S DENGAN
ANEMIA RINGAN DI PMB EVI ISTIANA DEWI, S.KEB
KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2023
KOMPREHENSIF
DETI MAYANINGSIH
2120042
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karuniaNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan
judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.S G2P1A0 Dengan Anemia
Ringan di PMB Evi Istiana Dewi, S.Keb. Kabupaten Bandung Barat”
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan di Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali Bandung
2. Erni Hernawati, S.S.T., Bd., M.M., M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali Bandung
3. Fathia Rizki, S.S.T., M.Tr.Keb selaku Penanggung Jawab Program Studi
Diploma III Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung
4. Evi Istiana Dewi, S.Keb yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam
pengambilan kasus Asuhan Komprehensif
5. Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Keb selaku Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan pengarahan dan masukkan pada laporan Asuhan
Kebidanan Komprehensif.
6. Seluruh dosen Institut Kesehatan Rajawali Bandung yang telah memberikan
ilmu dalam pelaksanaan penyusunan Asuhan Kebidanan Komprehensif
7. Kepada Ny. S selaku responden yang bersedia untuk diberikan Asuhan
Kebidanan Komprehensif.
8. Kepada Ibu saya dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan, memberikan
motivasi, dukungan serta pengorbanannya secara materil maupun moril guna
kelancaran penyelesaian laporan komprehensif ini.
9. Rekan seperjuangan Diploma III Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali
Bandung yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat.
i
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu.
Deti Mayaningsih
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
2.3.4 Kewenangan bidan pada Bayi Baru Lahir .......................................... 126
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Dapat mengkaji data, melakukan interpretasi terhadap diagnosaatau
masalah, dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial,
memberikan identifikasi kebutuhan segera, melakukan intervensi,
melakukan implementasi dan melakukan evaluasi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan seperti asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir.
2. Manfaat praktis
a. Bagi PMB
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien sesuai
dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan dan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan pelayanan dan asuhan
yang baik kepada pasien.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Mengembangakan pengetahuan dan materi perkuliahan baik di
institusi maupun lahan praktik dalam program studi kebidanan ataupun
dalam Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan, sebagai
studi keputusan mengnai asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir.
c. Bagi Ny S
Dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi pasien dan
pentingnya pemeriksaan kesehatan khususnya dalam pemeriksaan
kebidanan secara komprehensif.
d. Bagi Penulis
Mengembangkan pola pikir ilmiah penulis dan melaksanakan
asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
nifas, neonatus dan pelayanan kontrasepsi melalui pendidikan dan
pencegahan serta mendapat pengalaman secara nyata di lapangan agar
dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan lebih
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
b. Spermatozoa
Spermatozoa berbentuk seperti cebong, terdiri dari kepala
(lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung
antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala,
mengandung energi sehingga dapat bergerak). Pada saat
berhubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.
c. Konsepsi atau fertilisasi
Konsepsi atau fertilisasi yaitu pertemuan inti ovum dengan
inti sperma. Setelah fertilisasi dalam tuba uterine, ovum matang
akan menjadi zigot, kemudian mengalami pembelahan menjadi
blastomer. Zigot menjalani pembelahan perlahan selama 3 hari saat
masih berada dalam tuba uterine. Seiring dengan bertambahnya
blastomer, morula akan terbentuk. Morulamemasuki rongga rahim
sekitar 3 hari pasca fertilisasi. Akumulasicairan terhadap bertahap
di antara sel morula menyebabkan terbentuknya blastokista dini.
d. Pembuahan
Setelah melalui tahap fertilisasi yang sudah membentuk
zigot maka setelah 30 jam zigot akan membelah mejadi 2 tingkat
sel, 4 sel, 8 sel sampai dengan 16 sel selama 3 hari dan akan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari 17
sel-sel akan membelah dan membentuk buah arbei dan 16 sel
disebut Morula (4 hari). Hari ke 4½-5 mulai terbentuk blastokista
yaitu ruang antar sel menyatu dan membentuk rongga. Hari ke 5½-
6 zona pellusida menghilang sehingga trofoblas memasukidinding
rahim (endometrium) dan siap berimplantasi dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.
e. Nidasi atau Implantasi
Pada perempuan implantasi terjadi 6 atau 7 hari pasca
8
2. Rupture uteri
Menurut waktu terjadinya, rupture uteri dibedakan menjadi:
a. Rupture uteri gravidarum, terjadi ketika sedang hamil,
sering berlokasi pada korpus.
b. Rupture uteri durante partum, terjadi ketika melahirkan,
sering terjadi pada segmen bawah rahim.
3. Hipertensi dalam kehamilan
Diagnosis penyakit hipertensi sebagai penyulit
kehamilan terbagi menjadi:
a. Hipertensi Gestasional
1) Tekanan darah sistolik ≥140 atau diastolik ≥90
ditentukan pertama kali waktu hamil.
2) Tidak ada protein urin
3) Tekanan darah kembali ke normal sebelum 12 minggu
pasca partum
4) Diagnosis akhir hanya dapat dibuat pascapartum
5) Mungkin memiliki gejala atau tanda lain preeklamsi
misalnya dispepsia atau trombositopenia
b. Preeklamsi
Kriteria minimum:
1) Tekanan darah ≥140/90 mmhg yang terjadi setelah
kehamilan 20 Minggu
2) Protein urin ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ +1 pada pemeriksaan
carik celup kemungkinan preeklamsi meningkat: - tekanan
darah ≥160/110 mmhg
3) Protein urin 2,0 gram/24 jam atau ≥ +2 pada pemeriksaan
carik celup atau (dipstick)
4) Kreatinin serum 1,2mg/dl kecuali memang sebelumnya
diketahui meningkat
5) Trombosit <100.000/μl
15
atau berlebihan.
3. Peningkatan kebutuhan nutrisi pada masa hamil
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa
hamil banyak nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang besar
daripada jumlah yang dibutuhkan oleh orang dewasa normal.
perubahan yang terjadi pada semua sistem organ utama ibu
memungkinkan perkembangan janin dan pemeliharaan kesehatan
ibu yang optimal.
Pada tahap akhir trimester pertama volume darah Ibu
meningkat dengan cepat lebih cepat daripada produksi sel darah
merahnya. Hal ini merupakan peristiwa normal yang
menimbulkan anemia kehamilan dan fisiologis atau hemodilusi.
Laju metabolik basal (basal metabolic rate) meningkat
sekitar 20% selama masa hamil. Peningkatan ini sudah termasuk
pemakaian energi untuk suspensi jaringan.
Batas-batas yang masih dianggap aman juga ditetapkan
dalam rekomendasi tersebut. Hal ini dilakukan untuk
mengakomodasi berbagai variasi individual misalnya, wanita yang
digunakan sebagai patokan adalah wanita yang sehat, berusia 18-
24 tahun berat badan 58 kg tinggi 164 cm, hidup pada iklim sedang
dan memiliki tingkat keaktifan normal variasi dari kegiatan ini
perlu dipertimbangkan saat memberikan konseling perorangan.
Usia, tingkat aktivitas, yang berat saat ini adalah contoh variasi
yang perlu dipertimbangkan.
a. Energi
Tambah energi yang dibutuhkan selama masa hamil
ditentukan oleh perubahan bmr wanita berat terhadap tinggi
yang biasa dimiliki wanita aktivitas fisik dan usia peningkatan
kebutuhan basal ini plus energi yang dibutuhkan untuk
metabolisme jaringan Baru adalah sekitar 80.000 kalori
18
sepanjang masa hamil hal ini berarti 300 kalori lebih banyak
b. Protein
Tambahan protein diperlukan selama masa hamil
untuk persediaan nitrogen esensial guna memenuhi tuntutan
perubahan jaringan janin dan ibu rata-rata 925 gram protein
tersimpan dalam janin dengan demikian asupan yang
direkomendasikan ialah 60 gram protein setiap hari
rekomendasi ini dibuat dengan anggapan bahwa ibu ini
mengonsumsi masukkan energi yang ade kuat sehingga
protein ditunjukkan untuk suspensi jaringan.
Rekomendasi masukan protein juga bervariasi sesuai usia
1) Wanita dewasa (>18 tahun): 1,3 gram protein per kg
berat badan saat hamil
2) Anak remaja (15 sampai 18 tahun): 1,5 gram protein per
kg berat badan saat hamil
3) Anak yang lebih muda (<15 tahun) 1,7 gram protein per
kg berat badan saat hamil
Peningkatan asupan pada remaja dan anak perempuan
usaha lebih mudah didasarkan pada kemungkinan bahwa
tubuh mereka terus berkembang pada kehamilan kembar
diperlukan perubahan protein dan nutrisi lain dalam diet ibu.
c. Cairan
Cairan seringkali tidak dianggap sebagai salah satu
nutrisi tetapi air melainkan peranan penting selama masa
hamil air membantu pencernaan dengan melarutkan makanan
yang dan membantu transportasi makanan Air sangat penting
untuk pertukaran nutrisi dan produk sampah melalui membran
sel
d. Vitamin dan mineral
Terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E, dan
19
ke 27. Pada rentang usia gestasi ini, beberapa sitem tubuh ibu
mengalami perubahan yang diakibatkan dari perkembangan
janin (Irianti, 2014).
Perbahan-perubahan tersebut menjadi dasar pemicu
ketidaknyamanan yang terjadi pada sebagain besar ibu
trimester ini
a. Pusing
Pusing merupakan timbulnya perasaan melayang karena
peningkatan vlume plasma darah yang mengalami
peningkatan hingga 50%. Peningkatan volume plasma
akan meningkatkan sel darah merah sebesar 15-18%.
Peningkatan jumlah sel darah mareah akan
mempengaruhi kadar haemoglobin darah, sehingga jika
peningkatan vaolume dan sel darah merah tidak
diimbangi dengan kadar hemoglobn yang cukup, akan
mengakibatkan terjadinya anemnia.
Bidan dalam meberikan asuhan yang terpusat pada
kebutuhan wanita guna terkait keluhan pusing, lemas dan
mudah Lelah, bidan harus dapat melakukan penapisan
tentang anemnia. Gejala ini dapat dikurangi dengan
menghindari berdiri secara tiba -tiba darikeadaan duduk,
hindari berdiri terlalu lama, janganlewatkan waktu
makan, dan berbaring dalam kkedaan miring serta
waspadai keadaan anemnia (Irianti, 2014)
b. Sering berkemih
Sering bertambahnya usia kehamilan, massa uterus akan
bertambah dan ukuran uterus mengalamipeningkatan,
sehingga uterus membesar ka arah atas luar pintu atas
panggul menuju rongga abdomen. Perubahan tersebut
30
Keterangan :
BB
𝐼𝑀𝑇 = IMT : Indeks Masa Tubuh
𝑇𝐵2
BB : Berat Badan sebelum hamil
TB : Tinggi badan (dalam meter)
2.1.2 Persalinan
A. Definisi Persalinan
Persalinan Normal adalah suatu proses pengeluaaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu atau pun pada janin (Walyani &
Purwoastuti, 2021).
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan
aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya
pencegahan komppilkasi terutama perdarahan pasca perslianan,
hipotermia, dan asfiksia pada bayi baru lahir. Sementara itu, focus
utama adalah pencegahan terjadinya komplikasi. Hali ini merupakan
suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi. (Saifuddin, 2013).
Beberapa teori yang dapat menyebabkan persalinan menurut
Rohani (2016) terdiri dari:
1. Teori Ketegangan
Otot rahim memiliki kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus terus membesar dan
menjadi tegang yang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.
2. Teori Penurunan Progesteron
Proses pematangan plasenta terjadi mulai dari usia
kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat
sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim
lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya, otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
tertentu .
46
3. Teori Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior.
Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron
akibat tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin
meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dimulai.
4. Teori Protaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat ketika usia kehamilan
15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan. Prostaglandin
dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.
B. Tanda-tanda Persalinan
Tanda – tanda persalinnan menurut (walyani & Purwoastuti, 2021)
yaitu :
1. Adanya kontraksi rahim
Secara umum, tanda awal ibu melahirkan adalah mengejangnya
Rahim atau dikenal sebagi kontraksi. Kontraksitersebut berirama,
teratur, dan involuler, umunya kontraksi bertujuan untuk
menyiapkan mulut Rahim untuk membesar daningkatkan alirah
darah di dalam plasenta. Setiap kontraksiunerus ada tiga fase yaitu
a. Increment : Ketika intensitas maxsiumum.
B. Tahapan Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan yang ditandai oleh perubahan serviks
yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm)
pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan
pada multipara kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu
:
a. Fase laten, dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung
hingga serviks membuka kurang dari 4 cm, umumnya fase laten
berlangsung hampir atau hingga 8 jam, dan kontraksi mulai
teratur tetapi lamanya masih antara 20-30 detik.
b. Fase aktif, umumnya dimulai dari pembukaan 4 cm sampai
dengan 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm
per jam (nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cmhingga
2 cm pada multipar. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain
:
1) Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
54
4. Kala IV (Observasi)
Kala IV yaitu kala pengawasan atau pemantauan,
pemantauan kala IV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pertama,
55
setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 20-30 menit pada
jam kedua pasca persalinan meliputi kontraksi uterus dan
perdarahan pervaginam. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, TFU,
kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan 30 menit selama jam kedua pasca persalinan, selain
itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali setiap jam selama dua jam
pertama pasca persalinan (Saifuddin, 2013).
Asuhan dan pemantauan kala IV:
a) Lakukan rangsangan taktil (massase) uterus untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat
b) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang dengan pusat sebagai patokan
c) Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan
d) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau
episiotomy).
Menurut JNPK-KR, Klasifikasi laserasi perineum dibagi
menjadi empat derajat:
a) Robekan derajat I : Meliputi mukosa vagina, komisura
posterior dan kulit perineum.
b) Robekan derajat II : Meliputi mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum dan otot perineum.
c) Robekan derajat III : Sebagaimana ruptur derajat II hingga
otot sfingter ani
d) Robekan derajat IV : Sebagaimana ruptur derajat III hingga
dinding depan rektum.
e) Evaluasi keadaan umum ibu
f) Dokumentasikan semua asuhan selama persalinan kala IV
dibagian belakang partograf, segera setelah asuhan dan
penilaian dilakukan.
56
C. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan menurut (Cunningham, 2013):
1. Penurunan, pada primipara kepala janin turun kerongga panggul
atau masuk ke PAP pada akhir minggu 36 kehamilan, sedangkan
pada multipara terjadi mulai saat mulainya persalinan. masuknya
kepala janin melintasi PAP dapat dalam keadaan sinklitismus atau
asinklitismus, dapat juga dalam keadaan melintang atau serong,
dengan fleksi ringan (dengan diameter kepala janin suboksipito
frontalis 11,25 cm) penurunan kepala janin terjadi selama
persalinan karena daya dorong dari kontraksi dan posisi serta
peneranan (selama kala II) oleh ibu. Fiksasi (engagement) ialah
tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin
telah masuk panggul ibu.
pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam lubang Suntik (dengan
memakai sarung tangandisinfeksi tingkat tinggi atau steril) Dan
meletakan kembali dipartus set / wadah disinfeksi tingkat tinggi
atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik.
kelahiran bayi :
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklem nya di
dua tempat dan memotongnya.
c. Menunggu hingga kepala bayi melakukan paksi luar secara
spontan.
Lahirnya Bahu
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan dimasing-masing sisi muka bayi menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya dengan lembut menariknya
kearah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah
atas dari kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.
22. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan
siku dan tangan anterior bayi saat keduanyalahir.
23. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata
kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan bayi baru lahir
24. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan
66
dengan dua tangan dan dengan hati hati memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin, dengan lembut perlahan melahirkan
selaput ketuban. Jika selaput ketuban robek, memakai sqarung
tangan disinpeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina
dengan serviks ibu dengan seksama. Mengunakan jari-jari tangan
atau klem atau forceps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
melepas bagian selaput yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras).
Menilai Pendarahan.
39. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke
dalammaupun janin dan selaput keetuban untuk memstikan bahwa
plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh, meletakan plasenta
didalam kantung plastic dan khusus. Jika uterus tidak berkontraksi
setelah melakukan masase 15 detik menggambil tindakan yang
sesuai.
40. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
Melakukan prosedur pasca persaalinan.
41. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik.
42. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air disin feksi tingkat tinggi dan
mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering.
43. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk Mengikat tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati
69
51. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap
30 menit selama jam kedua pasca persalinan. a. Memeriksa
temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama
pasca persalinan. b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan
yang tidak abnormal.
Kebersihan Dan Keamanan.
52. Menempatkan semua peralatan kedalam larutan klorin 0,5% untuk
mengkontaminasi (10 menit) mencuci dan membilas peralatan
setelah dekontaminasi.
53. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
70
Dokumentasi
59. Melengkapi Partograf (Halaman Depan dan Belakang).
60. Patograf
2.1.3 Nifas
A. Definisi Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih
6 minggu. Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan
asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya
bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaaan seperti
sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil. Periode masa
nifas adalah periode waktu selama 6- 8 minggu setelah persalinan.
Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah
alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak
hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi
karena proses persalinan (Purwanto,2018)
Materi pemeriksaan antara lain mengukur suhu tubuh dan deyut
nadi ibu bersalin, mencatat tekanan darah, memeriksa payudara,
mengkaji 63 involusi uteri, memantau lokhea. Pentingnya tindakan
untuk melakukan asuhan masa nifas karen masa ini masih memiliki
resiko mengalami pendarahan atau infeksi dalam 24 jam pertama
postpartum yang dapat mengakibatkan kematian ibu. (Sutanto, 2018).
6. Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan subkutan
cukup.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genetalia;
- Perempuan: labia mayora sudah menutupi labia minora.
- Laki – laki: testis sudah turun skrotum sudah ada.
11. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
12. Reflek graps atau menggenggam yang sudah baik.
13. Eliminasi baik mekonium akan luar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.
C. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses
penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan di luar uterus (Marmi,2012)
1. Konsep - konsep esensial adaptasi fisiologis bayi baru lahir:
a. Memulai segera pernapasan dan perubahan dalam pola sirkulasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupanekstrauterin.
b. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal (GI),
hematologi, metabolik, dan sistem neurologi bayi baru lahir
harus berfungsi secara memadai untuk maju ke arah, dan
mempertahankan kehidupan ekstrauterin
2. Faktor - faktor yang memengaruhi adaptasi bayi baru lahir:
a. Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir. Misalnya, zat
toksik dan sikap orang tua terhadap kehamilan dan pengasuhan
anak.
86
sangat mewakili kondisis umun bayi baru lahir. Penilaian ini mengacu
pada SIGTUNA skor (walyani, 2021).
Evaluasi nilai APGAER ini digunakan mulai 5 menit pertama
sampai 10 menit. Hasil pengamatan masing-masing aspek dituliskan
dalam skal skor 0-2 (Walyani, 2021).
yang hangat.
b. Mekanisme kehilangan panas
Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat melalui
mekanisme sebagai berikut:
5) Evaporasi
Evaporasi yaitu cairan air ketuban yang membasahi
kulit bayi menguap, missal: BBL langsung dikeringkan dari
air ketuban atau bayi cepat dimandikan dan tubuhnya tidak
segera dikeringkan dan diselimuti
6) Konduksi
Konduksi yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena
kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih
dingin, missal: popok/celana basah yang tidak langsung
diganti,meja,tempat tidur atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi.
7) Konveksi
Konveksi yaitu hilangnya panas terjadi karena
terpapar aliran udara dingin di sekeliling bayi, missal: BBL
diletakan dekat pintu/jedela terbuka,ruangan AC atau kipas
angin.
8) Radiasi
Radiasi yaitu kehilangan panas terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu
lebih rendah dari suhu bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung)
c. Upaya untuk mencegah kehilangan panas
Cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi yaitu :
1) Mengeringkan tubuh bayi secara seksama
2) Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
3) Selimuti ibu dan bayi serta pakaikan topi dikepala bayi
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
92
3. Kontrasepsi Diagfragma
a. Pengertian
Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung,
terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks (Affandi,
2017).
Cara kerja nya adalah menahan sperma agar tidak
mendapatkan akses mencapai saluran alat reporoduksi bagian
atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida
(Affandi, 2017).
b. Manfaat
1) Kontrasespi.
a) Efektifitas apabila digunakan dengan benar.
b) Tidak menggangu produksi ASI.
c) Tidak menggangu hubungan seksual karena telah
terpasang sampai 6 jam sebelumnya.
d) Tidak menggangu kesehatan klien.
e) Tidak mempunyai pengaruh sistematik (Affandi, 2017).
2) Nonkontasepsi.
a) Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS,
khususnya apabila digunakan dengan spermisida.
b) Bila digunakan pada saat haid, menampung darah
kontrasepsi (Affandi, 2017).
c. Keterbatasan
1) Efektifitasnya sedang (bila digunakan dengan sperisida
anaga kkegagalan 6 – 16 kehamilana per 100 perempuan
pertahun pertama).
2) Keberhasilan sebagi kontrasepis bergantung padakepatuhan
mengikuti cara meggunaan.
3) Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan
menggunakannya setiap berhubungan sekusal.
103
4. Spermisida
a. Pengertian
Spermisida adalah kontrasepsi yang mengandung bahan
kimia (nonooksinol-9) digunakan untuk membunuh sperma.
Jenis spermisida terbagi menjadi:
1) Aerosol (busa).
2) Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film
(Purwoastuti & Walyani, 2021).
Cara kerja spermisida yaitu menyebabkan sel
membrane sprema terpecah, memperlambat pergerakansperma,
dan menurunkan kemampuan pembuatan sel telur (Affandi,
2016).
b. Manfaat kontrasepsi
1) Efektifitas seketika (busa dan krim).
2) Tidak menggangu produk ASI.
3) Bida dgunakan sebgai penduduk metode lain.
4) Tidak menggangu kesehatan klien.
5) Tidak mempunyai pengaruh sistematik.
6) Mudah digunakan.
7) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
8) Tidak perlu resep dokkter atau pemberian kesehatan
khusus (Affandi, 2017).
c. Manfaat nonkontrasepsi
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk
104
c. Cara kerja.
1) Menekan ovulasi.
2) Mencegah implantasi.
3) Lender serviks mengental sehhingga sulitt dilalui oleh
sperma.
4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur
dengan sendirinya akan terganggu pula (Affandi, 2017).
d. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi.
1) Setiap saat hais, untuk meyakinkan kalua perempuan tidak
hamil,
2) Hari pertama samapai ke 7 siklus haid.
3) Boleh menggunakan hari ke 8, tetapi perlu menggunakan
metode kontrasepsi yang lain ( kondom) maulai hari ke 8
sampai hari ke 14 atautidak melakukan hubungan seksual
sampai telah menghabisakn paket pil tersebut.
4) Stelah melahirkan : setelah 6 bulan pemeberian ASI
eksklusif, setelah 3 bulan dan tidak menyusi,
pascakeguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) (Affandi,
2017)
6. Suntik Kombinasi
a. Pengertian
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg dep
medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradional sipionat yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg
nerotindron enantat dan 5 mg estradinol valerat yang diberikan
injeksi IM sebulan sekali (Affandi, 2017). Efektivitas dari suntik
kombinasi ini adalah sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per
perempuan) selama tahun pertama penggunaan (Affandi, 2016)
b. Cara kerja
106
1) Menekan ovulasi.
2) Membuat lender serviks menjadi lebih kental sehingga
penetrasii sperma terganggu.
3) Perubahan pada endrometrium (atrofi) sehinga implantasi
terganggu.
4) Menghambat transpotasi gamet oleh tuba (Affandi, 2017)
c. Keuntungan kontrasepsi
1) Resiko terhadap kesehatan kecil.
2) Tidak berpengaruh pda hubungan suami istri.
3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
4) Jangka Panjang.
5) Efek samping sangat kecil.
6) Kien tidak perlu menyiapkan obat suntik (Affandi, 2017).
d. Keuntungan nonkontrasepsi
1) Mengurangi jumalah pendarahan.
2) Mengurangi nyeri haid.
3) Mencegah anemnia.
4) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker
endrometrium.
5) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
6) Mencegah kehamilan ektpik.
7) Melindungi klien dari jenis- jenis tertentu penyakkit radang
panggul.
8) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan udia
perimenopause (Affandi, 2017).
e. Kerugian
1) Terjadi perubahan pada pola hiad, seperti tidak teratur,
pendarahan bercak/spotting, atau perubahan sela samapi 10
hari.
2) Mual, sakit kepal, neyri payudara ringn, dan keluhan seperti
ini akan hilang setelah suntikan ke dua atau ketiga.
107
progestin.
1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran).
2) Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorea.
4) Mendrita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5) Diabetes melitus disertai komplikasi (Affandi, 2017)
9. Kontrasepsi Implant
a. Pengertian
Implant atau susuk kontrasespi merupakan alat
kontasepsi yangberbentuk batang dengan Panjang sekitar 4 cm
yang didalamnyat terdapat hormone progestogen, implant ini
kemudian dimasukan kedalam kulit dibagian lengan atas.
Hormone tersebut kemudian akan dilepaskan secara
perlahan dan implant ini efektif sebagai alat kontrasepsi selama
3 tahun (Purwoastuti & Walyani, 2021).
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang
efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya
kehamilan anatar tiga hingga lima tahun (Affandi, 2017).
b. Jenis-jenis implant
1) Norplant.
Terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan
216 mg levonorgestrel. Panjang kapsul adalah 34 mm
dengan diameter 2,4 mm. kapsul terbuat dari bahan silastik
medik (polydimethylsiloxane) yang felksibel dimana kedua
ujungg di tutup dengan penymbat sintetik yang tidak
menggangu kesehatan kilen. Setelah penggunaan selama 5
tahun, ternyata masi tersimpan 50% bahan aktif
levonorgestrel asal yang belum terdistribusukan ke jaringan
insterstial dan sirkulasi enam kapsul Norplant dipasang
menurut konfigurasi kipas di lapisan subdermal lengan atas
(Affandi, 2017).
2) Jadelle (Norplant II)
Implan ke 2 norplant memakai levonorgestrel 150
112
2.1.6 Anemia
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada dibawah normal (Erni dan Lia, 2017).
Tingkatan anemia :
a. Kadar Hb 10,00 gr% - 13,00 gr% disebut anemia ringan sekali
b. Kadar Hb 8,00 gr% - 9,90 gr% disebut anemia ringan
c. Kadar Hb 6,00 gr% - 7,90 gr% disebut anemia sedang
d. Kadar Hb <6,00 gr% disebut anemia berat
Anemia dalam kehamilan yaitu suatu kondisi adanya
penurunan sel darah merah atau menurunnya kadar Hb dan
meningkatnya volume plasma darah, sehingga kapasitas daya
angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan
janin menjadi berkurang. Anemia dalam kehamilan dapat dikatakan
juga sebagai suatu kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) <11
gr% pada trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar
hemoglobin <10,5 gr%. Anemia dalam kehamilan disebut "potential
danger to mother and child", karena itulah anemia memerlukan
perhatian dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan
(Bobak, 2017).
B. Penyebab
Penyebab umum dari anemia (Erni dan Lia, 2017).
a. Perdarahan hebat
1) Akut : Kecelakaan, pembedahan, persalinan, pecah pembuluh
darah
2) Kronis : Perdarahan hidung, wasir, ulkus peptikum, kanker
atau polip disaluran pencernaan, tumor ginjal atau kandung
116
D. Klasifikasi Anemia
a. Anemia defisiensi besi
1) Pengertian
Anemia defisiensi besi adalah penurunan jumlah sel darah
merah akibat kekurangan zat besi
2) Etiologi
• Makanan tidak cukup mengandung zat besi (Fe)
117
akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan
klien
G. Langkah VII: Evaluasi Keefektifan Asuhan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi
tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses
penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik, maka dua
langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Identitas Istri Suami
Nama : Ny. S : Tn. I
Umur : 32 tahun : 35 tahun
Suku : Sunda : Sunda
Agama : Islam : Islam
Pendidikan : SMP : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Wiraswasta
Alamat : Kp. Cihideng : Kp. Cihideng
No. Tlp : 0853 91141 xxxx : 085391141 xxxx
B. Status Kesehatan
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu datang ke Pmb Evi Istiana Dewi S, Keb. Untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Keluhan utama
Ibu mengeluh sering buang air kecil pada malam hari, sakit perut bagian bawah,
dan sakit pinggang
129
130
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan Sekarang : G2P1A0
b. HPHT : 15-05-2022 UK : 36 minggu
HPL : 22-02-2023
c. Gerakan janin : 10 x / hari
d. Keluhan saat hamil muda : Mual, Muntah, Pusing, Penurunan
nafsu makan
e. Imunisasi TT : Ibu mengatakan pernah imunisasi TT 3x
TT 1 : 16 Juni 2016
TT II : 22 Juli 2018
TT III : 10 Juli 2021
4. Obat yang dikonsumsi : Tidak ada, hanya mengkonsumsi
vitamin dan tablet Fe dari bidan
5. Riwayat Haid
a. Menarche : 13 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Lamanya : 6-7 hari
d. Banyaknya : Ganti pembalut 2-3x
e. Dismenorhoe : Ada
6. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
Anak Nifas
Penyulit
Hamil Tahun UK Jenis
Penolong Kehamilan &
Ke Persalinan Persalinan JK BB PB ASI Penyulit
Persalinan
7. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang lalu : Tidak ada
b. Lamanya pemakaian :-
c. Alasan berhenti :-
8. Riwayat Penyakit yang Lalu : Tidak Ada
9. Pola Sehari-hari
1. Riwayat KB
a. Kontrasepsi Yang Dipakai : Tidak ada
131
b. Keluhan : Tidak ada
c. Kontrasepsi Yang Lalu : Suntik 3 bulan
d. Lamanya Pemakaian : 1 Tahun
e. Alasan Berhenti : Ingin memiliki anak
2. Riwayat Penyakit yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti
jantung, asma, diabetes melitus, hipertensi, hepatitis, TBC, dan HIV.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit berat seperti jantung,
asma, diabetes melitus, hipertensi,hepatitis, TBC, dan HIV.
4. Pola Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
1. Makan : 3-4 x/ hari teratur
2. Jenis Makanan : Nasi, lauk pauk, sayur-sayuran
3. Frekuensi : 1 piring
4. Masalah : Tidak ada
5. Minum : ± 8 gelas/ hari
6. Jenis : Air putih, the manis, susu
7. Masalah : Tidak ada
8. Pola Eliminasi
BAB : 1x/hari
BAK : 5-6x/hari
9. Pola Tidur
Malam : 7 jam/hari
Siang : 1 jam/hari
Gangguan Tidur : Tidak ada
10. Data Sosial
a. Dukungan Suami : Suami sangat mendukung kehamilan ini
b. Dukungan keluarga : Keluarga mendukung kehamilan ini
c. Masalah : Tidak Ada
d. Pengambil Keputusan : Suami dan Keluarga
e. Jaminan Persalinan : BPJS
132
II. Data Objektif
1. Kesadaran : Composmentis
2. Antropometri
a. Berat badan : 56 Kg
b. Tinggi Badan : 155 cm
c. LILA : 24,3 cm
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 100/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/ menit
c. Suhu : 36,7 °C
d. Pernafasan : 20 x/ menit
4. Kepala
a. Rambut : Warna hitam, bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
b. Mata : Konjungtiva : Merah Muda ( Tidak Anemis)
Sklera : Putih (Tidak Ikterik)
Penglihatan : Baik
c. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip
133
c. Auskultasi
− DJJ : 139x/menit (Reguler)
− Bising usus : Ada
8. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Bentuk : Kaki : Simetris Tangan : Simetris
b. Kuku : Kaki : Pendek, bersih Tangan : pendek, bersih
c. Refleks patella : Positif (kanan dan kiri)
d. Oedema : Tidak Ada
9. Kulit
a. Warna : Sawo matang
b. Turgor : Kembali Cepat 1-2 detik
10. Data Penunjang (Laboratorium)
Pemeriksaan ini dilakukan di puskesmas pada tanggal 1
juni 2022,, pemeriksaan yang dilakukan diantaranya :
a. Pemeriksaan Urine
− Protein : Negatif
b. Triple Eliminasi (Pemeriksaan HIV, Sifilis dan Hepatitis B)
dinyatakan Non Reaktif.
c. Pemeriksaan darah
− Hb : 10 gr/dl
− Golongan darah : O
III. Analisa
G2P1A0 gravida 37 minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan
Anemia Ringan.
Masalah Potensial :
Ibu = Anemia berat, Plasenta Previa,ketuban pecah dini, Perdarahan Antepartum
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan yaitu ibu dan janin dalam keadaan baik.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu kembali pada ibu bahwa ibu mengalami Anemia
ringan dan memberikan konseling mengenai Anemia, yaitu keadaan
dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) sel darah merah berada dibawah normal.
Dampak yang ditimbulkan akibat anemia pada kehamilan yaitu
seperti abortus, partus prematurus, pertumbuhan dan perkembangan
janin terhambat (IUGR), perdarahan anterpartum, IUFD,
hiperemesis gravidarium, mola hidatidosa, dan ketuban pecah dini
(KPD). Sedangkan dampak yang ditimbulkan dalam persalinan
seperti gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia,
persalinan dengan tindakan tinggi, dan ibu cepat lelah.Maka untuk
mencegah hal tersebut, bidan menganjurkan ibu untuk terus
meminum tablet Fe 2x1, Kalk 3x1, dan Vitamin C yang sudah
diberikan pada sebelumnya.
Evaluasi : Ibu sudah mencoba mengulangi apa yang dikatakanbidan
untuk memastikan bahwa dirinya telah mengetahuinya dan ibu
bersedia meneruskan meminum obat tersebut.
3. Memberitahu ibu bahwa nyeri pinggang yang dialaminya
merupakan hal yang normal, penyebabnya yaitu karena usia
kehamilan yang bertambah dan ukuran janin yang semakin besar,
sehingga pinggang ibu tertekan dan menjadi nyeri, selain itu ibu juga
dapat mengalami ketidaknyamanan lainnya di trimester III seperti
sering BAK dan susah tidur. Cara untuk mengurangi nyeri pinggang
yang bisa ibu lakukan adalah memperbaiki posisi tidur, posisi yang
disarankan yaitu miring kekiri, bukan telentang, kemudian salah satu
lutut ditekuk dan tempatkan bantal dibawahnya. Selain itu, ibu
harus menghindari posisi duduk atau
136
I. Data Sujektif
A. Status Kesehatan
A. Alasan datang ke Faskes
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
B. Keluhan utama
Ibu mengeluh sering BAK. Pada malam hari.
C. Gerakan janin
Ibu mengatakan bahwa gerakan janinnya semakin aktif.
D. Pola sehari-hari
Ibu mengatakan untuk pola sehari-hari seperti makan seperti biasa
makan 2-3x/hari, sedangkan untuk minum ibu biasanya minum 6-
7gelas/hari sedangkan sekarang 5-6gelas/hari menguranginya
dikarenakan sering BAK. Ibu jug mengatakan sekarang rutin
berjalan-jalan dipagi atau sore hari dan ibu sekarang mengurangi
aktifitas yang berlebihan, ibu juga mengatakan untuk pekerjaan
rumahnya dibantu oleh suami dan keluarga sehingga ibu tidak
merasakan lelah dan ibu mendapatkan perhatian yang lebih
menjelang persalinan.
II. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
138
3. Antropometri
a. Berat badan : 58 Kg
b. Tinggi Badan : 155 cm
c. LILA : 24,3 cm
4. Tanda-tanda vital
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 82 x/ menit
c. Suhu : 37 °C
d. Pernafasan : 23 x/ menit
5. Kepala
a. Rambut : Warna hitam, bersih, tidak ada ketombe, tidak
rontok
b. Mata : Konjungtiva : Merah Muda ( Tidak Anemis)
Sklera : Putih (Tidak Ikterik)
Penglihatan : Baik
c. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip
e. Mulut : Bersih, Gigi lengkap, tidak ada caries, tidak ada
stomatitis
f. Leher : Simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,
tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
6. Dada : Bentuk simetri : Ya
a. Paru–paru : Respirasi teratur, tidak terdengar wheezing atau
ronchi
b. Jantung : Bunyi jantung reguler
c. Mamae :
− Bentuk simetris : Ya
− Putting susu : Menonjol
− Benjolan : Tidak ada
139
7. Abdomen
a. Inspeksi
− Bentuk : Simetris
− Striae : Ada
− Luka operasi : Tidak Ada
b. Palpasi
− Tinggi fundus uteri : 30 cm
− Posisi janin
• Leopold I : Di fundus teraba bulat, lunak tidak melenting
(bokong)
• Leopold II : Teraba keras seperti papan di sebalah kanan
(punggung) dan teraba bagian bagian kecil di
sebelah kiri (ekstermitas)
• Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting (kepala), sudah masuk pintu atas
panggul (PAP)
• Leopold IV : Divergen
• Perlimaan :3/5
c. Auskultasi
− DJJ : 144x/menit
− TBBJ : 2.790 gram
− Bising usus : Ada
8. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Bentuk : Kaki : Simetris
Tangan : Simetris
b. Kuku : Kaki : Pendek, bersih
Tangan : pendek, bersih
c. Refleks patella : Positif (kanan dan kiri)
d. Oedema : Tidak Ada
9. Kulit
a. Warna : Sawo matang
140
III. Analisa
G2P1A0 gravida 38 minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan
Anemia Ringan.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan dinyatakan
bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Memberitahu ibu bahwa sering buang air kecil saat kehamilan
adalah salah satu ketidaknyamanan di trimester III untuk
mengurangi ketidak nyamanan tersebut yaitu menganjurkan ibu
untuk tidak minum banyak pada malam hari, serta batasi minum
yang yang memicu sering buang air kecil seperti kopi, teh hitam, teh
hijau.
Evaluasi: ibu mengerti apa yang disampaikan
3. Konseling tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan yaitu keluar
banyak darah dari jalan lahir, penglihatan kabur, mual muntah yang
berlebihan, pusing/sakit kepala yang berkepanjangan, nyeri pada
perut, bengkak pada muka dan kaki, tidak merasakan pergerakan
141
janin, rasa nyeri/panas pada saat BAK. Apabila terjadi hal-hal seperti
tersebut diatas, maka sesegera mungkin untuk datang ke bidan atau
pelayanan kesehatan lain yang terdekat
Evaluasi : Ibu mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
4. Membicarakan dan mendiskusikan dengan ibu dan keluarga
mengenai persiapan persalinan dan persiapan jika terjadinyakegawat
daruratann (seperti alat transformasi, persiapan biaya, pembuat
keputusan, tempat rujukan,persiapan perlengkapan bayi dan donor
darah.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mempersiapkannya
5. Menganjurkan ibu untuk datang kembali pada minggu depan pada
tanggal 08 Februari 2023.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
6. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : Pedokumentasian telah dilakukan.
142
I. Data Subjektif
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu mengatakan hamil 39 minggu lebih dan sudah merasa adanya
tanda-tanda akan melahirkan.
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan mules semakin sering dari tadi siang dan sudah
keluar lendir darah dari jalan lahir tanpa keluar air-air dan darah.
3. Pola Sehari-hari
Ibu mengatakan untuk pola sehari-hari seperti makan dan minum
seperti biasa makan 2-3x/hari sedangkan untuk minumnya 6-7x/hari.
Ibu juga mengatakan pola istirahat untuk tidur siang seperti biasa kurang
lebih 2 jam, sedangkan untuk malam hari sedikit terganggu dikarenakan
kadang-kadang adanya mules pada perut ibu. Untuk pola aktifitas seahri-
hari seperti memasak, menyapu, mengepel, mencuci piring, dan mencuci
baju sudah sedikit dilakukan oleh ibu karena suami dan keluarga yang
membantu pekerjaan rumah tersebut.
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 87x/ menit
c. Suhu : 36,4ºC
d. Pernafasan : 20x/menit
4. Kepala
a. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
b. Mata : Konjungtiva : Merah Muda (Tidak Anemis)
Sklera : Putih (Tidak Ikterik)
Pengelihatan : Baik
c. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan
d. Hidung : Bersih, tidak ada nyeri tekan
e. Mulut : Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis, tidak
ada pembengkakan tonsil
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid/ limfe, tidak
ada pembesaran vena jugularis
5. Dada : Bentuk simetri : Ya
a. Paru–paru : Respirasi teratur, tidak terdengar wheezing atau
Ronchi
b. Jantung : Bunyi jantung reguler
c. Mamae
− Bentuk simetris : Ya
− Putting susu : Menonjol
− Benjolan : Tidak ada
− Ekskresi :-
6. Abdomen
a. Inspeksi
− Bentuk : Simetris
− Striae : Ada
− Luka operasi : Tidak Ada
144
b. Palpasi
− Tinggi fundus uteri : 31 cm
− TBBJ : 2.790 gram
− Posisi janin
• Leopold I : Di fundus teraba bulat, lunak tidak melenting
(bokong)
• Leopold II : Teraba keras seperti papan di sebalah kanan
(punggung) dan teraba bagian bagian kecil di
sebelah kiri (ekstermitas)
• Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting (kepala), sudah masuk pintu atas
panggul (PAP)
• Leopold IV : Divergen
• Perlimaan : 2/5
− Kontraksi uterus : 3x/10’/40”
c. Auskultasi
− DJJ : 142x/menit
7. Genitalia Luar
a. Bentuk : Simetris
b. Varices : Tidak ada
c. Oedema : Tidak ada
d. Massa / Kista : Tidak ada
e. Pengeluaran : Lendir dan Darah
8. Pemeriksaan dalam
a. Vulva / vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Tipis lunak
c. Pembukaan : 4 cm
d. Ketuban : Utuh
e. Presentasi : Kepala
f. Penurunan kepala : Station - 1
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
145
KALA II
Tanggal Masuk : 4 Februari 2023
Tgl & jam pengkajian : 9 Februari 2023 /Jam 22.00 WIB
Pengkaji : Deti Mayaningsih
b) Data Subjektif
Keluhan Utama
Ibu mengatakan mulasnya semakin kenceng, ada rasa ingin BAB serta
ingin segera mengedan dan mengatakan keluar air yang banyak dari jalan lahir
pada pukul 22.00 WIB berwarna Jernih.
c. Pembukaan : 10 cm ( lengkap )
d. Presentasi : Kepala
e. Penurunan kepala : Station 1
f. Molase :0
III. Analisa
G2P1A0 parturien aterm kala II
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya dalam keadaan
baik.
Evaluasi : Ibu Mengetahui hasil pemeriksaan dalam keadaan baik
2. Memastikan semua peralatan persalinan sudah lengkap dan persiapan
penolong
Evaluasi : persiapan sudah lengkap dan penolong memakai APD
3. Memposisikan ibu dengan posisi dorsal recumbent dan mengajari ibu cara
mengejan yang benar yaitu apabila ada kontraksi ibu silahkan menarik
nafas panjang dari hidung ditahan kemudian mengejan, mata tidak boleh
tertutup,, menundukan kepala melihat ke perut, dagu menempel pada dada
dan tidak boleh bersuara saat mengejan. Kedua tangan berada pada
selangkangan paha dan ditarik kearah dada dan memimpin ibu mengedan.
Evaluasi : Ibu mengatakan nyaman dengan posisi tersebut dan mencoba
mempraktikannya cara mengedan yang telah di ajarkan
4. Melakukan rangsang puting dan perut apabila HIS ibu jarang
Evaluasi : Sudah dilakukan rangsang puting dan perut
5. Meminta suami untuk memberi ibu minum ketika HIS dirasa tidak terlalu
kencang.
Evaluasi : Suami bersedia memberi minum kepada ibu.
6. Melakukan pertolongan persalinan
Evaluasi : Sudah melakukan pertolongan persalinan persalinan normal.
149
Keterangan : Bayi lahir spontan pada pukul 01:25 WIB dan langsung
menangis, Jenis Kelamin : Laki-laki, BB : 3400 gram , PB : 51 cm, A/S :
7/9
7. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : Telah dilakukan pendokumentasian
150
KALA III
Tanggal Masuk : 4 Februari 2023
Tgl & jam pengkajian : 4 Februari 2023/ 22.05 WIB
Pengkaji : Deti Mayaningsih
I. Data Subjektif
Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasa mules
III. Analisa
P2A0 kala III dengan keadaan baik
IV. Penatalaksanaan
1. Mengecek apakah ada janin kedua atau tidak, lalu melakukan informed
consent untuk dilakukan pemberian oksitosin 10 IU (1 cc) pada pahakanan
bagian luar untuk meningkatkan kontraksi uterus dalam melahirkan
151
plasenta.
Evaluasi : Tidak ada janin kedua dan ibu bersedia diberikan oksitosin.
2. Melakukan identifikasi tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat
memanjang, ada semburan darah, dan uterus menjadi globuler
Evaluasi : identifikasi sudah dilakukan
3. Melakukan teknik PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali) dengan cara satu
tangan membawa klem ke arah bawah, sedangkan tangan lainnya
memegang uterus sambil didorong kearah dorskranial. Jika tali pusat
brtambah panjang maka pindahkan klem hingga jarak 5-10 cm dari vulva
ibu, lakukan PTT berulang dengan perlahan hingga plasenta lahir spontan.
Jika dalam 30 menit plasenta tidak lahir spontan atau terjadi retensio
plasenta, maka lakukan manual plasenta.
Evaluasi : pelepasan plasenta sudah dilakukan dengan teknik PTT dan
plasenta lahir spontan pada jam 01.30 wib dengan keadaan plasenta utuh
seperti kotiledon lengkap, selaput tidak sobek.
4. Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir selama 15x dalam 15
detik dengan catra memasase lembut pada perut bagian bawah dengan
gerakan searah
Evaluasi : masase uterus sudah dilakukan dan uterus teba keras.
5. Mengecek jumlah perdarahan, apakah jumlah perdarahan lebih dari 500 cc.
Apabila lenih bisa disebut perdarahan post partum yang disebabkan oleh
rahim yang tidak berkontraksi dengan baik dan mengecek kontraksi uterus
apakah keraas atau hipotonus (tonus otot lemah)
Evaluasi : pengecekan perdarahan ibu, bahwa perdarahan normal yaitu
perdarahan ±250 cc dan kontraksi uterus baik (keras)
6. Memberitahu ibu bahwa terdapat laserasi jalan lahir atau robekan pada
jalan lahir dengan derajat 2 dan akan dilakukan penjahitan pada perineum
Evaluasi : Ibu bersedia dilakukan penjahitan luka perineum
7. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : Telah dilakukan pendokumentasian
152
KALA IV
Tgl & jam pengkajian :04 Februari 2023/Jam 22.20 WIB
Pengkaji : Deti Mayaningsih
I. Data Subjektif
Keluhan Utama
Ibu mengatakan kelelahan setelah proses persalinan
III. Analisa
P2A0 kala IV dengan keadaan baik
IV. Penatalaksanaan
1. Menilai kondisi ibu dan memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD 100/70
mmHg, 92x/menit, S 36,2 ºC, R 20x/menit
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
153
2. Membersihkan tubuh ibu dari sisa darah dan membantu ibu untuk
mengganti pakaian bersih dan memakai pampers
Evaluasi : Tubuh ibu telah bersih dan ibu memakai pakaian bersih
3. Melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam. Setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya. Hasil observasi
dicantumkan dilembar partograf
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
4. Melakukan dekontaminasi alat-alat yang telah dipakai
Evaluasi : Dekontaminasi telah dilakukan
5. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan genetalianya, beristirahat,
makan dan minum
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya
6. Mengecek apakah ASI ibu sudah keluar atau tidak
Evaluasi : ASI ibu sudah keluar dan ibu dianjurkan menyusui bayinya
7. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : semua tindakan telah didokumentasikan
154
I. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan masih merasa lelah dan masih merasakan mules,ibu mengatakan
sudah melakukan mobilisasi dan sudah bisa ke kamar mandi.
2. Riwaya persalinan
a. Usia kehamilan : 39 minggu
b. Tempat melahirkan : PMB Evi Istiana Dewi S.Keb.
c. Penolong : Bidan
d. Jenis Persalinan : Spontan
e. Lama persalinan : ± 4 Jam
f. Komplikasi dalam Persalinan : Tidak ada
3. Pola 6 jam terakhir
Ibu mengatakan sudah makan dan minum, sudah BAK dan belum
BAB, ibu juga mengatakan sudah tidur sebentar dan sudah
memberikan ASI kepada bayinya.
II. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Antropometri
a. Berat badan : 53 kg
155
4. Tanda-tanda vital
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 86x/ menit
c. Suhu : 36,6ºC
d. Pernafasan : 20x/menit
5. Dada : Bentuk simetri : Ya
a. Paru – paru : Tidak ada bunyi wheezing/ronchi
b. Jantung : Bunyi Normal (Reguler)
c. Mamae
− Bentuk simetris : Ya
− Putting susu : Menonjol
− Benjolan : Tidak Ada
− Ekskresi : Ada (Kolostrum +/+)
6. Abdomen
a. Inspeksi
− Bentuk : Simetris
− Striae : Tidak ada
− Luka operasi : Tidak Ada
b. Palpasi
− Tinggi fundus uteri : 1 jari dibawah pusat
− Kontraksi uterus : Keras
c. Auskultasi
1. Bising usus : Ada
d. Genetalia
Terdapat pengeluaran darah berwarna mersh ( lochea rubra ), kandung kemih
kosong
III. Analisa
P2A0 post partum 6 jam dengan keadaan normal
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam
keadaan baik
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
156
I. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Pola Sehari-hari
Ibu mengatakan untuk pola sehari-hari seperti makan 3x sehari,
minum 6-7 gelas/hari. Untuk istirahat seperti tidur malam sedikit
terganggu yaitu 4-5 jam, sedangkan untuk tidur siang ketika bayi
tertidur ibu ikut tidur. Untuk mobilisasi sendiri ibu mengatakan BAB
dan BAK nya lancar.
3. Cara Merawat Bayi
Untuk perawatan bayi sendiri, ibu mengatakan bahwa bayinya
dirawat oleh sendiri dan dibantu juga oleh keluarga, Untukpemberias
ASI ibu memberikan ASI ketika bayinya menangis atau maksimal 2
jam sekali.
5. Kepala
a. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
b. Mata : Konjungtiva : Merah Muda (Tidak Anemis)
Sklera : Putih (Tidak Ikterik)
Pengelihatan : Baik
c. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan
d. Hidung : Bersih, tidak; ada nyeri tekan
e. Mulut : Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis, tidak
ada pembengkakan tonsil
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid/ limfe, tidak
ada pembesaran vena jugularis
6. Dada : Bentuk simetri : Ya
a. Paru – paru : Tidak ada bunyi wheezing/ronchi
b. Jantung : Bunyi Normal (Reguler)
c. Mamae
− Bentuk simetris : Ya
− Putting susu : Menonjol
− Benjolan : Tidak Ada
− Ekskresi : Asi
7. Abdomen
a. Inspeksi
− Bentuk : Simetris
− Striae : Tidak ada
− Luka operasi : Tidak Ada
b. Palpasi
− Tinggi fundus uteri : Tidak teraba
− Kontraksi uterus : Keras
160
c. Auskultasi
1. Bising usus : Ada
8. Genitalia Luar
a. Bentuk : Normal
b. Varices : Tidak ada
c. Oedema : Tidak ada
d. Massa / Kista : Tidak ada
e. Pengeluaran : Lochea sanguinolenta
f. Luka Jahitan : Bersih, tidak ada tanda infeksi
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Bentuk : Kaki : Simetris Tangan : Simetris
b. Kuku : Kaki : Bersih Tangan : Bersih
c. Refleks patela : Positif kanan dan kiri
d. Oedema : Tidak ada
10. Kulit
a. Warna : Sawo matang
b. Turgor : Kembali cepat <2 detik
III. Analisa
P2A0 post partum 7 hari dengan keadaan normal.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam
keadaan baik.
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Memastikan involusi uterus ibu berjalan dengan baik.
Evaluasi : Involusi sudah berjalan dengan baik.
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara on demand yaitu
jika bayi ingin menyusui dan diberikan maksimal 2 jam sekali.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan bidan
4. Menganjurkan ibu kembali untuk mengganti pembalut apabila
161
I. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan keadaannya sudah sehat, dan selalu menyusui bayinya dengan
hanya memberikan ASI tanpa tambahan susu formula, sudah tidak ada darah yang
keluar dan ibu mengatakan ingin memakai kb suntik 3 bulan, saat ini ibu
mengatakan tidak ada keluhan.
2. Pola Sehari-hari
Ibu mengatakan untuk pola sehari-hari seperti makan 3x sehari,
minum 6-7 gelas/hari. Untuk istirahat seperti tidur malam sedikit
terganggu yaitu 4-5 jam, sedangkan untuk tidur siang ketika bayi
tertidur ibu ikut tidur. Untuk mobilisasi sendiri ibu mengatakan BAB
dan BAK nya lancar.
3. Cara Merawat Bayi
Untuk perawatan bayi sendiri, ibu mengatakan bahwa bayinya
sudah dirawat oleh sendiri dan sesekali keluarga juga membantu.
Untuk pemberian ASI, ibu memberikan ASI ketika bayinya menangis
atau maksimal 2 jam sekali.
c. Suhu : 36,5ºC
d. Pernafasan : 20x/menit
4. Kepala
a. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
b. Mata : Konjungtiva : Merah Muda (Tidak Anemis)
Sklera : Putih (Tidak Ikterik)
Pengelihatan : Baik
c. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan
d. Hidung : Bersih, tidak ada nyeri tekan
e. Mulut : Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis, tidak
ada pembengkakan tonsil
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid/ limfe, tidak
ada pembesaran vena jugularis
5. Dada : Bentuk simetri : Ya
a. Paru – paru : Tidak ada bunyi wheezing/ronchi
b. Jantung : Bunyi Normal (Lup Dup)
c. Mamae
− Bentuk simetris : Ya
− Putting susu : Menonjol
− Benjolan : Tidak Ada
− Ekskresi : ASI
6. Abdomen
a. Inspeksi
− Bentuk : Simetris
− Striae : Tidak ada
− Luka operasi : Tidak Ada
b. Palpasi
− Tinggi fundus uteri : Tidak teraba
− Kontraksi uterus : Keras
7. Genitalia Luar
a. Bentuk : Normal
b. Varices : Tidak ada
c. Oedema : Tidak ada
164
III. Analisa
P2A0 post partum 2 minggu dengan keadaan baik.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam
keadaan baik
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Memberitahu ibu Teknik menusui yang benar dengan cara oleskan
terlebih dahulu ASI pada aerola ibu, dagu bayi menempel dengan
payudara ibu, masukan semua aerola pada mulut bayi, dan hidung
bayi tidak tertutup oleh payudara ibu.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.
I. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2. Pola Sehari-hari
Ibu mengatakan untuk pola sehari-hari seperti makan 3x sehari,
minum 6-7 gelas/hari. Untuk istirahat seperti tidur malam sedikit
terganggu yaitu 4-5 jam, sedangkan untuk tidur siang ketika bayi
tertidur ibu ikut tidur. Untuk mobilisasi sendiri ibu mengatakan BAB
dan BAK nya lancar.
3. Cara Merawat Bayi
Untuk perawatan bayi sendiri, ibu mengatakan bahwa bayinya
sudah dirawat oleh sendiri dan sesekali keluarga juga membantu.
Untuk pemberian ASI, ibu memberikan ASI ketika bayinya menangis
atau maksimal 2 jam sekali.
5. Kepala
a. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
b. Mata : Konjungtiva : Merah Muda (Tidak Anemis)
Sklera : Putih (Tidak Ikterik)
Pengelihatan : Baik
c. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan
d. Hidung : Bersih, tidak ada nyeri tekan
e. Mulut : Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis, tidak
ada pembengkakan tonsil
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid atau limfe,
tidak ada pembesaran vena jugularis
6. Dada : Bentuk simetri : Ya
a. Paru – paru : Tidak ada bunyi wheezing atau ronchi
b. Jantung : Bunyi Reguler
c. Mamae
− Bentuk simetris : Ya
− Putting susu : Menonjol
− Benjolan : Tidak Ada
− Ekskresi : ASI
7. Abdomen
a. Inspeksi
− Bentuk : Simetris
− Striae : Tidak ada
− Luka operasi : Tidak Ada
b. Palpasi
− Tinggi fundus uteri : Tidak teraba
− Kontraksi uterus : Keras
167
c. Auskultasi
- Bising usus : Ada
8. Genitalia Luar
a. Bentuk : Normal
b. Varices : Tidak ada
c. Oedema : Tidak ada
d. Massa / Kista : Tidak ada
e. Pengeluaran : Lochea serosa
f. Luka Jahitan : Bersih, tidak ada tanda infeksi
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Bentuk : Kaki : Simetris Tangan : Simetris
b. Kuku : Kaki : Bersih Tangan : Bersih
c. Refleks patela : Positif kanan dan kiri
d. Oedema : Tidak ada
10. Kulit
a. Warna : Sawo matang
b. Turgor : Kembali cepat <2 detik
III. Analisa
P2A0 post partum 6 minggu dengan keadaan normal.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam
keadaan baik
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Menganjurkan ibu kembali untuk mengkonsumsi makanan yang
bernutrisi dan bergizi untuk memperlancar produksi ASI, nutrisi
yang dianjurkan seperti makanan yang berprotein tinggi seperi ikan,
telur, danging, sayur – sayuran.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.
168
I. Data Subjektif
A. Riwayat Kesehatan Ibu
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu : Tidak ada
2. Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga : Tidak ada
B. Riwayat Persalinan Sekarang
1. Riwayat Persalinan Sekarang
a. G2P1A0 Usia Kehamilan : 39 Minggu
b. Tanggal/Jam Persalinan : 04-02-2023/22.00 WIB
c. Tempat Persalinan : PMB Evi Istiana Dewi S.Keb
d. Penolong Persalinan : Bidan
e. Jenis Persalinan : Spontan
f. Komplikasi Persalinan
Pada Ibu : Tidak ada
Pada Bayi : Tidak ada
g. Ketuban Pecah Pada : Pecah spontan pukul 22.00 WIB,
Berwarna Jernih
h. Keadaan Plasenta : Lengkap
i. Tali Pusat : Ukuran tebal sekitar 1-2 cm dengan
panjang 52 cm
j. Apgar Score : 9/10
170
e. Telinga
Bentuk : Simetris
Sekret : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada microtia/ anotia
f. Leher
Pergerakan : Baik
Kelainan : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid/kelenjar
limfe, tidak ada pembesaran vena sugularis
g. Dada
Bentuk : Simetris, puting menonjol
Retraksi dinding dada : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada kelainan seperti pectus
excavatum
h. Abdomen
Bentuk : Datar
Tali pusat : Kering, bersih, tidak berbau
Kelainan : Tidak ada kelainan seperti gastrochisis atau
omphalocele
i. Punggung
Kelainan : Tidak ada kelainan seperti spina bifida/meningokel
j. Ekstermitas atas dan bawah
Gerakan : Aktif
Bentuk : Simetris
Jumlah jari : 5 jari (lengkap kanan dan kiri)
Warna kulit : Kemerahan
k. Refleks
Refleks Moro : (+) kekiri diangkat memperlihatkan seperti
memeluk
Refleks tonick neck : (+) bayi dapat menggerak-gerakan
Kepalanya
Refleks Rooting : (+) dapat mencari benda yang
172
ditempelkan dipipinya
Refleks Sucking : (+) dapat menghisap dengan kuat
Refleks Swallowing : (+) dapat menelan ketika diberi ASI
Refleks Grasping : (+) dapat menggenggam ketika tangannya
diberi jari telunjuk
Refleks Babinski : (+) dapat merespon dengan jempol kaki
yang menekuk ke atas dan jari lainnya
menyebar/ membuka ketika telapak
kakinya disentuh
Refleks Walking : Tidak dilakukan pemeriksaan
III. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam dengan
keadaan normal.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa hasil pemeriksaan semuanya
dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu dan Keluarga mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
2. Memberikan Vitamin K dengan dosis 0,5 cc di paha Kiri. Manfaat
Vitamin K ini adalah untuk membantu proses pembekuan darah dan
mencegah perdarahan yang bisa terjadi pada bayi.
Evaluasi : bayi sudah diberikan vitamin k
3. Memberikan salep mata (Erythromycin) pada kedua mata bayi.
Manfaat pada pemberian salep mata ini yaitu untuk mencegah
terjadinya infeksi pada mata bayi.
Evaluasi : Bayi sudah di berikan salep pada kedua matanya.
4. Memberikan Edukasi/KIE seperti menganjurkan ibu untuk menjaga
kehangatan bayi, menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
bayi, memberitahu ibu untuk mengecek pampers minimal
173
I. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sering menyusu dan ibu mengatakanpola
tidur bayi pada malam hari sering terbangun dan pada siang hari bayinya
sering tertidur pulas, dan ibu mengatakan untuk pola BAK dan BAB
bayinya dalam sehari BAK ± 7 - 8 kali dan BAB ± 4 kali
III. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 7 hari dengan
keadaaan normal.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasi pemeriksaan bayi dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
2. Mengevaluasi tali pusat bayi sudah puput atau belom.
Evaluasi : Tali pusat sudah puput.
3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan lainnya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan tidak akan memberikan makanan
tambahan.
4. Memberitahu kembali teknik menyusui yang baik yaitu badan bayi
menempel dengan perut ibu, putting susu dan aerola harus tercakup
mulut bayi, dan tidak mengeuarkan bunyi saat menyusui lalu setelah
menyusui selesai bayi harus di sendawakan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bisa melakukannya.
5. Memberitahu ibu kembali untuk menysusi bayinya 2 jam sekali
atau sesuai dengan keinginan bayi tanpa memberikan pendamping
ASI.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan memberikan bayinya ASI.
6. Memberitahu ibu kembali untuk selalu menjaga kehangatan
bayinya.
177
I. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sering menyusu dan ibu mengatakanpola
tidur bayi pada malam hari sering terbangun dan pada siang hari bayinya
sering tertidur pulas, dan ibu mengatakan untuk pola BAK dan BAB
bayinya dalam sehari BAK ± 7 - 8 kali dan BAB ± 4 kali
c. Mata
Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda dan tidak ada
keaiaan antara jarak mata dan hidung.
d. Hidung
Simetris, keadaan bersih tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada benjolan,tidak ada pengeluaran.
e. Telingga
Simetris, keadaan bersih tidak ada kelanan, tidak ada pengelaran.
f. Mulut
Tidak ada kelanan, bentuk mulut simetris, refleks menghisap
positif, refleks rooting positif, tidak ada labioskisis, palatoskizis,
dan labiopalatoskizis.
g. Leher
Tidak ada pembengkakan, tidak ada benjoan.
h. Dada
Simetris, puting susu sejajar, tidak ada pembengkakan retreksi
dada.
i. Abdomen
Bentuk terlihat cembung, dan tali pst sudah puput pada hari ke 3
dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
j. Genetalia
Penis terlihat dan ada, sekrotum ada dan testis simetris.
k. Bahu dan lengan
Refleks moro positif
l. Ekstremitas atas
Simetris, jumlah jari lengkap, pergerakan aktif, refleks grasping
positif.
m. Ekstremitas bawah
Simmetris, jumlah jari lengkap, refleks Babinski positif.
n. Punggung Bentuk lurus, tidak ada pembengkakan pada tulang
belakang.
180
o. Kulit
Warna kulit kemerahan, tidak ada pembengkakan akibat cedera,
dan tidak terdapat tanda lahir.
III. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 minggu dengan
keadaaan normal.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasi pemeriksaan bayi dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.
2. Mengevaluasi kembali ibu untuk melakukan perawatan bayi seperti
memandikan bayinya dengan air hangat dan dijemur setiap pagi
selama 15 menit pada pukul 08.00 WIB, bila bayi BAK dan BAB
harus selalu langsung diganti agar bayinya merasa nyaman.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.
3. Menganjurkan kembali ibu untuk menyusui bayinya jangan lebih
dari 2 jam selama 6 bulan dan tanpa memberikan pendamping
tambahan ASI.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.
4. Memberitahu imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal yang terdapat
dalam buku KIA, yaitu imunisasi BCG untuk pencegahan dari
tubekulosis dan imunisasi polio pencegahan penyakit polio.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
5. Melakukan Pendokumentasian Asuhan
Evaluasi : Pendokumentasian asuhan sudah dilakukan.
181
I. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sering menyusu dan ibu mengatakanpola
tidur bayi pada malam hari sering terbangun dan pada siang hari bayinya
sering tertidur pulas, dan ibu mengatakan untuk pola BAK dan BAB
bayinya dalam sehari BAK ± 7 - 8 kali dan BAB ± 4 kali. Dan ibu
mengatakan bahwa bayinya ingin diimunisasi.
III. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 minggu dengan
keadaaan normal.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasi pemeriksaan bayi dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.
2. Memberikan imunisasi BCG dengan dosis 0,05 ml dilengan atas
sebelah kanan secara IC dan memberikan imunisasi polio yang
diberikan secara oral (2 tetes)
Evaluasi : Imunisasi BCG dan Polio 1 sudah dinberikan
3. Memberikan konseling pada ibu setelah 2-3 minggu pada tempat
penyuntikna akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah
kemudian akan menjadi scar, hal tersebut wajar.
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham apa yang dijelaskan oleh bidan
4. Mengevaluasi kembali ibu untuk melakukan perawatan bayi seperti
memandikan bayinya dengan air hangat dan dijemur setiap pagi
selama 15 menit pada pukul 08.00 WIB, bila bayi BAK dan BAB
harus selalu langsung diganti agar bayinya merasa nyaman.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.
184
BAB IV
PEMBAHASAN
Keluhan Ny. S pada trimester III ini adalah ibu mengeluh sakit
pinggang dan sering buang air kecil sehingga ibu tidak nyaman dengan
keluhan yang dialami tersebut. Sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh
Irianti (2014) keluhan sering berkemih karena tertekan kandung kemih oleh
uterus yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih
berkurang serta frekuensi berkemih meningkat. Hal ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan kajian pada Ny. S dikarenakan
ketidaknyamanan yang di alami oleh Ny. S bersifat fisiologis.
Menurut Kemenkes (2016), standar pelayanan ANC terdiri atas 10
standar yang dikenal dengan 10T, yang terdiri dari timbang berat badan,
pemeriksaan tekanan darah, status gizi (LILA), pemeriksaan TFU, tentukan
presentasi dan DJJ, imunisasi TT, pemberian tablet zat besi, test laboratorium
(rutin dan khusus), tatalaksana kasus, dan temu wicara (konseling).
Asuhan kehamilan yang diberikan pada Ny. S yaitu dilakukannya
penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, mengukur LILA,
pemeriksaan TFU, menentukan presentasi janin dan DJJ,
186
masa nifas. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori da n
praktik.
untuk memenuhi kebutuhan hidrasi ibu, memantau kondisi ibu dan janin
secara rutin dengan menggunakan partograf, dan mengisi partograf.
Asuhan Kala I yang diberikan kepada Ny.S yaitu menganjurkan ibu
didampingi oleh suami, menganjurkan kepada ibu posisi yang nyaman Ny.S
memilih untuk berbaring miring kiri, menganjurkan Ny.S untuk minum
serta makan, Ny.S tidak bisa untuk makan serta minum secarabaik maka
oleh sebab itu Ny.S diberikan cairan melalui IV dengan dosis
20 TPM untuk memberikan cairan nutrisi dan hidrasi sehingga memberikan
kecukupan energi dan mencegah dehidrasi oleh karena dehidrasi
menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif. Hal ini sesuai
berdasarkan teori menurut Yulizawati (2019) yaitu memberikan
188
2. Kala II
Pengkajian yang dilakukan pada Ny.S dengan anamnesa pada tanggal 4
Februari 2023 pada pukul 22.00 WIB ibu mengatakan adanya dorongan
yang kuat merasakan adanya dorongan untuk meneran. Setelah dilihat
terdapat tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva vagina sudah
membuka. Proses persalinan berlangsung normal dengan usia kehamilan
39 minggu 4 hari atau aterm dengan kekuatan ibu tanpa bantuan atau
intervensi lain dan lahirnya bayi pada pukul 22.00 WIB dengan itu
persalinnan Ny.S dari pembukaan 10 sampai bayi lahir yaitu selama 15
menit. Menurut Rohani (2016) mengatakan bahwa proses kala II
berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara hal ini tidak
ada kesnejangan antara teori dan praktik.
Pada kala II diberikan asuhan sesuai dengan standar 60 langkah asuhan
persalinan normal yang dimulai dari melihat tanda gejala kala dua hingga
langkah terakhir melengkapi partograf dan pendokumentasian. Hal ini
sesuai dengan teori Rohani (2016) bahwa asuhan persalinan normal terdapat
60 langkah dimulai dari melihat tanda-tanda persalinan hingga melengkapi
partograf. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam penanganan
asuhan persalinan normal pada Ny.S.
189
Pada pukul 22.00 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot
kuat, warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai
dengan teori. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Kala III
Menurut Rohani (2016) Oxytocin diberikan 1 menit pertama dengan
dosis 10 unit secara IM pada bagian sepertiga bagian atas paha bagian
luar, sebelum penyuntikan oxytosin dilakukan terlebih dahulu
pengeceken janin kedua. Pada Ny.S dilakukan terlebih dahulu
pengecekan janin ke 2 saat tidak didapatkan janin ke 2 lalupenyuntikan
oxytocin dilakukan hal ini antara teori dan praktik tidak ada
kesenjangan.
Pada kala III Ny.S berlangsung selama 10 menit dari penyuntikan
oxytosin 10 IU sampai lahirnya plasenta. Menurut Nurasiah (2014)
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lepasnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidaklebih dari
30 menit, biasanya plasenta lepas dalam 5 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan dari fundus uteri hal ini
tidak adanya kesenjangan dari teori dan praktik. Dalam pelepasan
pelasenta dilakukan penjepitan tali pusat 3 cm dari pusat bayi lalu
dilakukan penjepitan kedua pada 2 cm dari penjepitan pertama
menggunakan klem, pegang 2 klem dengan tangan kiri penolong
sebagai alas untuk melindungi perut janin, pakai gunting tali pusat DTT,
kemudian potong tali pusat diantara 2 klem. Hal ini sesuai dengan teori
(Saifuddin, 2013).
Kemudian menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterusdengan cara
menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kraniaI) dengan hari-
hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri, dan kemudian
plasenta lahir lengkap. Tidak erdapat kesenjangan
190
4. Kala IV
Menurut teori Rohani (2016), pada kala IV dimulai setelah plasenta
lahir sampai 2 jam sesudahnya atau post partum. Masa yang paling kritis
pada ibu pasca bersalin adalah pada masa post partum. Pemantauan ini
dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibatpendarahan.
Pada pemantauan kala IV yang dilakukan kepada Ny. S yaitu
pemeriksaan adanya laserasi, Ny. S tidak terdapat luka laserasi. Setelah
itu mengecek kontraksi uterus, uterus Ny. S berkontraksi dan teraba
keras. Setelah itu membersihkan ibu dan merendam alat-alat yang
dipakai menggunakan larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.Selanjutnya
melakukan pemantauan tekanan darah, nadi, suhu, TFU, kontraksi,
kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama
dansetiap 30 menit pada jam kedua tidak ada kelainan dankala IV
berjalan normal. Hal tersebut menunjukkan tidak adakesenjangan antara
teori dan praktek.
5.1 Kesimpulan
1. Telah memberikan asuhan kebidanan antenatal sesuai dengan standar
asuhan kebidanan dengan memberikan 10T dan dengan jumlah
kunjungan 11x, serta memberikan tatalaksana anemia yang telah
diberikan sesuai protap anemia kehamilan pada Ny. S Usia 32 Tahun
G2P1A0 di PMB Evi Istiana Dewi , S.Keb.
2. Telah memberikan asuhan kebidanan intranatal yang meliputi asuhan
sayang ibu selama kala I sampai dengan kala IV sesuai dengan Asuhan
Persalinan Normal pada Ny. S Usia 32 Tahun G2P1A0 di PMB Evi
Istiana Dewi , S.Keb.
5.2 Saran
1. a. Bagi PMB Evi Istiana Dewi, S.Keb.
199
200
201
202
LAMPIRAN
Lampiran 1
Halaman Depan Partograf
204
Lampiran 2
Halaman Belakang Partograf
205
Lampiran 3
Surat ACC dosen pembimbing dan Bauk
206
Lampiran 4
Lembar Bimbingan
Lampiran 5
Dokumentasi