Anda di halaman 1dari 4

NAMA : VATMAYA MUTIARA

NIM : 2106321060
RANGKUMAN AGAMA PERTEMUAN 14

A. Asal Usul Fundamentalisme


Fundamentalisme merupakan istilah yang muncul pertama kali di Amerika Serikat. Tetapi,
jika dalam berbagai kamus, istilah fundamentalisme baru ditemukan . Istilah
fundamentalisme ditemukan dalam Kamus Kecil Petite Larousse Encyclopedique edisi tahun
1966 dan pengertiannya sangat umum sekali, yakni “Sikap orang-orang yang menolak
penyesuaian kepercayaan dengan kondisi-kondisi modern”. Istilah fundamentalisme memang
muncul pertama kali di Amerika Serikat dan dipakai untuk menyebut gerakan dalam Kristen
Protestan yang benarbenar menjaga sesuatu mendasar pada keyakinan tersebut. Tetapi,
setelah itu istilah fundamentalisme tak hanya dipakai untuk agama Kristen, istilah ini juga
dipakai oleh penganut-penganut agama-agama lainnya yang ada kemiripan dengan gerakan
tadi. Hingga banyak sekali yang memandang negatif pada istilah ini.
stilah fundamentalis banyak sekali pemakaian kata fundamentalis dengan makna
yang berbeda.
 Pertama, fundamentalisme dalam arti teologis yang menunjuk pada suatu pandangan
tertentu mengenai kitab suci dan bagaimana pandangan itu terbentuk.
 Kedua, dalam arti filosofis menunjuk pada sikap bermusuhan terhadap metode kritis
untuk mendekati studi kitab suci.
 Ketiga, dalam aspek sosiologis terkait dengan keanggotaan dalam suatu kelompok
dan orang-orang yang berada diluar kelompok mereka dianggap bersalah atau buka
orang beriman yang sebenarnya.
 Keempat, dalam arti historis tentang keagamaan konservatif atau berusaha pada asal
dari keimanan, kembali pada fondasi.
 Kelima, dalam arti politik yang sering digunakan yakni menunjuk pada usaha untuk
melakukan revolusi atas nama agama.

B. Pengertian Fundamentalisme Islam


Fundamentalisme Islam diartikan sebagai gerakan umat Muslim konservatif yang berniat
mengembalikan nilai fundamental agama kemudian hidup mirip seperti gaya hidup nabi
Muhammad dan para sahabat Nabi. Kaum fundamentalis Islam menggunakan "tafsiran
harfiah dan orisinalis" terhadap sumber-sumber primer Islam (Al-Quran dan Sunnah), untuk
menyingkirkan (apa yang mereka anggap) pengaruh-pengaruh nonIslam yang "merusak" dari
setiap bagian dari kehidupan mereka dan memandang "fundamentalisme Islam" sebagai
istilah ejekan yang dipakai oleh orang luar untuk kebangkitan Islam dan kegiatan Islamis.
Dilihat dari segi makro, maka sebenarnya fundamentalisme itu muncul karena situasi politik,
dimanapun itu. Dapat dibuktikan saat masa kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib yang saat itu
situasi politiknya sangat tidak kondusif. Karena ada pendukung Ali dan Mu’awiyyah, hingga
terjadi perpecahan dan semapt terjadi saling membunuh. Hingga ada kelompok yang
mengatakan tidak mendukung keduanya yang disebut Khawarij, mereka awalnya mendukung
Ali, tetapi karena keadaan seperti itu maka mereka memutuskan untuk keluar dari kelompok
Ali. Dan mereka berseteru bahwa Laa hukma illa lillah karena kekecewaan mereka. Jadi, tak
heran jika akhir-akhir ini banyak tudingan tentang fundamentalisme Islam merupakan bagian
dari politisasi Islam. Islam dijadikan sebagai ideologi politik alternative

C. Ciri-ciri
Menurut Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, M.A, ciri-ciri umum dari fundamentalisme Islam yaitu
1. gerakan-gerakan Islam yang secara politik menjadikan Islam sebagai ideology dan secara
budaya menjadikan barat sebagai the others.
2. memiliki prinsip yang mengarah pada paham perlawanan (oppotionalisme)
3. penolakan terhadap hermeneutika, karena pemahaman Alquran sepenuhnya adalah
skriptualistik
4. dan secara epistemologis, dalam wilayah gerakan sosial-politik menolak pluralisme dan
realativisme.
5. serta menolak perkembangan historis dan sosiologis, karena dalam pandangan mereka,
“umat manusia yang tengah melakukan aktivitas sejarah di dunia harus menyesuaikan
diri dengan teks Alquran, bukan sebaliknya”

D. Karakteristik gerakan fundamentalisme Islam diantaranya adalah :


1. mereka beranggapan bahwa kebenaran yang sebenar-benarnya hanya ada pada teks-teks
agama dan menolak pemahaman kontekstual terhadap teks agama. Mereka berpendapat
bahwa sesuatu yang diluar teks itu tidak benar, dan mereka tidak memberikan ruang
kepada pemahaman dan penafsiran selain dari mereka.
2. mereka menolak pluralisme dan relativisme, bagi mereka pluralisme merupakan produk
yang salah dari pemahaman terhadap teks suci. Sedangkan relativisme merupakan
pandangan yang tidak selaras dengan pandangan kaum fundamentalis.
3. kaum fundamentalis menganggap dialah yang paling benar dalam menafsirkan teks
agama, mereka memonopoli kebenaran atas penafsiran teks agama. Dan yang lebih parah,
mereka mengklaim bahwa pendapat mereka yang paling benar dan pendapat kelompok
lain salah. Padahal dalam Islam perbedaan pendapat itu sudah biasa, seperti terlahirnya
banyak madzhab. Sikap inilah yang akhirnya membuat potensi terjadinya kekerasan,
mereka berdalih atas nama agama atau bahkan untuk membela Islam.
4. gerakan fundamentalis memang selalu dihubungkan dengan intoleran, radikalisme dan
pandangan sejenisnya. Hal ini disebabkan, saat fundamentalis mengambil perlawanan
untuk menjaga eksistensi agama seperti bentuk modernisme atau modernitas tata nilai
Barat pada umumnya, mereka melakukan perlawanan tidak semuanya memilih jalan
kekerasan, tetapi karena ada yang bersikap tidak sabar saat melihat yang menurut mereka
penyimpangan dalam masyarakat, saat itulah mereka melakukan tindakan kekerasan atas
perilaku mereka.
E. Contoh-contoh Fundamentalisme Islam
Gerakan fundamentalis bukanlah hal yang baru di Indonesia. Sejak zaman orde lama hingga
era reformasi, gerakan fundamentalis terus berkembang dengan wajah yang berbeda.
Fundamentalis diartikan sebagai aliran atau paham yang memiliki upaya untuk kembali
kepada apa yang diyakini sebagai dasar-dasar atau asas-asas. Dalam konteks tersebut,
gerakan fundamentalis yaitu sebuah kelompok yang memahami dasar-dasar keagamaan,
politik, budaya dan lainnya dengan orientasi penafsiran yangrigiddanliteral. Munculnya
gerakan keagamaan yang berkarakter fundamentalis merupakan fenomena penting yang turut
mewarnai citra Islam kontemporer di Indonesia. Istilah Islam fundamentalis sebagai sebuah
kesatuan dari berbagai fenomena sosial keagamaan kelompok-kelompok muslim merupakan
hal yang demikian kompleks. Islam fundamentalis tidak sepenuhnya mampu mendiskripsikan
fenomena yang beragam atas gerakan-gerakan keagamaan yang muncul di Indonesia.
Berdasarkan karakteristik yang menjadi platform gerakan fundamentalis yang tekah
dipaparkan di depan, di Indonesia terdapat beberapa kelompok yang diasumsikan sebagai
kelompok Islam fundamentalis di antaranya adalah Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI), Forum Komunikasi Ahlusunnah Wal Jamaah (FKAWJ), Majlis Mujahidin
Indonesia (MMI)

F. Faktor
Kemunculan fundamentalisme di dunia Islam disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu adanya
represi (penindasan) politik, kegagalan rezim sekular dalam merumuskan kebijakan dan
mengimplementasikannya di dalam kehidupan masyarakat, respon terhadap Barat
(rasionalisasi, modernisasi, sekularisasi dan kapitalisme).

G. Tujuan
Tujuan utama kaum fundamentalis Islam merupakan issue yang teramat penting. Perumusan
cita-cita ini biasanya menjadi pintu masuk bagi para pemimpin fundamentalisme dalam
mengkonstruksi ideologi, doktrin, organisasi, gerakan serta pendekatan yang akan ditempuh.
Secara umum para pemimpin gerakan ini bertujuan mengintegrasikan nilai-nilai agama
kedalam kehidupan sosial-politik (din wa daulah). Tujuan utamanya adalah "negara Islam'.
Namun, tujuan antaranya adalah "mengislamkan masyarakat". Hal ini jelas tergambar dari
visi para ideolog dan penganjur fundamentalisme Islam yang membentuk pemikiran
Islamisme abad ini. Seperti Hasan al-Banna dan Sayyid Quthb di Mesir, Ali al-Nadawi dan
Sayyid Abul A'la alMawdudi di India, bahwa sejarah Islam adalah suatu rekonstruksi untuk
menunjukkan suatu bentuk kepatuhan perennial negara terhadap agama. Karena itu, bagi
seorang Muslim, kepatuhan itu semestinya bukan kepada negara. Tetapi, kepada komunitas
Islam. Untuk menjamin hal tersebut yang dituntut adalah pemberlakuan Syariat Islam dalam
pembentukan negara Islam. Karenanya, perjuangan menegakkan Syariat Islam ini merupakan
salah satu tren terpenting dalam gerakan fundamentalisme Islam. Selain dimotivasi oleh
keinginan mengislamkan masyarakat atau bahkan mendirikan negara Islam, dalam wacana
fundamentalisme penegakkan Syariat Islam sesungguhnya merupakan usaha merekonstruksi
identitas

H. Sikap terhadap kaum fundamentalis


Dilihat dari substansinya, pandangan, sikap dan keyakinan keagamaan kaum
fundamentalis tidak keluar dari Islam. Mereka termasuk orang muslim dan mukmin yang
taat, bahkan dapat dikatakan bahwa mereka sangat berpegang teguh pada ajaran Islam serta
ingin memperjuangkannya dengan segala upaya dan kemampuan yang dimiliki agar ajaran
Islam, yang mereka pahami dengan benar dapat dilaksanakan oleh seluruh umat manusia
tanpa kecuali. Dengan demikian, kehadiran fundamentalisme tidak mesti direspon secara
searah dan dengan pandangan negatif.Menurut Machasin, orang dapat mengambil pelajaran
berharga dari sikap dan kegiatan kaum fundamentalis. Anggota- anggota mereka terlihat
mempunyai kesetiaan yang kuat pada prinsip yang dianut. Kesetiaan semacam itu sangat
diperlukan dalam kehidupan ini. Apa yang dapat dilakukan dalam mengubah keadaan yang
tidak adil, tidak aman, tidak memberikan kemungkinan bagi setiap warga masyarakat untuk
berpartisipasi dan seterusnya kalau orang tidak setia kepada prinsip? Dalam hal ini, semua itu
hendaknya dijalankan dengan cara yang santun dan tidak menakutkan orang lain.
Dari militansi yang terlihat dalam kelompok fundamentalis, dapat diambil pelajaran
mengenai semangat kerja, dan kemauan untuk bekerja keras. Kemalasan dan kelemahan
semangat merupakan penyakit yang menimpa kaum muslimin negeri ini untuk waktu yang
cukup lama. Fundamentalisme mengajak manusia untuk berbuat, dan untuk tidak diam saja
karena pilihan lainnya adalah perubahan ke arah yang lebih buruk.Eksklusivitas kaum
fundamentalis dapat dipakai untuk membangun kerja tim dalam kehidupan masyarakat Islam.
Ekslusivitas memang jelek dan kadang-kadang menakutkan, namun pada kelompok-
kelompok eksklusif seperti yang ditunjukkan fundamentalisme Islam terlihat dengan jelas
solidaritas sesama anggota. Sebagai sebuah kelompok, mereka memiliki ikatan solidaritas
yang cukup tinggi, kokoh, militan dan rela menerima resiko dari sebuah perjuangan. Ini tidak
untuk mengatakan bahwa fundamentalisme Islam mesti didukung. Bersamaan dengan itu,
terdapat beberapa catatan yang menyebabkan kaum fundamentalis dapat dikatakan
memperlihatkan sikap yang kurang baik, di antaranya adalah sebagai berikut.Pertama, dari
segi keyakinan keagamaannya, mereka bersikap rigid dan literalis. Kaum fundamentalis lebih
menekankan simbol-simbol keagamaan daripada substansinya.

Anda mungkin juga menyukai