Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT PRE


EKLAMPSIA BERAT

KELOMPOK 4
Pengertian Pre Eklamsia

 Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda

hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena

kehamilan. (Sarwono, 2005)


 Pre eklamsia adalh timbulnya hipertensi disertai

proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

(Mansyur, 2000)
Etiologi

Pre eklamsia ditandai dengan gejala trias


hipertemsi, edema, dan proteinuria. Pada pre
eklamsia ringan tidak dijumpai gejala-gejala
obyektif. Sedangkan pada pre eklamsia berat
disertai dengan gejala-gejala yang subyektif,
seperti sakit kepala pada daerah frontal,
skotoma, diplopia pengelihatan kabur, nyeri
didaerah epigastrium, mual dan muntah,
kegelisahan atau hiperfleksi. Tanda dan gejala
pre eklamsia yang disusun dengan serangan
kejang menandakan adanya eklamsia.
Patofisiologi
Menurut Mochtar (2011) pada preeklamsia terdapat penurunan
plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokri,
dimana perubahan pokok pada preeklamsia yaitu mengalami
spasme pembuluh darah, perlu adanya kompensasi hipertensi
yaitu suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir
agar oksigenasi jaringan tercukupi).
Pre eklamsia/ eklamsia menyebabkan adanya kerusakan
berbagai macam sistem organ seperti susunan saraf pusat,
hematologi, hati, ginjal, otak dan sistem kardiovaskuler.
Kerusakan sistem organ yang terjadi dapat berupa berikut ini :
a. Kardiovaskuler
b. Hematologi
c. Otak
d. Ginjal
e. Paru
f. Hepar
Penatalaksanaan pre-eklampsia berat

Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan


diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif
berarti : kehamilan dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal.
Prinsip : Tetap PEMANTAUAN JANIN dengan klinis, USG, kardiotokografi .
A. Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di daerah
kamar bersalin. Tidak harus ruangan gelap. Penderita ditangani aktif bila ada
satu atau lebih kriteria ini.
1. Ada tanda-tanda impending eklampsia
2. Ada hellp syndrome
3. Ada kegagalan penanganan konservatif
4. Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr
5. Usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus
dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam.
B. Penanganan konservatif

Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-


tanda impending eclampsia dengan keadaan janin baik,
dilakukan penanganan konservatif. Medisinal : sama dengan
pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah
mencapai tanda-tanda pre-eklampsia ringan, selambatnya
dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada
perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan
pengobatan dan harus segera dilakukan terminasi. JANGAN
LUPA : OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL, 4-6 L / MENIT.
Obstetrik : pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. Bila
ada indikasi, langsung terminasi.
Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat Pre Eklampsia
Pengkajian primer
Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan :
◦ Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal
 Bersihkan jalan nafas
 Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
 Distress pernafasan
 Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring
◦ Breathing dan ventilasi
 Frekuensi nafas, usaha nafas dan pergerakan dinding dada
 Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
 Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
◦ Circulation dengan kontrol perdarahan
 Denyut nadi karotis
 Tekanan darah
 Warna kulit, kelembaban kulit
 Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
 Pengkajian sekunder
 Data yang dikaji pada ibu dengan eklampsia adalah :
 Data subyektif
◦ Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun
atau > 35 tahun
◦ Riwayat kesehatan ibu sekarang: terjadi peningkatan tensi,
oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan
kabur
◦ Riwayat kesehatan ibu sebelumnya: penyakit ginjal, anemia,
vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
◦ Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau
eklamsia sebelumnya
◦ Pola nutrisi: jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan
pokok maupun selingan
◦ Psiko sosial spiritual: Emosi yang tidak stabil dapat
menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril
untuk menghadapi resikonya
 Data Obyektif
◦ Inspeksi: edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24
jam
◦ Palpasi: untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
◦ Auskultasi: mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya
fetal distress
◦ Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat
pemberian SM ( jika refleks + )
◦ Pemeriksaan penunjang ;
 Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam
 Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ),
kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini
meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
 Berat badan: peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
 Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak
 USG ; untuk mengetahui keadaan janin
 NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
Diagnosa Keperawatan
 Diagnosa atau masalah keperawatan dapat teridentifikasi sesuai
kategori urgensi masalah berdasarkan pada sistem triage dan
pengkajian yang telah dilakukan.
 Prioritas ditentukan berdasarkan besarnya ancaman kehidupan:
Airway, breathing dan circulation (ABC).
 Setelah itu:
Masalah Keperawatan :
 Gangguan perfusi jaringan otak b/d penurunan kardiak out put
sekunder terhadap vasopasme pembuluh darah.
 Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay
O2 dan nutrisi kejaringan plasenta sekunderterhadap penurunan
cardiac out put.
 Kelebihan volum cairan b/d kerusakan fungsi glumerolus sekunder
terhadap penurunan cardiac out put
 Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi; kelemahan
 Kurang pengetahuan mengenai penatalaksanaan terapi dan
perawatan b/d misinterpretasi informasi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai