PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Univesitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
untuk Memenuhi Syarat Penyelesaian Program
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Dewan Penguji,
Diketahui Oleh,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Pematang Siantar” dapat
diselesaikan dengan baik guna melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas HKBP
Nommensen Pematang Siantar.
Dalam kesempatan ini, penulis menyadari bahwa penyusunan proposal
skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yesus yang senantiasa memberkati saya di setiap langkah yang saya
tempuh dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.
2. Bapak Dr.Muktar B. Panjaitan, M.Pd selaku Rektor Universitas HKBP
Nommensen Pematang Siantar.
3. Ibu Prof. Dr. Jumaria Sirait, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas HKBP
Nommensen Pematang Siantar.
4. Ibu Lois Oinike Tambunan, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
5. Ibu Christa Voni R. Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing 1 atas segala
waktu, motivasi dan arahan yang diberikan selama penyusunan proposal
skripsi ini.
6. Ibu Lois Oinike Tambunan, S.Pd selaku Dosen Pembimbing 2 atas segala
waktu, motivasi dan arahan yang diberikan selama penyusunan proposal
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, yang dengan sabar
mengajar dan membimbing serta terus memberikan motivasi kepada penulis
selama masa perkuliahan hingga penulisan proposal skripsi ini.
8. Teristimewa kepada penyemangat hidup Mamaku tercinta yaitu Ibu E.
Sihotang dan Bapakku tersayang yaitu R. Rajagukguk atas dukungan doa,
ii
finansial, serta semangat yang tidak pernah berhenti selama penulis
menempuh masa kuliah hingga akhir penulisan proposal skripsi ini.
9. Buat teman seperjuangan skripsi serta satu stambuk Pendidikan Matematika
2019 khusunya Gohanna, Ramya, Romeli, Giovani, Marlina yang senantiasa
memberikan semangat, motivasi dan arahan dalam penyusunan proposal
skripsi ini.
10. Buat Adik-adik ku tersayang Novitasari, Yola, Serlina, Febriana, Febiani,
Putri, Angel, Anisa dan Teman- teman Anjasmido terkasih khususnya Tasya
terimakasih sudah memberikan semangat dan senantiasa mendengarkan
curahan hati.
11. For Someone Spesial who have NPM 2302050120, Thank you so much for
your support. Thank you for being good partner, thank you for always
linstening my complaints and thank you always be my side.
12. Keluarga, kerabat dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
13. Terakhir untuk diriku sendiri, Debora Caronika Agustria Rajagukguk terima
kasih telah berjuang dan bertahan sejauh ini. Terimakasih karena terus
berusaha dan tidak menyerah serta senantiasa menikmati setiap prosesnya
yang bisa dibilang tidak mudah. Terima kasih sudah bertahan.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, karena dengan segala keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
masih harus penulis tingkatkan lagi agar bisa lebih baik ke depannya. Maka dari
itu, penulis sangat menerima kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan
proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini bermanfaat untuk siapapun yang
membacanya, secara khusus untuk berbagai pihak yang berkaitan dengan
Pendidikan Matematika.
Pematangsiantar, Oktober 2023
iii
DAFTAR ISI
iv
2.4.2.Unsur-Unsur Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).18
2.4.3.Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).........................................................................................19
2.5.Presepsi Siswa......................................................................................21
2.6.Penelitian Relevan..........................................212.7.Kerangka Konseptual
23
2.8.Hipotesis Penelitian..............................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................26
3.1Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................26
3.1.1Jenis Penelitian..............................................................................26
3.1.2Rancangan Penelitian....................................................................26
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................27
3.3Populasi dan Sampel Penelitian............................................................27
3.3.1Populasi.........................................................................................27
3.3.2.Sampel..........................................................................................27
3.4.Variabel dan Defenisi Operasional Variabel........................................28
3.4.1Variabel Penelitian........................................................................28
3.4.2Defenisi Operasioal.......................................................................28
3.5.Instrumen Penelitian.............................................................................29
3.6.Teknik Pengumpulan Data...................................................................36
3.7.Teknik Analisis Data............................................................................38
3.7.1.Uji Normalitas..............................................................................38
3.7.2.Uji Lineritas..................................................................................38
3.7.3.Uji Hipotesis Sederhana...............................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition
Tabel 2.2 Struktur Dimensi Kognitif Menurut Bloom
Tabel 3.1 One-shot case study
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Pematang Siantar
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Istrumen Hasil Belajar
Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Tes Hasil Belajar Matematika
Tabel 3.5 Pemberian Skor Tiap Item Pertanyaan/Peryataan2
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Validitas 3
Tabel 3.7 Realibilitas
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
ix
yang akan datang. Hal ini disebabkan karena matematika berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari, dimana setiap aktivitas pasti berhubungan dengan
matematika. Sesuai dengan pendapat Cockroft (Kusmanto, 2014) mengemukakan
bahwa: matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3) merupakan saran komunikasi yang kuat, singkat, dan
jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5)
meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6)
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Menurut Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018
yang diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD), kemampuan matematika di Indonesia saat ini masih rendah. Tahun
2018 skor PISA Indonesia untuk matematika berada di angka 379, jauh di bawah
rata-rata skor OECD sebesar 489 (Kemdikbud, 2019).
Tujuan pembelajaran matematika dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi menyatakan
bahwa mata pelajaran matematika di SD, SMP, SMA, dan SMK bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan, dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) juga menyatakan bahwa
kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dalam pembelajaran
x
matematika adalah mencakup: pemahaman konsep, prosedur, penalaran dan
komunikasi, pemecahan masalah, dan menghargai kegunaan matematika.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP Negeri 7 Pematang Siantar
melalui wawancara dengan salah satu guru bidang studi matematika yaitu Ibu
Situmorang, diperoleh informasi bahwa kegiatan pembelajaran masih berorientasi
pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dimana ketika
guru menjelaskan materi pembelajaran siswa hanya mendengar dan mencatat saja.
Selain itu, siswa juga masih belum terbiasa memecahkan soal-soal matematika
yang mengasah kemampuannya, dimana siswa hanya mampu menyelesaikan soal
yang menggunakan rumus yang sudah ada. Hal ini didukung oleh nilai ulang
siswa kelas VIII-2 yang rendah dan belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang ditetapkan sekolah adalah 69. Dari tabel hasil ujian tengah
semester menunjukkan bahwa terdapat 6 orang siswa atau 20% yang hanya
mencapai nilai diatas KKM dan 24 orang siswa atau 80% yang belum mencapai
KKM, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih
tergolong rendah. (Lampiran 1)
Melalui wawancara yang dilakukan dengan guru bidang studi matematika
tersebut, beliau juga mengatakan bahwa salah satu faktor kesulitan siswa
disekolah tersebut terdapat dalam pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV). Para siswa rata-rata masih kesulitan dalam membuat model
matematika dari masalah tersebut, terutama jika soal yang harus diselesaikan
berbentuk soal cerita. Selain itu, siswa juga pasif pada saat diminta untuk
menjelaskan penyelesaian soal di papan tulis, menjawab pertanyaan yang diajukan
guru, maupun ketika diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
telah dipelajari. (Lampiran 2). Kesulitan siswa pada materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV) dapat dilihat berdasarkan hasil tes observasi yang
diberikan oleh peneliti kepada siswa di SMP Negeri 7 Pematang Siantar melalui
soal berikut :
xi
Gambar 1.1 Salah Satu Hasil Jawaban Siswa
Dari hasil soal tes pada gambar 1.1 dapat kita lihat bahwa jawaban yang
diberikan siswa merupakan jawaban yang kurang tepat. Berdasarkan jawaban dari
30 siswa, peneliti mendapat perolehan skor terhadap hasil belajar matematika
siswa. Untuk pertanyaan pertama terdapat tiga intikator didalamnya, dimana di
peroleh presentase skor 40% untuk indikator mengingat, memahami,
mengaplikasikan, dan menganalisis yang dimana terdapat 12 orang siswa yang
memenuhi dan 18 orang siswa yang tidak memenuhi. Untuk pertanyaan yang
kedua terdapat empat indikator didalamnya, dimana diperoleh 23,33% untuk
indikator indikator mengingat, memahami, mengaplikasikan dan menganalisis,
dimana ada 7 orang siswa yang memenuhi dan 23 orang siswa yang tidak
memenuhi. Persentase hasil belajar matematika siswa secara keseluruhan sebesar
31,66% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih
rendah.
Menurut Hari Suderadjat (Pramudya, dkk, 2020) bahwa proses pembelajaran
yang lebih didominasi pada cara penyampaian informasi (transfer of knowledge)
dan cenderung sebagai proses menghafalkan teori tanpa memahaminya
(verbalism) maka akan menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa tersebut, perlu
dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi
sendiri pengetahuannya dan yang dapat mendukung serta mengarahkan siswa
pada kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya dalam matematika,
xii
maka diperlukan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menempatkan
siswa sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator.
Dari masalah di atas maka peneliti tertarik untuk menjadikannya sebagai
penelitian, dan dalam penyelesaian masalah di atas peneliti akan menggunakan
model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR). Menurut Ngalimun
(2014) model pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) adalah
model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat
indra yang dimiliki siswa. Ditambahkan dari penjelasan (Pujiastutik, 2016) model
pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) adalah salah satu model
pembelajaran yang menekankan pada tiga aspek yaitu Auditory (mendengar),
Intellectually (berpikir), Repetition (pengulangan).
Yanti (2018) menyatakan bahwa model pembelajaran ini dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan Auditory
Intellectually dan Repetition. Auditory bermakna bahwa belajar haruslah melalui
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan
pendapat, dan menanggapi. Intellectually bermakna bahwa belajar haruslah
menggunakan kemampuan berpikir (mind on), harus dengan konsentrasi pikiran
dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi,
menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Sedangkan Repetition adalah pengulanga yang bermakna pendalaman, perluasan,
pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
Model pembelajaran ini berpusat pada siswa sehingga siswa benar-benar
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Adanya keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran tersebut mengatasi persoalan tersebut, mampu
mendorong siswa untuk mendapatkan suatu pemahaman konsep atau prinsip
matematika yang lebih baik sehingga siswa akan lebih tertarik terhadap
matematika. Dalam pembelajaran siswa dibimbing untuk dapat mempergunakan
atau mengungkapkan ide-ide matematikanya, konsep, dan keterampilan yang
sudah mereka pelajari untuk menemukan suatu pengetahuan baru.
Sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maruli Tua
Manullang dengan judul “Pengaruh Model Auditory, Intellectualy, Repetition
xiii
Terhadap Hasil Belajar Di Kelas IV SD”. adanya pengaruh positif yang signifikan
dari penggunaan model pembelajaran Audiotory, Intellectualy, Repetition (AIR)
terhadap hasil belajar siswa dengan tema peduli terhadap makhluk hidup di kelas
IV SD Negeri 096767 Bandar Hinalang Kabupaten Simalungun tahun
pembelajaran 2020/2021.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Maria Luthfianadengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (Air)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. Diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) membuat hasil belajar
matematika siswa setelah VIII SMP Negeri Selangit signifikan tuntas.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
terhadap masalah yang ada di lapangan yaitu masih rendahnya hasil belajar
matematika siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas
VIII SMP Negeri 7 Pematang Siantar, sehingga perlu menggunakan model
pembelajaran Auditori Intelectually Repetition (AIR). Untuk menjawab
pertanyaan tersebut peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang
pembelajaran matematika dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition (AIR) Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Pematang Siantar”.
xiv
1. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition (AIR).
2. Penelitian ini terbatas pada materi Sistem Persamaan Liniear Dua Variabel
(SPLDV).
3. Penelitian ini terbatas pada hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP
Negeri 7 Pematang Siantar.
4. Penelitian ini terbatas pada presepsi siswa terhadap model pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition (AIR)
xv
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan mengenai upaya meningkatkan hasil belajar Matematika.
5. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan bagi penelitian
lain yang relevan
xvi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1. Kajian Teoritis
Kajian teoritis merupakan sekumpulan konsep, defenisi, dan perspektif
tentang suatu hal yang saling berhubungan dan disusun secara rapi agar dapat
menjelaskan sebuah fakta. Peneliti akan membahas tentang beberapa deskripsi
teoritis tentang model pembelajaran, yaitu model Auditory Intellectually
Repetition (AIR).
8
9
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk
melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu
yang ingin dicapai.
1.1. Model Auditory Intellectually Repetition (AIR)
1.1.1. Pengertian Model Auditory Intellectually Repetition (AIR)
Pendekatan dalam model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
(AIR) pertama kali diperkenalkan oleh Dave Meier, yaitu seorang pendidik,
trainer, sekaligus penggagas model accelerated learning. Teori belajar yang
mendukung model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) adalah
aliran psikologis tingkah laku serta pendekatan pembelajaran matematika
berdasarkan paham kontruktivisme yaitu teori Ausebel dan teori Thorndike
(Muchlisin, 2020).
Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) mirip
dengan model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually) dan dan pembelajaran VAK (Visualization, Auditory, Kinesthetic).
Perbedaannya hanya terletak pada pengulangan (repitisi) yang bermakna
pendalaman, perluasan, dan pemantapan dengan cara pemberian tugas dan kuis
(Huda, 2015).
Menurut Burhan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
(AIR) merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis
yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang
dimiliki siswa (Ullandari, 2018). Model pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition (AIR) terdiri dari tiga aspek yaitu: 1) Auditory berarti indra telinga
digunakan dalam belajar dengan menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi
mengemukakan pendapat, dan menanggapi. 2) Intellectually berarti kemampuan
berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah
mengkonstruksi, dan menerapkan. 3) Repetition merupakan pengulangan dengan
tujuan memperdalam dan memperluas pemahaman siswa yang perlu dilatih
melalui pengerjaan soal, pemberian tugas atau kuis (Hidayati & Darmuki, 2021).
Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Auditory Intellectualy
10
1. Tahap Auditory
Pada tahap auditory, kegiatan guru adalah sebagai berikut:
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil.
b. Guru memberi LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok.
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal
LKS yang kurang dipahami.
Pada tahap auditory, kegiatan siswa adalah sebagai berikut:
a. Siswa menuju kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk oleh
guru.
b. Siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan secara
kelompok.
c. Siswa bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami kepada guru.
2. Tahap Intelectually
Pada tahap intelectually, kegiatan guru adalah sebagai berikut:
a. Guru membimbing kelompok belajar siswa untuk berdiskusi dengan rekan
dalam satu kelompok sehingga dapat menyelesaikan LKS.
b. Guru memberi kesempatan kepada beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya.
c. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan
mengemukakan pendapatnya.
Pada tahap intelectually, kegiatan siswa adalah sebagai berikut:
a. Siswa mengerjakan soal LKS secara berkelompok dengan mencermati
contoh-contoh soal yang telah diberikan.
b. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya secara berkelompok yang telah
selesai mereka kerjakan.
c. Siswa dari kelompok lain bertanya dan mengungkapkan pendapatnya,
sedangkan kelompok lain yang mempresentasikan menjawab dan
mempertahankan hasil kerjanya.
3. Tahap Repetition
Pada tahap repetition, kegiatan guru adalah sebagai berikut:
a. Memberikan latihan soal individu kepada siswa.
12
Dari beberapa ranah hasil belajar dalam penelitian ini, peneliti hanya fokus
pada ranah kognitif sebagai tolak ukur untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition terhadap hasil belajar matematika
siswa.
Seperti yang dikatakan Bloom (Khalishah & Iklilah, 2021) bahwa ranah
kognitif dibagi menjadi enam yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan,
17
2. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri pesera didik yang terhadap anaknnya,
serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orangtua
dalam kehidupan sehari-hari berpengaruhdalam hasil belajar peserta
didik mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Keluarga yang morat–marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami
istri, perhatian orang tua yang kurang
Ruseffendi (dalam Ahmad Susanto, 2016) menyatakan bahwa factor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar kedalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan,
kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi,
pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor
yang terdapat dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa itu sendiri yang sangat
membantu guru untuk mengetahui hasil belajar siswa yang telah diukur melalui
test.
3. Konstanta, yaitu nilai bilangan yang konstan karena tidak diikuti oleh
19
variabel di belakangnya.
4. Suku, yaiu bagian-bagian dari suatu bentuk persamaan yang terdiri dari
koefiesien, variabel, dan konstanta.
1.1.1. Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Untuk menyelesaikan suatu system persamaan linier dua variable dapat
dilakukan dengan 3 cara berikut yaitu:
1. Subsitusi
Substitusi merupakan salah satu cara yang sering digunakan karena
cukup mudah penggunaanya. Caranya adalah dengan mensubstitusi
(mengganti) variabel tertentu sehingga nilai variabel lainnya dapat
ditentukan.
2. Eliminasi
Cara eliminasi dalam sistem persamaan linear dua variabeladalah
dengan mengeliminasi atau menghilangkan salahsatu variabel sehingga
variabel lainnya dapat ditentukannilainya. Untuk mengeliminasi salah
satu variabel perlu disamakan dahulu koefisien variabel yang akan
dieliminasi.
3. Gabungan
Metode ini menggabungkan kedua metode eliminasi dan substitusi
untuk mencari solusi dari persamaan dua variabel. Metode gabungan
biasanya dipakai sebagai cara alternatif untuk menentukan nilai dengan
lebih cepat. Metode ini digunakan dengan cara memakai metode
eliminasi untuk mencari nilai satu variabel dan memakai metode
substitusi untuk mencari nilai variabel lainnya.
Contoh Soal:
Penyelesaian:
1. Harga 1 buah buku belum diketahui, maka dapat kita misalkan:
Harga 1 buah buku = x
Harga 1 buah pensil juga belum diketahui, maka dapat kita misalkan:
Harga 1 buah pensil = y
Model SPLDV atau bentuk persamaan dari soal tersebut dapat kita
tuliskan sebagai berikut:
Harga 4 buah buku + 3 buah pensil = Rp19.500,00
maka, 4x + 3y = Rp19.500,00 ………… (i)
Harga 2 buah buku + 4 buah pensil = Rp16.000,00
maka, 2x + 4y = Rp16.000,00 …………(ii)
Kondisi Awal
Rendahnya hasil belajar siswa
Alasannya
1. Guru masih menggunakan model konnvensional
2. Pembelajaran terpusat pada guru, sehingga guru lebih aktif dan siswa
lebih pasif
1. Tahap Auditory
2. Tahap Intellectually
3. Tahap Repetition
Analisis Data
Hasil
Kesimpulan
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual
Treatment Posttest
X O
Andra (2022)
Keterangan:
X : Media Pembelajaran Auditory Itelectually Repetition
O : Nilai Posttest (sesudah diberi perlakuan)
26
27
Instrumen jenis tes menggunakan post-test yang meliputi tes Hasil Belajar
siswa berbentuk uraian. Tes Hasil Belajar Matematika dalam penelitian ini terdiri
atas tes akhir (post-test). Peneliti melakukan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition pada kelas eksperimen.
Selanjutnya peneliti memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran yang sudah diberikan peneliti.
Dari kisi-kisi dan indikator yang telah dibuat untuk menjamin validasi dari
sebuah soal maka selanjutnya dibuatlah pedoman penskoran yang sesuai dengan
indikator untuk menilai instrument yang telah dibuat. Adapun kriteria penskoran
yang digunakandpat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Tes Hasil Belajar Matematika
No Indikator Reaksi Terhadap Soal/Masalah Skor
1 Mengingat (C1) Tidak ada jawaban sama sekali 0
Menulis penjelasan jawaban secara singkat, 1
namun salah
Menulis penjelasan jawaban secara lengkap, 2
namun salah
Menulis penjelasan jawaban secara singkat 3
dan benar
Menulis penjelasan jawaban secara lengkap 4
dan benar
2 Memahami (C2) Terjadi kesalahan pemahaman yang lengkap 0
Terjadi beberapa kesalahan peahaman atau 1
kesalahan interprestasi terhadap beberapa
bagian
Menuliskan apa yang diketahui dan apa 2
yang ditanyakkan tetapi kurang tepat
Menuliskan apa yang diketahui dan apa 3
yang ditanyakan secara singkat
Menuliskan apa yang diketahui dan apa 4
yang ditanyakan secara tepat dan lengkap
3 Mengaplikasikan Tidak ada jawaban sama sekali 0
(C3) Menulis operasi/penjelasan jawaban secara 1
singkat, namun salah
Menulis operasi/penjelasan jawaban secara 2
lengkap, namun salah
Menulis operasi/penjelasan jawaban secara 3
32
1. Uji Validitas
Uji validitas tes adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengevaluasi
kemampuan suatu tes dalam mengukur dengan tepat apa yang ingin diukur.
Validitas suatu tes dapat diukur menggunakan rumus koefisien korelasi product
moment. Dengan menggunakan metode ini, dapat diperoleh informasi yang lebih
akurat mengenai sejauh mana tes tersebut mampu mengukur variabel atau
konstruk yang dimaksud.
r x , y = N ∑ XY −¿ ¿¿ (Sugiyono, 2022)
Keterangan:
Y : Skor total
Suatu butir soal ke-k disebut valid jika r hitung >r tabel , dimana:
a. r tabel dilihat dari tabel r untuk banyak sampel n dan taraf signifikan α
diketahui
b. r hitung adalah hasil nilai korelasi product moment antara data butir ke-k
sebagai X dengan data jumlah sebagai Y.
k −∑ σ b 2
r 11= ( )(1 ) (Sugiyono,
k−1 σ 2t
2022)
Keterangan :
r 11 : Reliabilitas instrument
2
σt : Varians total
δ =∑ x −¿ ¿ ¿ ¿
2 2
(Sugiyono, 2022)
2
δ : Varians total
Untuk menafsirkan harga reliabilitas dari soal maka harga tersebut
dikonsultasikan ke tabel harga kritis r tabel Product Moment, dengan α =5 % .
35
TK=
∑ KA+∑ KB Sumber: (Sugiyono,
Ni S
2022)
Dimana:
TK : indeks kesukaran
∑ KA : Jumlah skor kelompok atas (tertinggi)
∑ KB : Jumlah skor kelompok bawah (terendah)
Ni : 27 % jumlah siswa
S : Skor maksimum per butir soal
36
Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.4
dibawah ini
Kriteria Keterangan
Sukar 0 ≤ TK ≤ 30 %
Sedang 31 ≤TK ≤ 70 %
Mudah 71 ≤TK ≤ 100 %
Sumber: (Sugiyono, 2022)
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda adalah:
∑ A ∑B
DP= −
NA NB
Keterangan:
𝐷𝑃 = Indeks daya pembeda
∑𝐴 = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
∑𝐵 = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
𝑁𝐴 = Jumlah siswa kelompok atas
𝑁𝐵 = Jumlah siswa kelompok bawah
Kriteria untuk mengetahui daya pembeda butir soal adalah:
Jika DP = 0,00 – 0,20 adalah item yang jelek
Jika DP = 0,21 – 0,40 adalah item yang cukup
Jika DP = 0,41 – 0,70 adalah item yang baik
Jika DP = 0,71 – 1,00 adalah item baik sekali
Jika DP negatif, semuanya tidak baik.
Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks
diskriminasi 0,4 sampai dengan 0,7.
37
(Sugiyono, 2018)
Dimana:
X2 = Kuadrat Chi yang dicari
ƒ𝑜 = Frekuensi yang tampak sebagai hasil pengamatan
ƒℎ = Frekuensi yang diharapkan
linieritas data penelitian ini menggunakan analisis SPSS versi 25. Kriteria
pengujian hipotesisnya yaitu dengan menggunakan (Sig.) dengan cara
membandingkan nilai Sig. dari Deviation from Liniarity pada tabel ANOVA
dengan α yang dipilih (0,05) dengan kriteria apabila nilai Sig. pada Deviation
from Liniarity > α maka data linier sedangkan Sig.Deviation from Liniarity < α
maka data tidak linier.
1.3.2. Uji Hipotesis Sederhana
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh variable bebas
model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) (X) dengan variable
terikat Hasil Belajar Matematika (Y).
1. Regresi Linear Sederhana
Prosedur analisis data dimulai setelah pengujian persyaratan. Teknik ini
adalah tentang menganalisis sampel kecil dan kemudian menerapkan
temuannya ke populasi yang lebih besar. Dalam penelitian ini, analisis
regresi linier digunakan sebagai metode statistik. Hanya satu variabel bebas
(variabel bebas) dan satu variabel terikat (variabel terikat) yang digunakan
dalam regresi linier sederhana, menghasilkan total tiga variabel bebas dan
tiga variabel bebas. Sangat mudah untuk mengingat persamaan untuk
regresi linier:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥
(Sugiyono, 2018)
Untuk mencari nilai a dan b dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
X = Nilai aktivitas belajar terhadap metode pembelajaran yang digunakan
Y = Nilai Hasil belajar post tes kelas eksperimen
a = intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = koefisien regresi/slope (kemiringan) kurva linier.
40
2. Uji t
Uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara
parsial, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara
parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan
mengasumsikan bahwa variabel lain dianggap konstanta dengan
menggunakan rumus:
r √ n−2
t=
√ 1−r 2
Sugiyono (2018)
Keterangan :
t = Distribusi t
r = Koefisien korelasi parsial
r2 = Koefisien determinasi
Pn = Jumlah data
Hasil perhitungan uji t (t-test) ini dibandingkan dengan tabel-t dengan
menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang digunakan sebagai
berikut:
a. Jika thitung ≥ ttabel atau nilai sig. < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima
b. Jika thitung ≤ ttabel atau nilai sig. > α, maka H0 diterima dan H1 ditolak
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Ashar, A. F., & Waldi, A. (2023). Peningkatan Hasil Belajar Tematik Terpadu
Dengan Model Kooperatif Tipe Auditory, Intellectually, Repetition Di
Kelas V SD. urnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), Vol 5, 116-122.
Fauhah, H., & Rosy, B. (2021). Analisis model pembelajaran make a match
terhadap hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran
(JPAP), 9(2), 321-334.
Manullang, M. T., Silaban, P., & Sitepu, A. (2020). Pengaruh Model Auditory,
Intellectualy, Repetition Terhadap Hasil Belajar Di Kelas IV SD. Jurnal
Educatio FKIP UNMA, 6(2), 469-474.
Martina Fitriana, dkk dan Ismah. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2
No. 1.
Mulia, E., Zakir, S., Rinjani, C., & Annisa, S. (2021). Kajian Konseptual Hasil
Belajar Siswa dalam Berbagai Aspek dan Faktor yang Mempengaruhinya.
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam, 7(2), 137-156.
Nugraha, S. A., Sudiatmi, T., & Suswandari, M. (2020). Studi pengaruh daring
learning terhadap hasil belajar matematika kelas iv. Jurnal Inovasi
Penelitian, 265-276.
Ricardo, R., & Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa (The impacts of students’ learning interest and
motivation on their learning outcomes). Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 1(1), 79-92.
Lampiran 1
KELAS VIII-4
Materi : Pola Bilangan
Mata Pelajaran : Matematika
No NIS NAMA NISN TP.1 TP.2 TP.3 N.Rata- UTS UAS Nilai
rata TP Akhir
No NIS NAMA NISN TP.1 TP.2 TP.3 N.Rata- UTS UAS Nilai
rata TP Akhir
Lampiran 2
Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru Matematika
Peneliti Narasumber
4 ARTALINA SINAGA
16 KHORINTDIAZ SIANTURI
19 MOSES NAIBAHO
20 NAOMI ZASKIA TAMBUNAN
51
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Auditory Intellectually Repetition (AIR)
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, penugasan.
kerjanya. kerjakan.
Guru memberikan Siswa dari kelompok
kesempatan kepada lain bertanya dan
kelompok lain untuk mengungkapkan
bertanya dan pendapatnya,
mengemukakan sedangkan kelompok
pendapatnya. lain yang
mempresentasikan
menjawab dan
mempertahankan hasil
kerjanya.
Tahap Repetition
Memberikan latihan Siswa mengerjakan
soal individu kepada soal latihan yang
siswa. diberikan oleh guru
secara individu.
Dengan diarahkan Siswa menyimpulkan
guru, siswa membuat secara lisan tentang
kesimpulan secara lisan materi yang telah
tentang materi yang dibahas.
telah dibahas.
Guru memberikan Siswa mencatat PR
pengulangan materi yang diberikan guru
dengan memberikan
pekerjaan rumah (PR)
untuk tiap individu
3 Penutup 1. Guru meminta salah 1. Siswa memimpin 10 Menit
seorang siswa untuk doa
memimpin doa 2. Siswa memberi
2. Guru Memberi salam
salam
56
G. PENILAIAN
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
1. Sikap Spiritual
1. Berdoa sebelum dan sesudah Selama
pembelajaran Pengamatan Pembelajaran
2. Memberi salam saat membuka dan Diskusi
dan menutup presentasi
3. Bersyukur ketika berhasil
mengerjakan
suatu masalah
2. Sikap Sosial
Selama
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran
Pengamatan Pembelajara
2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok
n dan
3. Disiplin dalam mengikuti pembelajaran Diskusi
dan mengerjakan tugas
Pengetahuan Tes Tertulis
Penyelesaian
1. Memahami materi Sistem Persamaan
tugas
Linear Dua Variabel (SPLDV).
individu dan
2. Mengerjakan soal-soal dengan jawaban
kelompok
yang tepat
Ketrampilan Tes Tertulis Penyelsaian
Secara terampil dalam menaplikasikan tugas (baik
konsep, prinsip dan strategi pemecahan individu
masalah yang relevan berkaitan dengan maupun
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel kelompok) dan
(SPLDV). saat diskusi
Peneliti
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model Auditory Intellectually Repetition (AIR) dan
metode diskusi beserta tanya jawab diharapkan siswa:
1. Menyatakan bentuk sistem Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) dari permasalahan sehari-hari dengan benar.
2. Dapat menjelaskan pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) dengan benar.
3. Dapat menjelaskan dan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode substitusi dengan benar.
D. MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Auditory Intellectually Repetition (AIR)
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, penugasan.
G. PENILAIAN
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
1. Sikap Spiritual
1. Berdoa sebelum dan sesudah Selama
pembelajaran Pengamatan pembelajaran dan
2. Memberi salam saat membuka dan diskusi
menutup presentasi.
3. Bersyukur ketika berhasil
mengerjakan suatu masalah
2. Sikap Sosial
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran Selama
2. Bekerjasama dalam kegiatan Pengamatan pembelajaran dan
kelompok. diskusi
3. Disiplin dalam mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan
tugas
Pengetahuan Tes Tertulis
1. Memahami materi Sistem Penyelsaian
Persamaan Linear Dua Variabel tugas individu
(SPLDV). dan kelompok
2. Mengerjakan soal-soal dengan
jawaban yang tepat.
Ketrampilan Tes Tertulis Penyelsaian tugas
Secara terampil dalam menaplikasikan (baik individu
konsep, prinsip dan strategi pemecahan maupun
masalah yang relevan berkaitan dengan kelompok) saat
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel diskusi.
(SPLDV).
Peneliti,
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Auditory Intellectually Repetition (AIR)
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, penugasan.
G. PENILAIAN
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
1. Sikap Spiritual
1. Berdoa sebelum dan sesudah Selama
pembelajaran. Pengamatan pembelajaran
2. Memberi salam saat membuka dan dan diskusi
menutup presentasi.
3. Bersyukur ketika berhasil
mengerjakan suatu masalah
2. Sikap Sosial
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran. Selama
2. Bekerjasama dalam kegiatan Pengamatan pembelajaran
kelompok. dan diskusi
3. Disiplin dalam mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan
tugas
Pengetahuan Tes Tertulis
1. Memahami materi Sistem Penyelsaian
Persamaan Linear Dua Variabel tugas individu
(SPLDV). dan kelompok
2. Mengerjakan soal-soal dengan
jawaban yang tepat.
Ketrampilan Tes Tertulis Penyelsaian
Secara terampil dalam menaplikasikan tugas (baik
konsep, prinsip dan strategi pemecahan individu maupun
masalah yang relevan berkaitan dengan kelompok) saat
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel diskusi.
(SPLDV).
Peneliti,
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Auditory Intellectually Repetition (AIR)
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, penugasan.
G. PENILAIAN
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
1. Sikap Spiritual
4. Berdoa sebelum dan sesudah Selama
pembelajaran. Pengamatan pembelajaran
5. Memberi salam saat membuka dan dan diskusi
menutup presentasi.
6. Bersyukur ketika berhasil
mengerjakan suatu masalah
2. Sikap Sosial
4. Terlibat aktif dalam pembelajaran. Selama
5. Bekerjasama dalam kegiatan Pengamatan pembelajaran
kelompok. dan diskusi
6. Disiplin dalam mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan
tugas
Pengetahuan Tes Tertulis
3. Memahami materi Sistem Penyelsaian
Persamaan Linear Dua Variabel tugas individu
(SPLDV). dan kelompok
4. Mengerjakan soal-soal dengan
jawaban yang tepat.
Ketrampilan Tes Tertulis Penyelsaian
Secara terampil dalam menaplikasikan tugas (baik
konsep, prinsip dan strategi pemecahan individu maupun
masalah yang relevan berkaitan dengan kelompok) saat
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel diskusi.
(SPLDV).
Peneliti,
Lampiran 8
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu :
PETUNJUK:
Kelas :
PERMASALAHAN
73
PENYELSAIAN
Jawab:
3. Jika nilai salah satu variabel sudah diketahui, maka eliminasi variabel lainnya
yaitu variabel….. maka persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
…………………… x …..+……=…………..
74
…………………… x …..+…....=………….. _
...…= ………
...…= ………
5. Karena nilai variabel x dan y sudah didapatkan, maka harga 3 mangkok bakso
dan 1 buah pisang goreng adalah.
……..+………=……..
………=…….. + …………
=……..
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan.
1. Apa pengertian dari sistem persamaan linear dua varibel?
x = 7.000
Maka, harga untuk 1 mangkok bakso adalah Rp 7.000
Untuk harga yang harus di bayar Tama jika membeli 3
mangkok bakso dan 1 buah pisang goreng adalah:
3x + y = 3 (7.000) + 1.000 4 Menganalisis (C4)
= 21.000 + 1.000
= 22.000
Maka, harga yang harus di bayar Tama jika membeli 3
mangkok bakso dan 1 buah pisang goreng adalah Rp
22.000
TOTAL SKOR 16
77
Lampiran 9
Hari/Tanggal :
PERMASALAHAN
“Beni, Joko, dan Citra pergi ke toko buku “MULIA”.
Beni membeli 4 buku tulis dan 3 pensil dengan harga Rp
12.500,00 dan Udin membeli 2 buku tulis dan sebuah
pensil dengan harga Rp 5.500,00 pada toko yang sama.
Tentukan harga yang harus dibayar Citra jika ia membeli
6 buku tulis dan 2 pensil!”
PENYELSAIAN
Penyelsaian:
Penyesaian:
Penyelsaian:
79
Penyelsaian:
5. Karena nilai variabel x dan y sudah didapatkan, maka harga 2 jilbab dan 3
gamis adalah?
Penyelsaian:
80
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan.
4x + 3y = 12.500
4x + 3 (5.500 – 2x) = 12.500
4x + 16.500 – 6x = 12.500 Mengaplikasikan (C3)
– 2x = 12.500 – 16.500 4
– 2x = – 4.000
x = 2.000
Maka, harga untuk 1 buku adalah Rp 2.000
y = 5.500 – 2x
y = 5.500 – 2 (2.000)
y = 5.500 – 4.000
y = 1.500
Maka, harga untuk 1 pensil adalah Rp 1.500
Untuk harga yang harus dibayar Citra yakni:
Harga = 6x + 2y
Harga = 6 (2.000) + 2 (1.500) 4 Menganalisis (C4)
Harga = 12.000 + 3.000
Harga = 15.000
Jadi, harga total yang harus dibayar Citra untuk
membeli 6 buku dan 2 pensil adalah Rp 15.000
TOTAL SKOR 16
82
Lampiran 10
Hari/Tanggal :
PERMASALAHAN
“Di sebuah supermarket, Mira membeli 3 buah jeruk dan
2 buah apel seharga Rp11.500,00. Sedangkan Ayu
membeli 4 buah jeruk dan 3 buah apel dengan harga
Rp16.000,00. Jika Rina juga ingin membeli 2 buah jeruk
dan 1 buah apel, berapakah jumlah uang yang harus
dibayarkan oleh Rina?”
PENYELSAIAN
Penyelsaian:
Penyelsaian:
84
Penyelsaian:
Penyelsaian:
5. Karena nilai variabel x dan y sudah didapatkan, maka harga 1 kg jeruk dan 1
kg apel adalah?
Penyelsaian:
85
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan.
1. Apa pengertian dari metode gabungan?
Lampiran 11
Hari/Tanggal :
PERMASALAHAN
PENYELSAIAN
Penyelsaian:
persamaan!
Penyelsaian:
Penyelsaian:
5. Karena nilai variabel x dan y sudah didapatkan, maka harga 1 bungkus risol mayo
dan 1 bungkus risol isi sayur adalah?
Penyelsaian:
90
Lampiran 12
POST TEST
Penyelesaian :
2. Febriani membeli 4 buu tulis dan 2 buku gambar. Febriani harus membayar
sebanyak Rp.15.000. Sari membeli 3 buku tulis dan 4 buku gambar dan Sari harus
membayar Rp.14.000. Tentukanlah model matematika dari soal tersebut!
Penyelesaian :
93
Penyelesaian:
Penyelesaian :
94
Penyelesaian :
95
Lampiran 13
14y = 14.000
14.000
y= 2 Mengaplikasikan
4
y = 1.000 (C3)
3x + 5y = 17.000
3x + 5(1.000) = 17.000
3x + 5.000 = 17.000
3x = 17.000 – 5.000
3x = 12.000
12.000
x=
3 2 Mengaplikasikan
(C3)
x = 4.000
Maka, harga parkir tiap mobil adalah Rp 4.000
Jika terdapat 20 mobil dan 30 motor, banyak uang parkir
yang diperoleh yaitu:
20x + 30y = 20 (4.000) + 30 (1.000)
= 80.000 + 30.000
= 110.000
Jadi, banyak uang parkir yang diperoleh adalah sebesar
Rp110.000
4. Misalkan harga 1 ekor ayam adalah x dan harga 1 ekor
itik adalah y, maka system persamaan linear dua
variabelnya adalah: 4
4x + 5y = 55.000………(1) 4 Memahami (C2)
3x + 5y = 47.500………(2)
Untuk menentukan harga 1 ekor ayam, eliminasi
variabel y
Untuk menentukan harga setiap 1 kg itik, subsitusikan
nilai x ke salah satu persamaan:
4x + 5y = 55.000
4 (7.500) + 5y = 55.000 4 Mengaplikasikan
30.000 + 5y = 55.000 (C3)
5y = 55.000 – 30.000
5y = 25.000
25.000
y=
5
y = 5.000
Maka, untuk harga setiap 1 kg itik adalah Rp 5.000
Jika seorang pembeli ingin membeli 6 kg ayam dan 10
kg itik harga yang harus dibayar oleh pembeli tersebut
yaitu: 6x + 10y = 6 (7.500) + 10 (5.000)
4 Menganalis (C4)
= 45.000 + 50.000
97
= 95.000
Maka yang harus dibayar pembeli untuk 6 kg ayam dan
10 kg itik adalah sebesar Rp 95.000
5. a. Misalkan harga 1 kg gula adalah x dan harga 1 kg
telur adalah y, maka system persamaan linear dua
variabelnya adalah: 4 Memahami (C2)
7x + 2y = 105.000 ……....(1)
5x + 2y = 83.000 ……… (2)
Untuk menentukan harga tiap 1 kg gula, eliminasi
variabel y
7x + 2y = 105.000
5x + 2y = 83.000 -
2 Mengaplikasikan
2x = 22.000
(C3)
22.000
x=
2
x = 11.000
Maka, harga setiap 1 kg gula adalah Rp 11.000
Untuk menentukan harga setiap 1 kg telur, subsitusikan
nilai x ke salah satu persamaan :
7x + 2y = 105.000
7(11.000) + 2y = 105.000
2 Mengaplikasikan
77.000 + 2y = 105.000 (C3)
2y = 105.000 - 77.000
2y = 28.000
28.000
y=
2
y = 14.000
Maka, harga setiap 1 kg telur adalah Rp 14.000
b. Jika Ibu membeli lagi 3 kg telur dan 1 kg gula
berapakah uang yang harus dibayar oleh Ibu adalah:
3y + x = 3(14.000) + 11.000
98
= 42.000 + 11.000
4 Menganalisi (C4)
= 53.000
Jadi, total harga dari 3 kg telur dan1 kg gula adalah
Rp53.000
Total Skor Total 48
Lampiran 14
Kelas : …………………………….
PETUNJUK:
1. Pada angket ini terdapat 10 Pertanyaan. Mohon dijawab sesuai dengan situasi
sebenarnya dengan memberikan tanda (√) pada kolom jawaban yang telah
tersedia.
2. Keterangan kolom jawaban yang tersedia, sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju