Anda di halaman 1dari 5

Hiperaktif Dan Solusinya

Hiperaktif Dan Solusinya

Pengertian Hiperaktif

Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal yang
disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.
Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian.
Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga rentang
konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainnya
dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Atau
bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger otak, trauma kepala karena persalinan sulit
atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

Ciri-ciri Anak Hiperaktif


1. Tidak fokus,
Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa konsentrasi lebih dari lima menit. Tidak
memiliki focus yang jelas dan melakukan sesuatu tanpa tujuan. Cenderung tidak mampu
melakukan sosialisasi dengan baik.
2. Sulit untuk dikendalikan
Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal. Keinginannya harus segera dipenuhi. Tidak
bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan.
3. Impulsif,
Melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Selalu ingin meraih dan
memegang apapun yang ada di depannya. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak
usia prasekolah dasar, atau sebelum mereka berusia 7tahun.
4. Menentang,
Umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang/tidak mau dinasehati. Penolakannya
ditunjukkan dengan sikap cuek.
5. Destruktif,
Destruksif atau merusak. Merusak mainan yang dimainkannya dan cenderung
menghancurkan sangat besar.
6. Tidak kenal lelah,
Sering tidak menunjukkan sikap lelah, hal inilah yang sering kali membuat orang tua
kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.
7. Tidak sabar dan usil,
Ketika bermain tidak mau menunggu giliran,tetapi langsung merebut. Sering pula mengusili
teman-temannya tanpa alas an yang jelas.
8. Intelektualitas rendah,
Sering kali anak dengan gangguan hiperaktif memiliki intelektualitas di bawah rata-rata anak
normal. Mungkin dikarenakan secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak
bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.

Sifat atau sikap anak-anak hiperaktif


- Anak-anak hiperaktif biasanya akan bersikap degil.
- Mereka suka membantah.
- Suka melanggar peraturan terutama di sekolah.
- Lalai dan tidak memberi tumpuan.
- Sering merasa tidak puashati.
- Sering tertekan.
- Menghadapi masalah dalam pelajaran.
- Menghadapi masalah dalam hubungan sosial.
- Cepat takut dan risau.
- Suka berpeluh dan mengalami masalah sakit perut atau cirit birit.

Mendeteksi Anak hiperaktif

Sebelum kita mengklaim anak-anak hiperaktif, sebaiknya langkah-langkah yang perlu


dilakukan adalah sebagai berikut:
PERIKSALAH.
Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai hiperaktif. Karena itu,
perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Yang harus dilakukan adalah
mengkonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak. Ini
penting karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik
anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan bersosialisasi. Tujuannya untuk
mendapatkan petunjuk dari orang yang tepat tentang apa saja yang bisa dilakukan di rumah.
Selain itu juga berguna untuk menghapus rasa bersalah dan memperbaiki sikap
agar tak terlalu menuntut anak secara berlebihan. Di sini biasanya para ahli akan memberikan
obat yang sesuai atau sebuah terapi.

PAHAMILAH.
Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula jika anggota keluarga mengikuti
support group dan parenting skill-training. Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan
perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual)
maupun fisiologis. Jika si anak merasa bahwa orang tua dan anggota keluarga lain bisa
mengerti keinginannya, perasaannya, frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan
kemungkinan anak bisa tumbuh seperti anak-anak normal lainnya.

LATIH kefokusannya.
Jangan menekannya, terima kaadaannya. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi
konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Jika anak tidak bisa diam di satu
tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajaklah untuk duduk diam.
Mintalah agar anak menatap mata Anda ketika berbicara atau diajak berbicara. Berilah arahan
dengan nada yang lembuat, tanpa harus membenatak. Arahan ini penting sekali untuk melatih
anak disiplin dan berkonsentrasi pada satu pekerjaan. Harus dilakukan dengan konsisten. Jika
meminta dia melakukan sesuatu, jangan memberikannya ancaman tapi pengertian, yang
membuatnya tahu kenapa harus melakukan itu.

TELATENLAH.
Jika dia telah betah untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata
dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf.
Latihan ini juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah.
Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Latihan
ini sangat berguna untuk melatih motorik halusnya. Bisa pula mulai diberikan latihan
berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka dibawah 10. Setelah
itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar. Jika empat fase di atas telah dapat
dilewati, bersyukurlah, pasti keaktifan anak sudah dapat difokuskan untuk perkembangan
jiwanya. Ini juga akan sangat membantu dalam menjaganya. Dan kini, memasuki tahap
berikutnya, bagaimana harus bekerjasama dengannya.

BANGKITKAN kepercayaan dirinya.


Jika mampu, ini juga bisa dipelajari, gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti
menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib
atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar, memberikan disiplin yang konsisten, dan
selalu memonitor perilaku anak. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.
Di samping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan
orang tua. Misalnya, dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat
anak melanggarnya, orangtua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan
orang tua sebelumnya. Dalam tahap ini, usahakan emosi berada di titik stabil, sehingga dia
tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat, anak hiperaktif rata-rata juga
sangat sensitif.

KENALI arah minatnya.


Jika dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya
tujuan dari keaktifannya. Jangan dilarang semuanya, nanti anak akan prustasi. Yang paling
penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara dini. Dengan begitu,
dapat memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan
energinya. Misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau berenang,
agar anak belajar bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial karena ia harus mengikuti
tatacara kelompoknya.

MINTA dia bicara.


Ini sangat penting diterapkan. Ingat, anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan
bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi
agar ia mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya. Misalnya
melakukan aktivitas bersama, sehingga mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi dengan
teman dan lingkungan. Ini memang butuh kesabaran dan kelembutan.
Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi si kecil memang butuh waktu. Terlebih dulu ia
harus dilengkapi dengan sikap menghargai, tenggang rasa, saling memahami, dan berempati,
ujar Susan Barron, Ph.D, Direktur Pusat Perkembangan dan Pembelajaran Mount Sinai
Medical Center di New York dalam salah satu artikelnya di majalah Child.

SIAP bahu-membahu.
Jika dia telah mampu mengungkapkan pikirannya, segera membantunya mewujudkan apa
yang dia inginkan. Jangan ragu. Bila perlu, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar guru
memahami kondisi anak yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu membentak, menganggap
anak nakal, atau mengucilkan, karena akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya.
Kerjasama ini juga penting karena anak sulit berkosentrasi dan menyerap pelajaran dengan
baik. Dibutuhkan kesabaran dan bimbingan dari guru bagi anak hiperaktif.
Sesungguhnya anak hiperaktif tidak berbahaya, hanya saja butuh SENTUHAN dan
PERHATIAN LEBIH. Jika itu dia dapatkan, anak akan berubah jadi JENIUS yang bukan tak
mungkin, akan mengubah dunia.
Penanganan untuk anak-anak Hiperaktif

Hal utama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penanganan adalah menerima dan
memahami kondisi anak, ini didasari karena keterbatasan dan gangguan yang dialami. Selain
itu kerja sama tim yang terdiri dari dokter, dokter spesialis, psikolog, psikiater, guru dan
orang tua sangat diperlukan dalam proses identifikasi.
Pada beberapa kasus, anak-anak dengan gangguan ini membutuhkan terapi, seperti terapi
remedial, terapi integrasi sensori maupun terapi yang lain yang sesuai dengan kebutuhannya.
Stimulan
Sebagian besar anak-anak penderita hiperaktif mendapat perawatan medis berupa obat-obatan
stimulan. Stimulan dapat dipercaya dapat meningkatkan produksi dopamine dan
norepinephrine yaitu neurotransmitter otak yang penting untuk kemampuan memusatkan
perhatian dan mengontrol perilaku.
Mengkonsumsi stimulant, anak akan mengikuti terapi dan modifikasi perilaku. Setelah terapi
dan modifikasi perilaku membuahkan hasil, dosis stimulan akan dikurangi secara bertahap
sampai akhirnya lepas obat sama sekali.
Diet modifikasi
Anak-anak penderita hiperaktif melaksanakan diet tanpa makanan pencetus energi. Yaitu
makanan yang mengandung salisilat alami, seperti jeruk, apel, apricot, beri dan anggur. Juga
makanan yang mengandung zat tambahan buatan, seperti pengawet, pemanis, pewarna,
penyedap. Jelas diet ini memerlukan perhatian khusus saat orang tua menyajikan makanan.
Setelah menjalankan diet ketat selama beberpa lama, makanan yang dicurigai sebagai
pencetus alergi dapat diberikan kembali satu persatu ke dalam menu. Jika muncul perubahan
tingkah laku pada anak, misal menjadi hiperaktif kembali, makanan tersebut jangan
diberikan. Pemberian suplemen vitamin dan mineral akan sangat membantu kemajuan anak.
Rawatan Akupunktur dan Herba
Menurut kajian, mengkonsumsi obat secara tidak teratur dan keterlaluan semasa hamil boleh
menyumbang kepada permasalahan ini. Hasil kajian menunjukkan anak-anak ini mempunyai
tahap glukosa asli yang rendah berbanding anak-anak normal. Rawatan ini mengambil masa
selama 1 jam bagi setiap sesi dan menggunakan obat herba yang berbentuk serbuk
halus.Tempoh atau jangka masa rawatan yang perlu bergantung kepada setiap anak-anak
penderita hiperaktif. Namun apa yang dapat di lihat pada setiap kali sesi akupunktur ialah
perubahan kebiasaan anak-anak hiperaktif untuk mengecapi hidup yang lebih bermakna.

Anda mungkin juga menyukai