Anda di halaman 1dari 28

‫الر ِحيم‬

‫الر ْح َم ِن ه‬
‫َّللاِ ه‬
‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬
FARMAKOLOGI
ANESTESI

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN


ANESTESI RSIJ PONDOK KOPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DISUSUN OLEH :
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019 R E F I D A N I M U N AWA R / 2 0 1 4 7 3 0 0 8 2
ANESTESI

 Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak,


tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa").
TRIAS ANESTESI

Relaksasi
Hipnotik Analgesia
otot rangka
INDUKSI

 Induksi anestesia merupakan tindakan untuk membuat pasien dari sadar


menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesia dan
pembedahan.
Obat pre-medikasi

 Golongan Narkotika
 Analgetika sangat kuat.
 Jenisnya : pethidin, fentanyl, dan morfin
 Tujuan : mengurangi rasa nyeri saat pembedahan.
 Efek samping : mendepresi pusat nafas, mual-muntah, Vasodilatasi pembuluh darah →
hipotensi.

 Golongan Sedativa & Transquilizer


Golongan ini berfungsi sebagai obat penenang dan membuat pasien menjadi mengantuk.
Jenisnya : diazepam, diphenhidramin, midazolam, promethazin
 Efek samping: depresi nafas, depresi sirkulasi
 Diberikan apabila pasien memiliki rasa sakit/nyeri sebelum dianestesi, pasien tampak lebih
gelisah.
 Golongan antikolinergik
 Obat golongan antikolinergik adalah obat-obatan yang berkhasiat
menekan/ menghambat aktivitas kolinergik atau parasimpatis. Obat yang
digunakan yaitu atropine sulfat.
 Tujuan utama pemberian obat golongan antikolinergik untuk pre medikasi
adalah :
 mengurangi sekresi kelenjar : saliva, saluran cerna, dan saluran nafas
 mencegah spasme laring dan bronkus
 mencegah bradikardi
 mengurangi motilitas usus
 melawan efek depresi narkotik terhadap pusat nafas
Obat-obat yang digunakan untuk premedikasi :
Anestesi intravena (IV)

 Anestesi intravena ideal adalah :


 Cepat menimbulkan efek hipnosis
 Memiliki efek analgesia
 Dampak buruknya mudah dihilangkan oleh antagonisnya
 Cepat dieliminasi oleh tubuh
 Tidak atau sedikit mendepresi fungsi respirasi dan kardiovaskular
 Pengaruh farmakokinetiknya tidak tergantung pada disfungsi organ
obat-obat intravena

 Tipenton : hipnotik
 Propofol : hipnotik
 Ketamin : hipnotik & analgetik
 Diazepam : sedatif & menurunkan tonus otot
 Midazolam : sedatif
 Pethidine : analgetik & sedatif
 Morphine : analgetik & sedatif
 Fentanyl / sufentanil : analgetik dan sedatif
Thiopental Propofol

 Tiopental menurunkan aliran darah  Cairan emulsi lemak berwarna putih


otak, tekanan likuor, tekanan susu isotonik
intrakranial dan dapat melindungi  Dosis bolus untuk induksi 1,5-2,5
otak akibat kekurangan O2. mg/kg dengan penyuntikan cepat < 15
detik menimbulkan turunnya
 Dosis 3-7 mg/kg dan disuntikkan kesadaran dalam waktu 30 detik
perlahan dihabiskan dalam 30-60
 Dosis rumatan untuk anestesi
detik intravena total 4-12 mg/kg/jam
 Dosis sedasi untuk perawatan intensif
0,2 mg/kg. Pada anak < 3 tahun dan
pada wanita hamil tidak dianjurkan.
Ketamin

Ketamin menimbulkan takikardia, hipertensi, hipersalivasi, nyeri


kepala, pasca anestesia dapat menimbulkan mual muntah, pandangan
kabur dan mimpi buruk. Sebaiknya sebelumnya diberikan sedasi
midazolam atau diazepam dengan dosis 0,1 mg/kg intravena
Dosis bolus induksi IV 1-2 mg/kgBB dan untuk IM 3-10 mg/kgBB
Kesadaran hilang 30-60 detik setelah pemakaian.
Opioid
 Jenis opioid yang umum digunakan antara lain morphine, pethidine,
fentanyl, sufentanil.
 Fentanyl merupakan opioid yang lebih banyak digunakan dibanding
morfin karena menimbulkan efek analgesia anestesia yang lebih kuat
dengan efek depresi nafas yang lebih ringan.
 Opiod tidak menganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan
untuk induksi pasien dengan kelainan jantung.

Obat Penggunaan Jalur Dosis


pemberian
Morphin Analgesia postoperatif IM 0.05-0.2 mg/kg
e IV 0.03-0.15 mg/kg
Fentanyl Anestesia intraoperatif IV 2-50 mcg/kg
Analgesia postoperatif IV 0.5-1.5 mcg/kg
ANESTESI INHALASI

 Obat-obat anestesia inhalasi adalah obat-obat anestesia yang berupa gas atau
cairan yang mudah menguap, yang diberikan melalui pernapasan pasien.
ANESTESI INHALASI

N2O Halotan
Berbentuk gas tak berwarna, bau manis,  Bau enak dan tak merangsang jalan nafas. Dapat
tak iritasi, tak terbakar juga digunakan untuk laringoskopi intubasi.
N2O diserap dengan cepat dalam tubuh,  Untuk induksi anestesi, halotan diberikan dengan
yaitu 1 liter/menit dalam menit pertama konsentrasi 2 – 4% pada dewasa, dan 1,5–2% pada
Penggunaan campuran nitrous oksida anak-anak, dan diberikan bersama oksigen atau
dengan oksigen 50:50 campuran oksigen-nitrous oksida.
Depresi napas terjadi pada pemakaian  Menghambat otot jantung dan otot polos
N2O tanpa oksigen pembuluh darah serta menurunkan aktivitas saraf
simpatis.
ANESTESI INHALASI

Enfluran Isoflurane
 Enfluran berbentuk cair pada suhu Cairan bening, berbau sangat kuat, tidak mudah
kamar, mudah menguap terbakar dalam suhu kamar
 Efek depresi nafas dengan Isoflurane memiliki efek relaksasi otot yang baik
menurunkan volume tidal, depresi dan berpotensiasi dengan obat relaksan otot,
terhadap sirkulasi lebih kuat, dan namun tidak terlalu merelaksasi otot uterus
lebih iritatif dibandingkan halotan, Awitan aksi beberapa menit tergantung dosis.
tetapi jarang menimbulkan aritmia. Efek anestesi bedah 1,5-3,0% menimbulkan
Efek relaksasi terhadap otot lurik anesthesia dalam 7-10 menit.
lebih baik dibandingkan halotan
sehingga meningkatkan kinerja obat
relaksan otot
ANESTESI INHALASI

Desflurane Sevofluran
 Digunakan sebagai pemelihara Agen anestesi inhalasi berbau manis, tidak mudah
anestesi umum meledak, yang merupakan hasil fluorinasi metil
 Penggunaannya mulai menggantikan isopropil eter
isoflurane Penggunaannya dapat diberikan bersama oksigen
 Kelemahan potensinya kurang kuat, dan N2O
perih dan harga yang mahal. Minimal aliran gas 2 liter/menit
 Merangsang jalan napas atas sehingga Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat
tidak digunakan untuk induksi dibandingkan dengan isofluran, tidak merangsang
anestesi jalan nafas, jarang menyebabkan aritmia
Efek obat anestesi
inhalasi

Keterangan
- = tidak ada khasiat
+ = khasiat ringan sampai sedang
++ = khasiat kuat
Relaksan

Menghambat transmisi neuromuscular sehingga menimbulkan


kelumpuhan pada otot rangka. Menurut mekanisme kerjanya, obat ini
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
 obat penghambat secara depolarisasi resisten ( misalnya suksinil
kolin )
 obat penghambat kompetitif atau nondepolarisasi ( misalnya
kurarin )
RELAKSAN

Pelumpuh Otot Depolarisasi Pelumpuh Otot Non Depolarisasi

 Bekerja seperti asetilkolin, tetapi di  Berikatan dengan reseptor


celah saraf otot tak dirusak oleh nikotinik-kolinergik, tetapi tak
koliesterase, sehingga cukup lama menyebabkan depolarisasi, hanya
berada di celah sinaptik, sehingga menghalangi asetil-kolin
terjadilah depolarisasi ditandai oleh
menempatinya, sehingga asetilkolin
fasikulasi yang disusul relaksasi otot
tak dapat bekerja.
lurik.
 Suksinil-kolin dan dekametonium.
Dosis suksinilkolin untuk intubasi : 1-1,5
mg/kgBB diberikan secara intravena
Atracurium Besylate

 Merupakan pelemas otot dengan lama kerja menengah (durasi kerja 20-45
menit)
 Atracurium mengalami metabolisme non-enzimatik yang tidak bergantung
pada fungsi hati dan ginjal, sehingga dapat digunakan pada pasien dengan
gangguan hati dan ginjal.
 Efek kardiovaskular akibat penggunaan atracurium jarang terjadi, kecuali
bila dosis melebihi 0,5 mg/kgBB
 Pemulihan fungsi saraf otot dapat terjadi secara spontan sesudah masa
kerjanya berakhir, atau apabila diperlukan bisa diberikan obat
antikolinesterase.
 Sediaan : Ampul 10mg/ml : Notrixum, Tramus ; Ampul 25 mg/2.5 ml :
Tracrium
 Dosis awal 0.5-0.6 mg/kgBB, dosis rumatan 0.1 mg/kgBB
ANESTESI LOKAL

Anestetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf. Anestetik lokal bekerja
pada tiap bagian susunan saraf. Anestesi lokal yang ideal : Bersifat sementara
(reversible), tak menimbulkan reaksi lokal, mula kerja cepat dengan durasi memuaskan,
stabil dapat disterilkan

Golongan Ester Golongan Amida


(-COOC-) (-NHCO-)
• Kokain • Lidokain
• Benzokain • Mepivakain
• Ametocaine • Prilokain
• Prokain • Bupivacain
• Tetrakain • Etidokain
• Kloropokain • Dibukain
• Ropivakain
• Levobupivacaine
Teknik pemberian anestesi lokal
‫ب ْالعَالَ ِميْن‬
‫ْال َح ْمدُ هَّللِ َر ِّ ِ‬

‫) ‪Terima Kasih :‬‬

Anda mungkin juga menyukai