Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan

Hiperemesis Gravidarum

KELOMPOK 1
KELAS 2B
KEPERAWATAN MTERNITAS
Hiperemesis Graidarum

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi morning


sickness yang ekstrem pada masa kehamilan dan
ditandai dengan mual dan muntah yang parah.
Kondisi ini menyebabkan dehidrasi, gangguan
elektrolit dan keton dalam darah, serta
penurunan berat badan yang signifikan.
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum
Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini sering kali dikaitkan
dengan tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dalam darah. Hormon ini dihasilkan oleh ari-
ari (plasenta) sejak trimester pertama kehamilan dan kadarnya terus meningkat sepanjang masa kehamilan.
Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami hiperemesis gravidarum, yaitu:
 Baru pertama kali mengandung
 Mengandung anak kembar
 Memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum
 Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
 Mengalami obesitas
 Mengalami hamil anggur
Gejala Hiperemesis Gravidarum

Mual muntah BB Menurun & dehidrasi Sensitif terhadap aroma

Jantung berdebar Konstipasi Mengeluarkan air liur yang


banyak

Tekanan darah rendah Pusing dan nyeri kepala Sulit menelan


makanan/minuman
Faktor Resiko Hiperemesis
Gravidarum

Hamil pada usia yang Memiliki keluarga dekat (misalnya


ibu, kakak, atau adik) yang pernah
sangat muda mengidap hiperemesis
gravidarum

Kehamilan pertama Pernah mengalami hiperemesis


gravidarum pada kehamilan
sebelumnya

obesitas Mengidap mola hidatidosa (hamil


anggur)
PATHWAY
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

● Dehidrasi dan gangguan elektrolit


● Malnutrisi.
● Gangguan fungsi hati dan ginjal.
● Perdarahan di kerongkongan (esofagus), akibat
muntah yang terjadi terus-menerus.
● Cemas dan depresi

Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis


gravidarum dapat menyebabkan organ-organ tubuh ibu
hamil gagal berfungsi dan bayi terlahir prematur.
Pencegahan Hiperemesis Gravidarum
• Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa
lelah.
• Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur
halus agar mudah ditelan dan dicerna.
• Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari
makanan berminyak, pedas, atau berbau tajam yang dapat memicu rasa
mual.
• Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan
mengonsumsi minuman yang mengandung jahe untuk meredakan mual
dan menghangatkan tubuh.
• Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan
vitamin dan zat besi selama hamil.
• Menggunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari.
Penatalaksanaan Hieremesis Gravidarum

• Pemberian obat-obatan lewat suntikan, seperti vitamin B6, vitamin B12, serta
antiemetik atau antimual, untuk meringankan gejala hiperemesis gravidarum.
• Pemasangan cairan infus, untuk menjaga asupan cairan yang dibutuhkan
oleh pengidap agar terhindar dari dehidrasi.
• Perubahan kebiasaan dan lingkungan, seperti banyak istirahat dan kurangi
gerak, menggunakan pakaian longgar, menghindari aroma-aroma, suara
bising, dan kedipan cahaya berlebih yang dapat memicu mual. Selain itu,
konsumsi kudapan kering (misalnya biskuit) secara berkala, konsumsi
makanan tinggi karbohidrat tapi rendah lemak, serta minum air jahe ketika
merasa mual.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium

Darah Urine

Pencitraan dengan
USG, untuk melihat
Elektrolit
kondisi janin dalam
kandungan
Kasus
Seorang wanita hamil usia 28 tahun dirawat diruang kebidanan, pasien mengatakan hamil anak
kedua usia kehamilan 8 minggu, saat datang kerumah sakit dengan keluhan mual muntah sejak 2
minggu yang lalu, setiap makan dan minum muntah. Pada tanggal 15 Januari 2021 pasien
memutuskan untuk periksa ke BPS dengan keluhan muntah secara terus menerus, dari BPS
pasien dirujuk untuk ke rumah sakit, dan pada tanggal itu juga pasien langsung pergi ke rumah
sakit pukul 21.00 wib masuk ke IGD RS untuk mendapatkan tindakan selanjutnya, kemudian pukul
22.00 wib pasien dipindahkan ke ruang kebidanan untuk mendapatkan perawatan lanjut.
Saat Pengkajian : pasien mengatakan mual muntah, tadi pagi muntah ± 2x, masih mual setiap kali
makan dan minum. Badan terasa lemas. Sebelum dirumah sakit pasien tidak nafsu makan karena
setiap kali makan dan minum muntah, minum hanya sedikit, makan hanya habis ± 3 sendok
langsung muntah, dan setelah masuk dirumah sakit pasien masih belum nafsu makan setiap
makan dan minum muntah. Makan hanya habis ± 5 sendok langsung muntah jenis makanan yang
di makan nasi putih + sayur + lauk-pauk. Minum tidak habis 1 gelas (±100 cc) karena masih mual
dan muntah jenis minuman teh hangat.
Keadaan umum : baik , pasien tampak pucat Kesadaran :compos mentis Tekanan darah : 90/70
mmhg Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36o C BB di RS : 40 kg TB : 165 cm. Abdomen
membesar sesuai usia kehamilan, usia kehamilan 8 minggu, linea dan striae belum terlihat, TFU
belum teraba, DJJ belum terdengar, belum ada kontraksi, tidak ada luka bekas operasi, bising usus
14 x/menit.
Pengkajian
• Biodata
Nama pasien : Ny.A
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pekerjaaan :IRT
Alamat : Jambi
Status perkawinan : Kawin
Diagnosa : Hiperemesis Gravidarum
 
• Riwayat Kesehatan
Alasan masuk Rumah Sakit
pasien mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 8 minggu, saat datang kerumah sakit
dengan keluhan mual muntah sejak 2 minggu yang lalu, setiap makan dan minum muntah
 
• Keluhan Utama Saat Dikaji
pasien mengatakan mual muntah, tadi pagi muntah ± 2x, masih mual setiap kali makan dan
minum. Badan terasa lemas
Pengkajian
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mnegeluhkan mual muntah sejak 2 minggu yang lalu, setiap makan dan minum muntah.
Pada tanggal 15 Januari 2021 pasien memutuskan untuk periksa ke BPS dengan keluhan muntah
secara terus menerus, dari BPS pasien dirujuk untuk ke rumah sakit, dan pada tanggal itu juga
pasien langsung pergi ke rumah sakit pukul 21.00 wib masuk ke IGD RS untuk mendapatkan
tindakan selanjutnya, kemudian pukul 22.00 wib pasien dipindahkan ke ruang kebidanan untuk
mendapatkan perawatan lanjut.
 
• Riwayat penyakit dahulu
- Pasien mengatakan tidak punya riwayat penyakit apapun
 
• Riwayat Penyakit Keluarga
- Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan
 
• Riwayat Obstetri
A.Kehamilan sekarang
- Status obstetrik G2P1A0 Usia kehamilan 8 minggu
 
Pengkajian
• Kebutuhan Dasar
Pola nutrisi :
Sebelum dirumah sakit pasien tidak nafsu makan karena setiap kali makan dan minum muntah,
minum hanya sedikit, makan hanya habis ± 3 sendok langsung muntah, dan setelah masuk
dirumah sakit pasien masih belum nafsu makan setiap makan dan minum muntah. Makan hanya
habis ± 5 sendok langsung muntah jenis makanan yang di makan nasi putih + sayur + lauk-pauk.
Minum tidak habis 1 gelas (±100 cc) karena masih mual dan muntah jenis minuman teh hangat.

• Pemeriksaan Fisik BB di RS : 40 kg
Keadaan umum : baik TB : 165 cm.
Kesadaran :composmentis Abdomen : Abdomen membesar sesuai usia
Tekanan darah : 90/70 mmhg kehamilan, usia kehamilan 8 minggu, linea dan striae
Nadi : 80 x/menit belum terlihat, TFU belum teraba, DJJ belum
RR : 20 x/menit terdengar, belum ada kontraksi, tidak ada luka bekas
Suhu : 36o C operasi, bising usus 14 x/menit.
 
Pengkajian
ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data subjektif : Ketidakmampuan mencerna Defisit nutrisi
- Klien mengeluh mual muntah sejak 2 minggu yang makanan, Peningkatan
lalu kebutuhan metabolisme
- tadi pagi muntah ± 2x
- masih mual setiap kali makan dan minum
- Badan terasa lemas
- Sebelumnya makan hanya habis ± 3 sendok
langsung muntah 
Data Objektif :
- Di Rs Makan hanya habis ± 5 sendok langsung
muntah
- Minum tidak habis 1 gelas (±100 cc)
- pasien tampak pucat
- Tekanan darah : 90/70 mmhg
- BB di RS : 40 kg TB : 165 cm
Pengkajian

2. Data subjektif: Kehilangan cairan secara Risiko Hipovolemia


- Klien mengeluh mual muntah sejak 2 minggu aktif, kekurangan intake
yang lalu cairan
- mual setiap kali makan dan minum
-  
Data objektif:
- Minum tidak habis 1 gelas (±100 cc)
- pasien tampak pucat
- Tekanan darah : 90/70 mmhg
 
Dignosa Keperawatan

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan


mencerna makanan, Peningkatan kebutuhan
metabolisme
2. Risiko hipovolemia ditandai dengan Kehilangan cairan
secara aktif, kekurangan intake cairan
Intervensi Keperawatan
Dx :Defisit nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan mencerna makanan, Peningkatan kebutuhan
metabolisme
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka:
- Status nutrisi membaik

2. Terapeutik :
MANAJEMEN NUTRISI • Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
1. Observasi : • Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida
• Identifikasi status nutrisi makanan)
• Identifikasi alergi dan intoleransi makanan • Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
• Identifikasi makanan yang disukai sesuai
• Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient • Berikan makan tinggi serat untuk mencegah
• Identifikasi perlunya penggunaan selang konstipasi
nasogastrik • Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
• Monitor asupan makanan • Berikan suplemen makanan, jika perlu
• Monitor berat badan • Hentikan pemberian makan melalui selang
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Intervensi Keperawatan
Dx :Defisit nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan mencerna makanan, Peningkatan
kebutuhan metabolisme
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka:
- Status nutrisi membaik

3. Edukasi
• Anjurkan posisi duduk, jika mampu
• Ajarkan diet yang diprogramkan
• Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.antiemetik), jika
perlu
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai