OLEH :
Nur Ilmi Azisa/1828041014
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti dari
apa yang dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya, mudah untuk mengingat
dan menjelaskan apa definisi dari filsafat ilmu namun sulit untuk benar-benar
memahami esensi apa yang dipelajari dalam filsafat ilmu.
Untuk memperdalam pemahaman terhadap filsafat ilmu pula kita harus benar-
benar paham apa yang dimaksud dengan filsafat dan mengetahui berbagai jenis
pendekatan dalam filsafat itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Positivistik?
2. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Postpsitivistik?
3. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Fenomenologik?
4. Apa yang dimaksud dengan Pandangan Dunia?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan positivistik.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan postpositivistik.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan fenomenologik.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pandangan dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Pisitivistik
Dalam hal ini, pandangan Comte mengenai ilmu pengetahuan positif bersifat
objektif, ilmiah dan universal. Pemikiran comte yang kuat akan keyakinan
epistemologis dan metodologis membuatnya menolak akan pemikiran yang bersifat
teologis dan metafisis. Menurutnya pandangan yang bersifat objektif, ilmiah dan
universal akan membawa dirinya kepada ilmu pasti. Serta menurutnya tanpa ilmu
pasti, pengetahuan akan kembali menjadi metafisika.
METODE SERTA CONTOH DARI POSITIVISTIK
1. Metode siklus empiric (L-H-V) untuk ilmu alam, misalnya tekanan udara dan
pengukurannya, ilmu falak dan sistem, ilmu kedokteran dan lain-lain
2. Metode Linier untuk ilmu sosial dan humanistik, dan tentuya menggunakan
sarana berfikir induktif dengan menggunakan logika dan statiska
Disamping itu, contoh dalam memakai metode linier adalah pada kasus yang
terjadi di Sragen. Seorang polisi menilang seorang pengendara mobil, akibat si
pengendara mobil menggunakan kertas karton sebagai mengganti plat nomor asli
mobil yang hilang. Walaupun maksud pengendara mobil baik, tetapi dalam
pendekatan positivisme pemasangan plat mobil dari kertas karton tetap salah dan dan
si pengendara mobil ditilang, hal tersebut dikarenakan pengendara meelanggar pasal
68 ayat (3) sampai (6) tentang UU Lalu Lintas dan Angkatan Jalan.
B. Pendekatan PostPositivisme
Ada empat pertanyaan dasar yang akan memberikan gambaran tentang posisi aliran
post-positivisme dalam kancah paradigma ilmu pengetahuan, yaitu:
Keempat, karena pandangan bahwa persepsi orang berbeda, maka tidak ada
sesuatu yang benar-benar pasti. Bukankah postpositivisme menolak kriteria
objektivitas? Pandangan ini sama sekali tidak bisa diterima. Objektivitas merupakan
indikator kebenaran yang melandasi semua penyelidikan. Jika kita menolak prinsip
ini, maka tidak ada yang namanya penyelidikan. Yang ingin ditekankan di sini bahwa
objektivitas tidak menjamin untuk mencapai kebenaran.
Post positivisme merupakan sebuah aliran yang datang setelah positivisme dan
memang amat dekat dengan paradigma positivisme. Salah satu indikator yang
membedakan antara keduanya bahwa post positivisme lebih mempercayai proses
verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode.
Dengan demikian suatu ilmu memang betul mencapai objektivitas apabila telah
diverifikasi oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara.
C. Pendekatan Fenomenologi
Ini berarti konsistensi logis mengharuskan peneliti untuk tahu validitas tujuan
penelitiannya sehingga dapat dianalisis bagaimana hubungannya dengan kenyataan
kehidupan sehari-hari. Apakah bisa dipertanggungjawabkan ataukah tidak.
Menurut Schutz ada enam karakteristik yang sangat mendasar dari the life
world ini, yaitu pertama, wide-awakeness (ada unsur dari kesadaran yang berarti sadar
sepenuhnya). Kedua, reality (orang yakin akan eksistensi dunia). Ketiga, dalam dunia
keseharian orang-orang berinteraksi. Keempat, pengelaman dari seseorang merupakan
totalitas dari pengelaman dia sendiri. Kelima, dunia intersubyektif dicirikan terjadinya
komunikasi dan tindakan sosial. Keenam, adanya perspektif waktu dalam masyarakat.
Dalam the life wolrd ini terjadi dialektika yang memperjelas konsep ‘dunia budaya’
dan ‘kebudayaan’. Selain itu pada konsep ini Schutz juga menekankan adanya stock
of knowledge yang memfokuskan pada pengetahuan yang kita miliki atau dimiliki
seseorang. Stock of knowledge terdiri dari knowledge of skills dan useful knowledge.
Stock of knowledge sebenarnya merujuk pada content (isi), meaning (makna),
intensity (intensitas), dan duration (waktu). Schutz juga sangat menaruh perhatian
pada dunia keseharian dan fokusnya hubungan antara dunia keseharian itu dengan
ilmu (science), khususnya ilmu sosial.
1) Adanya hubungan timbal balik atas dasar asumsi bahwa ada orang lain dan
benda-benda yang diketahui oleh semua orang.
2) Ilmu pengetahuan yang intersubyektif itu sebenarnya merupakan bagian ilmu
pengetahuan sosial.
3) Ilmu pengetahuan yang bersifat intersubyektif memiliki sifat distribusi secara
sosial.
PENUTUP
Simpulan
https://id.wikipedia.org/
http://blog.unnes.ac.id/efvinurhidayah/2017/12/03/paradigma-post-positivisme/
https://www.kompasiana.com/delupingge/552ad88af17e615848d6243a/filsafat-ilmu-
pendekatan-postpositivistik?page=all
http://thinker-asratisme.blogspot.com/2012/05/pandangan-dunia-dan-ideologi-perspektif.html