(Senin 22 Juli 2019)
7. Bagaimana cara kamu mematuhi Aura: “Memakai seragam yang
aturan berseragam sekolah ? rapi”(Senin 22 Juli 2019)
Neva: “Dengan memakai seragam
yang rapi dan sesuai
aturan”(Senin 22 Juli 2019)
52

8. Apabila kamu melanggar tata tertib Aura: “Biasanya disuruh


hukuman apa yang diberikan membuang sampah”(Senin 22 Juli
bapak/ibu guru ? 2019)
Neva: “ Disuruh membuang
sampah dan menyapu halaman
sekolah”(Senin 22 Juli 2019)
9. Apakah kamu tahu kewajibanmu Aura: “ Mengerjakan soal yang
sebagai murid ketika di sekolah diberikan bapak/ibu guru” (Senin
selain mengikuti pembelajaran? 22 Juli 2019)
Neva: “Tidak boleh rame”(Senin
22 Juli 2019)
10. Pernahkah kamu pergi ke Aura: “Ketika istirahat saya sering
perpustakaan sekolah ? seberapa keperpustakaan mas”(Senin 22
sering ? Juli 2019)
Neva: “Pernah mas sehabis jajan
saya keperpustakaan meminjam
buku”(Senin 22 Juli 2019)
11. Kapan kamu meluangkan waktu Aura: “Kalau dirumah saya
membaca buku saat dirumah? membaca buku jam 7 sampai
8”(Senin 22 Juli 2019)
Neva: “Ketika dirumah saya
membaca buku setiap sore”(Senin
22 Juli 2019)

Karanganyar, 12 September 2019


Penulis

Sari Kurniawan
53

Lampiran 3. Lembar Wawancara dengan Kepala


Lembar Wawancara dengan Kepala Sekolah tentang Analisis Kedisiplinan
Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo Kecamatan
Jatipuro Kabupaten Karanganyar
No Indikator Pertanyaan
1. Aturan tersendiri selain Apakah bapak/ibu memiliki aturan
peraturan yang dibuat oleh tersendiri selain peraturan yang dibuat
Sekolah oleh sekolah ?
2. Menanamkan Kedisiplinan Usaha-usaha apa saja yang bapak/ibu
belajar Siswa lakukan untuk menanamkan kedisiplinan
Siswa ?
3. Hambatan dalam menanamkan Menurut bapak/ibu hambatan apa saja
Kedisiplinan pada Siswa yang dialami dalam menanamkan
kedisiplinan belajar siswa ?

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah

1. Anak-anak harus duduk di kursi yang ditentukan karena setiap minggu di

pindah, tidak diperkenankan berjalan-jalan, tidak ramai (berbicara diluar hal

sekolah). Di dalam kelas membahas tentang mau bermain sepak bola,

memancing nanti sepulang sekolah, tidak mengganggu teman tidak membawa

mainan, tidak membuat kotor kelas, siswa yang melanggar tata tertib selama

pelajaran tersebut berlangsung belajar sendiri di ruang kelas.”(wawancara

dengan Bapak Sutaryo, Senin 22 Juli 2019)

2. Saya sering berikan tugas, sering saya berikan PR. Dengan sendirinya anak

akan mengerjakan karena kalau tidak mengerjakan akan diberikan sanksi.

Sehingga anak-anak kalau diberi tugas pasti mengerjakan. Juga anakn-anak

sering belajar kelompok karena memang diwajibkan.”(wawancara dengan

Bapak Sutaryo, Senin 22 Juli 2019)


54

3. Hambatannya, namanya anak kadang tidak tidak menyadari pentingnya

belajar. Yang kedua anak-anak inikan tingkat perkembangannya masih dalam

tahap bermain sehingga kadang-kadang anak tidak bisa membedakan yang ini

lebih penting, lalu kurang bisa misalnya disekolah harusnya mengerjakan tugas

ini malah membahas nanti yang diapakai buat bermain apa.”(wawancara

dengan Bapak Sutaryo, Senin 22 Juli 2019)

Karanganyar, 12 September 2019


Penulis

Sari Kurniawan
55

Lampiran 4. Lembar Wawancara dengan Guru Kelas IV


Lembar Wawancara dengan Guru tentang Analisis Kedisiplinan
Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 03 Jatisobo Kecamatan
Jatipuro Kabupaten Karanganyar
Indikator Pertanyaan
No
1. Aturan tersendiri selain Apakah bapak/ibu memiliki aturan
peraturan yang dibuat oleh tersendiri selain peraturan yang dibuat
Sekolah oleh sekolah ?
2. Menanamkan Kedisiplinan Usaha-usaha apa saja yang bapak/ibu
belajar Siswa lakukan untuk menanamkan kedisiplinan
Siswa ?
3. Hambatan dalam menanamkan Menurut bapak/ibu hambatan apa saja
Kedisiplinan pada Siswa yang dialami dalam menanamkan
kedisiplinan belajar siswa ?

Hasil Wawancara dengan Guru

1. Ada aturan tersendiri yang saya terapkan, siswa harus belajar saling

menghargai satu sama lain, tidak boleh membeda-bedakan teman. Tidak

diperkenankan berjalan-jalan saat pelajaran berlangsung tidak boleh juga ada

bahasan lain selain pelajaran itu, misal membahas sepakbola atau memancing

saat nanti pulang sekolah.” (wawancara dengan Bapak Arif, Senin 22 Juli

2019)

2. Untuk menanamkan kedisiplinan saya selalu menyuruh siswa untuk datang

tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, dan saya selalu memberi

tugas supaya anak ada kecenderungan untuk selalu belajar. Saya juga selalu

menekankan pentingnya belajar kelompok karena dengan belajar kelompok

siswa akan lebih bersemangat lagi untuk belajar.”(wawancara dengan Bapak

Arif, Senin 22 Juli 2019)


56

3. Hambatannya, Anak-anak ini kan masih dalam tahap bermain

perkembangannya jadi kadang masih tidak menyadari pentingnya belajar

kadang belum bisa membedakan bahwa yang ini lebih penting, misalnya di

kelas harus belajar dan mengerjakan tugas ini malah membahas tentang

bermain sepakbola atau memancing.”(wawancara dengan Bapak Arif, Senin

22 Juli 2019)

Karanganyar, 12 September 2019


Penulis

Sari Kurniawan
57

Lampiran 5. Instrumen Observasi Penelitian

Analisis Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 03


Jatisobo Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar

No Peran Item Ya Tidak Keterangan


1. Sekolah Apakah sekolah Sekolah melaksanakan
melaksanakan kegiatan ekstra
kegiatan yang kulikuler, seperti
menunjang √ pramuka.
meningkatkan
kedisiplinan siswa
Apakah sekolah sudah Sekolah telah
melaksanakan untuk √ melaksanakan kegiatan
mendorong siswa untuk mendorong siswa
supaya lebih disiplin supaya lebih disiplin
Apakah sekolah Sekolah mempunyai
mempunyai tata tertib √ tata tertib umum dan
untuk dipatuhi setiap tata tertib khusus
siswa
2. Guru Guru mempunyai Guru membuat aturan
aturan sendiri selain tersendiri untuk
yang dibuat sekolah √ membentuk karakter
disiplin dalam diri
siswa
Menanamkan Guru telah
Kedisiplinan belajar menanamkan
siswa kedisiplinan belajar
√ pada siswa, seperti
menyuruh datang tepat
waktu atau 10 menit
sebelum pelajaran
dimulai
Guru selalu Guru tegas dalam
mendorong siswa mengajar dan selalu
untuk selalu √ mengingatkan siswa
menjunjung tinggi untuk mematuhi tata
sikap kedisiplinan tertib
58

3. Murid Apakah gurumu Siswa mematuhi tata


memintamu untuk √ tertib sekolah
mematuhi tata tertib
Apakah guru Siswa selalu
memberikan PR untuk √ mengerjakan PR
dikerjakan dirumah dirumah
Apakah kamu Siswa mengikuti
mengikuti kegiatan √ kegiatan ekstra
ekstra kulikuler kulikuler

Karanganyar, 12 September 2019


Penulis

Sari Kurniawan
59

Lampiran 6. Dokumentasi
Gedung atau Bangunn Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Kecamatan
Jatipuro Kabupaten Karanganyar

Gerbang Sekolah Dasar Halaman Sekolah Dasar

Toilet Dapur
60

Gedung atau Bangunan Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Kecamatan


Jatipuro Kabupaten Karanganyar

Perpustakaan Sekolah Ruang Kelas 1-5

Ruang Kelas 6 Tempat parkir Sekolah


61

Dokumentasi
Foto saat penulis melakukan wawancara

Wawancara dengan guru kelas IV

Wawancara dengan Kepala SD Negeri 03 Jatisobo

Wawancara dengan murid kelas IV


62

Dokumentasi
Foto kegiatan guru dan siswa
63
64
65
66

Lampiran 10

Biodata Penulis

Sari Kurniawan Lahir di Karanganyar pada 21 September 1995. Anak kedua dari

dua bersaudara pasangan dari bapak Suharso dan ibu Sarmini. Penulis

menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 01 Jatiharjo Kecamatan

Jatipuro Kabupaten Karanganyar lulus pada tahun 2006. Pada tahun itu juga penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 01 Jatipuro Kabupaten Karanganyar lulus

pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan di SMK 01 Veteran Sukoharjo

lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan di

perguruan tinggi, tepatnya di Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD).

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur sebesar-besarnya atas

terselesaikannya skripsi yang berjudul “Analisis Kedisiplinan Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Jatisobo Tahun Pelajaran

2019/2020”.

Anda mungkin juga menyukai