Anda di halaman 1dari 73

EFEKTIVITAS PIJAT BAYI TERHADAP

PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI


DI WILAYAH KERJA UPTD.
PUSKESMAS UBUD I
TAHUN 2023

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Anak Agung Triantini


NIM. 21089153115

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN (S1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2023
EFEKTIVITAS PIJAT BAYI TERHADAP
PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI
DI WILAYAH KERJA UPTD.
PUSKESMAS UBUD I
TAHUN 2023

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Kebidanan

Oleh :

Anak Agung Triantini


NIM. 21089153115

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN (S1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2023

i
PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan pada seminar Proposal Skripsi

“Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi


Di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I Tahun 2023”

Anak Agung Triantini


NIM. 21089153115

Program Studi Ilmu Kebidanan (S-1)


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Kadek Agustina Puspa Ningrum, S.Tr.Keb., M.Keb Ketut Eka Larasati Wardana, S.ST., M.Kes
NIDN. 0803089601 NIDN. 0812079301

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:

EFEKTIVITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN


BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA UPTD.
PUSKESMAS UBUD I TAHUN 2023

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjai sarjana kebidanan pada
program studi S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng. Skripsi ini
telah diujikan pada sidang proposal skripsi pada tanggal 9 Juni 2023 dan
dinyatakan memenuhi syarat/sah sebagai proposal skripsi pada program studi S1
Kebidanan Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.

Singaraja, 9 Juni 2023


Penguji 1 Penguji 2

Kadek Ayu Suarmini, S.ST.,M.Tr.Keb Kadek Agustina Puspa Ningrum, S.Tr.Keb., M.Keb
NIDN. 0803089601 NIDN. 0803089601
Penguji 3

Ketut Eka Larasati Wardana, S.ST., M.Kes


NIDN. 0812079301
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Kebidanan Ketua STIKes Buleleng
STIKes Buleleng

(Luh Ayu Purnami, S.ST.,M.Tr.Keb) (Dr., Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,M.Si)


NIDN.0806099003 NIDN.0801096902

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkah dan karunia-NYA yang telah diberikan pada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul "Efektivitas Pijat Bayi Terhadap

Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I

Tahun 2023” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Skripsi

penelitian ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,M.Si, selaku Ketua STIKes Buleleng.

2. Luh Ayu Purnami, S.ST.,M.Tr.Keb, selaku Ka. Prodi S1 Kebidanan STIKes

Buleleng

3. Kadek Agustina Puspa Ningrum, S.Tr.Keb., M.Keb, selaku pembimbing I

yang telah senantiasa memberikan bimbingan sehingga proposal skripsi

penelitian ini dapat terselesaikan.

4. Ketut Eka Larasati Wardana, S.ST., M.Kes, selaku pembibing II yang telah

bayak membantu penulisan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKES Buleleng serta rekan-rekan mahasiswa

prodi S1 Kebidanan STIKES Buleleng yang telah banyak membantu dan

memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu yang memiliki bayi wilayah kerja UPTD. Puskesmas Ubud I yang telah

bersedia menjadi responden

iv
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari penyusunan Skripsi penelitian ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik

yang dapat menyempurnakan Skripsi penelitian ini.

Buleleng, 2023
Penulis

Anak Agung Triantini

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL……………………………………………………….. I
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………… iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. V

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vii


DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. ix
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………. x
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………. 4
1. Tujuan Umum………………………………………….. 4
2. Tujuan Khusus…………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian………………………………………….. 5
1. Manfaat Teoritis……………………………………….. 5
2. Manfaat Praktis………………………………………… 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 7
A. Bayi ..................…………………………………………………. 7
1. Definisi Bayi……………………………………………….. 7
2. Berat Badan Bayi…………………………………….......... 8
B. Pijat Bayi………..………………………………………............. 14
1. Pengertian Pijat Bayi…………………………………… 14
2. Manfaat Pijat Bayi………………………………………. 15
3. Waktu Pemijatan………………………………………… 16
4. Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Pijat Bayi…… 17
5. Cara Pemijatan………………………………………… 18

vi
C. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi… 26

D. Kerangka Teori………………………………………………… 28
BAB III : METODELOGI PENELITIAN………………………………… 29
A. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional…………………… 29
B. Kerangka Konsep……………………………………………..... 31
C. Desain Penelitian........…………………………………………. 31
D. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………... 33

E. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………….. 33


1. Populasi………………………………………………… 33
2. Sampel…………………………………………………. 34
F. Etika Penelitian…………………………………………… 34
G. Alat Pengumpulan Data…………………………………….. 35
H. Tahap Pengumpulan Data…………………………………… 36
I. Pengolahan Data……………………………………………. 38
J. Analisa Data………………………………………………… 39
1. Analisa Univariat……………………………………… 39
2. Analisa Bivariat………………………………………… 40
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Berat Badan Minimal Berdasarkan Umur Anak Laki-Laki.… 9


Tabel 2.2 : Berat Badan Minimal Berdasarkan Umur Anak Perempuan… 10
Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel……………………………….. 30
Tabel 4.1 : Desain Pretest-posttest grup dengan kontrol………………… 32

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Teori Penelitian.…………………………….. 30


Gambar 3.1 : Kerangka Konsep………………………………………. 31

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Informed Consent
Lampiran 4 : Data Responden
Lampiran 5 : SOP Pijat Bayi

x
DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome

BB : Berat Badan
AKB : Angka Kematian Bayi

AKN : Angka Kematian Neonatal

ASI : Air Susu Ibu


Batita : Bawah Tiga Tahun

BPS : Badan Pusat Statistik

Dinkes : Dinas Kesehatan

HIV : Human Immunodeficiency Virus

H1 : Hipotesa alternatif

H0 : Hipotesis Nihil

Kg : Kilo gram

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

SDKI : Survei Dasar Kesehatan Indonesia

Stikes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

SPSS : Statistical Product and Service Solutions)

SOP : Standar Operasional Prosedur

UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan bayi untuk menjadi bayi sehat, diawali dari bayi saat

berada dalam kandungan dan akan berlanjut setelah bayi itu lahir (Sari dan

Pengestika, 2018). Umur bayi dibawah tiga tahun (Batita) merupakan periode

penting dalam tumbuh kembangnya, karena pada masa ini akan

mempengaruhi dan menentukan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Agar pertumbuhan bayi optimal, maka diperlukan perawatan yang lebih

intensif diantaranya berupa sentuhan dan stimulasi yang terus-menerus

(Regina, 2015).

Perawatan bayi yang tidak optimal pada masa kritis maka bisa

menyebabkan kematian pada bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) ditetapkan

hingga 12 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Berdasarkan data World

Bank angka kematian bayi di dunia pada tahun 2021 mencapai angka 28,2 per

1000 kelahiran hidup (The World Bank, 2021). Hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2021 menunjukkan AKB sebesar 24 per

1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2021). Angka kematian

bayi di Provinsi Bali tahun 2021 sebesar 5 per 1000 kelahiran hidup dan

kabupaten Gianyar tahun 2021 terdapat 24 orang kematian bayi (Dinkes Bali,

2021).

1
2

Kesehatan bayi harus secara terus menerus dijaga untuk mencegah

kesakitan dan kematian pada bayi. Upaya untuk mencegah kesakitan dan

kematian bayi dilakukan mulai dari saat bayi dalam kandungan dengan

melakukan pemeriksaan kehamilan yang rutin, pemenuhan nutrisi selama yang

adekuat untuk ibu hamil sampai pada saat bayi sudah lahir. Perawatan bayi

dengan melakukan pendeteksian dini penyakit yang diderita bayi dan

melakukan stimulasi untuk menjaga kesehatan dan merangsang pertumbuhan

dan perkembangan bayi. Pijat bayi merupakan salah satu cara untuk menjaga

kesehatan bayi. Pijat bayi merupakan rangsangan sensorik, motorik dan

kognitif adalah terapi sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta

suatu hubungan khusus yang positif antara orang tua dan bayi. Itu sebabnya,

pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang tua, keluarga atau paling tidak

pengasuh yang sehari-hari merawatnya (Prasetyono, 2015).

Secara ilmiah, pijatan memberi stimulus pada hormon di dalam tubuh,

satu substansi yang mengatur fungsi fungsi sperti nafsu makan, tidur, ingatan

dan belajar, pengatur temperatur, mood, perilaku, fungsi pembuluh darah,

kontraksi otot, pengatur sistem endokrin dan depresi (Prasetyono, 2015)

Manfaat lain dari pijat bayi juga memperbaiki sistem imunitas si kecil serta

menambah jumlah produksi darah putih yang membuat menjadi lebih sehat.

Pijat akan menstimulasi enzim – enzim yang ada di perutnya sehingga

penyerapan nutrisi dalam tubuhnya lebih optimal. Selain itu, memijat si kecil

secara teratur dapat memberikan manfaat untuk mempengaruhi rangsangan

saraf dan kulit serta memproduksi hormon – hormon yang berpengaruh dalam
3

meningkatkan nafsu makan si kecil, seperti hormon gastrin dan insulin yang

berperan penting dalam proses penyerapan makanan (Galenia, 2014).

Bayi yang dipijat, produksi kedua hormon ini meningkat sehingga

penyerapan nafsu makan meningkat. Nafsu makan yang meningkat kemudian

akan membuat berat badannya naik. Bayi yang dipijat akan mengalami

peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke 10) yang membuat kadar enzim

penyerapan gastrin dan insulin meningkat sehingga penyerapan sari makanan

menjadi lebih baik, penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan

bayi cepat lapar dan karena itu bayi akan lebih sering menyusu (Roesli, 2015).

Hasil penelitian Nurseha dan Lintang (2022) yang melakukan

penelitian tentang efektifitas pijat bayi terhadap kenaikan berat badan dan

kualitas tidur bayi di Puskesmas Kamtwatu mendapatkan hasil Pijat bayi

efektif untuk meningkatkan rata-rata berat badan bayi dan rata-rata waktu

tidur. Begitu pula dengan hasil penelitian dari Dewi dkk (2021) mendapatkan

hasil ada perbedaan signifikan berat badan bayi sebelum dan setelah dipijat

pada kelompok intervensi. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa pijat bayi

sangat efektif dalam meningkatkan berat badan bayi. Sehingga pijat bayi dapat

digunakan juga sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada bayi agar

tumbuh kembang bayi bisa tercapai dengan optimal.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Ubud I yang

merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Gianyar

mendapatkan data pada Bulan April tahun 2023 terdapat 62 orang bayi
4

berumur 0-12 bulan. Dari 10 orang tua bayi yang di wawancarai belum pernah

melakukan pijat bayi kepada bayinya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Efekitivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan

Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian yaitu bagaimanakah Efekitivitas

Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja

UPTD. Puskesmas Ubud I Tahun 2023 ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Efekitivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan

Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I Tahun

2023.

2. Tujuan Khusus

a. Mengindentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur bayi,

pekerjaan ibu dan pendidikan ibu.

b. Mengetahui berat badan bayi sebelum diberikan pijat bayi Di Wilayah

Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I Tahun 2023.


5

c. Mengetahui berat badan bayi setelah diberikan pijat bayi Di Wilayah

Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I Tahun 2023.

d. Menganalisis Efekitivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat

Badan Bayi Di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I Tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Institusi pendidikan

Bagi institusi pendidikan bisa menjadi tambahan ilmu

komplementer mengenai Efekitivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan

Berat Badan Bayi dan bisa menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut.

b. Pengembangan Ilmu Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pengembangan

dalam ilmu kebidanan khususnya kebidanan komplementer tentang

efekitivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi.

2. Manfaat Praktis

a. Pelayanan Kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi

pelayanan kebidananan komplementer mengenai Efekitivitas Pijat

Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi

b. Masyarakat
6

Menambah informasi kepada masyarakat cara untuk

meningkatkan berat badan bayi yaitu dengan pijat bayi.


7
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi

1. Definisi bayi

Bayi adalah seseorang yang baru lahir sampai dengan umur 12 bulan

yang tandai dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan fisik serta

membutuhkan gizi untuk tumbuh kembangnya (Mansur, 2016). Bayi

merupakan masa keemasan dan juga sekaligus masa kritis perkembangan

seseorang. Masa bayi disebut masa kritis karena merupakan masa yang

sangat peka terhadap lingkungan, dan disebut masa keemasan karena

berlangsung sangat singkat yang tidak bisa ulang kembali (Kemenkes,

2016).

Bayi harus dapat melakukan empat penyesuaian agar dapat tetap

hidup yaitu penyesuaian perubahan suhu, menghisap dan menelan,

bernafas dan pembuangan kotoran. Kesulitan penyesuaian atau adaptasi

akan menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan, keterlambatan

perkembangan bahkan bisa sampai meninggal dunia (Mansur, 2016).

8
9

2. Berat Badan Bayi

a. Definisi berat badan bayi

Berat badan adalah indikator untuk menilai hasil

peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh

(tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi

anak atau tumbuh kembang anak. Berat badan juga dapat sebagai

dasar menghitung dosis obat (Marmi, 2014).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat

badan digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR (Bayi

Berat Lahir Rendah). Pada masa bayi balita berat badan digunakan

untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali

terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya

tumor. Selain itu, berat badan dapat digunakan sebagai dasar

perhitungan dosis obat dan makanan (Supriasa dkk, 2013).

b. Pertumbuhan berat badan

Bayi akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur

5 sampai 6 bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun. Berat

badannya bertambah 4 kali lebih banyak dalam 2 tahun, 5 kali lebih

banyak dalam 3 tahun, 6 kali lebih banyak dalam 5 tahun dan 10 kali

lebih banyak dalam 10 tahun. Rata-rata pertambahan pada bayi adalah

90-150 gram/minggu (Dintansari dkk, 2016). Pengukuran

pertumbuhan pada bayi selain berat badan adalah panjang badan.


10

Pengukuran panjang badan dilakukan ketika anak terlentang.

Pengukuran Panjang badan digunakan untuk menilai status perbaikan

gizi. Panjang badan bayi baru lahir normal adalah 45-50 cm dan

berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center

For Health statistic (NCHS), bayi akan mengalami penambhan

panjang badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Penambahan tersebut

akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya

sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia 18-20

tahun (Ernawati dkk., 2014).

Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua,

yaitu 0–6 bulan dan usia 6–12 bulan. Usia 0–6 bulan pertumbuhan

berat badan akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140–

200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir

pada akhir bulan ke-enam. Kenaikan berat badan minimal pada laki-

laki dan perempuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Kenaikan Berat Badan Minimal Berdasarkan Umur


Pada Laki-Laki

Usia (Bulan) KMB (gr)

1 800
2 900
3 800
4 600
5 500
6-7 400
8-11 300
12-24 200
11

Tabel 2.2 Kenaikan Berat Badan Minimal Berdasarkan Umur


Pada Perempuan

Usia (Bulan) KMB (gr)


1 800
2 900
3 800
4 600
5 500
6 400
7-10 300
11-24 200

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan menurut Marmi, dkk (2014) yaitu :

1) Faktor herediter

Faktor herediter merupakan faktor pertumbuhan yang

dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin. Jenis

kelamin ditentukan sejak dalam kandungan. Anak laki-laki

setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi daripada anak

perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami

pra pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia

memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau

suku Asmat dari Irian berkulit hitam.

2) Faktor lingkungan

Lingkungan pra-natal Kondisi lingkungan yang

mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan


12

nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik,

gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang

mendapatkan terapi sitostika atau mengalami infeksi rubella,

toxoplasmosis, sifilis, herpes. Faktor lingkungan lain adalah

radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak

janin.

3) Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan.

Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein,

lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut

tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat

pertumbuhan dan perkembangan anak. Asuhan nutrisi yang

berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu

terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel

atau jaringan bahkan pembuluh darah.

4) Budaya lingkungan, budaya keluarga atau masyarakat akan

mempengaruhi bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan

memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku

ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya

larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi

tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin. Keyakinan untuk melahirkan di dukun beranak daripada


13

ditenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan dilingkungan

atau berdasarkan lingkungan budaya masyarakat setempat.

5) Status sosial ekonomi keluarga, anak yang dibesarkan di

keluarga yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan

gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak

yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi sedang atau

kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang tua,

keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah

menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan

dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dan

lain-lain dibandingkan dengan keluarga dengan latar belakang

pendidikan rendah.

6) Iklim atau cuaca, iklim tertentu akan mempengaruhi status

kesehatan anak misalnya musim penghujan akan dapat

menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya

transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul

penyakit menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang

bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di daerah endemik

demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah deman

berdarah akan meningkat.

7) Olahraga atau latihan fisik Manfaat olahraga atau latihan fisik

yang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah sehingga

meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan


14

aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan

jaringan.

8) Posisi anak dalam keluarga, posisi anak sebagai anak tunggal,

anak sulung, anak tengah, atau anak bungsu akan

mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh dan

dididik dalam keluarga

9) Status kesehatan, status kesehatan anak dapat berpengaruh

pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini

dapat terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera

maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih

mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.

10) Faktor hormonal, faktor hormonal yang berperan dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak adalah somatotropon

yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi

badan, hormon tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh,

glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel

interstisial dari testis untuk mereproduksi testosterone dan

ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon

tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak

laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.

11) Stimulasi, stimulasi adalah perangsangan yang datang dari

lingkungan luar anak antara lain berupa latihan dan bermain,


15

pijat dan baby spa merupakan salah satu bentuk stimulasi pada

bayi.

B. Pijat Bayi

1. Pengertian pijat bayi

Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati

usapan-usapan halus atau rangsangan raba (taktil) yang dilakukan

dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh

bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan sistem

pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah (Roesli, 2016).

Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia

dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan

pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lamanya.

Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia

diciptakan, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan

kehamilan dan proses kelahiran manusia (Wati, 2012).

2. Manfaat pijat bayi

Manfaat pijat bayi adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan berat badan Penelitian yang dilakukan oleh Irva

(2013) yang menyatakan bahwa berdasarkan uji Wilcoxon pada

kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat

didapatkan nilai p- value 0,000 < α(0,05) yang bermakna adanya

peningkatan berat badan yang terjadi yaitu sebesar 700 gram


16

selama dua minggu pemijatan hal ini juga didukung oleh penelitian

Suryani (2017) tentang Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan

Berat Badan di BPS Masnoni diperoleh hasil pemberian pijatan

pada bayi berpengaruh terhadap kenaikan berat badan dengan nilai

p- value 0,000 < α (0,05).

b. Meningkatkan partumbuhan. Pemberian pijat pada bayi dapat

meningkatkan pertumbuhan. Yilmaz (2014) menyatakan bahwa

bayi premature yang diberikan pijatan memiliki kenaikan berat

badan 8 gram lebih tinggi per hari dibandingkan bayi dalam

kelompok kontrol diberi jumlah kalori yang sama.

c. Meningkatkan daya tahan tubuh. Meningkatkan daya tahan tubuh.

Penelitian terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali

dalam seminggu selama 1 bulan, menunjukkan terjadinya

peningkatan jumlah dan toksisitas, sel pembunuh alami (natural

killer cells). Hal tersebut dapat mengurangi kemungkinan

terjadinya infeksi sekunder pada penderita AIDS. Meningkatkan

konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap. Umumnya,

bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, sedangkan pada waktu

bangun konsentrasinya akan lebih penuh. Touch Research Institute,

Amerika, dilakukan penelitian pada kelompok anak dengan

pemberian soal matematika. Selain itu dilakukan pemijatan pada

anak-anak tersebut selama 2 x 15 menit, setiap minggunya selama

jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya, pada anak–anak tersebut


17

diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya

memerlukan waktu penyelesaian setengah dari waktu yang

dipergunakan untuk menyelesaikan soal terdahulu, dan ternyata

pula tingkat kesalahannya hanya sebanyak 50% dari sebelum

dipijat (Roesli, 2016).

d. Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding).

Sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya akan

mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya.

Pada perkembangan anak, sentuhan orang tua adalah dasar

perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara

timbal balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk

secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya

diri.

3. Waktu pemijatan

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan. Dengan

lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan

yang lebih besar. Pijat bayi dapat dilakukan setiap hari dari sejak

kelahiran sampai bayi berusia 6 -7 bulan (Ifalahma, 2012). Menurut

Roesli (2016) bayi dapat dipijat pada waktu–waktu yang tepat

meliputi:

a. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari

baru
18

b. Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi

tidur lebih nyenyak.

4. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Pijat Bayi

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pijat bayi yaitu:

a. Pelaksanaan Pemijatan Bayi

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai

keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi

akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan

dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6 -7

bulan. Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini : Pagi

hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru dan

Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur

lebih nyenyak (Afrian, 2017).

b. Persiapan Sebelum Memijat

Harus memperhatikan tangan bersih dan hangat, menghindari

kuku dan perhiasan dan hal lain yang mengakibatkan goresan pada kulit

bayi, ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap, bayi

sudah selesai makan atau sedang tidak lapar, sediakan waktu untuk

tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan seluruh

tahap-tahap pemijatan, duduk pada posisi nyaman dan tenang,

baringkan bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih,

dan menyiapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil

atau lotion), meminta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan


19

dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya

bicara, dan mengakhiri dengan peregangan. Setelah melakukan

persiapan itu, pemijatan bisa dimulai.

5. Tempat pemijatan

Tempat pemijatan bayi menurut Subakti dan Anggraini (2014) adalah:

a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas.

b. Ruangan kering dan tidak pengap.

c. Ruangan tidak berisik.

d. Ruangan yang penerangannya cukup.

e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu.

6. Cara pemijatan

a. Sesuai usia bayi

1) Kurang dari satu bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekat

usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak

dilakukan pemijatan di daerah perut.

2) Satu sampai 3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan

tekanan ringan dalam waktu yang singkat.

3) Tiga bulan – tiga tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan

dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat (Mahayu,

2016).
20

b. Teknik pijat bayi

Teknik pijat pada bayi sebaiknya dimulai dari kaki bayi

karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah

kaki. Dengan demikian akan memberi kesempatan pada bayi untuk

membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badannya disentuh

(Nurmalasari, 2016). Susan (2013) menyatakan bahwa pijat bayi

sebaiknya dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan

di akhiri pada bagian punggung. Pernyataan tersebut juga didukung

oleh (Utami) 2016 dalam bukunya menyatakan bahwa sebaiknya

urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut,

dada, tangan, muka dan di akhiri pada bagian punggung.

1) Kaki

a) Perahan cara India. Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,

seperti memegang pemukul softball. Gerakkan tangan

kebawah secara bergantian, seperti memerah susu.

b) Peras dan putar Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan

kedua tangan secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi

denagn lembut dan dimulai dari pangkal paha searah mata

kaki.

c) Telapak kaki. Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu

jari secara bergantian, dimulai dengan tumit kaki menuju

jari – jari diseluruh telapak kaki.


21

d) Tarikan lembut jari, pijatlah jari – jarinya satu persatu

dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri

dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung hari.

e) Gerakan peregangan (stretch) Dengan mempergunakan sisi

dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari –

jari kearah tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan

lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah

tumit

f) Titik tekan, tekan – tekanlah kedua ibu jari secara

bersamaan diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit

ke jari – jari

g) Punggung kaki. Dengan mempergunakan kedua ibu jari

secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan

kaki kearah jari – jari secara bergantian

h) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles). Buatlah

gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari

dan jari-jari lainnya dipergelangan kaki bayi (Utami, 2016).

i) Perahan cara Swedia Peganglah pergelangan tangan bayi.

Gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan

tangan (Utami, 2016).


22

j) Gerakan menggulung. Pegang pangkal paha dengan kedua

tangan anda. Buatlah gerakan menggulung dari pangkal

paha menuju pergelangan kaki.

k) Gerakan akhir. Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada

kaki kanan dan kiri rapatkan kedua kaki bayi. Letakkan

kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat dan

pangkal paha. Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut

dari paha kearah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan

akhir bagian kaki (Utami, 2016).

2) Perut

Gerakan pada perut teridiri dari:

a) Mengayuh sepeda. Lakukan gerakan memijat pada perut

bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas kebawah perut,

bergantian dengan tangan kanan dan kiri

b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, angkat kedua kaki

bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain,

pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari–jari

kaki

c) Bulan Matahari. Buat lingkaran searah jarum jam dengan

jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah

(daerah usus buntu) keatas, kemudian kembali kearah kanan

bawah (seolah membentuk gambar matahari (M) beberapa

kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan


23

setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut

bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk

gambar bulan (B), lakukan kedua gerakan ini bersama –

sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari)

sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah

melingkar.

d) Gerakan I – Love – U. Pijatlah perut bayi mulai dari bagian

kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari–jari tangan

kanan membentuk huruf “I” Love, Pijatlah perut bayi

membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri

atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. You, pijatlah

perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan

bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian ke kiri,

kebawah dan berakhir diperut kiri bawah (Utami, 2016).

e) Gelembung atau jari – jari berjalan (walking fingers).

Letakkan ujung jari–jari satu tangan pada perut bayi bagian

kanan. Gerakan jari–jari anda pada perut bayi dari bagian

kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung–

gelembung udara (Utami, 2016).

3) Dada

Gerakan pada dada terdiri dari:

a) Jantung besar, buatlah gerakan yang menggambarkan

jantung dengan meletakkan ujung – ujung jari kedua telapak


24

tangan anda ditengah dada bayi atau di ulu hati. Buat

gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian di

samping diatas tulang selangka, lalu ke bawahmembentuk

jantung dan kembali ke ulu hati .

b) Kupu – kupu, buatlah gerakan diagonal seperti gambar kupu

– kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan

memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah

bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakan tangan kiri ke

bahu kiri dan kembali ke ulu hati (Utami, 2016).

4) Tangan

a) Memijat ketiak (armpits). Buatlah gerakan memijat pada

daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau

dapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya

gerakan tidak dilakukan

b) Perahan cara India, arah pijatan cara India adalah pijatan

yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk

relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi

bagian Pundak dengan tangan kanan seperti memegang

pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan

tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian

pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan

tangan kri dari pundak ke arah pergelangan tangan.

Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke


25

bawah secara bergantian dan berulang– ulang seolah

memerah susu sapi.

c) Peras dan putar. Peras dan putar lengan bayi dengan lembut

mulai dari pundak ke pergelangan tangan (Utami, 2016).

5) Telapak tangan

a) Membuka tangan, pijat telapak tangan dengan kedua ibu

jari, dari pergelangan tangan ke arah jari–jari .

b) Putar jari–jari, pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke

arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan

ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.

c) Punggung tangan, letakkan tangan bayi di antara kedua

tangan. Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan

ke arah jari–jari dengan lembut.

d) Peras dan putar pergelangan tangan. Peraslah sekeliling

pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.

6) Alis

Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis mata.

Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis

mata dan dibatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping

seolah menyetrika alis.

7) Hidung

Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis.

Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui


26

tepi hidung kearah pipi dengan membuat gerakan ke samping

dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum (Utami, 2016).

8) Mulut

a) Mulut bagian atas: senyum II, letakkan kedua ibu jari di

atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibujari

dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah

membuat bayi senyum.

b) Mulut bagian bawah: senyum III Letakkan kedua ibu jari

ditengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu

dengangerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas

ke arah pipi seolah membuat bayi senyum.

c) Lingkaran kecil dirahang (small circles around jaw).

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran–lingkaran

kecil di daerah rahang bayi.

d) Belakang telinga, dengan mempergunakan ujung–ujung

jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga

kanan dan kiri. Gerakkan kearah pertengahan dagu

dibawah dagu.

9) Punggung

a) Gerakan maju mundur (kursi goyang). Tengkurapkan bayi

melintang didepan dengan kepala di sebelah kiri dan kaki

di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi

dengan gerkan maju mundur menggunakan kedua telapak


27

tangan, dari bawah leher sampai kepantat bayi, lalu

kembali lagi ke leher.

b) Gerakan menyetrika, pegang pantat bayi dengan tangan

kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher

kebawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang

menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.

c) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki, ulangi gerakan

menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan

memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke

tumit kaki bayi.

d) Gerakan melingkar, dengan jari – jari kedua tangan,

buatlah gerakan–gerakan melingkar kecil–kecil mulai dari

batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri

tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran–

lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang

lebih besar di daerah pantat.

e) Gerakan menggaruk, tekankan dengan lembut kelima jari–

jari tangan kanan anda pada punggung bayi. Buat gerakan

menggaruk ke bawah memanjang sampai kepantat bayi.

C. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi

Bayi yang sering dilakukan pemijatan akan meningkatkan tonus saraf

vagus, yang meningkatkan pengeluaran hormon penyerapan makanan dan


28

peningkatan kadar enzim gastrin dan insulin, sehingga penyerapan

makanan akan lebih baik dan maksimal. Itulah yang menyebabkan

mengapa bayi yang dilakukan pemijatan secara rutin akan lebih cepat

terjadi peningkatan berat badannya dibanding yang tidak dipijat (Sugiharti,

2016).

Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang

menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara lain pengukuran

kadar ludah, kadar hormon/eatecholamine air seni, dan pemeriksaan EEG

(Electro Enchepalogram/gambaran gelombang otak). Pijat bayi secara

rutin memang berguna untuk mempertahankan kesehatan bayi. Apalagi

karena pijat bayi murah, mudah dan sudah biasa dilakukan di Indonesia

sehingga bukan merupakan hal yang baru bagi kultur kita. Bainbridge dan

Heath (2015) mengemukakan bahwa pijat bayi mempunyai efek biokimia

dan efek fisik atau klinis bagi tubuh bayi. Bagi bayi dapat

mengembangkan komunikasi, mengurangi stres atau tekanan dan

mengurangi gangguan sakit atau mengurangi nyeri. Bagi ibu dapat

meningkatkan produksi ASI, memahami isyarat bayi, meningkatkan

percaya diri dan memahami kebutuhan bayi. Selain itu manfaat dari pijat

bayi secara umum adalah dapat meningkatkan daya tahan tubuh,

memperbaiki peredaran darah dan pernapasan, merangsang fungsi

pencernaan serta pembuangan, meningkatkan kenaikan berat badan,

mengurangi stress dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan, membuat

tidur lebih lelap, mengurangi rasa sakit (seperti sakit kembung dan sakit
29

perut), meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayi, dan

meningkatkan produksi air susu ibu

D. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini yaitu :

Bayi Berat Badan Bayi

Faktor yang mempengaruhi


berat badan bayi:
1. Fakttor herediter 1. lingkungan prenatal
2. Faktor lingkungan
2. lingkungan post natal

Pijat bayi
1. Nutrisi
2. Budaya lingkungan
3. Status sosial
1. Meningkatkan tonus saraf 4. Iklim atau cuaca
vagus 5. Olahraga/Latihan fisik
2. Meningkatkan pengeluaran 6. Posisi anak dalam keluarga
hormon penyerapan makanan 7. Status Kesehatan
3. Meningkatkan kadar enzim 8. Faktor hormonal
gastrin 9. Stimulasi
4. Meningkatkan insulin

Penyerapan makanan maksimal

Berat badan bayi meningkat

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian


Efekitivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Ubud I Tahun 2023
Berdasarkan Marmi (2014), Sugiharti (2016)
30

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Data Oprasional

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau variabel lain

atau disebut sebagai variabel stimulus yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2019), variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pijat bayi.

Varibel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel lain atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas dan sering

disebut sebagai variabel output, kriteria, atau konsekuen (Sugiyono,

2019). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu berat badan bayi.

30
31

2. Definisi Oprasional

Definisi opersional varibel penelitian ini pada tabel dibawah :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat


Badan Bayi di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I

Variabel Definisi Operasional Variabel Alat ukur Hasil Skala

ukur

Pijat bayi pemijatan yang dilakukan SOP pijat bayi - -


lebih mendekati usapan-
usapan halus atau rangsangan
raba (taktil) yang dilakukan
dipermukaan kulit tubuh bayi
umur 1 – 6 bulan yang
dilakukan selama 10-15 menit
setiap dua hari sekali selama 3
minggu.

Berat badan Hasil penimbangan catatan hasil berat interval


bayi pengukuran berat badan pada pengukuran badan
bayi 1-6 bulan yang dilakukan berat badan bayi
sebelum diberikan pijat bayi bayi dalam
dan setelah diberikan pijat bayi gram

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang

hubungan atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel variabel yang

diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

Variabel independent Variabel dependent


Variable dependent
Pijat bayi Berat badan bayi
32

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep


Efekitivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Ubud I Tahun 2023

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen.

Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu (Sugiyono, 2019). Adapun

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan

dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment), yaitu pemberian

pijat bayi pada bayi sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan pijat bayi.

Metode eksperimen dalam penelitan ini menggunakan jenis desain penelitian

dengan metode desain quasi experiment with pre-post test with control group.

Tabel 4.1

Desain pretest-posttest grop dengan kontrol

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Kelompok intervensi O1 X1 O2

Kelompok control O3 X0 O4

Desain group pretest-posttest design dengan kontrol


33

X1 : Kelompok intervensi dengan memberikan pijat bayi.

X0 : kelompok kontrol tidak diberikan pijat bayi tapi diberikan KIE cara

perawatan bayi sehari – hari.

O1 : hasil pre test pada kelompok intervensi.

O2 : hasil post test pada kelompok intervensi

O3 : hasil pre test pada kelompok kontrol

O4 : hasil post test pada kelompok kontrol

Desain pre test – post test grup kontrol membandingkan dua

kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pijat bayi

pada bayi diberikan pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol tidak

diberikan intervensi. Kedua kelompok diberikan pretest (O1) dan postest

(O2). Pretest dinilai dengan cara mengukur berat badan sebelum intervensi

yang dinilai dengan melakukan penimbang dengan alat penimbangan berat

badan bayi, Postest dinilai dengan cara melihat berat badan bayi setelah

diberikan intervensi selama tiga minggu baik pada kelompok kontrol maupun

intervensi.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Ubud I, karena

Puskesmas Ubud I memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta

melakuakn kunjungan rumah.


34

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2023.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2019).

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh bayi berumur satu sampai

duabelas bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ubud I yaitu

sebanyak 62 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus

betu-betul representative (Sugiyono, 2019). Pengambilan sampel

menggunakan teknik sampling jenis non probability sampling yaitu

purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016).


35

Perhitungan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Solvin

N
n=
1+ N (e)2

62
n= 2
1+ 62(0,1)

n = 38,27

n = 38 responden

Keterangan :

N = ukuran sampel/ jumlah responden

N = ukuran populasi

e = presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sempel yang

masih bisa ditolerir (0,1)

Cara mengantisipasi sampel yang drop out sebanyak 10% atau sebanyak 4

responden, maka sampel yang akan diambil datanya adalah 42 orang.

a. Kriteria inklusi

1) Bersedia menjadi responden.

2) Bayi berumur satu-enam bulan

3) Bayi Sehat yang hanya diberikan ASI saja.

b. Kriteria eksklusi

1) Bayi dengan kelainan bawaan

2) Tidak mengikuti proses penelitian dari awal sampai selesai.

F. Etika Penelitian
36

Penelitian ini dimulai dari melakukan pengurusan uji etik di Stikes

Buleleng. Penelitian ini memperhatikan prinsip-prinsip dalam penelitian

ilmiah yang menggunakan obyek manusia yaitu:

1. Prinsip penghormatan martabat manusia (respect for person)

Subyek berhak memilih untuk ikut serta atau tidak ikut serta dalam

penelitian, tidak ada unsur paksaan keterlibatan subyek dalam penelitian

dan memfasilitasi subyek dengan informed consent.

2. Prinsip etik berbuat baik (beneficience)

Upaya untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan

kerugian responden yaitu intervensi untuk meningkatkan berat badan bayi

melalui pijat bayi.

3. Prinsip etik keadilan (justice)

Keadilan antara beban dan manfaat yang diperoleh subyek dan

keikutsertaannya dalam penelitian, subyek tidak dipilih berdasarkan suku,

ras, dan agama yang dianut oleh subyek.

G. Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

Instrumen (alat ukur) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi yang berisikan identitas responden dan catatan hasil

pengukuran berat badan bayi. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti


37

sendiri yaitu pengukuran berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan

pijat bayi.

2. Uji Validitas dan reabilitas

Uji Validitas digunakan untuk menunjukan tingkat keadalan atau

ketepatan suatu alat ukur. Validitas menunjukan derajat ketepatan antara

data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang

dikumpulkan oleh peneliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Reabilitas

menyatakan sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2019).

Pada penelitian ini menggunakan lembar pencatatan hasil

pengukuran berat badan bayi jadi tidak perlu dilakuakn uji validitas dan

reabilitas instrument, namun dilakukan kalibrasi terhadap timbangan

yang digunakan untuk mengukur berat badan bayi sehingga hasil

penimbangan didapatkan data yang akurat.

H. Tahap Pengumpulan Data

1. Prosedur Administrasi

Prosedur administrasi dalam pengumpulan data yaitu :


38

a. Pengurusan surat studi pendahuluan dari Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Buleleng

b. Setelah surat studi pendahuluan dikeluarkan dari Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Buleleng ditembuskan Puskesmas Ubud I.

c. Pengurusan Surat pengantar ijin penelitian dari sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Buleleng ke Puskesmas Ubud I yang di tembuskan ke

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Kabupaten

Gianyar.

d. Pengurusan ijin penelitian di Puskesmas Ubud I sebagai tempat

penelitian.

2. Prosedur Teknis

Prosedur teknis dalam penelitian ini yaitu :

a. Pengurusan ijin penelitian dan etica clearance

b. Mengajukan ijin penelitian di Puskesmas Ubud I.

c. Melakukan apersepsi kepada enumerator yaitu bidan di poli anak

sebagai pemegang program anak tentang penelitian dan cara

pengambilan data yang berjumlah 30 orang.

d. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden.

e. Meminta ijin responden sebagai subyek penelitian, jika bersedia

menjadi responden diminta untuk menandatangani informed consent.


39

f. Menimbang berat badan bayi sebelum diberikan intervensi pijat bayi.

g. Memberikan pijat bayi selama 5-10 menit dilakukan setiap dua hari

sekali selama tiga minggu.

h. Setelah tiga minggu diberikan pijat bayi maka berat badan bayi

diukur kembali.

i. Mengucapkan terima kasih pada responden yang telah bersedia

menjadi responden penelitian.

j. Setelah semua data terkumpul sesuai dengan besar sampel minimal

yang ditetapkan maka dilakukan pengolahan data.

I. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah dengan meneliti

ulang dan memeriksa data mulai identitas dan kelengkapan pengisian ceklist

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing yaitu memeriksa seluruh ceklist untuk mengetahui kelengkapan

jawaban yang terkumpul dari penelitian pijat bayi

2. Coding yaitu memberi kode jawaban pada komputer yaitu

a. Coding umur bayi umur kurang dari 3 bulan koding 1, 4 – 6 bulan

coding 2

b. Coding pekerjaan ibu, Ibu rumah tangga koding 1, ibu pekerja

coding 2.
40

c. Coding pendidikan ibu, pendidikan SD/SMP koding 1, SMA/SMK

koding 2 dan perguruan tinggi coding 3.

d. Tabulating & entry yaitu kegiatan menilai hasil penilaian pijat bayi

terhadap peningkatan berat badan bayi kemudian memasukkan

data-data yang ada ke dalam program analisis data kedalam SPSS

(Statistical Product and Service Solutions).

e. Cleaning, yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dientry pada program SPSS (Statistical Product and Service

Solutions) untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam

memasukkan data.

J. Analisa Data

Data yang telah diolah dilakukan analisis yang merupakan langkah

penting dalam penelitian ini meliputi :

1. Analisis univariat

Analisa univariat adalah analisis univariat digunakan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2019). Analisa

univariat penelitian ini menilai berat badan bayi sebelum dan sesudah

intervensi, data karakteristik responden.

2. Analisis bivariat
41

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Sugiyono, 2019).

Analisa bivariat dalam penelitian ini dilakukan uji untuk mengetahui

perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi.

Sebelum dilakukan uji hipotesis maka dilakukan uji normalitas data

untuk menentukan jenis statistik yang digunakan, apakah statistik

parametrik atau statistik non parametrik (Sugiyono, 2019).

Menurut Nursalam (2017) uji Paried t-Test adalah uji parametrik

yang salah satu syaratnya adalah data harus berdistribusi normal. Jika

data tidak berdistribusi normal, maka menggunakan uji non-parametrik

data yang berpasangan (wilcoxon).


42
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.

Armini, N.W., N.G.K.,Sriasih, dan G. A., Marhaeni 2017. Asuhan Kebidanan


Neonatus, Bayi, Balita & Anak Prasekolah. Yogyakarta : CV ANDI Offset.

Ariani, A. P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Budiman, dan Riyanto. A. 2016. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan


Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Salemda Medika. Jakarta. p. pp 66-69.

Chamidah. (2016). Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Dewi. S. 2016. Perbedaan Tingkat Stres Ditinjau Dari Strategi Koping Pada Ibu
Yang Memiliki Anak Autis di Surabaya. Skripsi. Univeristas
Muhamadiyah Surakarta.

Dinkes Bali. 2021. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Denpasar. Dinkes
Provinsi Bali

Hayati. (2019). Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat badan
Rendah di RSUD Bandung. Jurnal Keperawatan BSI, Vol 7 no. 2.

Jidar, Magfirah. 2018. Determinan Kejadian Unmet Need KB Pada Pasangan Usia
Subur (PUS) Di Sulawesi Selatan (Perbandingan Antara Wilayah Urban &
Rural). Skripsi. Universitas Hasanuddin.

Lusiana, N., Andriyani, R., dan Megasari M. 2015. Buku Ajar Metodologi
Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Depublish.

Mahayu. 2016. Buku Lengkap Perawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta: Saufa.

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Prasetyono. 2015. Buku Pintar ASI Ekslusif. Pengenalan Praktek Dan


Kemanfaatannya. Yogyakarta:Penerbit Diva Press

Roesli. 2016. Insiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta. Pustaka Bunda

Subakti dan Anggarini 2014. Kupas Tuntas Sekitar Kehamilan. Jakarta: PT. Agro
Media Pustaka.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Suryani dan Astarina. 2017. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat
Badan Pada Bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar
Lampung. ejurnalmalahati. Vol 11 no. 2.

Swarjana K. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Yogyakarta.

Utami RI, 2020. Hubungan Antara Usia, Pendidikan dan Pekerjaan Dengan
Pengetahuan Manajemen Laktaso Pada Ibu Yang Memiliki Anak Usia -23
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono No 1 Kabupate Boyolali
tahun 2019. Skripsi. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

Waktu (Bulan)
No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

2023 2024

1 Pengajuan Judul
Penyusunan
2
proposal
3 Ujian proposal

4 Uji etik
Pengumpulan dan
5
pengolahan data
6 Penyusunan hasil

7 Ujian Skripsi
Lampiran 2

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden
di- Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Anak Agung Triantini

Nim : 21089153115
Adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Buleleng akan melakukan penelitian dengan judul “ Efekitivitas Pijat
Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja UPTD.
Puskesmas Ubud I Tahun 2023”.
Memohon kesediaan Ibu-Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Pengumpulan data ini hanya untuk kepentingan penelitian. Kami akan menjaga
kerahasian data-data Ibu.
Demikian saya sampaikan permohonan ini, atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.
Buleleng, 2023
Peneliti

Anak Agung Triantini


NIM : 21089153115
Lampiran 3: Informed Consent

Persetujuan Menjadi Responden


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan diawah ini :


Nama :
Usia :
Alamat :
Menyatakan bersedia dengan kesadaran penuh tanpa ada paksaan dari pihak

manapun untuk menjadi responden pada penelitian yang berjudul “Efekitivitas

Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah Kerja UPTD.

Puskesmas Ubud I Tahun 2023”.

Demikian saya sampaikan, secara sadar dan sukarela saya berperan serta

dalam penelitian ini serta bersedia menandatangani lembar persetujuan ini.

Buleleng, …………………….. 2023

Yang membuat pernyataan

(………………………………)
Lampiran 4 : Data Responden

Efekitivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Di Wilayah

Kerja UPTD. Puskesmas Ubud I Tahun 2023

Karakteristik Responden
No responden :
Usia : bulan
Lahir secara :
Berat badan lahir :
Umur kehamilan :
Penyakit Bawaan :
Anak ke :
Diberikan ASI saja :
Pendidikan orang tua (ibu) :
Pekerjaan orang tua (ibu) :
Berat Badan sebelum pijat :
Berat Badan Setelah Pijat : Lampiran 5
SOP
PIJAT BAYI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PIJAT BAYI
(BABY MASSAGE)
Pedoman dasar pelaksanaan tindakan perawatan pemenuhan kebutuhan fisiologi
dasar yang dikembangkan secara komprehensif berdasarkaan prisip transcultural
kebidanan dan keperawatan
Indonesia
PENGERTIAN Tindakan stimulasi tubuh bayi dengan terapi sentuhan untuk
meningkatkan
sirkulasi darah dan tumbuh kembang bayi yang lebih optimal
TUJUAN 1. Merangsang syaraf motorik
2. Memperbaiki pola tidur
3. Membantu memperlancar sistem pencernaan
4. Meningkatkan ketenangan emosional anak
5. Meningkatkan pertumbuhan
6. Meningkatkan daya tahan tubuh
7. Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
KEBIJAKAN Bayi dalam kondisi sehat
PERALATAN 1. Minyak pijat bayi/baby oil
2. Handuk
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANA 1. Mengecek program terapi
AN 2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam kepada klien dan sapa nama klien
2. Menjelaskan tujuan dann prosedur pelaksaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan klien

C. Tahap Kerja
• Pedoman melaksanakan terapi:
a. Kaki
1) Perahan cara India
Langkah yang pertama adalah basahi tangan anda
menggunakan minyak kemudian peganglah kaki bayi
pada pangkal paha seperti memegang pemukul
softball, kemudian gerakkan tangan anda ke
pergelangan kaki bayi secara bergantian seperti
memerah susu. Dengan arah yang sama anda dapat
menggunakan kedua tangan anda untuk memeras,
memijat serta memutar kedua kaki bayi dari pangkal
paha menuju kebawah secara lembut sehingga tidak
menyakiti bayi.
2) Perahan cara Swedia
Cara yang lain adalah perahan cara swedia yaitu anda dapat
memegang kedua pergelangan kaki bayi kemudian kemudian
gerakkan kedua tangan secara bergantian dari pangkal kaki
hingga ke pangkal paha. Lakukan teknik meremas, memijat,
serta memutar dengan lembut kedua kaki bayi. Kajilah respon
bayi, apabila bayi merasa tidak nyaman atau menangis
hentikanlah pemijatan.

3) Telapak kaki
Gunakanlah minyak untuk mengurut telapak kaki bayi.
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara
bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju ke jari. Atau anda
dapat membuat lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu
jari secara bersamaan pada seluruh telapak kaki dimulai dari
tumit bayi. Hal tersebut dapat diulang hingga beberapa kali.

4) Jari
Langkah pemijatan selanjutnya adalah pada jari-jari kaki bayi.
Pijatlah jari-jari kaki satu per satu dengan gerakan memutar
menjauhi telapak kaki dan diakhiri dengan tarikan lembut pada
setiap ujung jari kaki bayi. Janganlah menekan terlalu kuat
karena akan mengakibatkan ketidaknyamanan pada bayi.

5) Punggung kaki
Setelah selesai melakukan terapi pada jari maka langkah
selanjutnya adalah punggung kaki. Dengan kedua ibu jari,
buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki sebelah dalam
dan luar. Kemudian urutlah seluruh punggung kaki dengan
kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah
jari. Atau buatlah gerakan yang membentuk lingkaran-
lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan, dari
daerah mata kaki
ke jari kaki.
6) Gerakan menggulung
Peganglah pangkal paha dengan kedua tangan anda, kemudian
gerakkan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan
kaki dengan lembut kemudian, lakukan hingga beberapa kali.

7) Gerakan akhir
Rapatkanlah kedua kaki bayi, kemudian letakkan kedua tangan
anda secara bersamaan pada pangkal paha, kemudian usap
beberapa kali kedua kaki bayi dari atas ke bawah dengan lembut.

b. Perut
Pedoman pemijatan pada daerah perut ini sangat penting karena bayi
sangat sensitif dan tulangnya masih lunak. Sehingga anda harus
menghindari melakukan pemijatan di bagian perut pada tulang rusuk
atau ujung tulang rusuk bayi.
1) Mengayuh pedal sepeda
Basahilah tangan anda dengan minyak untuk memijat bagian
perut, kemudian langkah selanjutnya anda dapat melakukan
gerakan pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, gerakan
dari atas ke bawah perut secara bergantian dengan tangan kanan
dan kiri.
2) Menekan perut
Tekuklah kedua lutut kaki bayi secara bersamaan dengan lembut
ke permukaan perut bayi. Anda juga dapat melakukan hal ini
secara bergantian yang dimulai dengan lutut kanan dan
dilanjutkan dengan lutut kiri secara lembut.

3) Bulan-matahari
Buatlah lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kanan anda
mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai
arah jarum jam, kemudian kembali ke daerah kanan bawah
(seperti bentuk bulan), diikuti oleh tangan kiri yang selalu
membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari). Lakukan hal
ini secara berulang-ulang.

4) Jam
metode lain yang dapat anda gunakan adalah dengan
membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi
bagian paling atas dianggap jam 12, bagian bawah perut
dianggap jam 6, lalu buat gerakan berikut : Buat lingkaran
searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu tangan kiri
dimulai pada jam 8 (di daerah usus buntu)

5) Gerakan I Love You


”I” : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah
dengan menggunakan jari-jari tangan kanan seolah membentuk
huruf ”I”.
”LOVE” : Bentuklah huruf ”L” terbalik, dengan melakukan
pemijatan dari kanan atas perut ke kiri atas kemudian dari kiri
atas ke kiri bawah.
”YOU” : Bentuklah huruf ”U” terbalik, dimulai dari kanan
bawah (daerah usus buntu) ke atas kemudian ke kiri, ke bawah,
dan berakhir di perut kiri bawah.
6) Gelembung
Letakkanlah ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan
bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum
jam dari kanan ke kiri bawah guna memindahkan gelembung-
gelembung udara. Dengan kedua telapak tangan buatlah gerakan
dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan
kertas pada buku tua.

c. Dada
1) Jantung besar
Gunakanlah kembali minyak untuk memudahkan pemijatan.
kemudian buatlah gerakan seperti membentuk gambar jantung
dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati.
Setelah itu buatlah gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian
ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah ke ulu hati seolah-
olah anda membuat gambar jantung.

2) Kupu-kupu
Gerakan pada dada selanjutnya yaitu dengan membuat gambar kupu-
kupu. Dimulai dengan tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu
hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati, kemudian dengan
tangan kiri ke bahu kiri, kemudian kembali ke ulu hati. Lakukan
dengan lembut dan penuh kehangatan.
3) Jantung kecil
Anda dapat melakukan gerakan membuat gambar jantung kecil pada
kedua puting bayi secara bergantian.
4) Burung Kecil
Buatlah gerakan seolah membuat gambar jantung besar hingga ke
tepi selangka. Kemudian dengan jari-jari tangan yang diregangkan
buatlah gerakan seolah membuat gambar sayap burung kecil, dimulai
dari samping dada ke atas.
d. Tangan
1) Perahan cara India
Gunakanlah minyak secukupnya. Perahan cara India bermanfaat
untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Peganglah lengan
bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak, seperti
memegang pemukul softball. Gerakkan tangan kanan dan kiri ke
bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu
sapi. Cara lain yaitu kedua tangan anda dapat melakukan gerakan
memeras, memijat, dan memutar lengan bayi mulai dari pundak ke
pergelangan tangan secara lembut.

2) Perahan cara Swedia


Modifikasi pemijatan selanjutnya adalah perahan cara swedia yaitu
pijatan yang dimulai dari pergelangan tangan ke arah badan untuk
mengalirkan darah ke jantung dan ke paru-paru. Gerakkan tangan
kanan dan kiri secara bergantian, mulai dari pergelangan ke arah
pundak. Cara lain yaitu kedua tangan anda dapat melakukan gerakan
memeras, memutar, dan memijat lengan bayi mulai dari pergelangan
tangan hingga ke pundak secara lembut.

3) Telapak tangan
Gunakanlah kedua ibu jari anda untuk memijat telapak tangan seolah
membuat lingkaran-lingkaran kecil dari pergelangan tangan ke arah
jari-jari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan
secara bergantian.
4) Jari
Pijatlah jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan
memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan yang lembut pada tiap
ujung jari. Tarikan yang terlalu kuat dapat menyebabkan resiko cidera
pada bayi

5) Gerakan menggulung
Gerakan selanjutnya adalah menggulung, caranya yaitu peganglah
lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan.
Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju
pergelangan tangan/jari-jari. Lakukan selama beberapakali secara
lembut.

6) Gerakan akhir
Rapatkanlah kedua tangan bayi, kemudian letakkan kedua tangan
anda secara bersamaan pada pangkal lengan tangan bagian atas,
kemudian usap beberapa kali kedua tangan bayi dari atas ke bawah
dengan lembut.

e. Muka
1) Membasuh muka
Hindari menggunakan minyak pijat pada daerah sekitar mata atau
selaput lendir lainya karena dapat menyebabkan resiko iritasi pada
bayi. Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan
lembut sambil bicara pada bayi secara halus seolah-olah anda dan
bayi sedang berbicara berdua. Gerakkan kedua tangan anda ke
samping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasuh muka.
Lakukan hingga beberapa kali
2) Dahi (menyetrika dahi)
Anda dapat meletakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi
bayi. Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi
bayi ke arah samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi. Setelah
itu gerakkan ke bawah ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran-
lingkaran kecil di pelipis kemudian gerakkan ke arah dalam melalui
daerah pipi di bawah mata.

3) Alis (menyetrika alis)


Anda dapat meletakan kedua ibu jari di antara kedua alis mata.
kemudian pijatlah secara lembut bagian atas mata atau alis mulai dari
tengah ke samping seperti menyetrika alis. Perhatikan respon bayi
saat anda melakukan terapi.

4) Hidung (senyum pertama)


Langkah selanjutnya anda dapat meletakkan kedua ibu jari di antara
kedua alis bayi. Tekankanlah ibu jari anda dari pertengahan kedua
alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi kemudian gerakkan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

5) Rahang atas : senyum kedua


Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan rahang atas atau di
atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari anda dari
tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi
tersenyum.

6) Dagu/rahang bawah : senyum ketiga


Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari
pada dagu, lalu gerakkan dari tengah ke samping kemudian ke atas
seolah membuat bayi tersenyum.

7) Belakang telinga
Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan anda dari
belakang telinga kanan dan kiri ke tengah dagu. Atau dengan tekanan
lembut gerakkan kedua tangan anda dari belakang telinga membentuk
lingkaran-lingkaran kecil ke seluruh kepala.

f. Punggung
1) Gerakan maju mundur seperti kuda goyang
Teteskan besukupnya minyak pada kedua tangan anda kemudian
ubahlah posisi bayi dalam posisi tengkurap melintang di depan anda
dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda. Pijatlah
dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan di
sepanjang punggung bayi, dari bawah leher sampai ke pantat bayi.

2) Gerakan menyetrika
Langkah selanjutnya adalah melakukan usapan dengan telapak
tangan kanan anda, menyerupai gerakan menyetrika dengan lembut
yang dimulai dari pundak hingga ke bawah sampai pada pantat bayi.
CATATAN:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pijat bayi. Pedoman
yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijatan adalah:
✓ Awali pemijatan dengan sentuhan ringan kemudian
secara bertahap
tambah tekanannya.
✓ Tekanan pemijatan disesuaikan umur:
a. 0-1 bulan: Gerakan atau tekanan lebih mendekati
usapan halus dan sebelum tali pusat lepas
sebaiknya tidak dilakukan pemijatan daerah
perut.
b. 1-3 bulan: Tekanan lebih kuat dan gerakan lebih
variatif.
c. 3 bulan- 3 tahun: Dilakukan seluruh gerakan
pemijatan sesuai teknik pada seluruh tubuh.
✓ Pada bayi premature sebelum bayi sehat betul, hanya
diberikan sentuhan
ringan.
✓ Pemijatan dimulai dari ujung kaki kemudian keatas
serta pertahankan kontak mata selama pemijatan.
✓ Tanggap terhadap bayi, seperti bila bayi menangis
tenangkan dulu baru
setelah diam pemijatan dilanjutkan.
✓ Tidak membangunkan bayi hanya untuk melakukan
pemijatan
✓ Tidak melakukan pemijatan bila:
a. Segera setelah selesai makan.
b. Bayi dalam keadaan tidak sehat.
c. Bayi tidak mau dipijat atau memaksakan posisi pijat
tertentu.
✓ Siapkan perlengkapan pijat seperti: popok bersih dan
pakaian ganti.
✓ Perawat atau bidan harus melepaskan gelang, cincin dan
memotong kuku- kuku jari. yang panjang agar tidak
menyakiti kulit bayi yang lembut dan sangat sensitif.
D. Tahap Evalusi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Merapikaan klien dan lingkungan
3. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan asuhan

Sumber : Utami (2016)

Anda mungkin juga menyukai