Anda di halaman 1dari 73

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI M USIA 5 BULAN DI

GAMPONG LAGANG KECAMATAN DARUL IMARAH


KABUPATEN ACEH BESAR

Proposal Laporan Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


Pendidikan Pada Prodi D-III Kebidanan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kementerian Kesehatan Aceh

Disusun Oleh

RAHMAYANI SAGALA
NIM. PO7124120020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES ACEH JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
BANDA ACEH
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI M USIA 5 BULAN DI


GAMPONG LAGANG KECAMATAN DARUL IMARAH
KABUPATEN ACEH BESAR

Yang Diajukan Oleh:

Rahmayani Sagala
NIM. PO7124120020

Telah disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

(Yusnaini, SST, M. Kes) Tanggal: 11 Januari 2023


Nip.198204242005012003

Pembimbing Pendamping

(Hj.Rahmi, SKM, M.Kes) Tanggal: 11 Januari 2023


Nip.196711101988032002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI M USIA 5 BULAN DI


GAMPONG LAGANG KECAMATAN DARUL IMARAH
KABUPATEN ACEH BESAR

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Rahmayani Sagala
NIM: P07124120020

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal 16 Januari 2023

Susunan Tim Penguji

1. Yusnaini, SST. M. Kes (Ketua) (................................)


NIP. 198204242005012003

2. Eva Purwita, SST. M. Keb (Anggota) (................................)


NIP. 197912162005012004

3. Nurbaiti, SKM. M. Kes (Anggota) (…………………….)


NIP. 196905101991032000

Mengetahui
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
Program Studi D-III Kebidanan
Ketua

Juliastuti, S.SiT, M.Kes


NIP. 197407311993032001

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA) ini
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Aceh Besar, 02 Januari 2023

Rahmayani Sagala
NIM. PO7124120020

iv
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


nikmat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan proposal laporan Tugas
Akhir yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Pada Bayi ( 29 hari- 11 bulan )Di Desa
Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Penulisan Proposal
Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III
Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh. Ucapan terima kasih
penulis kepada ibu Yusnaini, SST, M. Kes, selaku pembimbing utama dan ibu
Hj.Rahmi, SKM, M.Kes selaku pembimbing pendamping LTA ini hingga selesai.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak T.Iskandar Faisal, SKP, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Aceh.
2. Ibu Fithriany, S. SiT, M. Kes, selaku ketua jurusan kebidanan
3. Ibu Juliastuti, S.ST. M.Kes, selaku Ketua prodi D-III Kebidanan
4. Ibu Nurbaiti, SKM, M. Kes, selaku Koordinator LTA
5. Almh Ibunda Tercinta,Ayah dan keluarga tercinta serta ibu bidan Raudhah
SST yang telah memberikan bantuan moril dan materil serta do’anya.
6. Sahabat seangkatan, yang telah sama-sama saling mendukung dan memotivasi
dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
7. Responden dan keluarga yang telah bersedia memberikan kepercayaan dan
bersedia menjadi responden.
Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal laporan tugas akhir ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan
dan saran yang membangun agar laporan tugas akhir ini mampu menjadi yang
lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan datang.

Aceh Besar, 02 Januari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
LEMBAR PENYATAAN............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan........................................................................................... 4
D. Manfaat......................................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN TEORI


A. Asuhan Kebidanan Pada Bayi...................................................... 6
1. Pengertian Bayi ........................................................... 6
2. Tanda-tanda Bayi Sehat................................................ 7
3. Tanda-tanda Bayi Sakit................................................. 8
4. Tahap Tumbuh Kembang Bayi..................................... 10
5. Upaya Mengoptimalkan Tumbuh Kembang................. 12
6. Macam-macam Gangguan Tumbuh Kembang.............. 16
7. Standar Pelayanan Kesehatan Bayi :............................ 17
a. Pemberian imunisasi dasar ................................................... 19
b. Pemantauan SDIDTK Pada Bayi .......................................... 22
c. Pemberian Vitamin A ............................................................ 26
d. Konseling ASI Eksklusif ....................................................... 27
e. Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMB)............................. 29
f. Perawatan kesehatan bayi di rumah Menggunakan
Buku KIA ............................................................................. 30
g. Protokol Asuhan Bayi pada masa pandemi covid-19............ 31
B. Kerangka Teori............................................................................. 33

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Kerangka Konsep......................................................................... 34
B. Subjek/Responden........................................................................ 35
C. Waktu dan Tempat........................................................................ 35
D. Pengumpulan Data....................................................................... 35
E. Etika............................................................................................... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil............................................................................................

vi
B. Pembahasan.................................................................................

BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Jadwal Imunisasi Rekomendasi Kemenkes RI.................. 11
Tabel 2.2 Tabel Pembagian kelompok Umur Stimulasi Anak .................... 15
Tabel 2.3 Tahapan Pemberian MP-ASI pada anak……………………….. 24

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Asuhan Kebidanan Pada Bayi.............. 34


Gambar 3.1 Gambar Kerangka Kerja Studi Kasus...................................... 3

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Responden


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Pengambilan Pasien
Lampiran 3 : Lembar Informasi Persetujuan Responden
Lampiran 4 : Format Pengkajian pada Bayi
Lampiran 5 : Lembar Konsul Proposal
Lampiran 6 : Rencana Asuhan Kebidanan
Lampiran 7 : Satpel Kegiatan
Lampiran 8 : Log Book
Lampiran 9 : Leaflet
Lampiran 10 : Sertifikat Baby Spa

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) Angka kematian bayi di
dunia pada tahun 2016 sebanyak 40,8 juta per 1000 kelahiran hidup Wilayah
Afrika sebanyak 52 per 1000 kelahiran hidup yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Wilayah Eropa sebanyak 7 per 1000 kelahiran hidup,sedangkan pada
tahun 2017 sebanyak 4,1 juta per 1000 kelahiran, dan pada tahun 2018
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 4,1 juta menjadi 4,0 juta per
1000 kelahiran hidup, atau diperkirakan 75 % dari semua kematian bayi terjadi
pada tahun pertama kehidupan. Risiko kematian bayi tertinggi terjadi di
wilayah Eropa sebanyak 7 per 1000 kelahiran hidup ( WHO,2018 ).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 menunjukkan AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2019,
kematian bayi usia 29 hari – 11 bulan sebanyak 5.836 kematian (19,1%) yang
disebabkan oleh penyakit infeksi. Berdasarkan data tahun 2020 pneumonia dan
diare masih menjadi masalah utama yang meyebabkan 73,9% kematian
(pneumonia) dan 14,5% kematian (diare).Penyebab kematian lain di antaranya
adalah kelainan kongenital jantung, kelainan kongenital lainnya, meningitis,
demam berdarah, penyakit saraf dan lainnya. ( Kemenkes RI 2021 ).
Data Kematian Bayi di Aceh berjumlah 1024 kasus,dimana kasus
tertinggi terdapat di kabupaten/kota Pidie sebanyak 118 kasus dan terendah di
kota Sabang sebanyak 8 kasus. Hal ini disebabkan oleh pneumonia sebanyak
30 kasus, diare 14 kasus, malaria 7 kasus, kelainan saraf 1 kasus, serta
penyebab lainnya mencapai 163 kasus. Penyebab kematian bayi dapat dicegah
dengan memastikan setiap ibu melahirkan didamping oleh tenaga kesehatan
yang terlatih.Pemerintah dapat memastikan jaminan persalinan bagi setiap ibu
hamil dan jaminan kesehatan untuk ibu dan bayi terlaksana dengan tepat
sasaran.( Dinkes Profil Kesehatan Aceh, 2021 )
Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kematian
bayi yaitu dengan menerbitkan “ Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan”

1
2

yang dikenal sebagai 1.000 HPK. Masa 1.000 HPK bermula sejak saat
konsepsi hingga anak berusia dua tahun, merupakan masa paling kritis untuk
memperbaiki perkembangan fisik dan kognitif anak. 1.000 HPK dikenal
dengan istilah window of opportunity. Periode emas yang terjadi selama 1000
HPK untuk memperbaiki tumbuh kembang anak secara optimal. Gangguan
yang terjadi selama periode ini akan berdampak pada kelangsungan hidup
tumbuh kembang anak yang bersifat permanen. Gangguan ini akan sulit untuk
diperbaiki jika usia anak di atas 2 tahun ( Suryani, 2018).
Untuk mengatasi gangguan pada bayi, maka bayi harus mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sesuai standar oleh tenaga kesehatan yaitu (dokter,
bidan dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29
hari - 3 bulan, 1 kali pada umur 3 - 6 bulan, 1 kali pada umur 6 - 9 bulan dan 1
kali pada umur 9 - 11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi. (Dinas Kesehatan Aceh, 2021).
Dari salah satu standar pelayanan bayi yaitu Imunisasi Dasar Lengkap
belum mencapai target yang telah ditentukan. Pada tahun 2021 Capaian
imunisasi dasar lengkap bayi usai 0-11 bulan di Indonesia mencapai 84,2%.
Angka tersebut meningkat dari sebelumnya hanya mencapai 83,3%. Namun,
angka tersebut masih di bawah target sebesar 93,6%. (Kemenkes RI., 2021)
Cakupan imunisasi campak/MR pada bayi di Aceh tahun 2019 sebesar 53%
menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 77%. Adapun cakupan
imunisasi dasar lengkap sebesar 51%. Cakupan imunisasi di aceh besar tahun
2021 imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebesar 60 %, Polio 63%, Campak
sebesar 63% dan imunisasi lengkap sebanyak 61%. (Dinas Kesehatan Aceh
2021)
Selain dari imunisasi, pemantauan tumbuh kembang dengan SDIDTK
juga merupakan salah satu standar pelayanan pada bayi. Menurut WHO,
sekitar 5-10% anak mengalami keterlambatan perkembangan. Sekitar 1-3%
khusus pada anak dibawah usia 5 tahun di Indonesia mengalami keterlambatan
3

perkembangan umum yang meliputi perkembangan motorik, bahasa, sosio-


emosional, dan kognitif. Kementerian Kesehatan RI melakukan skrining
perkembangan di 30 provinsi di Indonesia dan dilaporkan 45,12% bayi
mengalami gangguan perkembangan. (Kemenkes RI., 2021)
Dari skrinning yang dilakukan Kemenkes, ditemukan beberapa provinsi
yang tidak mendapatkan pelayanan SDIDTK pada bayi dan balita. Adapun
persentase bayi dan balita yang dilayani SDIDTK tingkat nasional 2021
sebesar 57,6%. Provinsi dengan cakupan pelayanan SDIDTK tertinggi adalah
Nusa Tenggara Barat (94,2%) dan cakupan terendah adalah Papua Barat
(2,9%). (Kemenkes RI 2021)
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Aceh, adapun cakupan tumbuh
kembang di provinsi Aceh mulai tahun 2017-2021 mengalami peningkatan
cakupan pada tahun 2021 sebesar 85% dibandingkan dengan cakupan 4 tahun
sebelumnya yaitu tahun 2017 sebesar 80%, tahun 2018 sebesar 84%, tahun
2019 sebesar 83% dan tahun 2020 sebesar 80%.Cakupan pelayanan tumbuh
kembang di kabupaten Aceh Besar pada tahun 2020 mengalami penurunan
sebesar 74% sedangkan pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 85%.
Namun demikian, pelayanan kesehatan tumbuh kembang di Kabupaten Aceh
Besar belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 90% (Profil
Kesehatan Aceh 2021 )
Adapun peran bidan sebagai tenaga kesehatan memiliki peran yang
sangat penting membantu pemerintah dalam pemberian pelayana kesehatan
pada bayi guna mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. Adapun peran bidan
tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan penimbangan guna memantau berat
badan, rehidrasi oral untuk penanggulangan diare, pemberian ASI untuk
meningkatkan daya tahan bayi, dan imunisasi untuk perlindungan terhadap
beberapa penyakit infeksi. Sebelum anak berusia satu tahun, imunisasi dasar
pada bayi seharusnya diberikan sesuai dengan umurnya. Pada kondisi ini,
diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal (Profil
Kesehatan Indonesia, 2019).
4

Oleh karena itu penulis tertarik mengangkat kasus ini dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi M usia 5 bulan di Gampong Lagang Kecamatan
Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di latar belakang maka rumusan masalah pada studi
kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Bayi (29 Hari-11
Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar ?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi (usia 29 Hari-11
Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar dan Mendokumentasikan dalam Bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan I bagi Bayi (29
Hari-11 Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar.
b. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan II bagi Bayi
(29 Hari-11 Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar.
c. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan III bagi Bayi
(29 Hari-11 Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar.
d. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan IV bagi bayi
(29 Hari-11 Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar.
5

D. Manfaat

1. Secara teoritis
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan pada bayi, dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan di masa yang akan datang.

2. Manfaat praktis/aplikatif
a. Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai informasi tambahan dalam upaya memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal kepada masyarakat khusus pelayanan kesehatan
bayi.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan informasi tambahan dalam pengembangan pengetahuan
terhadap ilmu kebidanan dalam menangani masalah asuhan kebidanan
pada bayi dan refernsi tambahan bagi Dosen dan Mahasiswa.
c. Bagi klien dan Masyarakat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan
pada bayi dan perawatan bayi di rumah bagi masyarakat khususnya ibu
yang memiliki bayi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Kebidanan Pada Bayi
1. Pengertian Bayi
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun,
namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan
menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi
menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan
post-natal (setelah 27 hari).(Yulianeu & Rahmayati, 2017)
Bayi juga bisa diartikan sebagai seorang makhluk hidup yang belum
lama lahir dengan usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai
berikut:
1. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari
a. Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari
b. Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari
2. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun
Bahwa tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa
neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29
hari-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena
bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus
bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.(Yulianeu &
Rahmayati, 2017)
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan
ukuran berat (gramam, pound, kilogramam), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh). Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, yang dapat
diukur. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat
badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual.(Yulianeu &
Rahmayati, 2017)

6
7

Seseorang dikatakan mengalami pertumbuhan bila terjadi perubahan


ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi
badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,
perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia
yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru
yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut
pada daerah aksila, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada
selama masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi
susu, atau hilangnya refleks tertentu.(Yulianeu & Rahmayati, 2017)

2. Tanda- Tanda Bayi Sehat


Setiap bayi yang sehat akan mengalami perubahan, yakni
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Adapun
kriterianya sebagai berikut:
a. Bayi baru lahir (neonatus) – Bayi usia 8 bulan
Bayi muda dengan capat menunjukkan tanda-tanda temperamental,
yang merupakan pondasi awal kepribadian. Misalnya, beberapa bayi sangat
aktif atau sosial atau rewel. Penting untuk menghormati emosi. Perbedaan
mendasar dalam cara seorang mengasuh adalah ketika menanggapi secara
khusus bayi berinteraksi dengan dunia. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan kesesuaian antara kepribadian pengasuh dan pribadi yang
berkembang pada bayi. Anak-anak berkembang dengan kecepatan yang
berbeda, bergantung usupan nutrisi yang didapatkannya, kualitas asuhan
yang didapatkan dari orang tua atau pengasuhnya. Siapapun yang merawat
bayi kecil bisa berhubungan dengan perasaan frustasi dan kewalahan,
terutama selama beberapa bulan pertama bayi dalam kehidupan. Orang tua
mungkin berpikir hal terbaik yang dapat dilakukan adalah memberikan
perawatan semaksimal mungkin agar anak dapat bertumbuh dan
berkembang sesuai dengan usianya (Hasnidar, dkk. 2021).
8

b. Bayi usia 8 bulan- Bayi Usia 18 Bulan


Tahap perkembangan ditandai dengan peningkatan pertumbuhan dan
kemampuan fisik yang baru ditemukan yang memungkinkan anak-anak
untuk melakukannya begerak dengan lebih bebas dan mandiri. Ini adalah
periode transisi antara ketergantungan bayi muda dan keinginan yang lebih
kuat untuk independensi dan penegasan yang merupakan karakteristik dari
tahap balita. Maklum, terkadang bayi yang lebih tua akan fokus menikmati
penemuan baru mereka dan cenderung memiliki kemampuan untuk
menjelajahi dan menemukan segala sesuatu dan berusaha mencapainya,
walau dilain waktu mereka akan sangat bergantung dan percaya terhadap
orang dewasa untuk meredakan ketakutan mereka, memahami jika mereka
mengalami frustasi, dan membantu mereka menenangkan diri (Hasnidar,
dkk. 2021).

3. Tanda-Tanda Bayi Sakit


Menurut (Hasnidar., 2021) tanda-tanda bayi sakit yaitu sebagai
berikut:
a. Demam
Demam merupakan salah salah satu ciri bayi sakit yang paling sering.
Anak dikatakan demam jika memiliki suhu tubuh lebih dari 37.5 derajat
Celcius. Demam dapat disebabkan oleh suatu penyakit ringan hingga
berbahaya. Oleh karena itu, saat anak demam, perhatikan pula gejala lain
yang menyertai demam tersebut
b. Diare, muntah, dan kembung
Salah satu ciri bayi sakit lainnya adalah gangguan saluran cerna berupa
diare, muntah, dan kembung. Diare dan muntah sering menyebabkan
kematian pada bayi, karena dapat menimbulkan dehidrasi jika tidak
ditangani dengan tepat.
c. Batuk-pilek
Batuk-pilek juga merupakan salah satu ciri anak sakit yang paling sering
terjadi akibat peradangan saluran napas. Batuk pada anak dapat
9

disebabkan oleh infeksi virus influenza hingga masalah serius seperti


pertusis dan TBC. Alergi juga dapat memicu batuk-pilek pada anak.
d. Sesak napas
Sesak napas dapat terjadi karena infeksi paru-paru seperti pnemonia,
sumbatan saluran napas seperti asma dan pertusis, atau masalah pada
jantung anak. Sesak napas merupakan salah satu ciri bayi sakit yang
harus segera mendapatkan pertolongan.
e. Kejang
Kejang pada bayi dapat disebabkan oleh demam tinggi, infeksi pada
sistem saraf pusat, tetanus, atau masalah lainnya. Oleh karena itu, bayi
kejang harus segera mendapatkan pertolongan.
f. Penurunan kesadaran
Salah satu ciri bayi sakit lainnya adalah penurunan kesadaran. Ini dapat
terjadi karena infeksi pada sistem saraf pusat, gangguan peredaran darah
bayi, atau masalah lain pada tubuh bayi.
g. Kemerahan pada kulit
Kemerahan pada kulit bayi dapat terjadi karena kondisi ringan seperti
biang keringat atau dapat juga merupakan gejala dari penyakit cacar,
campak, demam berdarah, infeksi pada kulit, alergi, dan sebagainya.  
h. Berat badan kurang
Berat badan kurang merupakan salah satu ciri bayi sakit. Ini dapat terjadi
karena asupan nutrisi yang kurang atau karena adanya suatu penyakit
kronis. Itulah mengapa pemantauan berat badan pada bayi perlu
dilakukan secara rutin.
i. Kuning
Kuning pada bayi merupakan salah satu ciri bayi sakit. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh berbagai hal yaitu pemecahan sel darah merah,
gangguan pada proses pembentukan dan pengeluaran empedu, sumbatan
saluran empedu, infeksi dalam darah, dan lain-lain.
10

j. Bayi tampak lemas dan pucat


Lemas dan pucat juga merupakan ciri bayi sakit. Gejala ini dapat terjadi
karena dehidrasi, anemia, gangguan peredaran darah, dan lain-lain.

4. Tahap Tumbuh Kembang Bayi


Menurut (Julina, 2019) tahap tumbuh kembang bayi menurut umur
yaitu :
1) Umur 1 Bulan
Fisik : Berat badan akan meningkat 150-200 gram/mgg, tinggi
badan meningkat 2,5 cm/ bulan, lingkar kepala
meningkat 1,5 cm/ bulan. Besarnya kenaikan seperti ini
akan berlangsung sampai bayi usia 6 bulan
Motorik: Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala
dengan dibantu oleh orang tua, tubuh ditengkurapkan,
kepala menoleh ke kiri ataupun ke kanan, reflek
menghisap, menelan, menggenggam sudah mulai
positif.
Sensoris: Mata mengikuti sinar ke tengah
Sosialisasi : Bayi yang sudah mulai tersenyum pada orang yang ada
di sekitarnya.
2) Umur 2-3 bulan
Fisik : Fontanel posterior sudah menutup.
Motorik : Mengangkat kepala, dada, dan berusaha untuk
menahannya sendiri dengan tangan, memasukkan
tangan ke mulut, mulai berusaha untuk meraih benda-
benda yang menarik yang ada disekitarnya, bisa
didudukkan dengan posisi punggung disokong, mulai
asik bermain-main sendiri dengan tangan dan jarinya.
Sensoris : sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi, koordinasi ke
atas dan ke bawah, mulai mendengarkan suara yang
didengarnya.
11

Sosialisasi : mula tetawa pada seseorang, senang jika tertawa keras,


menangis sudah mulai berkurang.
3) Umur 4-5 bulan
Fisik : Berat badan menjadi dua kali dari berat badan lahir,
ngeces karena tidak adanya koordinasi menelan saliva.
Motorik : Jika didudukkan kepala sudah bisa seimbang dan
punggung sudah mulai kuat, bila ditengkurapkan sudah
bisa mulai miring dan kepala sudah bisa tegak lurus,
reflek primitif sudah mulai hilang, berusaha meraih
benda sekitar dengan tangannya.
Sensoris : Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada
didekatnya, akomodasi mata positif.
Sosialisasi : Senang jika berinteraksi dengan orang lain walaupun
belum pernah dilihatnya/dikenalnya, sudah bisa
mengeluarkan suara pertanda tidak senang bila
mainan/benda miliknya diambil oleh orang lain.
4) Usia 6-7 bulan
Fisik : Berat badan meningkat 90-150 gram/, tinggi badan
meningkat 1,25 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 0,5
cm/ bulan, besarnya kenaikan seperti ini akan
berlangsung sampai bayi berusia 12 bulan (6 bulan
kedua), gigi sudah mulai tumbuh.
Motorik : Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri,
memindahkan anggota badan dari tangan yang satu ke
tangan yang lainnya, mengambil mainan dengan
tangannya, senang memasukkan kaki ke mulut, sudah
mulai bisa memasukkan makanan ke mulut sendiri.
5) Umur 8-9 Bulan
Fisik: Sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi tangan
ke mulut sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri
12

dan mulai belajar untuk merangkak, sudah bisa


mengambil benda dengan menggunakan jari-jarinya.
Sensoris: bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada
disekitarnya.
Sosialisasi : bayi mengalami stangger anxiety/ merasa cemas
terhadap hal-hal yang belum dikenalnya (orang asing)
sehingga dia akan menangis dan mendorong serta
meronta-ronta, merangkul / memeluk orang yang
dicintainya, jika dimarahi dia sudah bisa memberikan
reaksi menangis dan tidak senang, mulai mengulang
kata da…da…da…da tetapi belum punya arti.
6) Umur 10-12 Bulan
Fisik : berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi bagian
atas dan bawah sudah tumbuh.
Motorik : sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama,
belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan
duduk sendiri, mulai belajar akan menggunakan sendok
akan tetapi lebih senang menggunakan tangan, sudah
bisa bermain ci…luk…ba…, sudah mulai mencoret-
coret kertas.
Sensoris : Visual aculty 20-50 positif, sudah dapat membedakan
bentuk.
Sosialisasi : emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada
lingkungan yang sudah diketahuinya, merasa takut pada
situasi yang asing, mulai mengerti akan perintah
sederhana, sudah mengerti namanya sendiri, sudah bisa
menyebut abi, ummi (Julina, 2019)

5. Upaya mengoptimalkan tumbuh kembang


Menurut Riskesdas (2018) gangguan pertumbuhan di Indonesia
berdasarkan Berat Badan/ Umur (BB/U) yang mengalami underweight
13

sebesar 19,6% dimana target Suistainable Development Goals (SDGs)


2015 sebesar 15,5%, berdasarkan Tinggi Badan/ Umur (TB/U) yang
mengalami stunting (pendek) sebesar 29,9% dan berdasarkan Berat
Badan/Tinggi Badan (BB/TB) yang sangat kurus sebesar 10,2% dan
gemuk sebesar 8%. Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai
tolok ukur kesehatan bayi adalah dengan mengetahui berat bayi yang
baru lahir. Berat badan bayi dikatakan normal bila berada di kisaran
2.500- 4.000 grampada bayi yang lahir cukup umur (usia kehamilan 37-
40 minggu). (Darwati & Christiani, 2022)
Pertumbuhan janin di dalam kandungan ibu dan pola makan ibu
saat hamil sampai melahirkan sangat mempengaruhi berat badan bayi
pada saat lahir. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan
berat badan pada bayidi samping nutrisi yang diberikan oleh ibu dan
salah satu cara lain perlu adanya rangsangan stimulus atau yang biasa di
kenal dengan pijat bayi. (Darwati & Christiani, 2022)
Pijat merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia. Pijat
meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang mampu
melemaskan sendi yang terlalu kaku dan menyatukan organ tubuh
dengan berupa sentuhan. Dengan adanya sentuhan pemijatan terhadap
jaringan otot peredaran darah, dapat meningkatkan jaringan otot ataupun
posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaik sehingga dapatmeningkatkan
fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya. (Darwati & Christiani,
2022)
Pijatan atau sentuhan kepada bayi memberikan manfaat yaitu
membuat bayi merasa tenang, meningkatkan kualitas tidur bayi,
mengajari bayi sejak dini mengenai bagian tubuh danmerangsang nafsu
makan bayi. Salah satu manfaat dari pemijatan bayi yaitu merangsang
nafsu makan bayi. dengan dilakukan pemijatan bayi merangsang aktivitas
nervus vagus, di mana saraf ini (sarafotak ke-10) yang akan
menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin,
sehingga penyerapan makanan akan lebih baik serta meningkatkan
14

persitaltik usus dan pengosongan lambung meningkat yang dapat


merangsang. (Darwati & Christiani, 2022)

Teknik Dan Gambar Pemijatan Pada Bayi

TEKNIK 1 TEKNIK 2 TEKNIK 3

TKNIK 4 TEKNIK 5 TEKNIK 6


15

TEKNIK 7 TEKNIK 8 TEKNIK 9

TEKNIK 10 TEKNIK 11 TEKNIK 12


16

TEKNIK 13 TEKNIK 14 TEKNIK 15

6. Macam-Macam Gangguan Tumbuh Kembang


a) Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan
anak.Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keter1ambatan
atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan
kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak.
Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan
berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
b) Cerebralpalsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/ gangguan
padasel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/
belum selesai pertumbuhannya.
c) Sindrom Down
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat
adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih
lambat dari anak yang normal.Beberapa faktor seperti kelainan
17

jantung kongenital, hipotonia yangberat, masalah biologis atau


lingkungan lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan
motorikdan keterampilan untuk menolong dirisendiri.
d) Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi
mengenai tinggi badan yang berada dibawah persentil 3 atau-2 SD
pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut.
Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
e) Gangguan Autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang
gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti
meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut
sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autis memencakup
bidang interaksisosial, komunikasi danperilaku.
f) Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah
(IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar
dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
g) Gangguan Pemusatan Perhatiandan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk
memusatkan perhatian yang sering kali disertai dengan hiperaktivitas
(Lusiana, dkk. 2019).

7. Standar Pelayanan Kesehatan Bayi


Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama
periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir. Setiap bayi berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan sedikitnya satu kali pada triwulan
18

pertama, satu kali pada triwulan kedua, satu kali pada triwulan ketiga dan
satu kali pada triwulan keempat.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi minimal 4 kali:
a. Menurut (Kemenkes,2020) Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari –
3 bulan, asuhan yang di berikan yaitu:
1) Melakukan pemeriksaan fisik meliputi TB,BB, dan lingkar kepala
2) Memberikan konseling tentang pemberian ASI Eklusif
3) Memberikan konseling tentang imunisasi usia 1 bulan: BCG dan
POLIO1, usia 2 bulan : DPT-HB-Hib 1 dan POLIO 2, usia 3 bulan
DPT-HB-Hib 2 dan POLIO 3.
4) Memberikan konseling tentang tanda-tanda bayi sakit dan perawatan
kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA
5) Memberikan konseling tentang cara membersihkan gigi bayi
6) Pemantauan pertumbuhan dan deteksi perkembang pada bayi
7) Memberikan konseling tentang perawatan bayi sehari-hari
b. Menurut (Kemenkes,2020) Kunjungan bayi satu kali pada umur 3-6
bulan, asuhan yang di berikan yaitu:
1) Memberikan konseling tentang MP-ASI
2) Pemantauan perkembangan pada bayi (usia 3 bulan dan 6 bulan)
3) Memberikan konseling tentang imunisasiusia 4 bulan DPT-HB-Hib
3,POLIO 4, IPV
c. Menurut ( Kemenkes, 2020) Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-9
bulan
1) Memberikan konseling tentang imunisasi Campak-Rubella
2) Pemantau pertumbuhan pada bayi
3) Pemantaua perkembangan bayi (usia 6 bulan dan 9 bulan)
4) Memberikan konseling tentang pemberian vitamin A pada bulan
Februari dann Agustus.
d. Menurut (Kemenkes, 2020) Kunjungan bayi satu kali pada umur 9-11
bulan, asuhan yang di berikan yaitu:
1) Pemantauan pertumbuhan pada bayi
19

2) Pemantauan perkembangan (usia 9 bulan dan 11 bulan)


3) Pemberian kapsul Vitam in A (bulan Februari dan Agustus)
4) Memantau kemampuan sosialisai dan kemandirian pada bayi
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,
imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh
kembang. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :
a. Pemberian imunisasi lengkap (BCG, polio 1,2,3,4, DPT / HB 1,2,3,
Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.
b. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK)
c. Pemberian Vitamin A kapsul berwarna biru 100.000 IU (6-11 bulan)
d. Konseling ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda-
tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi dirumah menggunakan buku
KIA.
e. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan (Liva Maita, dkk. 2019).

Pelayanan Kesehatan Bayi harus dilakukan melalui :


a. Pemberian imunisasi dasar lengkap bagi Bayi
1) Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah salah satu bentuk pencegahan primer yang telah
teruji dan efektif untuk menghindari terjadinya penyakit infeksi yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). World Health Organization
(WHO) menetapkan program pengembangan imunisasi (PPI) dengan
tujuh penyakit target, yaitu Difteri, Tetanus, Pertusis, Polio, campak,
Tuberkulosis, dan Hepatitis B (WHO, 2019).
Imunisasi secara bahasa berasal dari kata imun yang berarti kebal
(resisten) atau imunitas yang berarti kekebalan. Pemberian imunisasi
hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi terhadap penyakit
tertentu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit yang lainnya maka
20

diperlukan imunisasi yang lainnya pula (Rachmawati, Septi dewi, dkk.


2019)
2) Tujuan Imunisasi
Menurut Depkes (2018), imunisasi bertujuan menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan kecacatan yang disebabkan oleh PD3I (penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi). Melalui imunisasi, tubuh menjadi
kebal terhadap berbagai penyakit seperti hepatitis B, campak, polio,
difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, TBC, dan lain
sebagainya
3) Jadwal Imunisasi
Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Rekomendasi Kemenkes RI
Memeriksa Status Imunisasi
Umur Jenis Vaksin
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
Imunisasi 2 bulan DPT-HB-Hib 1, polio 2
Jadwal Dasar 3 bulan DPT-HB-Hib 2, polio 3
Imunisasi 4 bulan DPT-HB-Hib 3, polio 4
IPV
9 bulan Campak
Imunisasi 18 bulan DPT-HB-Hib
Lanjutan 18 bulan Campak
Sumber : Depkes, 2018
4) Jenis Imunisasi
a. Vaksin Hepatitis B (HB)
Vaksin HB pertama (monovalen) yang paling baik diberikan dalam
waktu 12 jam setelah lahir didahului pemberian suntikan vitamin
K1 minimal 30 menit sebelumnya jadwal pemberian vaksin hb
monovalen adalah usia 0,1 dan 6 bulan. Apabila diberikan hb
kombinasi dengan DTPw, maka jadwal pemberian pada usia 2,3,
21

dan 4 bulan. Apabila vaksin HB kombinasi dengan DTPa maka


jadwal pemberian pada usia 2,4, dan 6 bulan.
b. Vaksin Polio
Apabila lahir dirumah segera berikan OPV0. Apabila lahir di
sarana kesehatan, OPV0 diberikan saat bayi dipulangkan.
Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster
diberikan OPV atau IPV. Paling sedikit harus mendapat satu dosis
vaksin IPV bersamaan dengan pemberian OPV-3.
c. Vaksin BCG
Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimal
usia 2 bulan. Apabila diberikan pada usia 3 bulan atau lebih, perlu
dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.
d. Vaksin DTP (Difteri, Tetatus, Pertusis)
Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada usia 6 minggu.
Dapat diberikan vaksin DTPw atau DTPa maka interval mengikuti
rekomendasi vaksin tersebut yaitu usia 2,4, dan 6 bulan. Untuk
anak usia lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td atau Tdap. Untuk
DTP 6 dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan booster
Td diberikan setiap 10 tahun.
e. Vaksin Pneumokokus (PCV)
Apabila diberikan pada usia 7-12 bulan. PCV diberikan 2 kali
dengan interval 2 bulan, dan pada usia lebih dari 1 tahun diberikan
1 kali. Keduanya perlu booster pada usia lebih dari 12 bulan atau
minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak usia di atas dua
tahun PCV diberikan cukup satu kali.
f. Vaksin Rotavirus
Vaksin Rotavirus monovalen diberikan dua kali, dosis pertama
diberikan usia 6-14 minggu (dosis pertama tidak diberikan pada
usia ≥ 15 minggu), dosis kedua diberikan dengan interval minimal
4 minggu. Batas akhir pemberian pada usia 24 minggu. Vaksin
rotavirus monovalen diberikan 3 kali, dosis pertama diberikan usia
22

6-13 minggu (dosis pertama tidak diberikan pada usia ≥ 15


minggu), dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interbal 4-10
minggu. Batas akhir pemberian pada usia 32 minggu.
g. Vaksin Influenza
Vaksin influenza diberikan pada usia lebih dari 6 bulan, diulang
setiap tahun. Untuk imunisasi pertama kali (primary Immunization)
pada anak usia kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval
minimal 4 minggu, untuk anak 6-36 bulan, dosis 0,25 ml. Untuk
anak usia 36 bulan atau lebih, dosis 0,5 ml.
h. Vaksin campak
Vaksin campak kedua (18 bulan) tidak perlu diberikan apabilan
sudah mendapatkan MMR.
i. Vaksin MMR/MR
Apabila sudah mendapatkan vaksin campak pada usia 9 bulan, maka
vaksin MMR/MR diberikan pada usia 15 bulan (minimal interval 6
bulan). Apabila pada usia 12 bulan belum mendapatkan vaksin
campak, maka dapat diberikan vaksin MMR.
j. Vaksin Varicella
Vaksin varicella diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada usia
sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada usia lebih dari
13 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
k. Vaksin Humon Papilloma Virus (HPV)
Vaksin HPV diberikan mulai usia 10 tahun. Vaksin HPV bivalen
diberikan 3 kali dengan jadwal 0,1,6 bulan, vaksin HPV tetravalen
dengan jadwal 0,2,6 bulan (Rachmawati, Septi dewi, dkk. 2019).

b. SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang)


Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak
umur 0-6 tahun agar anak tumbuhdan berkembang secara optimal. Setiap
anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terusmenerus
pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh
23

ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti
ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat
dilingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-
hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak bahkan gangguan yang menetap. (Lusiana, dkk. 2019).
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa
prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
b) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi,
bervariasi, menyenangkan,tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak, terhadap ke4 aspek kemampuan dasar anak.
f) Gunakan alat bantu/ permainan yang sederhana, aman dan ada
disekitar anak.
g) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
h) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya.
Pada bagian sebelumnya sudah dijela skan bahwa perkembangan
kemampuan dasar anak anak berkorelasi dengan pertumbuhan.
Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan
berlangsung secara berurutan. Dengan demikian stimulasi yang diberikan
kepada anak dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan
anak dapat diberikan oleh orang tua/keluarga sesuai dengan pembagian
kelompok umur stimulasi anak berikut ini:
24

No Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur Stimulasi

Masa prenatal, janin dalam


1. Masaprenatal
kandungan

Umur 0-3 bulan


Umur 3-6 bulan
2. Masa bayi0 -12bulan
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan

Umur 12-15 bulan


Umur 15-18 bulan
Umur 18-24 bulan
3. Masa anak balita 12-60bulan
Umur 24-36 bulan
Umur 36-48 bulan
Umur 48-60 bulan

4. Masa prasekolah 60-72bulan Umur 60-72 tahun

Tabel 2.2 Tabel Pembagian Kelompok Umur Stimulasi Anak

Penilaian Perkembangan dan Deteksi Dini Tumbuh-Kembang Anak


Deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar
diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga
perkembangan anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Sedangkan
skrining hanyalah prosedur rutin pemeriksaan perkembangan anak
sehari-hari yang dapat memberikan petunjuk apabila ada sesuatu yang
perlu mendapat perhatian (Lusiana, dkk. 2019).
Salah satu alat yang bisa digunakan untuk menilai perkembangan
anak secara dini adalah denver development screening test (DDST)
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak sejak
lahir hingga usia 6 tahun (Lusiana, dkk. 2019).
25

Pada Denver II ada empat parameter perkembangan yang


digunakan untuk skrining perkembangan anak antara lain:
a) Aspek sosial personal, merupakan aspek yang berhubungan
kemampuan mandirisosialisasi dan interaksi dengan lingkungan.
Aspek tersebut meliputi kepribadian, konsep dirinya terpisah dari
orang lain, perkembangan individual, percaya diri dan mengkritik
diri sendiri;
b) Aspek motorik halus, merupakan ketrampilan penting yang
ditujukkan oleh kemampuan manusia untuk berinteraksi dan
belajar dari pengalaman untuk menciptakban aktifitas baru,
merupakan nonverbal intelegensia yang dapat diukur. Misalnya
kemampuan adalah konsep dari angka, matematika, dan
pengetahuan;
c) Aspek motorik kasar, merupakan aspek yang berhubungan
dengan pergerakan Aspek motorik kasar, merupakan aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh serta melibatkan
otot-otot besar. Arah perkembangan motorik adalah dari umum ke
spesifik atau dari kemampuan gerakan motorik kasar ke motorik
halus; dan
d) Aspek bahasa dan bicara. Otak bayi telah disiapkan dengan baik
untuk belajar bahasa sejak dia dilahirkan. Setelah lahir bayi sudah
dapat mengetahui perbedaandan sikap tubuh serta melibatkan
otot-otot besar.
Sedangkan yang dimaksud dengan deteksi dini tumbuh kembang
anak merupakan kegiatanatau pemeriksaan untuk menemukan secaradini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah,
maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Disamping itu tenaga
kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana
tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu atau
keluarga. Apabila penyimpangan terlambat diketahui, maka maka
26

intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak.
Metode deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna,
agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal.
Sayangnya banyak ahli kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak yang
dapat dikerjakan untuk mengatasi kelainan ini dan mereka percaya bahwa
kelainan yang ringan dapat normal dengan sendirinya. Sikap seperti ini
dapat menghambat pemulihannya.
Skrining dan mengetahui masalah pada perkembangan anak
penting untuk dipahami, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan
tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam
pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat memberikan
pertunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian ( Lusiana,
dkk.2019).

c. Pemberian Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi penting yang sangat diperlukan
tubuh untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anak serta
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Asupan vitamin A dari
makanan sehari-hari masih cukup rendah sehingga diperlukan asupan
gizi tambahan berupa kapsul vitamin A (Ulfa et al., 2021).
Kekurangan vitamin A (KVA) akan meningkatkan kesakitan dan
kematian, mudah terserang penyakit infeksi seperti diare, radang paru-
paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang paling serius
dari kekurangan vitamin A (KVA) adalah rabun senja yaitu bentuk lain
dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea mata dan kebutaan.
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan angka
kematian, karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut). (Almatsier, 2009). Kekurangan Vitamin A
27

(KVA) dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh balita serta


meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Kekurangan Vitamin A
juga merupakan penyebab utama kebutaan pada anak yang dapat dicegah
(Ulfa et al., 2021).
Pemberian kapsul vitamin A kapsul biru (100.000 IU) diberikan
satu kali untuk anak usia 6 (enam) bulan sampai 11 (sebelas) bulan yaitu
pada bulan februari atau agustus dan pemberian vitamin A kapsul merah
(200.000 IU) diberikan 2 (dua) kali dalam setahun untuk anak usia 12
(dua belas) bulan sampai 60 (enam puluh) bulan pada bulan februari dan
agustus (Kemenkes RI, 2020).

d. Konseling ASI Ekslusif hingga usia 6 bulan Pada Ibu


1) Pengertian ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lainnya. ASI Ekslusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama
kehidupan bayi.
Menurut (Kumalasari,2021) manfaat pemberian ASI yaitu:
2) Manfaat
a) Bagi Bayi
(1) Sebagai nutrisi

(2) Meningkatkan daya tahan tubuh

(3) Meningkatkan kecerdasan

(4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

b) Bagi ibu
(1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
(2) Mengurangi terjadinya anemia
(3) Menunda kehamilan
(4) Mengecilkan rahim
(5) Ibu lebih cepat langsing kembali
(6) Lebih ekonomis
28

(7) Tidak merepotkan dan hemat waktu


(8) Memberi kepuasan bagi ibu
3) Cara Menyusui yang Benar
Meyusui bayi bermanfaat untuk pemeliharaan rahim, kesehatan
payudara, dan ASI adalah gizi terbaik untuk bayi
Posisi :
a) Kepala dan badan bayi membentuk garis lurus
b) Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan
Dengan putting susu
c) Badan bayi dekat ke tubuh ibu
d) Ibu mengendong atau mendekap bayi secara utuh
(Kemenkes, 2020)
Pelekatan :
a) Bayi dekat dengan payudara dengan mulut terbuka lebar
b) Dagu bayi menyentuh payudara
c) Bagian areola diatas lebih banyak terlihat dibanding dibawah
mulut bayi Bibir bawah bayi memutar keluar (dower)
(Kemenkes, 2020)
4) Jadwal Pemberian ASI
ASI Ekslusif diberikan pada bayi sampai berusia 6 bulan
5) Cara Meningkatkan Produksi ASI
a) Susuilah segera setelah lahir
b) Sering-seringlah menyusui bayi ataupun memerah ASI
c) Kosongkan payudara setelah bayi selesai menyusui
d) Hindari pemberian makanan dna minuman tambahan karena
dapat mengurangi daya hisap bayi
e) Tidur sekurang-kurangnya 8 jam sehari
f) Ibu harus dalam keadaan tenang
g) Minumlah 8-12 gelas air setiap hari
h) Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi
29

i) Konsumsi makanan yang dapat memperbanyak ASI seperti


daun katuk, bayam, kedelai, kacang hijau, dan sebagainya

e. Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)


Sampai usia 6 bulan kebutuhan gizi dan kalori bayi 100% bisa
terpenuhi dari ASI saja. ASI terus diberikan sampai anak berusia 2 tahun,
namun pada saat bayi berusia 6 bulan harus mendapatkan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) mengingat kebutuhan gizinya tidak cukup
terpenuhi dari ASI saja.
Pemberian MP-ASI berarti memberikan makanan lain sebagai
pendamping ASI pada bayi usia 6 sampai 12 bulan yang dilanjutkan dengan
makanan keluarga. Pemberian MP-ASI yang tepat dan baik merupakan
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi baik jumlah maupun
kandungannya sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal.
Makanan Pendamping ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak,
dimulai da ri MP-ASI jenis lumat, lembik sampai anak menjadi terbiasa
dengan makanan keluarga. Berikut jenis tahapan pemberian MP ASI pada anak.
(Widaryanti, 2019)
Tabel 2.3 Tahapan Pemberian MP-ASI pada anak
Makanan Makanan Makanan
Umur ASI
Lumat Lembek Keluarga
0-6 Bulan
6-9 Bulan
9-12 Bulan
12-24
Bulan
>24 Bulan
* 0-6 = 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari
Pemberian MP-ASI yang baik harus sesuai dengan syarat berikut :
a) Tepat waktu
MP ASI diberikan saat ASI saja sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi. MP-ASI dibeikan mulai usia 6 bulan.
30

b) Adekuat
MP-ASI yang diberikan dengan mempertimbangkan jumlah
frekuensi, konsistensi, tekstur atau kekentalan, dan variasi
makanandalam MP-ASI terdiri dari :
(1) Makanan pokok : beras, biji-bijian, jagung, gandum, sagu,
umbi, kentang, singkong, dan lain-lain
(2) Makanan sumber protein hewani : ikan, ayam, daging, hati,
udang, telur, susu dan hasil olahannya. Pemberian protein
hewani dalam MP-ASI diprioritaskan . selain itu sumber
protein nabati mulai diperkenalkan, yang terdapat dalam
kacang-kacangan : kedelai, kaang hijau, kacang olong, kacang
tanah, dan lain-lain
(3) Lemak diperoleh dari proses pengolahan misalnya dari
penambahan minyak, santan, dan penggunaan protein hewani
dalam MP-ASI.
(4) Mulai diperkenakan buah dan sayur-sayuran yang
mengandung vitamin A dan C seperti jeruk, mangga, tomat,
bayam, wortel, dan lain-lain
c) Aman
(1) Perhatikan kebersihan makanan dan peralatan
(2) Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan sebelum
memberikan makanan kepada anak
d) Diberikan dengan cara yang benar
(1) MP-ASI diberikan secara teratur (pagi, siang, sore atau
menjelang malam)
(2) Lama pemberian makan maksimal 30 menit
(3) Lingkungan netral
(4) Ajak anak makan sendiri dengan sendok dan minum dengan
gelas. (Widaryanti, 2019)

f. Perawatan Bayi di Rumah menggunakan buku KIA


31

Menurut (Kemenkes RI, 2021) perawatan bayi di rumah


memggunakan buku KIA, yaitu :
1) Perawatan bayi usia 29 hari - 3 bulan
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang dan merawat bayi.
b) Tetap beri Air Susu Ibu (ASI Eksklusif) sampai usia 6 bulan untuk
mencukupi gizi bayi. ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan
bayi yaitu karbohidrat, protein, air, DHA/ARA, lemak, vitamin,
mineral, enzim, faktor pertumbuhan, anti parasit, anti alergi, anti
virus, hormon dan antibodi.
2) Perawatan bayi usia 3 - 6 bulan
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang dan merawat bayi.
b) Lanjutkan pemberian air susu ibu (ASI eksklusif) untuk mencukupi
gizi bayi. Kandungan gizi pada ASI mencukupi kebutuhan bayi
hingga usia 6 bulan.
3) Perawatan bayi usia 6 - 9 bulan
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang dan merawat bayi.
b) Lanjutkan pemberian air susu ibu (ASI eksklusif) ditambah
makanan pendamping (MP-ASI).
4) Perawatan bayi usia 9 sampai 12 bulan
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang dan berat bayi.
b) Lanjutkan pemberian Air Susu Ibu (ASI Eksklusif) ditambah
makanan pendamping (MP-ASI).

g. Protokol Asuhan Bayi Pada Masa Pandemi Covid 19


a. Cara Menjaga Kesehatan Anak Secara Mandiri di Rumah
(1) Pemenuhan asupan gizi seimbang sesuai umur anak mengacu
informasi pada Buku KIA.
32

(2) Konseling menyusui, dukungan psikososial dasar dan dukungan


praktek pemberian makan harus diberikan kepada semua ibu
yang mempunyai
(3) Mainan yang tidak lagi dimasukkan ke mulut, dibersihkan
dengan sabun dan air serta dikeringkan dengan sendirinya.
Mainan dari bahan kain dicuci menggunakan air panas
(Kemenkes, 2020).
b. Pengasuhan Bayi di Rumah
(1) Selama ibu tidak diperbolehkan merawat bayinya, sebaiknya
pengasuhan bayi dilakukan oleh orang yang sehat dan tidak
menderita COVID-19 serta ibu tetap menjaga jarak 2 meter dari
bayinya. Dukungan keluarga sangat penting untuk memberikan
semangat pada saat ibu memulai menyusui atau relaktasi.
(2) Ibu dapat mengasuh bayinya kembali bila klinis baik dan setelah
dinyatakan selesai isolasi. Ibu tetap mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta tetap menggunakan masker
(Kemenkes, 2020).
33

f. Kerangka Konseptual
Input Proses Output

Asuhan Memberikan asuhan kebidanan pada bayi (29 Bayi sehat dan
kebidanan pada hari-11 bulan) yaitu : berat badan
bayi 5 bulan Kunjungan I : normal
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Anamnesa meliputi TB, BB,LK dan
LILA
2. Memberikan Konseling tentang
Imunisasi
3. Melakukan Pemantauan Perkembangan
menggunakan PWS KIA
Kunjungan II :
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Anamnesa meliputi TB, BB,LK dan
LILA
2. Memberikan Konseling tentang ASI
Eksklusif
3. Melakukan Pijat Bayi
4. Melakukan Pemantauan Perkembangan
menggunakan PWS KIA
Kunjungan III :
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Anamnesa meliputi TB, BB,LK dan
LILA
2. Melakukan konseling Perawatan bayi
dirumah menggunakan buku KIA
3. Melakukan Pijat Bayi
4. Melakukan Pemantauan Perkembangan
menggunakan PWS KIA
Kunjungan IV :
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Anamsesa
2. Memberikan konseling tentang MP
ASI
3. Melakukan Pemantauan
Perkembangan menggunakan PWS
KIA
34

2.1 Kerangka Konseptual Asuhan Kebidanan Pada Bayi (29 hari-11 bulan)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian dan Kerangka Kerja


Rancangan asuhan studi kasus yang diberikan kepada Bayi usia (29 hari-
11 bulan). Kerangka kerja yang akan dilakukan dan memberikan asuhan adalah
sebagai berikut :
Adapun kerangka kerja studi kasus ini adalah sebagai berikut :

Pemilihan Informan

Persetujuan Informan (Informed Consent)

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi minimal 4 kali yaitu


meliputi:

Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III Kunjungan IV

1. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Fisik


dan Anamnesa dan anamnesa dan anamnesa dan anamnesa
2. Konseling tentang 2. konseling tentang 2. Konseling tentang 2. Evaluasi pemberian
Imunisasi ASI Eksklusif perawatan bayi MP-ASI
3. Pemantauan 3. Pijat Bayi menggunakan buku 3. Pemantauan
perkembangan 4. Pemantauan KIA perkembangan
3. Pijat Bayi (TB, BB)
(TB, BB) perkembangan
4. Konseling 4. Evaluasi
4. Evaluasi (TB-BB)
mengenai pemahaman
pemahaman 5. Evaluasi
pengenalan MP-
pemahaman
ASI
5. Pemantauan
perkembangan
(TB, BB)
35

Hasil Laporan
a. Gamba
3.1 Kerangka Kerja Studi Kasus

B. Subjek/ Responden
Partisipan dalam penelitian ini adalah Bayi M usia 5 bulan di Desa
Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar

C. Waktu dan Tempat


Rencana asuhan kebidanan pada bayi dilaksanakan pada September
2022 Di Desa Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar

D. Pengumpulan Data

1. Data Primer, pengumpulan data dilakukukan melalui pengamatan atau


Observasi, pemeriksaan/pengukuran dengan mrenggunakan panca
indra maupun alat.
2. Wawancara adalah pngumpulan data yang dilakukan dengan tanya
jawab baik dari ibu pasien atau anggota keluarga tentang kondisi
pasien dan mengkaji keluhan keluhan yang dirasakan oleh pasien serta
Riwayat penyakit keluarga dan sistemik.
3. Data sekunder dikumpulkan dengan menggunakan daftar isian, format
pengkajian dan dokumentasi kegiatan asuhan.

E. Masalah Etika Kunjungan I


Selama dalam proses asuhan,
Pengkajian pemberi asuhan tetap memperhatikan
data
etika sosial dan dan pemeriksaan asuhan juga akan menjaga
budaya.Pemberi
Fisik
privasi/kerahasian pasien, menghormati harkat dan martabat,
memperhatikan hubungan baik pemberi asuhan dengan responden atau
sumber informasi bukan semata-mata untuk kepentingan pemberi asuhan
36

saja, melainkan juga untuk terjaminnya kualitas data atau informasi yag
diperoleh serta kenyamanan responden.
Langkah-langkah yang penulis lakukan sebelum pemberian asuhan
yaitu melalui :

1. Informed Choice
Pemberi asuhan memberi pilihan serta tujuan dan dan dampak bagi
informan yang diikuti selama pengumpulan data. Apabila informan
menolak menjadi responden, pemberi asuhan tidak memaksa dan
tetap menghormati hak informan.
2. Informed Consent
Jika informan setuju dengan penjelasan yang diberikan, maka
informan harus menandatangani lembar persetujuan yang telah
diajukan oleh pemberi asuhan.
3. Anonymity
Pemberi asuhan tidak mencantumkan nama informan pada lembar
pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi kode atau
nomor.
4. Confidentially
Pemberi asuhan menjamin kerahasiaan informasi yang telah
diberikan oleh informan, hanya kelompok data tertentu saja yang
akan disajikan atau dilaporkan pada laporan tugas akhir.
37

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Asuhan kebidanan pada bayi normal usia 5 bulan 8 hari (Kunjungan
I)
Hari/tanggal : Selasa, 17 Januari 2023
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Desa Lagang

S : Bayi M berusia 5 bulan 8 hari. Ibu mengatakan anaknya tidak rewel


dan tidak ada keluhan, ibu juga mengatakan anaknya sudah mulai
mengoceh dan sudah mulai mengenal orang yang sering dilihatnya,
ibu mengatakan bayi masih ASI eksklusif dan imunisasi lengkap.

O : KU : Baik
Kesadaran : Compomentis
N : 122 x/m BB : 7,5 Kg
RR : 30 x/m TB : 72 Cm
T : 37 ◦C JK : Laki-laki
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
Riwayat Imunisasi
1. Hepatitis B : Ada
2. BCG : Ada
3. Polio 1,2,3 : Ada
4. DPT 1,2,3 : Ada
38

A : By.M berusia 5 bulan 8 hari dengan keadaan baik

P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik
dengan N : 122 x/m, RR : 30 x/m, T : 37 ◦C, BB : 7,5 Kg, TB : 72
Cm, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
2. Mengingatkan ibu untuk tetap menyusui secara ASI Eksklusif
sampai bayi berusia 6 bulan.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi dan
lingkungan sekitar.
4. Memberikan konseling kepada ibu mengenai imunisasi dasar
lanjutan yaitu imunisasi campak/rubella.
5. Melakukan pemantauan tumbuh kembang dengan menggunakkan
PWS KIA hasilnya: bayi bisa berbalik dari terlengkup ke
terlentang, bayi bisa mengangkat kepala secara mandiri hingga 90
derajat dan bisa mempertahankan posisi kepala tetap tegap dan
stabil, bayi bisa bayi bisa menggenggam mainan kecil atau mainan
bertangkai, bayi bisa tersenyum sendiri ketika emlihat mainan,
saat bermain sendiri.
6. Memberitahu ibu tentang stimulasi tumbuh kembang pada bayi
diusia 5 bulan yaitu dengan peluk, cium, pandang mata, senyum,
mengajak bicara, bermain cilukba, melihat wajah di cermin.
7. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

2. Asuhan kebidanan pada bayi usia 5 bulan 19 hari (Kunjungan II)


Hari/tanggal : Selasa, 24 Januari 2023
Pukul : 15.00 WIB
Tempat : Desa Lagang
39

S : Bayi M berusia 5 bulan 19 hari ibu mengatakan bayinya rewel dan


sulit tidur.

O : KU : Baik
Kesadaran : Compomentis
N : 112 x/m BB : 7,7 Kg
RR : 40 x/m TB : 72 Cm
T : 37,2 ◦C JK : Laki-laki
Pemeriksaan fisik dalam batas normal

A : By.M berusia 5 bulan 19 hari dengan normal keadaan baik

P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik
dengan N : 112 x/m, RR : 40 x/m, T : 37,2 ◦C, BB : 7,7 Kg, TB :
72 Cm, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menyusui secara ASI Eksklusif
sampai usia bayi 6 bulan.
3. Melakukan evaluasi terhadap pemantauan tumbuh kembang pada
kunjungan pertama
BB : 7,7 kg, TB : 72 cm
4. Menjelaskan kepada ibu mengenai pijat bayi, manfaat dari pijat
bayi yaitu salah satunya untuk membuat bayi tidur nyenyak dan
tidak rewel.
5. Melakukan pijat bayi dengan 14 teknik sambil menjelaskan
mengenai Teknik memijat yang baik kepada ibu
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan stimulasi tumbuh kembang
pada bayi seperti : mengamati bayi duduk, berguling, mengamati
benda benda kecil di sekitar, dan benda benda bergerak, memeluk
dan mengayun.
40

7. Ibu mengerti tentang pijat bayi yang sudah dilakukan

3. Asuhan kebidanan pada bayi usia 5 bulan 26 hari (Kunjungan III)


Hari/tanggal : Selasa, 31 Januari 2023
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Desa Lagang

S : Bayi M berusia 5 bulan 26 hari ibu mengatakan anaknya tidak rewel


dan tidak ada keluhan.

O : KU : Baik
Kesadaran : Compomentis
N : 120 x/m BB : 7,7 Kg
RR : 40 x/m TB : 72 Cm
T : 37,2 ◦C JK : Laki-laki
Pemeriksaan fisik dalam batas normal

A : By.M berusia 5 bulan 26 hari dengan keadaan baik

P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik
dengan N : 120 x/m, RR : 40 x/m, T : 37,2 ◦C, BB : 7,7 Kg, TB :
72 Cm, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menyusui secara ASI Eksklusif
sampai usia bayi 6 bulan.
3. Melakukan evaluasi terhadap perkembangan bayi pada kunjungan
sebelumnya.
Perkembangan bayi sesuai dengan usia
4. Melakukan konseling kepada ibu tentang perawatan bayi
menggunakan buku KIA.
5. Memberikan konseling tentang penyiapan MP-ASI awal
41

6. Melakukan pijat bayi dengan 14 teknik dengan benar


7. Mengarahkan ibu untuk melakukan pemijatan kepada bayinya
8. Evaluasi ibu tentang memijat bayi agar bayi lebih rileks
9. Ibu mengerti cara memijat bayi serta MP-ASI awal

4. Asuhan kebidanan pada bayi usia 6 bulan (Kunjungan IV)


Hari/tanggal : Selasa, 7 Februari 2023
Pukul : 15.00 WIB
Tempat : Desa Lagang

S : Bayi M berusia 6 bulan ibu mengatakan anaknya tidak ada keluhan.

O : KU : Baik
Kesadaran : Compomentis
N : 134 x/m BB : 7,8 Kg
RR : 40 x/m TB : 73 Cm
T : 37 ◦C JK : Laki-laki
Pemeriksaan fisik dalam batas normal

A : By.M berusia 6 bulan dengan keadaan baik

P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik
dengan N : 134 x/m, RR : 40 x/m, T : 37 ◦C, BB : 7,8 Kg, TB : 73
Cm, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
2. Melakukan evaluasi terhadap perkembangan bayi pada kunjungan
sebelumnya
BB : 7,8 kg, TB : 73 cm.
3. Ibu sudah mengerti cara membuat MP-ASI sesuai buku KIA
4. Melakukan evaluasi kepada ibu mengenai pemberian MP-ASI
42

B. PEMBAHASAN
1. Asuhan kebidanan pada bayi kunjungan I
Asuhan kebidanan pada bayi dilakukan di rumah informan pada
tanggal 17 januari 2023 jam 10.00 Wib. Ibu mengatakan By. M berusia 5
bulan 8 hari. ibu mengatakan anaknya tidak rewel dan tidak ada keluhan,
ibu juga mengatakan anaknya sudah mulai mengoceh dan sudah mulai
mengenal orang yang sering dilihatnya, dan bayi masih ASI eksklusif.
imunisasi yang telah di dapatkan yaitu hepatitis B, BCG, Polio 1,2,3 dan
DPT 1,2,3. Bayi tidak memiliki riwayat penyakit yang lalu dan riwayat
penyakit keluarga. Hasil pemeriksaan Keadaan umum : baik , Suhu 37 ◦c,
Pernapasan 30 x/menit, Nadi 122 x/menit, Berat badan 7,5 kg, Panjang
badan 72 cm, pemeriksaan fisik dalam keadaan normal.
Dapat ditegakkan analisa bayi normal usia 5 bulan 8 hari dengan
keadaan bayi baik. Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan bayi usia 5 bulan 8 hari yaitu, melakukan pemeriksaan fisik,
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menurut PWS KIA,
pemberian stimulasi sesuai usia, konseling imunisasi campak dan rubella.
Pada kunjungan ini dilakukan pemantauan tumbuh kembang bayi
sesuai PWS KIA, yaitu pada usia bayi 5 bulan bayi bisa berbalik dari
telungkup ke telentang, bayi bisa mengangkat kepala secara mandiri
hingga 90 deraja dan mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil,
bayi bisa menggenggam mainan dan meraih benda yang ada dalam
jangkauannya, bayi bisa mengarahkan matanya pada benda kecil dana
menegluarkan suara gembira bernada tinggi.
43

Mengajarkan ibu mengenai pemberian stimulasi sesuai usia yang


bisa dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga seperti, peluk, cium,
pandang mata, senyum, bicara. Bermain cilukba dan melihat wajah di
cermin serta ebrmain Bersama bayi guna mengamati pergerakan dalam
meraih benda kecil dan benda bergerak ( Kementerian Kesehatan RI, 2021
).
Selanjutnya diberikan konseling kepada ibu mengenai imunisasi.
Imunisasi sangat penting diberikan kepada bayi, yaitu mulai bayi lahir
hingga bayi mencapai usia 9 bulan. Upaya mengurangi tingkat morbiditas
dan mortalitas pada anak salah satunya adalah dengan pemberian
imunisasi. Imunisasi merupakan pencegahan primer yang sangat efektif
terhadap penyakit infeksi yang melindungi individu dari penyakit yang
serius. Imunisasi juga mencegah penyebaran penyakit menular. Turunnya
kunjungan imunisasi dapat mengakibatkan meningkatnya risiko terjangkit
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sehingga dikhawatirkan
terjadinya kejadian luar biasa (Irawati, 2020).
Menjelaskan kepada ibu mengenai imunisasi campak yang
diberikan pada usia bayi 9 bulan. Salah satu penyebab lemahnya sistem
kekebalan tubuh juga dapat terjadi karena adanya malnutrisi. Dengan
sistem imun yang lemah, ada potensi cukup besar untuk seseorang rentan
terkenan berbagai penyakit dan meninggal akibat penyakit seperti campak.
Kaitan penyakit campak dengan kondisi malnutrisi merupakan hubungan
sebab-akibat. Penyakit infeksi seperti campak dapat memperburuk
keadaan gizi dan keadaan gizi yang buruk dapat mempermudah seseorang
terkena penyakit.(Rivianto & Hilmi, 2023)
Pemberian imunisasi kepada anak atau bayi dapat memicu
terjadinya peristiwa herd immunity atau peningkatan sistem kekebalan
tubuh, sehingga mampu menekan angka penyebaran infeksi dan
meningkatkan angka harapan hidup (Ningtyas & Wibowo, 2015).
Meskipun program imunisasi telah dijalankan, ternyata masih banyak bayi
yang tidak mendapatkan imunisasi salah satunya imunisasi campak. Hal
44

ini diakibatkan karena rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat ataupun


orang tua terkait program imunisasi serta tidak terjangkaunya beberapa
daerah karena terpencil.(Rivianto & Hilmi, 2023)
Setelah diberikan konseling mengenai tumbuh kembang dan
stimulasi juga imunisasi campak kepada ibu, maka ibu mengatakan
bersedia membawa bayi nya untuk imunisasi campak pada usia bayi 9
bulan dan memberikan stimulasi kepada bayi.

2. Asuhan kebidanan pada bayi kunjungan II


Asuhan kebidanan pada bayi dilakukan di rumah informan pada
tanggal 24 januari 2023 jam 15.00 Wib. Ibu mengatakan By. M berusia 5
bulan 19 hari. ibu mengatakan bayinnya rewel dan sulit tidur. Hasil
pemeriksaan Keadaan umum : baik , Suhu 37 ◦c, Pernapasan 40 x/menit,
Nadi 112 x/menit, Berat badan 7,7 kg, Panjang badan 72 cm, pemeriksaan
fisik dalam keadaan normal.
Dapat ditegakkan analisa bayi normal usia 5 bulan 19 hari dengan
keadaan bayi baik. Penatalaksaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
bayi usia 5 bulan 19 hari yaitu. Melakukan pemeriksaan fisik, konseling
ASI Eksklusif dan pijat bayi agar bayi lebih rileks dan tidak rewel.
ASI ekslusif adalah ASI yang diberikan pada bayi usia 0-6 bulan.
Pemberian ASI Ekslusif wajib diberikan oleh ibu, sebab ASI berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi karena ASI mengandung
kolostrum yang kaya akan antibodi, mengandung protein, lemak,
elektrolit, enzim dan hormon (An-Nisa dkk, 2023)
Pertumbuhan bayi yang baik dapat dikatakan apabila bayi
bertambah usia, maka bertambah pula berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala dalam batas yang normal sesuai dengan usianya (Octasila dkk,
2019).
Pertumbuhan bayi normal lebih banyak pada bayi yang diberikan
ASI ekslusif dibandingkan yang tidak diberikan ASI ekslusif dan rata-rata
perubahan Panjang badan lebih cepat meningkat pada kelompok bayi
45

neonatus, yang diberikan ASI ekslusif pada hari ke14 (3,00 cm)
(Mukaromah dkk, 2023).
Pemberian ASI Ekslusif dapat menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan
anak dan meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi (Kusumawati &
Suhartik, 2022).
ASI eksklusif yang diberikan memberikan peluang untuk
mengurangi tingkat kesakitan dan kematian bayi yang disebabkan berbagai
penyakit yang menimpanya, seperti diare, radang paru-paru, dan gizi
buruk. Apabila status gizi baik, maka dapat mengurangi tingkat kematian
bayi (Purnamasari, 2020).
Berdasarkan penelitian Sumarlan dkk, (2022), menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan secara bermakna pertumbuhan dan
perkembangan bayi dengan pemberian ASI ekslusif dan Tidak ASI
ekslusif. Jumlah ASI ekslusif yang diperoleh sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, karena ASI mengandung
nutrisi yang dibutuhkan untuk masa pertumbuhan.
Menurut Noviana dkk, (2022) menjelaskan bahwa salah satu
manfaat ASI ekslusif adalah mendukung pertumbuhan bayi terutama tinggi
badan karena kalsium ASI lebih efisien diserap oleh tubuh yang dapat
memaksimalkan pertumbuhan terutama tinggi badan sehingga terhindar
dari stunting. Berdasarkan hal tersebut dapat dipastikan bahwa ASI
ekslusif memberikan kebutuhan bayi yang terpenuhi, dan status gizi bayi
menjadi normal baik tinggi badan maupun berat badan.
Selain ASI penulis juga memberikan pengetahuan ilmu mengenai
pijat bayi atau Baby massage . Baby massage adalah pemijatan yang
dilakukan lebih mendekati usapan usapan halus atau rangsangan raba
(taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan
atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot,
dan sistem pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah (Juwita 2019).
46

Berbagai cara terapi dilakukan agar adanya peningkatan kualitas


tidur bayi. Salah satu cara yang aman dan nyaman adalah dengan bayi
massage yang merupakan jenis stimulasi berupa sentuhan yang akan
merangsang fungsi maupun struktur dari sel-sel dalam otak (Rifdi & Putri,
2020).
Pijat dapat memberikan rangsangan untuk pengeluaran hormon
endorphin yang berdampak penurunan kadar nyeri. Hal ini membuat
perasaan bayi semakin tenang dan frekuensi menangis berkurang. Dengan
demikian pijatan juga meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur bayi. Bayi
yang dipijat lebih dari 15 menit maka bayi akan lebih rileks dan tidur lebih
lelap, pertumbuhan dan perkembangannyapun akan bertambah baik
(Widyaningsih et al., 2022).
Setelah dilakukan pemijatan, bayi tampak nyaman dan mulai
mengantuk. Ibu juga sudah mulai mengerti mengenai pijat bayi serta
manfaat dari pemijatan pada bayi.

3. Asuhan kebidanan pada bayi kunjungan III


Asuhan kebidanan pada bayi dilakukan di rumah informan pada
tanggal 31 januari 2023 jam 10.00 Wib. Ibu mengatakan By. M berusia 5
bulan 26 hari. ibu mengatakan anaknya tidak rewel. Hasil pemeriksaan
Keadaan umum : baik , Suhu 37,2 ◦c, Pernapasan 40 x/menit, Nadi 120
x/menit, Berat badan 7,7 kg, Panjang badan 72 cm, pemeriksaan fisik
dalam keadaan normal.
Dapat ditegakkan analisa bayi normal usia 5 bulan 26 hari dengan
keadaan bayi baik. Penatalaksaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
bayi usia 5 bulan 26 hari yaitu. Melakukan pemeriksaan fisik, konseling
tentang perawatan bayi sesuai usia dan tentang pijat bayi agar bayi lebih
rileks.
Penulis menjelaskan Menurut (Kemenkes RI., 2020) Perawatan
bayi adalah suatu tidakan merawat dan memelihara kesehatan bayi dalam
bidang preventif dan kuratif. Pengertian dasar mengenai perawatan bayi
47

sehari-hari secara menyeluruh, sangat penting bagi ibu dalam merawat


bayi. Perawatan bayi sangat penting dilakukan pada bayi dan sangat
bermanfaat baik untuk ibu maupun bayi seperti cepatnya pemulihan organ
tubuh ibu yang mengalami perubahan pada saat kehamilan serta terbinanya
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
Menurut (Armini, 2016) perawatan bayi sehari hari yang dapat
dilakukan adalah Beri ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam mulai dari hari
pertama, mempertahankan agar bayi selalu dengan ibu, jaga bayi dalam
keadaan bersih, hangat dan kering, peganglah dan sayangi bayi, awasi
masalah dan kesulitan pada bayi, jaga keamanan bayi terhadap trauma dan
penyakit infeksi, ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusui
kurang baik.
Melakukan perawatan dengan cara mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum dan sesudah memegang bayi, melakukan stimulasi dalam suasana
yang menyenangkan, melakukan pemantauan perkembangan seusia buku
KIA, dan apabila pekembangan tidak sesuai ibu bisa membawa bayi ke
fasilitas kesehatan terdekat untuk segera di pantau. Melakukan perawatan
gigi dengan cara menggendong bayi dengan satu tangan dan
membersihakan gusi bayi secara perlahan dengan kain atau lap basah yang
dilingkarkan pada jari telunjuk ibu.
Menurut (Arfiana & Arum Lusiana., 2018) Tujuan perawatan bayi
sehari-hari memelihara perasaan aman dan nyaman pada bayi,
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas, bayi mendapatkan
perawatan yang seoptimal mungkin untuk mendapatakan bayi yang sehat.
Penulis juga melakukan pemijatan pada bayi dan menanyaka
kepada ibu mengenai kulaitas tidur bayi. Ibu mengatakan bayi sudah tidur
dengan nyenyak dan tidak rewel lagi. Pertumbuhan dan perkembangan
juga sudah aktif.
Pada asuhan ketiga sudah dilakukan pemeriksaan fisik dan
memberikan konseling seperti pijat bayi, imunisasi campak dan perawatan
48

pada bayi. Dapat disimpulkan bahwa bayi usia 5 bulan 26 hari dengan
keadaan baik tanpa ada komplikasi maupun penyulit.
4. Asuhan kebidanan pada bayi kunjungan IV
Asuhan kebidanan pada bayi dilakukan di rumah informan pada
tanggal 07 februari 2023 jam 15.00 Wib. Ibu mengatakan By. M berusia 6
bulan. ibu mengatakan anaknya tidak rewel. Hasil pemeriksaan Keadaan
umum : baik , Suhu 37 ◦c, Pernapasan 40 x/menit, Nadi 134 x/menit, Berat
badan 7,8 kg, Panjang badan 73 cm, pemeriksaan fisik dalam keadaan
normal.
Dapat ditegakkan analisa bayi normal usia 6 bulan dengan keadaan
bayi baik. Penatalaksaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan bayi
usia 6 bulan yaitu. Melakukan pemeriksaan fisik, konseling tentang
konseling, dan MPASI pada bayi.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan tambahan
yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi
berusia 24 bulan. Jadi selain Makanan Pendamping ASI, ASI-pun harus
tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan, peranan
makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI
melainkan hanya untuk melengkapi ASI jadi dalam hal ini makanan
pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan diberikan ketika bayi
tidak lagi mengkonsumsi ASI. (Krisnatuti, D., & Yenrina, 2019)
Makanan pendamping ASI merupakan makanan bayi kedua yang
menyertai dengan pemberian ASI. Makanan Pendamping ASI diberikan
pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi
memenuhi gizi bayi. Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap
dan bervariasi dari mulai bentuk sari buah, buah segar, bubur kental,
makanan lumat, makanan lembek, dan akhirnya makanan padat. Alasan
pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan karena umumnya bayi telah siap
dengan makanan padat pada usai ini. (Afriyani, R. 2021)
Usia 6-8 bulan, kenalkan MP-ASI dalam bentuk lumat dimulai dari
bubur susu sampai dengan nasi tim lunak, 2-3 kali sehari. Setiap kali
49

makan diberikan sebanyak 6 sendok makan. Makanan lumat, yaitu jenis


makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang rata dimana
konsistensinya paling halus. Biasanya makanan lumat terdiri dari satu jenis
makanan (makanan tunggal) Contoh: pepaya dihaluskan dengan sendok,
pisang dikerik dengan sendok, nasi tim saring, bubur kacang ijo saring,
kentang rebus. (Afriyani, R. 2021)
Pada asuhan keempat sudah dilakukan pemeriksaan fisik, evaluasi
pemantauan pertumbuhan pada kunjungan sebelumnya dan memberikan
konseling MPASI pada bayi. Dapat disimpulkan bahwa bayi usia 6 bulan
dengan keadaan baik tanpa ada komplikasi maupun penyulit.
50

BAB V
PENUTUP

Berdasarkan asuhan kebidanan pada bayi normal di Gampong Bineh


Blang Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar dapat disimpulkan :
1. Asuhan pertama bayinya aktif dan masih ASI ekslusif. Asuhan
yang diberikan memberikan konseling tentang imunisasi dasar
lanjutan yaitu campak dan rubella,pemantauan tumbuh kembang
dan konseling pemberian stimulasi pada bayi.
2. Asuhan kedua bayi nya rewel dan susah tidur. Hasil pemeriksaan
fisik dalam batas normal, kondisi bayi baik. Asuahn yang di
berikan yaitu konseling ASI Eksklusif dan pemijatan pada bayi
guna untuk membantu bayi tidak rewel dan membuat tidur lebih
efektif dan lelap. Melakukan evaluasi tumbuh kembang pada
kunjungan sebelumnya.
3. Asuhan ketiga bayinya sudah tidak rewel dan tidur juga sudah
nyenyak. Asuhan yang diberikan yaitu perisiapan MP-ASI dan juga
pemijatan pada bayi. Melakukan evaluasi tumbuh kembang pada
kunjungan sebelumnya.
4. Asuhan keempat ibu sudah memberikan MP-ASI sesuai usia dan
sesuai buku KIA.

B. Saran
a. Bagi Instansi Kesehatan
Disarankan petugas kesehatan mampu memberikan asuhan yang
51

tepat untuk bayi usia (3-6) bulan normal, melakukan


pemantauan terstruktur dan melakukan evaluasi terhadap asuhan
yang telah diberikan pada bayi agar bayi tetap selalu terjaga
kesehatannya.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan informasi tambahan dalam pengembangan
pengetahuan terhadap ilmu kebidanan dalam menangani
masalah asuhan kebidanan pada bayi dan referensi tambahan
bagi dosen dan mahasiswa

c. Bagi Klien dan Masyarakat

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan


kebidanan pada bayi dan perawatan bayi di rumah bagi
masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Bulan, dkk. 2017. Pemberian Asi Dan Mp-Asi Terhadap Pertumbuhan Bayi Usia
6 Â 24 Bulan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 17(1), 4–14.
https://doi.org/10.24815/jks.v17i1.7982
Dadan, dkk. 2021. Perilaku Sehat Ibu Hamil dan Kematian Bayi: Perspektif
Sosiologi Kesehatan. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP), 4(1),
10-23.
Dinas kesehatan Aceh. 2021. Profil Kesehatan Aceh.
Dwiastuty. 2018. Variasi Resep Praktis MP-ASI Harian Untuk Tahun Pertama
Periode Emas. Jakarta: FMedia
Hasnidar, dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yayasan
Kita Menulis.
Hidayat, Aziz Alimul 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Salemba Medika: Edisi 2
Julina. 2019. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah. Yogyakarta :
Deepublish;
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan,


Nifas dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
.2020. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian
kesehatan dan JICA.
Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun. Jakarta: Kemenkes RI.
Livamaita, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Bagi Para Bidan di Komunitas.
Jakarta : Deepublish Publisher

Lusiana, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi Dan
Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Rachmawati, Septi dewi, dkk. 2019. Pedoman Praktis Imunisasi Pada Anak.
Malang : UB Press;
Susana, Yohana. 2018. Profil Anak Indonesia. Jakarta : Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Sumarlan, S. 2021. Hubungan Asi Esklusif Terhadap Imunitas Pada Bayi Di
Puskesmas Wara Kota Palopo. Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 8(1), 69-71.
Yasril, A. I. 2021. Penerapan Analisis Jalur (Path Analysis) Pada Faktor Yang
Mempengaruhi Angka Kematian Bayi Di Sumatera Barat. Jurnal
Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 6(2), 236-249.
Arfiana & Arum Lusiana. (2019). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah. Trans Medika.
Armini, N. W. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah (Yogyakarta : ANDI (ed.)).
Afriyani, R., Halisa, S., & Rolina, H. (2021). Faktor yang Berhubungan Dengan
Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal Kesehatan, VII(2).
Arfiana & Arum Lusiana. (2018). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah. Trans Medika.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Jakarta:
Kemenkes RI.
Krisnatuti, D., & Yenrina, R. (2019). Menyiapkan Makanan Pendamping ASI.
Rivianto, F. A., & Hilmi, I. L. (2023). REVIEW ARTICEL. 6(1), 15–25.
RENCANA ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DI GAMPONG LAGANG
KECAMATAN DARUL IMARAH KABUPAREN ACEH BESAR TAHUN
2022
NO Waktu Usia RENCANA ASUHAN
Asuhan/Tgl
1 Kunjungan I 1. Pengkajian data subjektif bayi
2. Pengkajian data objektif (Pemeriksaan fisik) bayi
Tanggal
3. Pemantauan pertumbuhan (BB, TB)
4. Pemantauan perkembangan menggunakan PWS
KIA
5. Memberikan konseling tentang imunisasi dasar
lanjutan campak/rubella
6. Evaluasi
7. Pendokumentasian
2 Kunjungan II 1. Pengkajian data subjektif bayi
2. Pengkajian data objektif ( Pemeriksaan Fisik ) bayi
Tanggal
3. Memberikan konseling tentang ASI Eksklusif
4. Memberikan konseling mengenai pijat bayi dan
melakukan pijat bayi
5. Follow Up hasil asuhan I
6. Pendokumentasian
3 Kunjungan III 1. Pengkajian data subjektif bayi
2. Pengkajian data objektif ( Pemeriksaan Fisik ) bayi
Tanggal
3. Mmeberikan konseling mengenai perawatan bayi
sesuai buku KIA
4. Memberikan konseling mengenai pengenalan MP-
ASI usia 6 bulan
5. Melakukan pijat bayi dan membantu ibu
melakukan pijat bayi
6. Follow Up hasil asuhan II
4 Kunjungan IV 1. Pengkajian data subjektif bayi
2. Pengkajian data objektif ( Pemeriksaan Fisik ) bayi
Tanggal
3. Melakukan evaluasi pemberian MP-ASI
4. Follow up hasil asuhan III
LEMBAR KONSUL
Nama : Rahmayani Sagala
NIM : P07124120020
PEMBIMBING I : Yusnaini , SST, M. Kes
PEMBIMBING II :Hj. Rahmi,SKM.M.Kes
JUDUL LTA :Asuhan Kebidanan Pada Bayi (29 hari- 11 bulan) di
Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar
NO HARI BAB CATATAN PERBAIKAN TANDA TANGAN
TANGGAL
1 Senin, 02 Januari BAB I - Perubahan dan
2023 penambahan materi pada
latar belakang
- Perbaikan pada rumusan
masalah
Yusnaini , SST, M.
Kes
2 Selasa, 03 Januari BAB I - Revisi sampul depan
2023 ( cover)
- Penambahan halaman pada
daftar isi
Yusnaini , SST, M.
Kes
3 Kamis, 05 Januari BAB I - Penambahan materi AKB
2023 di Indonesia dan di Aceh
- Perbaikan penomoran pada
halaman Yusnaini , SST, M.
Kes
4 Jumat, 06 Januari BAB I - Penghapusan kata Hari
2023 Pertama Kehidupan
menjadi singkatan HPK
- Perbaikan di Rumusan Hj.
masalah Rahmi,SKM,M.Kes
5 Senin, 09 Januari BAB II - Penambahan materi bayi
2023 - Hilangkan Proses peras
ASI dan Teknik
penyimpanan ASI Yusnaini , SST, M.
- Penambahan materi Kes
gangguan tumbuh kembang
6 Senin, 09 Januari BAB I, - Perubahan pada Kerangka
2023 BAB II Konseptual di Output Hj.
Rahmi,SKM,M.Kes

7 Selasa, 10 Januari BAB - Perubahan pada kerangka


2023 III kerja
- Perubahan kata pada
Subjek/responden Hj.
Rahmi,SKM,M.Kes
8 Selasa, 10 Januari BAB - Perubahan pada bagian
2023 III tempat dan waktu
- Perubahan pada rencana
asuhan Hj.
Rahmi,SKM,M.Kes
9 Rabu, 11 Januari BAB - Revisi Lembar Konsul
2023 III - Revisi leaflet dan Satpel

Yusnaini , SST, M.
Kes
Kamis, 19 Januari BAB - Perbaikan di kunjungan 1,
10 2023 IV penambahan kata normal
dan menghapus kata
dengan normal
- Perbaikan di
Penatalaksanaan
Yusnaini , SST, M.
- Menyesuaikan paragraph
pertama dengan SOAP Kes
- Menambah referensi
11 Jumat, 27 Januari BAB - Perbaikan pada kunjungan
2023 IV II
- Penambahan kata
melakukan pada
penatalaksanaan
- Penambahan materi
stimulasi pada
penatalaksanaan Yusnaini , SST, M.
- Penambahan materi pada Kes
kunjungan kedua
12 Kamis, 2 Februari BAB - Pada kunjungan III,
2023 IV mengganti kata
menganjurkan menjadi
mengingatkan pada Yusnaini , SST, M.
penatalaksanaan Kes
Jumat, 10 Februari BAB - Pada pembahasan
13 2023 IV kunjungan IV, menghapus
kata seperti apda Alinea
terakhir Hj.
Rahmi,SKM,M.Kes

14 Selasa, 14 Februari BAB - Penambahan kata Bayi M


2023 IV usia pada saetiap
kunjungan
- Perbaikan pada saran Hj.
Rahmi,SKM,M.Kes

DOKUMENTASI KUNJUNGAN PERTAMA


DOKUMENTASI KUNJUNGAN KEDUA
DOKUMENTASI KUNJUNGAN KETIGA
DOKUMENTASI KUNJUNGAN KE EMPAT
BIODATA PENULIS

Nama : Rahmayani Sagala


Tempat/Tanggal Lahir : Sikerbo Julu, 12 Desember 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Asal Kota : Dairi
Alamat Domisili : Cot Iri
Telp/Hp : 082228513398
Nama Orang Tua
Ayah : Halidan Sagala
Ibu : Maryam Dabutar (almh)
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Petani ( Imam Mesjid )
Ibu :-
Alamat Orang Tua : Jl. Tigalingga KM 2,5 NO.39
Riwat Pendidikan
1. Tahun 2008-2014 : SDN 033913 Sidikalang
2. Tahun 2014-2017 : SMPN 1 Sidikalang
3. Tahun 2017-2020 : MAN 1 Dairi
4. Tahun 2020-2023 : Prodi D-III Kebidanan Banda Aceh
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai