Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD ISWIN

NIM : 2250100018
SEM/KELAS : 2 / PAI-C
M.K : METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
DOSEN : Dr. ANHAR, M.A
PERIHAL : REVIEW PROPOSAL KELOMPOK 10

TRANSFORMASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM


DERADIKALISME DI MAN 2 MODEL PADANGSIDIMPUAN
Oleh : Azhar Mahmud & Ali Gustan
Kondisi ini bisa dilihat dari berbagai kasus gerakan radikalisme yang merebak dewasa
ini. Kasus-kasus seperti ini menjadi bukti nyata bahwa gerakan radikalisme berbalut agama
masih terus bermunculan. Bentuk-bentuk gerakan Islam keras ini berkembang sangat pesat
hingga muncul di berbagai pelosok negeri, termasuk salah satunya adalah gerakan Islam
radikal yang menyebarkan paham-paham radikalisme, hal ini bisa dilihat dari banyak
serangan baku tembak, bom bunuh diri, serangan fisik terorisme atau yang lainnya. Tidak
meratanya pendistribusian wewenang berujung pada adanya penumpukan kekuasaan pada
satu orang atau kelompok tertentu, dan dengan kewenang yang ada, kelompok yang memiliki
kekuasaan yang besar tersebut akan cenderung menggunakannya untuk mempertahankan
kekuasaan yang dimilikinya.

Pada sudut pandang psikologi, munculnya radikalisme karena adanya prustasi dalam
diri seseorang sehingga menyebabkan dirinya marah dan bertindah agresi dan radikalisme
juga didorong kerana adanya perasaan negatif atas identitas yang dimiliki seseorang.
Kekecewaan dan kegagalan serta pengabaian yang terjadi pada seseorang mendorong
perilaku menggunakan kekerasan. Dalam relasinya dengan politik, agama dengan mudah
terseret dalam kancah radikalisme dengan dipolitisasinya agama sebagai sumber radikalisme
terbuka, yang sebenarnya lebih didasari oleh melemahnya sistem dan institusi politik yang
ada. Dalam perspektif politik, agama juga sering dijadikan legitimasi radikalisme yang
dilakukan oleh penguasa dengan maksud mempertahankan hegemoni kekuasaan.

Kehadiran dan kekuatan teknologi, internet, media sosial mengambil porsi dan
peranan dalam memberikan informasi kepada publik, sehingga memberikan andil besar
dalam menyebarluaskan paham radikal, menjadi media progapanda untuk melakukan
tindakan intoleran, sebagai ajang rekrutmen, pelatihan, pendidikan, pembinaan jejaring
anggota guna menebar aksi teror dan bom bunuh diri di bumi Nusantara ini. Media internet
juga media massa yang memegang peran kuncu dalam menangkal dan memberikan informasi
radikalisme sehingga dapat melakukan dan mencegah tindakan tersebut. Berbicara tentang
radikalisme dalam pemikiran seseorang mengacu kepada konteks kekerasan.

Radikalisme merupakan pemikiran yang menginginkan adanya pemurnian ajaran


Islam dengan pemahaman secara total, walaupun pada akhirnya radikalisme khususnya Islam
dapat menimbulkan perpecahan dan kekerasan terhadap Islam itu seperti yang dikemukakan
oleh Inbar dan Frisch yang dikutip oleh Muhammad Arif dalam jurnalnya. Pemikiran ini
sebagai reaksi dari semakin derasnya arus kapitalisme yang diusung oleh Barat sehingga
memarginalkan orang-orang Islam sendiri terhadap ajaran Islam. Karena tidak selamanya
pemikiran radikalisme diwujudkan dalam kekerasan. Hanya saja fakta bermunculan bahwa
gerakan-gerakan radikal yang mengarah pada tindakan kekerasan justru menjadi pemberitaan
yang menyebar secara masif sehingga berimbas pada pelabelan bahwa gerakan radikal
pastilah teroris yang memicu pada kerusuhan. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.

Islam menjadi sasaran atau objek dari tindakan radikalisme yang muncul dari
gerakan-gerakan kekerasan yang ada di masyarakat. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Ayat tersebut di atas merupakan gambaran
metode dakwah Rasulullah yang penuh hikmah dan memberikan nasehat yang baik kepada
umatnya. Dalam artian, Rasulullah saja yangberdakwah secara halus masih banyak
mendapatkan cemoohan dan perlawanan dari umatnya, apalagi kita sebagai orang yang biasa
jika menggunakan cara-cara kekerasan tentu akan mendapat perlawanan yang lebih besar
lagi. Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang agama yang kasih
sayang dan penuh damai, tetapi setelah Nabi wafat sampai sekarang terjadi perbedaan dalam
mengartikan mengenai makna Islam yang rahmatan lil ‘alamin, akhirnya muncullah
pemikiran-pemikiran.

Anda mungkin juga menyukai