Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN TEORI

PERSALINAN DENGAN PEB


1. Pengertian
Pre eklampsi adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan viable / usia kehamilan > 20
minggu dan atau berat janin 500 gram yang ditandai dengan hypertensi, protein urine dan
oedema
Pre eklampsi merupakan suatu sindrom hypertensi yang terjadi karena kehamilan disertai
protein urine, oedema dan sering kali terdapat gangguan pada sistem organ lain
Pada pre eklampsi sering terjadi peningkatan tekanan darah disertai protein urine akibat
kehamilan terutama pada komplikasi primigravida terjadi setelah usia 20 40 minggu kecuali
jika terjadi penyakit trofoblastik
1. Klasifikasi
Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Pre eklampsi ringan
1. Tekanan darah 140 / 90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisis berabaring
telentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan siastolik 30
mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang kurangnya 2x pemeriksaan
dengan periksa 1 jam
2. Oedema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau
lebih per minggu
3. Protein uri kuantitatif 0,3 gram atau lebih per liter, kualitatif 1+ atau 2+ pada urin
cateter atau midsteam
4. Pre eklampsi berat
1. Tekanan darah 160 / 110 mmHg
2. Protein urin 5 gr / l
3. Oliguria, yaitu jumlah urin < 500 cc / 24 jam
4. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri di epigastrium
5. Terdapat oedema paru & cyanosis

2. Etiologi
Etiologi penyakit ini belum diketahui pasti, banyak teori diungkapkan oleh para ahli yang
mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang sekarang dipakai oleh para ahli sebagai
penyebab eklampsi adalah teori ischemia plasenta namun teori ini belum dapat menerangkan
semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini
( Mochtar, 1998)
1. Patofisiologi
Pada pre eklampsi terjadi spasme pembuluh darah yang disertai retensi garam dan air pada
biopsi ginjal ditemukan spasme lubal artierole glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriole
sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh suatu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriole dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk
mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi
Sedangkan kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan oleh penimbunan air yang
berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui sebabnya mungkin karena retensi garam
dan air
Protein uri dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan glomerulus.
( Mochtar, 1998)
1. Perubahan organ organ pada pre eklampsi
1. Plasenta dan rahim
Pada pre eklampsi terdapat spasmus arteriola spiralis desidua dengan akibat menurunnya aliran
darah ke plasenta. Perubahan plasenta akibat tuanya kehamilan dapat dipercepat pada pre
eklampsi yang jelas terjadi atropi sinsitum. Arteria spiralis mengalami kontrkasi dan
penyempitan akibat necrotizing arteriopathy. Pada pre eklampsi dan eklampsi sering terjadi
partus prematurus
1. Ginjal
Pada ginjal terjadi sedikit pembengkakan pada glomelurus. Filtrasi glomelurus berkurang oleh
karena aliran ginjal menurun. Hal ini menyebabkan filtrasi natrium melalui glomelurus menurun,
sebagai akibatnya terjadi retensi garam dan air
1. Otak
Pada pre eklampsi aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas batas normal. Pada
pre eklampsi resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak.
Oedema yang terjadi pada otak dapat mengakibatkan gangguan usus.

1. Paru paru
Kematian ibu pre eklampsi dan eklampsi biasanya disebabkan oleh oedema paru yang
menimbulkan dekompensisi kordis. Biasanya pula terjadi aspirasi pneumonia atau abses paru
1. Mata
Dijumpai adanya oedema retina dan spasme pembuluh darah dapat terjadi ablusio retina yang
disebabkan oedema intra okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi
kehamilan
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Pada pre eklmpsi tidak dijumpai perubahan yang nyata pada metabolisme air, elektrolot,
kristaloid dan protein serum.
1. Faktor resiko
1. Terjadi pada primigravida ( terutama remaja dan wanita yang berusia 35 tahun)
2. Wanita gemuk
3. Wanita dengan hypertensi essensial
4. Wanita yang mengalami penyakit ginjal, gemeli, polihidramnion, DM dan
molahidatidosa
5. Riwayat pre eklampsi keluarga
6. Pasien miskin dengan pemeriksaan antenatal yang kurang atau tidak sama sekali
dan nutrisi buruk terutama dengan diit rendah protein.
2. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
1. Pemeriksaan antenatal yang bermutu dan teliti, mengenali tanda tanda sedini mungkin
(PER) supaya tidak menjadi berat
2. Harus selalu waspada kemungkinan terjadinya pre eklampsi kalau ada faktor faktor
predisposisi
3. Berikan penjelasan tentang :

Manfaat istirahat dan tidur demi ketenangan yang dapat mencegah PER menjadi PEB

Pentingnya mengatur diit rendah lemak serta karbohidrat tinggi protein, kurangi garam
karena garam dapat mencegah terjadinya oedema dan dapat menurunkan berat badan
Suplementasi magnesium yang berpengaruh terhadap pathogenesis pre eklampsi dan
persalinan pre term, juga dapat menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan
Suplementasi kalsium, defisiensi kalsium pada diit ibu hamil meningkatkan resiko pre
eklampsi, kekurangan kalsium yang terlalu lama akan menyebabkan dikeluarkannya kalsium dari
jaringan otot pembuluh darah maka akan terjadi vasokontriksi dan meningkatkan tekanan darah
1. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya pre eklampsi dan eklampsi
2. Hendaknya janin lahir hidup
3. Trauma pada janin seminimal mungkin
Penanganan menurut klasifikasi :
1. Pre eklampsi ringan
1. Pengobatan hendaknya bersifat simtomatik dan selain rawat inap maka penderita
dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang sering misalnya 2x
seminggu
2. Penanganan pada penderita rawat inap atau rawat jalan adalah istirahat di tempat
tidur, diit rendah garam dan berikan obat obatan seperti valium tablet 5 mg dosis
3x sehari atau fenilbarbitol tablet 30 mg dengan dosis 3x sehari
3. Diuretika dan obat antihypertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak begitu
bermanfaat bahkan bisa menutupitanda dan gejala pre eklampsi
4. Dengan cara diatas biasanya pre eklampsi ringan jadi tenang dan hilang. Ibu
hamil dapat dipulangkan dan diperiksa ulang lebih sering dari biasanya
5. Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat inap, monitor keadaan janin.
Bila keadaan mengijinkan barulah dilakukan induksi persalinan pada kehamilan >
37 minggu
6. Pre eklampsi berat
Pada usia kehamilan < 37 minggu

1. Jika janin menunjukkan maturitas paru maka penanganannya adalah sebagai berikut :
Berikan suntikan sulfat magnikus dengan dosis 8 gram ini kemudikan disusul 4 gram im tiap 4
jam (selama tidak ada komplikasi). Jika ada perbaikan jalannya penyakit pemberian sulfat
magnicus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre eklampsi ringan
(kecuali ada komplikasi). Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa dan keadaan janin dimonitor serta
berat badan ditimbang seperti pada pre eklampsi ringan sambil mengawasi gejala. Jika dengan
induksi persalinan atau tindakan lain sesuai keadaan.
1. Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda tanda kematangan paru janin makan
penatalaksanaan kasus sama dengan kehamilan diatas 37 minggu
Pada usia kehamilan > 37 minggu
1. Penderita rawat inap, istirahat mutlak dan tempatkan di kamar isolasi, berikan diit rendah
garam dan tinggi protein. Berikan suntikan 5 gram / Im. 4 gr bokong kanan dan 4 gr
bokong kiri, suntikan dapat diulang tiap 4 jam dengan dosis 4 gram. Syarat pemebriannya
adalah reflek patela positif, diurisis 100 cc dalam 4 jam terakhir, respirasi 16x/mnt dan
harus tersedia antidotumnya kalsium glukonas 10% dalam ampul 10 cc, infus dekstrose
5% dan RL
2. Berikan obat antihipertensi
3. Diuretika tidak diberikan kecuali terdapat oedema dan kegagalan jantung kogestif
4. Setelah pemberian sulfat magnicus dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi
5. Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum atau forceps jadi ibu dilarang
mengejan
6. Jangan berikan methergin post partum kecuali pada perdarahan atonia uteri
7. Pemberian SM kalau tidak ada kontra indikasi kemudian diteruskan dengan dosis 4 gr
setiap 4 jam dalam 24 jam post partum
8. Bila ada indikasi obstetrik dilakukan secsio sesaria
9. Komplikasi
1. Kompliasi pada ibu
1. Terjadi eklampsi / kejang
2. Hipoksia otak, pecahnya pembuluh darah otak dan resiko ciderea

3. Solusio plasenta
4. Oedema seluruh organ dan spasme pembuluh darah

Oedema mata terjadi ablasia retina

Sesak

Pada otak menyababkan oedema serebral dan gangguan visus

Pada hati terjadi peradangan sehingga menyababkan nyeri ulu hati

Gagal jantung dan ginjal


1. Komplikasi pada anak akibat ischemia utero plasenta

Gawat janin

Kematian janin

Gangguan pertumbuhan

Prematuritas
1. Penatalaksanaan persalinan dengan pre eklampsi

Rangsang untuk menimbulkan kejang dapat berasal dari luar atau dari penderita sendiri dan his
persalinan merupakan rangsangan yang kuat maka dari itu pre eklampsi berat lebih mudah
menjadi eklampsi pada saat persalinan
Untuk penderita pre eklampsi diperlukan analgesik dan sedative yang lebih banyak dalam
persalinan. Pada kala II apabila syarat syarat sudah terpenuhi hendaknya persalinan diakhiri
dengan cunam atau ekstraktor vacum. Telah kita ketahui bahwa pada pre eklampsi janin diancam
hipoksia dan pada persalinan bahaya ini akan semakin besar. Pada kala I dilakukan segera secsio
sesaria, pada kala II dilakukan curam dan ekstraksi vacum

PRE EKLAMSI DAN EKLAMSI


PREEKLAMSI DAN EKLAMSI
1. Pengertian

a.

Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia
yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. (6)

b.

Pre ekalmpsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklamsi
yang disertai kejang dan/koma yang timbul bukan akibat kelainan neurology (7)

c.

Menurut kamus saku kedokteran Dorland, preeclampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut
yang ditandai oleh hipertensi,edema, dan proteinuria. Eklampsia adalah konvulsi dan koma,
jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan disertai
hipertensi, edema dan atau proteinuria.

2. Etiologi
Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang
dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
1)

Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola
hidatidosa.

2) Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan


3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
4) Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan kehamilan berikutnya
5) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
3. Manifestasi klinik
Diagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu
pemambahan berat badan yang berlebihan,edema, hipertensi, dan proteinuri.Penambahan berat
badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai
peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.Tekanan darah > 140/90
mmHg atau tekenen sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang di
ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang
lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat
protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1
atau 2 ;atau kadar protein> 1g /l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah,
diambil minimal 2 x dengan jarak waktu 6 jam.
Disebut preeklampsia berat bila ditemukan gejaka berikut

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium dan ikterus
Edema paru atau sianosis
Trombositopenia
Pertumbuhan janin terhambat
Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala preeklampsia disertai kejang atau
koma. Sedangkan, bila terdapat gejala preeklampsia berat dusertai salah satu atau beberapa
gejala dari nyeri kepala hebat , gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan keneikan
tekanan darah yang progresif, dikatakan pasien tersebut menderita impending preeklampsia.
Impending preeklampsia ditangani dengan kasus eklampsia.

4. Patofisiologi
Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologi
kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma
darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik systemic vascular resistance (SVR),
peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid Pada preeklampsia, volume
plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit
maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit
janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan
menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme
merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia.
Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah, seperti
angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan
tromboksan A2. Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk
mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan. Investigasi

pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio
untung-rugi pada ibu dan janin.
Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan peningkatan permeabilitas
kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume intravaskular,
mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru.
Preeklampsia ialah suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea
merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi
di ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini
akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang khas untuk preeklampsia.
Hubungan sistem imun dengan preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi
memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing,
plasenta atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut.
5. Klasifikasi Pre eklampsia
Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre eklampsia berat dengan
gejala dan tanda sebagai berikut:
a. Pre eklampsia Ringan
1) Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pmeriksaan 6 jam
2) Tekanan darah diastole 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pmeriksaan 6 jam
3) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema umum, kaki, jari tangan dan
muka.
4) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin
aliran pertengahan.
b. Pre eklampsia Berat
Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan satu/lebih
gejala/tanda di bawah ini:
1) Tekanan darah 160/110 mmHg
a. Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan darah minimal setelah istirahat 10
menit)
b. Ibu hamil tidak dalam keadaan his.
Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara kuantitatif.
Terdapat edema paru dan sianosis.
Gangguan visus dan serebral.
Keluhan subjektif
c.

Nyeri epigastrium

d.
e.
f.
g.

Gangguan penglihatan
Nyeri kepala
Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
Pemeriksaan trombosit

(Manuaba, 1998)

6. Pencegahan kejadian Pre eklampsia dan eklampsia


Pre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan ynag berkelanjutan dengan
penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi
kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk mencegah kejadian Pre
eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan:
Diet-makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi garam
apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima
sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.
Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya disesuaikan
dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah
menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
Pengawasan antenatal (hamil)
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat
pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:
1)
Uji kemungkinan Pre eklampsia:
a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
d) Pemeriksaan protein dalam urin
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum dan
pemeriksaan retina mata.
2)
Penilaian kondisi janin dalam rahim.
a) Pemantauan tinggi fundus uteri
b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketuban
7. Penanganan Pre eklampsia
a. Penanganan Pre eklampsia Ringan
Penanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan
pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan

1.
2.
3.

4.

dengan trauma minimal. Jika pre-eklamsinya bersifat ringan, penderita cukup menjalani tirah
baring di rumah, tetapi harus memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak
segera terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika kelainan ini terus berlanjut, maka
persalinan dilakukan sesegera mungkin.
Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan dengan memberikan
Sedativa ringan
Obat penunjang
Nasehat
i. Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring
ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung
berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.
ii. Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit kepala, mata kabur,
edema mendadak atau berat badan naik. Pernafasan emakin sesak, nyeri ulu hati, kesadaran
makin berkurang, gerak janin berkurang, pengeluaran urin berkurang.
Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita
a. Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
b. Protein dalam urin 1 plus atau lebih
c. Kenaikan berat badan kg atau lebih dalam seminggu
d. Edema bertambah dengan mendadak
e. Terdapat gejala dan keluhan subjektif.
Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100 mmHg,
tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan memeriksakan
diri tiap minggu. Kurangi dosis obat hingga tercapai dosis optimal. Bila tekanan darah sukar
dikendalikan, berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak boleh lebih dari 120/80 mmHg.
Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali terdapat pertumbuhan terhambat,
kelainan fungsi hepar/ginjal, dan peningkatan proteinuria. Pada kehamilan >37 minggu dengan
serviks matang, lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan atau dipercepat
dengan ekstraksi.
b. Penanganan Pre eklampsia Berat
Penderita diusahakan agar:
1) Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar.
2) Dipasang infus glukosa 5%
3) Dilakukan pemeriksaan:
Pemeriksaan umum: pemeriksaan TTV tiap jam

Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30 menit, pemeriksaan dalam
(evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).
Pemasangan dower kateter
Evaluasi keseimbangan cairan
Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit
4)
a.
b.
c.
d.

8.
a.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
1)

2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Setelah keadaan Pre eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri kehamilan
berdasarkan:
Kehamilan cukup bulan
Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan
Kegagalan pengobatan, kehamilan diakhiri tanpa memandang umur.
Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.
Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutan Pre
eklampsia menjadi eklampsia.
Diet Komplikasi Kehamilan Pre Eklampsia dan Eklamsia
Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
Mencapai keseimbangan nitrogen
Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
Mengurangi/mencegah timbulnya penyulit baru saat khamilan /setelah melahirkan
Syarat Diet
Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara berangsurangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan energi tidak lebih
dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau air. Penambahan
berat badan diusahakan < 3 kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.
Protein tinggi (1 g/kg berat badan)
Lemak sedang, sebagian berupa lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda
Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan
cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan pernafasan.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/pre-eklamsi-daneklamsi.html#ixzz3rbWcwfjN

Anda mungkin juga menyukai