Anda di halaman 1dari 19

lansia demensia/CMHN/Sept2005 1

MODULVI.C
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA

Masalah demensia sering terjadi pada pasien lansia yang berumur diatas 60 tahun
dan sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk lanjut usia di Indonesia
mengalami demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranya adalah
alzeimer.Berdasarkan hasil pengkajian pada daerah paska bencana alam tsunami ternyata
banyak ditemukan kasus lansia dengan alzeimer.
Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia.

A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan pasien lansia dengan demensia
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien lansia dengan demensia
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien lansia untuk mangatasi masalah
demensia
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga untuk mengatasi masalah
demensia pada lansia
5. Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien
lansia dengan demensia.
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia.

B. Mengkaji Pasien Lansia Dengan Demensia


Demensia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran.
Demensia atau kepikunan seringkali dianggap wajar terjadi pada lanjut usia karena
merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Faktor ketidaktahuan, baik dari
pihak keluarga, masyarakat maupun pihak tenaga kesehatan mengenai tanda dan gejala
demensia, dapat menyebabkan demensia sering tidak terdeteksi dan lambat ditangani.
Seiring dengan meningkatnya jumlah usia lanjut di Indonesia, masalah demensia ini
lansia demensia/CMHN/Sept2005 2

semakin sering dijumpai. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini penting dimiliki
agar penyakit demensia dapat dideteksi dan ditangani sedini mungkin.

Demensia ditandai dengan:


1. Sukar melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang kata-kata
4. Tidak mengenal waktu, ruang dan tempat, misalnya tidur di ruang makan
5. Cepat marah dan sulit di atur.
6. Daya ingat hilang
7. Sulit belajar dan mengingat informasi baru
8. Kurang konsentrasi
9. Kurang kebersihan diri
10. Risiko kecelakaan: jatuh
11. Tremor
12. Kurang koordinasi gerakan.

1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia


Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan demensia, pertama-tama saudara
harus membina hubungan saling percaya dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: Asaalamualaikum
b. Perkenalkan nama saudara dan nama panggilan termasuk menyampaikan bahwa
saudara adalah perawat yang akan merawat pasien.
c. Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
d. Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.
e. Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas tersebut.
f. Bersikap empati
g. Gunakan kalimat yang singkat, jelas, sederhana dan mudah dimengerti (hindari
istilah yang tidak umum)
h. Bicara lambat , ucapkan kata atau kalimat dengan jelas dan jika memberikan
pertanyaan beri waktu kepada pasien untuk memikirkan jawabannya
lansia demensia/CMHN/Sept2005 3

i. Tanya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dengan kata-kata
yang sama.
j. Volume suara ditingkatkan dengan nada rendah jika ada gangguan pendengaran.
k. Komunikasi verbal disertai dengan non verbal yang baik
l. Sikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks dan
terbuka
m. Ciptakan lingkungan yang terapeutik pada saat berkomunikasi dengan pasien:
 Tidak berisik atau ribut
 Ruangan nyaman, cahaya dan ventilasi cukup
 Jarak disesuaikan, untuk meminimalkan gangguan.
Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia demensia.
“ Assalamualaikum pak, bu”!
“ Saya pak……, saya senang dipanggil pak…….., saya perawat dari puskesmas……
yang datang untuk merawat bapak/ibu”
“ Nama bapak/ibu siapa?”
“ Senang diapanggil siapa?”
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini”?
“ Saya mendapat tugas untuk merawat bapak/ibu”.

2. Mengkaji pasien lansia dengan demensia


Untuk mengkaji pasien lansia dengan demensia, saudara dapat menggunakan tehnik
mengobservasi prilaku pasien dan wawancara langsung dengan pasien dan keluarganya.
Observasi yang saudara lakukan terutama untuk mengkaji data objektif demensia:
a. Kurang konsentrasi
b. Kurang kebersihan diri
c. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
d. Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
e. Tremor
f. Kurang kordinasi gerak
g. Aktiftas terbatas
h. Sering mengulang kata-kata.
lansia demensia/CMHN/Sept2005 4

Aspek psikososial yang perlu dikaji adalah: apakah lansia mengalami kebingungan,
kecemasan, menunjukkan afek yang labil/ datar/ tidak sesuai.
Data subjektif didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan Mini Mental State
Examination (MMSE). Untuk pemeriksaan fungsi kognitif:
MMSE dilakukan untuk mengkaji fungsi kognitif yang mencakup: orientasi, registrasi,
atensi dan kalkulasi serta mengingat dan bahasa.
lansia demensia/CMHN/Sept2005 5

Mini Mental State Examination


Nama pasien : ................. Nama pewawancara :...................
Usia pasien :.................... Tanggal wawancara :...................
Pendidikan :..................... Waktu wawancara :....................

Skor Skor Pasien Pertanyaan Ket


max
5 Sekarang (hari), (tgl), (bulan), (tahun) siang/malam? Orientasi
5 Sekarang kita berada dimana? (lorong), (dusun), Orientasi
(kelurahan), (kabupaten), (propinsi)
3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda; almari, Registrasi
sepatu, buku, satu detik untuk setiap benda.
Lansia mengulang ke 3 nama benda tsb. Berikan nilai 1
untuk setiap jawaban yang benar
5 Hitunglah mundur dari 10.000 kebawah dengan Atensi dan
pengurangan Rp. 1000 dari Rp. 10.000 ke bawah (Nilai 1
Kalkulasi
untuk jawaban yang benar), berhenti setelah lima
hitungan ( 9.000, 8.000, 7.000, 6.000, 5.000).
3 Tanyakan kembali nama 3 benda yang telah disebutkan Mengingat
di atas. Berilah nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.
9  Apakah nama benda ini? Perlihatkan pensil dan Bahasa
jam tangan (Nilai 2) Jika jawaban benar
 Ulangilah kalimat berikut:“saya ingin sehat” (nilai 1)
 Laksanakan 3 buah perintah ini: “Peganglah
selembar kertas dengan tangan kanan, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di
lantai!: (nilai 3)
 Bacalah dan laksanakan perintah berikut:
“pejamkan mata anda!” (nilai 1)
 Tulislah sebuah kalimat:”Allahu Akbar dalam
bahasa Arab” (nilai 1)
 Tirulah gambar ini: pohon (nilai 1).
HASIL: Nilai 27 – 30 : Normal
Nilai 21 - 26 : Demensia Ringan
Nilai 11 - 20 : Demensia Sedang
Nilai <10 : Demensia Berat (Stadium Lanjut)
lansia demensia/CMHN/Sept2005 6

Latihan 2. Contoh percakapan cara mengkaji fungsi kognitif pasien lansia


Orientasi:
“Assalamualaikum pak, nama saya suster........ paggilannya .............., Nama bapak
siapa?, suka dipanggil apa? Saya perawat puskesmas yang akan merawat bapak, saya
akan datang secara berkala setiap tiga hari.“ Bagaimana perasaan Bapak pagi ini?”, “
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan bapak, selama 15 menit?
Kerja:
” Coba bapak sebutkan hari, tanggal,bulan dan tahun berapa sekarang serta apakah
sekarang siang atau malam?”
“ Dimana bapak sekarang berada?”lorong, dusun, gampung, kabupaten, propinsi.”
(skor maksimum 5, 1 angka tiap jawaban yang benar). Pertanyaan untuk menilai
orientasi
“ Bapak, saya akan menyebutkan tiga nama benda, nanti bapak coba sebutkan lagi.
“Buku, sepatu, bis! ( Disebutkan satu detik untuk setiap benda) , “Sekarang bapak
ulangi “ (skor 0-3). Pertanyaan untuk menilai registrasi
“Coba bapak hitung mundur mulai angka 40 kebawah dengan pengurangan 5, seperti
ini pak.... 40,....35....Sekarang coba bapak lanjutkan. (hentikan setelah lima kali
pengulangan...30, 25, 20, 15, 10, hitunglah skore dari jumlah jawaban yang benar, skore
maksimal 5)’” Pertanyaan untuk menilai atensi dan kalkulasi
“ Coba bapak sebutkan kembali tiga benda yang tadi suster seebutkan.” (buku, seapatu,
bis, skore 0-3) Pertanyaan untuk menilai daya ingat
“ Pak, ini benda apa ( perlihatkan pada lansia arloji)
“ Kalau ini benda apa? (perlihatkan pensil, skore 0-2), “ Pak, suster akan menyebutkan
satu kalimat, nanti bapak ulangi yah!” “Jiwa kuat, badan sehat“
( skor 0-1, hanya satu kali pengulangan.
Pak, ini kertas, sekarang coba bapak lipat menjadi segitiga, kemudian lipat dua, setelah
itu lipat tiga membentuk segi empat ( skore 1 angka untuk tiap tahapan yang dilakukan
dengan benar, skore 0-3).
lansia demensia/CMHN/Sept2005 7

“Coba bapak baca tulisan ini, kemudian laksanakan (contoh : PEJAMKAN MATA
BAPAK), Skore 1 jika pasien memejamkan matanya, skore 0 sampai 1.
“ Sekarang coba bapak tuliskan sebuah kalimat pada kertas ini.” ( perawat tidak boleh
mendikte, kalimat harus ada subjek, predikat dan objek. Skore 1).
“ Pak, saya akan menggambar segilima yang berpotongan nanti bapak tiru gambar ini
yah. (skore1) Pertanyaan untuk menilai bahasa
Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan suster?
“ Tampaknya Bapak semangat menjawab pertanyaan suster!”
“ Nanti coba bapak ingat –ingat apa yang sudah bapak kerjakan dari pagi sampai
menjelang makan siang, saya akan menanyakan kembali hal tersebut pada kunjungan
saya tiga hari lagi. “ Assalamualaikum

Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan
diagnosa keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir; pikun/pelupa
2. Risiko Cedera: jatuh

Latihan 3. Coba saudara rumuskan diagnosa keperawatan pasien lansia dengan


demensia.
Dari data yang saudara peroleh pada latihan 2, buatlah diagnosa keperawatan
sesuai dengan data tersebut! Dokomentasikan dalam format daftar masalah
keperawatan, diagnosa keperawatan.

Latihan 4. Berikut ini adalah contoh pendokumentasian pasien lansia dengan


demensia.
“ Coba saudara dokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan
demensia mulai dari pengkajian sampai dengan diagnosa keperawatan,
menggunakan format yang telah disediakan”
Pengkajian:
1. Proses pikir
( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( ) Kehilangan Asosiasi
lansia demensia/CMHN/Sept2005 8

( ) Flight of ideas ( ) Blocking ( ) Pengulangan pembicaraan.


Jelaskan : ______________________________________
Masalah keperawatan “___________________________________
2. Tingkat kesadaran
( ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
Disorientasi
( ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Jelaskan : ______________________________________
Masalah keperawatan “___________________________________
3. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat jangka pendek
( ) gangguan daya ingat saat ini ( ) konfabulasi
Jelaskan : ______________________________________
Masalah keperawatan “___________________________________
4. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( ) mudah beralih ( ) tidak mampu berkonsentrasi ( )Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : ______________________________________
Masalah keperawatan “___________________________________

C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pasien Lansia demensia dengan gangguan proses pikir;
pikun/pelupa.
a. Tindakan keperawatan untuk pasien:
1) Tujuan agar pasien mampu:
a) Mengenal waktu, orang dan tempat
b) Melakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.
2) Tindakan
a) Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya
misalnya tempat tidur, lemari, pakaian dll.
lansia demensia/CMHN/Sept2005 9

b) Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal waktu dengan


menggunakan jam besar, kalender yang mempunyai lembar perhari
dengan tulisan besar.
c) Beri kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggota
keluarga terdekat
d) Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal dimana dia berada.
e) Berikan pujian jika pasien dapat menjawab dengan benar.
f) Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
g) Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang dapat
dilakukannya.
h) Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilihnya
i) Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
j) Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
k) Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.

Latihan 4. : Berikut ini adalah percakapan dengan pasien lansia yang mengalami
gangguan proses pikir.

Orientasi:
Assalamualaikum pak....., nama saya........, saya perawat yang kemarin datang kesini.
Bagaimana keadaan bapak hari ini? Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin,
sekarang kita akan mendiskusikan tentang kegiatan yang bapak biasa lakukan,
bagaimana kalau 15 menit?, tempatnya disini saja yah Pak!”
Kerja :
“Apa yang sudah bapak lakukan dari bangun tidur sampai sekarang”
“ Apa yang telah bapak lakukan pada jam 10.00 tadi?”
lansia demensia/CMHN/Sept2005 10

“ Dimana bapak melakukannya?”


“ Dengan siapa bapak melakukannya?”
“ Saat bapak melakukan aktifitas, alat apa yang bapak gunakan?”
“ Dimana biasanya bapak menyimpan alat-alat itu?”
“ Bagus sekali bapak sudah mampu menjelaskan dengan benar kegiatan bapak”
“ Selain kegiatan tadi, apalagi kegiatan yang bapak lakukan setiap hari”
“ Bagaimana kalau kita bersama-sama membuat jadwal kegiatan yang bapak bisa
lakukan”
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita diskusi?”, Coba bapak sebutkan lagi
kegiatan yang bisa bapak lakukan. Bagus sekali, bapak sudah bisa mengulanginya.
Mulai sekarang bapak sebaiknya melaksanakan kegiatan sesuai jadual. Besok suster
kesini lagi untuk diskusi tentang cara-cara menghindari cedera atau jatuh.
Assalamualaikum.

b. Tindakan untuk keluarga


1) Tujuan Keluarga mampu:
a) Mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempat
b) Menyediakan sarana yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitas
c) Membantu pasien dalam melakukan aktiftas sehari-hari.
2) Tindakan
a) Diskusikan dengan keluarga cara-cara mengorientasikan waktu, orang dan
tempat pada pasien
b) Anjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar, kalender dengan tulisan
besar
c) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasien
lansia demensia/CMHN/Sept2005 11

d) Bantu keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini.
e) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang
masih dimiliki oleh pasien
f) Anjurkan keluarga untuk membantu lansia melakukan kegiatan sesuai
kemampuan yang dimiliki
g) Anjurkan keluarga untuk memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat.
h) Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuai
kemampuan yang dimiliki
i) Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.
j) Menjelaskan pada keluarga tentang obat-obatan antidepresi, antipsikotik dan
anti ansietas dengan:
 mengajarkan prinsip lima benar minum obat (benar obat, pasien, cara,
dosis, waktu)
 pentingnya penggunaan obat pada lansia dengan demensia
 Akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
 Jelaskan efek samping obat dan hal-hal untuk menghindari efek
samping obat
 Jelaskan cara mendapatkan obat atau berobat
Latihan 5. Berikut ini merupakan percakapan dengan keluarga untuk mengatasi
masalah ganguan proses pikir pada lansia
Orientasi:
“ Assalamualaikum, ibu/bapak, Bagaimana keadaan orang tua ibu saat ini?’, Hari
ini kita akan mendiskusikan bagaimana cara mengatasi masalah pikun pada
orangtua Ibu/Bapak, selama 30 menit. Di sini saja yah Bu/Pak!”
Kerja :
“Apakah keluarga ibu/bapak mengalami kesulitan merawat Bp...? Apakah Ia sering
lupa tentang nama, waktu dan tempat?
“Apa yang bapak/ibu sudah lakukan untuk mengatasinya?”
“ Apakah bapak/ibu sudah menyediakan kalender dengan lembar harian, jam
lansia demensia/CMHN/Sept2005 12

berukuran besar untuk memudahkannya mengenal waktu?”


“ Apakah kemampuan-kemampuan yang dimiliki sebelumnya?”
“Menurut bapak/ibu dari kemampuan-kemampuan itu mana yang masih dapat
dilaksanakan olehnya?”
“Saat ini, Bp... sudah membuat jadual kegiatan harian, Ibu/Bpk bisa membantu
mengingatkannya untuk melaksanakan kegiatan, dan Ibu/Bpk dapat melatih dan
menjadualkan kegiatan lain”
“ Sebaiknya bapak/ibu selalu memberikan pujian setiap lansia mampu
melaksanakan kegiatannya
Terminasi:
Bagaimana perasaan Ibu/Bapak setelah kita diskusi tentang cara mengatasi pikun
pada lansia?’. Bisa Ibu /Bapak ulangi kembali cara-cara tersebut? Sebaiknya
ibu/bapak mulai menerapkan cara-cara tersebut. Besok saya akan datang lagi
untuk menjelaskan tentang obat-obatan yang harus diminum oleh lansia,
Assalamualaikum.

2. Tindakan keperawatan pasien Lansia demensia dengan risiko cedera


a.Tindakan pada pasien.
1)Tujuan
a) Pasien terhindar dari cedera
b) Pasien mampu mengontrol aktifitas yang dapat mencegah cedera.
2) Tindakan
a). Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan cedera dengan bahasa
yang sederhana
b) Ajarkan cara-cara untuk mencegah cedera: bila jatuh jangan panik tetapi
berteriak minta tolong, bila akan ke kamar mandi jangan terburu-buru
lansia demensia/CMHN/Sept2005 13

c) Berikan pujian terhadap kemampuan pasien menyebutkan cara-cara mencegah


cedera.

Latihan 6. Berikut in percakapan pada pasien lansia dengan resiko cedera.

Orientasi: “ Assalamualaikum pak.....,nama saya suster.......yang kemarin datang


kesini.”Bagaimana keadaan bapak hari ini?, apakah bapak sudah melaksanakan
kegiatan sesuai jadual?” Sesuai janji kita 2 hari yang lalu, hari ini, selama 15 menit
kita akan diskusi tentang cara-cara menghindari cedera atau jatuh pada bapak.

Kerja: “ Apakah bapak mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas ke kamar


mandi?”
“Apakah bapak mengalami kesulitan mencari tempat tidur bapak setelah kembali
dari kamar mandi?”
“Apakah bapak pernah jatuh?”, jika pasien menjawab iya, jelaskan:
“Pak setiap bapak kekamar mandi, bapak minta ditemani anggota keluarga yang
ada dirumah. Sewaktu masuk kamar mandi bapak harus pegangan di dinding.
Mari kita coba jalan ke kamar mandi (ajak keluarga)“Jika bapak jatuh, bapak
jangan panik, tetap ditempat dan teriak minta tolong pada anggota keluarga yang
ada di rumah.
Terminasi : “ Bagaimana perasaan bapak setelah kita diskusi?”, Coba bapak
ulangi apa yang harus bapak lakukan untuk menghindari jatuh?”, Bagus sekali
bapak bisa menyebutkannya. Sebaiknya mulai hari ini bapak melaksanakan hal-hal
yang sudah kita diskusikan. Dua hari lagi suster akan datang lagi untuk melatih
kegiatan lain yang dapat bapak lakukan selain yang sudah ada dijadual.
Assalamualaikum.
lansia demensia/CMHN/Sept2005 14

b. Tindakan untuk keluarga


1) Tujuan: Keluarga mampu:
a) Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien
b) Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah cedera
2) Tindakan
a) Diskusikan dengan keluarga faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera
pada pasien
b) Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang aman seperti: lantai
rumah tidak licin, jauhkan benda-benda tajam dari jangkauan pasien,
berikan penerangan yang cukup, lampu tetap menyala di siang hari, beri
lansia demensia/CMHN/Sept2005 15

alat pegangan dan awasi jika pasien merokok, tutup steker dan alat listrik
lainnya dengan plester, hindarkan alat-alat listrik lainnya dari jangkauan
pasien, sediakan tempat tidur yang lebih rendah, untuk memudahkan
lansia berbaring
c) Anjurkan keluarga agar selalu menemani pasien di rumah serta memantau
aktivitas harian yang dilakukan.

Latihan 7. Percakapan dengan keluarga pada lansia dengan risiko cedera.


Orientasi : “ Assalamualaikum pak/bu, saya.............bagaimana perasaan /bapak ibu
hari ini?”“ Hari ini kita akan melanjutkan percakapan kita tentang cara merawat
lansia di rumah khususnya mencegah cedera/jatuh”, waktunya sekitar 60 menit.
Dan tempatnya disini saja yah pak!’
Kerja :“Menurut bapak, apakah lingkungan di rumah cukup aman untuk lansia
yang mengalami pikun?”
“ Bagaimana dengan penataan alat-alat rumah tangga, kondisi lantai, penerangan
dan pengamanan alat-alat listrik yang ada di rumah”
“ Baiklah saya akan menjelaskan beberapa contoh bagaimana membuat lingkungan
yang aman buat lansia. Pertama lantai jangan licin, kedua tutup steker listrik
dengan plester jika tidak digunakan, ketiga hindarkan alat-alat listrik yang
terpakai dari jangkauan lansia kemudian ke empat biarkan lampu menyala di siang
hari agar memudahkan lansia melihat lingkungan rumah”
“ Selain itu bapak/ibu harus memastikan bahwa lansia selalu ada yang menemani
di rumah”
Terminasi: “ Bagaimana perasaan bapak setelah kita diskusi?, bisa bapak sebutkan
kembali bagaiman lingkungan rumah yang aman bagi orang tua ibu? Sebaiknya
bapak mulai menata rumah sesuai dengan yang kita dikusikan. Dua hari lagi, saya
akan datang lagi untuk melihat dan membantu bapak mengatur lingkungan agar
aman bagi lansia. Assalamualaikum.
lansia demensia/CMHN/Sept2005 16

D. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara lakukan, dapat
dilakukan dengan menilai kemampuan pasien dan keluarga:
1. Gangguan proses pikir: pikun/pelupa
a. Kemampuan pasien:
1) Mampu menyebutkan hari, tanggal dan tahun sekarang dengan benar
2) Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal
3) Mampu menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini
4) Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadual
5) Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan
lansia demensia/CMHN/Sept2005 17

b. Kemampuan keluarga
1) Mampu membantu pasien mengenal waktu tempat dan orang
2) Menyediakan kalender yang mempunyai lembaran perhari dengan tulisan besar
dan jam besar
3) Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadual yang telah
dibuat
4) Memberikan pujian setiap kali pasien mampu melaksanakan kegiatan harian
2. Risiko cedera
a.Kemampuan pasien:
1) Menyebutkan dengan bahasa sederhana faktor-faktor yang menimbulkan cedera
2) Menggunakan cara yang tepat untuk mencegah cedera
3) Mengontrol aktivitas sesuai kemampuan
b. Kemampuan keluarga:
1) Keluarga dapat menyebutkan hal-hal yang menimbulkan cedera pada pasien
2) Menyediakan pengaman di dalam rumah, mis. Pegangan di kamar mandi
3) Menjauhkan alat-alat listrik dari jangkauan pasien
4) Selalu menemani pasien di rumah
5) Memantau kegiatan harian yang dilakukan pasien

ABSTRAK

Sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk lansia di Indonesia
mengalami demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranya adalah
Alzeimer. Berdasarkan hasil pengkajian pada daerah pasca bencana alam tsunami, banyak
ditemukan kasus lansia dengan demensia. Demensia adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya
penurunan kesadaran. Data subjektif pasien demensia meliputi: kurang konsentrasi;
kurang kebersihan diri; rentan terhadap kecelakaan; tidak mengenal waktu, orang dan
tempat; tremor; kurang koordinasi gerak; aktifitas terbatas dan sering mengulang kata-
kata. Sedangkan data subjektif dikaji dengan menggunakan Mini Mental State
Examination (MMSE) untuk menilai kemampuan orientasi, registrasi, atensi dan
kalkulasi, daya ingat dan bahasa. Hasil dari pemeriksaan ini dapat menentukan tingkat
lansia demensia/CMHN/Sept2005 18

demensia lansia. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien demensia
adalah gangguan proses pikir dan risiko cidera/jatuh. Tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut diarahkan baik kepada pasien maupun keluarganya.
Adapun tujuan tindakan keperawatan pada pasien adalah: pasien mampu mengenal
waktu, orang dan tempat; melakukan aktifitas sehari-hari secara optimal; terhindar dari
cidera; dan mampu mengontrol aktifitas yang dapat mencegah cidera. Sedangkan tujuan
tindakan keperawatan pada keluarga adalah: keluarga mampu mengorientasikan
pasien terhadap waktu, orang dan tempat; menyediakan sarana yang dibutuhkan pasien
untuk melakukan orientasi realitas; dan membantu pasien dalam melakukan aktifitas
sehari-hari; serta membantu pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Prinsip
tindakan keperawatannya adalah mengawali pertemuan dengan membina hubungan
saling percaya; bersikap empati; menggunakan kalimat singkat, jelas, sederhana dan
mudah dimengerti; bicara lambat, mengulang pertanyaan,; komunikasi verbal disertai non
verbal serta menciptakan lingkungan yang terapeutik. Untuk mengukur keberhasilan
tindakan keperawatn perlu dilakukan evaluasi.

METODE PERMAINAN UNTUK MEMPERLANCAR PROSES


BELAJAR MENGAJAR

Permainan yang dilakukan pada saat memnyampaikan materi Asuhan Keperawatan pada
pasien lansia dengan dimensia adalah :

SALAM LANSIA:
Pada awal pembelajaran, ucapkan salam dan sapa peserta dengan ramah dan sopan.
Tanyakan ke peserta keadaannya saat ini. Misalnya. “ Apa kabar Peserta Pelatihan?”
lansia demensia/CMHN/Sept2005 19

Peserta diajarkan untuk menjawab pertanyaan tersebut secara serentak dengan


menjawab :Alhamdulillah, Subhanallah, Allahu Akabar!

Lakukan hal ini disaat peserta sudah mulai jenuh dan konsentrasinya mulai menurun.
Sapa lagi peserta dengan cara yang tadi, agar peserta bangun atau bergairah kembali
untuk tetap mengikuti proses pembelajaram.
Aelama proses bisa dilakukan 3 – 4 kali.

PERMAINAN SEVEN GUN (Untuk melatih konsentrasi):

Seluruh peserta berdiri dan membuat lingkaran yang besar. Peserta disuruh untuk
menghitung, Misalnya 1,2.3…dst. jika sampai pada hitungan yang ada angka tujuh dan
kelipatan dari tuju tidak menyebutkan angka tetapi menembak dengan door!. Misalnya:
1,2,3,4,5,6, dorr! Begitu seterusnya Yang tidak mematuhi keluar dari lingkaran,
Demikian selanjutnya sampai lingkaran mengecil dan bahkan hanya satu pemenagnya
yang paling konsentrasi mengikuti kegiatan tsb.
1,2,3,4,5,6, dorr, 8,9.10,11, 12, 13, dorr, 15,16, dorr, 18, 19, 20, dorr, 22, 23, 24, 25, 26,
dorr, dorr, 29, 30, 31, 32, 33, 34, dorr, 36, dorr, 38, 39, 40, 41, dorr, 43, 44, 45, 46, dorr,
48, dorr, 50.

Anda mungkin juga menyukai