Anda di halaman 1dari 12

EPISTEMOLOGI MATEMATIKA

By : Kelompok 3

Nama – nama kelompok :

 Novita Pangaribuan (1901070045)


 Lukas Nadapdap (1901070051)
 Frans Pane (1901070061)
 Oselly Napitupulu (1901070062)
 Patar Napitu (1901070071)
 Torop Pasaribu (1901070077)
A. Pengertian Epistemologi
B. Pengertian Epistemologi Matematika
dan Pendidikan Matematika
C. Teori Kebenaran Matematika
1) Teori korespondensi.
Teori korespondensi (the correspondence theory of truth)
menunjukkan bahwa suatu pernyataan akan bernilai benar jika
hal-hal yang terkandung di dalam pernyataan tersebut sesuai
atau cocok dengan keadaan yang sesungguhnya.
Contohnya : “Semua manusia akan mati”, pernyataan disamping
merupakan suatu pernyataan yang bernilai benar kare na
kenyataannya memang demikian.

2) Teori koherensi atau konsistensi (the consistence theory of truth).


Teori koherensi menyatakan bahwa suatu kalimat akan
bernilai benar jika pernyataan yang terkandung di dalam kalimat
itu bersifat koheren, konsisten, atau tidak bertentangan dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contohnya : 1 + 4 = 5 adalah benar karena sesuai dengan kebenaran
yang sudah disepakati bersama terutama oleh matematikawan.
3) Teori Pragmatis (the pragmatic theory of truth).

Pragmatis berasal dari bahasa Yunani yaitu pragma, artinya yang dikerjakan,
yang dilakukan, perbuatan, tindakan.. Teori pragmatis tentang kebenaran dapat
disimpulkan bahwa teori pragmatik adalah teori kebenaran yang memiliki kriteria
suatu pengetahuan adalah benar apabila memiliki kegunaan praktis atau manfaat
dalam kehidupan. Contohnya : “Sasi menghubungi Wili dengan menggunakan
smartphone miliknya”. Pernyataan disamping menyebutkan bahwa sebuah
smartphone digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia.

Berdasarkan teori-teori kebenaran diatas, yaitu teori korespondensi, teori


koherensi, dan teori pragmatis. Dapat disimpulkan bahwa teori kebenaran dalam
matematika adalah sebuah teori yang berisi tentang pernyataan-pernyataan yang ada,
yang harus dibuktikan dengan suatu fakta atau kenyataan. Dalam teori
korespondensi, kebenaran adalah penyesuaian antara pernyataan dan kenyataan yang
ada. Dalam teori koherensi, kebenaran adalah penyesuaian suatu pernyataan dengan
pernyataan yang sudah lebih dahulu diketahui. Dalam teori pragmatis, kebenaran
adalah pernyataan yang benar apabila mempunyai manfaat dalam kehidupan.
Kebenaran bertujuan untuk mensejahterakan hidup dan sebagai jalan untuk
menjalani kehidupan manusia.
D.Langkah – langkah Dalam
Epistemologi Ilmu
1. Metode Induktif
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-
pernyatan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih
umum. Yang bertolak dari pernyataan-pernyataan tunggal sampai pada
pernyataan-pernyataan universal.
Dalam induksi, setelah diperoleh pengetahuan, maka akan dipergunakan
hal-hal lain, seperti ilmu mengajarkan kita bahwa kalau logam dipanasi, ia
mengembang, bertolak dari teori ini kita akan tahu bahwa logam lain yang
kalau dipanasi juga akan mengembang. Dari contoh di atas bisa diketahui
bahwa induksi tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disebut
sintetik.
2. Metode Deduktif
Deduksi ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data
empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut.
Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya perbandingan
logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan bentuk
logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat
empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada
pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-
kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
3. Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte (1798-1857). Metode ini
berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Ia
mengenyampingkan segala uraian/persoalan di luar yang ada sebagai fakta.
Oleh karena itu, iamenolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif, adalah
segala yang tampak dan segala gejala. Dengan demikian metode ini dalam
bidang filsafat dan ilmu pengetahuan dibatasi kepada bidang gejala-gejala saja.
4. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-
beda harusnya dikembangkan sutu kemampuanakal yang disebut dengan intuisi.
Pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi ini bisa diperoleh dengan cara
berkontemplasi seperti yang dilakukan oleh Al-Ghazali.
5. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk
mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun Plato
mengartikannya diskusi logika. Kini dialektika berarti tahap logika, yang
mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis
sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan.
E. Pentingnya Mempelajari
Epistemologi
Menurut Sudarminta, terdapat tiga alasan mengapa
mempelajari epistemologi:

1.    Pertimbangan strategis: kajian epistemologi perlu karena


pengetahuan sendiri sangatlah strategis bagi kehidupan
manusia.
2.    Pertimbangan kebudayaan: bahwa epistemologi mencari
tahu pengetahuan dari unsur-unsur dan sistem kebudayaan
yang dianggap penting bagi kehidupan manusia.
3.    Pertimbangan pendidikan: sebagai usaha sadar untuk
membantuk peserta didik mengembangkan pandangan
hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup untuk tidak
lepas dari penguasaan pengetahuaan.

Anda mungkin juga menyukai