MODULVI.C
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA
Masalah demensia sering terjadi pada pasien lansia yang berumur diatas 60 tahun
dan sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk lanjut usia di Indonesia
mengalami demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranya adalah
alzeimer.Berdasarkan hasil pengkajian pada daerah paska bencana alam tsunami ternyata
banyak ditemukan kasus lansia dengan alzeimer.
Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia.
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan pasien lansia dengan demensia
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien lansia dengan demensia
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien lansia untuk mangatasi masalah
demensia
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga untuk mengatasi masalah
demensia pada lansia
5. Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien
lansia dengan demensia.
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia.
semakin sering dijumpai. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini penting dimiliki
agar penyakit demensia dapat dideteksi dan ditangani sedini mungkin.
i. Tanya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dengan kata-kata
yang sama.
j. Volume suara ditingkatkan dengan nada rendah jika ada gangguan pendengaran.
k. Komunikasi verbal disertai dengan non verbal yang baik
l. Sikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks dan
terbuka
m. Ciptakan lingkungan yang terapeutik pada saat berkomunikasi dengan pasien:
Tidak berisik atau ribut
Ruangan nyaman, cahaya dan ventilasi cukup
Jarak disesuaikan, untuk meminimalkan gangguan.
Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia demensia.
“ Assalamualaikum pak, bu”!
“ Saya pak……, saya senang dipanggil pak…….., saya perawat dari puskesmas……
yang datang untuk merawat bapak/ibu”
“ Nama bapak/ibu siapa?”
“ Senang diapanggil siapa?”
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini”?
“ Saya mendapat tugas untuk merawat bapak/ibu”.
Aspek psikososial yang perlu dikaji adalah: apakah lansia mengalami kebingungan,
kecemasan, menunjukkan afek yang labil/ datar/ tidak sesuai.
Data subjektif didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan Mini Mental State
Examination (MMSE). Untuk pemeriksaan fungsi kognitif:
MMSE dilakukan untuk mengkaji fungsi kognitif yang mencakup: orientasi, registrasi,
atensi dan kalkulasi serta mengingat dan bahasa.
lansia demensia/CMHN/Sept2005 5
“Coba bapak baca tulisan ini, kemudian laksanakan (contoh : PEJAMKAN MATA
BAPAK), Skore 1 jika pasien memejamkan matanya, skore 0 sampai 1.
“ Sekarang coba bapak tuliskan sebuah kalimat pada kertas ini.” ( perawat tidak boleh
mendikte, kalimat harus ada subjek, predikat dan objek. Skore 1).
“ Pak, saya akan menggambar segilima yang berpotongan nanti bapak tiru gambar ini
yah. (skore1) Pertanyaan untuk menilai bahasa
Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan suster?
“ Tampaknya Bapak semangat menjawab pertanyaan suster!”
“ Nanti coba bapak ingat –ingat apa yang sudah bapak kerjakan dari pagi sampai
menjelang makan siang, saya akan menanyakan kembali hal tersebut pada kunjungan
saya tiga hari lagi. “ Assalamualaikum
Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan
diagnosa keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir; pikun/pelupa
2. Risiko Cedera: jatuh
C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pasien Lansia demensia dengan gangguan proses pikir;
pikun/pelupa.
a. Tindakan keperawatan untuk pasien:
1) Tujuan agar pasien mampu:
a) Mengenal waktu, orang dan tempat
b) Melakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.
2) Tindakan
a) Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya
misalnya tempat tidur, lemari, pakaian dll.
lansia demensia/CMHN/Sept2005 9
Latihan 4. : Berikut ini adalah percakapan dengan pasien lansia yang mengalami
gangguan proses pikir.
Orientasi:
Assalamualaikum pak....., nama saya........, saya perawat yang kemarin datang kesini.
Bagaimana keadaan bapak hari ini? Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin,
sekarang kita akan mendiskusikan tentang kegiatan yang bapak biasa lakukan,
bagaimana kalau 15 menit?, tempatnya disini saja yah Pak!”
Kerja :
“Apa yang sudah bapak lakukan dari bangun tidur sampai sekarang”
“ Apa yang telah bapak lakukan pada jam 10.00 tadi?”
lansia demensia/CMHN/Sept2005 10
d) Bantu keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini.
e) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang
masih dimiliki oleh pasien
f) Anjurkan keluarga untuk membantu lansia melakukan kegiatan sesuai
kemampuan yang dimiliki
g) Anjurkan keluarga untuk memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat.
h) Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuai
kemampuan yang dimiliki
i) Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.
j) Menjelaskan pada keluarga tentang obat-obatan antidepresi, antipsikotik dan
anti ansietas dengan:
mengajarkan prinsip lima benar minum obat (benar obat, pasien, cara,
dosis, waktu)
pentingnya penggunaan obat pada lansia dengan demensia
Akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
Jelaskan efek samping obat dan hal-hal untuk menghindari efek
samping obat
Jelaskan cara mendapatkan obat atau berobat
Latihan 5. Berikut ini merupakan percakapan dengan keluarga untuk mengatasi
masalah ganguan proses pikir pada lansia
Orientasi:
“ Assalamualaikum, ibu/bapak, Bagaimana keadaan orang tua ibu saat ini?’, Hari
ini kita akan mendiskusikan bagaimana cara mengatasi masalah pikun pada
orangtua Ibu/Bapak, selama 30 menit. Di sini saja yah Bu/Pak!”
Kerja :
“Apakah keluarga ibu/bapak mengalami kesulitan merawat Bp...? Apakah Ia sering
lupa tentang nama, waktu dan tempat?
“Apa yang bapak/ibu sudah lakukan untuk mengatasinya?”
“ Apakah bapak/ibu sudah menyediakan kalender dengan lembar harian, jam
lansia demensia/CMHN/Sept2005 12
alat pegangan dan awasi jika pasien merokok, tutup steker dan alat listrik
lainnya dengan plester, hindarkan alat-alat listrik lainnya dari jangkauan
pasien, sediakan tempat tidur yang lebih rendah, untuk memudahkan
lansia berbaring
c) Anjurkan keluarga agar selalu menemani pasien di rumah serta memantau
aktivitas harian yang dilakukan.
D. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara lakukan, dapat
dilakukan dengan menilai kemampuan pasien dan keluarga:
1. Gangguan proses pikir: pikun/pelupa
a. Kemampuan pasien:
1) Mampu menyebutkan hari, tanggal dan tahun sekarang dengan benar
2) Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal
3) Mampu menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini
4) Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadual
5) Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan
lansia demensia/CMHN/Sept2005 17
b. Kemampuan keluarga
1) Mampu membantu pasien mengenal waktu tempat dan orang
2) Menyediakan kalender yang mempunyai lembaran perhari dengan tulisan besar
dan jam besar
3) Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadual yang telah
dibuat
4) Memberikan pujian setiap kali pasien mampu melaksanakan kegiatan harian
2. Risiko cedera
a.Kemampuan pasien:
1) Menyebutkan dengan bahasa sederhana faktor-faktor yang menimbulkan cedera
2) Menggunakan cara yang tepat untuk mencegah cedera
3) Mengontrol aktivitas sesuai kemampuan
b. Kemampuan keluarga:
1) Keluarga dapat menyebutkan hal-hal yang menimbulkan cedera pada pasien
2) Menyediakan pengaman di dalam rumah, mis. Pegangan di kamar mandi
3) Menjauhkan alat-alat listrik dari jangkauan pasien
4) Selalu menemani pasien di rumah
5) Memantau kegiatan harian yang dilakukan pasien
ABSTRAK
Sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk lansia di Indonesia
mengalami demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranya adalah
Alzeimer. Berdasarkan hasil pengkajian pada daerah pasca bencana alam tsunami, banyak
ditemukan kasus lansia dengan demensia. Demensia adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya
penurunan kesadaran. Data subjektif pasien demensia meliputi: kurang konsentrasi;
kurang kebersihan diri; rentan terhadap kecelakaan; tidak mengenal waktu, orang dan
tempat; tremor; kurang koordinasi gerak; aktifitas terbatas dan sering mengulang kata-
kata. Sedangkan data subjektif dikaji dengan menggunakan Mini Mental State
Examination (MMSE) untuk menilai kemampuan orientasi, registrasi, atensi dan
kalkulasi, daya ingat dan bahasa. Hasil dari pemeriksaan ini dapat menentukan tingkat
lansia demensia/CMHN/Sept2005 18
demensia lansia. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien demensia
adalah gangguan proses pikir dan risiko cidera/jatuh. Tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut diarahkan baik kepada pasien maupun keluarganya.
Adapun tujuan tindakan keperawatan pada pasien adalah: pasien mampu mengenal
waktu, orang dan tempat; melakukan aktifitas sehari-hari secara optimal; terhindar dari
cidera; dan mampu mengontrol aktifitas yang dapat mencegah cidera. Sedangkan tujuan
tindakan keperawatan pada keluarga adalah: keluarga mampu mengorientasikan
pasien terhadap waktu, orang dan tempat; menyediakan sarana yang dibutuhkan pasien
untuk melakukan orientasi realitas; dan membantu pasien dalam melakukan aktifitas
sehari-hari; serta membantu pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Prinsip
tindakan keperawatannya adalah mengawali pertemuan dengan membina hubungan
saling percaya; bersikap empati; menggunakan kalimat singkat, jelas, sederhana dan
mudah dimengerti; bicara lambat, mengulang pertanyaan,; komunikasi verbal disertai non
verbal serta menciptakan lingkungan yang terapeutik. Untuk mengukur keberhasilan
tindakan keperawatn perlu dilakukan evaluasi.
Permainan yang dilakukan pada saat memnyampaikan materi Asuhan Keperawatan pada
pasien lansia dengan dimensia adalah :
SALAM LANSIA:
Pada awal pembelajaran, ucapkan salam dan sapa peserta dengan ramah dan sopan.
Tanyakan ke peserta keadaannya saat ini. Misalnya. “ Apa kabar Peserta Pelatihan?”
lansia demensia/CMHN/Sept2005 19
Lakukan hal ini disaat peserta sudah mulai jenuh dan konsentrasinya mulai menurun.
Sapa lagi peserta dengan cara yang tadi, agar peserta bangun atau bergairah kembali
untuk tetap mengikuti proses pembelajaram.
Aelama proses bisa dilakukan 3 – 4 kali.
Seluruh peserta berdiri dan membuat lingkaran yang besar. Peserta disuruh untuk
menghitung, Misalnya 1,2.3…dst. jika sampai pada hitungan yang ada angka tujuh dan
kelipatan dari tuju tidak menyebutkan angka tetapi menembak dengan door!. Misalnya:
1,2,3,4,5,6, dorr! Begitu seterusnya Yang tidak mematuhi keluar dari lingkaran,
Demikian selanjutnya sampai lingkaran mengecil dan bahkan hanya satu pemenagnya
yang paling konsentrasi mengikuti kegiatan tsb.
1,2,3,4,5,6, dorr, 8,9.10,11, 12, 13, dorr, 15,16, dorr, 18, 19, 20, dorr, 22, 23, 24, 25, 26,
dorr, dorr, 29, 30, 31, 32, 33, 34, dorr, 36, dorr, 38, 39, 40, 41, dorr, 43, 44, 45, 46, dorr,
48, dorr, 50.