DISUSUN
ISTIQAMAH SARDI
PO.76.3.02.14.1.017
DISUSUN
ISTIQAMAH SARDI
PO.76.3.02.14.1.017
Sulawesi Barat Tanggal 03 Mei s.d 23 Juni 2017” telah disetujui oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Mengetahui
iii
KATA PENGANTAR
menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih jauh dari
terima kasih yang tulus kepada kedua orang tua yaitu ayahanda Alm.
Muhammad Sahar dan ibunda Hj. Dimi Nursiah serta saudaraku, seluruh
kepada :
praktik ibu Wahida, Amd. Keb yang telah banyak memberikan ilmu dan
5. Hj. Hasiah A,md. Keb selaku kepala Puskesmas Topoyo beserta staf
Kata terima kasih mungkin tidaklah cukup, mengingat jasa yang begitu
kepada Allah SWT agar sekiranya apa yang telah diperbuat untuk penulis
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
B. Tinjauan tentang Masa Persalinan .................................... 13
1. Pengertian Persalinan ..................................................... 13
2. Jenis-jenis Persalinan ...................................................... 14
3. Sebab Terjadinya Persalinan ........................................... 14
4. Tanda-tanda Persalinan .................................................. 14
5. Tahapan Persalinan ......................................................... 16
6. Faktor yang Berperan dalam Persalinan ......................... 18
7. Kebutuhan Dasar Ibu dalam Proses Persalinan .............. 19
8. Tujuan Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan .......... 20
C. Tinjauan tentang Bayi Baru Lahir ...................................... 20
1. Pengertian Bayi Baru Lahir .............................................. 20
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal........................................ 21
3. Manajemen Bayi Baru Lahir ............................................ 21
4. Pemeriksaan Fisik pada Bayi........................................... 24
D. Tinjauan tentang Masa Nifas .............................................. 28
1. Pengertian Masa Nifas .................................................... 28
2. Perubahan Fisik pada Masa Nifas ................................... 29
3. Perubahan Psikis pada Masa Nifas ................................. 29
4. Pengeluaran Lochea ........................................................ 29
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi involusio Uterus ........ 30
6. Kunjungan Pelayanan Kesehatan pada Ibu Nifas ............ 31
7. Peran Bidan dalam Masa Nifas ....................................... 31
8. Tujuan Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas ................... 32
E. Tinjauan tentang Keluarga Berencana .............................. 32
1. Pengertian Keluarga Berencana ...................................... 32
2. Jenis-jenis Pelayanan Kontrasepsi .................................. 33
3. Kontrasepsi Suntik ........................................................... 34
4. Tujuan Program Keluarga Berencana ............................. 36
F. Tinjauan Umum tentang Standar Asuhan Kebidanan...... 37
1. Standar I Pengkajian ....................................................... 37
vii
2. Standar II Perumusan Diagnosa dan atau Masalah
Kebidanan........................................................................ 37
3. Standar III Perencanaan .................................................. 38
4. Standar IV Implementasi.................................................. 38
5. Standar V Evaluasi .......................................................... 39
6. Standar IV Pencatatan Asuhan Kebidanan...................... 40
G. Hukum Kewenangan dan Hak Bidan ................................. 41
BAB III TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN
A. Sasaran ............................................................................... 49
B. Tempat dan Waktu .............................................................. 49
C. Tehnik Pengumpulan Data ................................................. 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Praktik ....................................... 52
B. Hasil Tinjauan Kasus .......................................................... 52
1. Pengkajian ....................................................................... 52
2. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan ....... 60
3. Rencana ......................................................................... 60
4. Implementasi ................................................................... 60
5. Evaluasi ........................................................................... 62
6. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ........................... 63
C. Pembahasan ....................................................................... 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 98
B. Saran .................................................................................. 99
1. Petugas Kesehatan ......................................................... 99
2. Bagi Pemerintah .............................................................. 100
3. Bagi Mahasiswa ............................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.21 Pendokumentasian Asuhan Keluarga Berencana
Kunjungan I ............................................................................. 94
Kunjungan II ............................................................................ 95
x
DAFTAR LAMPIRAN
Topoyo.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nya tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan
Asia Selatan 69.000 Jiwa dan Asia Tenggara 16.000 Jiwa. Angka
jak tahun 1991 sampai 2007 yaitu dari 390 menjadi 228 kelahiran
AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kela-
tian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2016 Angka
dan Angka Kematian Bayi 376 (1,68%) jiwa dari 22.266 kelahiran
jiwa (1,60%) dari 2.492 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Kab.
tahun 2016 tidak terdapat Angka Kematian Ibu (0%) dan Angka
Tahun 2017 dari bulan Januari hingga Juni Angka Kematian Ibu
sebanyak 2 jiwa (0,9%) dan tidak terdapat Angka Kematian Bayi dari
yaitu hamil terlalu muda (< 20 tahun), terlalu tua (> 35 tahun), terlalu
rapat/jarak kehamilan < 2 tahun dan terlalu sering (> 3). 3 terlambat
2
yaitu terlambatnya mengenal tanda bahaya, mengambil keputusan
jiwanya maka dari itu ibu hamil memerlukan asuhan antenatal selama
keguguran yang telah berisiko dari segi usia dan paritas sehingga
Akhir.
B. Rumusan Masalah
Sulawesi Barat?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
3
hamil, bersalin, nifas, Bayi Baru Lahir (BBL) dan Keluarga
2. Tujuan Khusus
pada ibu hamil, bersalin, Bayi Baru Lahir (BBL), nifas dan
berencana.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
4
dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas
2. Manfaat Keilmuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian kehamilan
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
Kehamilan Lanjut.
a. Sistem Reproduksi
2) Uterus
3) Ovarium
terbentuk.
4) Payudara
7
b. Sistem Pernapasan
kehamilan.
c. Sistem Perkemihan
18 - 21)
dan wajah atau sakit kepala disertai kejang. Janin dirasakan kurang
8
kemungkinan sulit melahirkan normal. Sejak bulan ke-4
besar atau sama dengan 140/90 mmHg maka ada faktor risiko
(BBLR).
ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120
9
f. Skrining status imunisasi dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid
FeSO4 320 mg (Zat Besi 60 mg) dan Asam Folat 500 ug,
dalam tubuh.
bila diperlukan.
darah (Anemia).
10
i. Temu wicara
11
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan
kelahiran bayi.
menghadapi komplikasi.
12
B. Tinjauan tentang Masa Persalinan
1. Pengertian Persalinan
itu ibu dan bayi dalam keadaan baik (Elisabeth, dkk, 2016 : 4)
13
progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling
2. Jenis-jenis Persalinan
1) Abortus.
2) Partus prematurus.
5) Partus presipitatus.
4. Tanda-tanda Persalinan
14
Mulanya kontraksi terasa seperti sakit punggung bawah
d. Pembukaan serviks
15
cepat. Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap
5. Tahapan Persalinan
kala yaitu :
16
a) Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam
17
dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan
c. Passanger
d. Psikis ibu
18
e. Penolong
langkah yaitu :
19
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN
JANIN BAIK.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan
kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat
tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontami-
nasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama
dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Mem-
buang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah
yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi
(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar
di dalam larutan dekontaminasi, langkah 9).
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan peme-
riksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan ser-
viks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah,
sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amnioto-
mi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mence-
lupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor
ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskan-
nya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tan-
gan (seperti di atas).
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi
berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas nor-
mal ( 100 – 180 kali/menit ). Mengambil tindakan yang se-
suai jika DJJ tidak normal. Mendokumentasikan hasil-hasil
pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian
serta asuhan lainnya pada partograf.
20
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES PIMPINAN MENERAN
11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi
yang nyaman sesuai keinginannya. Menunggu hingga ibu
mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pe-
mantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin se-
suai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumen-
tasikan temuan-temuan. Menjelaskan kepada anggota ke-
luarga bagaimana mereka dapat mendukung dan membe-
ri semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
utuk meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai do-
rongan yang kuat untuk meneran :
Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinganan untuk meneran.
Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu
untuk meneran.
Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).
Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontrak-
si. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu.
Menganjurkan asupan cairan per oral. Menilai DJJ
setiap 5 menit. Jika bayi belum lahir atau kelahiran
bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 me-
nit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit
(1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu
tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang aman.
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, men-
ganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kon-
traksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara
kontraksi. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi be-
lum akan terjadi segera setalah 60 menit meneran,
merujuk ibu dengan segera.
21
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6 cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah
bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tan-
gan.
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6
cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan la-
kukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada
kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau
bernapas cepat saat kepala lahir. Jika ada mekonium da-
lam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung sete-
lah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee
disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghi-
sap yang baru dan bersih.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi
dengan kain atau kasa yang bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan se-
gera proses kelahiran bayi : Jika tali pusat melilit leher ja-
nin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat,
mengklemnya di dua tempat dan memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan
kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Mengan-
jurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Den-
gan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar
hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke
arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
22
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mu-
lai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah peri-
neum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior la-
hir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan
tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan ba-
gian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk men-
gendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya
lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan
yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki
bayi untuk menyangganya saat panggung dari kaki lahir.
Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati mem-
bantu kelahiran kaki.
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di
atas perut ibu dengan posisibkepala bayi sedikit lebih ren-
dah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletak-
kan bayi di tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan ba-
dan bayi kecuali bagian pusat.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari
klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama (ke arah ibu).
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi
dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem
tersebut.
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi den-
gan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi
bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi
mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang
sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu
untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika
ibu menghendakinya.
23
bayi kedua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan
suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu
bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
IX. PEREGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI (PTT)
34. Memindahkan klem pada tali pusat
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu,
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan ute-
rus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang
lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lem-
but. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas
dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk mem-
bantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta ti-
dak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika
uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang ang-
gota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
X. MENGELUARKAN PLASENTA
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran
sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke
arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan
tekanan berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat ber-
tambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar
5 – 10 cm dari vulva. Jika plasenta tidak lepas setelah me-
lakukan penegangan tali pusat selama 15 menit : - Men-
gulangi pemberian oksitosin 10 unit IM. - Menilai kandung
kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu. - Meminta keluar-
ga untuk menyiapkan rujukan. - Mengulangi penegangan
tali pusat selama 15 menit berikutnya - Merujuk ibu jika
plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran
bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kela-
hiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Me-
megang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
24
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.
Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban ter-
sebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tan-
gan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa va-
gina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-
jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang terting-
gal.
XI. PEMIJATAN UTERUS
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, mela-
kukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fun-
dus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi
keras).
XII. MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan
bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan pla-
senta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika
uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase se-
lama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan
aktif
XIII. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi den-
gan baik.
XIV. MENGEVALUASI PERDARAHAN VAGINAM
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan
ke dalam larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang
masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi ting-
kat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih
dan kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau
steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan
simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berse-
berangan dengan simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam laru-
tan klorin 0,5 %.
25
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
XV. EVALUASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam : 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persa-
linan. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persali-
nan. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, laku-
kan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan
teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan ma-
sase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung ke-
mih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persa-
linan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persali-
nan. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam se-
lama dua jam pertama pasca persalinan. Melakukan tinda-
kan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
XVI. KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membi-
las peralatan setelah dekontaminasi.
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam
tempat sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi
tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan da-
rah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan ker-
ing.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberi-
kan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu mi-
numan dan makanan yang diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahir-
kan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air
bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendam-
26
nya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
XVII. DOKUMENTASI
60. Melengkapi partograf.
(http://aIdah1092.blogspot.co.id.)
a. Kebutuhan fisiologi
27
tindakan dan memberikan pujian terhadap ibu terhadap
a. Menurut Syaifuddin (2002) bayi baru lahir adalah bayi yang baru
b. Menurut Dep. Kes. RI (2005) bayi baru lahir normal adalah bayi
28
Disimpulkan bahwa Bayi baru lahir adalah bayi yang baru
lahir dengan berat badan antara 2500 - 4000 gram dengan usia
3) Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit
29
ibu, luruskan dan usahakan kedua bahu bayi menempel di
payudara ibu.
panas. Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang
kering. Berat bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada
6) Rawat gabung ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan
30
b. Pemotongan tali pusat
tekan tali pusat dengan jari kemudian dorong tali pusat ke arah
ke-1 arah ibu. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut,
Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit
1 jam dan biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan
mulai menyusu.
d. Pencegahan perdarahan
31
e. Pencegahan infeksi mata
f. Pemberian imunisasi HB 0
2012 : 8 - 15)
serta perut. Waktu pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir atau
32
(kunjungan neonatal 2) dan pada usia 8 – 28 hari (kunjungan
neonatal 3).
b. Persiapan diri
33
4) Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop didada
menangis.
utuh dan tidak ada bagian yang terbelah dan bayi akan
9) Lihat dan raba perut serta lihat tali pusat : perut bayi datar,
bau tidak enak pada tali pusat atau kemerahan pada tali
pusat.
10) Lihat punggung dan raba tulang belakang : kulit terlihat utuh,
34
11) Lihat ekstremitas : hitung jumlah jari tangan dan kaki, lihat
bayi sudah buang air besar : terlihat lubang anus dan periksa
13) Lihat dan raba alat kelamin luar serta tanyakan ibu apakah
untuk bayi baru lahir cukup bulan maksimal 10% untuk bayi
35
16) Menilai cara menyusui dengan meminta ibu untuk menyusui
(Rukiah, 2011 : 2)
36
2. Perubahan Fisik pada Masa Nifas
muncul perasaan sedih (baby blue) disebut fase taking hold hari
c. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut
dkk, 2015 : 2)
37
4. Pengeluaran Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uterus dan
a. Senam nifas
involusi uterus.
38
involusio uterus, memperlancar fungsi organ gastrointestinal
c. Menyusui dini
d. Gizi
menghasilkan energi.
e. Psikologis
2013 : 13)
39
b. Sebagai promoter hubungan yang erat antara ibu dan bayi se-
Asuhan masa nifas bertujuan menjaga kesehatan ibu dan bayi baik
keluarga.
40
c. Menurut Depkes (1999) program KB adalah bagian yang
Koitus Interuptus.
(IUD/AKDR).
41
c. Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Mantap
3. Kontrasepsi Suntik
a. Profil
rata empat bulan dan cocok untuk masa laktasi karena tidak
b. Jenis
intramuscular.
c. Cara kerja
met.
42
d. Efektivitas
e. Keuntungan
f. Keterbatasan
43
nya, sering menimbulkan efek samping masalah berat badan,
ran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang
44
F. Tinjauan Umum tentang Standar Asuhan Kebidanan
standar yaitu :
1. Standar I Pengkajian
yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang ber-
pemeriksaan penunjang.
45
b. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah
b. Kriteria perencanaan
dan keluarga.
4. Standar IV Implementasi
46
dence based kepada klien atau pasien dalam bentuk upaya
b. Kriteria standar
spiritual-kultural.
based.
bungan.
dengan sesuai.
5. Standar V Evaluasi
47
sudah diberikan, evaluasi dengan perubahan perkembangan
kondisi klien.
b. Kriteria evaluasi
atau pasien.
danan.
sien/buku KIA).
48
5) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah ke-
bidanan.
dan rujukan.
1. Pasal 9
berencana.
2. Pasal 10
kedua kehamilan.
49
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana yang dimaksud pada
a. Episiotomi.
perujukan.
post partum.
50
3. Pasal 11
pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita
merujuk.
pra sekolah.
51
4. Pasal 12
5. Pasal 13
yang ditetapkan.
sehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja dan
penyehatan lingkungan.
52
g. Melaksanakan deteksi dini merujuk dan memberikan penyu-
rintah
tif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah
6. Pasal 14
(1) Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak me-
53
(3) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
7. Pasal 15
tah.
8. Pasal 16
(1) Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pe-
54
9. Pasal 17
syaratan meliputi :
turan ini.
10. Pasal 18
perundang-undangan.
55
f. Melakukanpencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya
secara sistematis.
g. Mematuhi standar.
hatan masyarakat.
11. Pasal 19
atau keluarganya.
(http://ayuanggreani.blogspot.co.id, 2013)
56
BAB III
TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN
A. Sasaran
2017.
1. Wawancara
2. Observasi
waktu tertentu.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
refleks patella.
58
d. Auskultasi
linan dan untuk mengetahui adanya adat istiadat klien yang dapat
5. Media elektronik
6. Studi dokumentasi
7. Studi pustaka
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Barat yang luas kerjanya dibantu oleh 5 Pustu dan 4 Poskesdes yaitu
Pustu Wae Puteh, Pustu Kabubu, Pustu Patulana, Pustu Tumbu, Pustu
Pada bagian ini akan membahas tentang hasil tinjauan kasus asuhan
1. Standar I Pengkajian
a. Identitas istri/suami
Nama :Ny.”S”/Tn.”B”
Agama :islam/islam
Pendidikan :SD/SMP
Pekerjaan :IRT/wiraswasta
61
tablet, SF 30 tablet, Calak XX dan vitamin B.compleks 20
compleks 20 tablet.
62
3400 gram dengan jenis kelamin perempuan, ASI esklusif,
kehamilan ± 3 bulan.
e. Riwayat kesehatan
TBC, Hepatitis dan HIV AIDS. Tidak ada riwayat alergi terhadap
63
f. Riwayat reproduksi
1) Menstruasi
2) Ginekologi
2010 dan tahun 2012 sampai 2015. Setelah anak kelima ibu
64
keselamatannya, ibu dan keluarga tidak memiliki adat istiadat
1) Nutrisi
makanan.
2) Eliminasi
3) Istirahat
4) Personal hygiene
setelah mandi.
65
5) Aktivitas
6) Pengetahuan
i. Pemeriksaan fisik
2) Kesadaran :composmentis
5) Tanda-tanda vital
c) Suhu :36,7 ºC
6) Kepala
66
putih, bibir tampak kering, tidak ada caries, tidak ada gigi
7) Leher
8) Dada
9) Abdomen
kali/menit.
10) Ekstremitas
ada varises, tidak ada oedema, refleks patella (+) kiri dan
kanan.
67
2. Standar II Perumusan Diagnosa dan atau Masalah kebidanan
4. Standar IV Implementasi
68
b. Pukul 10.12 WITA, menganjurkan ibu untuk jalan-jalan pada
kedalam panggul.
sistem pernapasannya.
yang cukup yaitu tidur siang atau berbaring 1 - 2 jam dan tidur
69
g. Pukul 10.20 WITA, memberikan ibu SF 30 tablet diminum 1x1
keluhan.
5. Standar V Evaluasi
c) Suhu :36,7 ºC
70
c. Keluhan gigi sakit dan sesak napas pada saat berbaring belum
dapat di evaluasi.
pemeriksaan kehamilan.
a. Asuhan Kehamilan
72
Lanjutan Tabel 4.1
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
setiap harinya dengan porsi yang
seimbang, tidak terlalu banyak dan
tidak sedikit.
10.19 6. Menganjurkan kepada ibu untuk Istiqamah
WITA istirahat yang cukup yaitu tidur siang Sardi
atau berbaring 1 - 2 jam dan tidur
malam minimal 6 - 7 jam.
10.20 7. Memberikan ibu SF 30 tablet diminum
WITA 1x1 pada malam hari, vitamin
B.compleks 20 tablet diminum 1x1 dan
calsium lactat 20 tablet diminum 1x1
setengah jam sebelum SF karena
dapat mengganggu penyerapan SF
dalam tubuh sehingga penyerapannya
tidak maksimal.
10.22 8. Menganjurkan ibu untuk melakukan
WITA kunjungan 1 kali seminggu atau datang
kembali apabila terdapat keluhan.
10.25 9. Meminta kesedian ibu dikunjungi 1 kali
WITA seminggu untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan.
74
Tabel 4.3 Catatan Pemantauan Kehamilan Kunjungan III
Tanggal : 17 Mei 2017
Nama
Pukul Tempat : Rumah ibu
dan Paraf
Pendokumentasian (SOAP)
Subjektif (S)
Merasakan kadang sakit perut bagian
bawah dan sering kencing. obat penambah
darah diminum setiap hari dan belum Istiqamah
habis. Sardi
Objektif (O)
Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, berat badan 69 kg, tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 82 kali/menit,
suhu 36,6 ºC, pernapasan 20 kali/menit,
tidak ada nyeri tekan abdomen, TFU 30
cm, leopold I : TFU 4 jari bawah prosessus
xifoideus, bokong. Leopold II punggung
kiri, leopold III kepala, leopold IV BAP
(konvergen), DJJ terdengar jelas, kuat dan
teratur di satu sisi yaitu sebelah kiri perut
ibu dengan frekuensi 148 kali/menit.
Analisa (A)
Usia kehamilan 36 minggu 1 hari,
punggung kiri, presentase kepala, BAP
(konvergen), hidup, intauterin, keadaan ibu
dan janin baik.
Penatalaksanaan (P)
11.07 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
WITA kepada ibu bahwa keadaannya dan
janinnya dalam kondisi yang baik, ibu
tampak bersyukur atas kondisi
kesehatannya dan janinnya.
10.09 2. Menjelaskan kepada ibu penyebab
WITA keluhan yang dialaminya yaitu karena
adanya penekanan kepala janin pada
kandung kemih dan panggul sehingga
menimbulkan rasa sakit perut bagian
bawah dan sering BAK, ibu mengerti
yang telas disampaikan.
11.11 3. Menganjurkan ibu untuk tetap
WITA menjaga kondisi kesehatannya
dengan istirahat dan makan makanan
bergizi seperti yang telah disampaikan
sebelumnya, ibu bersedia melakukan
75
Lanjutan Tabel 4.3
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
yang telah disampaikan.
11.12 4. Menganjurkan ibu untuk
WITA mempersiapkan berkas yang
dibutuhkan dalam administrasi Istiqamah
Puskesmas nantinya yaitu berupa Sardi
kartu keluarga, KTP suami istri dan
surat keterangan tidak mampu dari
kantor desa, ibu bersedia untuk
menyiapkan berkas yang dibutuhkan
saat administrasi di Puskesmas.
11.13 5. Menganjurkan ibu untuk ke
WITA Puskesmas Topoyo apabila ada
keluhan, ibu bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
77
Lanjutan Tabel 4.4
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
15.52 5. Meminta pendapat ibu mengenai
WITA IMD, ibu mengatakan bahwa IMD
sangat bagus dan bermanfaat.
15.53 6. Meminta kesediaan ibu untuk Istiqamah
WITA dilakukan IMD pada saat setelah Sardi
persalinan nantinya, ibu masih
merasa khawatir dan ragu untuk
dilakukan IMD.
15.54 7. Meyakinkan ibu kembali tentang IMD
WITA yaitu selain bermanfaat bagi ibu dan
bayi, bayi tidak akan terjadi hal yang
tidak diinginkan atau jatuh dari dada
ibu karena ibu sendiri akan menahan
dan memegang bayi, ibu mengerti
yang telah disampaikan dan ibu
bersedia untuk dilakukan IMD segera
setelah bayi lahir.
79
Tabel 4.6 Pemantauan Kehamilan Kunjungan VI
Tanggal : 7 Juni 2017 Nama
Pukul Tempat : Rumah ibu dan Paraf
Pendokumentasian (SOAP)
Subjektif (S)
Sakit perut yang dirasakan sudah semakin
sering, selama hamil ibu mengonsumsi
tablet tambah darah tidak lebih 70 tablet Istiqamah
dikarenakan ibu lupa atau malas makan Sardi
tablet tambah darah dan telah siap
pendonor darah yang sesuai golongan
darahnya apabila ibu membutuhkan
transfusi darah.
Objektif (O)
Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, berat badan 70 kg, tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 82 kali/menit,
suhu 36,8 ºC, pernapasan 20 kali/menit,
tidak ada nyeri tekan abdomen, TFU 30
cm, leopold I : TFU 4 jari bawah prosessus
xifoideus, bokong. Leopold II punggung
kiri, leopold III kepala, leopold IV BAP
(konvergen), DJJ terdengar jelas, kuat dan
teratur di satu sisi yaitu sebelah kiri perut
bagian bawah ibu dengan frekuensi 144
kali/menit.
Analisa (A)
Usia kehamilan 39 minggu 1 hari,
punggung kiri, presentase kepala, BAP
(konvergen), hidup, intrauterin, keadaan
ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan (P)
14.35 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
WITA kepada ibu bahwa keadaannya dan
janinnya dalam kondisi yang baik, ibu
tampak bersyukur atas kondisi
kesehatannya dan janinnya.
14.36 2. Menganjurkan ibu sering jalan-jalan
WITA agar kepala janin semakin menurun, ibu
bersedia melakukan yang telah
disampaikan.
14.37 3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
WITA kondisi kesehatannya, ibu bersedia
melakukan yang telah disampaikan.
14.38 4. Menganjurkan ibu segera ke
80
Lanjutan Tabel 4.6
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
WITA Puskesmas apabila perut semakin sakit
atau tembus kebelakang, ada keluar
darah atau lendir dari jalan lahir dan
mengingatkan ibu kembali untuk tidak Istiqamah
melahirkan dirumah dikarenakan tidak Sardi
adanya peralatan atau obat apabila
terjadi sesuatu yang tidak inginkan, ibu
bersedia melakukan yang telah
disampaikan.
b. Asuhan Persalinan
82
Lanjutan Tabel 4.7
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
78 kali/menit dan his 5 kali/10 menit
durasi 40 - 45 detik.
13.10 11. Menyiapkan dan memastikan
WITA kelengkapan alat, bahan dan obat - Istiqamah
obatan pertolongan persalinan. Alat, Sardi
bahan dan obat-obatan pertolongan
persalinan telah siap dan lengkap.
13.35 12. Memantau his dan
WITA mendokumentasikan hasil pemeriksaan
di status ibu, his 5 kali/10 menit durasi
40 - 45 detik.
14.05 13. Memantau DJJ, nadi, suhu,
WITA pernapasan, his, dan melakukan
pemeriksaan dalam kemudian
mendokumentasikan hasil pemeriksaan
di status ibu, DJJ 146 kali/menit,
tekanan darah110/70 mmHg, nadi 82
kali/menit, suhu 36,8 ºC, pernapasan
20 kali/menit, his 4 kali/10 menit durasi
40 - 45 detik,VT : vulva dan vagina
normal, portio lunak dan tipis,
pembukaan 8 cm, ketuban utuh,
presentase kepala, penurunan kepala
hodge III, tidak ada moulage, tidak ada
penumbungan, pelepasan lendir dan
darah.
84
Lanjutan Tabel 4.8
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
15.05 7. Memantau DJJ, nadi, dan his kemudian
WITA mendokumentasikan kedalam
partograf, DJJ 152 kali/menit, nadi 84
kali/menit dan his 5 kali/10 menit Istiqamah
durasi 40 - 45 detik. Sardi
15.09 8. Ketuban pecah jernih.
WITA 9. Melakukan pemantauan tanda gejala
kala II, perut ibu semakin sakit dan
ingin meneran.
15.10 10. Memantau tanda-tanda vital,
WITA penurunan kepala, DJJ, his, dan
melakukan pemeriksaan dalam,
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80
kali/menit, suhu 37,9 ºc, pernapasan 20
kali/menit, perlimaan 0/5, DJJ 148
kali/menit, his 5 kali/10 menit durasi 50
- 55 detik. Pemeriksaan VT III : vulva
membuka, perineum menonjol, portio
lunak dan tipis, pembukaan 10 cm
(lengkap), ketuban jernih, presentasi
belakang kepala, hodge IV, tidak ada
penumbungan, tidak ada moulage,
pelepasan lendir dan darah.
85
Lanjutan Tabel 4.9
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
IV, tidak ada penumbungan, tidak ada
moulage, pelepasan lendir dan darah.
Analisa (A)
Perlangsungan kala II. Istiqamah
Penatalaksanaan (P) Sardi
15.11 1. Menyampaikan kepada ibu dan
WITA keluarga bahwa pembukaan telah
lengkap dan ibu akan segera
melahirkan, ibu dan keluarga tampak
siap-siap menghadapi proses
persalinan.
2. Memasang Alat Pelindung Diri (APD)
yaitu celemek, celemek telah
terpasang.
3. Memasang sarung dibawah bokong,
ibu, sarung telah terpasang.
15.12 4. Memimpin ibu untuk meneran, ibu
WITA mulai meneran saat timbul kontraksi.
5. Melahirkan kepala dengan menyokong
perineum setelah tampak kepala
membuka vulva dengan diameter ± 5
cm dan menahan puncak kepala untuk
menghindari defleksi.
6. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan
tali pusat, tidak ada lilitan tali pusat.
7. Menunggu putaran paksi luar, putaran
paksi luar telah selesai dan berputar
mengarah kekanan ibu.
8. Melahirkan bahu depan kemudian bahu
belakang dengan posisi tangan
15.27 biparetal.
WITA 9. Melahirkan badan dan tungkai dengan
sanggah susur, bayi baru lahir spontan,
segera menangis, warna kulit
kemerahan dan tonus otot baik dengan
jenis kelamin laki-laki.
86
Tabel 4.10 Catatan Pemantauan Kala III
Tanggal :10 Juni 2017 Nama
Pukul Tempat : Puskesmas Topoyo dan Paraf
Pendokumentasian (SOAP)
Subjektif (S)
-
Objektif (O)
Keadaan umum baik, kesadaran Istiqamah
composmentis, tampak tali pusat keluar Sardi
dari jalan lahir yang ujungnya terklem,
keluar semburan darah tiba-tiba dari jalan
lahir, pukul 15.27 WITA bayi baru lahir
spontan, segera menangis, warna kulit
kemerahan, tonus otot baik dengan jenis
kelamin laki-laki, keadaan umum bayi
baik.
Analisa (A)
Perlangsungan kala III.
Penatalaksanaan (P)
15.28 1. Memeriksa fundus untuk memastikan
WITA bayi tunggal, bayi tunggal.
2. Memberitahu ibu bahwa ia akan
disuntik oksitosin agar kontraksi ibu
tetap baik sehingga ari-arinya lahir
dengan cepat, ibu bersedia untuk
dilakukan penyuntikan.
15.29 3. Menyuntikkan oksitosin 10 IU di paha
WITA kanan anterolateral, oksitosin telah
disuntikkan.
4. Melakukan peregangan tali pusat
terkendali dan dorongan dorso-kranial.
5. Memindahkan klem ± 6 cm dari vulva
setiap tali pusat bertambah panjang,
klem dipindahkan.
15.35 6. Melahirkan plasenta dan selaput
WITA ketuban searah jarum jam, plasenta
dan selaput ketuban lahir.
7. Melakukan masase, cek TFU,
mengajarkan ibu tehnik dan manfaat
masase. Kontraksi baik, TFU setinggi
pusat, ibu dan keluarga mengerti yang
telah disampaikan
8. Memastikan plasenta dan selaput
ketuban lahir lengkap, plasenta dan
selaput ketuban lahir lengkap.
87
Tabel 4.11 Catatan Pemantauan Kala IV
Tanggal : 10 Juni 2017 Nama
Pukul Tempat : Puskesmas Topoyo dan Paraf
Pendokumentasian (SOAP)
Objektif (O)
Keadaan umum baik, kesadaran Istiqamah
composmentis, pukul 15.35 WITA plasenta Sardi
dan selaput ketuban lahir lengkap, TFU
setinggi pusat, kontraksi baik, nyeri tekan
abdomen bagian bawah, perdarahan ± 250
ml, keadaan umum bayi baik.
Analisa (A)
Perlangsungan kala IV.
Penatalaksanaan (P)
1. Memeriksa kemungkinan adanya
laserasi pada jalan lahir, terdapat
laserasi pada perineum atau ruptur
tingkat 2.
15.38 2. Melakukan penjahitan pada perineum
WITA dengan tehnik simpul tunggal,
penjahitan telah dilakukan.
3. Membantu ibu membersihkan dan
merapikan diri, ibu telah bersih dan
rapi.
15.50 4. Melakukan pemantauan tekanan darah,
WITA nadi, suhu, TFU, kontraksi, kandung
kemih dan perdarahan kemudian
mendokumentasikan kedalam
partograf, tekanan darah 120/70
mmHg, nadi 82 kali/menit, suhu 37,6
ºC, TFU setinggi pusat, kontraksi baik,
kandung kemih terisi dan perdarahan ±
20 ml.
15.58 5. Mencuci alat dan membuang sampah
WITA medis di tempat sampah medis. alat
telah dicuci dan sampah telah dibuang.
16.59 6. Melepas APD, celemek dan handscoon
WITA telah dilepas sesuai prosedur.
7. Mencuci tangan, tangan telah dicuci.
16.05 8. Melakukan pemantauan tekanan darah,
WITA nadi, TFU, kontraksi, kandung kemih
dan perdarahan kemudian
mendokumentasikan kedalam
partograf, tekanan darah 120/70 mmHg
88
Lanjutan Tabel 4.11
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
nadi 82 kali/menit, TFU setinggi pusat,
kontraksi baik, kandung kemih terisi
dan perdarahan ± 10 ml.
16.12 9. Memberikan ibu obat Asam Istiqamah
WITA Mefenamat 10 tablet dosis 500 mg, Sardi
suplemen Fe 10 tablet, vitamin A 2
kapsul dosis 20.000 IU untuk
diminum secara teratur, ibu bersedia
melakukan yang telah disampaikan.
16.20 10. Melakukan pemantauan tekanan
WITA darah, nadi, TFU, kontraksi, kandung
kemih dan perdarahan kemudian
mendokumentasikan kedalam
partograf, tekanan darah 120/70
mmHg, nadi 80 kali/menit, TFU
setinggi pusat, kontraksi baik, kandung
kemih terisi dan perdarahan ± 10 ml.
16.24 11. Menganjurkan ibu untuk memberitau
WITA petugas apabila ada keluhan
mengenai bayinya dan dirinya, ibu
bersedia melakukan yang telah
dilakukan
16.35 12. Melakukan pemantauan tekanan
WITA darah, nadi, TFU, kontraksi, kandung
kemih dan perdarahan kemudian
mendokumentasikan kedalam
partograf, tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80 kali/menit, TFU
setinggi pusat, kontraksi baik, kandung
kemih ± 150 ml dan perdarahan ± 20
ml.
16.42 13. Menganjurkan ibu untuk makan dan
WITA minum, ibu minum teh kotak ± 250 ml.
17.05 14. Melakukan pemantauan tekanan
WITA darah, nadi, suhu, TFU, kontraksi,
kandung kemih dan perdarahan
kemudian mendokumentasikan
kedalam partograf, tekanan darah
110/60 mmHg, nadi 84 kali/menit,
suhu 37,8 ºC, TFU 1 jrbwpst, kontraksi
baik, kandung kemih kosong dan
perdarahan ± 50 ml.
89
Lanjutan Tabel 4.11
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
17.35 15. Melakukan pemantauan tekanan
WITA kemih dan perdarahan kemudian
mendokumentasikan kedalam
partograf, tekanan darah 110/70 Istiqamah
mmHg, nadi 80 kali/menit, TFU 1 jari Sardi
bawa pusat, kontraksi baik, kandung
kemih kosong dan perdarahan ± 50 ml.
17.39 16. Melakukan pendokumentasian dengan
WITA melengkapi partograf, partograf telah
diisi.
90
91
c. Asuhan Bayi Baru Lahir
92
Lanjutan Tabel 4.12
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
cm.
g. Tanda-tanda vital : denyut jantung
152 kali/menit, suhu 36,8 ºC dan
pernapasan 52 kali/menit. Istiqamah
16.30 6. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan Sardi
WITA disuntik vitamin K1 untuk mencegah
terjadinya perdarahan dan diberi salep
mata untuk mencegah terjadinya infeksi
pada mata akibat bakteri, ibu bersedia
untuk dilakukan penyuntikan dan
pemberian salep mata pada bayinya.
16.31 7. Memberikan bayi salep mata
WITA oxytetrasiklin 1% dan suntikkan vitamin
K1 1 mg di paha kiri anterolateral, bayi
telah diberi salep mata dan suntikkan
vitamin K1.
16.32 8. Memberikan ibu bayinya untuk disusui
WITA dan diazani, bayi telah diazani dan
telah menyusu dengan kuat.
93
Lanjutan Tabel 4.13
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
07.21 2. Menganjurkan keluarga untuk
WITA menyiapkan alat dan bahan
memandikan bayi berupa 2 sarung,
pakaian bayi, baby oil atau sejenisnya, Istiqamah
air hangat, sabun mandi, sampo, alat Sardi
dan bahan telah siap.
07.25 3. Memandikan bayi, bayi telah
WITA dimandikan dan rapi
07.37 4. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan
WITA disuntik Hb 0 untuk mencegah penyakit
kuning (hepatitis B), ibu bersedia untuk
dilakukan penyuntikan pada bayinya
07.45 5. Menyuntikan Hb 0 pada bayi di paha
WITA kanan anterolateral, bayi telah disuntik.
07.47 6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
WITA kebersihan tali pusat dengan tidak
memberikan/membungkus apapun
pada tali pusat, menjaga tali pusat
tetap kering, apabila tali pusat kotor
atau basah mencuci tali pusat
menggunakan sabun dan air bersih
kemudian dikeringkan dengan kain
bersih. Ibu bersedia melakukan yang
telah disampaikan.
07.49 7. Menganjurkan ibu untuk sering-sering
WITA membaca buku KIA untuk
mendapatkan informasi kesehatan
tentang perawatan ibu nifas dan bayi
baru lahir, ibu bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
94
Lanjutan Tabel 4.14
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
Objektif (O)
Keadaan umum baik, 3700 gram, tidak
ikterus, denyut jantung 150 kali/menit,
pernapasan 44 kali/menit, suhu 36,8ºC, Istiqamah
tali pusat bersih, mulai kering dan tidak Sardi
ada perdarahan tali pusat.
Analisa (A)
Bayi Ny.”S” umur 3 hari, keadaan sehat
dengan masalah malas menyusu.
Penatalaksanaan (P)
16.35 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
WITA bahwa keadaan bayi baik dan
mengalami penurunan berat badan
akibat dari bayi malas menyusui.
16.36 2. Memberikan HE (health education)
WITA tentang ASI esklusif yaitu bayi diberi
ASI 0 - 6 bulan tambahan tanpa ada
tambahan makanan/minuman yang
lain, bayi disusui sesering mungkin
atau minimal 8 kali sehari dan
membangunkan bayi apabila tidur lebih
dari 3 jam untuk disusui. Bayi disusui
sampai payudara terasa kosong baru
dipindahkan kepayudara sisi yang lain,
sebelum bayi disusui puting dioleskan
ASI untuk sebagai anti kuman/
desinfeksi serta merangsang bayi
untuk menyusu karena aroma ASI.
16.38 3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
WITA kesehatan dan kebersihan bayinya, ibu
bersedia melakukan yang telah
disampaikan.
95
Lanjutan Tabel 4.15
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
Objektif (O)
Keadaan umum baik, berat badan 3700
gram, tidak ikterus, denyut jantung 138
kali/menit, pernapasan 50 kali/menit, Istiqamah
suhu 37ºC, kulit leher memerah, tali pusat Sardi
telah lepas, tidak ada tanda-tanda infeksi,
tidak ada ikterus.
Analisa (A)
Bayi Ny.”S” umur 7 hari dengan iritasi
pada kulit leher.
Penatalaksanaan (P)
17.05 1. Menyampaikan kepada ibu bahwa
WITA hasil pemeriksaan dalam batas normal
dan kulit bayi iritasi, ibu bersyukur atas
hasil pemeriksaan dalam batas normal.
17.10 2. Menganjurkan ibu untuk menjaga
WITA kebersihan kulit leher bayi untuk tidak
lembab atau basah dan menganjurkan
ibu untuk menggunakan pakaian yang
nyaman bagi bayi yaitu pakaian
yang agak longgar sehingga tidak
menggores kulit bayi yang memerah
serta tidak memberikan apapun pada
kulit bayi untuk sementara. Ibu
mengerti dan bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
17.12 3. Mengingatkan ibu kembali untuk
WITA sering-sering menyusui bayinya dan
menjaga kebersihan bayinya, ibu
bersedia melakukan yang telah
disampaikan.
96
Lanjutan Tabel 4.16
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
pernapasan 50 kali/menit, suhu 37ºC,
bayi tidak ada kelainan atau tampak
masalah kesehatan.
Analisa (A) Istiqamah
Bayi Ny.”S” umur 13 hari dengan keadaan Sardi
baik.
Penatalaksanaan (P)
07.20 1. Menyampaikan kepada ibu bahwa
WITA hasil pemeriksaan dalam batas normal
dan bayi dalam keadaan sehat, ibu
bersyukur atas hasil pemeriksaan.
07.21 2. Menganjurkan ibu untuk menjaga
WITA kebersihan kulit leher bayi untuk tidak
lembab atau basah, menganjurkan ibu
untuk menggunakan pakaian yang
nyaman bagi bayi yaitu pakaian yang
agak longgar sehingga tidak
menggores kulit bayi yang memerah
serta tidak memberikan apapun pada
kulit bayi untuk sementara. Ibu
mengerti dan bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
07.23 3. Mengingatkan ibu kembali untuk
WITA sering-sering menyusui bayinya dan
menjaga kebersihan bayinya, ibu
bersedia melakukan yang telah
disampaikan.
07.25 4. Menganjurkan ibu untuk membawa
WITA bayinya ke Posyandu setiap bulannya
untuk diimunisasi dan dipantau tumbuh
kembangnya, ibu bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
97
d. Asuhan Nifas
98
Lanjutan Tabel 4.17
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
mulai dari depan setiap kali BAB
ataupun BAK untuk menghindari
masuknya kuman kejalan lahir, ibu
mengerti dan bersedia melakukan Istiqamah
yang telah disampaikan. Sardi
08.12 5. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas
WITA yaitu perdarahan dari jalan lahir yang
berbau lain dari pada biasanya,
payudara bengkak, merah disertai rasa
sakit. Demam lebih dari 2 hari dan
bengkak diwajah, tangan dan kaki atau
sakit kepala dan kejang-kejang, ibu
mengerti yang telah disampaikan.
08.14 6. Menganjurkan ibu untuk segera
WITA kepelayanan kesehatan apabila
mengalami salah satu tanda bahaya
masa nifas, ibu bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
99
Lanjutan Tabel 4.18
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
atas hasil pemeriksaannya.
16.53 2. Memberikan health education (HE)
WITA tentang gizi seimbang pada ibu nifas
yaitu makan lebih banyak daripada Istiqamah
biasanya, perbanyak makan sayur- Sardi
sayuran terutama sayuran yang
meningkatkan produksi ASI seperti
daun katuk dan minum air putih minimal
14 gelas perhari, ibu mengerti yang
telah disampaikan.
16.55 3. Menganjurkan ibu untuk melakukan
WITA perawatan payudara yaitu melakukan
pijatan pada pagi dan sore hari untuk
melancarkan produksi ASI yaitu dengan
cara :
a. Mengompres puting dengan baby
oil atau minyak kelapa selama ± 3 -
5 menit
b. Memijat payudara yang telah diolesi
baby oil dengan gerakan tangan
memutar, iris dan kepal dengan
mempraktikkan pada ibu.
Setelah pengurutan kedua
payudara dikompres dengan air
hangat dan air biasa secara
bergantian selama ± 5 menit.
c. Payudara dikeringkan dengan kain
atau handuk.
16.57 4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
WITA kebersihan diri terutama di daerah
kemaluan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada luka jalan lahir dan
menjaga kondisi kesehatannya dengan
istirahat yang cukup, memenuhi
kebutuhan nutrisinya dan menjaga
kebersihan diri, ibu bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
100
Tabel 4.19 Catatan Pemantauan Asuhan Nifas Kunjungan III
Tanggal : 17 Juni 2017 Nama
Pukul Tempat : Rumah ibu dan Paraf
Pendokumentasian (SOAP)
Subjektif (S)
Tidak ada keluhan dan merasa sehat
Objektif (O)
Keadaan umum baik, kesadaran Istiqamah
composmentis, tekanan darah 110/60 Sardi
/mmHg, nadi 78 kali/menit, suhu 36,7ºC,
pernapasan 18 kali/menit, kontraksi baik,
TFU pertengahan pusat dengan sympis,
pengeluaran lochea alba.
Analisa (A)
Post partum hari ke tujuh dan keadaan ibu
baik.
Penatalaksanaan (P)
16.55 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
WITA bahwa pemeriksaan tanda tanda vital
dalam batas normal, ibu bersyukur atas
hasil pemeriksaannya.
16.57 2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
WITA kebersihan diri dan kondisi
kesehatannya, ibu bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
101
Lanjutan Tabel 4.20
Nama
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
dan Paraf
Penatalaksanaan (P)
07.30 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
WITA bahwa pemeriksaan tanda tanda vital
dalam batas normal, ibu bersyukur atas Istiqamah
hasil pemeriksaannya. Sardi
07.31 2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
WITA kebersihan diri dan kondisi
kesehatannya, ibu bersedia melakukan
yang telah disampaikan.
102
Tabel 4.22 Catatan Pemantauan Asuhan Keluarga
Berencana Kunjungan II
Tanggal : 23 Juni 2017 Nama
Pukul Tempat : Puskesmas Topoyo dan Paraf
Pendokumentasian (SOAP)
Subjektif (S)
Datang ke Puskesmas untuk suntik KB 3
bulan.
Objektif (O) Istiqamah
Keadaan umum baik, kesadaran Sardi
composmentis, berat badan 66 kg,
tekanan darah 110/70 /mmHg, nadi 80
kali/menit, suhu 37ºC, pernapasan 20
kali/menit.
Analisa (A)
Calon akseptor KB suntik 3 bulan.
Penatalaksanaan (P)
07.30 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
WITA bahwa pemeriksaan tanda-tanda vital
dalam batas normal, ibu bersyukur
atas hasil pemeriksaannya.
10.15 2. Meminta persetujuan melakukan
WITA tindakan, ibu menandatangani lembar
persetujuan tindakan.
3. Menyiapkan alat dan bahan, telah siap
Melakukan desinfeksi di area yang
akan dilakukan penyuntikan.
4. Menyuntikkan KB suntik 3 bulan 1/3
SIAS secara IM, telah disuntikkan.
5. Mengisi kartu KB sesuai hasil
pemeriksaan ibu.
6. Memberikan dan menjelaskan kartu
KB kepada ibu untuk menyimpan dan
membawah kartu KB setiap datang ke
pelayanan kesehatan untuk melakukan
penyuntikan ulang, ibu bersedia
melakukan yang telah disampaikan.
10.18 7. Menganjurkan ibu untuk datang pada
WITA tanggal 15 September 2017 untuk
melakukan penyuntikan ulang, ibu
bersedia untuk datang kembali sesuai
jadwal kunjungan ulang.
103
C. Pembahasan
Kec. Topoyo Kab. Mamuju Tengah Prov. Sulawesi Barat yang menjadi
tahun dimana hal ini merupakan kehamilan yang berisiko karena usia
yang ideal ibu hamil yaitu 20 – 35 tahun dan ibu telah melahirkan
menit - 1 jam dimana hal ini persalinan Kala II pada ibu lebih cepat
(IMD) hal ini tidak sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal (APN)
kan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
104
Persalinan kala III berlangsung 8 menit mulai pukul 15.27 WITA
sampai pukul 15.35 WITA plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap.
tan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit), men-
keadaan sehat dan tidak terdapat tanda bahaya bayi baru lahir.
jadwal kunjungan neonatal yaitu hari pertama, ke-3, ke-7 dan ke-13.
105
Pada kunjungan nifas II pada tanggal 13 Juni 2017 pengeluaran
lochea ibu telah lochea serosa, kunjungan nifas III pada tanggal 17
vagina) keluar secara bertahap yaitu lochea rubra keluar setelah per-
serosa keluar hari ke 7 – 14 hari post partum dan lochea alba yang te-
rakhir dimulai dari hari ke-14 dan berakhir semakin lama semakin sedi-
106
BAB V
PENUTUP
Mamuju Tengah Prov. Sulawesi Barat Tanggal 03 Mei s.d 23 Juni 2017
1. Kesimpulan
mulai dari hamil, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga
berencana.
hasil pengkajian mulai dari hamil, persalinan, bayi baru lahir, nifas
mulai dari hamil, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga
pada Ny.”S” adalah keadaan klien baik dan tidak ada masalah
2. Saran
a. Petugas Kesehatan
normal 60 langkah.
b. Bagi Pemerintah
108
2) Perlu adanya pelatihan petugas kesehatan untuk terciptanya
c. Bagi Mahasiswa
Kebidanan.
Kebidanan.
109
DAFTAR PUSTAKA
Profil Kesehatan Sulawesi Barat 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2017 pukul
13.25 WITA dari htttp://www.depkes.go.id.
Profil Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Topoyo 2016 dan 2017.
111
112
BIODATA PENULIS
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
Sulawesi Selatan
E-Mail : Istiqamah.sardi@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan :
Tahun 2014.
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V
Lampiran VI
Lampiran VII
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
Jalan Poros Mamuju-Kalukku KM. 16 Tadui, Mamuju Prov. Sulawesi Barat
Laman www.poltekkesmamuju.ac.id dan E-mail poltekkes_mamuju@yahoo.com
Pembimbing I
Pembimbing II