Oleh :
2019
1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh
yang terdiri dari tulang –tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi
bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,
misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-
paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-
tulang kostae (iga).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja organ dalam sistem muskuloskeletal?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal?
3. Apa perbedaan pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal yang sehat
dan tidak sehat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui organ sistem muskuloskeletal.
2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal.
3. Untuk mengetahui perbedaam pemeriksaan fisik pada organ
muskuloskeletal yang sehat dan tidak sehat.
2
REVIEW ANATOMI FISIOLOGI SISTEM
MUSKULOSKELETAL
1. TULANG / SKELETAL
3
A. Fungsi Tulang
1) penunjang (support)
· tulang-tulang ekstremitas inferior, cingulum pelvicum, columna
vertebralis.
· mandibula pada gigi
· tulang lainnya yang menunjang organ dan jaringan
2) perlindungan (protection)
· cranium melindungi otak
· costae dan sternum yang melindungi paru-paru dan jantung
· vertebrae melindungi corda spinalis
3) pergerakan (movement)
4) penyimpanan mineral dan jaringan lemak (adiposa)
· 99% kalsium tubuh
· 85% fosfor
· jaringan adiposa terdapat pada cavum medullare tulang-tulang
tertentu
5) hematopoiesis
· pembentukan sel-sel darah di cavum medullare
B. Klasifikasi Tulang
4
Tulang rawan dibagi menjadi 3 yaitu ;
1) Tulang Rawan Hialin
Matriks tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan,
mengkilat, dan jernih. Fungsinya adalah membantu pergerakan,
membantu jalannya pernapasan. Tulang rawan ini terdapat pada
cakram epifisis, dan ujung rusuk.
5
3) Tulang Rawan Fibrosa
Matriks pada jaringan ini sedikit dan berwarna gelap,
tetapi banyak mengandung serabut kolagen yang membentuk
suatu berkas dan tersusun sejajar. Fungsinya adalah untuk
memberikan kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih
dalam.
6
b. Tulang Berdasakan Bentuknya
1) Tulang Pipa (Long Bone)
Tulang pipa berbentuk bulat, panjang dan tengahnya
berongga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah.
Tulang pipa terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan epifisis.
Diafisis adalah bagian “badan” tulang, sedangkan epifisis adalah
bagian tepi (epi) atau bagian “kepala” tulang. Di antara epifisis dan
diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram epifisis.
Cakram epifisis lebih lambat proses penulangannya dibandingkan
dengan daerah diafisis.
7
Tulang pipih terdapat pada :
1) tulang belikat
2) tulang dada
3) tulang rusuk
8
1) Tulang Kompak
Memiliki matriks yg susunannya rapat. tedapat sistem havers.
Tulang kompak terdapt pada tulang pipa.
2) Tulang Spons
Matriks berongga tersusun atas anyaman trabeculae (semacam
pecahan genting) yangpipih dan mengandung serabut kolagen.
Ronggarongga yang ada pada tulang spons diisi oleh
jaringan.Tulang spons terdapat pada tulang pipih.
9
pankreas), kelenjar paratiroid, hormon estrogen dan progesterone (diovarium
dan testis).
D. Proses Penuaan
1) demineralisasi- kehilangan mineral (osteoporosis)
· pada wanita umur 40-45 tahun karena turunnya kadar estrogen dengan
cepat
2. OTOT / MUSKULUS
Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat
dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu
aksi potensial. Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot
polos. Fungsi otot sebagai berikut :
a. Penggerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Membentuk postur tubuh
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada
dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c. Produksi panas karna adanya kontraksi dan relaksasi
Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.
Fungsi Otot Lainnya antara lain sebagai berikut :
a. Otot Punggung
10
Diskus Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai
penahan goncangan.Terdapat diantara vertebrae sehingga
memungkinkan sendi-sendi untuk bergerak secara halus. Tiap diskus
mengandung cairan yang mengalir kedalam dan keluar diskus. Cairan ini
berfungsi sebagai pelumas sehinggamemungkinkan punggung bergerak
bebas. Diskus bersifat elastis, mudahkembali ke bentuk semula jika
tertekan diantara kedua vertebra.
b. Otot leher
1) Muskulus plastima yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini
menuju ketulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik
sudut-sudut mulut ke bawahdan melebarkan mulut seperti sewaktu
mengekspresikan perasaan sedih dantakut, juga untuk menarik kulit
leher ke atas.
2) Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan
lateralproc.Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke
lateral (samping). fleksidan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke
atas pada sisi yang lain; kontraksikedua sisi menyebabkan fleksi leher.
3) Muskulus longisimus kapitis terdiri dari splenius dan semispinalis
kapitis.Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan
leher ke sisi yang sama.
11
c. Otot bahu
1) Muskulus deltoid (otot segi tiga) Otot ini membentuk lengkung
bahu danberpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu),
scapula, dan tulang
2) Muskulus subkapularis (otot depan scapula) ini dimulai dari
bagiandepan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari
otot ini adalahmenengahkan dan memutar humerus (tulang lengan
atas) ke dalam.
3) Muskulus suprapinatus (otot atas scapula) berpangkal di
lekuk sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini
adalah untuk mengangkat lengan.
4) Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula) Otot ini berpangkal di
lekuk sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan.
Fungsinyamemutar lengan keluar.
5) Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar) Otot ini berpangkal
di sikubawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan.
Fungsinya bisa memutarlengan ke dalam.
6) Muskulus teres minor (otot lengsn bulst kecil) Otot ini berpangkal
di sikusebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan.
Fungsinya memutarlengan ke luar.
12
3. Sendi
Sendi adalah struktur khusus pada tubuh yang berfungsi sebagai
penggerak hubungan antartulang. Jadi, sendi adalah daerah tempat
dua tulang menyatu. Hubungan antartulang itu selanjutnya disebut dengan
artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, maka diperlukan sendi.
Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi. Kartilago akan
membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian
kedua ujung kartilago membentuk sel – sel tulang, keduanya diselaputi
oleh selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak
pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.
a. Fungsi Sendi
1) Menghubungkan tulang yang satu dengan yang lainnya.
2) Membuat tulang yang bersatu tersebut dapat digerakkan.
3) Membuat tubuh leluasa untuk bergerak
4) Klasifikasi Struktural Persendian
13
b. Klasifikasi persendian secara struktural terbagi menjadi :
1) Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu persendian yang tidak dapat
digerakkan, diimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan
hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa. Contohnya :
sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
2) Persendian kartilago (sendi yang bergerak sedikit), yaitu
persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari sendi ini terbatas,
dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin,
contohnya tulang iga.
3) Persendian sinovial (sendi yang bergerak bebas), yaitu persendian
yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligamen artikular yang membungkusnya. Pergerakannya bebas,
contohnya sendi bahu dan panggul, siku dan lutut, sendi pada
tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.
c. Klasifikasi Fungsional Persendian
1) Sendi sinartosis (sendi mati)
Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a) Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat
fibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
Contoh : sutura sagital dan parietal.
b) Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan
dengan kartilago hialin. Contoh : lempeng epifisis sementara
antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak.
2) Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas)
Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon
terhadap torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah :
a) Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan
dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan
14
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh : simpisis
pubis.
b) Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang
berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat
kolagen. Contoh : ditemukan pada tulang yang bersisihan eperti
radius dan ulna, serta tibia dan fibula.
c) Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk
dengan pas dalan kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam
pada tulang rahang.
3) Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga
sendi sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan
sinovial.
15
3) Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan
tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh : tulang
atlas, persendian bagian kepala.
4) Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan
gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Permukaan sendi
berbentuk konveks dan bersendi dengan permukaan yang konkaf
seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua bidang dan empat
empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan adduksi). Contoh : sendi
antara tulang radius dan tulang karpal.
16
6) Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua
tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan
gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya.
Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia.
Misalnya : persendian intervertebrata, dan persendian antara
tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.
17
4) Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali keaksis utama tubuh
(kebalikan dari gerakan abduksi).
5) Rotasi, adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang
itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan
kepala untuk menyatakan tidak.
a) Pronasi, adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis,
yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
b) Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan
telapak tangan menghadap kedepan.
6) Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar
untuk membuat suatu ruang berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan
lengan berbentuk putaran.
7) Inversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan
telapak kaki menghadap kedalam atau kearah medial.
8) Eversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan
telapak kaki menghadap kearah luar.
9) Protaksi, adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan
rahang bawah kedepan atau memfleksi girdel pektoral untuk
membusungkan dada.
10) Retraksi, adalah gerakan menarik bagian tubuh kearah belakang, seperti
saat meretraksi mandibula.
11) Elevasi, adalah pergerakan struktur kearah superior, seperti saat
mengatupkan mulut.
12) Depresi, adalah menggerakan suatu struktur kearah inferior, seperti saat
membuka mulut.
18
ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN PUNGGUNG,
LEHER, BAHU
Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian,
antara lain:
19
1. LEHER
Skeletal
Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah tulang atlas.
Tulang atlas berfungsi untuk menunjang tengkorak. Ruas kedua adalah tulang
pemutar (aksis). Adanya tulang atlas dan aksis memungkinkan kepala untuk
20
berputar. Ruas ketiga sampai ruas ketujuh memiliki bentuk yang mirip dan tidak
bersendian dengan tulang rusuk.
Muskulo
2. PUNGGUNG
21
Skeletal
Tulang ekor merupakan vertebra terakhir. Tulang ekor atau coccyx adalah
gabungan 4 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian dengan tulang
kelangkang.
22
Muskulo
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini di bagi menjadi 3 bagian :
Otot yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua
otot yaitu :
23
Muskulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri
dari dua lapisan : fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan
dinding bagian belakang rongga perut.
3. BAHU
Skeletal
24
Humerus
Muskulo
25
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang
pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.
b. Muskulus subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari bagian
depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah ototnya
terdapat kantung lender. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus
kedalam.
e. Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku
bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid kecil tulang pangkal lengan.
Diantara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang
panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
f. Muskulus teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal di siku
sebelah luar tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal
lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
26
ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN KEPALA, DADA
DAN PERUT
1. KEPALA (CRANIUM)
27
Skeletal
· Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-
tulang lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.
28
· Bagian tulang keras (os petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan
mempunyai taju yang disebut prosesus stiloid.
· Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi
udara dan mempunyai taju, bentuknya seperti puting susu yang disebut prosesus
mastoid
b. Tengkorak wajah
1) Bagian hidung
a) Os lakrimal : tulang mata, terletak disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut
mata
b) Os nasal : tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas
c) Os konka nasal : tulang karang hidung letaknya di dalam rongga hidung
bentuknya berlipat-lipat
d) Septum nasi : sekat rongga hidung adalah sambungan tulang tapis yang tegak
2) Bagian rahang
a) Os maksilaris (tulang rahang atas), terdiri dari tulang bagian kiri dan kanan
menjadi satu di dalamnya terdapat lubang-lubang besar yang berisi udara yang
29
disebut sinus maksilaris (antrum higmori) yang berhubungan dengan rongga
hidung.
b) Di bawah os maksilaris terdapat suatu taju tempat melekatnya urat gigi yang
disebut prosesus alveolaris
c) Os zigomatikum, tulang pipi, terdiri dari dua tulang kiri/ kanan
d) Os palatum, tulang langit–langit, terdiri dari dua buah tulang kiri/kanan, di
bagian tulang muka ini yang keras disebut palatum mole
e) Os mandibularis, tulang rahang bawah. Dua buah kiri/ kanan dan menjadi satu
dipertengahan dagu. Bentuknya seperti logam kuda, bagian muka membentuk taju
yang disebut prosesus korakoid yaitu tempat melekatnya otot-otot kunyah dan
kondilus yang membentuk persendian tulang pipi. Pada tulang rahangh atas dan
tulang rahang bawah banyak mempunyai lubang-lubang yaitu tempat saraf dan
pembuluh darah.
f) Os hyoid, tulang lidah letaknya agak terpisah dari tulang-tulang wajah yang lain
yaitu terdapat dipangkal leher antara otot-otot leher.
30
sama lain oleh tulang Sutura sagitalis yang
bergerigi yang disebut menghubungkan antara os
sutura) parietal kiri dan kanan.
Sutura lambdoidea/
lambdoidalis yang
menghubungkan antara os
parietal dan os occipital.
Muskulo Kepala
31
1) Muskulus frontalis, funsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
1) Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah
32
1) Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya
menarik sudut mulut ke bawah
2) Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo penggir
lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
2. DADA
33
Skeletal
Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga dada)
bentuknya gepeng dan sedikit melebar, yang terdiri atas 3 bagian yaitu :
a. Manubrium sterni, bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian
dengan tulang selangka (klavikula) dan tulang iga.
b. Korpus sterni, bagian yang terbesar dari tulang dada dan membentuk persendian
dengan tulang-tulang iga.
c. Prosesus xifoideus, bagian ujung dari tulang dada dan pada bayi masih berbentuk
tulang rawan.
Terdiri atas :
34
1) Otot dada besar (muskulus pektoralis mayor). Pangkalnya terdapat di ujung
tengah tulang selangka, korpus dan rawan kosta. Fungsinya dapat memutar lengan
ke dalam dan menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan
lengan ke dalam.
5) Otot dada sejati yaitu otot-otot sela kosta dalam. Fungsinya mengangkat dan
menurunkan kosta waktu bernafas. Otot dada bagian dalam disebut juga dada
sejati, otot dada yang membantu pernafasan terdiri dari:
35
3. PERUT
Muskulo
3) Lapisan ke dua di bawah otot di bentuk oleh otot perut dalam(muskulus obliqus
internus abdominis). Serabut miring menuju ke atas dank e tengah. Apeneurosis
terbagi 2 dan ikut membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan
belakang muskulus rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari pedang rawan
kosta III di bawah dan menuju ke simfisis. Otot ini mempunyai 4 buah urat
melintang.
36
Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dindig
abdominal posterior :
37
1. LENGAN
Skeletal
Gelang Bahu
a. Tulang Skapula
38
burung gagak yang disebut dengan prosesus korakoid. Di sebelah bawahnya
terdapat lekukan tempat kepala sendi yang di sebut kavum glenoid
b. Tulang Klavikula
Fungsi kavikula yaitu member kaitan kepada beberapa otot dari leher dan
bahu dan dengan demikian bekerja sebagai penompang lengan.
c. Tulang Humerus
39
Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti
tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar
membentuk kepala sendi yang di sebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini
terdapat tonjolan yang di sebut tuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah
kaput humeri terdapat lekukan yang di sebut kolumna humeri. Pada bagian bawah
terdapat taju (kapitulum, epikondius lateralis dan epikondilus medialis). Di
samping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian
depan) dan fosa olekrani (bagian belakang).
d. Tulang Ulna
Ulna adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua
ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah dan lebih
panjang dari radius. Kepala ulna berada disebelah ujung bawah.
e. Tulang Radius
40
Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa
dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna.
f. Tulang Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung
distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara
tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut
adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan
hamate.
41
Bagian dari Tulang Karpal yaitu :
1) Metacarpal
2) Falang
42
Falang juga tulang panjang,mempunyai batang dan dua ujung. Batangnya
mengecil diarah ujung distal. Terdapat empat belas falang, tiga pada setiap jari
dan dua pada ibu jari.Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs
membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam
sesuatu.
Muskulo
· Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2). Otot ini meliputi dua buah
sendi dan mempunyai dua buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di
dalam sendi bahu, kepala yang pendek melekatnya disebelah luar dan yang kedua
disebelah dalam. Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah
uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku,
meratakan hasta dan mengangkat lengan.
43
· Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju
ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain.
· Muskulus ekstensor karpi ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi
lengan (menggerakkan lengan)
44
· Muskulus ekstensor policis, fungsinya ekstensi ibu jari
b. Otot-otot ketul yang mengedangkan sikudan tangan serta ibu jari dan meratakan
radius. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut :
· Otot-otot di sebelah metacarpal. Otot-otot ini ada 4 lapis. Lapis yang pertama
ke 2 di sebelah luar berpangkal di tulang pangkal lengan. Didalam lapis yang
pertama terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara radius dan tulang
pengumpil sendi pergelangan. Fungsinya dapat membengkokkan falang. Lapis
yang ke 4 ialah otot-otot untuk sendi antara tulang radius dan tulang pengumpil.
Di antara otot-otot ini disebut :
ü Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari : muskulus
pronator teres equadratus, fungsinya pronasi tangan : muskulus spinator brevis,
fungsinya supunasi tangan.
· Kedang Otot – otot di sebelah punggung atas, disebut otot kedang jari bersama
yang meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan ibu jari (telunjuk). Otot –
otot lengan bawah mempunyai otot yang panjang di bagian bawah di dekat
pergelangan dan di tangan. Otot – otot tersebut menpunyai kandung otot.
3) Otot-Otot Tangan
45
2. PANGGUL
Skeletal
Kerangka panggul :
· Fosa iliaka
· Spina iliaka
· Krista iliaka
· Simfisis pubis
46
· Tuberkel pubis
· Tuberositas iskhiardikum
· Foramen obturatum
· Asetabulum
Muskulo
Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju ke
pangkal paha.
c. Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini
disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai ke bagian
luar
47
b. Muskulus gluteus medius dan minimus, terdapat dibagian belakang dari sendi
panggul dibawah gluteus maksimus, fungsinya abduksi dan endorotasi dari femur
dan bagian medius eksorotasi femur.
3. GERAK BAWAH
Skeletal
a. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu
ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk
artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior,
dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut
sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan
pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian
pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk
artikulasi dengan tulang femur.
b. Femur
48
c. Tibia
d. Fibula
e. Tarsal
f. Metatarsal
g. Phalangs
49
Muskulo
Ketiga otot ini menjadi satu yang di sebut muskulus abduktor femoralis.
Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur.
· Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang femur terdiri dari:
50
ü Biseps femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan femur dan
meluruskan tungkai bawah.
Terdiri dari :
c. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Otot – otot
tersebut di paut oleh ikat melintang dan ikat silang sehinggaotot itu bisa
membengkokkan kaki ke atas.otot – otot yang terdapat di belakang mata kaki luar
dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki
sebelah luar.
e. Muskulus falangus longus. Berpangkal pada fibula, ototnya melewati falang dan
melekat pada ruas falang. Fungsinya membengkokkan falang.
51
g. Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat
meluruskan jari kaki.
52
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
MUSKULOSKELETAL
53
Palpasi mungkin memperhatikan daerah nyeri tekan atau
diskontinuitas suatu tulang. Apakah ada krepitasi? Krepitasi
adalah sensasi berderak yang teraba dan sering ditemukan pada
tulang rawan sendi yang menjadi kasar.
Penilaian rentang gerak sendi tertentu dilakukan setelah itu.
Anda harus menyadari sendi yang meradang atau arthritis
mungkin nyeri. Gerakkan sendi ini dengan perlahan-lahan. Fungsi
otot dan fungsi terpadu biasanya diperiksa selama pemeriksaan
neurologi, dan topic ini dibicarakan dalam bab berikutnya.
2. Pengkajian Sistem Otot
Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan merubah
posisi, kekuatan otot dan koordinasikan ukuran otot serta ukuran masing-
masing otot. Kelemahan otot menunjukkan polineuropati, gangguan
elektrolit (kalsium dan kalium), miastenia grafis, poliomyelitis, distrofi
otot. Dengan palpasi otot saat ekstremitas relaks digerakkan secara pasif
akan terasa tonus otot. Mengkaji kekuatan otot dilakukan dengan palpasi
otot dan ekstremitas yang digerakkan secara pasif dan rasakan tonus otot.
Ukuran kekuatan otot dengan gradasi dan metode berikut :
Priharjo R. (1996),
Skala. Reeves (2001) Berger, dan Williams
(1999)
0 Tidak Tidak terdapat 0 % Paralisis total
ada kontraktilitas
1 Sedikit. Ada bukti sedikit 10 % Tidak ada gerakan,
kontraktilitas tanpa teraba/terlihat adanya
adanya gerakan sendi kontraksi otot
2 Buruk. ROM (rentang gerak) 25 % Gerakan otot penuh
komplit dengan batasan menentang gravitasi,
gravitasi dengan sokongan
3 Sedang. ROM komplit terhadap 50 % Gerakan normal
gravitasi menentang gravitasi
4 Baik. ROM komplit terhadap 75 % Gerakan normal penuh
54
gravitasi dengan menentang gravitasi
beberapa resisten dengan sedikit
penahanan.
5 Normal. ROM yang komplit 100 % Gerakan normal penuh,
terhadap gravitasi menentang gravitasi
dengan resisten penuh dengan penahanan penuh
3. Pemeriksaan Berjalan
Bagian pertama pemeriksaan penyaring terdiri dari inspeksi gaya
gaya berjalan sikap tubuh. Mintalah pasien untuk membuka pakaian dan
hanya mengenakan pakaian dalam saja, dan berjalan dengan kaki
telanjang untuk menentukan kelainan gaya berjalan. Mintalah pasien
untuk berjalan menjauhi anada, kemudian mendekati anda dengan
berjalan di ujung jari kaki, menjauhi anda dengan berjalan diatas tumit,
dan akhirnya kembali kepada anda dengan gaya berjalan dua – dua
(tandem). Jika ada kesulitan dalam gaya berjalan, harus dilakukan
perubahan dalam tindakan pemeriksaan ini.
55
4. Pemeriksaan Tulang Belakang
Kurvatura normal tulang belakang konveks pada bagian dada dan
konkaf pada sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang belakang
yang sering terjadi meliputi : scoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang
belakang), kifosis (kenaikan kurvatura lateral tulang belakang bagian
dada), lordosis ( membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang
yang berlebihan). Kifosis terjadi pada pasien osteoporosis pada pasien
neuromuscular.
Skoliosis terjadi congenital, idiopatrik (tidak diketahui penyebabnya)
atau akibat kerusakan otot paraspinal misalnya pada poliomyelitis.
Lordosis dijumpai pada penderita kehamilan karena menyesuaikan postur
tubuhnya akibat perubahan pusat gaya beratnya.
Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan memeriksa kurvatura
tulang belakang dan kesimetrisan batang tubuh dari pandangan anterior,
posterior dan lateral. Dengan cara berdiri di belakang pasien, dan
memperhatikan perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong
normalnya simetris. Simetri bahu dan pinggul serta kelurusan tulang
belakang diperiksa dengan pasien berdiri tegak, dan membungkuk ke
depan (fleksi). Skoliosis ditandai dengan abnormal kurvatura lateral
tulang belakang, bahu yang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak
simetri dan scapula yang yang menonjol, akan lebih jelas dengan uji
membungkuk kedepan. Lansia akan mengalami kehilangan tinggi badan
karena hilangnya tulang rawan dan tulang belakang.
56
5. Pemeriksaan Sendi Temporomandibular
Pasien dengan gangguan sendi temporomandibular (TMJ) mungkin
mengeluh nyeri rahang unilateral atau bilateral. Nyeri memburuk dipagi
hari dan setelah makan. Pasien mungkin mengeluh “bunyi klik’ pada
rahangnya.
Untuk memeriksa sendi, letakkan jari telunjuknya didepan tragus dan
menyuruh pasien untuk membuka dan menutup mulutnya dengan
perlahan.
6. Pemeriksaan Bahu
Inspeksi bahi untuk melihat adanya defrmitas, pelayuan, atau asimetri.
Bahu harus dipalpasi untuk menemukan daerah nyeri tekan setempat.
Rentang gerak untuk abduksi, aduksi, rtasi eksternal dan internal, dan
fleksi diperiksa dan dibandingkan dengan sisi lainnya. Catatlah kalau ada
nyeri.
7. Pemeriksaan Siku
Palpasi siku untuk mengetahui adanya pembengkakan, massa, nyeri
tekan atau nodulus. Untuk memeriksa pronasi dan supinasi siku harus
difleksikan 900 dan diletakan diatas meja. Tennis elbow, yang dikenal
sebagai epikondilitis lateral, merupakan penyakit yang lazim dijumpai dan
ditandai dengan nyeri di daerah epikondilus lateral humerus.
8. Pemeriksaan Pergelangan Tangan
Palpasi sendi pergelangan tangan di antar ibu jari dan jari telunjuk,
dengan memperhatikan adanya nyeri tekan, bengkak, atau kemerahan.
Kalau mencurigai diagnosis carpal tunnel syndrome, ketukan tajam
atau tekanan langsung diatas nervus medianus dapat menyebabkan
timbulnya parestesi seperti pada carpal tunnel syndrome. Tanda ini
disebut tanda Tinel.
9. Pemeriksaan Tangan
57
Palpasi sendi metakarpofalangeal dan perhatikan setiap
pembengkokan, kemerahan, nyeri tekan.
10. Pemeriksaan Pinggul
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berdiri dan berbaring
telentang.
Inspeksi puinggul dan gaya berjalan telah diuraikan diatas. Pasien
diminta untuk berdiri di atas tungkai yang baik, maka akan
memperlihatkan pelvis pada sisi yang berlawanan terangkat naik, dan jika
buruk maka pelvis sisi yang berlawanan akan turun.
11. Pemeriksaan Lutut
Pemeriksaan lutut dilakukan pada pasien dalam posisi berdiri dan
berbaring telentang.
Ketika berdiri, perhatikan adanya deformitas varus atau valgus.
Apakah ada pembengkakan lutut? Tanda dini pembengkakan sendi lutut
adalah hilangnya cekungan ringan pada sisi lateral patella.
Pasien kemudian diminta berbaring telentang, patella dipalpasi dengan
posisi ekstensi untuk melihat adanya nyeri tekan. Dengan menekan ke
kvndilus femoralis, mungkin akan timbul nyeri. Pemeriksaan efusi sendi
lutut dilakukan dengan menekan cairan tadi keluar dari kantng suprapatela
kebawah dan dibelakang patella.
58
1) Sinar – X
4) Angiografi
6) Venogram
7) Mielografi
59
Suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam rongga
subarakhnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus,
stenosis spinal (penyempitan kanalis spinalis) atau adanya tumor.
8) Diskografi
9) Arthrografi
Penyuntikkan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat
struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran
pergerakannya sementara diambil gambar sinar-X serial. Pemeriksaan ini sangat
berguna untukmengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi atau
ligamen penyangga lutut, bahu, tumit, pinggul dan pergelangan tangan. Bila
terdapat robekan bahan kontras akan mengalami kebocoran keluar sendi dan akan
terlihat dengan sinar-X. Perawatan setelah dilakukan artrogram, imobilisasi sendi
selama 12-24 jam dan diberi balut tekan elastis. Tingkatkan kenyamanan klien
sesuai kebutuhan
11) Arthroskopi
60
dilakukan empat sampai enam jam setelah isotop diinjeksikan. Derajat ambilan
nuklida berhubungan langsung dengan metabolisme tulang. Peningkatan ambilan
tampak pada penyakit primer tulang (osteomielitis) dan pada jenis patah tulang.
13) Termografi
Mengukur derajat pancaran panas dari permukaan kulit. Kondisi inflamasi seperti
artritis dan infeksi, neoplasma harus dievakuasi. Pemeriksaan serial berguna untuk
mendokumentasikan episode inflamasi dan respons klien terhadap terapi
pengobatan antiinflamasi.
14) Elektromiografi
Memberi infoemasi mengenai potensial listrik otot dan saraf yang menyarafi.
Tujuannya adalah menentukan abnormalitas fungsi unit motor end. Setelah
tindakan berikan kompres hangat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
16) Biopsi
Dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium
serta untuk membantu menentukan penyakit tertentu. Tindakan yang dilakukan
setelah pelaksanaan prosedur adalah memantau adanya edema, perdarahan dan
nyeri. Kompres es dapat diberikan untuk mengurangi edema, bahkan pemberian
analgetik untuk mengatasi nyeri.
17) Pemeriksaan Laboratorium
61
penyembuhan patah tulang dan pada penyakit pada peningkatan aktifitas
osteoblas.
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system
musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot,
62
tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini.
DAFTAR PUSTAKA
63
2. Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010).
Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing (12th ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
3. Syaifuddin , 2011. Anatomi & Fisiologi : kurikulum berbasis kopetensi
untuk keperawatan dan kebidanan edisi 4. EGC, Jakarta.
4. Swartz, Mark II. 1995. Buku ajar diagnostic fisik. Jakarta : EGC.
5. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar
Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier
(Singapore) Pte.Ltd.
64