HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Pembimbing : dr. Nursofianty
Disusun Oleh :
Refidani Munawar
2014730082
Identitas Pasien
◦ Nama : Ny. A
◦ Umur : 25 tahun
◦ Jenis Kelamin : Perempuan
◦ Agama : Islam
◦ Pekerjaan : GURU
◦ Alamat : Jl. Talas III
◦ Tanggal masuk : 8/01/2020
Anamnesis
◦ Keluhan Utama :
Pasien G1P0A0 dengan usia kehamilan 16 minggu datang ke Puskesmas keluhan mual dan muntah
sejak 3 hari yang lalu
-
1. 2019 Kehamilan saat ini - -
◦ Tanda Vital
◦ Tekanan Darah : 115/72 mmHg
◦ Nadi: 117 x/menit, reguler
◦ Laju Pernapasan : 20 x/menit, spontan
◦ Suhu : 36,7 C
◦ Antropometri
◦ Berat badan : 70,7 kg
◦ TB : -
Status Generalis
◦ Kepala : Normocephal
◦ Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
◦ Telinga : sekret (-)
◦ Hidung : napas cuping hidung (-), epistaksis (-)
◦ Mulut : bibir kering (+)
◦ Leher : nyeri tekan (-) pembesaran KGB (-)
◦ Thorak : Normochest, gerakan simetris dan tidak ada yang tertinggal
◦ Paru : Vesikuler kanan = kiri, wheezing -/-, ronkhi -/-
◦ Jantung : Bunyi jantung 1 & 2 reguler murni, gallop (-), murmur (-)
◦ Ekstremitas atas dan bawah : hangat +/+, edema tidak ada, CRT < 2 detik
◦ Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : Tidak ada bekas luka
- Auskultasi : Bising usus (+) Normal
- Palpasi : Nyeri tekan Epigastrium (+)
- Perkusi : Timpani
◦ Pemeriksaan Obstetri : Belum dapat dilakukan
- TFU :-
- TBJ :-
- His :-
- DJJ :-
- Inspeksi :-
- Palpasi : -
Leopold I : -
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematokrit 33 35-47 %
Tetapi terdapat beberapa teori yang mengajukan keterlibatan faktor-faktor biologis, sosial dan psikologis.
Faktor biologis yang paling berperan adalah perubahan kadar hormon selama kehamilan.
Menurut teori terbaru, peningkatan kadar human Chorionic gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi
estrogen, yang dapat merangsang mual dan muntah.
Perempuan dengan kehamilan ganda atau mola hidatidosa yang diketahui memiliki kadar hCG lebih tinggi daripada perempuan
hamil lain mengalami keluhan mual dan muntah yang lebih berat.
Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-
otot polos lambung.
Faktor Risiko HEG
Usia Jumlah
Usia
Gestasi Gravida
Diagnosis
◦ Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.
◦ Fungsi vital: nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril
dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
◦ Fisik dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toucher uterus besar
sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide).
◦ Pemeriksaan USG; untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk mengetahui
kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa.
◦ Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda keton, dan
proteinuria.
◦ Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk konsultasi psikologi.
Penatalaksanaan
◦ Stop makanan per oral 24 - 48 jam/makan jumlah sedikit ◦ Jika terjadi dehidrasi, pasang kanula IV dan
dengan pola yang teratur. berikan : dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml
◦ Infus glukosa 10% atau 5 %: RL = 2 : 1, 40 tetes per NacL 0,9% IV selama 20 menit, tiap 4-6 jam
menit.
◦ Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50 - 100
◦ Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam,
mg/hari/infus. proklorperazine 5-10 mg IV tiap 6-8 jam,
◦ Vitamin B12 200 µg/hari/infus, vitamin C 200 prometazine 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam,
mg/hari/infus. metoklopramide 5-10 tiap 8 jam/oral.
◦ Antiemetik: prometazin (avopreg) 2 - 3 kali 25 mg per ◦ Bila perlu metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8
hari per oral atau proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per jam
hari per oral atau mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral.
◦ Antasida: asidrin 3 x 1 tablet per hari per oral atau milanta ◦ Atau ondancentron 8 mg selama 15 menit IV
3 x 1 tablet per hari per oral atau magnam 3 x 1 tablet per tiap 12 jam
hari per oral.
Non Farmakologi
◦ Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti
kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 - 2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin C sehingga hanya
diberikan selama beberapa hari.
◦ Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai
diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama
makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
◦ Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boieh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup
dalam semua zat gizi, kecuali kalsium.
Prognosis
◦ Secara klinis, keberhasilan terapi dapat dinilai dari penurunan frekuensi mual dan muntah, frekuensi dan
intensitas mual, serta perbaikan tanda-tanda vital dan dehidrasi. Parameter laboratorium yang perlu
dinilai adalah perbaikan keseimbangan asam-basa dan elektrolit.
◦ Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Literatur lain
menyebutkan, prognosis hiperemesis gravidarum umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi
deplesi elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.