Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MUHAMMAD ISWIN

NIM / KELAS / SEM : 2250 1000 18 (PAI-C / II)


HAL : Tugas Mandiri I Resume Filsafat Positivisme (Metodologi
Penelitian Pendidikan)

A. SEJARAH FILSAFAT POSITIVISME


Positivisme adalah salah satu aliran filsafat modern. Secara umum boleh dikatakan
bahwa akar sejarah pemikiran positivisme dapat dikembalikan kepada masa Hume (1711-
1776) dan Kant (1724-1804). Hume berpendapat bahwa permasalahan-permasalahan ilmiah
haruslah diuji melalui percobaan (aliran Empirisme). Sementara Kant adalah orang yang
melaksanakan pendapat Hume ini dengan menyusun Critique of pure reason (Kritik terhadap
pikiran murni / aliran Kritisisme). Selain itu Kant juga membuat batasan-batasan wilayah
pengetahuan manusia dan aturan-aturan untuk menghukumi pengetahuan tersebut dengan
menjadikan pengalaman sebagai porosnya. Istilah Positivisme pertama kali digunakan oleh
Saint Simon (sekitar 1825). Prinsip filosofik tentang positivisme dikembangkan pertama kali
oleh seorang filosof berkebangsaan Inggris yang bernama Francis Bacon yang hidup di
sekitar abad ke-17.
Melalui tulisan dan pemikirannya ini, Comte bermaksud memberi peringatan kepada
para ilmuwan akan perkembangan penting yang terjadi pada perjalanan ilmu ketika
pemikiran manusia beralih dari fase teologis, menuju fase metafisis, dan terakhir fase positif.
Pada fase teologis (tahapan agama dan ketuhanan) diyakini adanya kuasa-kuasa adikodrati
yang mengatur semua gerak dan fungsi yang mengatur alam ini. Pada tahapan ini untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi hanya berpegang kepada kehendak Tuhan atau
Tuhan-Tuhan. Pada fase ini manusia menjelaskan fenomena-fenomena dengan pemahaman-
pemahaman metafisika seperti kausalitas, substansi dan aksiden, esensi dan eksistensi. Dan
akhirnya pada masa positif (tahap positivisme) manusia telah membatasi diri pada fakta yang
tersaji dan menetapkan hubungan antar fakta tersebut atas dasar observasi dan kemampuan
rasio.

B. PENGERTIAN POSITIVISME

Menurut positivisme, pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta.


Dengan demikian, maka ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang
pengetahuan. Maka dari itu, positivisme menolak cabang filsafat metafisika. Menanyakan
“hakikat” benda-benda, atau “penyebab yang sebenarnya”, termasuk juga filsafat, hanya
menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta.

Jadi, Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan
metafisik. Positivisme dianggap bisa memberikan sebuah kunci pencapaian hidup manusia
dan ia dikatakan merupakan satu-satunya formasi sosial yang benar-benar bisa dipercaya
kehandalan dan dan akurasinya dalam kehidupan dan keberadaan masyarakat.

Comte sering disebut “Bapak Positivisme“ karena aliran filsafat yang didirikannya
tersebut. Positivisme adalah nyata, bukan khayalan. Positivisme merupakan suatu paham
yang berkembang dengan sangat cepat, ia tidak hanya menjadi sekedar aliran filsafat tapi juga
telah menjadi agama humanis modern. Positivisme telah menjadi agama dogmatis karena ia
telah melembagakan pandangan dunianya menjadi doktrin bagi ilmu pengetahuan. Pandangan
dunia yang dianut oleh positivisme adalah pandangan dunia objektivistik. Pandangan dunia
objektivistik adalah pandangan dunia yang menyatakan bahwa objek-objek fisik hadir

1
NAMA : MUHAMMAD ISWIN
NIM / KELAS / SEM : 2250 1000 18 (PAI-C / II)
HAL : Tugas Mandiri I Resume Filsafat Positivisme (Metodologi
Penelitian Pendidikan)

independen dari mental dan menghadirkan properti- properti mereka secara langsung melalui
data indrawi. Apa yang dilihat adalah realitas sebagaimana adanya.

Tugas khusus filsafat menurut aliran ini adalah mengoordinasikan ilmu-ilmu


pengetahuan yang beraneka ragam coraknya. Tentu saja maksud positivisme berkaitan erat
dengan apa yang dicita-citakan oleh empirisme. Hanya saja berbeda dengan empirisme
Inggris yang menerima pengalaman batiniah atau subjektif sebagai sumber pengetahuan,
positivisme tidak menerimanya.

C. PERKEMBANGAN POSITIVISME

Ia menikah dengan seorang pelacur bernama Caroline Massin yang kemudian dia
menyesali perkawinan itu. Dari kecil pemikiran-pemikiran Comte sudah mulai kelihatan,
kemudian setelah ia menyelesaikan sekolahnya pada jurusan politeknik di Paris 1814-1816,
dia diangkat menjadi sekretaris oleh Saint Simon yaitu seorang pemikir yang dalam merespon
dampak negatif renaissance menolak untuk kembali pada abad pertengahan akan tetapi harus
direspon dengan menggunakan basis intelektual baru, yaitu dengan berfikir empirik dalam
mengkaji persoalan-persoalan realitas sosial. Pergulatan intelektual dengan Saint Simon
inilah yang kemudian membuat pola fikir Comte berkembang. Karena ketidak cocokan
Comte dengan Saint Simon akhirnya ia memisahkan diri dan kemudian Comte menulis
sebuah buku yang berjudul “System of Positive Politics, Sistem Politik Positif” tahun 1824.

Terdapat tiga tahap dalam perkembangan positivisme yaitu:


1. Tempat utama dalam positivisme pertama diberikan pada Sosiologi (positivisme sosial
dan evolusioner), walaupun perhatiannya juga diberikan pada teori pengetahuan yang
diungkapkan oleh Comte dan tentang Logika yang dikemukakan oleh Mill.
2. Munculnya tahap kedua dalam positivisme-empirio-positivisme-berawal pada tahun
1870-1890-an dan berpautan dengan Mach dan Avenarius (positivisme kritis). Keduanya
meninggalkan pengetahuan formal tentang obyek-obyek nyata obyektif, yang merupakan
suatu ciri positivisme awal.
3. Perkembangan positivisme tahap terakhir berkaitan dengan lingkaran Wina dengan
tokoh-tokohnya O.Neurath, Carnap, Schlick, Frank, dan lain-lain (positivisme logis).
Kedua kelompok ini menggabungkan sejumlah aliran seperti atomisme logis, positivisme
logis, serta semantika. Pokok bahasan positivisme tahap ketiga ini diantaranya tentang
bahasa, logika simbolis, struktur penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

D. CIRI-CIRI POSITIVISME

1. Dikotomi yang tegas antara fakta dan nilai mengharuskan subjek peneliti mengambil
jarak dari realitas dengan bersikap bebas nilai. Hanya melalui fakta-fakta yang
teramati dan terukur, maka pengetahuan kita tersusun dan menjadi cermin dari
realitas (korespondensi).
2. Ilmu pengetahuan hanya berbicara tentang realitas berupa impresi-impresi tersebut.
Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan
ditolak (antimetafisika).
3. Nominalisme, bagi positivisme hanya konsep yang mewakili realitas partikularlah
yang nyata.
2
NAMA : MUHAMMAD ISWIN
NIM / KELAS / SEM : 2250 1000 18 (PAI-C / II)
HAL : Tugas Mandiri I Resume Filsafat Positivisme (Metodologi
Penelitian Pendidikan)

4. Alam semesta memiliki strukturnya sendiri dan mengasalkan strukturnya sendiri.


5. Alam semesta diibaratkan sebagai giant clock work.

Pengamatan digunakan untuk mempelajari astronomi, kesemuanya ini berkaitan


dengan ukuran waktu dan adapun untuk ilmu fisika disamping pengamatan juga digunakan
percobaan, dalam percobaan ini pengamatan tak ketinggalan. Dalam mempelajari ilmu kimia
disamping percobaan dan pengamatan, digunakan juga metode peniruan (artifisial). Dengan
kompleksitasnya gejala, maupun dalam sosiologi, digunakan pengamatan, percobaan, dan
perbandingan, dan bahkan metode sejarah, ini digunakan untuk menguraikan gejala-gejala
yang kompleks.

E. FUNGSI FILSAFAT POSITIVISME


1. Perkembangan yang diberi konotasi sebagai kemajuan memberikan makna bahwa
positivisme telah mempertebal optimisme.
2. Hal tersebut melahirkan pengetahuan yang positif yang terlepas dari pengaruh-
pengaruh spekulatif, atau dari hukum-hukum yang umum.
3. Dengan kata lain, fungsi filsafat positivisme ini berperan sebagai pen¬dorong
timbulnya perkembangan dan kemajuan yang dirasakan sebagai kebutuhan.

F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN POSITIVISME

a. Kelebihan Positivisme
 Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari faham
ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
 Hasil dari rangkaian tahapan yang ada didalamnya, maka akan menghasilkan
suatu pengetahuan yang mana manusia akan mempu menjelaskan realitas
kehidupan tidak secara spekulatif, arbitrary, melainkan konkrit, pasti dan bisa jadi
mutlak, teratur dan valid.
 Dengan kemajuan dan dengan semangat optimisme, orang akan didorong untuk
bertindak aktif dan kreatif, dalam artian tidak hanya terbatas menghimpun fakta
juga meramalkan masa depannya.
b. Kelemahan Positivisme
 Akibat dari ketidakpercayaannya terhadap sesuatu yang tidak dapat diuji
kebenarannya, maka faham ini akan mengakibatkan banyaknya manusia yang
nantinya tidak percaya kepada Tuhan, Malaikat, Setan, surga dan neraka.
 Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak
dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada.
 Positivisme pada kenyataannya menitik beratkan pada sesuatu yang nampak yang
dapat dijadikan obyek kajiaannya, di mana hal tersebut adalah bergantung kepada
panca indera. Sehingga kajiannya terbatas pada hal-hal yang nampak saja,
padahal banyak hal yang tidak nampak dapat dijadikan bahan kajian.

3
NAMA : MUHAMMAD ISWIN
NIM / KELAS / SEM : 2250 1000 18 (PAI-C / II)
HAL : Tugas Mandiri I Resume Filsafat Positivisme (Metodologi
Penelitian Pendidikan)

Anda mungkin juga menyukai