Anda di halaman 1dari 10

Intra Uterine Fetal Death

Nama : Refidani Munawar


DEFINISI

Menurut WHO dan The American


College of Obstetricians and
Gynecologists yang disebut kematian
janin adalah janin yang mati dalam
rahim dengan berat badan 500 gram
atau lebih, atau kematian janin yang
mati dalam rahim pada kehamilan 20
minggu atau lebih.
ETIOLOGI
Maternal Fetal Plasental

• Post term (>42 • Kelainan • Kelainan tali


minggu), kongenital pusat
• Infeksi • Kelainan • Solusio plasenta
• Hipertensi, genetik
preeklampsia, • Infeksi. dll
eklampsia,
• Umur ibu tua,
• Ruptura uteri,
• Hipotensi akut
ibu,
• kematian ibu.
dll
PATOLOGI

Stadium maserasi I
Rigor mortis
Timbul lepuh-lepuh pada
Berlangsung 2 ½ jam setelah kulit.. Berlangsung sampai
mati, kemudian janin menjadi 48 jam setelah janin mati.
lemas sekali

Stadium maserasi III


Stadium maserasi II
Terjadi kira-kira 3 minggu
Lepuh-lepuh pecah dan
setelah janin mati.
mewarnai air ketuban menjadi
Badan janin sangat lemas dan
merah coklat. Terjadi setelah 48
hubungan antar tulang sangat
jam janin mati.
longgar. Terdapat edema
di bawah kulit.
Diagnosis
Anamnesis
- Ibu tidak merasakan gerakan janin atau gerakan janin sangat
berkurang.
- Perut bertambah kecil.
- Perut menjadi keras serasa ingin melahirkan.
- Penurunan berat badan

Pemeriksaan fisik
- Tidak terlihat gerakan janin
- Penurunan atau terhentinya kenaikan berat badan
- TFU lebih rendah dari seharusnya
- Tidak terdengar denyut jantung janin.

USG
- Tampak gambaran janin tanpa tanda kehidupan
Diagnosis

X-Ray
- Tampak tulang kepala kolaps
- Tulang kepala saling tumpang tindih (spalding)
- Tulang belakang hiperrefleksi.
- Edema disekitar tulang kepala ; tampak gambaran gas
pada jantung dan pembuluh darah.

Pemeriksaan Lab
- hipofibrinogenemia setelah 4-5 janin mati.
Pengelolaan
Diagnosis
ditegakkan

- Rencana tindakan
- Dukungan mental
emosional pada
pasien dan keluarga.

Persalinan
pervaginam Persalinan abdominal
- dapat ditunggu lahir - Bila janin letak lintang
spontan setelah 2
minggu.
- Dapat terjadi secara
aktiv dengan induksi
oksitosin atau
misoprostol.
Pengelolaan

Pada kematian janin 24-28 minggu dapat digunakan misoprostol


secara vaginal (50 – 100 μg tiap 4-6 jam) dan induksi oksitosin.

> 28 minggu digunakan misoprostol 25 μg pervaginam /6


jam
Pencegahan
Upaya mencegah kematian janin → bila ibu
merasakan gerakan janin menurun, tidak bergerak,
atau gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan
pemeriksaan ULTRASONOGRAFI.

Perhatikan adanya Solusio Plasentaa. Pada gemeli


dengan T + T (twin to twin transfusion), pencegahan
dilakukan dengan koagulasi pembuluh anastomosis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai