Anda di halaman 1dari 60

KULIAH MATERI

KOMPREHENSIF
ANC
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
PREEKLAMPSIA
ABORTUS
KB
KEPUTIHAN
ANTE NATAL CARE
Ns. Baiq Fitrihan Rukmana, S.Kep,.M.Kep
Antenatal Care

Pengertian
 pemeriksaan kehamilan
 Mengoptimalisasikan kesehatan mental &

fisik ibu hamil


 Mampu menghadapi persalinan, kala nifas,

persiapan pemberian ASI dan kembalinya


kesehatan reproduksi secara wajar.

3
KEHAMILAN dibagi 3 trimester

 T rimester 1 : 1-20 minggu


 Trimester 2 : 21 – 27 minggu
 Trimester 3 : 28 – 40 minggu

MENURUT KEMATANGAN JANIN


 Immatur : 21 - 27 minggu
 Prematur : 28 – 36 minggu
 Aterm : 37 – 42 minggu
 Posterm : ≥42 minggu
Jadual Pemeriksaan
1. Pemeriksaan pertama
setelah diketahui terlambat haid.  tes
kehamilan, USG

2. Pemeriksaan ulang
tiap bulan : 6 mg s.d. 7 bl
tiap 2 mg : s.d. 8 bl
tiap mgg : ≥ 8 bl

3. Pemeriksaan khusus
jika ada keluhan tertentu.

Dianjurkan minimal 4 kali selama kehamilan

5
Tujuan khusus
 Mengenal & menangani sedini mungkin
penyulit dan penyakit yang menyertai saat
kehamilan, persalinan, dan nifas.

 Nasihat & petunjuk berkaitan dengan


kehamilan, persalinan, nifas, laktasi dan
KB.

 Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu


dan perinatal.

6
Konsep Pemeriksaan
 Anamnesis: Identitas, Status Marital, HPMT, Keluhan, RPS, RPD, Riwayat
Fertilitas, Riwayat Obstetri, Riwayat ANC, Riwayat Haid, Riwayat
Perkawinan, Riwayat KB

 Pemeriksaan fisik umum: TB/BB, KUVS, Status Generalis

 Pemeriksaan khusus obstetri: Inspeksi, Palpasi (Leopold), TFU, Auskultasi


(DJJ), Pemeriksaan Dalam (VT)

 Pemeriksaan penunjang: USG, Laboratorium (DR3, SGOT, SGPT, Albumin,


Bilirubin, LDH)

 Diagnosis kehamilan: Tanda dugaan hamil, tanda pasti, tanda tidak pasti

 Pemeriksaan psikologis*

 Penatalaksanaan lebih lanjut: Edukasi, Terapi obat (SF, Asam Folat),


Dirujuk (jika terdapat penyulit di waktu-waktu mendekati persalinan)

7
Tanda dugaan hamil
 Amenore
 Mual muntah
 Ngidam
 Sinkope
 Payudara tegang

 Sering miksi
 Konstipasi
 Pigmentasi kulit
 Epulis
 varises
8
Tanda tidak pasti
 Rahim membesar sesuai dengan tuanya
kehamilan
 Pemeriksaan dalam dijumpai :

◦ Hegar
◦ Chadwick
◦ Piscaceck
◦ Braxton hicks
◦ ballotement
 Pemeriksaan biologis kehamilan (+)

9
Tanda pasti kehamilan
 Terlihat / teraba bagian-bagian janin
 Terlihat / teraba gerakan janin
 Terdengar/ terlihat detak jantung janin

10
PROSES KEHAMILAN

Terjadi perubahan
mendasar alat
genitalia interna
dan eksterna.

Untuk menunjang
perkembangan
dan pertumbuhan
janin dalam
rahim.

11
TINGGI FUNDUS UTERI MENURUT UMUR KEHAMILAN

36 mgg  40
mgg

28 mgg

20 mgg

16 mgg
12 mgg mulai teraba

12
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Ns. Baiq Fitrihan Rukmana, S.Kep,.M.Kep
 Def : Mual dan muntah berlebihan, lebih dari
10x dalam 24 jam yang terjadi pada ibu hamil
sampai usia kehamilan 16 minggu dan tidak
sembuh dengan terapi sederhana sehingga
mengganggu kesehatan kegiatan sehari - hari.
 Sindroma ini ditandai
◦ Penurunan BB > 5%
◦ Dehidrasi dan produksi keton
◦ Defisiensi nutrisi
◦ Kelainan metabolik dan elektrolit
◦ Tidak mampu malakukan aktivitas sehari - hari
Etiologi

 Penyebab hiperemesis gravidarum (HG)


adalah multifaktorial
 Beberapa peneliti mengemukan etiologi dari

hiperemesis gravidarum antara lain :


◦ Hormon HCG dan Estrogen
◦ Penyebab psikologik
◦ Imunologik
PATOFISIOLOGI

Sinsitiotrofoblas menghasilkan hormon ß-hcg


yang akan mengaktivasi parasimpatis dan
akan bermanifestasi ke berbagai organ:
1. Gaster: kontraksi otot lambung dan sekres
HCl oleh sel parietal
2. Pylorus: kontraksi
3. Sfingter gastroesofageal: relaksasi
Jika ini terjadi bersamaan maka akan terjadi
refluks dan mengakibatkan gejala mual dan
muntah.
Faktor resiko

 BB > 170 pound


 Gamelli
 Usia ibu < 20 thn
 Asma yang tidak diobati
 Diit tinggi lemak
 Epilepsi
 Stress sosial yang berat
 Makan yang berlebihan sebelum dan selama hamil
 Riwayat : HG kehamilan sebelumnya, motion
sickness, sensitif terhadap kontrasepsi, migraine,
alergi, gastritis, saudara atau ibu dengan riwayat
HG, hipertensi, penyakit ginjal dan diit yang buruk
Diagnosa

 Gejala hiperemesis bisa muncul pada umur


kehamilan 4 – 6 mgg dan akan membaik
pada usia 15 – 20 mgg, namun ada
beberapa kasus yang relaps
 Gejala yang dikeluhkan penderita bervariasi

antara lain :
◦ Kulit kering dan pucat, penurunan jumlah urin,
lemah lesu dan mudah lelah
◦ Penurunan berat badan, mual-muntah, saliva
berlebihan
Diagnosa

◦ Penurunan sensitifitas terhadap bau, suara, gerak


dan cahaya
◦ Psikologik : depresi dan cemas
 Pada pemeriksaan laboratorium
◦ Peningkatan benda keton , ureum, hematokrit dan
pH urin
◦ Penurunan Na, K, Cl, Mg
◦ Peningkatan enzim hati : SGOT/PT, bilirubin
 Hasil lab. Menggambarkan derajat beratnya
HG
Kriteria diagnosis

 Tingkat III
Derajat
◦ Tampak terus
Muntah lemahmenerus
& apatis
◦ Perasaan
Turgor lebih
lemah

◦ Nafsu kering
Lidah makan&– kotor
◦ Berat kecil
Nadi badan & menurun
cepat
◦ Nyeri naik
Suhu epigastrium
◦ Nadi 100x/m
Mata agak ikterik
◦ TD sistemik
Berat badan menurun
turun
◦ Turgor
Mata cekung
kulit –
◦ Lidah kering
Tekanan darah turun
◦ Mata cekung
Hemokonsentrasi
◦ Oliguria
◦ Konstipasi
◦ Nafas berbau aseton & aseton urin
 Derajat III
◦ Keadaan umum lebih payah
◦ Muntah berhenti
◦ Kesadaran menurun mulai somnolen sampai koma
◦ Nadi lebih kecil dan lebih cepat
◦ Suhu lebih tinggi
◦ Tensi lebih turun
◦ Ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan
mental)
◦ Ikterus
Penatalaksanaan

 Prinsip
◦ Perbaikan kondisi umum
◦ Memberikan nutrisi memadai secara bertahap
◦ Mengurangi gejala
◦ Meningkatkan kondisi psikologis dan dukungan
sosial
Penatalaksanaan

 Medikamentosa
◦ Cairan parenteral  p[ada dehidrasi
sedang/berat atau intake (-)
◦ Vitamin
◦ Antihistamin  dramamin, avomin
◦ Antiemetik  klorpomasin, disiklomin HCL
 Non Medikamentosa
◦ Pengelolaan Diet
◦ Isolasi  kondisi ruang tenang
◦ Dukungan psiko-sosial
Diet
 Tujuan :
◦ Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol
asidosis
◦ Memberikan energi dan gizi yang cukup secara
berangsur
 Syarat :
◦ Karbohidrat tinggi
◦ Lemak rendah
◦ Protein sedang
◦ Makanan kering, cairan  sesuai keadaan pasien
◦ Mudah cerna
◦ Optimalkan makan malam bila makan pagi/siang sulit
◦ Makanan berangsur ditingkatkan
Diet
 Diet Hiperemesis I
◦ Pasien hiperemesis berat
◦ Terdiri dari : roti kering, singkong bakar/rebus, ubi
bakar/rebus, buah
◦ Cairan tidak bersama makanan ( 1-2 jam sesudahnya)
 Diet Hiperemesis II
◦ Bila mual muntah berkurang
◦ Makanan gizi tinggi ( bertahap)
◦ Minuman bersama makanan
 Diet Hiperemesis III
◦ Pasien hiperemesis ringan
◦ Minuman bersama makanan
◦ Cukup energi dan semua zat gizi
PREEKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA
Ns. Baiq Fitrihan Rukmana, S.Kep,.M.Kep
DEFINISI

Preeklampsia ialah patologi kehamilan yang ditandai


dengan trias: hipertensi, oedema (oedema
anasarka) dan protein uria yang terjadi setelah
umur kehamilan 20 minggu sampai menjelang
selama setelah persalinan 24 jam.

Eklampsia adalah kejang atau koma yang menyertai


keadaan preeklampsia.
(eklampsia berarti halilintar yg mempunyai
maksud seorang wanita hamil apabila mendapat
preeklampsia/ eklampsia dlm keadaan gawat
maupun darurat bagaikan terkena halilintar)
Patofisiologi:

Preeklampsia/eklampsia masih merupakan disease of


theory artinya belum diketahui penyebabnya, masih
merupakan kumpulan dari gejala2 yg muncul.
Terdapat banyak teori, antara lain:
1. Teori iskemia plasenta
2. Teori imunologis
3. Teori genetik
4. Dll

Tetapi intinya adalah KERUSAKAN ENDOTEL


PEMBULUH DARAH
Pembagian Preeklampsia/eklampsia :
I. Berdasarkan Riwayat Tek.Darah
a. Genuine Preeclampsia : sblmnya tdk
mempunyai riwayat hipertensi
b. Superimposed Preeclampsia : telah
mempunyai riwayat hipertensi
II. Berdasarkan Gejala
a. Preeclampsia Ringan :
- tek.darah : ≥140/90 s.d <170/110mmHg
- protein uria :
* kualitatif +1 atau +2
* kuantitatif <5 g/liter dlm 24 jam
- edema : lokal atau general
b. Preeclampsia Berat :
- tek.darah : ≥170/110mmHg
atau: kenaikan tekanan sistolik > 60mmHg
kenaikan tekanan diastolik > 30mmHg
- protein uria :
* kualitatif +3 atau +4
* kuantitatif ≥ 5 g/liter dlm 24 jam
- oedema : anasarka

Ada suatu tingkatan keadaan yg disebut impending eclampsia


Yaitu keadaan sblm trjadi eclampsia :
- Oligo Uria, yakni < 25 cc/jam (0,5cc/kg)
- edema yang massif
- gangguan visus yang cerebral
- nyeri epigastrium/nyeri kuadran atas abdomen/muntah2
- terdapat HELLP syndrome (Hemolysis, Elevated Liver
Enzymes and low Platelet Count)
PENUNJANG DIAGNOSIS
a. Laboratorium pemeriksaan protein urine baik
secara kualitatif maupun kuantitatif
b. Pemeriksaan darah

FAKTOR PREDISPOSISI (FAKTOR PENCETUS):


a. Primigravida (muda/<20thn, tua/>30thn)
b. Mempunyai riwayat hipertensi
c. Obesitas
d. Diabetes melitus
e. Gangguan ginjal
f. Kehamilan overdistended (khmln ganda, janin
besar, hidramnion)
PENANGANAN PREECLAMPSIA RINGAN

Dlm Kehamilan
a. Rawat Jalan (ambulatoir) :
- banyak istirahat
- diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
- diet Rendah : garam,lemak,karbohidrat
- mulitvitamineral : sayur2an & buah2an
- sedatif ringan : diazepam 3x2 mg atau luminal 3x30 mg
selama 7 hari
- periksa laboratorium :
darah rutin (Hb,Al,Ct,Bt,GolDrh,trombosit)
darah kimia (alb,glb,gds,ureum,kreatinin,got,gpt)
urine rutin;uji faal hati;uji faal ginjal;Estrial & HPL
- kontrol tiap minggu
b. Rawat Inap
- dlm 2 minggu rawat jalan tidak menunjukkan perubahan
- kenaikan berat badan >/1kg/minggu
- timbul salah satu gejala preeklampsia berat
PENANGANAN PREEKLAMPSIA BERAT

a. Penderita dirawat diruang yg tenang, tidur miring ke kiri


b. Diet cukup protein, 100gr/hari & kurang garam yakni sampai
0,5 gr/hari
c. Infus ringer laktat 60-125ml/jam (20tetes/menit)
d. Drug Of Choice (Magnesium Sulfat/MgSO4), dgn alasan:
- antihipertensi ringan
- antikejang ringan
- sedatif ringan
- diuretik ringan
- memperbaiki sirkulasi uteroplasenter
Syarat pemberian MgSO4:
* Refleksi patela (+)
* Respirasi >/16 per menit
* Produksi urine 25cc/jam
* Tersedia antidotum,yakni kalsium glukonat
Bila syarat diatas tdk terpenuhi, akan trjadi:
+ keracunan MgSO4 dg tanda: refleksi patela (-),respirasi
<16kali, oligo/anuria,cardiac arrest kemudian segera
diberikan antidotumnya (kalsium glukonat)
- Dosis awal :
8 gr lar.40%(20ml) masing2 10ml di boka & boki
- Dosis pemeliharaan :

4gr setiap 6 jam kemudian.


injeksi dexamethason 5mg(1 ampul) setiap 8 jam
- Pemberian magnesium sulfat dihentikan setelah :

* diagnose mjd preeclampsia ringan


* 24 jam pasca persalinan.
e. Anti Hipertensi
diberikan bila T.≥170/110mmHg
- nipedipin 2-3 kali 10mg/hari
f. Diuretika
- Indikasi : edema paru2 & kgglan jantung
- Obat dan dosis
g. Tindakan Obstetrik
1. Konservatif : kehamilan dipertahankan,shg ditunggu smpai
prsalinan spontan
2.Aktif :
2.1 indikasi : bila terdapat 1 atau lebih keadaan di bwh ini :
- UK ≥ 37 minggu
- trdpat gejala impending eclampsia
- tdk ada respon pengobatan (trjd kenaikan tek.darah stlh 6
jam, tdk ada perbaikan stlh 48 jam, index gestosis > 6)
- adanya foetal compromised/F.C atau foetal distress/F.D
- adanya IUGR
- munculnya HELLP syndrome
2.2 Cara Terminasi / Pengakhiran Kehamilan
- blm dlm persalinan/BDP – induksi ; perlu dipertimbangkan
dg bishop score dan adanya penekanan trhdp kondisi janin
(foetal well beeing yaitu F.C & F.D)
mengingat risiko tinggi preeclampsia/eclampsia pd ibu hami;
cenderung utk dilakukan bedah caesar.
- dlm persalinan/DP
+ kala I fase laten---seksio caesarea
+ kala I fase aktif---amniotomi, bila 6 jam stlah
amniotomi tdk trcapai pembukaan lengkap—
seksio caesarea
+ kala II : *ekstraksi vakum
*ekstraksi forsipal
Eklampsi

1. Prinsip pengobatan sama dg preeklampsi berat,


trmasuk pemberian MgSO4
2. Bila masih trjd kejang, berikan tmbahan MgSO4 2
gr larutan 20% dlm waktu 2 menit, bila masih
kejang berikan amobarbital smpai 250 mg
intravena pelan
3. Sebagai alternatif dpt diberikan diazepam 10mg
intravena sblm terapi dg MgSO4
4. Pemberian MgSO4 dihentikan setelah 24jam
persalinan, atau bila eklampsia timbul stlah
persalinan MgSO4 diberikan smpai 24jam stlah
serangan kejang terakhir
5. Persalinan diusahakan pervaginam, 4-8 jam stlah
serangan kejang terakhir & penderita sudah sadar
6. Bila diperlukan tindakan seksio caesarea, ini
dikerjakan sekurang2nya 12 jam bebas kejang
7. Tindakan lain disesuaikan dg keadaan
ABORTUS
Ns. Baiq Fitrihan Rukmana, S.Kep,.M.Kep
Definisi
 Berakhirnya kehamilan dengan umur
kehamilan < 20 mg atau berat janin kurang
dari 500 gram.

 Berakhirnya kehamilan dengan cara apapun


sebelum janin cukup berkembang untuk
dapat hidup di luar kandungan.
Etiologi
 FAKTOR FETAL
perkembangan zigot abnormal
 FAKTOR MATERNAL
1. infeksi
2. penyakit kronis
3. kelainan endokrin: hipotiroidisme, DM,
defisiensi progesteron
4. nutrisi
5. penggunaan obat dan lingkungan (tembakau,
alkohol, kafein, radiasi, kontrasepsi &
enviromental toxin)
6. faktor imunologi (autoimun & alloimun)
7. trombofilia
Patofisologi
 Terjadi perdarahan ke dalam decidua basalis,
yang diikuti nekrosis jaringan yang
berdekatan dengan area perdarahan → secara
perlahan embrio dilepaskan dari tempat
implantasi → benda asing → memicu
kontraksi uterus untuk mengeluarkannya dari
dalam cavum uteri.
 UK < 8 minggu → keluar seluruhnya
 UK 8 – 14 minggu → chorion (plasenta) tidak
dilepaskan secara sempurna → perdarahan
 UK > 14 minggu → ketuban pecah, keluar
janin yang disusul plasenta.
Klasifikasi
 Berdasarkan Jenis:
Abortus spontan
Abortus provocatus ( buatan )

 Berdasarkan derajat:
Abortus Imminens
Abortus Insipiens
Abortus Incompletus
Abortus Completus
Missed abortion
Diagnosa Perdarahan Serviks Besar Gejala
uterus lain
Abortus Sedikit - sedang tertutup Sesuai dengan Tes kehamilan +
imminens usia kehamilan Kram
Uterus lunak
Abortus insipiens Sedang - banyak terbuka Sesuai atau Tes kehamilan +
lebih kecil Kram
Uterus lunak
Abortus Sedikit - banyak terbuka Lebih kecil dari Tes kehamilan +
incompletus usia kehamilan Kram
Keluar jaringan
Uterus lunak
Abortus Sedikit atau tidak Lunak Lebih kecil dari Sedikit atau
completus ada (terbuka) - usia kehamilan tidak ada kram
tertutup Keluar massa
kehamilan
uterus kenyal
Missed abortion Sedikit, warna Agak kenyal Lebih kecil dari Sebagian gejala
kehitaman dan tertutup usia kehamilan kehamilan
hilang
Abortus Imminens
 Perdarahan dari uterus sebelum uk 20 mg di
mana hasil konsepsi masih berada dalam
cavum uteri dan tanpa adanya dilatasi cervix.
 Klinis: keluar discharge berdarah atau
perdarahan melalui orificium uteri → vaginal
spotting bahkan perdarahan yang lebih berat.
 Berlangsung dalam beberapa hari s/d minggu.
 Awalnya keluar darah diikuti nyeri perut bawah
hilang timbul.
 Nyeri perut bawah (anterior) ritmik yang jelas;
Abortus Imminens
 Nyeri punggung bawah yang menetap yang
berhubungan dengan perasaan penuh pada
panggul, atau nyeri bersifat tumpul di linea
mediana.
 Pengelolaan:

1. bed rest total s/d bebas perdarahan 2


- 3 hari.
2. tokolitik, progesteron & prostaglandin
sintetase inhibitor.
3. bila dalam 3 - 5 hari perdarahan tidak
berkurang atau bertambah → evaluasi
diagnosis.
Abortus insipiens
 Perdarahan uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan adanya dilatasi cervix
yang meningkat namun hasil konsepsi masih
berada dalam cavum uteri.
 Pengelolaan:

1. UK < 16 minggu → evakuasi AVM /


kuretase
2. UK > 16 minggu → tunggu ekspulsi
spontan hasil konsepsi, dilanjutkan
evakuasi sisa hasil konsepsi.
Abortus Incompletus
 Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum UK 20 minggu dengan
masih terdapat sisa hasil konsepsi tertinggal
dalam cavum uteri.
 Pengelolaan:

1. kuretase terencana → keadaan umum


baik & sedikit perdarahan.
2. kuretase emergensi → bila perdarahan
banyak sambil perbaikan keadaan umum.
Abortus Completus
 Pengeluaran seluruh hasil konsepsi sebelum
umur kehamilan 20 minggu.

 Pengelolaan:
1. tidak ada terapi khusus
2. kontrol 1 minggu kemudian
Missed Abortion
 Kematian janin yang tertahan dalam cavum
uteri selama 8 minggu atau lebih pada umur
kehamilan < 20 minggu.
 Pengelolaan:

1. pemeriksaan lab: Hb, AL, AT, PT,


APTT, fibrinogen
2. bila hemostasis normal: kehamilan <
12 minggu → evakuasi cavum uteri.
kehamilan > 12 minggu → pasang
laminaria 24 jam dilanjutkan oksitosin drip,
atau pemakaian preparat prostaglandin.
3. bila hemostasis tak normal: Transfusi
darah segar atau fibrinogen perinfus
sampai fibrinogen > 140 mg%. dilatasi
cervix dan kuretase cavum uteri dilakukan
setelah hemostasis diperbaiki.
Komplikasi abortus
 Perdarahan → syok
 Infeksi → Sepsis
KONTRASEPSI
Kontrasepsi

Kontra : mencegah atau melawan

Konsepsi : hasil pertemuan antara sel ovum yang


matang dan sel sperma

Kontrasepsi : menghindari/mencegah terjadinya


kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
ovum dan sel sperma
Macam Kontrasepsi
KLASIFIKASI JENIS
Kontrasepsi Tubektomi
Sterilisasi Vasektomi
Kontrasepsi Teknik Coitus interruptus
Pantang Berkala
Lactational Amenorrhoe
Method (LAM)
Kontrasepsi Pil
Hormonal Suntikan
Implant
Transdermal Patch
Kontrasepsi Kondom/Diafragma
Mekanik Spermatisid
Intra Uterine Devices (IUD) /
Alat Kontrasepsi Dalam
Konseling KB
Anamnesis:
1. Riwayat fertilisasi

2. Riwayat obstetri

3. Riwayat kontrasepsi

4. Pengetahuan tentang KB

5. Tujuan dan kepentingan

6. Harapan

7. Riwayat Penyakit Sekarang

8. Riwayat Penyakit Dahulu

9. Kondisi sosial ekonomi

10. Edukasi: kekurangan dan kelebihan kontrasepsi,


kontraindikasi, dll
LEUKORRHEA
Definisi: adalah istilah yang digunakan pada
sekret yang dikeluarkan oleh vagina.
Leukhorea dapat fisiologis maupun patologis.

Klasifikasi:
1. Leukhorea fisiologis
2. Leukhorea patologis
Etiologi
1. Bakteri (Gardnerella, NG)
Keluhan: keputihan, gatal, warna keputihan
abu-abu, encer dan berbau amis
Riwayat kontrasepsi: sedang menggunakan
IUD
Riwayat sosek: seks banyak partner
Pemeriksaan VT/Inspekulo: sekret berwarna
putih abu-abu
Etiologi
2. Jamur (Candida)
Keluhan: gatal (sering di daerah vulva),
berbau, sekret putih ke-kreman
Riwayat kontrasepsi: pil KB
Riwayat pengobatan: steroid
Riwayat penyakit dahulu: diabetes, obesitas
Pemeriksaan VT/inspekulo: terdapat sekret
putih ke-kreman seperti susu
Etiologi
3. Parasit (Trichomonas vaginalis):
Keluhan: keputihan, gatal, putih atau
kuning kehijauan, berbusa, dan berbau

4. Virus (Herpes, HPV)


Keluhan: keputihan disertai panas, gatal
Riwayat kebiasaan: seks multipartner
Penyakit yang menyertai: kondiloma, herpes
genitalis
Edukasi
1. Menjaga kebersihan genitalia
2. Meminimalisir penggunaan sabun aseptik
3. Mengganti pembalut minimal 3x sehari
selama haid
4. Memilih pakaian dalam yang ketat
5. Menghindari faktor risiko seperti seks
multipartner
FINISH!!
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai