Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu:
Abdullah Hanif, M. Ag
Disusun Oleh:
Jurusan Ushuluddhin
SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Auguste Comte ?
2. Bagaimana karakteristik Positivisme Auguste Comte ?
3. Apa Filsafat Auguste Comte?
BAB II
PEMBAHASAN
Tahap kedua, adalah tahap metafisika. Pada tahap ini manusia atau
masyarakat mulai menggunakan nalarnya. Keterbatasan nalar manusia pada
fase ini adalah kentalnya kecendrungan spekulasi yang belum melalui analisis
empirik. Contohnya, nalar masyarakat mengalami yang menilai kesusahan
takdir semata.
Tahap ketiga, tahap positifistik. Ini adalah tahap modern, dimana manusia
atau masyarakat menggunakan nalarnya, menjadi subjek dan memandang
yang lain sebegai objek. Pada tahap ini semua gejala alam atau fenomena yang
terjadi dapat dijelaskan secara ilmiah berdasarkan peninjauan, pengujian dan
dapat dibuktikan secara empiris.
1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 1992
1. Pengertian Positivisme
2. Karakteristik Positivisme
3
Ibid Hal 23-24
Positivisme mempunyai ciri-ciri yang bertitik beratkan pada kata
positivistik yang berasal dari salah satu aliran filsafat yaitu positivisme,
adapun ciri-ciri adalah sebagai berikut :
3. Metodologi positivisme
Atas dasar pemikiran ini, bagi Comte ilmu pengetahuan yang pertama
adalah astronomi, lalu fisika, lalu kimia dan akhirnya psikologi (biologi).
Anatomi ini kemudian diterjemahkan ke dalam norma-norma metodologis
sebagai berikut.
4
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 1992
5
Mohammad Muslih, 2016, Filsafat Ilmu: Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka
Teori Ilmu Pengetahuan, LESFI: Yogyakarta. P.110.
2. Kesamaan metodis sama pentingnya dengan rasa kepastian
3. Ketepatan pengetahuan dijamin oleh teori-teori yang secara formal kokoh
yang menyerupai deduksi hepotesis.
4. Pengetahuan ilmiah harus bisa digunakan secara teknis.
5. Pengetahuan itu relatif.6
6
Nugroho Irham, Positivisme Auguste Comte: Analisa Epistemologis Dan Nilai Etisnya Terhadap
Sains, Cakrawala, Vol. Xi, No. 2, 2016
yaitu tahapan peralihan dari kepercayaan terhadap unsur supernatural
menuju prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan
budaya. Hapan metafisik sebagai transisi dari teologis. Tahap ini sebagai
suatu kepercayan akan hukum-hukum alam yang asasi yang dapat
ditemukan dengan akal budi.
Menurut Comte ada tiga prinsip yang berlaku pada sosiologi, yaitu
bersifat empiris-objektif, deduktif-nomologis, instrumental-bebas nilai. Ini
adalah konstribusi terbesar dari Comte yang mengantarkannya sebagai
bapak sosiologi modern.
7
Apridasari. Paham Ketuhanan Positivisme Auguste Comte Dalam Perspektif Islam. Skripsi.
Lampung. 2018.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Muslih Mohammad, 2016, Filsafat Ilmu: Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma,
dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, LESFI: Yogyakarta. P.110.
Nugroho Irham, Positivisme Auguste Comte: Analisa Epistemologis Dan Nilai
Etisnya Terhadap Sains, Cakrawala, Vol. Xi, No. 2, 2016