Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN


KECEMASAN IBU MENGHADAPI BAYI BARU LAHIR
IKTERUS DI PUSKESMAS TOILI 1 KECAMATAN
MOILONG KABUPATEN BANGGAI

Oleh :
TINI SAMPE
NIM 042021316

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2023
PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN


KECEMASAN IBU MENGHADAPI BAYI BARU LAHIR
IKTERUS DI PUSKESMAS TOILI 1 KECAMATAN
MOILONG KABUPATEN BANGGAI

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb.)
Pada Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kesehatan
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada

Oleh :
TINI SAMPE
NIM 042021316

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN


KECEMASAN IBU MENGHADAPI BAYI BARU LAHIR IKTERUS DI
PUSKESMAS TOILI 1 KECAMATAN MOILONG KABUPATEN
BANGGAI

Oleh :
TINI SAMPE
NIM 042021316

Proposal ini Telah disetujui untuk diuji diharapan tim penguji


Program Studi Sarjana Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
Tanggal,

Pembimbing I, Pembimbing II,

……………………….. ……………………………………
NIDN NIDN.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan

Samsinar, S.ST.,M.Kes.
NIDN. 0919078901
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN


KECEMASAN IBU MENGHADAPI BAYI BARU LAHIR IKTERUS DI
PUSKESMAS TOILI 1 KECAMATAN MOILONG KABUPATEN
BANGGAI

Oleh :
TINI SAMPE
NIM 042021316

Telah dipertahankan di depan Penguji


Pada Tanggal ..........................
Dan dinyatalan telah memenuhi syarat
Tim Penguji :

1. (…………………….)

2. (…………………….)

3. (…………………….)

Pembimbing I, Pembimbing II,

……………………….. …………………………….
NIDN NIDN. .

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan

Devi Darwin, S.ST.,M.Keb. Samsinar, S.ST.,M.Kes.


NIDN 0915098702 NIDN. 0919078901
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya, skripsi dengan judul "Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum

dengan Kecemasan Ibu Menghadapi Bayi Baru Lahir Ikterus di Puskesmas Toili 1

Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai" ini dapat terselesaikan. Penyusunan

skripsi ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Studi Sarjana Kebidanan di Fakultas Kesehatan, Institut Kesehatan dan Bisnis

Kurnia Jaya Persada.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu

post partum yang memiliki bayi baru lahir dengan ikterus di Puskesmas Toili 1

Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu post partum dengan kecemasan

yang dialami dalam menghadapi bayi baru lahir dengan ikterus.

Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, di antaranya:

1. Kepada keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan moral dan

materi, serta doa yang tak terhingga, yang membuat penulis tetap semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada Rektor dan dosen pembimbing di Institut Kesehatan dan Bisnis

Kurnia Jaya Persada yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta

kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
iv

3. Kepada Kepala Puskesmas Toili 1 dan seluruh staf yang telah membantu

dalam pelaksanaan penelitian, serta memberikan izin untuk melakukan

penelitian di Puskesmas Toili 1.

4. Kepada semua responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan

memberikan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.

5. Kepada teman-teman seangkatan yang selalu memberikan semangat dan

dukungan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi yang berguna bagi pihak yang

memerlukan.

Toili, 25 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................4
D. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Tinjauan Umum Ikterus................................................................................6
B. Tinjauan Umum Bayi Baru Lahir.................................................................9
C. Tinjauan Umum Pengetahuan.....................................................................11
D. Tinjauan Umum Ibu Post Partum................................................................14
E. Tinjauan Umum Kecemasan.......................................................................18
F. Penelitian Terkait........................................................................................23
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN....................24
A. Kerangka Konsep........................................................................................24
B. Hipotesis Penelitian.....................................................................................24
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................26
A. Desain Penelitian.........................................................................................26
B. Populasi.......................................................................................................26
C. Sampel.........................................................................................................27
D. Teknik sampling..........................................................................................27
E. Variabel penelitian.......................................................................................27
F. Defenisi operasional....................................................................................27
G. Tempat.........................................................................................................28
H. Waktu Penelitian.........................................................................................28
I. Instumen penelitian.....................................................................................28
vi

J. Prosedur Penelitian.....................................................................................29
K. Pengolahan Data.........................................................................................30
L. Analisis Data...............................................................................................32
M. Etika Penelitian...........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permintaan Menjadi Responden.....................................

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden....................................................

Lampiran 3: Lembar Kuisioner............................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir ikterus atau yang dikenal dengan istilah "kuning"

merupakan suatu kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir, di mana

bayi mengalami peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada bayi

baru lahir dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti inkompatibilitas

golongan darah, infeksi, atau gangguan metabolisme. Meskipun sebagian

besar kasus ikterus pada bayi baru lahir bersifat fisiologis dan dapat pulih

dengan sendirinya, beberapa kasus dapat berkembang menjadi kondisi yang

serius jika tidak ditangani dengan tepat, seperti kernikterus yang dapat

menyebabkan gangguan saraf atau keterlambatan perkembangan pada bayi

(Nasution et al., 2020).

Ibu post partum memiliki peran penting dalam mendeteksi dan

merawat bayi yang mengalami ikterus. Pengetahuan yang baik tentang ikterus

pada bayi baru lahir akan membantu ibu dalam mengenali gejala awal dan

memberikan perawatan yang tepat untuk bayi. Namun, masih banyak ibu post

partum yang memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai kondisi ini,

sehingga dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan dalam menghadapi

bayi yang mengalami icterus (Widiyanti, M., & Agustin, 2020).

Kecemasan yang dialami oleh ibu post partum dalam menghadapi bayi

baru lahir ikterus dapat mempengaruhi kualitas perawatan yang diberikan

kepada bayi. Kecemasan yang berlebihan dapat menyebabkan ibu merasa


2

tidak mampu untuk merawat bayi dengan baik, atau bahkan menghindari bayi

karena takut salah dalam memberikan perawatan (Isnaini et al., 2020;

Syahrianti et al., 2020).

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan

pengetahuan ibu terhadap pencegahan ikterus fisiologis pada bayi usia 0-14

(Ilawati & Susanti, 2022). Pengetahuan yang memadai mengenai ikterus

fisiologis dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini sangat

penting bagi ibu dalam mencegah dan mengurangi risiko ikterus pada bayi

mereka. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ikterus fisiologis

cenderung lebih waspada dalam mengenali gejala awal dan mengambil

langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Selain itu, ibu yang

terinformasi juga lebih mampu mengidentifikasi kapan mereka harus mencari

bantuan medis jika diperlukan (Ilawati & Susanti, 2022; Widiyanti, M., &

Agustin, 2020).

Berdasarkan studi awal yang telah dilakukan pada bulan April 2023 di

Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai, yang melibatkan

6 ibu nifas dan bayi mereka. Dari hasil tersebut, 2 bayi mengalami ikterus

fisiologis, sementara 4 bayi lainnya sehat. Peneliti kemudian mewawancarai

keenam ibu nifas mengenai ikterus neonatorum. Hasilnya menunjukkan

bahwa 4 ibu nifas hanya mengetahui bahwa perubahan warna kulit menjadi

kuning merupakan perubahan yang normal, namun mereka tidak mengetahui

penyebab, perubahan fisik, komplikasi, dan gejala yang berkaitan dengan

ikterus. Sementara itu, 2 ibu nifas lainnya mengetahui tentang warna kuning
3

pada bayi dan kadang-kadang menjemur bayi mereka di pagi hari, tetapi tidak

mengetahui informasi lebih lanjut mengenai ikterus.

Sesuai penjelasan tersebut diatas, penelitian mengenai hubungan

pengetahuan ibu post partum dengan kecemasan ibu menghadapi bayi baru

lahir ikterus di Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai

perlu dilakukan guna mengidentifikasi apakah pengetahuan yang baik

mengenai ikterus pada bayi baru lahir dapat mengurangi kecemasan yang

dialami oleh ibu post partum. Dengan mengetahui hubungan antara

pengetahuan ibu post partum dengan kecemasan dalam menghadapi bayi baru

lahir ikterus, diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi

tenaga kesehatan dalam menyusun strategi edukasi kesehatan yang efektif

untuk meningkatkan pengetahuan ibu post partum mengenai ikterus pada bayi

baru lahir, serta memberikan dukungan emosional bagi ibu yang mengalami

kecemasan. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas perawatan yang

diberikan kepada bayi baru lahir ikterus, serta meningkatkan kualitas hidup

ibu dan bayi secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

Peneliti menetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

apakah ada hubungan pengetahuan ibu post partum dengan kecemasan ibu

menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong

Kabupaten Banggai?
4

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan pengetahuan ibu post partum dengan kecemasan

ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili 1 Kecamatan

Moilong Kabupaten Banggai

2. Tujuan khusus

a. Menganalisa pengetahuan ibu post partum mengenai bayi baru lahir

ikterus di Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai

b. Menganalisa kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di

Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai

c. Menganalisa hubungan pengetahuan ibu post partum dengan

kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili

1 Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai

D. Manfaat

1. Bagi ibu postpartum

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran ibu postpartum

tentang pentingnya pengetahuan mengenai ikterus pada bayi baru lahir.

Dengan pengetahuan yang lebih baik, ibu postpartum akan lebih siap

menghadapi dan merawat bayi yang mengalami ikterus, sehingga dapat

mengurangi kecemasan yang dialami dan memberikan perawatan yang

lebih baik untuk bayi.

2. Bagi Puskesmas
5

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

berguna bagi Puskesmas dalam mengidentifikasi kebutuhan edukasi

kesehatan mengenai ikterus pada bayi baru lahir. Dengan demikian,

Puskesmas dapat menyusun dan melaksanakan program edukasi yang

lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu postpartum dan

mengurangi kecemasan yang dialami oleh ibu dalam menghadapi bayi

baru lahir ikterus.

3. Bagi institusi

Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada dapat memanfaatkan

hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi dan pengembangan kurikulum

serta program pendidikan yang relevan dengan kebidanan. Hal ini dapat

membantu institusi dalam menghasilkan lulusan yang kompeten,

memiliki pengetahuan yang baik mengenai ikterus pada bayi baru lahir,

dan mampu memberikan dukungan emosional yang efektif kepada ibu

postpartum.

4. Bagi penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan landasan bagi penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu postpartum,

kecemasan dalam menghadapi bayi baru lahir ikterus, dan faktor-faktor

yang mempengaruhi kualitas perawatan bayi baru lahir. Penelitian ini

juga dapat menginspirasi penelitian lebih lanjut yang berfokus pada

pengembangan intervensi edukasi dan dukungan emosional yang efektif

untuk ibu postpartum dalam menghadapi bayi baru lahir ikterus.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Ikterus

1. Pengertian

Ikterik neonantus merupakan masalah umum yang terjadi pada

bayi baru lahir. Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi berumur antara 0

sampai dengan 28 hari yang baru saja mengalami proses kelahiran.

Adaptasi neonatus dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin

memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi organ individu

(Wahyuni et al., 2023).

2. Tanda dan gejala

Sampai saat ini ikterus masih merupakan masalah pada neonatus

yang sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50%

neonatus cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan oleh

sebab itu memeriksa ikterus pada neonatus harus dilakukan pada waktu

melakujkan kunjungan pada saat meeriksa bayi diklinik. Ikterus

neonatorum ditandai warna kunig yang ditemukan pada sklera, selaput

lendir, kulit, atau organ lainnya. Warna kuning yang dihasilkan biasanya

disebabkan oleh bilirubin yang tak terkonjugasi dengan baik dikarenakan

organ hati pada neonates ini tidak mampu membersihkan bilirubin dalam

darah dengan cepat, sehingga kalori dan cairan tertundanya buang air

besar menyebabkan warna kuning pada neonatus (Wahyuni et al., 2023).


7

3. Penyebab

a. Penurunan Berat Badan yang tidak normal (7 sampai 8% pada

neonatus yang disusui, dan >15% pada bayi cukup bulan)

b. Pola makan tidak ditetapkan

c. Transisi yang sulit ke kehidupan ekstrauterin

d. Umur kurang dari 7 hari

e. Terlambat pengeluaran meconium (Wahyuni et al., 2023).

4. Patofisiologi

Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan dari penguraian

hemoglobin, komponen utama sel darah merah. Proses penguraian ini

terjadi di hati dan melibatkan beberapa tahapan. Pertama, bilirubin tak

terkonjugasi (indirek), yang bersifat tidak larut dalam air, harus

dikonjugasi dengan asam glukuronat oleh enzim uridin difosfoglukuronil

transferase (UGT1A1) di hati. Setelah dikonjugasi, bilirubin menjadi

larut dalam air (bilirubin terkonjugasi atau direk) dan kemudian

diekskresikan melalui empedu ke usus, di mana bakteri usus

mengubahnya menjadi urobilinogen dan sterkobilinogen. Urobilinogen

dan sterkobilinogen selanjutnya diekskresikan melalui feses dan urin (Lai

et al., 2021; Tsehay & Afework, 2023).

Ikterik neonatus terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara

produksi dan ekskresi bilirubin. Beberapa faktor yang menyebabkan

peningkatan kadar bilirubin pada bayi baru lahir meliputi:


8

a. Peningkatan produksi bilirubin: Bayi baru lahir memiliki jumlah sel

darah merah yang lebih tinggi, yang mengakibatkan penguraian

hemoglobin yang lebih cepat dan peningkatan produksi bilirubin.

b. Fungsi hati yang belum matang: Hati bayi baru lahir belum

sepenuhnya matang, sehingga kapasitas untuk mengkonjugasi dan

mengekskresikan bilirubin mungkin belum optimal.

c. Sirkulasi enterohepatik yang meningkat: Pada bayi baru lahir, usus

lebih cepat menyerap bilirubin, dan bilirubin yang seharusnya

diekskresikan melalui feses kembali ke hati, sehingga meningkatkan

kadar bilirubin dalam darah.

d. Faktor lain, seperti inkompatibilitas golongan darah antara ibu dan

bayi, infeksi, atau gangguan metabolisme, juga dapat menyebabkan

ikterik neonatus (Belay et al., 2022; Lai et al., 2021; Tsehay &

Afework, 2023).

Ikterik neonatus umumnya bersifat fisiologis dan biasanya tidak

berbahaya. Namun, jika kadar bilirubin terlalu tinggi atau meningkat

dengan cepat, kondisi tersebut dapat menjadi patologis dan berisiko

menyebabkan kerusakan otak yang disebut kernikterus. Oleh karena itu,

penting untuk memantau dan mengelola kadar bilirubin pada bayi baru

lahir secara efektif (Belay et al., 2022; Lai et al., 2021).

5. Penanganan

Berbagai metode telah digunakan untuk mengobati neonatus

dengan hiperbilirubinemia tidak langsung. Strategi pengobatan untuk


9

neonatus dengan hiperbilirubinemia meliputi: Profilaksis, penggunaan

farmakologi, fototerapi, transfusi tukar. Strategi praktis untuk

pencegahan dan pengobatan hiperbilirubinemia neonatus (<35 minggu

atau lebih), diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics pada tahun

2004, mengurangi insiden hiperbilirubinemia neonatus yang parah dan

ensefalopati bilirubin. mempertaruhkan. Minimalkan kecemasan, kurangi

menyusui, dan obati perawatan yang tidak perlu Pencegahan berfokus

pada pemberian minum sesegera mungkin, sering menyusui untuk

menurunkan shunt enterohepatik, menunjang kestabilan bakteri flora

normal, dan merangsang aktifitas usus halus (Yanti & Fatmasari, 2023).

B. Tinjauan Umum Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir merupakan periode awal kehidupan bayi di luar

rahim, yang mencakup waktu hingga usia 28 hari. Selama fase ini, bayi

mengalami perubahan yang signifikan dalam beradaptasi dari kehidupan

di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada periode ini, hampir semua

sistem organ bayi mengalami proses pematangan. Sebuah bayi baru lahir

normal didefinisikan sebagai bayi yang lahir pada usia kehamilan antara

37 hingga 42 minggu, dengan berat lahir berkisar antara 2500 hingga

4000 gram (Raufaindah et al., 2022).

Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami

proses kelahiran, berusia 0-28 hari. Bayi tersebut memerlukan

penyelesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri


10

dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi

bayi baru lahir untuk dapat hidup dengan baik (Wahyuni et al., 2023).

2. Klasifikasi bayi baru lahir

Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi yaitu:

a. Bayi baru lahir menurut masa gestasinya:

1) Kurang bulan (preterm infant): < 37 minggu

2) Cukup bulan (term infant): 37-42 minggu

3) Lebih bulan (postterm infant): 42 minggu atau lebih

b. Bayi baru lahir menurut berat badan lahir:

1) Berat lahir rendah: <2500 gram

2) Berat lahir cukup: 2500-4000 gram

3) Berat lahir lebih: >4000 gram (Wahyuni et al., 2023).

3. Adaptasi bayi baru lahir

Adaptasi bayi baru lahir adalah periode adaptasi terhadap

kehidupan keluar Rahim. Periode ini dapat berlangsung hingga satu

bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh bayi.

Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada sistem pernapasan dan

sirkulasi, sistem kemampuan mengatur suhu, dan dalam kemampuan

mengambil dan menggunakan glukosa (Wahyuni et al., 2023).

4. Ciri-ciri bayi baru lahir normal

Ciri Bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37-42

minggu, berat badan 2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar

dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11- 12 cm,
11

frekuensi denyut jantung 120- 160 kali permenit, kulit kemerah-merahan

dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak

terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang

dan lemas, nilai Appearance Pulse Grimace Activity Respiration

(APGAR)>7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat, genetalia pada

laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum

dan penis yang berlubang sedangkan genetalia pada perempuan

kematangan ditandai dengan labia mayora menutupi labia minora, refleks

rooting susu terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk

dengan baik (Wahyuni et al., 2023).

C. Tinjauan Umum Pengetahuan

1. Pengertian

Pengertian pengetahuan adalah pemahaman tentang realitas,

kebenaran, prinsip, dan keindahan dari suatu objek. Pengetahuan adalah

hasil dari penerimaan informasi yang diamati, dipahami, dan diingat.

Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk pendidikan

formal atau non-formal, percakapan, membaca, mendengar radio,

menonton televisi, serta pengalaman hidup lainnya (Hariani, 2022).

2. Metode memperoleh pengetahuan

a. Metode pertama adalah rasionalisme, sebuah aliran berpikir yang

menganggap bahwa pengetahuan yang benar didasarkan pada akal

budi. Mereka tidak meremehkan pengalaman inderawi, tetapi

melihat pengalaman tersebut sebagai dorongan bagi akal pikiran.


12

Rasionalis berpendapat bahwa kebenaran dan kesesatan terletak pada

pikiran manusia, bukan pada objek yang dapat diterima oleh indera

kita.

b. Metode kedua adalah empirisme, dimana filsuf empiris meyakini

bahwa satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman dan

pengamatan inderawi. Semua data dan fakta yang dapat ditangkap

oleh panca indera manusia dianggap sebagai sumber pengetahuan.

Semua ide yang benar berasal dari fakta empiris tersebut, sehingga

semua pengetahuan manusia bersifat empiris.

c. Kritikisme mengidentifikasi tiga macam pengetahuan. Pertama,

pengetahuan analitis yang melibatkan subyek dan predikat yang

sudah diketahui secara terpisah, namun disatukan melalui analisis

subyek. Contohnya adalah "Lingkaran itu bulat." Kedua,

pengetahuan sintesis a posteriori yang terbentuk melalui pengalaman

inderawi saat predikat dihubungkan dengan subyek. Sebagai contoh,

"Hari ini sudah hujan" merupakan hasil pengamatan inderawi yang

dihubungkan dengan pernyataan "Sudah hujan hari ini." Ketiga,

pengetahuan sintesis a priori yang membutuhkan akal budi dan

pengalaman inderawi secara bersamaan. Baik ilmu pasti maupun

ilmu alam termasuk ke dalam pengetahuan sintesis a priori.

d. Positivisme memusatkan perhatian pada pengetahuan yang faktual

dan positif. Mereka menolak metafisika dan berpegang pada apa

yang sudah diketahui. Pengetahuan tentang kenyataan dan hubungan


13

antara kenyataan adalah penting untuk memprediksi masa depan,

bukan untuk memahami makna dari kenyataan itu sendiri. August

Comte adalah tokoh utama positivisme dan membagi perkembangan

pemikiran manusia dalam tiga tahap, yaitu tahap teologis, tahap

metafisik, dan tahap ilmiah atau positif (Darsini et al., 2019).

3. Jenis-jenis pengetahuan

a. Pengetahuan ilmiah:

Pengetahuan yang diperoleh melalui proses ilmiah yang sistematis

dan objektif, berdasarkan riset, pengamatan, dan analisis data.

Contohnya adalah pengetahuan dalam bidang biologi, fisika, kimia,

dan lain-lain.

b. Pengetahuan empiris:

Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman langsung, seperti

pengalaman dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari.

Contohnya adalah pengetahuan tentang cara mengemudi atau

memasak.

c. Pengetahuan konseptual:

Pengetahuan yang didasarkan pada konsep, ide, dan teori yang

terstruktur. Contohnya adalah pengetahuan dalam bidang matematika

atau filsafat.

d. Pengetahuan praktis:

Pengetahuan yang diperoleh melalui penerapan langsung dalam

kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah pengetahuan tentang cara


14

memperbaiki mobil atau memasang listrik (Darsini et al., 2019;

Ridwan et al., 2021; Suryani, 2021).

D. Tinjauan Umum Ibu Post Partum

1. Pengertian

Masa puerperium atau masa nifas adalah periode pemulihan tubuh

setelah persalinan hingga organ reproduksi wanita kembali ke keadaan

sebelum kehamilan. Lama masa nifas berkisar antara 6-8 minggu setelah

persalinan selesai (Zubaidah, 2021).

2. Pembagian masa nifas

Menurut referensi dari Prawirohardjo (2009 dalam Zubaidah,

2021)., Pembagian nifas dibagi 3 bagian, yaitu:

a. Puerperium dini adalah periode pemulihan awal di mana seorang ibu

diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan setelah melahirkan. Dalam

agama Islam, umumnya diperbolehkan untuk kembali bekerja

setelah 40 hari, karena dianggap telah bersih dan pulih dari

persalinan.

b. Puerperium intermedial adalah periode pemulihan yang lebih

menyeluruh, terutama pada organ reproduksi wanita, dan

berlangsung selama 6-8 minggu setelah persalinan.

c. Remote puerperium adalah periode pemulihan yang membutuhkan

waktu lebih lama untuk mencapai kesembuhan yang sempurna,

terutama jika ibu hamil atau mengalami komplikasi selama

persalinan. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesembuhan


15

sempurna dapat berkisar antara mingguan, bulanan, atau bahkan

tahunan.

3. Kunjungan masa nifas

a. Kunjungan 1.

Waktu 6-8 Jam Setelah Persalinan Tujuan nya adalah:

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan: rujuk bila

perdarahan berlanjut

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

bersama ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

b. Kunjungan 2.

Waktu: 6 Hari Setelah Persalinan

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau.


16

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal

3) Memastikan mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

c. Kunjungan 3.

Waktu: 2 Minggu Setelah Persalinan

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

d. Kunjungan 4.

Waktu: 6 Minggu Setelah Persalinan

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami

dan bayi alami


17

2) Memberikan konseling KB secara dini (Zubaidah, 2021).

4. Psikososial post partum

Menjadi orang tua; adalah merupakan kritis dan melewati transisi.

Adanya perubahan dalam keluarga yang memerlukan proses adaptasi

dalam keluarga

a. Karakteristik Keluarga dengan “Child Bearing” (Hubungan Sikap)

1) Persiapan transisi menjadi orang tua

2) Adaptasi dan perubahan anggota keluarga, interaksi peran,

perubahan hubungan seksual

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

b. Area Vital yang Menjadi Kebutuhan Kedekatan Orang Tua dengan

Bayi

1) Kebutuhan sikap orang dalam sistem keluarga sebagai individu

2) Kebutuhan interaksi orang tua sebagai pasangan

3) Pengaruh interaksi orang tua dan anak

4) Fase Transisi Postpartum

1) Fase antisipasi kehamilan Antisipasi peran, membuat keputusan,

membagi pekerjaan dalam rumah tangga

2) Fase bulan madu periode postpartum

a) Perlu kontak yang lama dan intim

b) Menggali anggota keluarga yang baru


18

c) Fase honey moon setelah anak lahir

d) Terjadi intimasi dan kontak yang lama: ibu–ayah- bayi

“psikis honeymoon” masing-masing saling memperhatikan

anak dan menciptakan hubungan yang baru (Zubaidah,

2021).

E. Tinjauan Umum Kecemasan

1. Pengertian

Kecemasan adalah perasaan ketakutan (baik realitis maupun tidak

realitis) yang disertai dengan keadaan peningkatan reaksi kejiwaan

(Widiawati, 2020).

Kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang pebuh dengan

kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjaddi, baik

berkatian dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang aneh

(Yanti & Fatmasari, 2023).

2. Penyebab kecemasan pada ibu nifas

Ketidaknyamanan atau rasa cemas dapat berasal dari faktor

eksternal seperti ancaman dari lingkungan sekitar, ataupun faktor internal

seperti perasaan, pikiran, atau dorongan yang sulit diterima. Kebanyakan

dari ancaman tersebut tidak jelas dan tidak terdefinisi secara tegas. Faktor

internal yang tidak dapat diterima dapat memicu upaya adaptasi yang

bertujuan untuk melindungi diri dari ancaman yang dirasakan. Proses

adaptasi ini merupakan bagian dari pertahanan ego yang terjadi secara

tidak sadar. Namun, jika seseorang mengalami kesulitan dalam proses


19

adaptasi, seperti tekanan, perubahan, atau konflik emosi, maka

mekanisme jiwa akan aktif untuk menghilangkan ketidaknyamanan yang

dirasakan secara sadar (Daswati, 2021).

Sumber penyebab kecemasan yaitu:

a. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negative tentang dirinya

sendiri, seperti perasaan negative bahwa ia lebih jelek dibandingkan

teman-temannya.

b. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri sebagai ransangan

saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingindan

tegang.

c. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task gerated

interference) merupakan kecenderungan yang dialami seseorang

yang selalu tertakan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas

(Widiawati, 2020).

3. Teori penyebab terjadinya kecemasan

a. Teori psiko-analitik

Sigmund Freud mendefenisikan kecemasan sebagai sinyal adanya

bahaya asadar. Kecemasan dipandang sebagai akibat konflik psikis

antara keinginan yang tidak disadari yang bersifat agresif dan

ancaman terhadap hal tersebut dari super ego atau realitas eksternal.

Sebagai respon terhadap sinyal ini, ego memobilisasi mekanisme


20

pertahanan jiwa. Kecemasan muncul sebagai respon terhadap

berbagai situasi yang dirasakan mengancam kehidupan. Dari

perspektif psikodinamik, tujuan terapi bukanlah menghilangkan

semua gejala kecemasan tetapi meningkatkan daya adaptasi terhadap

kecemasan, yaitu kemampuan mengalami kecemasan dan

menggunakannya sebagai sinyal untuk menyelidiki konflik dasar

yang telah melahirkan kecemasan tersebut.

b. Teori perilaku-kognitif

Menurut teori ini kecemasan adalah respon yang dipelajari terhadap

stimulus lingkungan spesifik, pola fikir yang salah, terdistorsi, atau

kontra produktif yang menyertai atau mendahului perilaku

maladaptif. cemas Pasien dengan gangguan cenderung

memperkirakan secara berlebihan derajat bahaya dan cenderung

meremehkan kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman yang

dirasakan. Pasien yang mengalami kecemasan yang sangat berat

sering mengalami pikiran akan hilangnya kendali atau takut akan

kematian, setelah merasakan sensasi fisiologis dari cemas seperti

palpitasi, takikardi, dan kepala terasa ringan yang disebut serangan

panik. 3.

c. Teori eksistensial

Teori ini menyebutkan bahwa gangguan cemas menyeluruh terjadi

tanpa adanya stimulus yang spesifik yang dapat diidentifikasi.

Konsep teori ini adalah bahwa seseorang mengalami perasaan


21

kosong yang mendalam yang membuatnya sangat tidak nyaman

sebagai respon terhadap kehampaan yang luas mengenai keberadaan

hidupnya (Daswati, 2021).

4. Derajat kecemasan

Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) adalah skala penilaian

yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang. Skala ini

terdiri dari 20 pertanyaan dengan empat pilihan jawaban yang berkisar

dari "tidak sama sekali" hingga "sangat sering" (Daswati, 2021). Zung

Self-Rating Anxiety Scale (SAS) adalah instrumen yang digunakan untuk

mengukur tingkat kecemasan seseorang secara objektif dan sistematis.

Skala ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang dirancang untuk

mengidentifikasi dan mengukur berbagai gejala kecemasan. Berdasarkan

skor yang diperoleh dari skala ini, tingkat kecemasan seseorang dapat

dikategorikan menjadi tiga derajat (Daswati, 2021), yaitu:

a. Skor 20-44: Kecemasan ringan hingga sedang Pada tingkat ini,

individu mungkin mengalami gejala kecemasan yang lebih ringan,

seperti cemas secara umum, mudah terganggu, atau memiliki

perasaan tegang. Meskipun gejalanya mungkin tidak mengganggu

kehidupan sehari-hari secara signifikan, individu mungkin merasa

tidak nyaman atau terpengaruh oleh kecemasan mereka.

b. Skor 45-59: Kecemasan sedang hingga berat Pada tingkat kecemasan

ini, individu mungkin mengalami gejala yang lebih parah, seperti


22

kesulitan tidur, peningkatan ketegangan otot, atau perasaan gelisah

yang konstan. Kecemasan pada tingkat ini mungkin mulai

mempengaruhi fungsi sehari-hari dan kualitas hidup individu.

c. Skor 60-80: Kecemasan berat Pada tingkat kecemasan berat,

individu mungkin mengalami gejala yang sangat mengganggu dan

menghambat kehidupan sehari-hari, seperti serangan panik, perasaan

takut yang intens, atau gangguan berpikir dan konsentrasi.

Kecemasan pada tingkat ini seringkali memerlukan intervensi

profesional dan perawatan untuk membantu individu mengatasi

gejalanya dan merasa lebih baik.

Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin tinggi tingkat

kecemasan seseorang. Namun, diagnosis kecemasan harus dilakukan oleh

profesional medis dan tidak hanya berdasarkan hasil dari skala penilaian

semata (Daswati, 2021).

5. Kecemasan pada ibu postpartum (ibu nifas)

Stres psikologis sering meningkat setelah persalinan sehingga hal

ini dapat meningkatan risiko untuk terjadinya gangguan mental. Sebagai

contoh, sekitar 15 % wanita nifas mengalami depresi postpartum non

psikotik dalam waktu 6 bulan pertama kelahiran. Salah satu bentuk stres

psikologis adalah kecemasan. Kecemasan dapat timbul pada masa nifas

oleh karena berbagai faktor antara lain ketidaknyamanan di awal masa

nifas, kekhawatiran terhadap perubahan bentuk tubuh, ketidakmampuan


23

ibu merawat bayinya dengan tepat seperti pada ibu yang memiliki bayi

(Daswati, 2021).
24

F. Penelitian Terkait

No Judul/Peneliti/ Lokasi Desain Analisis PICO/ PICOT/PICOS


Penelitian
Patient Intervention Compariso Outcomes
n
1 Hubungan Pengetahuan cross sectional 40 orang - - ada hubungan antara
Dan Sikap Ibu Dengan pengetahuan dan
Kejadian Ikterus Pada sikap ibu dengan
Bayi Baru Lahir Di Klinik kejadian penyakit
Bidan Sri Widia Astuti kuning pada bayi
Kecamatan Batang Kuis baru lahir
Kabupaten Deli Serdang
(Dewi et al., 2023)
2 Hubungan tingkat Cross Sectional 53 responden - - Ada hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan Study pengetahuan ibu
kejadian ikterik pada bayi dengan kejadian
di Ruangan Perinatologi ikterik
Rumah Sakit Umum
Mayjen H. A Thalib
Kabupaten Kerinci
(Rahayuningrum et al.,
2021)
25

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual berisi tentang variabel yang diteliti, dapat

berisi pengaruh atau hubungan antara variabel satu dengan variabel

lainnya. Kerangka konsep ialah abstraksi suatu kenyataan yang dibentuk

hingga mampu melakukan komunikasi dan pembentukan teori yang

memberikan penjelasan terkait satu variabel dengan variable lainnya

(Sarmanu, 2017).

Desain kerangka konsep pada penelitin ini yaitu sebagai berikut:

variabel independent variabel dependen

Pengetahuan Ibu hamil keteraturan melakukan


tentang kehamilan resiko kunjungan ANC
tinggi

Keterangan:

: variabel independen (variabel bebas)

: variabel dependen (variabel terikat)

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang dirumuskan berdasarkan

asumsi atau dugaan mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel dalam

penelitian. Hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran atau tidaknya

asumsi tersebut melalui pengumpulan data dan analisis data. Terdapat dua
26

jenis hipotesis dalam penelitian, yaitu hipotesis nol (null hypothesis) dan

hipotesis alternatif (alternative hypothesis). Hipotesis nol menyatakan bahwa

tidak ada hubungan antara dua variabel yang diuji, sedangkan hipotesis

alternatif menyatakan adanya hubungan antara dua variabel yang diuji.

Hipotesis digunakan sebagai landasan dalam melakukan pengujian statistik

pada data yang dikumpulkan dalam penelitian.

Hipotesis untuk hubungan pengetahuan ibu post partum dengan

kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili 1

Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai adalah sebagai berikut:

1. Ha: Terdapat hubungan pengetahuan ibu post partum dengan kecemasan

ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili 1 Kecamatan

Moilong Kabupaten Banggai.

2. H0: Tidak terdapat hubungan pengetahuan ibu post partum dengan

kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili 1

Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai.


27

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunaka untuk mengkaji hubungan

pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan ibu menghadapi bayi baru

lahir ikterus adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.

Dalam penelitian ini, data akan dikumpulkan dari responden pada satu titik

waktu untuk menganalisis hubungan antara variabel pengetahuan ibu

postpartum dan tingkat kecemasan mereka (Jaya, 2020; Yusuf, 2017).

Dalam desain penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari sampel

responden pada satu waktu tertentu mengenai pengetahuan tentang keputihan

dan personal hygiene. Dalam desain cross-sectional, data hanya dikumpulkan

pada satu titik waktu tertentu, sehingga tidak memungkinkan untuk

mengevaluasi hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang diteliti.

Namun, desain cross-sectional cukup efektif untuk menggambarkan atau

mengukur prevalensi atau distribusi suatu variabel atau fenomena pada

populasi (Jaya, 2020; Yusuf, 2017).

B. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang baru saja

melahirkan (postpartum) di Puskesmas Toili 1, Kecamatan Moilong,

Kabupaten Banggai, yang memiliki bayi baru lahir yang terdata sejak januari

hingga saat ini sebanyak 30 orang.


28

C. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang baru saja melahirkan

(postpartum) di Puskesmas Toili 1, Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai,

yang memiliki bayi baru lahir yang terdata sejak januari hingga saat ini

sebanyak 30 orang.

D. Teknik sampling

Metode sampling adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk

memilih sampel dari suatu populasi yang lebih besar dengan tujuan untuk

mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan. Terdapat berbagai jenis

teknik sampling, seperti random sampling, stratified sampling, cluster

sampling, dan sebagainya.

Teknik pengambilan sampel total sampling adalah metode teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini. Total sampling atau disebut

juga dengan census, adalah teknik sampling di mana seluruh elemen atau

anggota populasi menjadi sampel yang akan dianalisis tanpa menggunakan

metode pemilihan secara acak atau selektif. Teknik total sampling cocok

digunakan pada populasi yang relatif kecil atau terbatas. Namun, penggunaan

teknik total sampling seringkali memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang

lebih besar dibandingkan dengan teknik sampling lainnya.

E. Variabel penelitian

1. Variabel independen: Pengetahuan ibu postpartum mengenai ikterus pada

bayi baru lahir.


29

2. Variabel dependen: Kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir dengan

ikterus.

F. Defenisi operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini dijabarkan pada tabel

berikut:

Variabel Pengertian Alat ukur Hasil ukur Skala ukur


Pengetahuan Pemahaman Kuisioner 1. Tinggi jika ordinal
tentang ikterik responden
pada bayi baru menjawab
lahir 80-100%
jawaban
benar
2. Rendah
jika
responden
menjawab
< 80%
jawaban
benar
Kecemasan Perasaan ibu Zung Self 1. Tidak Ordinal
ibu yang Rating cemas jika
menghadapi direaksikan Anxiety responden
bayi baru menghadapi Scale menjawab
lahir dengan bayi baru lahir (SAS / 20-44 skor
ikterus dengan ikterus SRAS) total
dengan jawaban
jumlah 20 kecemasa
pertanyaan n
2. Cemas
jika
responden
menjawab
45-80 skor
total
jawaban
30

G. Tempat

Penelitian akan dilakukan di Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong

Kabupaten Banggai.

H. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2023.

I. Instumen penelitian

Instrument pada penelitian ini yaitu:

1. Data karakteristik responden.

2. Kuisioner pengetahuan ibu tentang bayi ikterus.

3. Kuesioner kecemasan ibu diukur dengan SAS. Mengingat rentang waktu

masa nifas merupakan situasi dalam tahap reproduksi seorang ibu dengan

berbagai perubahan secara fisik maupun intelektual, dan berpotensi

mengalami kesulitan dalam adaptasi yang mengakibatkan timbulnya

kecemasan. Oleh karena itu, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

yang dikembangkan oleh Zung (terlampir), yang bertujuan untuk

mengukur tingkat kecemasan secara kuantitatif sehingga kecemasan

seseorang dapat diukur secara langsung. Kuesioner ini sederhana, mudah

dipahami, dan dapat dijawab langsung oleh responden, serta telah

digunakan dalam berbagai penelitian di bidang medis sehingga telah

terbukti valid dan reliabel. Reliabilitas instrumen Zung dilaporkan

dengan koefisien 0,71 dengan α=0,85 dan α=0,69 untuk kelompok yang

tidak dipengaruhi oleh poin risiko (Daswati, 2021).


31

Teknik penilaian instrument Zung Self-Rating Anxiety Scale

sebagai berikut:

Tidak Kadang- Sering Mengalami


Pernah kadang mengalami setiap hari
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
J. Prosedur Penelitian

1. Pengurusan izin penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus mengurus izin dari

pihak yang berwenang, seperti Puskesmas Toili 1, Kecamatan Moilong,

Kabupaten Banggai, dan institusi tempat peneliti berafiliasi. Izin ini

penting untuk memastikan penelitian dilakukan sesuai dengan aturan dan

etika penelitian yang berlaku.

2. Permintaan menjadi responden

Setelah izin penelitian diperoleh, peneliti akan menghubungi ibu-ibu

postpartum yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk

mengundang mereka menjadi responden dalam penelitian.

3. Persetujuan responden

Sebelum mengisi kuesioner, responden harus memberikan persetujuan

mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti harus menjelaskan

tujuan, manfaat, dan risiko penelitian serta menjamin kerahasiaan data

yang diberikan oleh responden.

4. Pengisian kuesioner

Setelah mendapatkan persetujuan dari responden, peneliti akan

memberikan kuesioner yang mencakup pertanyaan mengenai


32

pengetahuan ibu postpartum mengenai ikterus pada bayi baru lahir dan

tingkat kecemasan mereka menghadapi bayi baru lahir dengan ikterus.

Responden akan diminta untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan

lengkap.

5. Lama pengisian kuesioner

Waktu yang diperlukan untuk mengisi kuesioner bervariasi tergantung

pada kemampuan dan kecepatan masing-masing responden. Namun,

peneliti harus memastikan bahwa waktu yang diberikan cukup untuk

responden menjawab semua pertanyaan dengan teliti dan tanpa terburu-

buru diperkirakan 15-20 menit.

K. Pengolahan Data

Dalam penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu postpartum

dengan kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili

1 Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai, berikut beberapa langkah yang

perlu dilakukan dalam mengelola dan menganalisis data:

1. Editing

Proses ini melibatkan pengecekan kuesioner yang telah diisi oleh

responden untuk memastikan bahwa semua pertanyaan dijawab dengan

benar dan lengkap. Jika ada data yang tidak lengkap atau tidak konsisten,

peneliti harus menghubungi responden untuk mengklarifikasi atau

melengkapinya.

2. Entry data
33

Setelah semua kuesioner diperiksa dan dinyatakan lengkap, data yang

dikumpulkan akan dimasukkan ke dalam perangkat lunak statistik atau

spreadsheet seperti SPSS, Excel, atau R. Peneliti harus memastikan

bahwa data dimasukkan dengan akurat untuk menghindari kesalahan

dalam analisis data.

3. Coding

Proses ini melibatkan pengelompokan dan pengkodean data berdasarkan

kategori atau skala tertentu. Misalnya, data mengenai tingkat pengetahuan

ibu postpartum dapat dikodekan berdasarkan skor yang diperoleh,

sedangkan data kecemasan ibu dapat dikodekan berdasarkan skor Zung

Self-Rating Anxiety Scale (SAS). Coding memudahkan peneliti untuk

mengelompokkan dan menganalisis data secara sistematis.

4. Cleaning

Setelah data dimasukkan dan dikodekan, peneliti harus melakukan

pembersihan data untuk mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan yang

mungkin terjadi selama proses entri dan pengkodean data. Pembersihan

data melibatkan pengecekan duplikasi, ketidaksesuaian, dan

ketidakkonsistenan dalam data.

L. Analisis Data

Dalam penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu postpartum

dengan kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili

1, Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai, analisis data melibatkan dua

tahap, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat:


34

1. Analisis univariat: Analisis ini melibatkan deskripsi dan pemahaman

karakteristik masing-masing variabel secara terpisah. Dalam konteks

penelitian ini, analisis univariat melibatkan penghitungan frekuensi,

persentase, rata-rata, median, dan modus untuk setiap variabel, seperti

tingkat pengetahuan ibu postpartum dan tingkat kecemasan ibu

menghadapi bayi baru lahir dengan ikterus. Tujuan analisis univariat

adalah untuk mendapatkan gambaran awal tentang distribusi dan

karakteristik data.

2. Analisis bivariat: Setelah memahami karakteristik masing-masing

variabel secara terpisah, analisis bivariat dilakukan untuk menguji

hubungan antara variabel pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan

ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus. Uji Chi Square (χ²) digunakan

untuk menguji hubungan antara kedua variabel tersebut. Uji ini

digunakan untuk mengukur apakah ada hubungan yang signifikan antara

variabel independen (pengetahuan ibu postpartum) dan variabel

dependen (kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus).

M. Etika Penelitian

Dalam penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu post partum

dengan kecemasan ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili

1 Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai, berikut ini adalah etika penelitian

yang diterapkan:

1. Kejujuran
35

Peneliti harus selalu jujur dalam melaporkan metode, hasil, dan

interpretasi data yang diperoleh. Hal ini termasuk tidak memanipulasi

data, tidak mengutip sumber yang tidak relevan, dan tidak mengklaim

hasil penelitian orang lain sebagai hasil penelitian sendiri.

2. Objektivitas

Peneliti harus menjaga objektivitas dalam proses penelitian, mulai dari

perencanaan, pengumpulan data, analisis, hingga penyusunan laporan

penelitian. Hal ini meliputi menjaga jarak dari bias pribadi, kepentingan

pribadi, atau kepentingan kelompok tertentu yang dapat mempengaruhi

keputusan penelitian.

3. Integritas

Peneliti harus menjaga integritas dalam penelitian, termasuk kejujuran

akademik, akuntabilitas, dan pengakuan atas kontribusi orang lain dalam

penelitian.

4. Kehati-hatian

Peneliti harus bekerja dengan hati-hati dan teliti dalam setiap aspek

penelitian, termasuk perencanaan, pengumpulan data, analisis, dan

penyusunan laporan penelitian, serta mengikuti standar metodologis yang

sesuai.

5. Keterbukaan

Peneliti harus bersedia berbagi metode, hasil, dan data penelitian dengan

rekan-rekan peneliti, pembimbing, dan pihak-pihak yang berkepentingan,

serta bersedia menerima kritik dan saran untuk perbaikan penelitian.


36

6. Kerahasiaan

Peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari

responden atau sumber lainnya, serta melindungi privasi dan identitas

responden. Informasi yang diperoleh hanya digunakan untuk tujuan

penelitian dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau

kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Belay, H. G., Debebe, G. A., Ayele, A. D., Kassa, B. G., Mihretie, G. N., &
Worke, M. D. (2022). Determinants of neonatal jaundice in Ethiopia: a
systematic review and meta-analysis. World Journal of Pediatrics, 18(11),
725–733. https://doi.org/10.1007/s12519-022-00597-3
Darsini, D., Fahrurrozi, F., & Cahyono, E. A. (2019). Pengetahuan; Artikel
Review. Jurnal Keperawatan, 12(1 SE-Articles), 13. http://e-
journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jk/article/view/96
Daswati. (2021). Menurunkan Kecemasan Ibu Nifas Dengan Metode Kanguru.
CV. Media Sains Indonesia.
Dewi, E. S., Siregar, S. A., Karlina, F. L., Rambe, H., & Hasliana. (2023).
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi
Baru Lahir Di Klinik Bidan Sri Widia Astuti Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang. MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL,
5(5), 1351–1360.
Hariani, Y. (2022). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSONAL
HYGIENE TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI 2022 : Literature
Review Yulia Hariani. Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang, 11(2), 35–
42.
Ilawati, S., & Susanti, N. (2022). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap
Pencegahan Ikterus Fisiologis Pada Bayi Usia 0-14 Hari Dusun I Desa Sei
Mencirim. Journal of Healtcare Technology and Medicine, 8(2), 1354–1361.
Isnaini, I., Hayati, E. N., & Bashori, K. (2020). Identifikasi Faktor Risiko,
Dampak dan Intervensi Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil
Trimester Ketiga. Analitika, 12(2), 112–122.
https://doi.org/10.31289/analitika.v12i2.3382
Jaya, I. M. L. M. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Teori,
Penerapan, dan Riset Nyata. Anak Hebat Indonesia.
Lai, N. M., Gerard, J. P., Ngim, C. F., Kamar, A. A., & Chen, K.-H. (2021). The
Association between Serum Bilirubin and Kernicterus Spectrum Disorder: A
Systematic Review and Meta-Analysis. Neonatology, 118(6), 654–664.
https://doi.org/10.1159/000519497
Nasution, Z., Tamba, D., Sitopu, S. D., & Syafitri, S. (2020). PENGETAHUAN
IBU POSTPARTUM TENTANG IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR DI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK STELLA MARIS MEDAN. Jurnal
Darma Agung; Vol 28 No 1 (2020): APRIL 2020DO -
10.46930/Ojsuda.V28i1.2413 .
http://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnaluda/article/view/2413
2

Rahayuningrum, D. C., Irman, V., & Apriyeni, E. (2021). Hubungan tingkat


pengetahuan ibu dengan kejadian ikterik pada bayi. Prosiding Seminar
Nasional Stikes Syedza Saintika, 1(1).
https://syedzasaintika.ac.id/jurnal/index.php/PSNSYS/article/view/906
Raufaindah, E., Muzayyana, Sulistyawati, E., Hasnita, Y., Sari, N. A. M. E.,
Citrawati, N. K., Patemah, & Maryam. (2022). Tatalaksana Bayi Baru Lahir.
In Media Sains Indonesia. CV. MEDIA SAINS INDONESIA.
Ridwan, M., Syukri, A., & Badarussyamsi, B. (2021). Studi Analisis Tentang
Makna Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan Serta Jenis Dan Sumbernya.
Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin, 4(1), 31.
https://doi.org/10.52626/jg.v4i1.96
Sarmanu. (2017). Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Statistika. Airlangga University Press.
Suryani, L. (2021). Pendidikan Karakter Berbasis Keterampilan Khusus sebagai
Upaya Meningkatkan Kualitas Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Siswa.
Jurnal Pendidikan Karakter, 11(1), 1–8.
Syahrianti, S., Fitriyanti, W. O., Askrening, A., & Yanthi, D. (2020). Hubungan
Pengetahuan dengan Kecemasan Ibu Nifas dalam Merawat Bayi Baru Lahir.
Health Information : Jurnal Penelitian, 12(2), 214–223.
https://doi.org/10.36990/hijp.v12i2.235
Tsehay, B., & Afework, M. (2023). The Burden of Pathological Neonatal Jaundice
and Its Determinants in Ethiopia: Systematic Review and Meta-Analysis.
Journal of Neonatology, 09732179231164520.
https://doi.org/10.1177/09732179231164520
Wahyuni, S., Puspitasari, D., Rismawati, S., Minarti, Aswita, Rahmah, A., Sari, P.
I. A., Nur, M., & Kartikasari, D. (2023). Perawatan Bayi Baru Lahir. PT
GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI.
Widiawati, Wi. (2020). Keperawatan jiwa. Literasi Nusantara.
Widiyanti, M., & Agustin, H. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Ikterus Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta. Jurnal Kesehatan, 11(2), 183–192.
https://doi.org/https://doi.org/10.26630/jk.v11i2.1553
Yanti, E. M., & Fatmasari, B. D. (2023). Buku Psikologi Kehamilan, Persalinan,
dan Nifas. PT. Nasya Expanding Management.
Yusuf, M. P. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Kencana.
Zubaidah, R. R. N. dan lis P. (2021). Asuhan Keperawatan Nifas. Deepublish.
3

Lampiran 1 : Lembar Permintaan Menjadi Responden

Kepada Yth, Ibu Post Partum di Tempat


Dengan hormat,
Saya, Tini SAmpe, mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas
Kesehatan Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada, sedang melakukan
penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu post partum dengan kecemasan
ibu menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong
Kabupaten Banggai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan ibu post partum mempengaruhi kecemasan mereka dalam
menghadapi bayi baru lahir yang mengalami ikterus.
Dalam rangka melaksanakan penelitian ini, kami membutuhkan dukungan dan
partisipasi dari Ibu sebagai responden dalam penelitian ini. Sebagai responden,
Ibu akan diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti.
Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan
Ibu mengenai ikterus pada bayi baru lahir serta tingkat kecemasan Ibu dalam
menghadapi kondisi tersebut.
Saya berharap Ibu bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Seluruh informasi yang diberikan oleh Ibu akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan bayi di Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong Kabupaten
Banggai.
Apabila Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silakan
menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan di bawah ini.
Terima kasih atas perhatian dan partisipasi Ibu.
Hormat saya,

Tini Sampe
4

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Inisial : ____________________________
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
mengenai hubungan pengetahuan ibu post partum dengan kecemasan ibu
menghadapi bayi baru lahir ikterus di Puskesmas Toili 1 Kecamatan Moilong
Kabupaten Banggai.
Tanda Tangan: ____________________
5

Lampiran 3: Lembar Kuisioner

Data Demografi:
1. Umur:
a. 15-20 tahun
b. 21-25 tahun
c. 26-30 tahun
d. 31-35 tahun
e. 36-40 tahun
f. >40 tahun
2. Pendidikan terakhir:
a. Tidak tamat SD
b. Tamat SD
c. SMP d. SMA
e. Diploma
f. Sarjana
3. Pekerjaan:
a. Pelajar/mahasiswa
b. Ibu rumah tangga
c. Swasta
d. PNS
e. Wiraswasta
f. Lainnya (sebutkan): __________
Kuisioner pengetahuan ibu tentang icterus pada neonatus:

Silakan tandai (✓) pada kolom Benar atau Salah sesuai dengan pengetahuan Anda
mengenai ikterus pada bayi baru lahir.
No Pernyataan Benar Salah
.
1 Ikterus pada bayi baru lahir disebabkan oleh peningkatan () ()
kadar bilirubin dalam darah.
2 Ikterus pada bayi baru lahir hanya terjadi pada bayi yang () ()
lahir prematur.
3 Menjemur bayi di pagi hari dapat membantu mengatasi () ()
ikterus pada bayi baru lahir.
4 Ikterus pada bayi baru lahir tidak memerlukan penanganan () ()
medis.
5 Gejala ikterus pada bayi baru lahir meliputi kulit dan mata () ()
yang berwarna kuning.
6 Inkompatibilitas golongan darah antara ibu dan bayi dapat () ()
menyebabkan ikterus pada bayi baru lahir.
6

7 Semua kasus ikterus pada bayi baru lahir bersifat patologis () ()


dan berbahaya.
8 Ikterus pada bayi baru lahir dapat menyebabkan () ()
komplikasi seperti kernikterus jika tidak ditangani dengan
tepat.
9 Pemberian ASI eksklusif dapat membantu mencegah () ()
ikterus pada bayi baru lahir.
10 Tidak ada hubungan antara infeksi dan ikterus pada bayi () ()
baru lahir.

Kuisioner kecemasan ibu:


Beri tanda checklist pada kolom yang sesuai dengan yang anda alami
Jawaban
Tidak Kadang- Hampi Setiap
No Pernyataan
pernah kadang r setiap waktu
waktu
1 Saya merasa lebih gelisah atau
gugup dan cemas dari Biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan
yang jelas
3 Saya merasa seakan tubuh saya
berantakan atau hancur
4 Saya mudah marah, tersinggung
atau panic
5 Saya selalu merasa kesulitan
mengerjakan segala sesuatu atau
merasa sesuatu yang jelek akan
terjadi
6 Kedua tangan dan kaki saya
sering gemetar
7 Saya sering terganggu oleh sakit
kepala, nyeri leher atau nyeri
otot
8 Saya merasa badan saya lemah
dan mudah lelah
9 Saya tidak dapat istirahat atau
duduk dengan tenang
10 Saya merasa jantung saya
berdebar-debar dengan keras
dan cepat
11 Saya sering mengalami pusing
12 Saya sering pingsan atau merasa
seperti pingsan
7

13 Saya mudah sesak napas


tersengal-sengal
14 Saya merasa kaku atau mati rasa
dan kesemutan pada jari-jari
saya
15 Saya merasa sakit perut atau
gangguan pencernaan
16 Saya sering kencing daripada
biasanya
17 Saya merasa tangan saya dingin
dan sering basah oleh keringat
18 Wajah saya terasa panas dan
kemerahan
19 Saya sulit tidur dan tidak dapat
istirahat malam
20 Saya mengalami mimpi-mimpi
buruk
8

Kunci Jawaban Kuisioner pengetahuan ibu tentang icterus pada neonatus:

No Pernyataan Benar Salah


.
1 Ikterus pada bayi baru lahir disebabkan oleh peningkatan (✓) ()
kadar bilirubin dalam darah.
2 Ikterus pada bayi baru lahir hanya terjadi pada bayi yang () (✓)
lahir prematur.
3 Menjemur bayi di pagi hari dapat membantu mengatasi (✓) ()
ikterus pada bayi baru lahir.
4 Ikterus pada bayi baru lahir tidak memerlukan penanganan () (✓)
medis.
5 Gejala ikterus pada bayi baru lahir meliputi kulit dan mata (✓) ()
yang berwarna kuning.
6 Inkompatibilitas golongan darah antara ibu dan bayi dapat (✓) ()
menyebabkan ikterus pada bayi baru lahir.
7 Semua kasus ikterus pada bayi baru lahir bersifat patologis () (✓)
dan berbahaya.
8 Ikterus pada bayi baru lahir dapat menyebabkan (✓) ()
komplikasi seperti kernikterus jika tidak ditangani dengan
tepat.
9 Pemberian ASI eksklusif dapat membantu mencegah (✓) ()
ikterus pada bayi baru lahir.
10 Tidak ada hubungan antara infeksi dan ikterus pada bayi () (✓)
baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai