Blasphemy
Pemahaman atas kesalahan worldview oleh bangsa barat di era modern ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya paham empirisme, pragmatism,
non-metafisis, desakralisasi, dichotomy, rasionalisme yang akhirnya melahirkan
paham sekularisme. Sedangkan bangsa Barat yang berada pada era Post-Modern
yakni nihilism, anti-otoritas, relativisme, persamaan/equaility, pluralisme, anti-
worldview dan liberalism, yang dimana semua paham ini menyebabkan ketidak
seimbangan mereka menilai sesuatu realitas dan ideology sehingga terjadi
permasalahan yang besar pada worldview mereka.
Jika kita mengkaji tentang agama Islam, mereka yang mencari celah
kekurangan maupun keburukan yang ada pada agama Islam, mereka tidak pernah
menenukan hal itu semua. Karena Islam adalah agama yang paling sempurna yang
dimana umat Islam menjalankan syaria’at Islam sesuai dengan pedoman Al-
Qur’an dan Hadist. Dengan adanya kasus penistaan agama, pelecehan, dan lain
sebagainya yang dilakukan oleh mereka yang anti agama disebabkan oleh
worldview yang bermasalah terlebih lagi kurangnya kesadaran atas pengetahuan
tentang diri mereka sendiri sehingga mereka mencari celah untuk bisa melakukan
penistaan dan pelecehan terhadap agama.
Hal yang senada juga duingkapkan dengan pendapat Dr. Hamid Fahmy
Zarkasyi, M.A., M. Phil., mengatakan sangat tidak logis jika umat Islam, lembaga
Islam, dan semua gerakan umat Islam dianggap sebagai terorisme. Isu-isu yang
menunjuk Islam sebagai pelaku teror tersebut adalah dalih mereka untuk
mendangkalkan ajaran Islam, mengadu domba, dan untuk melemahkan negeri-
negeri Islam.
Secara umum Islam pop terbagi menjadi beberapa aspek di bidang tertentu
diantaranya, Islam Pop dalam bidang fashion, makanan, ekonomi Islam, dan islam
pop dalam berbagai acara televise yang pastinya mempunyai dampak positif dan
negative bagi para pemirsanya.
Islam pop dalam bidang fashion yang kebanyakan ditujukan bagi kalangan
perempuan yang ditandai dengan pakaian yang sesuai dengan syari’at agama
islam, panjang dan menutup aurat, namun semakin berkembangnya zaman yang
kemudian pakaian tersebut dipadu dengan adanya berbagai macam hiasan, riasan
make up sebagai pemberi warna dan gaya yang lebih menarik perhatian yang
membuat pakaian ataupun busana tersebut tidak lagi sesuai dengan syari’at islam
yang sebenarnya.
Islam pop dalam bidang Islamic finance, atau ekonomi islam adalah suatu
yang dilatarbelakangi oleh 3 faktor, yaitu religious ideologis, empiris pragmatis,
serta akademik idealis. Tiga faktor tersebut merupakan latar belakang yang
bersifat fundamental yang berkaitan dengan ajaran Islam. Akan tetapi harus dikaji
lebih dalam lagi
Yang terakhir dari macam-macam islam pop yaitu dalam media atau acara
televisi, pemakalah membagi 3 klasifikasi dalam acara televisi yang sesuai dengan
ajaran islam seperti menyangkut tentang kontennya yang islami, mengikuti tren,
dan yang lebih terutama adalah dengan jalan yang benar. Acara televisi tersebut
yang menuai argument dan dampak termasuk didalamnya dampak negative dan
dampak positif. Film maupun acara di media televisi yang seharusnya adalah film
yang bernuansa ajakan sebagai sarana dalam berdakwah, dengan konten-konten
yang tidak berlawanan dengan syari’at Islam.
Mengkaji lebih lajut tentang Islam pop, now, and future yang sekarang ini
adalah dihadapkan pada kondisi masyarakat yang plural dan modernis, sehingga
adanya masyarakat Muslim kelas menengah perlu diadakannya sentuhan syari’at
pada kehidupan mereka yang hedonis.