PENDAHULUAN
maupun pada janin. Komplikasi pada ibu antara lain gagal ginjal akibat
nekrosis tubuler akut, nekrosis kortikal akut, gagal jantung, edema paru,
(IUGR), abruptio plasenta, dan asfiksia perinatal. Oleh karena itu dibutuhkan
penanganan secara cepat dan tepat apabila dijumpai kasus kehamilan dengan
impending eklampsia.
pasti.
Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal sebagai berikut:
mola hidatidosa.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin intrauterin.
maka jalan yang paling mungkin adalah membesarkan diameter arteri. Pada wanita
hamil, pembesaran diameter arteri spiralis meningkat 4- 6 kali lebih besar daripada
arteri spiralis wanita tidak hamil, yang akan memberikan peningkatan aliran darah
10.000 kali dibandingkan aliran darah wanita tidak hamil. Maka kemampuan
melebarkan diameter arteri spiralis ini merupakan kebutuhan utama untuk keberhasilan
kehamilan.
Hasil akhir dari perubahan fisiologis yang normal adalah arteri spiralis yang tadinya
tebal dan muskularis menjadi lebih lebar berupa kantung yang elastis, bertahanan
rendah dan aliran cepat, dan bebas dari kontrol neurovascular normal, sehingga
memungkinkan arus darah yang adekuat untuk pemasokan oksigen dan nutrisi bagi
janin.
hanya terjadi pada sebagian arteri spiralis segmen desidua, sementara arteri spiralis
segmen miometrium masih diselubungi oleh sel-sel otot polos.Selain itu ditemukan pula
adanya hyperplasia tunika media dan thrombosis. Garis tengah arteri spiralis
40% lebih kecil dibandingkan pada kehamilan normal, hal ini menyebabkan tahanan
terhadap aliran darah bertambah dan pada akhirnya menyebabkan insufisiensi dan
iskemia.
Insidens preeklamsia relatif stabil antara 4-5 kasus per 10.000 kelahiran
hidup pada negara maju.Pada negara berkembang insidens bervariasi antara 6-10
kasus per 10.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu bervariasi antara 0%-4%.
Kematian ibu meningkat karena komplikasi yang dapat mengenai berbagai sistem
tubuh. Penyebab kematian terbanyak ibu adalah perdarahan intraserebral dan oedem
meningkatnya karena solutio plasenta. Sekitar kurang lebih 75% eklampsi terjadi
antepartum dan 25% terjadi pada postpartum. Hampir semua kasus ( 95% ) eklampsi
- Nullipara
- Kehamilan ganda
- Obesitas
- Adanya trombofilia
spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.Bila dianggap bahwa
spasmus arteriolar juga ditemukan diseluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa
dan oedema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang
dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan kadar prolaktin yang tinggi daripada
dan mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklampsia permeabilitas pembuluh
Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia yaitu hipertensi dan
proteinuria, merupakan kelainan yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil.Pada
waktu keluhan seperti oedema, sakit kepala, gangguan penglihatan atau nyeri
- Tekanan darah
mengherankan bila tanda peringatan awal yang paling bisa diandalkan adalah
prognostik yang lebih andal dibandingakan tekanan sistolik, dan tekanan diastolik
preeklampsia, dan bahkan kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan tanda
pertama preeklampsia pada wanita. Peningkatan berat badan sekitar 0,45 kg
perminggu adalah normal tetapi bila melebihi dari 1 kg dalam seminggu atau 3 kg
Peningkatan berat badan yang mendadak serta berlebihan terutama disebabkan oleh
retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edem non
dependen yang terlihat jelas, seperti kelopak mata yang membengkak, kedua tangan
- Proteinuria
proteinuria mungkin hanya minimal atau tidak ditemukan sama sekali. Pada kasus
yang paling berat, proteinuria biasanya dapat ditemukan dan mencapai 10 gr/lt.
- Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan semakin sering terjadi pada
kasus-kasus yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah frontalis dan
oksipitalis, dan tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa.Pada wanita hamil
- Nyeri epigastrium
Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas merupakan keluhan yang sering
ditemukan preeklampsi berat dan dapat menunjukan serangan kejang yang akan
terjadi. Keluhan ini mungkin disebabkan oleh regangan kapsula hepar akibat
Seperti pandangan yang sedikit kabur, skotoma hingga kebutaan sebagian atau total.
Disebabkan oleh vasospasme, iskemia dan perdarahan ptekie pada korteks oksipital.
hipertensi dan proteinuria. Kriteria lebih lengkap digambarkan oleh Working Group
eklampsia bila pada pre eklampsia berat ditemukan gejala subjektif seperti;
Disebut preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai
berikut:
3. Oliguria.
pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi
sakit ialah:
3. Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu yang berulang.
Komplikasi terberat kematian pada ibu dan janin. Usaha utama ialah
melahirkan bayihidup dari ibu yang menderita preeklampsi. Komplikasi yang biasa
terjadi :
a. Solutio plasenta, terjadi pada ibu yang menderita hipertensi
e. Kelainan ginjal
f. DIC.
Prognosa terhadap ibu maupun janinnya tergantung kepada usia kehamilan dan
keadaan ibu pada waktu datang ke RS, kapan dan dengan cara apa kelahiran terjadi.
Angka mortalitas perinatal meningkat pada keadaan kehamilan yang terjadi dengan
hipertensi seperti juga pada keadaan hipertensi lainnya. Tergantung kepada waktu
karena terjadinya persalinan prematur baik karena persalinan spontan oleh karena
1. Definisi asma
keadaan ventilasi yang lebih normal (Sylvia & Wilson, 2006) dalam
antara lain umur pasien, status atopi, faktor keturunan, serta faktor
terhadap rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap
berlebihan.
Gejala asma kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak
2. Etiologi
a. Asma ekstrinsik/alergi
adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika
b. Asma instrinsik/idopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya
faktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik atau emosi sering
memicu serangan asma. Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia
Srerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
c. Asma campuran
intrinsik.
a. Faktor predisposisi
bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga
dan debu.
itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping
gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu
f. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat Sebagian besar penderita asma
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Pembagian Derajat Klinis Asma Pada Anak
Parameter klinis, Persisten Persisten Persisten Berat
Asma kebutuhan Ringan Sedang
obat,
dan faal paru
Frekuensi serangan < 1 x/ bulan > 1 x/ bulan Sering
Lama serangan < 1 minggu > 1 minggu Hampir sepanjang
tahun, hampir tidak
ada remisi
Diantara serangan Tanpa gejala Ada gejala Gejala siang dan
malam
Tidur dan Aktivitas Tidak terganggu Sering Sangat terganggu
terganggu
Pemeriksaan fisik Normal Ada kelainan Tidak pernah normal
diluar serangan
Obat pengendali (anti Tidak perlu Perlu nonsteroid Perlu steroid
inflamasi)
Uji faal paru (diluar PEF/FEV1>80% PEF/FEV1 60- PEF/FEV1 <60%
serangan)
80% variabilitas 20 - 30%
Variabilitas faal paru Variabilitas Variabilitas Variabilitas >50%
(bila ada serangan)
>15% >30%
Sumber : PNAA 2004 (Buku Ajar Respirologi Anak 109)
Tabel 2.2
Penilaian Derajat Serangan Asma pada Anak
Kesadaran
Mungkin Biasanya Biasanya Kebingungan
irritable irritable irritable
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada
Mengi Sedang, sering Nyaring, Sangat Sulit/tidak
hanya sepanjang nyaring, terdengar
pada akhir ekspirasi + terdengar
ekspirasi inspirasi tanpa
stetoskop
Otot Bantu Biasanya Biasanya ya Ya Gerakan
napas tidak paradoks
torako-
abdominal
Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, Dangkal/hilang
retraksi ditambah ditambah napas
interkostal retraksi cuping
suprasternal hidung
Laju napas Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea
Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar :Usia
: Laju napas normal :
<2 bulan <60 /menit
2 -12 bulan <50 /menit
1 - 5 tahun <40 /menit
6 - 8 tahun <30 /menit
Laju nadi
Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
4. Patofisiologi
saluran nafas yang berupa obstruksi saluran napas bisa dinilai dengan
nafas dapat terjadi baik pada saluran nafas yang besar, maupun sedang.
sedangkan pada saluan nafas kecil gejala batuk dan sesak. Penyempitan
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala asma yang biasa sering muncul adalah mengi,
2015).
6. Pemeriksaan Penunjang
perjalanan penyakit. Alat yang digunakan untuk uji faal paru adalah
peak flow meter, caranya anak disuruh meniup flow meter beberapa
penyakit lain. Pada pasien asma yang telah kronik akan terlihat jelas
iii. Pemeriksaan darah hasilnya akan terdapat eosinofilia pada darah tepi
Selain itu juga, dilakukan uji tuberkulin dan uji kulit dengan
menggunakan alergen.
d. Uji Kulit
f. AGD : terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia dan
tersebar.
7. Penatalaksanaan
akut/saat serangan.
dan pelega), dan menjaga kebugaran (senam asma). Obat pelega diberikan
yaitu :
perubahan terapi
mandiri.
dipertimbangkan :
2) Tahapan pengobatan
mengontrol asma.
sistemik.
f. Kontrol secara teratur pada penatalaksanaan jangka panjang
diperlukan
umumnya.
diderita
d. Edukasi dan evaluasi cara pemakaian obat. Agar obat yang digunakan
lebih efektif dan dapat mengontrol asma pasien dengan dosis yang
tepat.
8. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit asma (Wijaya & Putri, 2013)
i. Status asmatik
iii. Pneumothorax
v. Atelektasis
vi. Aspirasi
viii. Asidosis
DAFTAR PUSTAKA
Alfa, N., Mayasari, D., Kedokteran, F., Lampung, U., Komunitas, B. K.,
Kedokteran, F., & Lampung, U. (2020). Penatalaksanaan Asma
dengan Faktor Risiko Debu Melalui Pendekatan Kedokteran
Keluarga Asthma Management with Dust Risk Factors through the
Family Medicine Approach.J Agromedicine Unila, 7, 58–66.