Disusun Oleh
RAHMAYANI SAGALA
NIM. PO7124120020
Rahmayani Sagala
NIM. PO7124120020
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Rahmayani Sagala
NIM: P07124120020
Mengetahui
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
Program Studi D-III Kebidanan
Ketua
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA) ini
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Rahmayani Sagala
NIM. PO7124120020
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
LEMBAR PENYATAAN............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan........................................................................................... 4
D. Manfaat......................................................................................... 5
vi
B. Pembahasan.................................................................................
BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Jadwal Imunisasi Rekomendasi Kemenkes RI.................. 11
Tabel 2.2 Tabel Pembagian kelompok Umur Stimulasi Anak .................... 15
Tabel 2.3 Tahapan Pemberian MP-ASI pada anak……………………….. 24
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) Angka kematian bayi di
dunia pada tahun 2016 sebanyak 40,8 juta per 1000 kelahiran hidup Wilayah
Afrika sebanyak 52 per 1000 kelahiran hidup yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Wilayah Eropa sebanyak 7 per 1000 kelahiran hidup,sedangkan pada
tahun 2017 sebanyak 4,1 juta per 1000 kelahiran, dan pada tahun 2018
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 4,1 juta menjadi 4,0 juta per
1000 kelahiran hidup, atau diperkirakan 75 % dari semua kematian bayi terjadi
pada tahun pertama kehidupan. Risiko kematian bayi tertinggi terjadi di
wilayah Eropa sebanyak 7 per 1000 kelahiran hidup ( WHO,2018 ).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 menunjukkan AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2019,
kematian bayi usia 29 hari – 11 bulan sebanyak 5.836 kematian (19,1%) yang
disebabkan oleh penyakit infeksi. Berdasarkan data tahun 2020 pneumonia dan
diare masih menjadi masalah utama yang meyebabkan 73,9% kematian
(pneumonia) dan 14,5% kematian (diare).Penyebab kematian lain di antaranya
adalah kelainan kongenital jantung, kelainan kongenital lainnya, meningitis,
demam berdarah, penyakit saraf dan lainnya. ( Kemenkes RI 2021 ).
Data Kematian Bayi di Aceh berjumlah 1024 kasus,dimana kasus
tertinggi terdapat di kabupaten/kota Pidie sebanyak 118 kasus dan terendah di
kota Sabang sebanyak 8 kasus. Hal ini disebabkan oleh pneumonia sebanyak
30 kasus, diare 14 kasus, malaria 7 kasus, kelainan saraf 1 kasus, serta
penyebab lainnya mencapai 163 kasus. Penyebab kematian bayi dapat dicegah
dengan memastikan setiap ibu melahirkan didamping oleh tenaga kesehatan
yang terlatih.Pemerintah dapat memastikan jaminan persalinan bagi setiap ibu
hamil dan jaminan kesehatan untuk ibu dan bayi terlaksana dengan tepat
sasaran.( Dinkes Profil Kesehatan Aceh, 2021 )
Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kematian
bayi yaitu dengan menerbitkan “ Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan”
1
2
yang dikenal sebagai 1.000 HPK. Masa 1.000 HPK bermula sejak saat
konsepsi hingga anak berusia dua tahun, merupakan masa paling kritis untuk
memperbaiki perkembangan fisik dan kognitif anak. 1.000 HPK dikenal
dengan istilah window of opportunity. Periode emas yang terjadi selama 1000
HPK untuk memperbaiki tumbuh kembang anak secara optimal. Gangguan
yang terjadi selama periode ini akan berdampak pada kelangsungan hidup
tumbuh kembang anak yang bersifat permanen. Gangguan ini akan sulit untuk
diperbaiki jika usia anak di atas 2 tahun ( Suryani, 2018).
Untuk mengatasi gangguan pada bayi, maka bayi harus mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sesuai standar oleh tenaga kesehatan yaitu (dokter,
bidan dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29
hari - 3 bulan, 1 kali pada umur 3 - 6 bulan, 1 kali pada umur 6 - 9 bulan dan 1
kali pada umur 9 - 11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi. (Dinas Kesehatan Aceh, 2021).
Dari salah satu standar pelayanan bayi yaitu Imunisasi Dasar Lengkap
belum mencapai target yang telah ditentukan. Pada tahun 2021 Capaian
imunisasi dasar lengkap bayi usai 0-11 bulan di Indonesia mencapai 84,2%.
Angka tersebut meningkat dari sebelumnya hanya mencapai 83,3%. Namun,
angka tersebut masih di bawah target sebesar 93,6%. (Kemenkes RI., 2021)
Cakupan imunisasi campak/MR pada bayi di Aceh tahun 2019 sebesar 53%
menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 77%. Adapun cakupan
imunisasi dasar lengkap sebesar 51%. Cakupan imunisasi di aceh besar tahun
2021 imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebesar 60 %, Polio 63%, Campak
sebesar 63% dan imunisasi lengkap sebanyak 61%. (Dinas Kesehatan Aceh
2021)
Selain dari imunisasi, pemantauan tumbuh kembang dengan SDIDTK
juga merupakan salah satu standar pelayanan pada bayi. Menurut WHO,
sekitar 5-10% anak mengalami keterlambatan perkembangan. Sekitar 1-3%
khusus pada anak dibawah usia 5 tahun di Indonesia mengalami keterlambatan
3
Oleh karena itu penulis tertarik mengangkat kasus ini dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi M usia 5 bulan di Gampong Lagang Kecamatan
Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di latar belakang maka rumusan masalah pada studi
kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Bayi (29 Hari-11
Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi (usia 29 Hari-11
Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar dan Mendokumentasikan dalam Bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan I bagi Bayi (29
Hari-11 Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar.
b. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan II bagi Bayi
(29 Hari-11 Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar.
c. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan III bagi Bayi
(29 Hari-11 Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar.
d. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan IV bagi bayi
(29 Hari-11 Bulan) di Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar.
5
D. Manfaat
1. Secara teoritis
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan pada bayi, dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan di masa yang akan datang.
2. Manfaat praktis/aplikatif
a. Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai informasi tambahan dalam upaya memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal kepada masyarakat khusus pelayanan kesehatan
bayi.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan informasi tambahan dalam pengembangan pengetahuan
terhadap ilmu kebidanan dalam menangani masalah asuhan kebidanan
pada bayi dan refernsi tambahan bagi Dosen dan Mahasiswa.
c. Bagi klien dan Masyarakat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan
pada bayi dan perawatan bayi di rumah bagi masyarakat khususnya ibu
yang memiliki bayi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Kebidanan Pada Bayi
1. Pengertian Bayi
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun,
namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan
menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi
menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan
post-natal (setelah 27 hari).(Yulianeu & Rahmayati, 2017)
Bayi juga bisa diartikan sebagai seorang makhluk hidup yang belum
lama lahir dengan usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai
berikut:
1. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari
a. Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari
b. Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari
2. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun
Bahwa tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa
neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29
hari-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena
bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus
bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.(Yulianeu &
Rahmayati, 2017)
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan
ukuran berat (gramam, pound, kilogramam), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh). Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, yang dapat
diukur. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat
badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual.(Yulianeu &
Rahmayati, 2017)
6
7
pertama, satu kali pada triwulan kedua, satu kali pada triwulan ketiga dan
satu kali pada triwulan keempat.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi minimal 4 kali:
a. Menurut (Kemenkes,2020) Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari –
3 bulan, asuhan yang di berikan yaitu:
1) Melakukan pemeriksaan fisik meliputi TB,BB, dan lingkar kepala
2) Memberikan konseling tentang pemberian ASI Eklusif
3) Memberikan konseling tentang imunisasi usia 1 bulan: BCG dan
POLIO1, usia 2 bulan : DPT-HB-Hib 1 dan POLIO 2, usia 3 bulan
DPT-HB-Hib 2 dan POLIO 3.
4) Memberikan konseling tentang tanda-tanda bayi sakit dan perawatan
kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA
5) Memberikan konseling tentang cara membersihkan gigi bayi
6) Pemantauan pertumbuhan dan deteksi perkembang pada bayi
7) Memberikan konseling tentang perawatan bayi sehari-hari
b. Menurut (Kemenkes,2020) Kunjungan bayi satu kali pada umur 3-6
bulan, asuhan yang di berikan yaitu:
1) Memberikan konseling tentang MP-ASI
2) Pemantauan perkembangan pada bayi (usia 3 bulan dan 6 bulan)
3) Memberikan konseling tentang imunisasiusia 4 bulan DPT-HB-Hib
3,POLIO 4, IPV
c. Menurut ( Kemenkes, 2020) Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-9
bulan
1) Memberikan konseling tentang imunisasi Campak-Rubella
2) Pemantau pertumbuhan pada bayi
3) Pemantaua perkembangan bayi (usia 6 bulan dan 9 bulan)
4) Memberikan konseling tentang pemberian vitamin A pada bulan
Februari dann Agustus.
d. Menurut (Kemenkes, 2020) Kunjungan bayi satu kali pada umur 9-11
bulan, asuhan yang di berikan yaitu:
1) Pemantauan pertumbuhan pada bayi
19
ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti
ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat
dilingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-
hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak bahkan gangguan yang menetap. (Lusiana, dkk. 2019).
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa
prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
b) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi,
bervariasi, menyenangkan,tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak, terhadap ke4 aspek kemampuan dasar anak.
f) Gunakan alat bantu/ permainan yang sederhana, aman dan ada
disekitar anak.
g) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
h) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya.
Pada bagian sebelumnya sudah dijela skan bahwa perkembangan
kemampuan dasar anak anak berkorelasi dengan pertumbuhan.
Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan
berlangsung secara berurutan. Dengan demikian stimulasi yang diberikan
kepada anak dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan
anak dapat diberikan oleh orang tua/keluarga sesuai dengan pembagian
kelompok umur stimulasi anak berikut ini:
24
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak.
Metode deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna,
agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal.
Sayangnya banyak ahli kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak yang
dapat dikerjakan untuk mengatasi kelainan ini dan mereka percaya bahwa
kelainan yang ringan dapat normal dengan sendirinya. Sikap seperti ini
dapat menghambat pemulihannya.
Skrining dan mengetahui masalah pada perkembangan anak
penting untuk dipahami, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan
tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam
pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat memberikan
pertunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian ( Lusiana,
dkk.2019).
c. Pemberian Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi penting yang sangat diperlukan
tubuh untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anak serta
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Asupan vitamin A dari
makanan sehari-hari masih cukup rendah sehingga diperlukan asupan
gizi tambahan berupa kapsul vitamin A (Ulfa et al., 2021).
Kekurangan vitamin A (KVA) akan meningkatkan kesakitan dan
kematian, mudah terserang penyakit infeksi seperti diare, radang paru-
paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang paling serius
dari kekurangan vitamin A (KVA) adalah rabun senja yaitu bentuk lain
dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea mata dan kebutaan.
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan angka
kematian, karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut). (Almatsier, 2009). Kekurangan Vitamin A
27
b) Bagi ibu
(1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
(2) Mengurangi terjadinya anemia
(3) Menunda kehamilan
(4) Mengecilkan rahim
(5) Ibu lebih cepat langsing kembali
(6) Lebih ekonomis
28
b) Adekuat
MP-ASI yang diberikan dengan mempertimbangkan jumlah
frekuensi, konsistensi, tekstur atau kekentalan, dan variasi
makanandalam MP-ASI terdiri dari :
(1) Makanan pokok : beras, biji-bijian, jagung, gandum, sagu,
umbi, kentang, singkong, dan lain-lain
(2) Makanan sumber protein hewani : ikan, ayam, daging, hati,
udang, telur, susu dan hasil olahannya. Pemberian protein
hewani dalam MP-ASI diprioritaskan . selain itu sumber
protein nabati mulai diperkenalkan, yang terdapat dalam
kacang-kacangan : kedelai, kaang hijau, kacang olong, kacang
tanah, dan lain-lain
(3) Lemak diperoleh dari proses pengolahan misalnya dari
penambahan minyak, santan, dan penggunaan protein hewani
dalam MP-ASI.
(4) Mulai diperkenakan buah dan sayur-sayuran yang
mengandung vitamin A dan C seperti jeruk, mangga, tomat,
bayam, wortel, dan lain-lain
c) Aman
(1) Perhatikan kebersihan makanan dan peralatan
(2) Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan sebelum
memberikan makanan kepada anak
d) Diberikan dengan cara yang benar
(1) MP-ASI diberikan secara teratur (pagi, siang, sore atau
menjelang malam)
(2) Lama pemberian makan maksimal 30 menit
(3) Lingkungan netral
(4) Ajak anak makan sendiri dengan sendok dan minum dengan
gelas. (Widaryanti, 2019)
f. Kerangka Konseptual
Input Proses Output
Asuhan Memberikan asuhan kebidanan pada bayi (29 Bayi sehat dan
kebidanan pada hari-11 bulan) yaitu : berat badan
bayi 5 bulan Kunjungan I : normal
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Anamnesa meliputi TB, BB,LK dan
LILA
2. Memberikan Konseling tentang
Imunisasi
3. Melakukan Pemantauan Perkembangan
menggunakan PWS KIA
Kunjungan II :
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Anamnesa meliputi TB, BB,LK dan
LILA
2. Memberikan Konseling tentang ASI
Eksklusif
3. Melakukan Pijat Bayi
4. Melakukan Pemantauan Perkembangan
menggunakan PWS KIA
Kunjungan III :
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Anamnesa meliputi TB, BB,LK dan
LILA
2. Melakukan konseling Perawatan bayi
dirumah menggunakan buku KIA
3. Melakukan Pijat Bayi
4. Melakukan Pemantauan Perkembangan
menggunakan PWS KIA
Kunjungan IV :
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Anamsesa
2. Memberikan konseling tentang MP
ASI
3. Melakukan Pemantauan
Perkembangan menggunakan PWS
KIA
34
2.1 Kerangka Konseptual Asuhan Kebidanan Pada Bayi (29 hari-11 bulan)
BAB III
METODE PENELITIAN
Pemilihan Informan
Hasil Laporan
a. Gamba
3.1 Kerangka Kerja Studi Kasus
B. Subjek/ Responden
Partisipan dalam penelitian ini adalah Bayi M usia 5 bulan di Desa
Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar
D. Pengumpulan Data
saja, melainkan juga untuk terjaminnya kualitas data atau informasi yag
diperoleh serta kenyamanan responden.
Langkah-langkah yang penulis lakukan sebelum pemberian asuhan
yaitu melalui :
1. Informed Choice
Pemberi asuhan memberi pilihan serta tujuan dan dan dampak bagi
informan yang diikuti selama pengumpulan data. Apabila informan
menolak menjadi responden, pemberi asuhan tidak memaksa dan
tetap menghormati hak informan.
2. Informed Consent
Jika informan setuju dengan penjelasan yang diberikan, maka
informan harus menandatangani lembar persetujuan yang telah
diajukan oleh pemberi asuhan.
3. Anonymity
Pemberi asuhan tidak mencantumkan nama informan pada lembar
pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi kode atau
nomor.
4. Confidentially
Pemberi asuhan menjamin kerahasiaan informasi yang telah
diberikan oleh informan, hanya kelompok data tertentu saja yang
akan disajikan atau dilaporkan pada laporan tugas akhir.
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Asuhan kebidanan pada bayi normal usia 5 bulan 8 hari (Kunjungan
I)
Hari/tanggal : Selasa, 17 Januari 2023
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Desa Lagang
O : KU : Baik
Kesadaran : Compomentis
N : 122 x/m BB : 7,5 Kg
RR : 30 x/m TB : 72 Cm
T : 37 ◦C JK : Laki-laki
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
Riwayat Imunisasi
1. Hepatitis B : Ada
2. BCG : Ada
3. Polio 1,2,3 : Ada
4. DPT 1,2,3 : Ada
38
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik
dengan N : 122 x/m, RR : 30 x/m, T : 37 ◦C, BB : 7,5 Kg, TB : 72
Cm, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
2. Mengingatkan ibu untuk tetap menyusui secara ASI Eksklusif
sampai bayi berusia 6 bulan.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi dan
lingkungan sekitar.
4. Memberikan konseling kepada ibu mengenai imunisasi dasar
lanjutan yaitu imunisasi campak/rubella.
5. Melakukan pemantauan tumbuh kembang dengan menggunakkan
PWS KIA hasilnya: bayi bisa berbalik dari terlengkup ke
terlentang, bayi bisa mengangkat kepala secara mandiri hingga 90
derajat dan bisa mempertahankan posisi kepala tetap tegap dan
stabil, bayi bisa bayi bisa menggenggam mainan kecil atau mainan
bertangkai, bayi bisa tersenyum sendiri ketika emlihat mainan,
saat bermain sendiri.
6. Memberitahu ibu tentang stimulasi tumbuh kembang pada bayi
diusia 5 bulan yaitu dengan peluk, cium, pandang mata, senyum,
mengajak bicara, bermain cilukba, melihat wajah di cermin.
7. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
O : KU : Baik
Kesadaran : Compomentis
N : 112 x/m BB : 7,7 Kg
RR : 40 x/m TB : 72 Cm
T : 37,2 ◦C JK : Laki-laki
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik
dengan N : 112 x/m, RR : 40 x/m, T : 37,2 ◦C, BB : 7,7 Kg, TB :
72 Cm, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menyusui secara ASI Eksklusif
sampai usia bayi 6 bulan.
3. Melakukan evaluasi terhadap pemantauan tumbuh kembang pada
kunjungan pertama
BB : 7,7 kg, TB : 72 cm
4. Menjelaskan kepada ibu mengenai pijat bayi, manfaat dari pijat
bayi yaitu salah satunya untuk membuat bayi tidur nyenyak dan
tidak rewel.
5. Melakukan pijat bayi dengan 14 teknik sambil menjelaskan
mengenai Teknik memijat yang baik kepada ibu
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan stimulasi tumbuh kembang
pada bayi seperti : mengamati bayi duduk, berguling, mengamati
benda benda kecil di sekitar, dan benda benda bergerak, memeluk
dan mengayun.
40
O : KU : Baik
Kesadaran : Compomentis
N : 120 x/m BB : 7,7 Kg
RR : 40 x/m TB : 72 Cm
T : 37,2 ◦C JK : Laki-laki
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik
dengan N : 120 x/m, RR : 40 x/m, T : 37,2 ◦C, BB : 7,7 Kg, TB :
72 Cm, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menyusui secara ASI Eksklusif
sampai usia bayi 6 bulan.
3. Melakukan evaluasi terhadap perkembangan bayi pada kunjungan
sebelumnya.
Perkembangan bayi sesuai dengan usia
4. Melakukan konseling kepada ibu tentang perawatan bayi
menggunakan buku KIA.
5. Memberikan konseling tentang penyiapan MP-ASI awal
41
O : KU : Baik
Kesadaran : Compomentis
N : 134 x/m BB : 7,8 Kg
RR : 40 x/m TB : 73 Cm
T : 37 ◦C JK : Laki-laki
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik
dengan N : 134 x/m, RR : 40 x/m, T : 37 ◦C, BB : 7,8 Kg, TB : 73
Cm, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal
2. Melakukan evaluasi terhadap perkembangan bayi pada kunjungan
sebelumnya
BB : 7,8 kg, TB : 73 cm.
3. Ibu sudah mengerti cara membuat MP-ASI sesuai buku KIA
4. Melakukan evaluasi kepada ibu mengenai pemberian MP-ASI
42
B. PEMBAHASAN
1. Asuhan kebidanan pada bayi kunjungan I
Asuhan kebidanan pada bayi dilakukan di rumah informan pada
tanggal 17 januari 2023 jam 10.00 Wib. Ibu mengatakan By. M berusia 5
bulan 8 hari. ibu mengatakan anaknya tidak rewel dan tidak ada keluhan,
ibu juga mengatakan anaknya sudah mulai mengoceh dan sudah mulai
mengenal orang yang sering dilihatnya, dan bayi masih ASI eksklusif.
imunisasi yang telah di dapatkan yaitu hepatitis B, BCG, Polio 1,2,3 dan
DPT 1,2,3. Bayi tidak memiliki riwayat penyakit yang lalu dan riwayat
penyakit keluarga. Hasil pemeriksaan Keadaan umum : baik , Suhu 37 ◦c,
Pernapasan 30 x/menit, Nadi 122 x/menit, Berat badan 7,5 kg, Panjang
badan 72 cm, pemeriksaan fisik dalam keadaan normal.
Dapat ditegakkan analisa bayi normal usia 5 bulan 8 hari dengan
keadaan bayi baik. Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan bayi usia 5 bulan 8 hari yaitu, melakukan pemeriksaan fisik,
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menurut PWS KIA,
pemberian stimulasi sesuai usia, konseling imunisasi campak dan rubella.
Pada kunjungan ini dilakukan pemantauan tumbuh kembang bayi
sesuai PWS KIA, yaitu pada usia bayi 5 bulan bayi bisa berbalik dari
telungkup ke telentang, bayi bisa mengangkat kepala secara mandiri
hingga 90 deraja dan mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil,
bayi bisa menggenggam mainan dan meraih benda yang ada dalam
jangkauannya, bayi bisa mengarahkan matanya pada benda kecil dana
menegluarkan suara gembira bernada tinggi.
43
neonatus, yang diberikan ASI ekslusif pada hari ke14 (3,00 cm)
(Mukaromah dkk, 2023).
Pemberian ASI Ekslusif dapat menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan
anak dan meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi (Kusumawati &
Suhartik, 2022).
ASI eksklusif yang diberikan memberikan peluang untuk
mengurangi tingkat kesakitan dan kematian bayi yang disebabkan berbagai
penyakit yang menimpanya, seperti diare, radang paru-paru, dan gizi
buruk. Apabila status gizi baik, maka dapat mengurangi tingkat kematian
bayi (Purnamasari, 2020).
Berdasarkan penelitian Sumarlan dkk, (2022), menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan secara bermakna pertumbuhan dan
perkembangan bayi dengan pemberian ASI ekslusif dan Tidak ASI
ekslusif. Jumlah ASI ekslusif yang diperoleh sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, karena ASI mengandung
nutrisi yang dibutuhkan untuk masa pertumbuhan.
Menurut Noviana dkk, (2022) menjelaskan bahwa salah satu
manfaat ASI ekslusif adalah mendukung pertumbuhan bayi terutama tinggi
badan karena kalsium ASI lebih efisien diserap oleh tubuh yang dapat
memaksimalkan pertumbuhan terutama tinggi badan sehingga terhindar
dari stunting. Berdasarkan hal tersebut dapat dipastikan bahwa ASI
ekslusif memberikan kebutuhan bayi yang terpenuhi, dan status gizi bayi
menjadi normal baik tinggi badan maupun berat badan.
Selain ASI penulis juga memberikan pengetahuan ilmu mengenai
pijat bayi atau Baby massage . Baby massage adalah pemijatan yang
dilakukan lebih mendekati usapan usapan halus atau rangsangan raba
(taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan
atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot,
dan sistem pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah (Juwita 2019).
46
pada bayi. Dapat disimpulkan bahwa bayi usia 5 bulan 26 hari dengan
keadaan baik tanpa ada komplikasi maupun penyulit.
4. Asuhan kebidanan pada bayi kunjungan IV
Asuhan kebidanan pada bayi dilakukan di rumah informan pada
tanggal 07 februari 2023 jam 15.00 Wib. Ibu mengatakan By. M berusia 6
bulan. ibu mengatakan anaknya tidak rewel. Hasil pemeriksaan Keadaan
umum : baik , Suhu 37 ◦c, Pernapasan 40 x/menit, Nadi 134 x/menit, Berat
badan 7,8 kg, Panjang badan 73 cm, pemeriksaan fisik dalam keadaan
normal.
Dapat ditegakkan analisa bayi normal usia 6 bulan dengan keadaan
bayi baik. Penatalaksaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan bayi
usia 6 bulan yaitu. Melakukan pemeriksaan fisik, konseling tentang
konseling, dan MPASI pada bayi.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan tambahan
yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi
berusia 24 bulan. Jadi selain Makanan Pendamping ASI, ASI-pun harus
tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan, peranan
makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI
melainkan hanya untuk melengkapi ASI jadi dalam hal ini makanan
pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan diberikan ketika bayi
tidak lagi mengkonsumsi ASI. (Krisnatuti, D., & Yenrina, 2019)
Makanan pendamping ASI merupakan makanan bayi kedua yang
menyertai dengan pemberian ASI. Makanan Pendamping ASI diberikan
pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi
memenuhi gizi bayi. Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap
dan bervariasi dari mulai bentuk sari buah, buah segar, bubur kental,
makanan lumat, makanan lembek, dan akhirnya makanan padat. Alasan
pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan karena umumnya bayi telah siap
dengan makanan padat pada usai ini. (Afriyani, R. 2021)
Usia 6-8 bulan, kenalkan MP-ASI dalam bentuk lumat dimulai dari
bubur susu sampai dengan nasi tim lunak, 2-3 kali sehari. Setiap kali
49
BAB V
PENUTUP
B. Saran
a. Bagi Instansi Kesehatan
Disarankan petugas kesehatan mampu memberikan asuhan yang
51
Bulan, dkk. 2017. Pemberian Asi Dan Mp-Asi Terhadap Pertumbuhan Bayi Usia
6 Â 24 Bulan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 17(1), 4–14.
https://doi.org/10.24815/jks.v17i1.7982
Dadan, dkk. 2021. Perilaku Sehat Ibu Hamil dan Kematian Bayi: Perspektif
Sosiologi Kesehatan. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP), 4(1),
10-23.
Dinas kesehatan Aceh. 2021. Profil Kesehatan Aceh.
Dwiastuty. 2018. Variasi Resep Praktis MP-ASI Harian Untuk Tahun Pertama
Periode Emas. Jakarta: FMedia
Hasnidar, dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yayasan
Kita Menulis.
Hidayat, Aziz Alimul 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Salemba Medika: Edisi 2
Julina. 2019. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah. Yogyakarta :
Deepublish;
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Lusiana, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi Dan
Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Rachmawati, Septi dewi, dkk. 2019. Pedoman Praktis Imunisasi Pada Anak.
Malang : UB Press;
Susana, Yohana. 2018. Profil Anak Indonesia. Jakarta : Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Sumarlan, S. 2021. Hubungan Asi Esklusif Terhadap Imunitas Pada Bayi Di
Puskesmas Wara Kota Palopo. Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 8(1), 69-71.
Yasril, A. I. 2021. Penerapan Analisis Jalur (Path Analysis) Pada Faktor Yang
Mempengaruhi Angka Kematian Bayi Di Sumatera Barat. Jurnal
Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 6(2), 236-249.
Arfiana & Arum Lusiana. (2019). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah. Trans Medika.
Armini, N. W. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah (Yogyakarta : ANDI (ed.)).
Afriyani, R., Halisa, S., & Rolina, H. (2021). Faktor yang Berhubungan Dengan
Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal Kesehatan, VII(2).
Arfiana & Arum Lusiana. (2018). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah. Trans Medika.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Jakarta:
Kemenkes RI.
Krisnatuti, D., & Yenrina, R. (2019). Menyiapkan Makanan Pendamping ASI.
Rivianto, F. A., & Hilmi, I. L. (2023). REVIEW ARTICEL. 6(1), 15–25.
RENCANA ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DI GAMPONG LAGANG
KECAMATAN DARUL IMARAH KABUPAREN ACEH BESAR TAHUN
2022
NO Waktu Usia RENCANA ASUHAN
Asuhan/Tgl
1 Kunjungan I 1. Pengkajian data subjektif bayi
2. Pengkajian data objektif (Pemeriksaan fisik) bayi
Tanggal
3. Pemantauan pertumbuhan (BB, TB)
4. Pemantauan perkembangan menggunakan PWS
KIA
5. Memberikan konseling tentang imunisasi dasar
lanjutan campak/rubella
6. Evaluasi
7. Pendokumentasian
2 Kunjungan II 1. Pengkajian data subjektif bayi
2. Pengkajian data objektif ( Pemeriksaan Fisik ) bayi
Tanggal
3. Memberikan konseling tentang ASI Eksklusif
4. Memberikan konseling mengenai pijat bayi dan
melakukan pijat bayi
5. Follow Up hasil asuhan I
6. Pendokumentasian
3 Kunjungan III 1. Pengkajian data subjektif bayi
2. Pengkajian data objektif ( Pemeriksaan Fisik ) bayi
Tanggal
3. Mmeberikan konseling mengenai perawatan bayi
sesuai buku KIA
4. Memberikan konseling mengenai pengenalan MP-
ASI usia 6 bulan
5. Melakukan pijat bayi dan membantu ibu
melakukan pijat bayi
6. Follow Up hasil asuhan II
4 Kunjungan IV 1. Pengkajian data subjektif bayi
2. Pengkajian data objektif ( Pemeriksaan Fisik ) bayi
Tanggal
3. Melakukan evaluasi pemberian MP-ASI
4. Follow up hasil asuhan III
LEMBAR KONSUL
Nama : Rahmayani Sagala
NIM : P07124120020
PEMBIMBING I : Yusnaini , SST, M. Kes
PEMBIMBING II :Hj. Rahmi,SKM.M.Kes
JUDUL LTA :Asuhan Kebidanan Pada Bayi (29 hari- 11 bulan) di
Gampong Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar
NO HARI BAB CATATAN PERBAIKAN TANDA TANGAN
TANGGAL
1 Senin, 02 Januari BAB I - Perubahan dan
2023 penambahan materi pada
latar belakang
- Perbaikan pada rumusan
masalah
Yusnaini , SST, M.
Kes
2 Selasa, 03 Januari BAB I - Revisi sampul depan
2023 ( cover)
- Penambahan halaman pada
daftar isi
Yusnaini , SST, M.
Kes
3 Kamis, 05 Januari BAB I - Penambahan materi AKB
2023 di Indonesia dan di Aceh
- Perbaikan penomoran pada
halaman Yusnaini , SST, M.
Kes
4 Jumat, 06 Januari BAB I - Penghapusan kata Hari
2023 Pertama Kehidupan
menjadi singkatan HPK
- Perbaikan di Rumusan Hj.
masalah Rahmi,SKM,M.Kes
5 Senin, 09 Januari BAB II - Penambahan materi bayi
2023 - Hilangkan Proses peras
ASI dan Teknik
penyimpanan ASI Yusnaini , SST, M.
- Penambahan materi Kes
gangguan tumbuh kembang
6 Senin, 09 Januari BAB I, - Perubahan pada Kerangka
2023 BAB II Konseptual di Output Hj.
Rahmi,SKM,M.Kes
Yusnaini , SST, M.
Kes
Kamis, 19 Januari BAB - Perbaikan di kunjungan 1,
10 2023 IV penambahan kata normal
dan menghapus kata
dengan normal
- Perbaikan di
Penatalaksanaan
Yusnaini , SST, M.
- Menyesuaikan paragraph
pertama dengan SOAP Kes
- Menambah referensi
11 Jumat, 27 Januari BAB - Perbaikan pada kunjungan
2023 IV II
- Penambahan kata
melakukan pada
penatalaksanaan
- Penambahan materi
stimulasi pada
penatalaksanaan Yusnaini , SST, M.
- Penambahan materi pada Kes
kunjungan kedua
12 Kamis, 2 Februari BAB - Pada kunjungan III,
2023 IV mengganti kata
menganjurkan menjadi
mengingatkan pada Yusnaini , SST, M.
penatalaksanaan Kes
Jumat, 10 Februari BAB - Pada pembahasan
13 2023 IV kunjungan IV, menghapus
kata seperti apda Alinea
terakhir Hj.
Rahmi,SKM,M.Kes