Anda di halaman 1dari 12

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

BUAT KEHAMILAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL PRE-EKLAMSIA &
EKLAMSIA, HIPERTENSI & KEHAMILAN

NAMA : Intan Nurfauziah


NIM : 1902400

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengertian
Pre- eklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang di tandai
dengan terjadinya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukan tanda-
tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 20 minggu. ( Obgynancea 2009 )
Sedangkan Eklamsia adalah kelainan pada masa kehamilan , dalam persalinan,
atau masa nifas yang di tandai dengan timbulnya kejang ( bukan timbul akibat
kelainan syaraf) dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukan gejala-
gejala pre-eklamsia.
2. Etiologi
Pre-eklamsia dan eklamsia hampir secara eklusif merupakan penyakit pada
kehamilan pertama ( nullipara) . biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan
umur ekstrim , yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih
dari 35 tahun. Pre-eklamsia dan eklamsia dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Pre-eklamsia ringan
- Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran
sekurang-kurangnya pada dua kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam,
sebaiknya 6 jam.
- Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau
lebih per minggu.
- Proteinuria kwantatif 0,3 gram lebih per liter; kwalitatif 1+ atau 2 + pada
urin kateter atau midstream.
2. Pre-eklamsia berat
- Bila salah satu diantara gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil, sudah
dapat digolongkan pre-eklamsia berat.
- Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
- Proteinuria lebih dari 3g/liter.
- Oliguria, yaitu jumlah urin < 400 cc/24 jam.
- Adanya gangguan sereberal, gangguan penglihatan, nyeri kepala, dan nyeri
pada epigastrium.
- Terdapat edema paru dan sianosis.
- Enzim hati meningkat dan disertai ikterus.
- Perdarahan pada retina
- Trombosit < 100.000/mm.

3. Tanda dan Gejala


Pada pre-eklamsia ringan, gejala subjektif belum dijumpai. Pada pre- eklamasi
berat gejalanya sudah dapat dijumpai seperti:
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan
peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus-menerus
dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain.
2. Gangguan penglihatan pasien atau melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan
kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara.
3. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya.
4. Nyeri perut pada bagian ulu hati ( bagian eoigastrium) yang kadang disertai
dengan mual dan muntah.
5. Gangguan pernafasan sampai sianosis
6. Terjadi gangguan kesadaran
7. Dengan pengeluaran proteinuria keadaan semakin berat, karena terjadi gangguan
fungsi ginjal.
Kelanjutan pre-eklamsia berat menjadi eklamsia dengan tambahan gejala kejang
dan/atau koma. Selama kejang diikuti kenaikan suhu mencapai 40º C, frekuensi nadi
bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat. ( dr. Ida Ayu).

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
- Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
- Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37-43 vol %)
- Trombosit menurun ( nilai rujukan 150-450 ribu/mm3)
2. Urinalisis
- Ditemukan protein dalam urine
3. Pemeriksaan Fungsi Hati
- Bilirubin meningkat ( N=< 1 mg/dl)
- LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
- Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
- Serum glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u / ml)
- Serum glutamat oxaloacetic transaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/I)
- Total protein seum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl)
4. Tes kimia darah
- Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg /dl)
5. Radiologi
- Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
- Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah

5. Penatalaksanaan
1. Preeklampsia
Tujuan utama penanganan preeklampsia adalah mencegah terjadinya
eklampsia, melahirkan bayi tanpa afiksia dengan skor APGAR baik, dan
mencegah mortalitas maternal dan perinatal.
a. Preeklampsia ringan
Istirahat di tempat tidur merupakan terapi utama dalam penanganan
preeklampsia ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisis tubuh
menyebabkan aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal
meningkat, tekanan vena pada ekstremitas bawah menurun dan
reabsorpsi cairan bertambah. Selain itu dengan beristirahat di tempat
tidur mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar dan juga
dapat menurunkan tekanan darah. Apabila preeklampsia tersebut tidak
membaik dengan penanganan konservatif, dalam hal ini kehamilan
harus diterminasi jika mengancam nyawa maternal.
b. Preeklampsia berat
Pada pasien preeklampsia berat segera harus diberi obat sedatif kuat
untuk mencegah timbulnya kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya
akut sudah diatasi, tindakan terbaik adalah menghentikan kehamilan.
Sebagai pengobatan mencegah timbulnya kejang, dapat diberikan
larutan magnesium sulfat (MgSO4) 20% dengan dosis 4 gram secara
intervena loading dose dalam 4-5 menit. Kemudian dilanjutkan
dengan MgSO4 40% sebanyak 12 gram dalam 500 cc ringer laktat
(RL) atau sekitar 14 tetes/menit. Tambahan magnesium sulfat hanya
dapat diberikan jika diuresis pasien baik, refleks patella positif dan
frekuensi pernafasan lebih dari 16 kali/menit. Obat ini memiliki efek
menenangkan, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis.
Selain magnesium sulfat, pasien dengan preeklampsia dapat juga
diberikan klorpromazin dengan dosis 50 mg secara intramuskular
ataupun diazepam 20 mg secara intramuskular.
2. Eklampsia
Tujuan utama penanganan eklampsia adalah menstabilisasi fungsi vital
penderita terapi suportif Airway, Breathing, Circulation (ABC),
mengendalikan kejang, mengendalikan tekanan darah khususnya jika
terjadi krisis hipertensi sehingga penderita mampu melahirkan janin
dengan selamat pada kondisi optimal. Pengendalian kejang dapat diterapi
dengan pemberian magnesium sulfat pada dosis muatan (loading dose) 406
gram IV diikuti 1,5-2 g/jam dalam 100 ml infus rumatan IV. Hal ini
dilakukan untuk mencapai efek teurapeutik 4,8-8,4 mg/dl sehingga kadar
magnesium serum dapat dipertahankan dari efek toksik.

6. Data Fokus
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dan berbagai sumber untuk mengeveluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien ( Nursalam, 2001 ).
 Data subjektif
Data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian ( Nursalam, 2001 ).
 Data objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur ( Nursalam, 2001 )
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang menghimpun informasi (data-
data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan berupa : identitas klien dan
penanggung jawab yang meliputi : nama, umur, agama, suku, bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan ke berapa, lamanya perkawinan dan
alamat
2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama : kaji adanya peningkatan tensi, edema, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah dan penglihatan kabur.
- Keluhan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik dan DM.
3. Riwayat Kehamilan
- Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat
kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
- Pola nutrisi, jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
- Psikososial spiritual, emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,
oleh karenanya perlu kesiapan moral untuk menghadapi resikonya.
4. Data Objektif
- Inspeksi, edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
- Palpasi, untuk mengetahui TFU (tinggi fundus uteri), letak janin, lokasi edema
- Auskultasi, mendengarkan DJJ (denyut jantung janin) untuk mengetahui
adaya fetal distress.
- Perkusi, untuk mengetahui reflex patella sebagai syarat pemberian SM (jika
refleks +)
- Pemeriksaan penunjang:
 Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam
 Laboratorium, protein urin dengan kateter atau midstream (biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/liter atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif),
urie acid biasanya > 7 mg/100 ml
 Berat badan, peningkatannya lebih dari 1kg/ minggu
 Tingkat kesadaran, penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak
 USG : untuk mengetahui keadaan janin
 NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.

Meningkat (TD>140/90) Hamil <20 minggu Normal


Hipertensi kronik Superimposed Pre Hamil > 20 minggu
Eklamsia

Pre Eklamsia
Kejang (-) Kejang (+)

Vaso spasme pada Penurunan pengisian Eklamsia


pembuluh darah darah di vertikel kiri

Volume dan tekanan Proses 1 cardiac output kelebihan volume cairan


darah menurun menurun
Keluar keringat
berlebihan

Merangsang medulla System syaraf simpatis


oblongata meningkat kulit

Jantung HCI meningkat Paru

Komperesi saraf simpatis Pristalic turun Penumpukan darah


meningkat
Gangguan irama jantung
Aliran tubulensi embodi LAEDP meningkat

Ggn rasa nyaman (nyeri) Kongesti vena pulmonal

Proses perpindahan
kontipasi Akumulasi gas meningkat cairan karena perbedaan
tekanan
Ketidakseimbangan Timbul odema gangguan
nutrisi kurang dari fungsi alveoli
Akral dingin kebutuhanturun
Metabolism Gangguan pertukaran gas

Perubahan perfusi
jaringan perifer vaskontraksi
Pembuluh darah
7. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS : Edema
- Klien mengatakan kedua kaki dan Kelebihan volume
tangannya bengkak cairan
- Klien mengatakan terjadi peningkatan Kelebihan volume
BB seminggu yang lalu. cairan

DO :
- Kedua kaki dan tangan klien tampak
edema
- Edema derajat +2
- Balance cairan klien
Intake
Minum 1200 cc
Cairan infus 720 cc
Makanan 350 cc
Output
Urine 600 cc
BAB 300 cc
IWL 1110 cc
Balance cairan : +260 cc

DS :
- Klien mengatakan pusing
- Klien mengatakan sering kesemutan

DO :
-
Klien tampak lemah
-
Klien tampak pucat
-
CRT 4 detik
-
TD : 150/80 mmHg
-
Hb : 10,5 gr% Perubahan perfusi
-
Ht : 45% jaringan perifer
-
Trombosit : 140.000/mm3
-
Leukosit : 7500/mm3 Spasme pembuluh
darah
DS :
- Klien mengatakan cemas dengan
kondisinya
Perubahan perfusi
- Klien mengatakan ini merupakan
jaringan perifer
kehamilan yang pertama

DO :
- Klien sering bertanya kepada perawat
Kurang terpaparnya Ansietas
tentang keadaannya
informasi
- Klien tampak murung
- Klien tampak takut dengan keadaan
ajninnya.
Ansietas

8. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

a. Ketidakefektifnya kebersihan janin jalan nafas berhubungan dengan kejang


b. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan
c. Hambatan rasa nyaman berdasarkan dengan gejala terkait penyakit ditandai
dengan merintih.
9. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Memonitor 1. Untuk
psikologis asuhan keperawatan tanda-tanda vital mengetahui
(cemas) selama 3x 24 jam, ( TTV) perkembangan
berhubungan diharapkan cemas 2. Mengkaji tingkat pasien
dengan koping hilang. kecemasan 2. Untuk
yang tidak efektif mengetahui
terhadap proses tingkat
persalinan. kecemasan
DS : pasien pasien.
mengatakan
sangat cemas dan
khawatir akan
perubahan dalam
peristiwa
persalinan
DO : pasien
terlihat sangat
cemas

2. Hambatan rasa Setelah - Lakukan - Untuk


nyaman dilakukan pengkajian nyeri mengetahui
berdasarkan tindakan komprehensif skala nyeri
dengan gejala keperawatan yang meliputi - Mengubah
terkait penyakit selama 2x24 lokasi posisi yang
ditandai dengan jam karakteristik sesuai
merintih diharapkan omset/durasifrek - Untuk
DS : pasien nyeri pasien uensi dan mengurangi
mengatakan nyeri dapat kualitas. nyeri.
kepala berkurang - Berikan posisi
DO : pasien dengan yang nyaman
terlihat merintih kriteris hasil - Ajarkan
kesakitan TD : : relaksasi.
140/90 mengontrol
nyeri
Status
kenyamanan
meningkat
Skala nyeri
1-3.
3. Ketidakefektifnya Setelah dilakukan - Lakukan - Untuk
kebersihan janin tindakan pengkajian mengetahui
jalan nafas keperawatan selama ketidakefektifan sakala
berhubungan 2x24 jam janin jalan nafas. kebersihan
dengan kejang diharapkan janin jalan
DS : pasien ketidakefektifan nafas
mengatakan tidak kebersihan janin - Untuk
efektifnya janin jalan nafas dapat mengurangi
jalan nafas yang teratasi ketidakefektif
erhubungan an janin jalan
dengan kejang. nafas.

Daftar Pustaka
Bulechek, GM, et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). 6 th
Indonesia edn.

Moorhead, S et al. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC), 5 th


Indonesia.
Gustia Indah 2015. Analisa Data Pre-Eklampsia
https://id.scribd.com/doc/177997109/ANALISA-DATA-Pre-Eklampsia.

Anda mungkin juga menyukai