Anda di halaman 1dari 12

JENIS-JENIS GANGGUAN PERILAKU DAN

PENANGANANNYA
TINGKAT 2B D3 KEPERAWATAN
KELOMPOK 4 :
TIA GITA CAHYANI PUTRI INAYAH
HILVIZA SALPITRI DEBI KURNIAWAN
RISKA AMELIA ARNI BADRIAH
INTAN PUTRI WALUYANIMGSIH MUHAMMAD SABKI
MELIZA
1. Attention deficit hyperactivity disorder
(ADHD)
Tipe-tipe ADHD yaitu :
● Rentan perhatian pendek ialah ketidak mampuan seseorang untuk
memfokuskan dan mempertahankan perhatian secara selektif. Baik pada
kegiatan belajar maupun bermain.
● Hiperaktifitas
Adalah perilaku yang memperlihatkan gerakan yang berlebihan, tanpa
tujuan, dan sukar untuk memperhatikan. Umumnya mereka tidak bisa diam
dan bersikap semaunya.
● Impulsivitas
Adalah pola tingkah laku yang tiba-tiba, tanpa difikir terlebih dahulu, dan
bertindak sesuai implus yang meggerakannya. Dalam perkataan lain anak
bertindak menurut garak hati atau drongan sesaat.
2. Cacat mental
Cacat mental sama artinya dengan retardasi mental, lemah mental, keterbelakangan
mental, mental defektif.

Ada beberapa pertanda yang dapat digunakan untuk mengenali anak cacat mental (S.
M. Lumbantobing, 2001).
• Sejak lahir perkembangan mentalnya terbelakang disemua aspek
perkembangan. Kecuali perkembangan motorik misalnya: mereka dapat berdiri,
merangkak, dan berjalan.
• Terbelakang dalam perkembangan bicara.
• Kurang memberi perhatian terhadap sekitarnya, misalnya: tidak bereaksi
terhadap bunyi atau suara yang terdengar.
• Kurang dapat berkonsentrasi. Perhatian terhadap mainan hanya berlangsung
singkat atau bila diberi mainan tidak mengacuhkannya.
• Kesiagaannya kurang, misalnya jika mainannya jatuh dihadapannya ia tidak
berusaha mengambilnya.
• Kurang memberi respon terhadap lingkungan jika dibanding dengan anak
normal.
• Usia 2-3 tahunmasih suka memasukan mainan kedalam mulutnya.
3. Kesulitan Berbicara
Anak dikatakan mengalami kesulitan belajar jika secara umum berbicara
anak tidak sesuai dengan kemampuan anak seusianya serta mengandung
berbagai kesulitan dalam artikulasi, penyuaraan, dan kelancaran berbicara.

Ciri-ciri anak mengalami kesulitan berbicara adalah jika anak:


• Tidak jelas mengucapkan kata misalnya “doloy” untuk “tolong”
• Mengalami kelainan nada, kenyaringan suara, dan kualitas anak.
• Tidak lancar dalam mengucapkan kata-kata. Misalnya jika anak
berbicara dengan suara cepat atau tersendat sendat sehingga ucapannya
tidak jelas jika ia berbicara dengan orang lain.
4. Temper Tantrum
Anak temper tantrum adalah anak yang marah secara berlebihan.
Perilaku ini sering terjadi pada anak berusia 4 tahun. Kebiasaan
mengamuk akan lebih sering dilakukan bila anak mengetahui bahwa
dengan cara ini keingiannya akan dipenuhi.

5. Agresifitas
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun
verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa
permusuhan. Tingkah laku agresif ini mengakibatkan kerugian atau
malukai orang lain.
6. Kecemasan dan
Depresi
Gangguan kecemasan akibat perpisahan adalah gangguan masa
kanak-kanak yang ditandai dengan rasa takut berpisah dari orang
yang paling dekat dengannya seperti orang tua, saudara, dll.
Gejalanya antara lain berupa mimpi buruk, sakit perut, mual dan
muntah saat mengantisipasi perpisahan. Gangguan kecemasan ini
dapat berlanjut hingga depresi.

Depresi pada anak – anak dan remaja tidaklah berbeda dengan orang
dewasa, mereka memiliki perasaan tidak berdaya, kecenderungan
untuk menyalahkan diri sendiri.
7. Conduct Disorder
(CD)
Adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering
menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah yang disebabkan
sejak kecil orangtua tidak mengajarkan perilaku benar dan salah pada
anak. Ciri – cirinya seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap
guru.

8. Oppositional Defiant Disorder ( ODD)


Perilaku dalam gangguan ini menunjukkan sikap menentang, seperti
berargumentasi, kasar, marah, toleransi yang rendah terhadap frustasi,
dan menggunakan minuman keras, zat terlarang, atau keduanya. 
Penanganan Gangguan Perilaku
1. Perawatan berbasis komunitas, yaitu dengan cara-cara :

● Pencegahan primer melalui berbagai program sosial yang ditujukan untuk


menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak. Contohnya adalah
perawatan pranatal awal, program penanganan dini bagi orang tua dengan faktor
resiko yang sudah diketahui dalam membesarkan anak, dan mengidentifikasi anak-
anak yang berisiko untuk memberikan dukungan dan pendidikan kepada orang tua
dari anak-anak ini.

● Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara dini pada anak-anak yang
mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat segera
dilakukan. Metodenya meliputi konseling individu dengan program bimbingan
sekolah dan rujukan kesehatan jiwa komunitas, layanan intervensi krisis bagi
keluarga yang mengalami situasi traumatik, konseling kelompok di sekolah, dan
konseling teman sebaya.
Penanganan Gangguan Perilaku
● Dukungan terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui psikoterapi individu, terapi
bermain, dan program pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu
berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal. Metode pengobatan perilaku pada
umumnya digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan metode
koping.

● Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga. Penting untuk membantu keluarga


mendapatkan keterampilan dan bantuan yang diperlukan guna membuat perubahan
yang dapat meningkatkan fungsi dari semua anggota keluarga.
Penanganan Gangguan Perilaku
2. Pengobatan berbasis rumah sakit dan Rehabilitasi.

● Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja, terdapat di rumah sakit jiwa.
Pengobatan di unit-unit ini biasanya diberikan untuk klien yang tidak sembuh
dengan metode alternatif, atau bagi klien yang beresiko tinggi melakukan kekerasan
terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.

● Program hospitalisasi parsial juga tersedia, memberikan program sekolah di tempat


(on-site) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus anak yang menderita
penyakit jiwa. Seklusi dan restrein untuk mengendalikan perilaku disruptif masi
menjadi kontroversi. Penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat bersifat
traumatik pada anak-anak dan tidak efektif untuk pembelajaran respon adaptif.
Tindakan yang kurang restriktif meliputi istirahat (time-out), penahanan terapeutik,
menghindari adu kekuatan, dan intervensi dini untuk mencegah memburuknya
perilaku.
Penanganan Gangguan Perilaku
● Medikasi digunakan sebagai satu metode pengobatan. Medikasi psikotropik
digunakan dengan hati-hati pada klien anak-anak dan remaja karena
memiliki efek samping yang beragam. Pemberian metode ini berdasarkan :
○ Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja mempengaruhi jumlah dosis, respon
klinis, dan efek samping dari medikasi psikotropik.

○ Perbedaan perkembangan neurotransmiter pada anak-anak dapat


mempengaruhi hasil pengobatan psikotropik, mengakibatkan hasil yang tidak
konsisten, terutama dengan antidepresan trisiklik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai