Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS KUNJUNGAN ANC

TERPADU PADA NY “i” UMUR 37 TAHUN G4P2A1 DI RUANG POLIK

KIA/KB BLUD PUSKESMAS SORONG BARAT

Disusun Oleh :
Rezky Nindra Rahayu Asrin
(2021080245)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

TA 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Pengesahan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis


Kunjungan ANC Terpadu Pada Ny “i” Umur 37 Tahun G4P2A1 Di Ruang Polik KIA/KB
BLUD Puskesmas Sorong Barat

NAMA : Rezky Nindra Rahayu Asrin


NIM : 2021080245

Jombang,…...Februari 2022
Mahasiswi,

Rezky Nindra Rahayu Asrin

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Ulfa Ida, S.ST) (Bd. Wahyu Anjas Sari, S.ST, M.Kes)

Ketua STIKES Husada Jombang Ketua Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan

(Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes, MM) (Bd. Zeny Fatmawati, S.ST, M.PH)

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas ASKEB dengan
judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Kunjungan ANC Terpadu Pada Ny “i”
Umur 37 Tahun G4P2A1 Di Ruang Polik KIA/KB BLUD Puskesmas Sorong Barat”

Asuhan Kebidanan ini merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam proses
belajar yang memberikan kesempatan kepada mahasisiwi agar dapat mengenal dan
menerapkan asuhan kebidanan dalam memenuhi kebutuhan pasien.

Tak lupa juga penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan dan dukungan
kepada :

1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM, selaku Direktur STIKES HUSADA JOMBANG
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
STIKES Husada Jombang.
3. Wahyu Anjas Sari, S.ST, M.Kes, selaku Pembimbing Institusi Pendidikan
4. Ulfa Ida, S.ST, selaku Pembimbing Lahan Praktik
5. Ny.Y yang telah bersedia menjadi study kasus penulis

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak
memiliki kekurangan yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat
kami harapkan dimasa yang akan datang.

Jombang, 04 Desember 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Pengertian ......................................................................................................... 5
2.2 Etiologi .............................................................................................................. 6
2.3 Tanda Gejala .................................................................................................... 24
2.4 Pathway/Pohon Masalah ................................................................................. 27
2.5 Dampak/Akibat ................................................................................................ 28
2.6 Penatalaksanaan .............................................................................................. 32
2.7 Askeb Teori Kasus SOAP ............................................................................... 40
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................ 45
3.1 PENGKAJIAN DATA ..................................................................................... 45
3.2 ANALISA DATA ............................................................................................. 51
3.3 PENATALAKSANAAN .................................................................................. 51
BAB IV IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH .......................... 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 55
5.1 SIMPULAN ...................................................................................................... 55
5.2 SARAN .............................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 56
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... 57

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.1 TFU Menurut Penambahan Per Tiga Jari ............................................. 6

Tabel 2.2.2 Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan ....................................... 6

Tebel 2.2.3 Perhitungan Berat Badan Berdasarkan Indeks Masa Tubuh ................ 12

Tabel 2.2.4 Penambahan BB Ibu Hamil Menurut Trimester ................................... 12

Tabel 2.2.5 Penambahan BB Ibu Hamil Menurut IMT ........................................... 12

Tabel 2.2.6 Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan ............ 13

Tabel 2.2.7 Saran menu makanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum

menurut Konsensus Queensland .......................................................... 14

Tabel 2.3.1 Penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan Antenatal

Terpadu ................................................................................................. 24

Tabel 2.6.1 Klasifikasi Nilai IMT ............................................................................ 33

Tabel 2.6.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid ..................................... 35

Tabel 2.6.3 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu ................................. 38

v
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.4 Pathway Kehamilan Fisiologis ............................................................... 27

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi ............................................................................... 57

Lampiran 2 Dokumentasi Pemeriksaan ................................................................... 58

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan


ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu 28–40) (Sarwono, 2014; h. 213).

Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester), yaitu kehamilan triwulan I antara


minggu 0–12, kehamilan triwulan II antara minggu 12–28, dan kehamilan triwulan III
antara minggu 28–40 (Mochtar, 2012; h. 35). Pada trimester I ibu hamil akan mengalami
peningkatan hormon estrogen, dan progesteron yang menimbulkan terjadinya morning
sickness, keletihan, kelemahan, dan perasaan mual. Trimester II berlangsung antara
minggu 12–28 yang dirasakan oleh ibu hamil biasanya lebih menenangkan karena tubuh
ibu hamil telah terbiasa dengan perubahan tingkat hormon yang tinggi. Setelah trimester
II berakhir ibu hamil akan memasuki tahapan yang terakhir dalam masa kehamilan yaitu
trimester III yang berlangsung antara minggu 28–40, dimana ibu hamil akan mengalami
ketidaknyamanan, dan kecemasan akan keselamatan saat melahirkan (Purwaningsih &
Siti Fatmawati, 2010).

Ibu hamil trimester kedua, yakni masa kehamilan pada minggu ke–14 sampai
dengan minggu ke–24 masa kehamilan. Pada trimester kedua kehamilan biasanya sudah
tampak jelas. Ibu hamil dan keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan.
Sebagian besar ibu hamil pada trimester kedua ini tidak memiliki permasalahan yang
serius. Namun tidak sedikit ibu hamil pada masa ini ketika memeriksakan kehamilannya
mengeluhkan ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah ketidaknyamanan
normal dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh dan emosional ibu
selama kehamilan. Walaupun ketidaknyamanan yang umum dalam kehamilan trimester II
tidak mengancam keselamatan jiwa, namun hal tersebut bisa saja sangat menjenuhkan
dan menyulitkan bagi ibu maka harus diberikan pelayanan ANC.

1
2

Asuhan antenatal sendiri merupakan upaya preventif program pelayanan


kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan
anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari
kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini
berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 16 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 24–28 minggu dan sebanyak dua kali
kunjungan antenatal pada usia kehamilan antara minggu ke–30 sampai minggu ke–32
dan antara minggu ke–36 sampai ke–38 (Kemenkes, 2013).

Dalam upaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan berupa ANC terpadu dimana


program ini merupakan kunci dalam pelayanan KIA yang diberikan pada wanita hamil
sampai dengan nifas beserta bayinya. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) merupakan indikator langsung dari keberhasilan pelayanan kesehatan
difasilitas kesehatan. Pada tahun 2015 AKI diseluruh dunia mencapai 303.000 wanita.
Penyebab dari AKI itu sendiri karena adanya komplikasi selama kehamilan dan
melahirkan (SDGs, 2018).

Sesuai peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1464/MENKES/PER/X/2011, bidan dalam menjalankan praktik profesional berwenang
untuk memberi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Wewenang bidan tentang pemeriksaan
ibu hamil yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai
status gizi (ukur lingkar lengan atas), ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin
dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus dan berikan TT (tetanus
toksoid) bila diperlukan, pemberian tablet besi minimum 90 tablet selama kehamilan, tes
laboraturium (rutin dan khusus), tatalaksana khusus, temu wicara (konseling) termasuk
P4K (perencanaan persalinan dan pencegahan) serta KB pasca persalinan, dan memberi
konseling.

Asuhan yang dilakukan pada Ny.i di BLUD Puskesmas Sorong Barat dengan
hamil fisiologis trimester II adalah menanyakan pada pasien tentang yang dikeluhkan,
kemudian melakukan pemeriksaan pada ibu dan janinnya. Kemudian memberikan
konseling bila ada hal yang dikeluhkan dan cara mengatasinya, selanjutnya akan
memberikan terapi sesuai dengan yang di keluhkan oleh ibu.
3

Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik dengan pengambilan kasus ibu hamil
fisiologis trimester II pada Ny.i di BLUD Puskesmas Sorong Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam asuhan kebidanan ini
adalah “Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis pada Ny.i trimester II di
BLUD Puskesmas Sorong Barat”.

1.3 Tujuan

Umum

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan Hamil Fisiologis pada Ny.i umur 37 tahun
G4P2A1, hamil 20 minggu, diharapkan mahasiswi dapat melaksanakan asuhan kebidanan
secara menyeluruh pada Ny.i

Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian data secara lengkap pada Ny.i di BLUD Puskesmas
Sorong Barat.

2. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin timbul pada
Ny.i di BLUD Puskesmas Sorong Barat.

3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera pada Ny.i


di BLUD Puskesmas Sorong barat.

4. Mampu melaksanakan penatalaksanaan yang menyeluruh dan mengevaluasi


keefektifan asuhan yang diberikan pada Ny.i di BLUD Puskesmas Sorong Barat.

5. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang diberikan pada Ny.i di
BLUD Puskesmas Sorong Barat.

1.4 Manfaat

Manfaat Teoritik

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Tugas Asuhan Kebidanan Stase I di
4

Program Studi Profesi Bidan STIKES Husada Jombang.

Manfaat Praktis

1. Manfaat Ilmiah

Dari hasil pendokumentasian Asuhan kebidanan ini dapat menjadi sumber informasi
dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi penyusunan
ASKEB kehamilan fisiologis selanjutnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana mahasiswi dapat menerapkan


asuhan kebidanan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat
bermanfaat terutama dalam bidang pengembangan institusi.

3. Bagi Penulis

Dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang asuhan kebidanan


pada ibu hamil fisiologis trimester II, mampu menerapkan teori-teori tentang asuhan
kebidanan ibu hamil fisiologis trimester II yang didapat selama perkuliahan.

4. Bagi Klien

Dapat mendorong masyarakat untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin serta


dapat menambah wawasan dan pengetahuan pasien tentang asuhan kebidanan ibu
hamil fisiologis khususnya trimester II.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Menurut Reece dan Hobbins kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang mengakibatkan bertemunya sel telur (ovum)
dengan sel mani (sperma) yang disebut pembuahan atau fertilisasi (Mandriwati, dkk,
2017).
Menurut Saifuddin kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatuberlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyanidan Purwoastuti, 2015).
Kehamilan adalah seangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan
antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi
(sulstyawati, 2013).
Lama kehamilan dibagi menjadi Tiga triwulan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau
9 bulan 7 hari (Sulistyawati, 2011). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan :
1. Kehamilan Trimester pertama antara 0-12 minggu
2. Kehamilan Trimester kedua antara 13-28 minggu
3. Kehamilan Trimester ketiga antara 28-40 minggu

Dimana setiap trimester memiliki ciri khas tertentu. Dikatakan masa kehamilan
dimulai dari masa konsepsi, pertemuan sel sperma dan sel telur, pembuahan, nidasi,
sampai membentuk janin dan terbentuknya seluruh tubuh janin sehingga saatnya
melahirkan. Pada masa hamil lah terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu misalnya,
rahim membesar karna pertumbuhan janin yang semakin berkembang. Dinding perut
semakin melebah mengikuti pertumbuhan janin, payudara membesar dan tenggang karena
produksi ASI.Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu
melahirkan selamat.

5
6

2.2 Etiologi
A. Perubahan fisiologis masa kehamilan menurut Sulistyawati, (2013) adalah sebagai
berikut :
1. Sistem Reproduksi
a) Uterus
1) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20cm dengan
kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat
hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya
menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan
ukuran TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.2.1: TFU Menurut Penambahan Per Tiga Jari
Usia
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Kehamilan
12 Minggu 3 jari di atas simfisis
16 Minggu Pertengahan pusat-simfisis
20 Minggu 3 jari di bawah simfisis
24 Minggu Setinggi pusat
28 Minggu 3 jari di atas pusat
32 Minggu Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus(px)
36 Minggu 3 jari di bawah prosesus xiphoideus(px)
40 Minggu Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus(px)

2) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada
akhir bulan.
Tabel 2.2.2: Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia
Bentuk dan Konsistensi Uterus
Kehamilan
Bulan pertama Seperti buah alpukat. Isthmus rahim menjadi
hipertropi dan bertambah panjang sehingga bila
diraba terasa lebih lunak, keadaan ini yang
7

disebut dengan tanda Hegar.


2 bulan Sebesar telur bebek.

3 bulan Sebesar telur angsa.

4 bulan Berbentuk bulat.

5 bulan Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, rahim


terasa tipis, itulah sebabnya mengapa bagian-
bagian janin ini dapat dirasakan melalui perabaan
dinding perut.

3) Posisi rahim dalam kehamilan


 Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi.
 Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvuis.
 Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya
dapat mencapai batas hati.
 Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri.
4) Vaskularisasi
Arteri urine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan anak-
anak cabnagnya, pembuluh darah vena mengembang dan bertambah.
5) Serviks uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut
dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid, dan ini disebut dengan tanda Chadwick.
b) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
c) Vagina dan Vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan
vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan,
kondisi ini disebut dengan tanda Chadwick.
8

d) Dinding Perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robekan
serabut elastis di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi
peregangan yang hebat misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda dapat
terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
2. Sistem Kardiofaskular
Selama kehamilan, curah jantung (cardiac output) meningkat sampai 30-
50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah jantung yang
meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam
keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun
karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke
jantung.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena
adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh,
menyebabkan darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir usia
kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.
Saat ibu melakukan aktivitas/olahraga, curah jantung, denyut jantung, dan
laju pernapasan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak
sedang hamil.
Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan
kembali normal pada trimester ketiga. Selama kehamilan, volume darah dalam
peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang
mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.
Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih agak meningkat
selama kehamilan. Protein darah berubah. Jumlah protein, albumin, dan
gamaglobulin menurun pada trimester I dan meningkat bertahap sampai akhir
kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat.
Pada hitung jenis dan Hb ditemukan adanya hematokrit yang cenderung
menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung
meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport O2. Konsentrasi Hb terlihat
9

menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan Hb pada orang


yang tidak hamil, kondisi ini disebut anemia fisiologis. Anemia fisiologis ini
disebabkan oleh meningkatnya volume plasma darah.
Pada ibu hamil, nadi dan tekanan darah arteri cenderung menurun terutama
selam trimester II, kemudian akan naik lagi seperti masa pra-kehamilan. Tekanan
vena pada ekstremitas atas dan bawah dalam batas-batas normal, namun
cenderung naik setelah trimester pertama. Nadi biasanya naik menjadi 84
kali/menit.
3. Sistem Urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada
usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini
aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan
menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguta pada saat kehamilan,
karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba
untuk berbaring.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi
saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim
pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran
darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
4. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian
bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semkain berat karena
gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
Wanita hamil sering merasa panas di dada (heartburn) dan sendawa, yang
kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan
karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi
lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
5. Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya
dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai
70% dari diet biasanya.
10

Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg
dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk
transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya
untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan
zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai 350
mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai peranan dalam
pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya tersimpan di badan,
perut, paha, dan lengan.
Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut.
 Kalsium di butuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan
tulang terutama di ttrimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.
 Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gr/hari.
 Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
6. Sistem Muskuloskeletal
Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal paada relaksasi otot dan
ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk
meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan
pada saat kelahiran. Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang
karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen. Simfisis pubis melebar sampai 4
mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba, diikuti
terabanya koksigis sebagai pengganti bagain belakang.
Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh
meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu
berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan karena tidak adanya
otot abdomen.
Bagi wanita yang kurus lekukan lumbalnya lebih dari normal dan menyebabkan
lordosis dan gaya beratnya berpusat pada kaki bagian belakang. Hal ini
menyebabkan rasa sakit yang berulang terutama di bagian punggung.
7. Kulit
Cloasma gravidarum adalah bintik-bintik pigmen kecokelatan yang tampak di
kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting
susu, sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap, yaitu
11

spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba)
bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas pinggang. Pelebaran pembuluh darah
kecil yang berdinding tipis sering kali tampak di tungkai bawah.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae.
Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan gemeli, dapat
terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut sebagai linea nigra. Adanya vasodilatasi kulit
menyebabkan ibu mudah berkeringat.
8. Payudara
 Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.
 Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.
 Bayangan vena-vena lebih membiru.
 Hiperpigmentasi pada aerola dan puting susu.
 Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.
9. Sistem Endokrin
Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah
pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi
estrogen dan progesteron.
10. Tulang dan Gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak
juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan
tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal akan berkurang
untuk memenuhi kebutuhan ini.
11. Darah
Volume darah bertambah, baik plasma maupun eritrositnya, tetapi penambahan
volume plasma disebabkan oleh hidremia lebih menonjol hingga biasanya kadar
Hb menurun. Batas fisiologis, Hb 10-11 gr%, eritrosit 3,5 juta/mm3, leukosit
8000-10000/mm3.
12. Indek Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi
konsepsi dan volume berbagai organ atau cairan intrauterine (Sukarni dan
Margaret, 2016). Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi
12

badan adalah dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus :
Tebel 2.2.3 : Perhitungan Berat Badan Berdasarkan Indeks Masa Tubuh
Kategori IMT Rekomendasi

Rendah <19,8 12,5-18

Normal 19,8-26 11,5-16

Tinggi 26-29 7-11,5

Obesitas >29 ≥7

Gemeli - 16-20,5

Sumber : Walyani, E. 2015


Ket : IMT = BB/(TB)2IMT : Indeks Masa Tubuh
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
Tabel 2.2.4 : Penambahan BB Ibu Hamil Menurut Trimester
Trimester dalam Kehamilan Kenaikan BB Ibu Hamil
Trimester I 1 - 2,5 Kg
Trimester II 6 - 7 Kg
Trimester III 5 - 7 Kg
Sumber : Walyani, E. 2015
Tabel 2.2.5 : Penambahan BB Ibu Hamil Menurut IMT
Indeks Masa Tubuh Kenaikan BB Ibu Hamil
Kurus 12,7 - 18 Kg
Normal 12 - 16 Kg
Gemuk 6 – 9,7 Kg
Sumber : Walyani, E. 2015
Jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu hamil, ini dapat
mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin intra-uteri (Intra-Uterin Growth Retardation-IUGR).
Disarankan pada ibu primigravida untuk tidak menaikkan berat badannya lebih
dari 1 kg/bulan.
13

Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan.


 4 kg pada kehamilan trimester I.
 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III.
 Totalnya sekitar 15-16 kg.
Tabel 2.2.6 : Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama
Kehamilan.
Komponen Jumlah (dalam kg)

Jaringan ekstrauterin 1

Janin 3-3,8

Cairan amnion 1

Plasenta 1-1,1

Payudara 0,5-2

Tambahan darah 2-2,5

Tambahan cairan jaringan 1,5-2,5

Tambahan jaringan lemak 2-2,5

Total 11,5-16

13. Sistem Pernapasan


Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena memrlukan lebih
banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak
membesar. Lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi
agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan
tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan
kualitas suara wanita hamil agak berubah.

B. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan


Adapun ketidaknyamanan selama kehamilan menurut Irianti dkk, (2014) adalah
sebagai berikut :
1. Ketidaknyamanan Kehamilan pada Trimester I
a) Mual dan Muntah
14

Emesis gravidarum atau morning sickness meruapakan suatu keadaan mual


yang terkadang disertai muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Selama
kehamilan, sebanyak 70-85% wanita mengalami mual muntah (Wegrzyniak, et
al., 2012).
Tabel 2.2.7 : Saran menu makanan pada ibu hamil dengan emesis
gravidarum menurut Konsensus Queensland.
Tingkatan
morning Strategi Contoh
sickness
Cobalah untuk menghirup Limun, jahe, minuman
udara yang dingin, cairan untuk membangkitkan
Berat yang bening Menjaga stamina, jelly yang
(dikategorikan mulut agar tetap bersih dan manis. Mengkonsumsi
sebagai segar Ketika merasa permen. Jus buah, jus
hiperemesis sedikit lebih baik maka sayuran, teh, minuman
gravidarum) tingkatkan dengan ringan, air soda, sup
meminum berbagai kaldu.
minuman.
Segera makan sesuatu Biskuit, sepotong roti
yang ringan setelah panggang.
bangun tidur di pagi hari
Makan sering dan Makan atau minum
makanan ringan secara perlahan,
mengunyah makanan
dengan baik, hindari
Sedang
minuman-minuman atau
makanan selingan setelah
waktu makan.
Pilih makanan yang tinggi Biskuit kering, kerupuk,
karbohidrat popcorn, sereal, roti
panggang buah atau
sayuran bertepung.
Ringan Hindari makanan Gunakan susu rendah
15

berlemak, gorengan, dan lemak, rendah mentega,


makanan yang pedas. margarin, dan daging
tanpa lemak.
Cobalah untuk Telur, kacang panggang,
menyertakan makanan daging ayam tanpa
yang rendah lemak, dan lemak, ikan, makanan
makanan yang kaya yang berprotein tinggi.
protein
Sebelum tidur makanlah kerupuk, yoghurt dan
makanan yang custard.
mengandung protein dan
karbohidrat

b) Hipersalivasi
Hipersalivasi adalah peningkatan sekresi air liur yang berlebihan (1-2 L/hari).
Hipersalivasi disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut atau
peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar mengalami sekresi
berlebihan.
Hipersalivasi dapat diatasi dengan menyikat gigi, berkumur atau menghisap
permen yang mengandung mint.
c) Pusing
Penatalaksanaannya yaitu:
1) Bila disebabkan oleh hormon maka penanganannya cukup dengan istirahat
dan tidur serta menghilangkan stres.
2) Bila disebabkan oleh anemia dan hipertensi maka harus diatasi dulu faktor
penyebabnya.
3) Jika disebabkan karena hipotensi maka dapat diatasi dengan mengurangi
aktivitas dan menghemat pengeluaran energi, kemudian juga dapat diatasi
dengan menghindari gerakan mendadak seperti dari posisi duduk atau
jongkok langsung ke posisi berdiri.
d) Mudah Lelah
Asuhan kebidanan yang dapat dilakukan yaitu:
16

1) Meyakinkan ibu bahwa kelelahan adalah hal yang normal dan bahwa
kelelahan akan hilang secara spontan pada trimester II.
2) Melakukan pemeriksaan kadar zat besi
3) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di siang hari.
4) Menganjurkan ibu untuk minum lebih banyak, karena efek dari dehidrasi
adalah kelelahan.
5) Menganjurkan ibu untuk melakukan latihan fisik (olahraga) ringan
6) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan seimbang.
e) Heartburn
Sebesar 17-45% wanita hamil mengeluhkan rasa terbakar pada dada atau
dalam bahasa medis disebut heartburn. Heartburn disebabkan oleh
peningkatan hormon progesteron, estrogen, dan relaxing yang mengakibatkan
relaksasi otot-otot dan organ termasuk sistem pencernaan.
Langkah pertama untuk mengurangi keluhan heartburn, yaitu dengan
memperbaiki pola hidup. Perubahan pola hidup ini misalnya menghindari
makan tengah malam, menghindari makan dalam porsi besar, memposisikan
kepala lebih tinggi pada saat telentang atau tidur, menghindari makanan yang
dapat merangsang heartburn, mengunyah permen karet (menstimulasi
peningkatan produksi saliva, sehingga dapat membantu menetralkan
keasaman), dan menghentikan konsumsi alkohol maupun rokok. Apabila
langkah awal tersebut tidak berhasil, maka perlu diberikan tetapi farmakologi
oleh dokter kandungan.
f) Peningkatan Frekuensi Berkemih
59% wanita mengalami peningkatan frekuensi berkemih pada trimester I
kehamilan (Chalicha, 2002). Lebih dari 40% wanita hamil berkemih lebih dari
10 kali per hari pada siang hari, dan diikuti pula pada malam hari yaitu sebesar
72,9% dengan frekuensi lebih dari 4 kali (Sharma,2009). Pada keadaan
sebelum hamil, frekuensi berkemih normal berkisar antara 4-6 kali pada siang
hari dan kurang lebih sekali pada malam hari.
Mulai usia gestasi 7 minggu, ukuran ginjal bertambah sekitar 1 cm akibat
peningkatan volume vaskular dan jarak interstitial. Hal ini berakibat pula pada
peningkatan GFR sebesar 40-50%. Perubahan juga terjadi pada saluran kemih
bagian bawah. Peningkatan progesteron dan estrogen pada kehamilan
17

menyebabkan mukosa pada bladder (kandung kemih) menjadi hyperemic


(peningkatan jumlah aliran darah). Peningkatan level progesteron sendiri
menyebabkan bladder mengalami hipotonia. Selain itu, letak kandung kemih
yang bersebelahan dengan rahim membuat kapasitasnya berkurang.
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan untuk mengurangi keluhan adalah :
1) Menyarankan untuk latihan kegel
2) Tidak menyarankan ibu untuk mengurangi minum.
3) Menyarankan ibu untuk buang air kecil secara teratur, jangan menahan
BAK.
4) Menyarankan ibu untuk menghindari menggunakan pakaian ketat karena
dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi kandung kemih.
g) Konstipasi
Konstipasi adalah penurunan frekuensi buang air besar yang disertai dengan
perubahan karakteristik feses yang menjadi keras sehingga sulit untuk dibuang
atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada
penderitanya.

Keluhan Psikologis pada trimester I


a) Sedih dan ambivalen
1) Perasaan sedih dan ambivalen. Perasaan ini muncul akibat adanya
perubahan tanggung jawab yang baru sebagai ibu hamil yang akan
ditanggungnya.
2) Depresi.
3) Senang.
b) Libido menurun
c) Meskipun pada beberapa wanita mengalami peningkatan libido, tetapi secara
umum wanita hamil pada trimester pertama mengalami penurunan. Libido
secara umum sangat dipengaruhi oleh keletiha, nausea, depresi dan perubahan
fisik yang mengganggu kenyamanan ibu.

2. Ketidaknyamanan Kehamilan pada Trimester II


a) Pusing
Pusing merupakan timbulnya perasaan melayang karena peningkatan volume
18

plasma darah yang mengalami peningkatan hingga 50%. Peningkatan jumlah


sel darah merah akan mempengaruhi kadar haemoglobin darah, sehingga jika
peningkatan volume dan sel darah merah tidak diimbangi dengan kadar
haemoglobin yang cukup, akan mengakibatkan terjadinya anemia.
Perubahan pada komposisi darah tubuh ibu hamil terjadi mulai minggu ke 24
kehamilan dan akan memuncak pada minggu ke 28-32. Keadaan tersebut akan
menetap pada minggu ke 36.
Terkait keluhan pusing, lemas dan mudah lelah yang ibu alami, bidan harus
dapat melakukan penapisan terhadap anemia. Jika telah diyakini bahwa
keluhan yang terjadi merupakan efek dari perubahan fisiologi yang terjadi,
anjurkan ibu untuk cukup beristirahat baik di malam hari maupun di siang
hari, sehingga stamina tubuh ibu tetap terjaga. Gejala ini dapat dikurangi
dengan menghindari berdiri secara tiba-tiba dari keadaan duduk, hindari
berdiri dalam waktu lama, jangan lewatkan waktu makan, dan berbaring dalam
keadaan miring serta waspadai keadaan anemia.
b) Sering Berkemih
Seiring bertambahnya usia kehamilan, massa uterus akan bertambah dan
ukuran uterus mengalami peningkatan, sehingga uterus membesar ke arah luar
pintu atas panggul menuju rongga abdomen. Perubahan tersebut menyebabkan
tertekannya kandung kemih yang terletak tepat di depan uterus. Tertekannya
kandung kemih oleh vokume uterus yang semakin bertambah menyebabkan
kapasitas kandung kemih berkurang, akibatnya daya tampung kandung kemih
berkurang. Hal tersebut memicu meningkatnya frekuensi kencing pada
kehamilan trimester II.
c) Nyeri Perut Bawah
Nyeri perut bawah disebabkan oleh semakin membesarnya uterus sehingga
keluar dari rongga panggul menuju rongga abdomen. Keadaan ini berakibat
pada tertariknya ligamen-ligamen uterus seiring dengan pembesaran yang
terjadi yang menimbulkan rasa tidak nyaman di bagian perut bawah.
d) Nyeri Punggung
Keluhan ini dimulai pada usia kehamilan 12 minggu dan akan meningkat pada
saat usia kehamilan 24 minggu hingga menjelang persalinan. Rasa nyeri sering
dirasakan ibu pada waktu malam hari. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh aliran
19

darah vena ke arah lumbal sebagai peralihan cairan dari intraseluler ke arah
ekstraseluler akibat dari aktivitas yang dilakukan ibu (James et al, 2006).
Rasa nyeri fisiologis ini dapat dikurangi bahkan dicegah dengan melakukan
latihan-latihan tubuh selama hamil, yaitu dengan senam hamil.
e) Flek Kecoklatan pada Wajah dan Sikatrik
Perubahan kulit yang terjadi selama kehamilan merupakan efek dari
ketidakseimbangan hormon selama kehamilan, yang mempengaruhi
perubahan pada kulit dan dialami oleh 90% wanita selama kehamilan.
Keluhan yang sering dialami oleh wanita hamil yaitu timbulnya strecth mark
dan hiperpigmentasi pada kulit.
Sikatrik atau strecth mark-striae merupakan garis terang atau gelap kemerahan
yang biasa timbul pada bagian payudara, perut, bokong dan betis pada waktu
kehamilan. Strecth mark atau striae gravidarum diakibatkan oleh hiperdistensi
yang terjadi pada jaringan kulit akibat peningkatan ukuran maternal yang
menyebabkan peregangan pada lapisan kolagen kulit, terutama pada payudara,
abdomen dan paha (Hellen dkk, 2008).
Hiperpigmentasi pada kehamilan diduga terjadi akibat peningkatan hormon
melanocyt-stimulating hormon (MSH). Hal ini berkaitan dengan peningkatan
estrogen dalam kehamilan, dimana estrogen berperan dalam melanogenesis.
(Fraser, 2011).
f) Sekret Vagina Berlebih
Leukorrhea merupakan pengeluaran yang dihasilkan oleh serviks maupun
vagina, yang berasal dari metabolism glikogen dan dikeluarkan dalam bentuk
lendir maupun semi cair. Leukorrhea biasa terjadi pada wanita yang mendekati
masa ovulasi dan pada masa kehamilan yaitu pada awal kehamilan, serta
secara berangsur-aangsur akn meningkat hingga pertengahan Trimester III.
g) Konstipasi
Peningkatan progesteron yang mempengaruhi kerja otot-otot polos tubuh
mengakibatkan melambatnya gerakan peristalti esofagus dan motilitas usus,
sehingga proses pencernaan melambat. Akibatnya ibu sering merasakan perut
yang cepat kenyang dan sering menimbulkan sensasi mual. Selain itu, akibat
dari menurunnya motilitas usus mengakibatkan pengosongan lambung dan
rectum melambat, mengakibatkan penyerapan air lebih lama dan tinja menjadi
20

kering sehingga sulit dikeluarkan dan terjadi konstipasi pada saat kehamilan.
h) Penambahan Berat Badan
Penambahan berat badan terjadi karena bertambahnya komposisi uterus,
berkembangnya plasenta, janin dan cairan ketuban. Selain itu, penambahan
berat badan diakibatkan karena bertambahnya jumlah volume darah,
peningkatan retensi cairan serta produksi lemak selama kehamilan.
Penambahan berat badan selama kehamilan ditentukan dengan menggunakan
rumus indeks massa tubuh (IMT).
i) Pergerakan Janin
Pergerakan janin atau quickening yaitu keadaan dimana ibu merasakan
gerakan janin pertama kali pada masa kehamilannya.Seorang multigravida,
biasanya mulai merasakan pergerakan janin pertama kali pada usia 16-18
minggu, sedanngkan pada primigravida pergerakan mulai dirasakan pada
minggu ke 18-20. Akan tetapi, beberapa studi menyatakan bahwa sebagian ibu
merasakan peregerakan janin setelah 20 minggu usia kehamilannya atau lebih.
Gerakan janin normal yaitu dengan frekuensi 4 hingga 10 gerakan selama 2
jam. Baik dihitung pada awal pagi (perkiraan pukul 6-8 pagi), pagi hari (antara
8-12), siang hari (antar pukul 12-18) dan malam hari termasuk waktu tidur
(pukul 20-00), dengan mengikuti ritme aktifitas janin. (Winje dkk, 2012).
Jika terjadi gerakan janin melambat atau lebih cepat, dapat menjadi penanda
bahwa kebutuhan janin tidak terpenuhi secara adekuat atau janin dalam
keadaan yang tidak baik. Saat ibu merasakan gerakan janin tidak seperti
seharusnya, istirahat dan pemenuhan nutrisi dan hidrasi merupakan cara awal
penstabilan keadaan janin sebelum dilakukannya pemeriksaan untuk
memastikan penyebab penurunan kesejahteraan janin (Greenow dkk, 2013).
j) Perubahan Psikologis Trimester II
Perubahan psikologis yang terjadi tidak lepas dari pengaruh keseimbangan
hormonal serta kemampuan ibu mengatasi ketidaknyamanan akibat perubahan
fisiologi yang terjadi sejak awal kehamilan. Pada trimester II perubahan
psikologis sangat dipengaruhi oleh kemampuan ibu mengatasi
ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester I serta penerimaan ibu terhadap
kehamilannya.
3. Ketidaknyamanan Kehamilan pada Trimester III
21

a) Sering Berkemih
Menjelang akhir kehamilan, pada nulipara presentasi terendah sering
ditemukan janin yang memasuki pintu atas panggul, sehingga menyebabkan
dasar kandung kemih terdorong ke depan dan ke atas, mengubah permukaan
yang semula konveks menjadi konkaf akibat tekanan.
b) Varises dan Wasir
Varises adalah pelebaran pada pembuluh darah balik-vena sehingga katup
vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembuluh darah balik
dan biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial. Varises terjadi pada 40%
wanita, biasanya terlihat pada bagian kaki, namun sering juga muncul pada
vulva dan anus. Varises pada bagian anus biasa disebut hemoroid.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Catano, dkk (2004), cara mengatasi
varises dan kram diantaranya yaitu dengan melakukan exercise selama
kehamilan dengan teratur, menjaga sikap tubuh yang baik, tidur dengan posisi
kaki sedikit lebih tinggi selama 10-15 menit dan dalam kedaan miring, hindari
duduk dengan posisi kaki menggantung, dan gunakan stoking, serta
mengonsumsi suplemen kalsium.
Homoroid sering didahului dengan konstipasi. Pembesaran uterus secara
umum mengakibatkan peningkatan tekanan pada vena rectum secara spesifik.
Pengaruh hormon progesteron dan tekanan yang disebabkan oleh uterus
menyebabkan vena-vena pada rectum mengalami tekanan yang lebih dari
biasanya. Akibatnya, ketika massa dari rektum akan dikeluarkan tekanan lebih
besar sehingga terjadinya haemoroid. Dengan mengkonsumsi makanan yang
berserat dan minum air 8-10 gelas/hari merupakan upaya pencegahan
terjadinya hemoroid.
c) Sesak Nafas
Sesak nafas yang berlangsung pada saat istirahat atau aktivitas yang ringan
sering disebut sebagai sesak nafas yang normal. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya usaha bernafas ibu hamil. Peningkatan ventilasi menit
pernafasan dan beban pernafasan yang meningkat dikarenakan oleh rahim
yang membesar sesuai dengan kehamilan sehingga menyebabkan peningkatan
kerja pernafasan.
Dengan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan semakin
22

mempengaruhi keadaan diafragma ibu hamil, dimana diafragma terdorong ke


atas sekitar 4 cm disertai pergeseran ke atas tualng iga.
Penanganan sesak nafas pada usia kehamilan lanjut ini dapat dilakukan secara
sederhana dengan menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berta
dan berlebihan, disamping itu ibu hamil perlu memperhatikan posisi pada saat
duduk dan berbaring. Disarankan agar ibu hamil mengatur posisi duduk
dengan punggung tegak, jika perlu disangga dengan bantal pada bagian
punggung, menghindari posisi tidur terlentang karena dapat mengakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan ventilasi pervusi akibat tertekannya vena.
d) Bengkak dan Kram pada Kaki
Oedema pada kaki dikarenakan tekanan uterus yang semakin meningkat dan
mempengaruhi sirkulasi cairan. Dengan bertambahnya tekanan uterus dan
tarikan gravitasi menyebabkan retensicairan semakin besar (Jean, 2011).
Kram pada kaki, keadaan ini diperkirakan terjadi karena adanya gangguan
aliran atau sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh
tertekannya pembuluh tersebut oleh uterus yang semakin membesar pada
kehamilan lanjut. Kram juga dapat disebabkan oleh meningkatnya kadar fosfat
dan penurunan kadar kalsium terionisasi dalam serum.
e) Gangguan Tidur dan Mudah Lelah
Pada trimester III, hampir semua wanita mengalami gangguan tidur. Capat
lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia (sering berkemih di malam
hari), terbangun di malam hari dan mengganggu tidur yang nyenyak.
Wanita hamil yang mengalami insomnia disebabkan ketidaknyamanan akibat
uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan
pergerakan janin, terutama jika janin aktif.
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan yaitu dengan mandi air hangat,
minum air hangat, dan lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus
sebelum tidur.
f) Nyeri Perut Bawah
Secara normal, nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh muntah yang
berlebihan dan kontipasi yang dialami oleh sebagian besar ibu dalam
kehamilannya. Nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya
kontraksi Braxton-Hicks juga mempengaruhi keluhan ibu terkait dengan nyeri
23

pada perut bagian bawah.


Torsi uterus yang parah biasanya dapat diatasi dengan tirah baring, mengubah
posisi ibu agar uterus yang mengalami torsi dapat kembali ke kedaannya
semula tanpa harus diberikan manipulasi.
g) Heartburn
Penyebab dari keluhan ini selama kehamilan dapat disebabkan oleh
peningkatan kadar progesteron atau meningkatnya metabolisme yang
menyebabkan relaksasi dari otot polos, sehingga terjadi penurunan pada irama
dan pergerakan lambung dan penurunan tekanan pada spinkter esofagus
bawah.
h) Kontraksi Braxton Hicks
Pada saat trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10-20 menit dan
juga sedikit banyak mungkin berirama. Pada akhir kehamilan, kontraksi-
kontraksi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab
persalinan palsu (false labour). Salah satu dampak klinis yang baru-baru ini
dibuktikan adalah bahwa 75% wanita dengan 12 atau lebih kontraksi per jam
didiagnosis memasuki persalinan aktif dalam 24 jam (Pates, dkk., 2007).
i) Perubahan Psikologi pada Trimester III
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester III. Wanita mungkin merasa cemas
dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Kehamilan dapat
menimbulkan stress bagi semua wanita. Gejala ini dipengaruhi oleh fluktuasi
kadar hormon, peningkatan stress dan gangguan pola makan dan tidur serta
aktivitas normal lainnya.
Pada trimester III, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester
sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar
menjadi halangan.

2.3 Tanda Gejala


24

(PERMENKES No.97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual, hal. 47)
Tabel 2.3.1 : Penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan Antenatal
Terpadu.
No. Hasil Pemeriksaan Penangan Dan Tindak Lanjut Kasus
1. Ibu hamil dengan Keadaan emergensi, rujuk untuk
25
perdarahan antepartum penanganan perdarahan sesuai standar
2. Ibu hamil dengan demam  Tangani demam sesuai standar
 Jika dalam 2 hari masih demam atau
keadaan umum memburuk, segera
rujuk
3. Ibu hamil dengan  Tangani hipertensi sesuai standar
hipertensi ringan ( tekanan  Periksa ulang dalam 2 hari, jika
darah≥140/90 mmHg) tekanan darah meningkat, segera
tanpa proteinuria rujuk.
 Jika ada gangguan janin, segera rujuk.
 Konseling gizi, diet makanan untuk
hipertensi dalam kehamilan
4. Ibu hamil dengan Rujuk untuk penanganan hipertensi berat
hipertensi berat (diastole ≥ sesuai standar.
110 mmHg) tanpa
proteinuria.
5. Ibu hamil dengan pre Keadaan emergensi, rujuk untuk
eklampsia, penanganan pre-eklampsia sesuai standar.
o Hipertensi disertai
o Edema wajah atau
tungkai bawah, dan atau
o Proteinuria (+)
6. Ibu hamil BB Kurang Rujuk untuk penanganan ibu hamil risiko
(kenaikan BB < 1 KEK sesuai standar.
Kg/bulan), atau Ibu hamil
risiko KEK (LiLA < 23,5
cm)
7. Ibu hamil BB Lebih Rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
(kenaikan BB >
2Kg/bulan).
8. Ibu hamil dengan status Rujuk untuk mendapatkan suntikan
imunisasi tetanus kurang vaksin TT sesuai status imunisasinya
dari T5.
9. TFU tidak sesuai dengan Rujuk untuk penanganan gangguan
umur kehamilan pertumbuhan janin.
10. Kelainan letak janin pada Rujuk untuk penanganan kehamilan
trimester III. dengan kelainan letak janin.
26

2.4 Pathway/ Pohon Masalah


Pathway Kehamilan Fisiologis
27

2.5 Dampak/Akibat

Terdapat beberapa hal yang dapat terjadi pada kehamilan trimester 2 yaitu :

1. Bengkak pada Beberapa Bagian Tubuh


28

Salah satu hal yang menjadi indikasi jika bunda mengalami tanda bahaya ketika usia
kandungan ada pada 4-6 bulan adalah yaitu mengalami bengkak pada beberapa
bagian tubuh. Bengkak itu misalnya saja seperti kaki bengkak saat hamil, atau bagian
tubuh lainnya. Bunda perlu curiga jika itu disertai dengan gejala lain misalnya disertai
dengan hipertensi (tekanan darah tinggi) dan juga hasil tes protein urine dinyatakan
positif. Maka bisa dipastikan adanya keracunan kehamilan, jika sudah seperti ini
maka bunda harus segera dibawa ke rumah sakit supaya mendapatkan penanganan
yang tepat dan pengawasan karena dapat menyebabkan ibu kejang kemudian
meninggal.

2. Janin yang Tidak Bergerak

Pada dasarnya bayi sudah bisa dirasakan bergerak lebih jelas ketika usia kandungan
berada di trimester kedua. Bayi akan mulai terasa bergerak dan menendang-nendang.
Namun jika bunda tidak merasakan adanya gerakan bayi dalam waktu yang lama
maka bunda patut curiga. Ibu harus segera memeriksakannya ke dokter kandungan
atau bidan karena bisa saja itu adalah salah satu indikasi bahwa janin yang meninggal
dalam kandungan.
3. Pecah Ketuban Dini
Jika bunda merasa ada cairan yang keluar dari jalan lahir dan jumlahnya banyak pada
trimester yang kedua ini maka bunda perlu curiga jika itu adalah pecah ketuban dini.
Pecah ketuban dini ini bisa mengakibatkan bunda mengalami persalinan prematur.
Oleh karena itu untuk memastikan apa itu memang benar cairan ketuban ibu harus
segera membawa ke dokter maupun bidan supaya dilakukan cek lebih lanjut apakah
itu benar air ketuban atau bukan. Karena jika tidak segera diatasi maka bisa
membahayakan ibu atau si janin.
4. Abnormalitas DJJ
DJJ adalah denyut jantung janin, apabila denyut jantung janin lebih diatas normal atau
dikatakan abnormalitas DJJ dan juga diikuti dengan gerakan janin yang tidak biasa.
Maka bunda perlu untuk was-was, karena abnormalitas DJJ merupakan salah satu
tanda gawat janin. Jika tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan kematian janin.
Jadi dalam pemeriksaan maka dokter akan melakukan cara mendengarkan denyut
jantung bayi dalam kandungan kemudian memastikan apakah jantung janin normal
atau tidak.
29

5. Pendarahan yang Hebat


Di usia kandungan yang sudah menginjak trimester kedua tentu saja perut akan
semakin membesar ya bunda. Jika bunda mengalami penyebab pendarahan saat hamil
yang hebat misalnya saja akibat terjatuh atau karena hal lainnya maka bunda harus
segera memeriksakan ke dokter supaya tahu apa penyebab pastinya karena itu adalah
salah satu indikasi dari terjadinya keguguran.
6. Nyeri dan Kram pada Perut
Karena kandungan yang sudah semakin matang, tentu saja ibu harus memperhatikan
kandungan. Ketika bunda sudah menginjak trimester kedua mungkin bunda akan
mengalami nyeri dan kram yang hebat pada bagian perut. Nyeri dan kram perut ini
bisa menjadi beberapa kasus seperti misalnya infeksi seperti misalnya pendarahan
intra abdomen, gawat janin DJJ, kontur uterus yang abnormal, dan bahkan bisa
menjadi tanda kelahiran prematur. Oleh karena itu bagi ibu yang menginjak usia
kandungan trimester kedua tak boleh menyepelekan hal ini ya bunda.
7. Berat Badan Ibu Tak Kunjung Naik
Ketika ibu hamil tentu saja berat badannya akan menjadi bertambah, pertambahan
berat badan itu pada umumnya mulai terjadi ketika ibu sudah memasuki awal
trimester kedua atau usia kandungan 4 bulan. Ibu hamil akan mengalami kenaikan
berat badan sebesar 9-12 kg pada umunya. Namun jika berat badan bunda tak kunjung
naik juga selama trimester kedua, ini bisa berbahaya bagi si janin karena
kemungkinan besar pertumbuhan janin juga menjadi terhambat dan bahkan bisa
mengancam nyawanya. Berat badan ini bisa terjadi karena mungkin bunda mengalami
penyakit seperti batuk kronis, malaria, atau kekurangan asupan nutrisi.
8. Nyeri Kepala dan Penglihatan Kabur pada Ibu Hamil
Tanda bahaya kehamilan trimester 2 yang selanjutnya adalah jika bunda mengalami
nyeri kepala dan disertai dengan gangguan pengelihatan seperti misalnya pandangan
yang kabur dan rabun. Bahkan gejala ini bisa disertai dengan kejang bahkan sampai
koma, jika bunda mengalami ini maka bisa dipastikan bunda mengalami preeklamsi
yang dilanjutkan dengan eklamsi. Jika ini tak segera ditangani maka bisa
menyebabkan akibat yang fatal bunda. Dan umunya terjadi pada akhir trimester kedua
menuju trimester ketiga.
9. Demam Tanda Infeksi
Demam yang tinggi tidak bisa diabaikan ya bunda, karena demam ini bisa jadi
30

merpakan salah satu tanda jika tubuh bunda sedang mengalami infeksi. Misalnya saja
tiroid atau infeksi lainnya, ketika demam sebaiknya segera bawa ke dokter supaya
tahu apa yang menjadi penyebabnya. Demam pada ibu hamil juga tidak bisa diberi
obat biasa sehingga lebih baik mencari perawatan yang tepat.
10. Insomnia pada Ibu Hamil dan Cemas Berlebihan
Semakin besar usia kandungan maka bunda akan makin merasa cemas dan khawatir.
Bahkan mungkin bunda sering berpikir negatif dan ketakutan, hal itu akan membuat
bunda menjadi insomnia dan malah berdampak buruk bagi kesehatan janin. Insomnia
bisa membuat pertumbuhan janin tidak baik karena janin sebenarnya mengalami stres
dalam kandungan. Karena itu cobalah beberapa cara mengatasi insomnia pada ibu
hamil agar bisa tidur.
11. Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil
Ketika berada pada trimester kedua banyak sekali ibu yang mengeluh mengalami
tekanan darah tinggi. Sebisa mungki bunda harus mengontrol tekanan darah tinggi
karena bisa menyebabkan berbagai komplikasi bagi si bayi misalnya saja bayi akan
beresiko mengalami penyakit kuning dan lain-lainnya. Ibu bisa mencoba cara
menurunkan tekanan darah tinggi pada ibu hamil baik dengan bahan alami atau
dengan obat darah tinggi untuk ibu hamil.
12. Mengalami Ciri-ciri Kontraksi akan Melahirkan
Ketika usia kandungan sudah berada di akhir trimester kedua, maka bunda bisa saja
mengalami kontraksi dini. Kontraksi ini sebenarnya terjadi karena berbagai faktor,
misalnya saja karena pergerakan bayi yang mendadak, akibat operasi usus buntu pada
ibu hamil, atau tanda akan mengalami persalinan prematur. Ini termasuk beberapa
tanda bahaya persalinan karena ibu belum cukup waktu untuk melahirkan.
13. Pengelihatan Kabur
Pengelihatan yang kabur jika bisa menjadi salah satu tanda jika bunda mengalami
preeklamsia selama kehamilan dan ini umumnya terjadi ketika usia kandungan 6
bulan. Pengelihatan bunda akan menjadi kabur atau mungkin buram, dan jika tak
segera ditangani maka preeklamsia ini bisa menyebabkan membatasi plasenta untuk
menyalurkan makanan yang bunda makan ke janin sehingga janin kekurangan asupan
nutrisi.
14. Jantung Berdebar Kencang
Tanda yang selanjutnya adalah ketika bunda merasakan jantung berdebar lebih
31

kencang daripada biasanya. Hal ini bisa saja terjadi karena masalah jantung, tiroid,
dehidrasi, atau karena anemia. Kemudian memang ada juga penyebab jantung
berdebar pada ibu hamil sehingga harus diatasi sesuai dengan kondisi ibu. Jika bunda
cepat merasa lelah maka minum air putih yang banyak dan segera istirahat supaya
tidak sampai pingsan saat hamil.
15. Pingsan
Kalau ibu sering pingsan pada trimester kedua ini, maka ibu tidak boleh
mengabaikannya. Pingsan adalah salah satu tanda atau indikasi jika bahaya sedang
mengintai kehamilan. Pingsan itu bisa saja terjadi karena ada masalah pada aliran
darah, jantung, atau mungkin karena kurangnya suplai oksigen ke otak. Kurangnya
suplai oksigen ke otak itu bisa berdampak bagi perkembangan janin, ditambah
pingsan itu bisa mengakibatkan bunda menjadi terluka.
16. Nyeri di Perut atau Dada
Tanda bahaya yang terakhir adalah jika bunda merasakan nyeri di bagian perut atau di
bagian dada namun tidak kunjung hilang. Jika bunda mengalami nyeri seperti maka
bisa saja bunda terkena placental abruption, gangguan ini bisa menyebabkan
pertumbuhan janin yang ada di rahim Anda menjadi terhenti. Oleh karena itu jika
merasa nyeri dada dan perut berkepanjangan segera hubungi dokter atau bidan.

2.6 Penatalaksanaan
Standar Pelayanan pada Masa Kehamilan
A. Antenatal Care
1. Pengertian
32

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untukmemonitor,
mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau
bermasalah. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)
2. Tujuan Kunjungan
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial ibu
dan bayi.
c) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, &
Susilawati, 2013)
3. Jadwal Kunjungan
Sebaiknya setiap wanita hamil memeriksakan diri ketika haidnya terlambat
sekurang-kurangnya satu bulan.Pemeriksaan dilakukan setiap 6 minggu sampai
kehamilan.Sesudah itu, pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu. Dan sesudah 36
minggu. Kunjungan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan.
a) Kehamilan Trimester pertama antara 0–12 minggu
b) Kehamilan Trimester kedua antara 13–28 minggu
c) Kehamilan Trimester ketiga antara 28–40 minggu
(Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)

B. Pelayanan antenatal terpadu


Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas
yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain yang
memerlukan intervensi selama kehamilannya. Tujuan ANC terpadu adalah untuk
33

memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas,
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat. (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
C. Standar asuhan kebidanan
Standar asuhan minimal kehamilan termasuk dalam "14T".
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan (T1).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari
TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan
setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4-0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa
Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara
tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda
yakni :
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm)2
Tabel 2.6.1 Klasifikasi Nilai IMT
Kategori IMT Rekomendasi (kg)

Rendah < 19,8 12,5 – 18

Normal 19,8 – 26 11,5 – 16

Tinggi 26 – 29 7 – 11,5

Obesitas > 29 ≥7

Gemeli - 16 – 20,5

Sumber : (Prawirohadjo, 2013)

Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan bertahap, bukan
mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg
gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui
penambahan optimal, yaitu:

a) 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg


b) 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
c) Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari, Ulfa, &
Daulay, 2015)
34

Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah (T2)
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan tekanan
darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah.
Tekanan darah yang normal 110/80 - 120/80 mmHg.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan
umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan
hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat
dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe
pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat
seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi penigkatan
volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan
dan perkembangan janin.
5. Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai
upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman
tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Pemberian imunisasi
tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus
kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Umur kehamilan mendapat
imunisasi TT :
a) Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk
mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).
b) TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan
pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).
Jadwal Imunisasi TT :
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan imunisasi
tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan) selama
kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu
35

kemudian)Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4


minggu (Saifuddin dkk, 2001 ; Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
Tabel 2.6.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Antigen Interval Lama perlindungan % Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
80
TT 3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT 5 1 taun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99
Sumber : (Saifuddin dalam Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
6. Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara
Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu
periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil.
7. Pemeriksaan Protein urine (T7)
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu
hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2–3% ditujukan pada ibu
hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan protein
urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.
h) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah untuk
mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara
lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil
spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil
dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin
pada kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan
premature, cacat bawaan.
i) Pemeriksaan urine reduksi (T9)
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus
36

Gestasioal. Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan adanya


penyakit berupa pre-eklampsia, polihidramnion, bayi besar.
j) Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali
sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
k) Senam Hamil (T11)
Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan
persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan
mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar
panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan
relaksasi.
l) Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu
hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil
apusan darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu
hamil yakni kehamilan muda dapt terjadi abortus, partus prematurus juga
anemia.
m) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis
yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.
n) Temu wicara / Konseling (T14).(Pantiawati & Suryono, 2010).
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi :
a) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9–10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur serta melakukan olah raga ringan.
c) Peran suami atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
37

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama


suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu
menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan
calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda-tanda bahaya baik selama
kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda
maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb.
Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari
pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.
e) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah
anemia pada kehamilannya.
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular.
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan
penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu
dan janinnya.
g) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan Konseling di daerah
Epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di
daerah epidemic rendah. Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes
HIV dan segera diberikan informasi mengenai resiko penularan HIV dari
ibu ke janinnya. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dilakukan
konseling Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). Bagi ibu
hamil yang negatif diberikan penjelasan untuk menjaga tetap HIV negatif
diberikan penjelasan untuk menjaga HIV negative selama hamil, menyusui
dan seterusnya.
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang
38

penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi


berusia 6 bulan.
i) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu
merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
j) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang masih
memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi mengalami
tetanus neonatorum. (PERMENKES No.97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
Serta Pelayanan Kesehatan Seksual)
Tabel 2.6.3 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu
Jenis Trimester Trimester
No Trimester I Keterangan
Pemeriksaan II III

1 Keadaan Umum    Rutin

2 Suhu Badan    Rutin

3 Tekanan Darah    Rutin

4 Berat Badan    Rutin

5 LILA  Rutin

6 TFU   Rutin

7 Presentasi Janin   Rutin

8 DJJ   Rutin

9 Pemeriksaan HB   Rutin

10 Golongan Darah  Rutin

11 Protein urin    Rutin

Gula Atas
12   
Darah/reduksi indikasi
39

Atas
13 Darah Malaria   
indikasi

Atas
14 BTA   
indikasi

Atas
15 Darah Sifilis   
indukasi

Atas
16 Serologi HIV   
indikasi

Atas
17 USG   
indikasi

Sumber : (Kementrian Kesehatan RI, 2015)

2.7 Askeb Teori Kasus SOAP

S (DATA SUBJEKTIF)

Data Subjektif (S), merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen


40

Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui
anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan
langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Data
subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

Pada pasien yang bisu, dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau
“X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.

O (Data Objektif)

Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen


Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi
yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
diagnostik lain. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien
dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

A (ASSESSMENT)

A (Analysis/Assessment), merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi


(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen
kebidanan, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering
melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan
pasien. Analisis yang tepat dan akurat akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada
pasien, sehingga dapat diambil keputusan/tindakan yang tepat.

Analysis/assessment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut


Helen Varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini
diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya
mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial.
Kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi
tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.
41

P (Planning)

Planning/perencanaan, adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Renvana asuhan
ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria
tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan
harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hasil
kolaborasi tenaga kesehatan lain , antara lain dokter.

Meskipun secara istilah, P adalah planning/perencanan saja, namun P dalam metode


SOAP ini juga merupakan gambaran pendokumentasian implementasi dan evaluasi.
Dengan kata lain, P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh. Pendokumentasian P dalam
SOAP ini, adalah pelaksanaan asuhan sesuia rencana yang telah disusun sesuai dengan
keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus
disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan
keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam proses
implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga berubah, maka rencana
asuhan maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus
disesuaikan.

Dalam planning ini juga harus mencantumkan evalution/evaluasi, yaitu tafsiran dari efek
tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaan tindakan.
Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai
tindakan/asuhan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi
dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan. Untuk mendokumentasikan proses evaluasi ini, diperlukan sebuah catatan
perkembangan, dengan tetap mengacu pada metode SOAP. (Walyani, 2017)

Pemeriksaan Fisik Masa Kehamilan


Menurut PERMENKES tahun 2014 pada BAB II tentang PELAYANAN KESEHATAN
MASA SEBELUM HAMIL, MASA HAMIL, PERSALINAN, DAN MASA SESUDAH
42

MELAHIRKAN Bagian Kesatu Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Pasal 5


berisi:
A. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat.
B. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada :
1. Remaja;
2. Calon pengantin; dan/atau
3. Pasangan usia subur.
C. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi :
1. Pemeriksaan fisik;
2. Pemeriksaan penunjang;
3. Pemberian imunisasi;
4. Suplementasi gizi;
5. Konsultasi kesehatan; dan
6. Pelayanan kesehatan lainnya.
D. Pemeriksaan fisik masa kehamilan menurut PERMENKES Tahun 2014 pasal 5 :
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
1. Pemeriksaan fisik;
2. Pemeriksaan penunjang;
3. Pemberian imunisasi;
4. Suplementasi gizi;
5. Konsultasi kesehatan; dan
6. Pelayanan kesehatan lainnya.
E. Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a paling sedikit
meliputi :
1. Pemeriksaan tanda vital; dan
2. Pemeriksaan status gizi.
F. Pemeriksaan status gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus dilakukan
terutama untuk:
43

1. Menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK); dan


2. Pemeriksaan status anemia.
G. Pemeriksaan penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b
merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri
atas :
1. Pemeriksaan darah rutin;
2. Pemeriksaan darah yang dianjurkan;
3. Pemeriksaan penyakit menular seksual;
4. Pemeriksaan urin rutin; dan Pemeriksaan penunjang lainnya

Pemeriksaan Fisik pada Masa Kehamilan meliputi :


A. Inspeksi
Muka : Cloasma gravidarum/tidak, edema/tidak, pucat/tidak.
Mata : Sklera kuning/tidak, konjungtiva pucat/tidak. Konjungtiva normal warna
merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera berwarna kuning
menandakan terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjungtivitas.

Mulut : Stomatitis/tidak, ada caries pada gigi/tidak, dalam kehamilan sering terjadi
stomatitis dan gingivitis yang mengandung pembuluh darah dan mudah
berdarah, maka perlu perawatan
Leher : Ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak, ada pembesaran vena jugularis/tidak,
ada pembesaran kelenjer limfe/tidak.
Dada : Payudara tegang, hiperpigmentasi areola mammae, puting susu
menonjol/datar/masuk, nafas teratur/ tidak, sesak/tidak. Pada ibu hamil
karena ada peningkatan suplai darah dibawah pengaruh aktivitas hormon,
jaringan glandular dari payudara membesar dan puting susu jadi lebih efektif
(Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006 : 66).
Perut : Striae livide/tidak, linea nigra/tidak, ada bekas luka operasi/tidak.
Genetalia : Bersih/tidak, ada kelainan/tidak, ada varises/tidak, oedem/tidak, ada
fluor/tidak, ada condiloma/tidak.
Ekstremitas : Edema/tidak, varises/tidak.
B. Palpasi
Leher : Teraba pembesaran kelenjar tiroid/tidak, teraba pembesaran vena
jugularis/tidak, teraba pembesaran kelenjar limfe/tidak.
44

Payudara : Teraba benjolan abnormal/tidak, ada colostrum/tidak.


Perut : Leopold I : Untuk mengetahui bagian apa yang ada di fundus dan
TFU.
Leopold II : Untuk mengetahui letak punggung Janin
Leopold III : Untuk mengetahui bagian terendah bokong atau kepala
Leopold IV : Berapa bagian masuk PAP, divergen konvergen, ada
nyeri tekan/tidak.
Ekstremitas : Edema/tidak, varices/tidak.
C. Auskultasi
Dada : Ronchi +/-, wheezing +/-.
DJJ : Terdengar DJJ/tidak, teratur/tidak, frekuensi normal 120–160
kali/menit, terdengar di sebelah mana.
D. Perkusi
Refleks patella +/-
Normal : Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. Bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan
tanda eklampsia. Bila refleksi patella negatif, kemungkinan pasien
mengalami kekurangan vitamin B1
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN PADA MASA KEHAMILAN NY.R G4P3A0 DENGAN KEHAMILAN


FISIOLOGI DI RUANG POLIK KIA/KB BLUD PUSKESMAS

SORONG BARAT

3.1 PENGKAJIAN DATA


Anamnesa tanggal : 04 Desember 2021
Jam : 11.30 WIB
No Register : 002xxxx

Nama Klien : Ny.i Nama Suami : Tn.R


Umur : 37 tahun Umur : - tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa :- Suku/bangsa :-
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Karyawan
Penghasilan :- Penghasilan :- juta/bulan
Kawin ke :I Kawin ke :I
Umur pertama kawin :- Umur pertama kawin : -
Lama menikah : 10 tahun Lama menikah : 10 tahun
Alamat : Jenis Gelaran Alamat : Jenis Gelaran
Ds : Jenis Gelaran Ds: Jenis Gelaran
Kec : Bareng Kec : Bareng
Kab : Jombang Kab : Jombang

DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ingin memeriksakan
kehamilannya
2. Riwayat penyakit yang pernah diderita/kesehatan sekarang : ibu mengatakan tidak
sedang menderita penyakit menurun seperti hipertensi, asma, diabetes melitus, dan
jantung. Serta tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis dan TBC

45
46

3. Riwayat penyakit yang pernah diderita dahulu dan pernah melakukan operasi dahulu :
ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi, asma,
diabetes melitus, dan jantung. Dan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis dan TBC. Serta tidak pernah melakukan operasi seperti caesar, usus buntu,
dan lain-lain
4. Riwayat kesehatan keluarga dahulu dan sekarang : ibu mengatakan keluarga tidak
mempunyai riwayat penyakit tertentu yang sedang di derita dulu maupun sekarang
seperti sakit jantung, ginjal, asma/TBC, hipertensi, diabetes, epilepsi, dan lain-lain
5. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28–30 hari
Teratur/tidak : teratur
Warna : merah gelap
Bau : khas darah
Konsistensi : cair
Jumlah darah : 20–40 cc (1–2 kali ganti pembalut/hari)
b. Keluhan
Dismenorhea : ibu mengatakan iya
Flour albus : ibu mengatakan tidak
Menoragia : ibu mengatakan tidak
Spooting : ibu mengatakan tidak
Metroragia : ibu mengatakan tidak
PMS (Premenstrual Syndrome) : ibu mengatakan iya

6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kawin Kehamilan Persalinan Anak Nifas


ke Ke UK Peny Penolo Tmp Jenis Penyul JK BB PB Um H/M ASI Peny
ulit ng persalinan it ur ulit
I IV 24 - Bidan Puske NP - L 2800 47 4 H + -
ming smas (Normal gr cm thn lanc
gu Spontan) ar
47

I Hamil Ini

7. Riwayat kehamilan sekarang


Hamil ke berapa : IV
HPHT : 03 April 2022
ANC berapa kali
Trimester I : 1 kali (pada usia kehamilan 8 minggu di
BPM, keluhan mual muntah dan
pusing)
Trimester II : 1 kali (pada usia kehamilan 16 minggu
di puskesmas, tidak ada keluhan)
Trimester III :-
Riwayat TT : ibu mengatakan jika ia sudah mendapat
suntikan di lengan sebanyak 2 kali
sewaktu SMP, 1 kali sewaktu SMA, 1
kali sewaktu CaTin, dan 1 kali sewaktu
awal kehamilan anak pertamanya (TT5)
Gerakan janin pertama kali : ibu mengatakan ia mulai merasakan
pergerakan pada usia kehamilan 4 bulan
(16 minggu).
Tanda bahaya dan penyulit : tidak ada
Kekhawatiran khusus : tidak ada
8. Riwayat kesehatan reproduksi dan ginekologi : tidak ada masalah

9. Riwayat KB dan perencanaan keluarga : ibu mengatakan ia mengikuti program


KB suntik Depo 3 bulan kurang lebih
selama 1 tahun dan mengatakan
berencana ingin menambah anak lagi
10. Riwayat psikososial
Respon pasien dan keluarga : Ibu mengatakan jika ia dan keluarga
menerima dengan senang hati
kehamilan ini
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
Tempat persalinan yang diinginkan : Puskesmas Bareng
48

Penolong persalinan yang diinginkan : Bidan


Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : RSK Mojowarno
Pendamping saat persalinan : Suami/Keluarga
Pola aktifitas sehari-hari : Ibu mengatakan jika ia mengerjakan
pekerjaan rumah seperti memasak,
menyapu, mencuci, dll
Pola nutrisi
Makan : 2–3 kali sehari
Jenis : Nasi, sayur, lauk, dan buah
Jumlah : ½-1 porsi
Pola eliminasi
BAB : 1 kali sehari, warna kecoklatan, bau
khas feses, konsistensi lembek, keluhan
tidak ada
BAK : 4–5 kali sehari, warna kuning, bau khas
urine, konsistensi cair, keluhan tidak
ada
Pola istirahat : Tidur siang 1–2 jam (mulai jam 13.00
sampai jam 14.00 WiB), tidur malam
6–7 jam (mulai jam 21.00 sampai jam
04.00 WiB)
Pola personal hygiene : Ibu mengatakan mandi 2 kali dalam
sehari, membersihkan alat kelamin
setelah BAK dan BAB. Ganti baju 2
kali sehari, ganti pakaian dalam 4 kali,
gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2–3
kali dalam seminggu.
11. Kebiasaan minum jamu, alkohol atau merokok, obat-obatan, kopi : ibu mengatakan ia
tidak pernah mengkonsumsi jamu, alkohol atau merokok, obat-obatan, dan kopi
selama kehamilan

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
49

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Baik
BB sebelum hamil : 48 kg
BB saat periksa : 55 kg
Kenaikan BB : 7 kg
TB : 148 cm
TTV
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36 °C
RR : 20 x/menit
LILA : 26,5 cm
HPL : 10 Januari 2023
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Lurus, panjang, hitam, tidak berketombe, dan tampak
tipis
Muka : Bentuk lonjong dan simetris, tidak pucat, tidak ada
oedema, dan tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tampak sedikit pucat,
sclera putih, penglihatan baik, dan tidak
ada pembengkakan pada kelopak mata
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada secret maupun polip
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, keadaan bersih,
dan fungsi pendengaran baik
Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat
stomatitis, dan tidak ada pembesaran tonsil
Gigi dan gusi : Keadaan gigi bersih, gusi nampak baik, tidak terdapat
pembengkakan, nampak sedikit caries pada gigi bagian
dalam
Leher : Nampak sedikit hiperpigmentasi pada daerah sekitar
leher, tidak ada massa dan tidak ada pembengkakan
50

vena jugularis
Payudara (kanan dan kiri)
Bentuk : Simetris kanan dan kiri.
Keadaan : Baik.
Puting susu : Menonjol kanan dan kiri.
Pengeluaran :-
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada strie
gravidarum, ada linea nigra.
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan (Ibu mengatakan tidak
bersedia, dilakukan pemeriksaan genetalia)
Ekstremitas atas : Tidak ada oedem, kuku tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, kuku tidak pucat
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembengkakan vena jugularis, tidak
teraba pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Payudara
Rasa nyeri : Tidak ada.
Benjolan : Tidak teraba.
Abdomen
TFU : 15 cm
Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 2–3 jari dibawah pusat
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
TBJ :-
c. Auskultasi
Abdomen
DJJ : 134 x/menit
d. Perkusi
Reflek patella :+
3. Pemeriksaan panggul luar :
Distansia spinarum : Tidak dilakukan
Distansia cristarum : Tidak dilakukan
Konjugata eksterna : Tidak dilakukan
51

Lingkar panggul : Tidak dilakukan


4. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 04 Desember 2021
HB : 11,9 gr/dl
HIV/AIDS : NR
Reduksi urine : NR
Albumin : NR
Golongan darah :O
USG : Sudah dilakukan pemeriksaan USG namun tidak
terlampir
HBSag : NR
Test lainnya :-

3.2 ANALISA DATA


Ny.i umur 37 tahun G4P2A1 usia kehamilan 20 minggu dengan kehamilan fisiologis
janin hidup tunggal intrauterin, keadaan umum ibu dan janin baik, ingin ANC terpadu

Masalah Potensial
Tidak ada

Tindakan Segera
Tidak ada

3.3 PENATALAKSANAAN
1. Menanyakan pada ibu, apa ibu bersedia menjadi objek studi kasus asuhan kebidanan
atas nama Intan nuraini
Evaluasi : Ibu Intan niraini bersedia menjadi objek studi kasus asuhan kebidanan
2. Menjelaskan pada ibu tentang prosedur pemeriksaan ANC terpadu dan meminta
kesediaan ibu untuk menandatangani inform konsen pemeriksaan ANC terpadu
Evaluasi : ibu bersedia dan menandatangani inform konsen ANC terpadu
3. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa sejauh ini semua
masih dalam batas normal, kondisi ibu dan janin baik
Evaluasi : Ibu tampak senang
52

4. Kolaborasi dengan ahli gizi, dan menjelaskan pada ibu tentang gizi ibu hamil yang
dapat ibu peroleh dari mengkonsumsi makanan contonya seperti :
Sarapan : ibu dapat mengkonsumsi nasi/jagung/singkong, ikan/telur/tahu/tempe,
sayur, buah-buahan, dan susu
Makan siang : ibu dapat mengkonsumsi nasi/jagung/singkong, ikan/telur/tahu/tempe,
sayur, dan buah-buahan
Makan malam : ibu dapat mengkonsumsi nasi/jagung/singkong, ikan/telur/tahu/tempe
sup dan buah-buahan
Menganjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi sayur-sayuran
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengikuti saran dan anjuran yang diberikan
5. Kolaborasi dengan dr gigi menjelaskan pada ibu cara merawat dan menyikat gigi
sehubungan dengan kehamilan ibu saat ini
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya ibu hamil TM II seperti jika terjadi mual
yang berlebihan, bengkak pada kaki dan tangan, varises, keracunan kehamilan,
pergerakan janin tidak terasa dan hal-hal yang harus di hindari seperti mengangkat
benda terlalu berat, mengkonsumsi alkohol, merokok/sering terpapar asap rokok,
stress, dan hal lainnya yang bisa mempengaruhi kehamilan
Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan dan mengatakan akan langsung
ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti hal di
atas
7. Memberikan Tablet FE sebanyak 30 tablet diminum 1x1 dan Tablet vitamin B
Komplex 1x1, KIE ibu untuk rutin meminum vitamin yang telah diberikan
Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan dan bersedia mengkonsumsi
vitamin yang diberikan
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
Evaluasi : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
9. Dokumentasi kebidanan
Evaluasi : sudah dilakukan dokumentasi kebidanan berupa foto

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 04 Desember 2021 Jam : 12.30 WIB
S : ibu mengatakan sangat paham dengan apa yang dijelaskan
53

O : ibu dapat mengulang kembali apa yang sudah dijelaskan oleh petugas, dan akan
melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
A : Ny.i umur 37 tahun G4P2A1 usia kehamilan 20 minggu dengan kehamilan fisiologis
janin hidup tunggal intrauterin, keadaan umum ibu dan janin baik
P : menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami tanda-tanda bahaya
pada kehamilan
 Mengingatkan ibu untuk rutin meminum obat yang diberikan
 Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH

Berdasarkan hasil studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 04 Desember 2021,
pada usia kehamilan 20 minggu. Penulis melakukan pembahasan yang menghubungkan
antara teori dengan kasus yang terjadi.
Klien umur 37 tahun G4P3A0 melakukan kontak dengan penulis pada usia kehamilan
18 minggu pada trimester II kehamilan. Jika dilihat dari frekuensi kunjungan antenatal, klien
sudah memenuhi standar antenatal care (ANC) pada trimester II. Ny.i sudah melakukan
pemeriksaan ANC 1 kali pada trimester I dan 1 kali pada trimester II. Menurut Idris
Sulistyani Nuny (2014), standar minimal ANC 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada
trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali selama trimester III.
Pemeriksaan ANC yang diberikan kepada Klien menggunakan standar 10T. Pada
setiap kunjungan ANC dilakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
untuk mengetahui kenaikan berat badan selama kehamilan, tinggi badan klien 148 cm dan
berat badan klien sebelum hamil 48 kg dan setelah memasuki trimester II berat badan
bertambah menjadi 55 kg atau naik sebanyak 7 kg. Hal ini sesuai dengan teori perhitungan
menggunakan IMT yaitu 55÷(1,48×1,48)=25,1 yang mana bumil yang memiliki IMT 25-29,9
(overweight) di sarankan untuk menjaga kenaikan berat badan hanya 7-1,5 kg. Kenaikan
berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi berupa plasenta, fetus, liquor
amnion dan dari ibu sendiri yaitu uterus dan mammae membesar, peningkatan volume darah,
pertambahan protein dan lemak, serta terjadinya retensi darah.
Pada pemeriksaan tekanan darah klien normal, klien tidak KEK, TFU sesuai usia kehamilan,
DJJ masih dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium klien seperti HIV/AIDS,
Reduksi Urine, Albumin, dan HBSag hasil nya Non Reaktif (NR), sudah dilakukan
penatalaksanaan dan temu wicara/konseling pada klien
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas semua masih dalam batas normal. Pada
langkah Penatalaksanaan dan Evaluasi yang mengacu pada kondisi kesehatan ibu dan
janinnya juga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan tindakan kebidanan di tempat
praktik.

54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan pada Klien yakni Ny.i di
Ruang Polik KIA/KB BLUD Puskesmas Sorong Barat, maka dapat disimpulkan :

1. Mahasiswi mampu melakukan pengkajian dalam asuhan kebidanan kehamilan pada


Klien umur 37 tahun
2. Mahasiswi mampu menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah-
masalah berdasarkan data subyektif dan obyektif dalam asuhan kebidanan kehamilan,
pada Klien umur 37 tahun
3. Mahasiswi mampu mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi dalam
asuhan kebidanan kehamilan umur 37 tahun
4. Mahasiswi mampu menentukan kebutuhan segera atas diagnosa yang telah ditentukan
dalam asuhan kebidanan kehamilan pada Klien umur 37 tahun
5. Mahasiswi mampu melaksanakan penatalaksanaan dan mengevaluasi tindakan yang
telah dilakukan dalam asuhan kebidanan kehamilan pada Klien umur 37 tahun

5.2 SARAN
Sebagai seorang petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat juga memberikan
asuhan kebidanan secara menyeluruh pada Ny.i sesuai dengan keluhan dan kebutuhan
pasien, sehingga dapat segera mengambil keputusan klinis dalam penanganan
selanjutnya. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya.

55
56
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Gramedia.


Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
Dwi dan Cristine, 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika.
Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba
Medika.
Khumaira. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Citra Pustaka
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak bagi Bidan dan
Perawat. Jakarta
Kristiyanasari, 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta
Sulistyoningsih. 2011. Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sarwono, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Bayu, dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Jakarta: Sagung Seto
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Edisi 4, Jakarta: EGC
Salmah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal, Jakarta: EGC
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Walsh, Linda V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas, Jakarta: EGC Fadlun, dkk (2012)
Hutahaean, S. (2013) Perawatan Antenatal. Edited by A. Suslia. jakarta: Salemba Medika.
Rimawati, E. et al. (2018) Intervensi Suplemen Makanan Untuk Meningkatkan Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Hamil, pp. 161–170

57
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi


Nama :
Nim :
Pembimbing :
Stase :

No Tanggal Catatan Pembimbing Dan Konsultasi Paraf

Pembimbing

( )

58
Lampiran 2 Dokumentasi Pemeriksaan ANC Terpadu pada Ny.Y

59
60

Anda mungkin juga menyukai