Anda di halaman 1dari 60

PROPOSAL SKRIPSI

Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet


Zat Besi terhadap Kejadian Anemia di Wilayah
Puskesmas Beringin Raya Tahun 2023

OLEH :
NURHAYATI
NPM : 2226040211. P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui untuk dipresentasikan di hadapan
tim penguji skripsi Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Oleh:

NURHAYATI
NPM : 2226040211. P

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yandrizal, SKM., M.Kes Nuril Absari, S.SiT., M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Mika Oktarina, SST, M.Kes

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT


BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI WILAYAH
PUSKESMAS BERINGIN RAYA TAHUN 2023

NURHAYATI
NPM : 2226040211. P

Proposal ini telah di periksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan


Tim Penguji Proposal Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Tanggal 14 Agustus 2023
Dewan Penguji:

1. Dr. Yanrizal, SKM., M.Kes (................................)

2. Nuril Absari, S.SiT,M.Kes (................................)

3. Mika Oktarina, SST, M. Kes (................................)

4. Heni Angraeni, S.Tr.Keb., M.Keb (................................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Mika Oktarina, SST, M.Kes

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini

dengan Judul “Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Terhadap Kejadian Anemia di Wilayah Puskesmas Beringin Raya Tahun 2023”

dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan proposal skripsi ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. S. Effendi, MS selaku Ketua STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

2. Mika Oktarina, SST, M.Kes sebagai Ketua Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

3. Dr. Yanrizal, SKM., M.Kes selaku Pembimbing I, yang penuh kesabaran di

sela-sela kesibukan beliau yang padat telah memberikan bimbingan dan

petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.

4. Nuril Absari, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing II, yang telah penuh dengan

kesabaran di sela-sela kesibukan beliau yang padat telah memberikan

bimbingan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

skripsi ini.

Penulis menyadari tulisan ini masih belum sempurna, oleh karena itu

penulis berharap proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran,

koreksi dan masukan dari semua pihak sangat diharapkan.

Bengkulu, Agustus 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........…………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


a. Landasan Teori .................................................................... 6
1. Anemia .................................................................... 6
2. Kepatuhan .................................................................... 22
3. Tablet Zat Besi................................................................... 26
4. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet
Zat Besi Terhadap Kejadian Anemia…….……………… 30
b. Kerangka Konsep .................................................................... 31
c. Definisi Operasional ................................................................ 32
d. Hipotesis .................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 33
B. Jenis dan Desain Penelitian....................................................... 33
C. Populasi dan Sampel................................................................. 33
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 35
E. Teknik Pengolahan Data ......................................................... 35
F. Analisa Data.............................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA ………............................................................ 40


LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Alur Terjadinya Anemia .................................................................. 15

vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Kerangka Konsep .............................................................................. 31

vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Definisi Operasional ........................................................................... 32

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian
Lampiran 3. Lembar Pengumpulan Data
Lampiran 4. Berita Acara Bimbingan Proposal Skripsi

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada

masyarakat, terutama pada perempuan usia subur yang menjadi indikator gizi

dan kesehatan yang buruk. Anemia merusak kapasitas darah untuk mengangkut

oksigen ke seluruh tubuh, sehingga mengakibatkan kadar hemoglobin dalam

darah mengalami penurunan (Benson et al., 2022). Diperkirakan anemia

mempengaruhi 38,2% (32,4 juta) wanita hamil di Dunia dengan prevalensi

tertinggi di wilayah Asia Tenggara (48,7%) dan Afrika (46,3%) (Wemakor,

2019; Georgieff, 2020).

Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa

kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 48,9% walaupun sebagian

besar sudah mendapat tablet tambah darah (TTD) sebanyak 73,2 % (LPB,

2019). Provinsi Bengkulu merupakan salah satu penyumbang kejadian anemia

di Indonesia. Total kejadian anemia ibu hamil pada tahun 2022 sebanyak 6,6%

atau 1.752 kasus, jumlah ini menurun 388 kasus jika dibandingkan dengan

tahun 2021. Kota Bengkulu menjadi penyumbang kasus anemia tertinggi ke-3

sebanyak 202 kasus (Dinkes Prov. Bengkulu, 2023).

Secara keseluruhan, anemia pada kehamilan berkontribusi terhadap lebih

dari 115.000 kesakitan dan kematian pada ibu, peningkatan risiko penyakit

jantung dan perdarahan postpartum, preeklampsia, 18% kematian perinatal,

19% kelahiran prematur, dan 12% berat badan lahir rendah di negara

1
2

berkembang (Astatikie, Limenih and Kebede, 2017; Georgieff, 2020; Benson

et al., 2022). Penyebab utama anemia pada wanita usia reproduktif secara

global adalah defisiensi besi. Selama kehamilan kebutuhan zat besi dan folat

tinggi dan jumlah zat besi yang diserap dari makanan tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, ibu hamil berisiko tinggi

mengalami anemia karena kekurangan zat besi jika tidak ada mengkonsumsi

suplementasi zat besi selama kehamilan (Teshome, Meskel and Wondafrash,

2020).

Salah satu cara yang dapat mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan

yaitu patuh mengkonsumsi tablet zat besi (WHO, 2012a; Georgieff, 2020).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi didefinisikan sebagai keteraturan ibu

dalam mengkonsumsi tablet zat besi dan berhubungan dengan banyaknya tablet

zat besi yang konsumsi selama kehamilan. Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat

besi berhubungan dengan kejadian anemia. Hal ini didukung penelitian yang

dilakukan oleh Bekele et al (2016) yang menyatakan bahwa ibu yang rutin

mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilan dapat menurunkan risiko 2.31

kali kejadian anemia dibandingkan dengan ibu yang tidak rutin mengkonsumsi

tablet zat besi (Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016). Studi lain juga

mengungkapkan bahwa ibu yang patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi

dapat menurukan kejadian anemia sebesar 3,46 kali dibandingkan dengan ibu

yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Nurmasari and

Sumarmi, 2019).
3

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2022, Kota Bengkulu

sebagai penyumbang ke-4 dengan ibu hamil anemia terbanyak. Puskesmas

Beringin Raya menjadi penyumbang ibu hamil anemia tertinggi di Kota

Bengkulu pada tahun 2021 sebanyak 187 kasus dan pada tahun 2022 sebanyak

99 kasus dengan kunjungan ANC 1 (K1) sebesar 98,47% dan kunjungan ANC

4 (K4) sebesar 87,53% (Dinkes Kota Bengkulu, 2023; Dinkes Prov. Bengkulu,

2023).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas

Beringin Raya dengan melakukan wawancara secara Forum Group Discussion

(FGD) saat kelas ibu hamil terkait kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet

zat besi dan anemia pada 10 orang ibu hamil, didapat hasil 4 orang diantaranya

mengalami anemia ringan. Diagnosa anemia pada ibu, dilihat berdasarkan buku

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dimiliki oleh ibu. Anemia terjadi akibat

tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi dengan alasan mual, pusing,

aromanya tidak enak, dan beranggapan bahwa tablet zat besi menyebabkan

ukuran janin membesar dengan cepat. Selain itu, 2 dari 4 orang ibu hamil

masih menyusui bayinya dan tidak mengkonsumsi sumber makanan tinggi zat

besi secara maksimal. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian untuk mengetahui kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi terhadap kejadian anemia di wilayah Puskesmas

Beringin Raya Tahun 2023.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan peneliti adalah

“bagaimana kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap

kejadian anemia di Puskesmas Beringin Raya Tahun 2023”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat

besi terhadap kejadian anemia di Puskesmas Beringin Raya Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran ibu hamil di Puskesmas Beringin Raya

b. Untuk mengetahui distribusi kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Beringin Raya

c. untuk mengetahui kepatuhan ibu hamil dalam dalam mengkonsumsi

tablet zat besi terhadap kejadian anemia di Puskesmas Beringin Raya

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Beringin Raya

Dapat meningkatkan kualitas antenatal care, terutama tentang deteksi

dini faktor risiko dalam usaha penurunan angka kematian maternal dan

memperhatikan segala aspek dan hak – hal ibu hamil.


5

2. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan masukan bagi

mahasiswa kesehatan khususnya jurusan kebidanan sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan dan menjadi referensi bagi mahasiswa tentang

kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap kejadian

anemia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kepatuhan ibu

dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap kejadian anemia.

b. Dapat menjadi salah satu sumber referensi untuk penelitian selanjutnya


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Anemia

a. Definisi

Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa

oksigen, hal tersebut dapat terjadi akibat penurunan produksi sel darah

merah, dan/ atau penuruanan hemoglobin (Hb) dalam darah (WHO,

2012; Georgieff, 2020). Anemia adalah penyakit kurang darah yang

ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit)

lebih rendah dibandingkan normal yaitu kurang dari 12 gr% (Sari,

Harahap and Helina, 2022). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu

dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau

kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2 (Tyastuti,

2016).

Selama kehamilan, volume plasma maternal meningkat secara

bertahap sebanyak 50%, atau meningkat 1200ml pada saat kehamilan

cukup bulan. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim

disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah

kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma

30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam

6
7

kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai

puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Sun et al., 2017).

b. Tanda dan Gejala Anemia

Pada umumnya tanda-tanda anemia akan tampak jelas apabila

kadar hemoglobin (Hb) <7gr/dl. Gejala anemia dapat berupa kepala

pusing, perubahan jaringan epitel kuku, palpitasi, berkunang-kunang,

pucat, perubahan jaringan epitel kuku, lesu, lemah, gangguan sistem

neuromuskular, lelah, disphagia, kurang nafsu makan, menurunnya

kebugaran tubuh, dan gangguan penyembuhan luka, serta pembesaran

kelenjar limpa (Sun et al., 2017).

Tanda dan gejala anemia bermula dengan berkurangnya

konsentrasi Hb selama masa kehamilan mengakibatkan suplai oksigen

keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan

gejala anemia. Pada umumnya gejala yang dialami oleh ibu hamil anemia

antara lain, ibu mengeluh merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga

berkurang, pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari

duduk. Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda

pada ibu hamil seperti, pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir,

dan kuku penderita tampak pucat. Bahkan pada penderita anemia yang

berat dapat berakibat penderita sesak napas atau pun bisa menyebabkan

lemah jantung (Astatikie, Limenih and Kebede, 2017).


8

c. Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Diagnosa anemia dapat ditegakkan dengan memeriksa kadar

hemoglobin yang sering dilakukan dilaboratorium. Pemeriksaan

hemoglobin dapat dilakukan melalui beberapa metode (Norsiah, 2015) :

1) Metode Cyanmethemoglobin

Metode yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin.

Pada metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida

menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida

membentuk sian-methemoglobin yang berwarna merah.Intensitas

warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan

standar.Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya

lebih objektif. Namun, fotometer saat ini masih cukup mahal,

sehingga semua laboratorium memilikinya.

2) Metode Sahli

Metode Sahli sudah tidak dianjurkan belakangan ini disebabkan

karena memiliki rasio kesalahan yang cukup besar, metode Sahli

adalah hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna

yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam

hemometer dan dibaca pada tabung sahli. Cara ini juga kurang baik

karena tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin

asam.
9

3) Metode Mikrokuvet

Reaksi di mikrokuvet adalah reaksi azide-methemoglobin yang

dimodifikasi. Erittrosit terhemolisa dan mengeluarkan hemoglobin.

Hemoglobin ini dikonversi menjadi methemoglobin dan kemudian

digabungkan dengan azida duntuk membentuk azide-methemoglobin.

Pengukuran berlangsur di analyzer di mana transmitasi diukur dan

absorbsi kadar hemoglobin diukur. Absorban ini berbanding lurus

dengan kadar hemoglobin.

d. Jenis – jenis Anemia

1) Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia akibat kekurangan zat besi. Zat besi merupakan bagian

dari molekul hemoglobin. Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa

disebabkan karena banyak hal. Kurangnya zat besi pada orang dewasa

hampir selalu disebabkan karena perdarahan menahun, berulang-ulang

yang bisa berasal dari semua bagian tubuh (Georgieff, 2020).

2) Anemia Defisiensi Vitamin C

Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang

berat dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin C

adalah kurangnya asupan vitamin C dalam makanan sehari-hari.

Vitamin C banyak ditemukan pada cabai hijau, jeruk, lemon,

strawberry, tomat, brokoli, lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya,

serta semangka. Salah satu fungsi vitamin C adalah membantu

penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi kekurangan vitamin C, maka


10

jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia

(Chen et al., 2018).

3) Anemia Defisiensi Vitamin B12

Defisiensi vitamin B12 juga menyebabkan anemia

megaloblastik. Kadar vitamin B12 menurun selama kehamilan, tetapi

anemia ini jarang terjadi karena tubuh mengambilnya dari cadangan

yang ada. Defisiensi lebih sering terjadi pada vegetarian yang tidak

mengkonsusmsi produk daging sama sekali sehingga harus meminum

suplemen vitamin B12 selama kehamilan (Chen et al., 2018).

4) Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan

lebih cepat dari normal. Penyebabnya kemungkinan karena keturunan

atau karena salah satu dari beberapa penyakit, termasuk leukemia dan

kanker lainnya, fungsi limpa yang tidak normal, gangguan kekebalan,

dan hipertensi berat (Chen et al., 2018).

5) Anemia Hemoglobinopati

Anemia hemoglobinopati merupakan penyakit keturunan dan

bentuk yang homozigot dapat berakibat fatal sehingga skrining

terhadap populasi yang berrisiko harus dilakukan. Darah diperiksa

dengan elektroforesis yang akan mendeteksi berbagai jenis

hemoglobin yang berbeda. Semua wanita dari populasi yang berisiko

harus diperiksa sejak awal kehamilan dan jika memungkinkan,

pasangannya huga diperiksa. Jika kedua orangtua adalah karier


11

(heterozigot), terdapat 1 dari 4 kemungkinan bahwa janin mereka

terhadap homozigot. Keadaan ini menimbulkan dilema etik dan moral

yang berkaitan dengan skrining janin dan kemungkinan terminasi

kehamilan (Chen et al., 2018).

6) Anemia Aplastik

Anemia aplastik terjadi apabila sumsum tulang terganggu,

dimana sumsum merupakan tempat pembuatan sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit), maupun trombosit (Chen et al.,

2018).

e. Fisiologi Anemia pada Ibu Hamil

Kehamilan berhubungan dengan perubahan fisiologis yang

berakibat pada peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta

penurunan konsentrasi protein pengikat zat gizi dalam sirkulasi darah,

termasuk penurunan zat gizi mikro. Peningkatan produksi sel darah

merah ini terjadi sesuai dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan

penyempurnaan susunan organ tubuh. Adanya kenaikan volume darah

pada saat kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Pada

trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena

peningkatan produksi eritropoetin sedikit, karena tidak terjadi menstruasi

dan pertumbuhan janin masih lambat. Sedangkan pada awal trimester

kedua pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak aktif, yaitu

menghisap dan menelan air ketuban sehingga lebih banyak

membutuhkan oksigen. Akibatnya, kebutuhan zat besi semakin


12

meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi eritrosit dan karena

itu rentan untuk terjadinya anemia terutama anemia defisiensi besi

(Tyastuti, 2016).

Konsentrasi hemoglobin normal pada wanita hamil berbeda pada

wanita yang tidak hamil. Hal ini disebabkan karena pada kehamilan

terjadi proses hemodilusi atau pengencerah darah, yaitu terjadi

peningkatan volume plasma dalam proporsi yang lebih besar jika

dibandingkan dengan peningkatan eritrosit. Dalam hal ini, karena

peningkatan oksigen dan perubahan sirkulasi yang meningkat terhadap

plasenta dan janin, serta kebutuhan suplai darah untuk pembesaran

uterus, terjadi peningkatan volume darah yaitu peningkatan volume

plasma dan sel darah merah. Namun, peningkatan volume plasma ini

terjadi dalam proporsi yang lebih besar yaitu sekitar tiga kali lipat jika

dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan

konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi. Hemodilusi berfungsi agar

suplai darah untuk pembesaran uterus terpenuhi, melindungi ibu dan

janin dari efek negatif penurunan venous retrun saat posisi terlentang,

dan melindungi ibu dari efek negatif kehilangan darah saat proses

melahirkan (Tyastuti, 2016).

Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri yang fisiologis

dalam kehamilan dan bermanfaat pada wanita untuk meringankan beban

jantung yang harus bekerja lebih berat semasa kehamilan karena sebagai

akibat hipervolemi sehingga cardiac output meningkat. Kerja jantung


13

akan lebih ringan apabila viskositas darah rendah dan resistensi perifer

berkurang sehingga tekanan darah tidak meningkat secara fisiologis,

hemodilusi ini membantu ibu mempertahankan sirkulasi normal dengan

mengurangi beban jantung (Tyastuti, 2016).

Volume plasma yang bertambah banyak ini menurunkan

hematokrit, konsentrasi hemoglobin darah, dan jumlah eritrosit, tetapi

tidak menurunkan jumlah absolut hemoglobin atau eritrosit dalam

sirkulasi. Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan jumlah

eritrosit biasanya tampak pada usia kehamilan minggu ke 7 sampai ke 8

dan terus menurun sampai minggu ke-16 hingga ke-22 ketika titik

keseimbangan tercapai. Eksplansi volume plasma yang terus menerus

tidak diimbangi dengan peningkatan produksi eritropoetin sehingga akan

menurunkan kadar hematokrit, konsentrasi hemoglobin atau jumlah

eritrosit dibawah batas normal dan timbulah anemia (Georgieff, 2020).

f. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan

Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi

dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah

merah 18%-30% dan hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi

membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak

kehamilan 10 minggu dan mencapai maksimum pada usia kehamilan 24

minggu atau trimester II dan terus meningkat hingga usia kehamilan di

trimester ke III (Davey, 2002).


14

Anemia pada ibu hamil dapat berdampak terganggunya kesehatan

pada ibu hamil maupun janin yang sedang dikandungnya. Permasalahan

kesehatan pada janin dan ibu hamil dari dampak anemia dapat berupa

abortus, persalinan prematur, infeksi, dan perdarahan saat persalinan.

Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya kematian intra-

uteri, abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,

peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau

tingkat intilegensi bayi rendah (Tyastuti, 2016).

Ibu hamil dengan anemia biasannya muncul keluhan ibu hamil

dengan anemia merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang,

pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk.

Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada

ibu hamil seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan

kuku penderita tampak pucat. Bahkan pada penderita anemia yang berat

dapat berakibat penderita sesak ataupun menyebabkan lemah jantung

(Chen et al., 2018).


15

Gambar 1. Proses Terjadinya Anemia


(Davey, 2002)

g. Faktor-Faktor Penyebab Anemia pada Ibu Hamil

1) Faktor langsung

b) Pola konsumsi

Kejadian anemia sangat erat jika dihubungkan dengan pola

konsumsi yang rendah kandungan zat besinya serta makanan yang

dapat memperlancar dan menghambat absorbsi zat besi (Sari,

Harahap and Helina, 2022).

c) Infeksi

Beberapa infeksi penyakit menyebabkan risiko anemia.

Infeksi itu umumnya adalah TBC, malaria, dan cacingan, karena

menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah


16

merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan sangat jarang

menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat

mempengaruhi kualitas hidup penderitanya karena cacing

menyerap kandungan makanan. Infeksi cacing akan menyebabkan

malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi pada

ibu hamil. Infeksi yang disebabkan penyakit malaria dapat

menyebabkan anemia (Sari, Harahap and Helina, 2022).

d) Pendarahan

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh

defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan keduanya saling

berinteraksi satu sama lain. Pendarahan menyebabkan banyak

unsur besi yang hilang keluar bersama darah sehinggga dapat

berakibat pada anemia menurut (Tyastuti, 2016).

2) Faktor tidak langsung

a) Frekuensi Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang

diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya

dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk

pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses

persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru

sebagai orangtua (Tyastuti, 2016). Tujuan pemeriksaan kehamilan

untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan

antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan


17

dengan sehat, bersalin dengan selamat, melahirkan bayi yang sehat

pelayanan antenatal yang terpadu, komprehensif, serta berkualitas,

memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB

dan pemberian ASI, meminimalkan “missed opportunity” pada ibu

hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu,

komprehensif dan berkualitas, mendeteksi secara dini adanya

kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil, dapat melakukan

intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini

mungkin pada ibu hamil dapat melakukan rujukan kasus ke

fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang

sudah ada. Selain itu pemeriksaan kehamilan atau antenatal care

juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan dan

pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan persiapan menjadi

orang tua (Kemenkes RI, 2020a).

b) Paritas

Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak

hidup atau mati, tetapi bukan aborsi terjadi secara alamiah.

semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan

melahirkan atau jarak kelahiran terlalu dekat maka semakin banyak

kehilangan zat besi dan semakin besar kemungkinan mengalami

anemia (Sari, Harahap and Helina, 2022).


18

c) Umur Ibu

Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu antara umur 20-

35 tahun dan pada umur tersebut resiko komplikasi kehamilan

dapat dihindari, memiliki reproduksi yang sehat, kondisi biologis

dan psikologis dari ibu hamil sudah matang. Sebaliknya pada umur

< 20 tahun beresiko anemia karena pada kelompok umur tersebut

perkembangan bilogis yaitu reproduksi belum optimal atau belum

matang sepenuhnya. disisilain, kehamilan pada usia diatas 35 tahun

merupakan kehamilan yang beresiko tinggi. Wanita hamil dengan

umur diatas 35 tahun juga akan rentan mengalami anemia. Hal ini

menyebabkan daya tahan tubuh mulai menurun pada usia 35 tahun

keatas dan mudah terkena berbagai infeksi selama masa kehamilan

(Sari, Harahap and Helina, 2022).

d) Dukungan Suami

Dukungan secara informasi dan emosional merupakan peran

penting seorang suami, dukungan secara informasi yaitu membantu

individu untuk menemukan alternative yang ada bagi penyelesaian

masalah, misalnya menghadapi masalah ketika istri menemui

kesulitan selama hamil, suami dapat memberikan informasi berupa

saran, petunjuk, pemberian nasihat, mencari informasi lain yang

bersumber dari media cetak/elektronik, dan juga tenaga kesehatan;

bidan, perawat dan dokter. Dukungan secara emosional adalah

kepedulian dan empati yang diberikan oleh orang lain atau suami
19

yang dapat meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya diperhatikan yang

membawa dorongan positif (Tyastuti, 2016).

h. Dampak Anemia pada Kehamilan

Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani ibu hamil

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita

hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

proses persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat

badan bayi saat lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.

Disamping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering

dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal sebab

wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah pada saat

persalinan. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dimulai dari

keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan

abortus, partus imatur/prematur, gangguan proses persalinan

(perdarahan), gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stres

kurang produksi ASI rendah sehinggabayi kurang asi), dan gangguan

pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, cacat bawaan, BBLR,

kematian perinatal, dan lain-lain) (Georgieff, 2020).

i. Pencegahan Anemia Kehamilan

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh saat ibu sedang dalam masa kehamilan. Zat besi dapat

diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah)


20

seperti daging sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna

hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta

kacang- kacangan yang mudah di jumpai di pasar. Selain dijelaskan

diatas, dangat perlu diimbangi dengan pola makan sehat dengan

mengonsumsi vitamin serta suplemen penambah zat besi untuk hasil

yang maksimal (Haile et al., 2021). Pencegahan anemia defisiensi zat

besi dapat dilakukan dengan 4 pendekatan yaitu (Georgieff, 2020; Haile

et al., 2021) :

1) Pemberian tablet atau suntikan zat besi, pemberian ini dapat diberikan

kepada remaja yang tengah bersiap untuk menjadi ibu.

2) Pendidikan kesehatan dan upaya pemberian informasi yang ada

kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan.

3) Pengawasan penyakit infeksi yang sering diderita masyarakat.

4) Fortifikasi makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat dengan zat

besi.

j. Penataksanaan Ibu Hamil dengan Anemia

1) Pengobatan

Pengobatan dengan pemberian tablet tambah darah dan kontol

setiap bulan ke pelayanan kesehatan (Benson et al., 2022)

2) Konseling

Konseling memberikan pemahaman kepada ibu hamil tentang

pengertian anemia, penyebab anemia, upaya pencegahan anemia,


21

tanda dan gejala anemia dan dampak anemia pada kehamilan

(Kemenkes RI, 2020a).

3) Informasi pola makan yg baik

Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh

dalam mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki

pengaruh positif pada kesehatan bayi yang akan lahir. Pola makan

sehat pada seorang ibu hamil adalah memakan makanan yang

dikonsumsi oleh ibu hamil harus memiliki jumlah kalori dan zat-zat

gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, vitamin,

mineral, serat, lemak, protein, dan air (Tyastuti, 2016).

4) Frekuensi makan

Ibu hamil harus makan cukup untuk memenuhi kebutuhan dua

individu, yaitu untuk ibu sendiri dan janin yang berada dikandungnya.

Makan 1 sampai 2 piring lebih banyak dari sebelum hamil, makan 4

sampai 5 kali sehari. Patuhi jadwal makan ibu hamil yang telah dibuat,

yaitu makan makanan bergizi 3 kali sehari pada waktu yang tepat,

yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam, serta 2 kali makan

makanan selingan. Ibu hamil yang jarang mengonsumsi makanan

sumber zat besi menyebabkan kebutuhan zar besi ibu hamil tidak

dapat terpenuhi. Jika makanan yang dikonsumsi tidak terpenuhi maka

tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi jenis tertentu yang

salah satu akibatnya adalah anemia pada ibu hamil (Tyastuti, 2016).
22

k. Penegakkan Diagnosa Anemia

Penegakkan diagnose dapat dilakukan setelah seorang ibu hamil

telah melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin sesuai dengan alat dan

metode pemeriksaan yang digunakan. Menurut WHO (2012)

menyebutkan bahwa ibu hamil dengan kadar hemoglobin sebesar <11 gr

% pada trimester III, maka dapat dinyatakan mengalami anemia. Ibu

hamil dengan kadar hemoglobin sebesar ≥11 gr% pada trimester III,

dinyatakan tidak mengalami anemia (WHO, 2012a). Ibu dengan anemia

diberikan kode “0” dan ibu yang tidak mengalami anemia, diberikan

kode “1”.

2. Kepatuhan

a. Definisi

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat.

Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan

perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain. Kepatuhan

didefinisikan sebagai kecenderungan perilaku pasien untuk

melaksanakan perintah yang disarankan oleh orang yang berwenang,

seperti dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya (Alam, 2020).

Kepatuhan menjalankan aturan pengobatan sangat penting untuk

mecapai kesehatan secara optimal. Perilaku kepatuhan dapat berupa

perilaku patuh dan tidak patuh yang dapat diukur melalui dimensi

kemudahan, lama pengobatan, mutu, jarak, dan keteraturan pengobatan.

Kepatuhan akan meningkat bila instruksi pengobatan jelas, hubungan


23

obat terhadap penyakit jelas dan pengobatan teratur serta adanya

keyakinan bahwa kesehatan akan pulih, petugas kesehatan yang

menyenangkan dan berwibawa, dukungan sosial keluarga pasien dan lain

sebagainya (Pritasari, Damayanti and Lestari, 2017).

b. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan (Alam, 2020) :

1) Pemahaman tentang instruksi

Tak seorang pun dapat memenuhi instruksi jika ia salah paham

tentang instruksi.

2) Kualitas interaksi

Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan

bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan.

3) Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat

menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.

4) Keyakinan, sikap dan kepribadian

Niven (2012) telah membuat suatu usulan bahwa model keyakinan

kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan.

c. Cara Mengukur Kepatuhan

Menurut Feist (2014) setidaknya terdapat lima cara yang dapat

digunakan untuk mengukur kepatuhan pada pasien, yaitu (Feist and

Feiss, 2014; Alam, 2020) :


24

1) Menanyakan pada Petugas Klinis

Metode ini adalah metode yang hampir selalu menjadi pilihan

terakhir untuk digunakan karena keakuratan atas estimasi yang

diberikan oleh dokter pada umumnya salah.

2) Menanyakan pada Individu yang Menjadi Pasien

Metode ini lebih valid dibandingkan dengan metode yang

sebelumnya. Metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu: pasien

mungkin saja berbohong untuk menghindari ketidaksukaan dari pihak

tenaga kesehatan, dan mungkin pasien tidak mengetahui seberapa

besar tingkat kepatuhan mereka sendiri.

3) Menanyakan pada Individu Lain yang Selalu Memonitor Keadaan

Pasien.

Metode ini juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama,

observasi tidak mungkin dapat selalu dilakukan secara konstan,

terutama pada hal-hal tertentu seperti diet makanan dan konsumsi

alkohol. Kedua, pengamatan yang terus menerus menciptakan situasi

buatan dan seringkali menjadikan tingkat kepatuhan yang lebih besar

dari pengukuran kepatuhan yang lainnya.

4) Menghitung Banyak Obat Dikonsumsi Pasien Sesuai Saran Medis

yang Diberikan oleh Dokter.

Prosedur ini mungkin adalah prosedur yang paling ideal karena

hanya sedikit saja kesalahan yang dapat dilakukan dalam hal

menghitung jumlah obat yang berkurang dari botolnya. Tetapi, metode


25

ini juga dapat menjadi sebuah metode yang tidak akurat karena

setidaknya ada dua masalah dalam hal menghitung jumlah pil yang

seharusnya dikonsumsi. Pertama, pasien mungkin saja, dengan

berbagai alasan, dengan sengaja tidak mengkonsumsi beberapa jenis

obat. Kedua, pasien mungkin mengkonsumsi semua pil, tetapi dengan

cara yang tidak sesuai dengan saran medis yang diberikan.

5) Memeriksa Bukti-Bukti Biokimia

Metode ini mungkin dapat mengatasi kelemahan-kelemahan

yang ada pada metode-metode sebelumnya. Metode ini berusaha

untuk menemukan bukti-bukti biokimia, seperti analisis sampel darah

dan urin.

d. Cara Meningkatkan Kepatuhan

Menurut Windiasari (2010), beberapa cara yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam mentaati semua nasihat dan

petunjuk yang dianjurkan untuk tercapainya keberhasilan pengobatan

yang dilakukan yaitu (Pritasari, Damayanti and Lestari, 2017):

1) Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya

kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.

2) Mengingatkan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang harus

dilakukan demi keberhasilan pengobatan melalui telepon atau alat

komunikasi lain.

3) Menunjukkan kepada pasien kemasan obat yang sebenarnya atau

dengan cara menunjukkan obat aslinya.


26

4) Memberikan keyakinan kepada pasien akan efektifitas obat dalam

penyembuhan.

5) Memberikan informasi risiko ketidakpatuhan.

6) Memberikan layanan kefarmasian dengan observasi langsung,

mengunjungi rumah pasien dan memberikan konsultasi kesehatan.

7) Menggunakan alat bantu kepatuhan seperti multikompartemen atau

sejenisnya.

8) Adanya dukungan dari pihak keluarga, teman dan orang-orang

disekitarnya untuk selalu mengingatkan pasien, agar teratur minum

obat demi keberhasilan pengobatan.

9) Apabila obat yang digunakan hanya dikonsumsi sehari satu kali,

kemudian untuk untuk pemberian obat yang digunakan lebih dari satu

kali dalam sehari mengakibakan pasien lupa, akibatnya menyebabkan

tidak teratur minum obat.

3. Tablet Zat Besi

a. Pengertian

Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen zat besi yang

mengandung 200 mg ferro sulfat atau berisi 27 mg besi elementasi dan

0,25 mg asam folat (WHO, 2012a). Tablet Tambah Darah bila diminum

secara teratur dan sesuai aturan dapat mencegah dan menanggulangi

anemia gizi. Pemberian preparat 27 mg besi elementasi yang berada

dalam setiap TTD per hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%

per bulan (Kemenkes RI, 2020a).


27

b. Cara Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah

Hal yang perlu diperhatikan tentang tablet Fe tambah darah

(Kemenkes RI, 2020):

1) Minum tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan

teh, susu, kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam

tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.

2) Kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti

perut terasa tidak enak, mual, susah buang air besar dan tinja berwarna

hitam.

3) Untuk mengurangi efek samping, minum tablet tambah darah setelah

makan malam menjelang tidur. Lebih baik minum tablet tambah darah

disertai makan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk dan lain-

lain.

4) Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau

kebanyakan darah.

5) Simpan tablet tambah darah ditempat kering, terhindar dari sinar

matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak. Setelah dibuka

harus ditutup rapat. Tablet tambah darah yang berubah warna jangan

diminum (warna asli warna merah).

c. Dosis Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil

1) Dosis Pencegahan

Tablet tambah darah untuk pencegahan diberikan pada ibu hamil

tanpa melihat kadar Hb yaitu satu tablet (27 mg elemental iron dan
28

0,25 mg asam folat). Ibu hamil atau nifas dianjurkan minum tablet

tambah darah dengan dosis 1 tablet setiap hari selama masa kehamilan

dan 40 hari setelah melahirkan (Benson et al., 2022)

2) Dosis Pengobatan

Bila kadar Hb kurang dari 11 gr% konsumsi menjadi dua tablet

sehari selama 90 hari pada kehamilannya sampai 42 hari setelah

melahirkan (Kemenkes RI, 2020a).

d. Kebutuhan dan Suplementasi Zat Besi pada Ibu hamil

Pemberian suplemen zat besi disesuaikan dengan usia kehamilan

atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai berikut (Benson et

al., 2022) :

1) Trimester I : kebutuhan zat besi ±0,8 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah

merah.

2) Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus

115 mg.

3) Trimester III : kebutuhan zat besi 7,5 mg/hari, ditambah kebutuhan sel

darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.

e. Efek Samping Zat Besi pada Ibu Hamil

Ibu yang tidak patuh mengkonsumsi suplemen besi dapat

dipengaruhi oleh efek samping yang kurang nyaman dirasakan oleh ibu

hamil ketika mengkonsumsi suplemen besi, seperti mual, muntah, dan


29

nyeri ulu hati. Dalam mengkonsumsi suplemen zat besi sebaiknya pada

malam hari sebelum tidur, dianjurkan pula menambahkan substansi yang

memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging

ayam, dan ikan. Sebaliknya, substansi penghambat penyerapan zat besi

seperti teh dan kopi patut dihindari (Sari, Harahap and Helina, 2022).

Meskipun dibutuhkan gizi yang baik, suplemen besi menganggu

saluran pencernaan pada sebagian orang. Efek samping misalnya mual-

mual, rasa panas pada perut, diare atau sembelit. Untuk memulihkan efek

samping yang tidak menyenangkan, dianjurkan untuk mengurangi setiap

dosis besi atau mengkonsumsi makanan bersama suplemen. Makanan

yang kaya akan vitamin C memperbanyak serapan besi (Tyastuti, 2016).

f. Pengukuran Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi

Patuh mengkonsumsi tablet zat besi dapat menurunkan risiko

terjadinya anemia. Menurut Benson et al (2022) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa ibu hamil diharuskan mengkonsumsi tablet zat besi

selama kehamilan dengan dosis 27 mg setiap harinya dan 0,9 mg pada

saat masa nifas (Benson et al., 2022). Menurut Profil Kesehatan

Indonesia 2021, ibu dapat dikatakan patuh dalam mengkonsumsi tablet

zat besi, jika mengkonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilan dan

lebih baik jika 1 tablet setiap harinya (Kemenkes RI, 2022). Ibu yang

tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi, berikan kode “0” dan

ibu yang patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi, berika koden “1”.
30

4. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Terhadap

Kejadian Anemia

Anemia defisiensi besi adalah masalah kesehatan global, yang

terutama mempengaruhi wanita hamil. Kekurangan zat besi merupakan

penyebab anemia ibu yang paling umum tetapi penyebab lain termasuk

hemoglobinopati, seperti anemia sel sabit dan talasemia; kekurangan folat,

B12 atau keduanya; infeksi cacing tambang; schistosomiasis dan infeksi

HIV (Sun et al., 2017).

Kebutuhan zat besi meningkat sekitar 10 kali lipat selama kehamilan

dari 0,8 mg/hari pada trimester pertama menjadi 7,5 mg/hari pada trimester

ketiga untuk mendukung peningkatan massa sel darah merah ibu,

mempertahankan pertumbuhan plasenta dan janin, serta menampung

kehilangan darah selama persalinan. Plasenta membutuhkan sekitar 90 mg

zat besi dengan sendirinya dan mengangkut sekitar 270 mg zat besi ke janin

selama kehamilan normal (Benson et al., 2022).

Kepatuhan mengonsumsi tablet Fe adalah sikap yang diambil oleh ibu

hamil dalam mengonsumsi tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia

selama kehamilan. Kepatuhan mengonsumsi tablet Fe sangat penting karena

sel darah merah membutuhkan zat besi dalam proses sintesisnya.

Pengangkutan zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh merupakan peran

penting sel darah merah dalam tubuh serta sel membantu proses

metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Jika ibu hamil kekurangan

zat besi dalam tubuhnya, maka akan mempengaruhi pembentukan sel darah
31

merah. Kekurangan oksigen akan timbul apabila sel darah merah dalam

tubuh mengalami kekurangan, sehingga timbul gejala anemia yang ditandai

dengan penurunan kadar Hb (27 mg besi elemental) dan 0,25 mg asam folat

(Benson et al., 2022).

Hasil penelitian Bekele et al (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil

yang patuh mengkonsumsi tablet fe selama kehamilan dapat menurunkan

risiko 2.31 kali kejadian anemia dibandingkan ibu yang tidak patuh

mengkonsumsi tablet fe. Hal ini berhubungan dengan adanya peningkatan

volume darah selama kehamilan sebanyak 50% yang berguna untuk

perkembangan janin dan plasenta (Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016).

Studi lain menyebutkan bahwa ibu hamil yang tidak patuh

mengkonsumsi tablet fe meningkatkan risiko 3,46 kali (p-value = 0,001)

mengalami anemia dibandingkan dengan ibu yang patuh mengkonsumsi

tablet fe. Hal ini menunjukkan bahwa saat kehamilan kebutuhan zat besi

meningkat dan tidak bisa tercukupi melalui asupan saja, sehingga perlu

adanya suplementasi selama kehamilan (Nurmasari and Sumarmi, 2019).

B. Kerangka Konsep

Kepatuhan ibu hamil dalam


mengkonsumsi tablet zat besi Kejadian Anemia

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 1. Kerangka Konseptual


32

C. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil


NO Variabel Definisi Skala
Ukur
1. Kepatuhan Ibu Ketaatan ibu Kuisioner Mengisi 0 : Tidak Nominal
dalam hamil dalam lembar Patuh
Mengkonsumsi mengkonsumsi kuisioner 1 : Patuh
Tablet zat besi tablet zat besi
minimal 90 butir
selama kehamilan
yang terdapat
pada buku KIA
dan hasil
Wawancara
2. Anemia Kadar Kuisioner Mengisi 0 : Anemia Nominal
haemoglobin dan lembar 1 : Tidak
dalam darah Catatan kuisioner Anemia
menjadi <11 g/ Hasil
dL yang tercatat Pemeriksa
pada buku KIA an Kadar
dan Register ibu Hb yang
yang didapat tercatat
setelah pada Buku
melakukan KIA
pemeriksaan Hb
dengan
menggunakan
Haemometer

D. Hipotesis Penelitian
Ha : Terdapat kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap

kejadian anemia di wilayah Puskesmas Beringin Raya tahun 2023

Ho : Tidak ada kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap

kejadian anemia di wilayah Puskesmas Beringin Raya tahun 2023


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu. Waktu

pelaksanaan penelitian pada bulan September sampai dengan November 2023.

B. Jenis dan Desain Penelitin

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

metode cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,

observasional, atau pengumpulan data. Penelitian cross sectional hanya

mengobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap variabel subjek

pada saat penelitian (Notoatmodjo, 2018). Rancangan penelitian ini

mempelajari kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi dengan

kejadian anemia di Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu tahun 2023.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang terdapat di

wilayah Puskesmas Beringin Raya dan terdata Register ibu pada bulan Juli -

November 2023.

33
34

2. Sampel Penelitian

Sampel pada kelompok kasus diambil secara Purposive Sampling.

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung menggunakan

rumus sebagai berikut (Lemeshow et al., 1991) :


2
z 1−σ x P (1−P)
n= 2
d

Dengan :
n = Jumlah sampel
P = Proporsi ( 20% )
d = Standar deviasi (0,1)
Z² 1-σ = tingkat kepercayaan 95% (1,96)
Maka jumlah sampel nya :
2
z 1−σ x P (1−P)
n= 2
d

1 , 96 x 1 , 96 x 0 ,2( 1−0 , 2)
n=
0 , 12

0,614656
n=
0 , 01

n=61,4656=62

Berdasarkan perhitungan rumus diatas, jumlah sampel yang

dibutuhkan adalah 62 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan

krikteria inklusi dan krikteria ekslusi, agar hasil yang didapat valid. Adapun

krikteria sampel yang digunakan pada penelitian ini meliputi :

a. Krikteria Inklusi

1) Ibu hamil ≥36 minggu

2) Ibu dalam kondisi sehat


35

3) Terdata pada register ibu di Puskesmas Beringin Raya

b. Krikteria Ekslusi

1) Terjadi kematian pada janin

2) Ibu dengan kondisi darurat

3) Ibu yang menolak menjadi responden

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini dapat dengan cara membagikan

kuesioner atau dengan wawancara kepada ibu hamil yang berada di

puskesmas Beringin Raya untuk mendapatkan data tentang kepatuhan ibu

dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Pengumpulan data dilakukan diruang

KIA Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data yang sudah ada

meliputi data jumlah tablet zat besi yang didapat dan kadar haemoglobin ibu

hamil yang tercatat pada buku KIA.

E. Teknik Pengolahan data

1. Seleksi data (Editing)

Pada tahap ini penulis melakukan penilaian terhadap data yang di

peroleh kemudian di teliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam

pengisian. Editing dilakukan pada saat itu juga, sehingga jika terjadi
36

kesalahan dapat segera dibenahi atau memeriksa kelengkapan data dan

perbaikan data yang salah. Pada penelitian ini editing dilakukan dengan

memeriksa kelengkapan lembar jawaban responden yang diisi oleh

responden, apabila ada kesalahan atau jawaban yang kurang meminta

responden melengkapinya.

2. Pemberian kode (Coding)

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode

tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analis

data. Pada penelitian ini coding digunakan dalam bentuk angka pada setiap

variabel untuk memberikan nilai maupun kategori pada setiap variabel

sehingga memudahkan untuk dilakukan pengolahan data. Adapun koding

dalam setiap variabel yaitu pada variabel kepatuhan ibu dalam

mengkonsumsi tablet zat besi, kode 0 = tidak patuh dan kode 1 = patuh.

Pada variabel anemia, kode 0 = anemia dan kode 1 = tidak anemia.

3. Pengelompokan data (Tabulating)

Pada tahap ini jawaban-jawaban responden yang sama di kelompokan

denagn teliti, lalu di hitung dan di jumlahkan kemudian di tuliskan dalam

bentuk tabel. Selanjutnya data hasil penelitian akan di olah secara manual.

Tabulating dalam penelitian ini dilakukan dengan memasukkan semua data

yang telah di koreksi kedalam master tabel penelitian untuk selanjutnya

dilakukan pengolahan data.

4. Entry data
37

Setelah semua isi format pengumpulan data diperiksa dan telah

dilewati pengkodean, maka langkah selanjutnya dan memproses data agar

dapat dianalis dengan cara memasukan data format pengumpulan data ke

komputer. Entry data dalam penelitian ini dilakukan dengan memasukkan

semua kode yang telah di buat berdasarkan masing-masing variabel. Semua

kode di masukkan kedalam SPSS 25.0 untuk dilakukan pengujian hasil

penelitian.

5. Memproses Data (Processing)

Setelah semua isi format pengumpulan data diperiksa dan telah

melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data

agar dapat dianalisa dengan cara memasukkan data format pengumpulan

data ke computer.

6. Cleaning

Cleaning yaitu untuk memastikan apakah semua data sudah siap

dianalisis atau belum.Setelah data di masukkan ke program pengolahan

data data di periksa terlebih dahulu apakah terdapat kesalahan datau

tidak.Jika data tidak ada yang salah maka dilakukan perbaikan data

tersebut.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisa bivariat,

dan analisis multivariat dengan maksud untuk melihat hubungan antara

variabel independen (kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat


38

besi) dengan variabel dependen (kejadian anemia). Analisis data menggunakan

SPSS versi 25.0 yaitu:

1. Analisis Univariat

Analisis digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase

dari berbagai karakteristik variabel yang diteliti, baik variabel independen

maupun dependen. Notoatmodjo (2018) proporsi yang didapat dalam bentuk

persentase dapat diinterpretasikan dengan menggunakan skala

(Notoatmodjo, 2018) :

1% : Tidak satu pun kejadian.

1 – 25 % : Sebagian kecil kejadian.

26– 49 % : Hampir sebagian kejadian

50 % : Setengah dari kejadian.

76– 75 % : Sebagian besar kejadian.

76 – 99 % : Hampir seluruh kejadian.

100% : Seluruh kejadian.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk melihat kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi terhadap kejadian anemia di Wilayah

Puskesmas Beringin Raya dengan menggunakan uji statistik Chi Square

dengan sistem komputerisasi derajat kepercayaan (CI) 95%, α=0,05,

bermakna bila p< 0,05, untuk melihat keeratan hubungan dan variabel

digunakan nilai OR (Odds Ratio).

a. Ha : Diterima bila p≤ 0,05, artinya ada pengaruh kepatuhan ibu hamil


39

dalam mengkonsumsi tablet tambah darah terhadap kejadian

anemia

b. Ho : Ditolak bila p> 0,05 artinya tidak ada pengaruh kepatuhan ibu

hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah terhadap kejadian

anemia
DAFTAR PUSTAKA

Alam, A. S. L. S. (2020) Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Masyarakat


Terhadap Penggunaan Masker dalam Pencegahan Covid-19 di
Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2020, Universitas
Hasanuddin. Universitas Hasanuddin. Available at:
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/4548/2/K011171063_skripsi 1-
2.pdf.

Astatikie, G., Limenih, M. A. and Kebede, M. (2017) ‘Maternal and fetal


outcomes of uterine rupture and factors associated with maternal death
secondary to uterine rupture’, BMC Pregnancy and Childbirth. BMC
Pregnancy and Childbirth, 17(1), pp. 1–9. doi: 10.1186/s12884-017-1302-
z.

Bekele, A., Tilahun, M. and Mekuria, A. (2016) ‘Prevalence of Anemia and Its
Associated Factors among Pregnant Women Attending Antenatal Care in
Health Institutions of Arba Minch Town, Gamo Gofa Zone, Ethiopia: A
Cross-Sectional Study’, Anemia, 2016. doi: 10.1155/2016/1073192.

Benson, A. E. et al. (2022) ‘The incidence, complications, and treatment of iron


deficiency in pregnancy’, European Journal of Haematology, 109(6), pp.
633–642. doi: 10.1111/ejh.13870.

Chen, C. et al. (2018) ‘Severe anemia, sickle cell disease, and thalassemia as risk
factors for hypertensive disorders in pregnancy in developing countries’,
Pregnancy Hypertension, 13, pp. 141–147. doi:
10.1016/j.preghy.2018.06.001.

Davey, P. (2002) Medicine at a Glance. 4 th, Davey Patrick. 4 th. New Jersey:
Wiley-Blackwell.

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu (2023) ‘Profil Kesehatan Kota Bengkulu 2022’.
Kota Bengkulu: Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu (2023) ‘Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu’.


Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

Feist, J. and Feiss, G. J. (2014) Teori Kepribadian Theories of Personality.


Seventh Ed. Jakarta: Salemba Humanika.

Georgieff, M. K. (2020) ‘Iron deficiency in pregnancy’, American Journal of


Obstetrics and Gynecology. Elsevier Inc., 223(4), pp. 516–524. doi:
10.1016/j.ajog.2020.03.006.

40
41

Haile, T. G. et al. (2021) ‘Determinants of Preeclampsia among Women Attending


Delivery Services in Public Hospitals of Central Tigray, Northern
Ethiopia: A Case-Control Study’, Journal of Pregnancy, 2021. doi:
10.1155/2021/4654828.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020) ‘Buku Kesehatan Ibu dan


Anak’, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Selatan:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Available at:
https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/061918-sosialisasi-buku-kia-
edisi-revisi-tahun-2020.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022) Profil Kesehatan Indonesia


2021, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Lemeshow, S. et al. (1991) ‘Adequacy of Sample Size in Health Studies.’,


Biometrics, 47(1), p. 347. doi: 10.2307/2532527.

Nasir, B. B., Fentie, A. M. and Adisu, M. K. (2020) ‘Adherence to iron and folic
acid supplementation and prevalence of anemia among pregnant women
attending antenatal care clinic at Tikur Anbessa Specialized Hospital,
Ethiopia’, PLoS ONE, 15(5), pp. 1–11. doi:
10.1371/journal.pone.0232625.

Norsiah, W. (2015) ‘Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin


dengan dan Tanpa Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis’, Medical
Laboratory Technology Journal, 1(2), p. 72. doi: 10.31964/mltj.v1i2.19.

Notoatmodjo, S. (2018) Metodologi Penelitian Kesehatan. 3rd edn. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nurmasari, V. and Sumarmi, S. (2019) ‘Hubungan Keteraturan Kunjungan Anc


(Antenatal Care) Dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Kecamatan Maron Probolinggo’,
Amerta Nutrition, 3(1), p. 46. doi: 10.20473/amnt.v3i1.2019.46-51.

Pritasari, Damayanti, D. and Lestari, N. T. (2017) Gizi dalam Daur Kehidupan.


1st edn. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
RISKESDAS (2019) Laporan Nasional Riskesdas 2018, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Lembaga Penernit Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB). Available at:
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.

Sari, S. I. P., Harahap, J. R. and Helina, S. (2022) Anemia Kehamilan. I. Pekan


Baru: Taman Karya.
42

Sun, D. et al. (2017) ‘Anemia in Pregnancy: A Pragmatic Approach’, Obstetrical


and Gynecological Survey, 72(12), pp. 730–737. doi:
10.1097/OGX.0000000000000510.

Tadesse, S. E. et al. (2017) ‘Determinants of anemia among pregnant mothers


attending antenatal care in Dessie town health facilities, northern central
Ethiopia, unmatched case -control study’, PLoS ONE, 12(3), pp. 1–9. doi:
10.1371/journal.pone.0173173.

Teshome, M. S., Meskel, D. H. and Wondafrash, B. (2020) ‘Determinants of


anemia among pregnant women attending antenatal care clinic at public
health facilities in kacha birra district, southern ethiopia’, Journal of
Multidisciplinary Healthcare, 13, pp. 1007–1015. doi:
10.2147/JMDH.S259882.

Tyastuti, S. (2016) Asuhan Kebidanan Kehamilan. First Edit. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Wemakor, A. (2019) ‘Prevalence and determinants of anaemia in pregnant women


receiving antenatal care at a tertiary referral hospital in Northern Ghana’,
BMC Pregnancy and Childbirth. BMC Pregnancy and Childbirth, 19(1),
pp. 1–11. doi: 10.1186/s12884-019-2644-5.

World Health Organization (2012) ‘Anaemia Policy Brief’, (6), pp. 1–7. Available
at:
http://www.who.int//iris/bitstream/10665/148556/1/WHO_NMH_NHD_1
4.4_eng.pdf.
L
A
M
P
I
R
A
N
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Perihal: Permohonan Menjadi responden Bengkulu, 2023
Yth
...........................
di -
Tempat
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa STIKES TMS Bengkulu sekarang sedang menyelesaikan
pendidikan Sarjana Kebidanan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan. Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nurhayati
NPM : 2226040211. P
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, saya bermaksud akan mengadakan
penelitian dengan judul “Kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet zat besi
terhadap kejadian anemia di wilayah Puskesmas Beringin Raya tahun 2023”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat buruk dan merugikan saudara
sebagai responden. Semua kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan
digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila saudara menyetujui maka
dengan ini saya memohon kesediaan saudara untuk bersedia melakukan pengisian
kuesioner penelitian yang telah disediakan.
Bengkulu, 2023
Hormat Saya,

(Nurhayati)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian (pembuatan
Skripsi) yang akan dilakukan oleh Nurhayati, mahasiswi Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
dengan judul “Kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap
kejadian anemia di wilayah Puskesmas Beringin Raya tahun 2023”. Saya
memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif, oleh karena itu saya
bersedia untuk menjadi responden.

Bengkulu, 2023
Hormat Saya,

(……………………..)
KUESIONER
KEPATUHAN IBU DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS
BERINGIN RAYA TAHUN 2023
Petunjuk :
1. Isilah kuesioner dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara yang
sebenarnya.
2. Jawaban saudara yang jujur sangat penting untuk penelitian ini demi
pengembangan program kesehatan. Dan data ini digunakan untuk
kepentingan penelitian, tidak digunakan untuk kepentingan lain. Beri tanda
(X) pada salah satu pilihan jawaban.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Tanggal Pengisian :
3. Usia :
4. Usia Kehamilan :
5. Jumlah Kunjungan ANC :
a. Trimester I :
b. Trimester II :
c. Trimester III :
6. Tempat Pengambilan Fe :
7. Paritas :
8. Pendidikan :
9. Pekerjaan :
10. Kadar Hb :
a. Sebelum :
b. Sesudah :

Bagian I: Kepatuhan terhadap Suplementasi Zat Besi


No Pertanyaan
1. Selama kehamilan, Apakah ibu mengkonsumsi tablet zat besi ?
a. Ya, Jumlah …………..
b. Tidak
2. Apa alasan ibu mengkonsumsi zat besi?

3. Apa alasan tidak mengkonsumsi tablet zat besi?

4. Ketika ibu sedang pergi, apakah ibu selalu membawa tablet zat besi?

5. Apakah ibu merasa sehat setelah mengkonsumsi zat besi?


a. Ya, alasan…………..
b. Tidak
6. Selama mengkonsumsi tablet zat besi, apakah ibu pernah mengalami
kesulitan?
a. Ya, alasan…………..
b. Tidak
7. Setelah mengkonsumsi tablet zat besi, minuman apakah yang ibu
gunakan? Apa alasannya?

8. Kapan ibu mengkonsumsi tablet zat besi?


Sumber : (Tadesse et al., 2017; Nasir, Fentie and Adisu, 2020)
KUESIONER
KEPATUHAN IBU DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS
BERINGIN RAYA TAHUN 2023
Petunjuk :
1. Isilah kuesioner dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara yang
sebenarnya.
2. Jawaban saudara yang jujur sangat penting untuk penelitian ini demi
pengembangan program kesehatan. Dan data ini digunakan untuk
kepentingan penelitian, tidak digunakan untuk kepentingan lain. Beri tanda
(X) pada salah satu pilihan jawaban.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Tanggal Pengisian :
3. Usia :
4. Usia Kehamilan :
5. Jumlah Kunjungan ANC :
a. Trimester I :
b. Trimester II :
c. Trimester III :
6. Tempat Pemeriksaan ANC :
7. Paritas :
8. Pendidikan :
9. Pekerjaan :
10. Kadar Hb :
a. Sebelum :
b. Sesudah :

Petunjuk : Berilah tanda centang pada kolom yang sesuai dengan jawaban
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ibu pernah lupa mengkonsumsi
tablet zat besi selama kehamilan ibu?
2. Selama 2 minggu terakhir ini, apakah ibu
pernah sengaja tidak mengkonsumsi
tablet zat besi?
3. Pernahkah ibu mengurangi atau berhenti
minum tablet zat besi tanpa memberitahu
orang terdekat dan bidan atau dokter ibu,
karena ibu merasa keluhan ibu bertambah
saat meminum tablet tersebut?
4. Ketika berpergian, apakah ibu pernah
lupa membawa tablet zat besi?
5. Apakah kemarin ibu minum tablet zat
besi?
6. Ketika anda merasa lebih enak dan
nyaman dalam kehamilan ibu, apakah ibu
berhenti minum tablet zat besi?
7. Apakah ibu merasa terganggu dalam
mengkonsumsi tablet zat besi?
8. Apakah ibu mengalami kesulitas saat
minum tablet zat besi?
a. Tidak pernah/jarang
b. Sesekali
c. Kadang – kadang
d. Biasanya
e. Selalu
BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama : Nurhayati
NPM : 2226040211. P
Jurusan : Sarjana Kebidanan
Pembimbing I : Dr. Yandrizal, SKM., M.Kes
Judul Skripsi : Kepatuhan Ibu dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi
Terhadap Kejadian Anemia di Wilayah Puskesmas Beringin
Raya Tahun 2023
No Hari / Materi Keterangan Paraf
Tanggal (BAB)
1 Senin/
12 Juni
2023

2. Selasa/
20 Juni
2023

3 Jum’at/
30 Juni
2023

4 Senin /
03 Juli
2023

Bengkulu, Juli 2023

Pembimbing I

Dr. Yandrizal, SKM., M.Kes


BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama : Nurhayati
NPM : 2226040211. P
Jurusan : Sarjana Kebidanan
Pembimbing II : Nuril Absari, S.SiT., M.Kes
Judul Skripsi : Kepatuhan Ibu dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi
Terhadap Kejadian Anemia di Wilayah Puskesmas Beringin
Raya Tahun 2023
No Hari / Materi Keterangan Paraf
Tanggal (BAB)
1 Kamis/
20 Juli
2023

2. Kamis/
27 Juli
2023

3 Senin/
31 Juli
2023

4 Sabtu/ 05
Agustus
2023

Bengkulu, Agustus 2023

Pembimbing II

Nuril Absari, S.SiT., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai