Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 2 :

Sumartila Nur Aini Nurdin


Siti Wahdaniyati Mariyana
Fatmawati Arbiana
Fatimatu Jahra Nurlinda
Syafari Yunita Sapta Rianti
Mardhareta Setyabudi
Definisi Retardasi Mental

– Retardasi mental merupakan salah satu karakteristik anak


berkebutuhan khusus. Retardasi mental merupakan kondisi anak
yang kecerdasannya berada jauh di bawah rata-rata dan ditandai
oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi
sosial (T. Sutjihati Somantri, 2007: 103).
Contoh kasus Retedasi Mental

– Salah satu contoh kasus anak yang mengalami retardasi mental terjadi pada
Ardi seorang anak berusia 12 tahun yang seharusnya ia sudah kelas enam SD
bersama teman-teman sebayanya, tetapi karena kemampuan intelektualnya
rendah ia masih saja duduk di kelas empat SD. Menurut gurunya, ia agak lambat
dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, Ardi dari kelas satu
sampai kelas tiga SD untuk masing-masing tingkat ditempuh dua tahun.
Keadaan ini 3 membuat orang tua Ardi memindahkan sekolah umum ke sekolah
luar biasa .
Penatalaksanaan Retardasi Mental

• Orang tua yang memiliki anak retardasi mental membutuhkan perawatan khusus, butuh pengetahuan,
kesabaran, dan bimbingan yang spesifik.

• orang tua perlu menyesuaikan dirinya dengan kehadiran anak yang berbeda dengan anak lainnya

• orang tua dalam pola asuhnya harus dapat menciptakan relasi atau hubungan sehat dengan anak dan
menyediakan kebutuhan fisik, serta keamanan bagi anak sehingga tercipta keluarga yang harmonis. Orang tua
menyadari bahwa anaknya yang mengalami retardasi mental memerlukan tempat aman bagi perkembangan
jiwa anak.

• Pada anak usia sekolah yang memiliki retardasi mental, mereka dapat didaftarkan pada program sekolah
khusus untuk retardasi mental demi  meningkatkan kemampuan adaptabilitas anak.
a. Orang tua selaku keluarga inti harus memiliki rasa penerimaan yang besar terhadap kondisi
anak yang mengalami retardasi mental, selain itu orang tua bisa melakukan hal berikut :
1) Mengajarkan anak pembiasaan dalam bina diri
2) Membantu anak mengulang pelajarannya yang telah diberikan di sekolah
3) Mengajarkan anak tentang agama yang dianut
4) Melatih disiplin pada anak
5) Membawa anak kepada terapis jika diperlukan

b. Bagi guru Guru sebagai pelaksana intervensi di sekolah harus memiliki kemampuan dalam
bidang anak berkebutuhan khusus. Adapun yang dapat guru lakukan sebagai berikut:
1) Menjalin kerjasama dengan orang tua terkait dengan perkembangan anak
2) Memberikan berbagai kegiatan yang menarik minat siswa dalam belajar
3) Melakukan asesmen lanjutan untuk melihat sejauh mana perkembangan anak
AUTIS

– Disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf. Gangguan


tersebut memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan
seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku
Ciri-Ciri Anak dengan Autisme

• Kelainan Genetik. Kelainan seperti sindrom down dan sindrom fragile X yang diduga memiliki
keterkaitan dengan kelainan genetik yang kemudian bisa menyebabkan kondisi ini.
• Masalah selama Kehamilan. Beberapa kondisi yang terjadi selama kehamilan nyatanya bisa
menyebabkan gangguan perkembangan otak janin. Ini termasuk penggunaan alkohol, konsumsi
obat-obatan terlarang, gizi buruk, infeksi, dan preeklamsia.
• Masalah selama Masa Bayi. Retardasi mental juga bisa terjadi akibat gangguan selama masa
kelahiran. Seperti misalnya akibat bayi tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup, atau bayi
lahir dalam kondisi yang sangat prematur sehingga paru-paru belum matang secara sempurna.
• Cedera atau Penyakit Lainnya. Infeksi seperti meningitis, atau campak juga bisa menyebabkan
anak mengalami penyakit ini. Cedera kepala berat, keadaan hampir tenggelam, malnutrisi
ekstrem, infeksi otak.
Gangguan berperilaku

• Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas


• Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu
• Melakukan tindakan atau gerakan tertentu secara berulang, seperti mengayun
tangan atau memutar-mutarkan badan
• Hanya menyukai objek atau topik tertentu
• Melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggigit
tangan dengan kencang atau membenturkan kepala ke dinding
Diagnosa Anak dengan Autisme

– Ciri-ciri anak autis terkadang juga bisa menyerupai gangguan lain, seperti gangguan
cemas, atau sindrom Asperger, serta sering dikaitkan dengan sindrom savant. Oleh
karena itu, anak yang dicurigai menderita autisme perlu diperiksakan ke dokter anak.
– Dalam mendiagnosis autisme pada anak, dokter akan mengevaluasi tumbuh kembang
anak, seperti menilai kemampuan berbicara, berperilaku, belajar, hingga pergerakannya.
– Jika ditemukan beberapa masalah pada hasil evaluasi di atas, dokter mungkin akan
menyarankan pemeriksaan lain berupa tes pendengaran, tes genetik dan KONSULTASI
PSIKOLOGI DOKTER ANAK.
Tips Berkomunikasi dengan Anak Autisme

• Biasakan berbicara dengan kalimat singkat dan jelas, atau berbicara secara
perlahan dengan jeda di antara kata.
• Berikan waktu kepada anak untuk memahami perkataan Anda.
• Jika perlu, iringi kata yang Anda ucapkan dengan gerakan tubuh yang
sederhana.
• Panggil anak selalu dengan namanya.
CONTOH KASUS

– ADA SEORANG ANAK UMUR 4 TAHUN, SERING MENANGIS DAN MELAKUKAN GERAKAN
BERULANG-ULANG SEPERTI MEMUKUL-MUKUL BEONEKA KE DINDING DAN TIDAK BISA
FOKUS DAN TELAT BERBICARA.
– PENANGANANNYA :
• BICARA DENGAN JELAS
• TIDAK MEMBENTAK
• JANGAN MEMBIARKAN DIA MELAKUKAN TINDAKAN BERULANG TERLALU LAMA
PADA BAYI AUTIS APAKAH ADA HUBUNGANNYA
DENGAN FASE ORAL TIDAK DI PENUHI ?

Menurut saya tidak ada karena bayi dengan fase oral tidak terpenuhi akan
mengakibatkan anak tersebut berprilaku kurang baik saat besarnya seperti mudah
marah,ketus, dan bisa bertindak kasar banhan bisa berprilaku menyimpang.
sementara anak autis ini memang terganggu dari akhir karena bayi hair normal
belum tentu langsung autis nanti akan didiagnosa saat umur 18 bulan keatas
dengan tahap-tahapan pemeriksaan jika bayi tersebut di dapat saat ada
keterlambatan berbica.
Attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD)
– Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah salah satu
gangguan kesehatan mental.
– ADHD, biasa disebut dengan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas, menyebabkan penderitanya kesulitan memusatkan
perhatian, menjadi terlalu aktif (hiperaktif) dan cenderung bertindak
tergesa-gesa tanpa berpikir panjang (impulsif).
– ADHD tidak dapat disembuhkan. Namun dengan perawatan yang
tepat, ADHD dapat dikendalikan dan pengidapnya dapat hidup
dengan normal.
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)
Dokter spesialis Dokter Anak, Dokter Jiwa, Psikolog

Gejala Tidak dapat memusatkan perhatian, perilaku hiperaktif


dan impulsif

Faktor risiko Faktor keturunan, lahir prematur sebelum 37 minggu,


berat badan rendah pada saat lahir

Wawancara, pemeriksaan fisik, serangkaian tes


Metode diagnosis
psikologis lainnya.
Pengobatan Psikoterapi, psikoedukasi, terapi perilaku
Methylphenidate,
Obat
dexamfetamine dan lisdexamfetamin:

Komplikasi Penurunan kepercayaan diri, cedera dan kecelakaan

Memiliki beberapa gejala di atas dan merasa bahwa


Kapan harus ke dokter?
gejala tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tanda dan Gejala

– Secara garis besar, Diagnostic and Statistical Manual – Gejala tidak dapat memusatkan perhatian:
of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) yang • Sulit untuk fokus pada tugas-tugas ataupun permainan yang
menjadi panduan untuk Asosiasi Psikiater Amerika dilakukan
(American Psychiatrist Association) membagi ADHD • Seolah tidak memperhatikan orang yang berbicara padanya
menjadi tiga berdasarkan gejalanya, yaitu: • Tidak dapat memusatkan perhatian pada hal-hal detail
• Didominasi perilaku hiperaktif dan impulsive. • Kerap bersikap ceroboh dalam mengerjakan tugas sekolah
• Didominasi pada ketidakmampuan untuk • Sulit membagi waktu
memusatkan perhatian. • Mudah terdistraksi
• Campuran dari keduanya.  • Melupakan tugas sehari-hari, seperti pekerjaan rumah
• Menghindari pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi
• Kehilangan benda-benda penting untuk sekolah, seperti
– Gejala ADHD pada anak
pensil
– Gejala-gejala ADHD pada anak diambil dari • Sulit mengikuti instruksi
diagnosis
• Tidak menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan yang diberikan
– dalam DSM-5 yang dibagi sebagai berikut ini.
Gejala perilaku hiperaktif dan impulsif ditandai dengan: 
• Bermain-main atau mengetuk-ngetukkan jemari, dan terus bergerak walau
sedang duduk istirahat
• Sulit untuk diam dalam waktu lama
• Berbicara terlalu banyak
• Sulit untuk melakukan aktivitas dengan tenang
• Sulit untuk menunggu giliran 
• Tidak sabar memberikan jawaban bahkan sebelum pertanyaan selesai
diajukan
• Menginterupsi percakapan ataupun aktivitas yang dilakukan orang lain
• Berlari-lari atau memanjat-manjat tanpa mengenal situasi 
Penyebab ADHD

Hingga kini, penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, ADHD digolongkan
sebagai hambatan neurodevelopmental akibat gangguan pada perkembangan saraf yang
berkaitan dengan cara otak tumbuh dan berkembang.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan neurodevelopmental pemicu
ADHD meliputi:
 Faktor keturunan
 Lahir prematur sebelum 37 minggu
 Berat badan rendah pada saat lahir
 Riwayat epilepsi
 Cedera otak 
 Kebiasaan merokok maupun penyalahgunaan alkohol atau narkotika saat mengandung
 Masalah pada otak saat masa perkembangan
 Paparan atau zat-zat kimia, seperti timah 
Cara Manggubati ADHD

– ADHD tidak dapat disembuhkan, tapi dapat dikendalikan.

– Penanganan untuk kondisi ini umumnya dilakukan dengan kombinasi


psikoterapi dan pemberian obat.

– Pada orang dewasa perawatannya mencakup pengobatan, edukasi, pelatihan


keterampilan, dan konseling psikologis
Tips Merawat Anak ADHD

– Orangtua harus memperhatikan obat-obatan yang dikonsumsi anak (jika dokter meresepkan obat).

Orangtua harus selalu melakukan pengawasan terhadap konsumsi obat-obatan anak Pastikan untuk selalu

mengatur dosis dan memberikan obat secara langsung pada anak.


– Orangtua juga dianjurkan untuk menyimpan obat-obatan di tempat yang sulit untuk dijangkau anak. 
– Orangtua dapat memberikan dukungan dengan 
 Menerima anak apa adanya dan selalu memberi kasih yang tulus
 Mencari cara untuk meningkatkan kepercayaan diri sekaligus kedisiplinan anak
 Memberikan instruksi dengan kalimat singkat
 Mengatur jadwal makan dan tidur anak
 Membantu anak mengatur ruangan dan lingkungan sekitarnya
 Meluangkan waktu lebih banyak bersama anak.
 Selalu peka untuk dapat mengetahui situasi sulit pada anak, misalnya sulit untuk duduk diam
 Menerapkan peraturan rewards and punishment pada anak
 Gunakan timeout dan konsekuensi-konsekuensi yang sesuai dalam menerapkan disiplin pada anak. 
Untuk mengurangi risiko
ADHD, Anda dapat !
1. Melindungi anak dari racun atau zat-zat kimia
2. Menjauhkan diri dari paparan racun dan zat kimia saat
mengandung
3. Menghindari konsumsi rokok, alkohol, dan narkotika selama hamil

Anda mungkin juga menyukai