Hal-hal yang berurusan dengan emosi memang agak cenderung sulit untuk
dipahami anak kecil. Maka dari itu, penting untuk mengajari mereka pengendalian
diri sedari dini.
Ini perlu dilakukan untuk membuat mereka terhindari dari memiliki kecerdasan
emosional yang buruk, yang dapat memengaruhi kebahagiaan jangka panjang
mereka.
Tentunya, orang tua memiliki peran penting dalam menjalankan strategi tersebut.
Menerapkan keterampilan pengendalian diri sedari kecil akan sangat berdampak
hingga dewasa nanti.
Inilah sebabnya mengapa balita lebih banyak menunjukkan perilaku keras kepala,
mengamuk tanpa memikirkan konsekuensinya, dan sering gagal dalam memahami
suatu situasi di sekitar mereka.
Sebaliknya, anak-anak yang gagal memperoleh pengendalian diri sering kali dapat
berjuang untuk membentuk ikatan sosial yang sehat dan kuat, menemukan
pasangan hidup, dan menjalani kehidupan yang bahagia.
Sebagai orang tua, Moms harus memastikan bahwa Si Kecil dapat berkembang
dan belajar untuk mengendalikan hingga mereka tumbuh dewasa.
Anak-anak dengan kontrol diri yang terbatas sering kali menyebabkan diri
mereka dalam situasi yang memalukan secara sosial, yang selanjutnya berdampak
pada harga diri.
Untuk itu, Moms dan Dads wajib melakukan strategi yang tepat untuk membantu
anak mengembangkan keterampilan pengendalian diri.
Berikut beberapa contoh strategi yang bisa para orang tua gunakan, meliputi:
Anak kecil umumnya memang masih kekurangan empati dan keterampilan kontrol
diri, sehingga mereka sering kali membuat ulah dan tidak mendengarkan omongan
orang tuanya.
Namun sebagai orang tua, Moms harus memahami bahwa anak sedang mencoba
untuk menguasai segala sesuatu yang berada di sekitar mereka.
Maka dari itu, Moms dapat mengajari mereka kata-kata yang dapat membantu
anak dalam mengekspresikan perasaan dan emosi mereka, guna pengendalian diri
yang lebih baik.
Anak-anak selalu memerhatikan orang tua dalam menyerap setiap tindakan, kata-
kata, dan perilaku.
Misalnya, ketika sedang memiliki perasaan marah, Moms bisa mengatakan, “Mama
butuh waktu untuk menenangkan diri karena sedang marah,” dan kemudian
menghabiskan waktu sendirian di dalam kamar.
Dengan begitu, anak akan menangkap perilaku positif tersebut dan mencontohnya
ketika mereka merasa marah atau frustrasi.
Kebanyakan anak dapat dengan mudah berubah atau kehilangan kendali karena
tidak dapat melampiaskan perasaan dan emosi mereka dengan jelas.
Jika Moms melihat anak kehilangan kendali diri dalam suatu situasi, segera
berbicara dengan mereka.
Tanamkan kepercayaan pada Si Kecil dan beri tahu mereka bahwa Moms selalu
ada untuk mereka jika perlu mendiskusikan suatu masalah.
Jika Moms memiliki anak dengan usia yang sudah cukup besar dan mengalami
kesulitan untuk memahami berbagai hal dan masih berjuang untuk
mengembangkan pengendalian diri, Moms dapat mendorong mereka untuk
memikirkan apa yang menyebabkan mereka bereaksi terhadap situasi yang
diaalmi.
Ajari anak untuk memikirkan mengapa mereka marah sebelum menanggapi situasi
apa pun, dan pujilah mereka ketika mereka berlatih mengendalikan diri.
Permainan sederhana seperti "lampu merah, lampu hijau" sangat baik dalam
memperkenalkan anak-anak pada konsep mengendalikan diri dan memikirkan
langkah mereka selanjutnya.
Selain itu, memberi anak-anak kesempatan untuk menulis jurnal atau buku harian
mereka sendiri, serta mendorong mereka untuk menggambar atau menulis puisi
atau cerita tentang apa yang mereka alami juga dapat menciptakan kreativitas
yang dapat membantu anak-anak mengendalikan diri.
Berikut beberapa contoh permainan yang bisa Moms coba dalam mendukung anak
dalam mengendalikan diri, meliputi:
Jenga (mainan balok yang dimainkan dengan cara memindahkan balok dari
susunannya).
Bermain pola tepuk tangan.
Permainan lampu merah, lampu hijau.
Pengendalian diri merupakan tantangan seumur hidup dan kebiasaan baik yang
wajib dibangun sejak dini.