MAKALAH
GANGGUAN PSIKOLOGI PADA PERINATAL
DISUSUN OLEH:
1. Abiana 12. Mahdareta. S
2. Badi atulrohmah 13. Mariyana
3. Dewi Rositah 14. Mariyati
4. Dwi Sukma P 15. Muryati
5. Fatimatul zahra 16. Noormaidah
6. Fatmawati 17. Nur Aini Nurdin
7. Kasmirah 18. Nurlinda
8. Kurniawati 19. Septa Rianti
9. Leni Wulandari 20. Selvi Melyanti
10. Lili Nursanti 21. Sumartila
11. Syafari Yunita 22. Siti Wahdaniati
DOSEN PENANGGUNGJAWAB :
DESILESTIA DWI SALMARINI, SST., M.Kes
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
dan Ilmu Perilaku dalam Praktik Kebidanan dari Ibu Desilestia Dwi Salmarini,
SST.,M.Kes. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang Gangguan Psikologi pada Prenatal.
i
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................8
2.1 Pertumbuhan dan Perkembang Prenatal.................................................................8
2.2 Fenomena Adaptasi Fisiologis Masa Prenatal..........................................................9
2.2.1 Sistem reproduksi..............................................................................................9
2.2.2 Sistem Pencernaan..........................................................................................10
2.2.3 Sistem perkemihan..........................................................................................11
2.2.4 Sistem Kardiovaskuler.....................................................................................11
2.2.5 Sistem Integumen Pada kulit...........................................................................11
2.2.6 Sistem Pernapasan..........................................................................................11
2.2.7 Metabolisme Metabolisme.............................................................................11
2.3 Adaptasi Psikologi pada Masa Prenatal..................................................................12
2.3.1 Adaptasi Pendengaran....................................................................................12
2.3.2 Adaptasi Sensor Perasa & Penciuman.............................................................13
2.3.3 Aktivitas Belajar & Mengingat.........................................................................13
2.4 Masalah-Masalah yang Mempengaruhi pada Masa Prenatal................................14
2.4.1 Faktor Genetik.................................................................................................14
2.4.2 Jenis Penyakit..................................................................................................15
2.4.3 Usia Ibu Saat Hamil..........................................................................................16
2.4.4 Aktivitas Fisik...................................................................................................17
2.4.5 Asupan & Kualitas Nutrisi................................................................................17
2.4.6 Penyalahgunaan Obat-Obatan & Narkoba......................................................18
2.4.7 Perilaku Ibu yang Merokok..............................................................................19
2.4.8 Problem Kondisi Psikologis..............................................................................19
2.4.9 Problem Lingkungan Fisik................................................................................21
2.5 Bahaya Fisik pada Masa Prenatal...........................................................................21
2.5.1 Kematian Zigot................................................................................................21
2.5.2 Keguguran & Ketidakteraturan perkembangan embrio..................................21
2.5.3 Hambatan pada perkembangan otak..............................................................22
2.5.4 Kematian Janin, lahir premature dan komplikasi melahirkan..........................23
iii
1
2
5
6
menimbulkan obstipasi.
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi bayi tidak lahir tepat waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6) Merasa kehilangan perhatian.
7) Perasaan mudah terluka (sensitif).
8) Libido menurun (Walyani, 2015)
Ibu hamil yang sangat muda dengan rentan usia dibawah 20 tahun
atau Tua di atas 35 tahun, sangat rentan menjadi resiko baik pada
kehamilannya maupun persalinannya terhadap janin dan ibu nya.
Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut
terjadi perubahan pada jaringan alat – alat kandungan dan jalan lahir
tidak lentur lagi. Sleain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain
dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi tekanan darah tinggi dan pre-
eklamsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak lancer atau macet,
perdarahan setelah bayi lahir.
Selain berbahaya untuk bayi nya aktivitas fisik yang berlebih juga
sangat berbahaya untuk ibu hamil tersendiri, misalnya pada janin
menyebabkan keguguran, kelahiran premature, pada ibu dapat terjadi
kelelahan dan cidera jika tidak berhati hati.
2) Kekurangan zat besi dan vitamin B12 dapat menyebabkan ibu hamil
mengalami anemia.
Tak hanya itu, kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok
saat hamil juga diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
bawaan lahir pada janin dan keguguran, yang menjadikan merokok
17
Ibu disarankan untuk mengetahui apa saja yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi saat hamil. Apapun yang dikonsumsi Ibu akan terserap
oleh janin, lho. Oleh karena itu, Ibu harus memerhatikan asupan nutrisi
agar janin mendapat asupan terbaik. Jadi, Ibu sebaiknya mulai
menghindari kebiasaan konsumsi makanan tidak sehat, seperti makanan
cepat saji, makanan dengan zat pewarna berbahaya, serta makanan yang
tidak atau belum matang sempurna
a. Syok dan menyangkal
Ketika disampaikan janinnya mati reaksi orang tua/ibu pertama kali
adalah syok,tidak percaya dan menyangkal.
b. Marah dan bargaining
Beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap pencarian karena orang tua
mencari alasan tentang kematian. Mereka biasanya mencari cari hal-
hal yang mungkin mereka lakukan dengan berbeda.
c. Disorientasi dan Depresi
Emosi perdominan pada fase ini adalah kesedihan berduka
dibarengidengankehilangan, mereka menolak dan menarikdiri, orang
tua mungkin sulitmengalami kesulitan untuk kembali ke kehidupan
normal sehari-hari.
d. Reorganisasi dan Penerimaan
Fase akhir dari berduka meliputi penerimaan rasa kehilangan dan
kembali keaktifitas normal sehari-hari. Hal yang sangat individu ini
mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan. Hal ini
membutuhkan waktu berduka proses darimengalami rasa yang
sangat menyakitkan terhadap kehilangan, merelakan objekyang telah
hilang dam mereorganisasi hidup tanpa orang yang telah tiada.
Energi emosional ditinggalkan dan dikurangi serta menjalani
kembali hubunganbaru serta aktifitas baru
Ibu dengan bayi lahir premature lebih beresiko mengalami
gangguan psikologi. Gangguan psikologi Ibu dengan bayi premature
adalah tingkat stress, kecemasan dan depresi. Ibu dengan bayi lahir
premature juga dapat mengalami lonjakan emosi yang dapat
berdampak pada gangguan perkembangan mental ibu sendiri dan
bayinya.
Seorang ibu hamil yang mengalami kehamilan dengan
komplikasi ini akan menjadi salah satu pemicu stresor ibu kareana
akan menjadi bahan pemikiran dia apa lagi jika komplikasi tersebut
berhubungan dengan janin yang dia kandung.
Seseorang yang mengalami stresor psikososial yang
22
II.5.7 Malnutrisi
kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, nggak mau minum folat,
dan lain sebagainya,” ujar Nina. “Berkurangnya minat memelihara
kandungan ini adalah salah satu dampak psikologis yang akan
berakibat buruk pada kesehatan janin,” cetusnya.b.
b. Depresi di Masa Kehamilan
Ibu bisa jadi terus menyalahkan apa yang terjadi sehingga mengalami
depresi di masa kehamilan. “Ini bisa punya efek ke perkembangan
janin dan kesehatan mental anak yang dikandungnya.
c. Mengalami Kesulitan Menjalani Peran sebagai Istri dan Ibu
Setelah melahirkan, depresi bisa tetap berlanjut. “Masih ada
risiko postpartum depression atau depresi pascamelahirkan. Seorang
ibu dengan depresi akan mengalami berbagai kesulitan dalam
perannya baik sebagai seorang istri maupun ibu. Sebagai istri, ada
perasaan kesal, bersalah, yang mungkin menghalangi bersikap baik ke
suami. Sebagai ibu, ada juga kesulitan untuk melakukan pengasuhan.
Terutama bila kehadiran si anak dirasa bisa menghambat dirinya
sendiri, seperti karier.
d. Masalah Kesehatan Mental
Bila semua hal ini tetap berlanjut, kepuasan ibu terhadap dirinya
sendiri akan lebih rendah. Karena berbagai macam penyesalan,
kesejahteraan psikologisnya menurun. Bisa ke masalah yakni ke
kesehatan mental si ibu.Selama kehamilan ini tidak diterima sebagai
anugerah, maka akan terus jadi musibah. Oleh karenanya perlu
manajemen psikologi yang tepat agar ibu berdamai dengan hal-hal di
luar rencana ini.
e. Menyelesaikan Kehamilan tak Berarti Masalah Selesai
f. Menyelesaikan kehamilan dengan cara aborsi misalnya, ini bukan
berarti akan menyelesaikan masalah begitu saja. Justru efek psikologis
dari perasaan bersalahnya akan bertahan lebih lama.
tindakan kekerasan adalah tindakan kekerasan pada istri pada saat hamil
yang meliputi kekerasan fisik, kekerasan psikologis/psikis, kekerasan
seksual, kekerasan ekonomi, penyebab terjadinya kekerasan dan dampak
dari kekerasan dalam rumah tangga tersebut baik pada kesehatan
reproduksi, dampak psikologis, maupun dampak terhadap interaksi ibu
dan bayi yang dilahirkan(Putri, 2020).
KDRT seringkali menggunakan paksaan yang kasar untuk
menunjukkan hubungan kekuasaan di dalam keluarga, dimana wanita
dikondisikan untuk menerima status yang rendah terhadap dirinya
sendiri, di bawah kekuasaan pria sehingga terjadinya kekerasan secara
fisik sebagai pelampiasan amarah seorang laki-laki pada perempuan. Hal
ini juga membuat laki-laki, dengan harga diri yang rendah,
menghancurkan perasaan perempuan dan martabatnya karena mereka
merasa tidak mampu untuk mengatasi seorang wanita yang dapat berpikir
dan bertindak sebagai manusia yang bebas dengan pemikiran dirinya
sendiri.
Kekerasan fisik berat, berupa penganiayaan berat seperti
menendang: memukul, menyundut, melakukan percobaan pembunuhan
atau pembunuhan dan semua perbuatan lain yang dapat mengakibatkan
cedera berat, tidak mampu menjalankan tugas sehari-hari, pingsan, luka
berat pada tubuh korban dan atau luka yang sulit disembuhkan atau yang
menimbulkan bahaya mati, kehilangan salah satu panca indera, mendapat
cacat, menderita sakit lumpuh, terganggunya daya pikir selama 4 minggu
lebih, gugurnya atau matinya kandungan seorang wanita, dan kematian
korban. Kekerasan fisik ringan, berupa menampar, menjambak,
mendorong, dan perbuatan lainnya yang mengakibatkan cedera ringan
dan rasa sakit dan luka fisik yang tidak masuk dalam kategori berat. Jika
kekerasan fisik ringan dilakukan berulang-ulang (repetisi), maka dapat
dimasukkan ke dalam kekerasan fisik berat.
Seorang ibu hamil dengan usia yang sangat tua,, atau resiko, yang
tertekan karena kurang nya support dari keluarga Sepertinya tidak ada
kepercayaan yang lebih tradisional dan merusak mengenai periode
perkembangan pranatal daripada kepercayaan mengenai periode-periode
lain dalam rentang kehidupan. Bahaya psikologis penting kedua yang
dihubungkan dengan periode pranatal berupa tekanan yang dialami ibu,
yaitu keadaan emosi yang meninggi selama beberapa waktu. Tekanan ibu
mempengaruhi anak yang berkembang baik sebelum atau sesudah
kelahiran.
Ny. Laura usia 45 tahun hamil anak pertama dengan usia kehamilan
36 minggu. Ny. Laura aktif bekerja disebuah perusahaan untuk ikut
menopang kebutuhan ekonomi keluarganya. Ny. Laura belum mengambil cuti
1,5 bulan sebelum tafsiran persalinan, saat ini Ny. laura sedang mengalami
rasa cemas yang berlebihan, mengalami gangguan tidur dan saat ini suami
sedang tidak memiliki pekerjaan.
III.2 Pembahasan
36
37
Memberikan KIE kepada ny. Laura dan suami bahwa kondisi emosi
ibu hamil sangat besar pengaruhnya terhadap janin secara langsung. Oleh
karena itu, lingkungan diharapkan mendukung ibu hamil untuk memiliki
emosi yang lebih positif dan menyenangkan (Kabukçu et al., 2019). Misalnya
dengan memberi perhatian lebih banyak serta membantu pekerjaan rumah
dengan begitu beban kerja ny. Laura berkurang dan dapat beristirahat cukup.
Mengurangi hal-hal yang dapat memicu konflik karena konflik tersebut dapat
memicu stres ny. Laura dan dapat berpengaruh terhadap perkembangan janin
yang dikandung. Dukungan keluarga disini selain terhadap psikologis ibu
hamil juga dapat berperan dalam asupan nutrisi ibu hamil dengan
memperhatikan makanan yang dikonsumsi , misalnya sesuai dengan gizi
kebutuhan ibu hamil.
Keluarga juga dapat berperan dalam pola istirahat ibu hamil agar ibu
hamil tetap cukup istirahatnya misalnya dengan membantu menjaga anak nya
jika masih ada yang kecil, atau dengan memberikan terapi pijat untuk pola
istirahat ibu.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari kasus diatas dapat dikatan Ny. Laura sedang mengalami ganguan
psikologis perinatal berupa kecemasan yang berlebih, susah tidur dan kurangnya
dukungan sumi,keluarga dan lingkungan. Faktor-faktor yang membuat Ny. Laura
mengalami Gangguan psikologis yang terjadi saat ini yaitu faktor ekonomi keluarga
dan kurangnya dukungan suami, keluarga dan lingkungan.
IV.2 Saran
Menyarankan suami untuk lebih memberikan perhatian dan kasih sayang lebih
terhadap istrinya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Kabukçu, C., Sert, C., Güneş, C., Akyol, H. H., & Tipirdamaz, M. (2019).
Predictors of prenatal distress and fear of childbirth among nulliparous and
parous women. Nigerian Journal of Clinical Practice, 22(12).
https://doi.org/10.4103/njcp.njcp_613_18
39